Anda di halaman 1dari 5

Empat langkah penting dalam penilaian

1. Auditor memerlukan kerangka kerja untuk menilai risiko pengendalian


Kerangka kerja yang diperlukan disediakan dari enam tujuan audit yang
berkaitan dangan transaksi, yaitu (1) keterjadian, (2) kelengkapan, (3)
keakuratan, (4) posting dan pengikhtisaran, (5) klasifikasi, dan (6) penetapan
waktu

2. Auditor harus mengidentifikasi pengendalian internal kunci dan


kelemahannya bagi penjualan
Pengidentifikasian internal pada setiap audit adalah berbeda karena setiap
klien memiliki pengendalian internal yang berbeda-beda

3. Setelah mengidentifikasi pengendalian dan kelemahannya, auditor lalu


mengaitkannya dengan tujuan
Langkah ini dilakukan dengann membuat matriks risiko pengendalian klien

4. Auditor menilai risiko pengendalian untuk setiap tujuan dengan


mengevaluasi pengendalian dan kelemahannya bagi setiap tujuan
Langkah ini akan mempengaruhi keputusan yang akan diambil auditor baik
mengenai pengujian pengendalian dan pengujian substantif

Pengetahuan mengenai aktivitas pengendalian :


 Pemisahan Tugas yang Memadai
Membantu mencegah berbagai jenis salah saju baik akibat kesalahan
maupun penipuan atau kecurangan

 Otorisasi yang Tepat


Auditor Auditor memeriksa otorisasi pada tiga kunci :
1. Kredit harus diotorisasi dengan tepat sebelum penjualan dilakukan
2. Barang harus dikirim hanya setelah otorisasi yang tepat diberikan
3. Harga, termasuk syarat dasar, ongkos angkut, dan diskon, harus
diotorisasi
Pengendalian 1 dan 2 untuk mencegah hilangnya aktiva perusahaan akibat
dikirim ke pelanggan fiktif atau kepada pelanggan yang tidak bisa membayar
barang ke pembelinya
Pengendalian 3 untuk memastikan bahwa penjualan ditagih pada harga yang
ditetapkan oleh kebijakan perusahaan

 Dokumen dan Catatan yang Memadai


Semua dokumen dan prosedur pencatatan yang memadai harus sudah
tersedia sebelum sebagian besar tujuan audit yang berkaitan dengan
transaksi transaksi dapat dipenuhi. Hal ini bertujuan untuk membantu auditor
mengenali pengendalian internal perusahaan.

 Dokumen yang Telah Dipranomori


Dokumen yang telah diberi nomor terlebih dahulu
Untuk mencegah kegagalan dalam menagih, kesalahan mencatat penjualan
dan terjadinya penagihan, serta mencegah pencatatan duplikat (pencatatan
yang berulang).

 Laporan Bulanan
Pengiriman laporan bulanan kepada pelanggan merupakan pengendalian
yang bermanfaat karena mendorong pelanggan untuk segera merespons jika
ada saldo yang dinyatakan tidak benar.
Dikendalikan oleh orang yang tidak menangani kas atau orang yang mencatat
penjualan dan piutang usaha

 Prosedur Verifikasi Internal


Pengecekan proses dan pencatatan transaksi penjualan agar memenuhi
setiap tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi.
Dilakukan oleh program komputer atau orang yang independen.

Tingkat risiko pengendalian rendah – meningkatkan pengukian pengendalian – risiko


pengendalian rendah. Dengan kenaikan risiko deteksi dan penurunan jumlah
pengujian substantif yang sebanding.

Tujuan Audit Pengendalian Pengujian Defisiensi Pengujian


yang Kunci yang Ada Pengendalian Substantif atas
Berkaitan
Transaksi
dengan
Penjualan
Transaksi
Transaksi  Dokumen
Pengujian substantif atas transaksi dirancang
Memeriksauntuk
urutan
menentukan apakahMenelusuri
ada salah
penjualan pengiriman
saji moneter bagi dokumen
tujuan pengujian pengendalian. dokumen
Terkait dengan tujuan audit yang
yangberkaitan
adadengandipranomori dan kolom
transaksi dalam pengiriman
pertama. pengiriman terpilih
telah dicatat dipertitungkan ke jurnal penjualan
Prosedur audit pengujian substantif atas transaksi yang hanya dilakukan jika ada
(kelengkapan setiap minggu untuk memastiakn
situasi tertentu yang memerlukan perhatian audit khusus, sepeti ada kelemahan
)  Total batch  Memeriksa file bahwa semuanya
pengendalian internal
kuantitas yang total batch telah dimasukan
1. Mencatat Penjualan yang Terjadi
dikirim menyangkut
Tiga jenis salah saji yang mungkin
dibandingkan tandaterjadi :tangan
a. Penjualan dimasukkanklerk
dengan kuantitas dalam jurnal sementara pengiriman tidak
pernah dilakukan
yang ditagih pengendalian
data ayat jurnal tertentu dalam jurnal penjualan
Auditor dapat memvouching
ke salinan pengiriman dan dokumen pendukung lainnya yang terkait
untuk memastikan bahwa penjualan tersebut benar-benar terjadi.

b. Penjualan dicatat lebih dari satu kali


Dapat ditentukan dengan mereview secara numeris daftar transaksi
penjualan yang dicatat untuk melihat apakah ada nomor yang sama
atau duplikat

c. Pengiriman dilakukan kepada pelanggan fiktif dan dicatat sebagai


penjualan
Untuk menguji apakah ada pelanggan fiktif, auditor dapat menelusuri
informasi tentang pelanggan pada faktur penjualan ke file induk
pelanggan.

2. Transaksi Penjualan yang Ada Telah Dicatat


Untuk melakukan pengujian, auditor harus yakin bahwa semua dokumen
terkait transaksi penjualan telah dimasukan ke dalam file. Oleh karena itu,
auditor harus memastikan bahwa semua transaksi penjualan yang ada telah
dicatat.
3. Arah Pengujian
Merupakan titik awal pengujian yang sangat penting ketika merancang
prosedur audit untuk tujuan keterjadian dan kelengkapan. Oleh karenanya;
Auditor harus mengetahui perbedaan antara (1) menelusuri dari dokumen
sumber ke jurnal dan (2) memvouching dari jurnal kembali ke dokumen
 Pengujian pertama adalah untuk transaksi yang dihilangkan (tujuan
kelengkapan).
Untuk menguji tujuan ini, auditor mengawalinya dengan memilih
sampel nomor faktur dari jurnal dan memvouchingnya ke salinan faktur
penjualan, dokumen pengiriman, dan pesanan pelanggan.

 Pengujian kedua adalah untuk transaksi yang tidak ada (tujuan


keterjadian).
Untuk menguji tujuan ini, auditor memilih sampel dokumen pengiriman
dan menelusuringa ke salinan faktur penjualan serta jurnal penjualan
sebagai pengujian penghilangan.

4. Penjualan Dicatat dengan Akurat


Pencatatan akurat atas transaksi penjualan harus memperhatikan:
• Mengirimkan jumlah barang yang dipesan
• Menagih dengan akurat sebesar jumlah barang yang dikirim
• Mencatat dengan akurat jumlah yang ditagih dalam catatan akuntansi
Auditor melakukan pengujian substantif atas transaksi pada setiap audit untuk
memastikan bahwa masing-masing dari ketiga aspek keakuratan tersebut
telah dilakukan dengan benar.
Caranya adalah dengan menghtitung kembali informasi dalam catatan
akuntansi dan membandingkan informasi pada dokumen yang berbeda.

5. Transaksi Penjualan Dimasukkan dengan Benar dalam File Induk dan


Diikhtisarkan dengan Benar
Pencantuman semua transaksi penjualan dengan benar ke dalam file induk
piutang usaha merupakan hal penting karena keakuratan catatan tersebut
akan mempengaruhi kemampuan klien untuk menagih piutang yang beredar.

6. Penjualan yang Dicatat Diklasifikasikan dengan Benar


Auditor sering kali menguji klasifikasi penjualan yang tepat sebagai bagian
dari pengujian keakuratan.
Mereka memeriksa dokumen pendukung untuk menentukan klasifikasi yang
tepat atas transaksi tertentu dan membandingkannya dengan akun aktual
dimana hal itu akan dibebankan.

7. Penjualan Dicatat pada Tanggal yang Benar


Auditor membandingkan tanggal pada bill of lading tertentu atau dokumen
pengiriman lainnya dengan tanggal pada salinan faktur penjualan terkait,
jurnal penjualan, dan file induk piutang usaha; ketika melakukan pengujian
substantif atas transaksi untuk tujuan keakuratan.

Anda mungkin juga menyukai