Anda di halaman 1dari 22

4.

Pengaman

Tujuan Bab
Setelah menyelesaikan bab ini, Anda diharapkan mampu:
 Menentukan IP gawai atau peralatan sesuai dengan lokasi pemasangan;
 Menghitung tahanan pembumian dan besaran yang berkaitan dengannya;
 Membandingkan berbagai jaringan kaitannya dengan pengaman;
 Membedakan sekering berdasarkan arus kerja dan penggunaannya;
 Meramalkan dengan cepat besarnya arus pemutusan sekering dan arus hubung pendek
puncak pada instalasi dengan menggunakan grafik;
 Menerangkan fungsi dwilogan sebagai pengaman beban lebih;
 Menentukan pilihan terhadap MCB dan ELCB yang tepat sesuai dengan kebutuhan.

Pendahuluan
Tujuan tindakan pengaman pada instalasi listrik adalah untuk mellindungi manusia atau peralatan
yang tersambung pada instalasi itu jika terjadi arus gangguan akibat dari keadaan yang tidak normal.
Untuk itu, diperlukan gawai pengaman seperti sekering, MCB (miniature circuit breaker), relay
beban lebih (RBL), ELCB (earth leakage circuit breaker), dan lain sebagainnya.

Di samping peralatan harus diamankan dari arus gangguan, juga harus diamankan dari benda lain,
atau air yang mungkin dapat menyebabkan gangguan pada peralatan itu. Untuk itu pemakaian
peralatan juga harus disesuaikan dengan lingkuan kerja. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan
adalah Indeks Perlindungan (Index of Proctection,IP) peralatan.

Pembumian peralatan juga perlu diadakan pada suatu instalasi listrik. Karena dengan pembumian,
jika ada arus bocor pada peralatan maka akan tersalur ke bumi.

Derajat perlindungan
Menurut publikasi IEC 529, derajat perlindungan suatu perlatan diberi batasan dengan kode
IP disertai 2 gana angka. Gana pertama menunjukan perlindungan terhadap sentuhan dari
benda padat. Sedangkan gana ke-2 menunjukan perlindungan terhadap benda cair.
Maksud angka gana pertama
Contoh;
1. Sebuah motor listrik mempunyai IP 33, artinys motor itu mempunyai perlindungan
terhadap benda padat yang bergaris tengah maksimum 2,5 mm dan terhadap
semprotan air yang halus.
2. Penggilingan pada pabrik tepung memerlukan sebuah motor untuk penggerak.
Berapa IP motor yang diperkukan? Motor pada penggilingan tepung perlu derajat
pengaman terhadap debu di sekeliling. Pada tempat itu tidak perlu perlindungan
terhadap air. Maka IP yang diperlukan adalah 50.

IP yang lazim diterapkan pada perlatan di pasaran adalah:


IP 00
IP 10, IP 11, IP 12
IP 20, IP 21, IP 22, IP 23
IP 30, IP 31, IP 32, IP 33, IP 34
IP 40, IP 41, IP 42, IP 43, IP 44
IP 50 - - IP 53, IP 54, IP 55, IP 56
IP 60 - - - IP 65, IP 66, IP 67
Untuk menunjukan kekhususan penginstalasian ditambahkan huruf B pada gana ke-3.
Misalnya IP 44B. Maksud huruf B pada gana ke-3 adalah peralatan pensaklaran dan
peralatan distribusi yang tingkat perlindungannya hanya dapat dicapai dengan pengerjaan
khusus pada waktu menginstalasi, misalnya landasan perludilak.
Tidak menutup kemungkinan negara tertentu mempunyai ketentuan tersendiri mengenai
derajat perlindungan peralatan listrik. Kanada (EEMAC-Electrical and Electronic
Manufacturers Association of Canada) dan USA (NEMA-National Electrical Manufacturers
Association) mempunyai kode seperti ditunjukan pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Derajat perlindungan menurut EEMAC dan NEMA

Disamping menggunakan angka seperti telah dijelaskan diatas, ada cara lain untuk
menyatakan perlindungan suatu gawai atau peralatan dengan simbol atau tulisan.

Contoh:
Gambar 4.1 beberapa simbol perlindungan
Pembumian
Menurut PUIL 87 Ps 108 P 9 pembumian penghubungan suatu titik rangkaian listrik atau
suatu penghantar yang bukan bagian rangkaian dengan bumi menurut cara tertentu.
Pengaman pembumian dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:

 Membumikan titik netral dengan netral sistem sumber listrik (pembangkit atau
transformator):
 Membumikan bagian konduktif terbuka (BKT) peralatan dengan BKT instalasi listrik.
Tujuan pembumian adalah agar jika terjadi kegagalan isolasi maka tegangan sentuh yang
tinggi dapat dicegah dan pengaman segera bekerja.
Terdapat beberapa sistem pembumian yang penandaannya menggunakan 3 atau 4 huruf
yaitu:
Huruf ke- 1 menandakan keadaan pembumian langsung pada suatu titik
T - pembumian langsung pada suatu titik
L - semua bagian aktif diisolasi dari bumi atau menghubungkan suatu penghantar
dengan bumi melalui sebuah impedansi
Huruf ke-2 menandakan keadaan pembumian kerangka peralatan
T - kerangka dibumikan langsung dan tidak mempertimbangkan apakah sumber
dibumikan atau tidak
N - kerangka dibumikan langsung dengan pembumian sistem. Pada jaringan arus
bolak balik titik pembumian adalah titik netral
Huruf ke-3 atau 4 tentang penataan penghantar netral dan penghantar Protective Earth
(PE).
S - Penghantar netral dan PE terpisah
C - Sebuah penghantar (PEN) berfungsi sebagai netral sekaligus PE.
Meskipun secara teori dapat diperoleh banyak penggabungan dari berbagai huruf di atas
namun pada kenyataannya hanya ada 3 jenis pembumian, yaitu:
1. Jaringan TN yang dapat dibedakan menjadi:
a. Jaringan TN - S (gambar 4.2)
b. Jaringan TN - C (gambar 4.3)
c. Jaringan TN - C - S (gambar 4.4)
2. Jaringan TT (gambar 4.5)
3. Jaringan IT (gambar 4.6)

Gambar 4.2 Jaringan TN - S

Pada jaringan TN - S, penghantar N dan PE dipisahkan mulai dari sumber. Pada


jaringan TN-S yang menggunakan kabel tanah dengan selubung logam, umumnya
timah hitam, dapat memanfaatkan selubung tersebut untuk PE. Netral sumber
dihubungkan langsung dengan selubung logam itu, demikian juga dengan ujung
netral pemakai. Jika terjadu arus bocor dari peralatan yang mengalir ke bumi, maka
akan melalui selubung itu dan hal ini sangat dipengaruhi oleh keadaan tanah
sepanjang jalur kabel tersebut.
Cara pembumian seperti itu, terakhir diterapkan di Inggris pada tahun 1960.

Gambar 4.3 Jaringan TN - C


Pada sistem TN-C penghantar N dan PE digabungkan bukan hanya pada jaringannya
saja tetapi juga pada instalasi peralatan. Sistem ini tidak lazim digunakan dan jika
digunakan perlu pertiimbangan yang masak dari perencana.

Gambar 4.4 Jaringan TN – C – S

Jaringan TN - C - S merupakan gabungan antara TN-C dab TN-S. Penghantar N dan PE


menjadi salah satu pada suatu bagian jaringan dan dipisahkan pada bagian jaringan
yang lain. Sistem ini juga disebut sebagai Protective Multi Earthing (PME), karena
ternyata pada sitem ini, PE ditunjang banyaknya pentanahan netral sepanjang kabel.

Pada jaringan TT, sebuah titik dikebumikan langsung, sedangkan rangka masing-
masing peralatan pembumiannya terpisah dari pembumian utama (pada sumber).

Gambar 4.5 Jaringan TT


Gambar 4.6 Jaringan IT

Untuk keperluan sistem pembumian diperlukan penghantar pembumian yang


menyambungkan ujung PE instalasi dengan elektroda yang ditanam di dalam tanah.
Elektroda harus terbuat dari bahan yang tidak terkikis secara kimiawi. Jaringan pipa
air minum yang terbuat dari logam, konstruksi baja dalam tanah, atau besi tulang
beton dapat juga digunakan sebagai elektroda. Penyambungan penghantar
pembumian dengan elektroda harus diusahakan terhindar dari terjadinya kerusakan
mekanik jika terlewati arus listrik dan dapat diperiksa tahanan pembumiannya setiap
saat.

Elektroda dapat berupa batang, lempengan, dan pita seperti ditunjukkan pada
gambar 4.7

Gambar 4.7 Macam bentuk elektroda perbumian


Nilai daya tahan jenis tanah dapat dilihat pada tabel 4.2. Tahanan sistem pembumian
pada beberapa bakuan adalah 5 ohm. Besarnya tahanan pembumian dipengaruhi
oleh daya tahan jenis tanah dan ukuran, serta sususan elektroda, seperti pada tabel
4.3.
Untuk menghitung tahanan pembumian elektroda yang lain, dapat berpedoman
pada harga untuk daya tanah jenis tanah liat dan dikalikan dengan faktor Q/Q1 atau
Q/100.

Contoh 4.1
Elektroda pipa sepanjang 3 meter ditanam pada tanah rawa.

Hitung:
a. Tahanan pembumiannya
b. Batang elektroda yang diperlukan agar tahanan pembumian tidak melebihi 5
ohm.
Jawab
a. Tahanan pembumian = 30 /100 x 30 ohm (Rpembumian tanah liat sedalam 3 m) = 9
Ohm
30 = tahanan jenis tanah rawa
100= tahanan jenis tanah liat
30 = tahanan pembumian sedalam 3 m pada tanah liat
b. Jika 2 batang disejajarkan 9 (diparalel), tahanan pembumiannya adalah 4,5 Ohm

Sekring
Sekring adalah pengaman lebur yang fungsinya untuk mengamankan instalasi dari gangguan
arus hubung-singkat. Jika suatu sekring dilewati arus diatas arus kerjanya, maka pada waktu
tertentu sekring tersebut akan lebur (putus). Besarnya arus yang dapat meleburkan suatu
sekring dalam waktu 4 jam dibagi arus kerja disebut faktor peleburan. Besarnya faktor
peleburan berkisar 1 hingga 1,5.
Berdasarkan daerah pemakaiannya, sekring dibedakan menjadi 3 yaitu D (Diazed), DO
(Neozed) dan HRC (High Rupturing Capacity) juga disebut NH (Niede Hochlestuup). Sekring
Diazed dan Neozed adalah jenis ulir, sedangkan HRC adalah jenis plug-in.

Sekring jenis ulir


Dalam penggunaanya, sekring diazed dipasang bersama-sama dengan pesusun lainnya
sehingga menjadi satu kesatuan seperti tampak pada gambar 4.8. Bagian dasar dan atas
sekring berfungsi penyalur arus, karena itu terbuat dari logam. Ukuran adaptor juga
disesuakian dengan arus kerja sekring, sehingga sekring yang mempunyai arus kerja lebih
tinggi bagian dasarnya, tidak dapat masuk pada adpator yang semesetinya untuk sekring
yang lebih kecil. Dasar rumah sekring dapat dipasang langsung dengan sekrup, atau
dipasang pada rel.

Gambar 4.8 Kontruksi sekring diazed


Untuk mengetahui arus kerja sekring Diazed maupun Neozed dapat dilihat pada warna
penandaannya, baik pada sekring maupun adaptornya.
Sekring Neozed, kontruksinya sama dengan sekring Diazed seperti ditunjukkan pada gambar
4.9 N- Minized adalah gabungan antara sekring Neozed dengan elemen saklar. Gawai ini
dapat mengamankan arus hubung-singkat, sekaligus beban lebih pada kabel atau jaringan
(termasuk instalasi).
Gambar 4.9 Kontruksi sekring Neozed

Penggolongan sekring Diazed dan Neozed berdasarkan faktor peleburan dan


penggunaannya adalah:
a. Kelas g (faktor peleburan kecil) contoh:
gL - untuk jaringan
gM – untuk daerah pertambangan
b. Kelas a (faktor peleburan besar) contoh:
aS – untuk saklar
aR – untuk penyearah
Catatan: L = line, M = mining, S = switch, R = rectifier
Sedangkan penggolongan menurut IEC:
a. Kelas gI – untuk perlindungan arus kerja kurang dari 100 A.
b. Kelas gII – untuk perlindungan arus kerja 100 A atau lebih.
Sekring HRC (NH)
Pemasangan dan pelepasan sekring ini harus dilakukan oleh orang yang terampil karena
harus menggunakan alat bantu. Penampang sekring HRC dapat dilihat pada gambar 4.10.

Ukuran sekring HRC berdasarkan arus kerjanya dapat dilihat pada tabel 4.5
Tabel 4.5 Ukuran Sekring HRC

Catatan :
“base” yaitu tempat memasangkan sekring ditentukan menurut arus kerja sekring terbesar.
Contoh: untuk sekring ukuran 3, kemampuan basenya 630 A
Ciri Sekring
Untuk beban lebih yang besar, yaitu 4 hingga 8 kali arus kerjanya maka sering dapat
berfungsi sebagai pengaman beban lebih. Sedangkan untuk arus hubung-singkat yang lebih
besar dari harga itu, maka reaksi pengaman seperti ditunjukkan dalam gambar 4.11
Gambar 4.11 Daerah kerja sekring gL
Arus hubung-singkakt ada 2 macam, yaitu arus hubung-singkat nirsetangkup (mempunyai
komponen dc) dan arus hubung-singkat setangkup.
Karena arus hubung-singkat lebih besar dari arus beban lebih yang disebutkan di atas, maka
akan menyebabkan kerusakan peralatan atau gawai lainnya, karena itu arus yang besar
tersebut dipotong pada harga tertentu oleh sekring seperti ditunjukkan pada gambar 4.12.

Gambar 4.12 Pembatasan arus hubung-singkat dengan sekring


Kemampuan sekring mengamankan arus hubung-singkat hingga sekring rusak disebut
Breaking Capacity. Pada kasus beban lebih, putusnya sekring disebabkan oleh terjadinya
panas berlebihan disatu titik pada elemen lebur pada semua bagian elemen lebur.
Contoh 4.2
Sekring 160 A mengamankan arus hubung-singkat (Ip) 20 kA. Komponen dc dianggap 50%.

Hitunglah:

a. Arus puncak hubung-singkat yang dibatasi oleh sekring.


b. Arus hubung-singkat maksimum jika tidak menggunakan sekring.
Jawab:
Menggunakan sekring HRC :
Pemotongan arus adalah sebesar 14,5 kA didapati dari potongan garis menegak melalui Ip =
20 kA dan garis ciri sekring 160 A.

Lihat titik B pada gambar 4.13

Tanpa sekring:

Arus hubung-singkat nirsetangkup maksimum 50 KA didapati dari garis menegak melalui Ip = 20 KA


dan lung arus hubung-singkat nisetangkup. Lihat titik A pada gambar 4.13.

Gambar 4.13 Ciri arus hubung-singkat penggal

Sifat dari sekring digambarkan dengan ciri waktu (t) sebagai fungsi arus hubung-singkat (Ip). Waktu
itu adalah waktu yang diperlukan hingga pengaman lebur mulai meleleh sejak hubung singkat terjadi
(pre arcing time). Ciri sekring D, DO, dan NH masing-masing ditunjukkan pada gambar 4.14, 4.15, dan
4.16. Ciri itu digambarkan dari percobaan pada suhu 20 derajat dan tanpa dibebani terlebih dahulu.
Gambar 4.16 Ciri t = f (Ip) sekring HRC kelas gL ukuran 00 tegangan kerja 500 V ac
Rale beban lebih (RBL)
Fungsi RBL adalah memutuskan rangkaian jika terjadi arus beban lebih. Arus beban lebih
akan menyebabkan panas pada penghantar dan dapat merusak bahan isolasi. Untuk itu,
perlu diamankan sebelum terjadi kerusakan pada peralatan.
RBL menggunakan dwilogam sebagai pesusun utamanya yang digabungkan dengan pesusun
pemutus.
Dwilogam adalah pesusun yang terdiri dari atas dua logam yang muai panjangnya berbeda,
sehingga jika terkena panas akan melengkung ke arah logam yang mempunyai muai panjang
lebih kecil.
Pemanasan dwilogam pada RBL ada dua cara, yaitu langsung dan tidak langsung. Pada
pemanasan langsung, arus beban mengalir melalui dwilogam, sedangkan pada pemanasan
tidak langsung arus beban dialirkan melalui kawat pemanas yang dililitkan disekitar
dwilogam. Untuk arus beban yang lebih besar lagi digunakan trafo arus untuk memberikan
masukan arus pada RBL.
RBL 1 fasa yang digunakan bersama dengan RBL lainnya untuk mengamankan beban 3 fasa,
tuasnya harus disatukan, agar jika terjadi arus lebih atau gangguan dapat memutuskan
rangkaian berama. Jika beban yang mestinya mendapat masukan 3 fasa, namun ternyata
hanya mendapat 2 fasa, maka beban akan rusak (khusunya motor 3 fasa).
Kemampuan pengaman ini menahan arus hubung-singkat adalah:
i. Pemanasan dwilogam secara langsung adalah 16xIn.
ii. Pemanasan dwilogam secara tidak langsung adalah 30xIn.
iii. Masukan dengan trafo arus adalah 50xIn.

Besarnya In (arus nominal) pengaman dapat disetel.

Gambar 4.17 Ciri RBL


Salah satu susunan mekanik pemutusan adalah dengan menggunakan batang geser ganda
seperti tampak pada gambar 4.18. jika terjadi beban lebih pada ke-3 fasanya, maka ke-3
dwilogam akan melengkung bersama-sama dan mendorong pesusun mekanik saklar pemutus.
Demikian pula kalau terjadi arus gangguan yang hanya terjadi pada salah satu fasanya, maka
hanya 1 dwilogam yang mendorong pesusun mekanik saklar pemutus. Perhatikan arah panah
pada gambar.

Untuk membuat dwilogam melengkung, diperlukan waktu yang cukup. Untuk itu, RBL tidak layak
jika digunakan untuk mengamankan hubung-singkat.

RBL yang digunakan untuk mengamankan penghantar hendaknya memenuhi ketentuan sebagai
berikut:

1. Arus nominal (In) RBL tidak lebih besar dari arus maksimum yang mampi disalurkan
penghantar (Ikp) dan menunjukan sebagai batas teratas arus kerja (Ik). Ik < In < Ikp

2. Arus pengujian tertinggi (I1) tidak lebih tinffi dari 1,45 arus maksimum penghantar (Ikp). I1 <
1,45 Ikp

MCB dan ELCB


Guna MCB adalah untuk pengaman terhdap beban lebih atau arus hubung-singkat. Jika
terjadi arus beban lebih atau hubung-singkat MCB akan bekerja memutuskan rangkaian dari
sumber.
Guna ELCB, disamping mengamankan rangkaian dari hubung-singkat, juga untuk
mengamankan arus bocor ke bumi. Jika ada arus bocor ke bumi maka ELCB akan bekerja
memutuskan rangkaian dari sumber.

Miniature Circuit Breaker


Pada MCB pesusun untuk mengamankan beban lebih adalah dwilogam sedangkan untuk
mengamankan arus hubung-singkat adalah elektro magnet.
MCB diuat dengan kutub tunggal untuk pengaman 1 fasa dan kutub banyak untuk
pengaman 3 fasa. Jika 3 MCB 1 fasa digunakan untuk mengamankan beban 3 fasa, maka
tuasnya harus disatukan (dikopel) seperti pada rele beban lebih termal.
MCB jenis ac/dc dapat digunakan pada tegangan 220 V untuk MCB kutub tunggal dan 440 V
untuk MCB kutub ganda.

Gambar 4.19 MCB jenis N. MCB 1 kutub (a), MCB 2 kutub (b), MCB 3 kutub (c), dan MCB 4
kutub (d)
a. MCB 1 kutub
b. MCB 2 kutub
c. MCB 3 kutub
d. MCB 3 kutub dilengkapi pemutusan untuk netural
Berdasarkan penggunaan dan daerah kerjanya, MCB dapat digolongkan menjadi 5 jenis
ciri yaitu:
a) Ciri Z (rating dan breaking capacity kecil)
Digunakan untuk pengaman rangkaian semikonduktor dan trafo-trafo tegangan
yang peka.
b) Ciri K (rating dan breaking capacity kecil)
Digunakan untuk pengamanan alat-alat rumah tangga (home-appliance).
c) Ciri G (rating besar) untuk pengaman motor.
d) Ciri L (rating besar) untuk pengaman kabel atau jaringan.
e) Ciri H untuk pengaman instalasi penerangan bangunan.
Gambar 4.20 Macam-macam ciri MCB
Earth leakage circuit breaker
Guna ELCB adalah untuk memustuskan rangkaian dari sumber jika terjadi arus bocor ke
bumi atau arus bocor karena adanya tegangan sentuh.
Pesusun utama ELCB adalah sebuah mekanik pemutus, sebuah penghantar fasa, inti trafo
arus seimbang, dan penghantar netral.
Jika tidak ada arus gangguan pada rangkaian maka arus seimbang sehingga tidak ada
pengaruh kemagnetan pada trafo arus. Tidak ada tegangan yang diimbas pada belitan
sekunder trafo arus.
Jika terjadi arus gangguan pada beban karena kerusakan isolasi sehingga mengalir arus ke
bumi, maka keseimbangan pada trafo arus terganggu dan menghasilkan medan magnet
yang mengimbaskan suatu tegangan pada belitan sekunder trafo arus yang menyebabkan
rangkaian diputuskan oleh sistem pemutusnya.
Sebuah ELCB dapat diuji cara kerjanya dengan menggunakan saklar tekan pengujian.
Perhatikan gambar 4.21.
Rangkuman
Derajat perlindungan untuk gawai maupun peralatan perlu disesuiakan dengan lokasi
pemakaiannya. Indek perlindungan menunjukan derajat perlindungan perlatan terhadap
benda padat dan cair (air).
Pembumian sistem mempunyai peran yang penting bagi kerja beberapa peralatan
pengaman dan kemanan manusia. Tahanan pembumian dipengaruhi oleh panjang elektroda
dan keadaan tanah. Tahanan pembumian maksimum adlah 5 Ohm.
Pengaman lebur mempunyai kelemahan, yaitu setelah bekerja tidak dapat digunakan lagi.
Jika pengaman itu digunakan untuk mengamankan beban 3 fasa tanpa disertai pengaman
lainnya, maka akan membahayakan peralatan. Peralatan itu misalnya mototr 3 fasa.
Berdasarkan daerah pemakaiannya, pengaman lebur dapat digolongkan menjadi D (diazed),
DO (neozed) termasuk N-Minize, dan HRC (High Rupturing Capasity) atau NH (Niade
Hochlestuup).
RBL bekerja berdasarkan panas pada dwilogam yang disebebkan arus beban lebih. MCB
bekerja berdasarkan panas apda dwilogam untuk mengamankan arus beban lebih dan
berdasarkan panas pada dwilogam untuk mengamankan arus beban lebih dan berdasarkan
elektromagnit untuk mengamankan arus hubung-singkat. ELCB bekerja berdasarkan
keseimbangan arus beban antara fasa dengan netral.
Takarir
Arus bocor: arus yang dalam keadaan tidak ada gangguan mengalir ke bumi atau ke bagian
yang menghantar lainnya pada rangkaian atau ke permukaan isolasi
Arus hubung-singkat: arus lebih pada suatu rangkaian yang disebabkan oleh gangguan
akibat impendansi mendekati nol.
Arus nominal: arus yang mendasari pembuatan gawai atau peralatan.
Arus kerja: nilai arus yang pada atau di atas nilai itu sebuah pelepas pada gawai bekerja.
Faktor peleburan: arus yang menyebabkan peleburan dibagi dengan arus kerja
Trafo arus: trafo yang gunanya untuk menurunkan arus yang dijadikan masukan bagi peukur
atau gawai pengaman.
Sekring: pengaman lebur.

Tinjauan ulang
1. Tentukan IP panel yang ada disekeliling Anda.
2. Bukalah panel tersebut, berapa IP-nya sekarang?
3. Apa guna memperhatikan IP peralatan yang akan dipasang?
4. Anda memasang motor listrik untuk pompa air di luar bangunan. Apa yang harus
anda pertimbangkan?
5. Di tempat manakah diperlukan motor IP 56?
6. Tunjukan simbol tentang derajat perlindungan (Selaian yang ada pada bab ini)
7. Menurut anda apa kelemahan jaringan IT?
8. Jelaskan manfaat sistem pentanahan pada jaringan!
9. Anda mencatu ruang komputer dengan generating-set 3 fasa 4 kawat. Bagaimana
tindakan anda agar tidak terjadi tegangan sentuh pada BKT komputer yang ada?
10. Ada 3 sambungan penghantar pembumian dengan elektroda , yaitu disolder, dilas,
dan diklem. Manakah yang paling tepat diantara ketiganya? Jelaskan alasan anda!
11. Pinjamlah sekring HRC atau NH dari laboratorium dijurusan anda .
 Berapakah arus kerja sekring tersebut?
 Jika sekring itu dilalui arus 2x Innya. Berapa lamakah sekring itu akan putus?
12. Menurut anda bagaimana kalau sekring dipasangkan pada penghantar netral?
13. Faktor peleburan sekring A adalah 1,1 dan sekring B adalah 1,25. Menurut pendapat
anda manakah diantaranya yang lebih baik?
14. Bagaimana anda membedakan sekring D untuk rating 2 A, 4 A, dan 10 A?
15. Carilah informasi tentang simbol pada sekring!
16. Jelaskan cara kkerja mekanik RBL yang anda ketahui!
17. Carilah keterangan untuk memanfaatkan RBL 3 kutub untuk beban 1 fasa?
18. Apa perbedaan antara ciri H dan G pada MCB?
19. Pada sistem 1 fasa, MCB disambungkan pada hantaran apa?
20. Pada instalasi apa saja sebaiknya dipasang ELCB?

Soal perlatihan
1. Sistem pembumian menggunakan 1 buah elektroda batang dan mempunyai tahanan
pembumian 6. Bagaimana upaya anda agar tahanan pembumian lebih kecil dari 5
Ohm?
2. Pita sepanjang 25 meter digunakan untuk elektroda pada sistem pembumian rumah
tinggal. Jenis tanah adalah tanah liat. Berapakah tahanan sistem pembumian itu?
3. Direncanakan sebuah sistem pembumian menggunakan elektroda pita sepanjang 50
meter. Jenis tanah adalah kerikil basah. Berapakah tahanan sistem tersebut?
4. Berapakah panjang elektroda yang harus disiapkan agar tahanan elektroda pada soal
nomor 2 menjadi 5 Ohm?
5. Sebuah instalasi menggunakan sekring In = 4 A. Terjadi arus hubung-singkat 5 kA
tanpa komponen dc.
Berapa arus penggalnya?
Berapakah pula arus hubung-singkat puncak jika tanpa sekring?

Daftar Pustaka
Breer, Haars, Hammerli, Marbe & Vercelli, 1985, Contactor Selection Made Easy, Specher +
Schuch Ltd. Arau.
Hughes, GJ, 1986, Electricity & Buildins, Peter Peregrinus Ltd., London.
Panitia Revisi PUIL, 1987, Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonseia 1987, LIPI, Jakarta.
Scheimecher, translated by: Croyston, Les J, 1984, Low-Voltage Handbook, Siemens
Aktiengesellschaft, Erlangen.
Seip, Gunter.G, Electrical Installation Hand Book part 2, Siemens Aktiengesell Schaff, John
Wiley & Sons, Erlangen

Anda mungkin juga menyukai