Anda di halaman 1dari 8

MANFAAT SERBUK KUNYIT SEBAGAI HERBAL MEDICINE KEPADA

MASYARAKAT KAMPUNG PASIRPEUTEUY DESA TAJUNGKARANG

(BENEFITS OF TURMERIC POWDER AS HERBAL MEDICINE TO THE PEOPLE OF


PASIRPEUTEUY VILLAGE, TANJUNGKARANG VILAGE)

ABSTRAK

PENDAHULUAN
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan suatu bentuk realisasi pengabdian kepada
masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa setelah mendapatkan pengetahuan dan ilmu
Ketika belajara kademik, keterampilan, dan lainnya di bangku kuliah Melalui kegiatan ini
mahasiswa diharapkan dapat memberikan sekaligus mengimplementasikan berbagai hai,
antara lain: pengalaman, ilmu pengetahuan, ilmu kesehatan, , dan nilai nilai yang baik agar
berkontribusi dalam proses menyelesaikan beberapa permasalahan Kesehatan di masyarakat
serta ikut berusaha dalam bagaimana upaya peningkatan potensi sumber daya alam yang
tersedia agar bisa di manfaatkan untuk pengobatan dan perwujudan kesejahteraan Kesehatan
di masyarakat semakin meningkat.
Secara umum, memang masih terdapat permasalahan Kesehatan dan kurang nya pengetahuan
terhadap pemanfaatan sumber daya alam khususnya tumbuhan untuk dijadikan obat herbal ,
masalah tersebut kerap muncul ditengah masyarakat yang memerlukan penyelesaian secara
berkesinambungan melalui kerjasama antara masyarakat. Dan tidak dipungkiri di pedesaan
khususnya Desa Tanjungkarang Kecamatan Cigalontang masih terdapat sejumlah
permasalahan yang dipandang harus diselesaikan misalnya dalam bidang pendidikan, bidang
ekonomi, bidang kesehatan dan bidang keagamaan maupun lingkungan. Mengingat dimasa
pandemi COVID-19 ini serta bertambahnya perpanjangan keputusan pemerintah terkait
PPKM (Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) yang menyebabkan semua bidang
mempunyai masalah tersendiri karena masyarakat kurangnya pembekalan dan pengetahuan
tentang kesiapan dalam menghadapi masalah pandemi COVID-19.
Tema Kuliah Kerja Nyata tahun 2022 yang diberikan oleh kumpus Universitas Bakti Tunas
Husada ialah "Pemberdayaan Bahan Alam Sebagai Potensi Untuk Meningkatkan Kesehatan
dan Kewirausahaan Masyarakat di era Pandemi”. Sejalan dengan tema Kuliah Kerja
Mahasiswa yang diberikan oleh Kampus, maka Kelompok Kuliah Kerja Mahasiswa
Kelompok-9 mengambil Pemanfaatan potensi bahan alam Desa tanjungkarang Dalam
Pengelolaan rimpang kunyit untuk menjaga Kesehatan dan untuk memajukan kewiirausahaan
masyarakat diambilnya tema ini selaras dengan potensi tumbuhan herbal yang terdapat di
desa tanjungkarang yang menjadi bahan penelitian kami dalam melaksanakan Kuliah Kerja
Nyata yaitu Desa Tanjungkarang Di mana setelah kami melakukan Observasi, Desa
Tanjungkarang ini memiliki potensi bahan alam khususnya tanaman kunyit yang sangat
melimpah. Tumbuhan kunyit yang sangat melimpah ini dapat dijadikan peningkat Kesehatan
masyarakat ataupun untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dengan dibuat nya Produk
Industri Rumah Tangga dengan mengolah rimpangkunyit menjadi sediaan herbal alami.
Obat bahan alam atau (herbal) didefinisikan sebagai obat yang mengandung bahan aktif
berasal dari tanaman dan atau sediaan obat dari tanaman. Tanaman obat atau sediaannya
secara keseluruhan dipandang sebagai bahan aktif. Sediaan tanaman obat adalah bahan
tanaman yang sudah dihaluskan atau berbentuk serbuk, ekstrak, tinktura, minyak lemak atau
minyak atsiri. Hasil perasan yang dibuat dari tanaman obat, dimana pembuatannya
melibatkan proses fraksinasi, pemurnian, dan pemekatan. Salah satu sebab fitofarmaka
digunakan secara luas di Jerman adalah karena keberadaan kurikulum fitoterapi dalam
pendidikan kurikulum pendidikan dokter dan farmasi. Menurut pandangan kedokteran,
fitoterapi tidak dipandang dari kedokteran alternatif, tetapi sebagai bagian dari kedokteran
tradisional (konvensional) (Sudradjat, 2016).
Penggunaan obat tradisional di Indonesia sudah berlangsung sejak ribuan tahun yang lalu,
sebelum obat modern ditemukan dan dipasarkan. Penggunaan obat tradisional akhir-akhir ini
semakin meningkat sejalan dengan program pemerintah untuk mengembangkan obat alam
Indonesia. Definisi obat tradisional ialah bahan atau ramuan bahan yang berasal dari
tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut, yang
secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Potensi
perkembangan industri farmasi dengan memanfaatkan tumbuhan obat tradisional sangat
tinggi di Indonesia. Hal ini terjadi salah satunya karena perubahan pola hidup manusia untuk
mulai mengkonsumsi obat-obatan dari bahan alami dan mengurangi konsumsi obat-obatan
kimiawi, sesuai dengan konsep kembali ke alam (back to nature). Penyebab lain adalah
mahalnya obat-obatan kimiawi modern sehingga pilihan alternatif obat herbal dengan bahan
alami menjadi pilihan (Hardiyanto Soegiantoro et al., 2021).
Kunyit (Curcuma domestica) salah satu tumbuhan yang telah digunakan sejak zaman
dahulu sebagai obat tradisional. Penggunaan kunyit sebagai obat tradisional ini dikarenakan
mempunyai efek samping yang sedikit (Ulfah, M. U., 2020).
Kunyit termasuk ke dalam famili zingiberaceae merupakan tanaman obat dan bumbu
masakan yang banyak digunakan oleh masyarakat di Indonesia dan India. Kunyit
dimanfaatkan dalam berbagai bidang seperti kesehatan, kuliner, dan kosmetik. Kunyit
termasuk salah satu tanaman rempah dan obat, habitat asli tanaman ini meliputi wilayah Asia
khususnya Asia Tenggara. dan telah dikembangkan secara luas di Asia Selatan, Cina Selatan,
Taiwan, Filipina dan tumbuh dengan baik di Indonesia (Kusbiantoro., 2018)
Kunyit merupakan tanaman tahunan yang tumbuhnya merumpun. Tanaman kunyit terdiri
dari akar, rimpang, batang semu, pelepah daun, daun, tangkai bunga dan kuntum bunga.
Tanaman kunyit tumbuh bercabang dengan tinggi 40-100 cm (Kusbiantoro., 2018). Rimpang
kunyit tumbuh dari umbi utama dengan bentuknya yang bervariasi antara bulat panjang,
pendek dan tebal lurus ataupun melengkung. Batang kunyit relatif pendek dan membentuk
tanaman semu dari pelepah daun yang saling menutupi (Azis, A., 2019). Daun memanjang
hingga 10-40 cm, lebar 8-12,5 cm dan pertulangan menyirip dengan warna hijau pucat.
Bunga muncul dari batang semu dengan panjang sekitar 10 - 15 cm. Warna bunga putih atau
putih bergaris hijau dan terkadang ujung bunga berwarna merah jambu. Bagian utama dari
tanaman adalah rimpangnya yang berada di dalam tanah. Rimpang biasanya tumbuh menjalar
dan rimpang induk biasanya berbentuk elips (Kusbiantoro., 2018).
Rimpang kunyit mempunyai bau khas aromatik, rasa agak pahit, agak pedas, lama
kelamaan menimbulkan rasa tebal. Kepingan rimpangnya ringan, rapuh, berwarna kuning
jingga, kuning jingga kemerahan sampai kuning jingga kecoklatan (Kusbiantoro., 2018).
Kandungan zat kimia yang ada dalam rimpang kunyit adalah minyak atsiri, pati, serat dan
abu. Kandungan kimia rimpang kunyit yang berasal dari dataran rendah mempunyai
kandungan kimia yang lebih tinggi dibandingkan dengan rimpang kunyit yang berasal dari
dataran tinggi. Komponen utama dalam rimpang kunyit adalah kurkuminoid dan minyak
atsiri. Menurut penelitian yang telah dilakukan rimpang kunyit mempunyai potensi dalam
aktifitas farmakologi yaitu sebagai anti inflamasi, anti imunodefisiensi, anti virus, anti
bakteri, anti jamur, anti oksidan, antikarsinogenik, dan (Azis, A., 2019).
Kandungan antioksidan kunyit sangat tinggi, sehingga kunyit dipercaya mampu menurunkan
kolesterol, mencegah serangan jantung mendadak dan menyempitkan arteri. Kunyit juga
mengandung vitamin C dan E yang tinggi yang mampu mengahalangi oksigen berlebih
masuk ke dalam tubuh. Sehingga, kunyit dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan mecegah
masuk angin (Kaban & Sinaga, 2019).
Selain itu, rimpang kunyit mengandung banyak kandungan kimia di antaranya adalah
kurkumin, oleoresin, resin, damar, lemak, protein, gom, kalsium, fosfor dan besi. Kurkumin
bermanfaat sebagai antiinflamasi dan antioksidan yang baik untuk mencegah dan mengurangi
efek aterosklerotik pada arteri koronaria yang disebabkan oleh tingginya kadar lemak dalam
darah (Rahmah, 2019). Sifat antiinflamasi dari kurkumin berfungsi dengan menghambat
molekul yang terlibat dalam peradangan termasuk fosfolipase, lipooxigenase, COX-2,
leukotrien, tromboksan, prostaglandin, oksida nitrat, kolagenase, elastase, hyaluronidase,
MCP-1, interferon-inducible protein, faktor nekrosis tumor, dan interleukin-12 (Febriawan,
2020).

METODE
Kegiatan demonstrasi sediaan herbal dilaksanakan oleh 18 mahasiswa KKN Prodi S1
Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Bakti Tunas Husada Tasikmalaya. Dilakukan di Desa
Tanjungkarang yang bertempat di Dusun Pasir Peuteuy pada hari Senin, 20 Juni 2022 dengan
sasaran kegiatan ditujukan pada masyarakat khususnya ibu-ibu di Dusun Pasien Peuteuy.
Metode pelaksanaan kegiatan yang dilakukan berupa pemaparan materi, demonstrasi
pembuatan sediaan herbal serbuk kunyit dan tes pemahaman tentang sediaan herbal di Desa
Tanjungkarang. Informasi yang dikumpulkan dalam kegiatan ini berupa data hasil kuisioner
(pre-test dan post-test) untuk mengukur sejauh mana pemahaman peserta terhadap materi
yang diberikan guna membandingkan sebelum dan sesudah diberikan demonstrasi dan
pemaparan materi.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh 40 orang dengan kurun waktu kurang lebih 5 jam dengan
menggunakan metode penyuluhan serta demonstrasi mengenai cara pembuatan serbuk kunyit.
Pembuatan serbuk kunyit tersebut terdiri dari beberapa bahan dan beberapa tahapan yang
harus dilakukan.
Bahan-bahan tersebut terdiri dari 0,5 kg kunyit, gula pasir 1 kg dan 1,5 liter air. Adapun alat
yang perlu disiapkan yaitu parutan, wajan, susuk, saringan, blender, dan wadah. Tahapan
pertama kunyit dibersihkan, lalu parut sampai halus, kemudian peras hasil parutan kunyit
dengan ditambahkan air sedikit demi sedikit, gunakan saringan saat proses pemerasan kunyit.
Setelah semua kunyit di peras diamkan air perasan selama 2 jam sampai terdapat dua fase air
dan endapan. Bagian yang di ambil adalah bagian air, setelah itu masukan air kunyit kedalam
wajan lalu dipanaskan dengan api sedang, tambahkan gula pasir dengan perbandingan 1:2,
aduk hingga rata sampai sediaan berbentuk kristal atau serbuk.
Setelah semua tahapan tersebut selesai, selanjutnya serbuk kunyit yang telah dibuat dan
dilakukan pengemasan lalu dibagikan kepada ibu-ibu yang menghadiri kegiatan tersebut.
Dari semua bahan tadi serbuk kunyit yang diperoleh kurang lebih terdapat 80 pcs kantong
zipper dengan dosis didalamnya yaitu 2 sendok makan untuk 1 kali konsumsi. Dengan
adanya kegiatan ini diharapkan dapat membantu ibu-ibu khususnya dan masyarakat pada
umumnya untuk dapat menjaga kesehatan dan memudahkan ibu-ibu dalam mengkonsumsi
herbal medicine.

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL


Kegiatan program kerja pembuatan sediaan bahan alam di fokuskan kepada
masyarakat Dusun pasir peutey baik itu ibu ibu maupun bapak bapak yang ada di dusun pasir
peutey di Desa Tanjungkarang kec.Cigalontang Kab.Tasikmalaya.
Pada kegiatan kali ini masyarakat di dusun pasir peutey diberikan pelatihan
pembuatan serbuk kunyit. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari senin tanggal 20 Juni 2022.
Kegiatan ini di sambut baik oleh masyarakat di dusun pasir peutey dan antusias sangat tinggi
dikarenakan belum adanya pelatihan edukasi ini sebelumnya.
Dari data yang dihasilkan bahwa pelatihan pembuatan serbuk kunyit ini diikuti oleh
40 orang masyarakat dusun pasir peutey dalam kurun waktu kurang lebih 5 jam.
Bahan yang disiapkan untuk pembuatan serbuk kunyit yaitu 0,5kg kunyit dan gula putih 1kg
takaran dalam pembuatan sediaan bahan alam ini yaitu 1:2.
Setelah menjadi serbuk sediaan di masukan 2 sendok makan serbuk kunyit kedalam
plastic zipper lalu di tempel sticker dan mendapatkan 80 pcs.
Gambar 1 ( Pelaksaan Pembuatan Serbuk Kunyit )

Gambar 2 ( Pelatihan Pembuatan Serbuk Kunyit )

PEMBAHASAN

Kegiatan pengabdian masyarakat yang telah di laksanakan di Desa Tanjungkarang


Kec Cigalontang Kab. Tasikmalaya dengan sasaran dalam program ini adalah semua
masyarakat di dusun pasir peutey .
Pelaksanaan pengabdian masyarakat di Dusun pasir peutey ini bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan melatih kreatifitas masyarakat yang nantinya dapat
bermanfaat bagi dirinya, keluarganya, lingkungan sekitarnya, dan berkontribusi di Seluruh
wilayah Desa Tanjungkarang .
Rimpang kunyit dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional seperti menyembuhkan
luka, antibakteri, mengurangi motilitas usus, menghilangkan bau badan, menurunkan demam,
meredakan diare dan beberapa pengobatan lainnya, hal ini karena adanya kandungan senyawa
fitokimia pada kunyit tersebut. Rimpang kunyit mengandung minyak atsiri (felandren, sineol,
borneol, zingiberen, tirmeron), demetoksikurkumin, dan bisdemetoksikurkumin (Winarto dan
Tim Lentera, 2004).
Rimpang kunyit memiliki kandungan kimia yaitu zat warna kuning yang disebut
kurkuminoid. Kurkuminoid dapat bersifat sebagai antioksidan, dimana dapat mencegah
kerusakan sel-sel yang diakibatkan radikal bebas. Selain itu kurkuminoid juga dapat menjadi
anti inflamasi (Winarto dan Tim Lentera, 2004).
Dari kegiatan ini terjadi peningkatan pengetahuan yang signifikan menunjukkan
bahwa program ini berhasil terlaksana dan mendapatkan respon yang positif dari masyarakat
Dusun pasirpeuteuy. Sesuai dengan target awal program ini adalah untuk meningkatkan
pengetahuan dan kreatifitas keterampilan terkait pembuatan olahan minuman kunyit. Besar
harapan kami semoga melalui program ini dapat di aplikasikan oleh seluruh masyarakat desa
tanjungkarang dusun pasirpeuteuy.

KESIMPULAN
Jadi, Rimpang kunyit banyak digunakan untuk menyembuhkan luka, antibakteri, mengurangi
motilitas usus, menghilangkan bau badan, menurunkan demam, meredakan diare dan
beberapa pengobatan tradisional lainnya. Hal ini terjadi karena adanya kandungan minyak
astiri didalam rimpang kunyit tersebut, dan juga terdapat kandungan kimia kurkuminoid yang
besifat menjadi antioksidan dimana dapat mencegah kerusakan sel-sel akibat Radikal bebas.
Masyarakat dusun pasirpeuteuy memilih antusias yang tinggi pada proker kali ini, dilihat
pada post test masyarakat memilihi pemahaman yang baik dan bisa mendemonstrasikan
kembali cara pembuatan sediaan herbal.

DAFTAR PUSTAKA
Winarto, W.P. dan Tim Lentera.2004.Kasiat dan Manfaat Kunyit. Jakarta: AgroMedia
Pustaka
Azis, A. (2019). Kunyit (Curcuma domestica Val) Sebagai Obat Antipiretik. Jurnal Ilmu
Kedokteran Dan Kesehatan, 6(2), 116-120.
Febriawan, R. (2020). Manfaat senyawa kurkumin dalam kunyit pada pasien diare. Jurnal
Medika Hutama, vol.2 no.0(Oktober), 255–260.
Kaban, K. B., & Sinaga, H. (2019). Manfaat rimpang kunyit untuk menurunkan perlemakan
hati pada obesitas di kelurahan tanjung gusta medan Jurnal Mitra Keperawatan Dan
Kebidanan Prima, 1(2).
Kusbiantoro, D. (2018). Pemanfaatan kandungan metabolit sekunder pada tanaman kunyit
dalam mendukung peningkatan pendapatan masyarakat. Kultivasi, 17(1), 544-549.
Rahmah, A. H. A. (2019). Efektivitas rimpang kunyit ( Curcuma Domestica ) Terhadap
penurunan risiko aterosklerosis. Jurnal Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Tadulako, 10(2), 113–120.
ULFAH, M. U. (2020). Aktivitas antibakteri ekstrak aseton rimpang kunyit (Curcuma
domestica) terhadap bakteri staphylococcus aureus dan escherichia coli. Jurnal
FARMAKU (Farmasi Muhammadiyah Kuningan), 5(1), 25-31.
Winarto, W.P., Tim Lentera, 2004. Khasiat dan Manfaat Kunyit. Penerbit Agromedia
Pustaka. Jakarta.
Azis, A. (2019). Kunyit (Curcuma domestica Val) Sebagai Obat Antipiretik. Jurnal Ilmu
Kedokteran Dan Kesehatan, 6(2), 116-120.
Kusbiantoro, D. (2018). Pemanfaatan kandungan metabolit sekunder pada tanaman kunyit
dalam mendukung peningkatan pendapatan masyarakat. Kultivasi, 17(1), 544-549.
Winarto, W.P., Tim Lentera, 2004. Khasiat dan Manfaat Kunyit. Penerbit Agromedia
Pustaka. Jakarta.
Hardiyanto Soegiantoro, D. et al. (2021) ‘Pengaruh Rimpang Kunyit (Curcuma domestica,
Val.) terhadap Bakteri Usus secara in vitro The Effect of Turmeric Rhizome (Curcuma
domestica, Val.) on Intestinal Bacteria in vitro’, FARMASIS: Jurnal Sains Farmasi, 2(1), pp.
18–24.
Sudradjat, S.E. (2016) ‘Tinjauan Pustaka Mengenal Berbagai Obat Herbal dan
Penggunaannya Indentify Some of Herbal Medicines and the Usage’, Jurnal Kedokteran
Meditek, 22(60), pp. 62–71.

Anda mungkin juga menyukai