Anda di halaman 1dari 24

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Gorontalo

RENCANA STRUKTUR RUANG KOTA GORONTALO


internasional), bentuk (perkantoran, pasar, taman, permukiman) dan lokasinya.
Penentuan struktur, fungsi, skala, bentuk, dan lokasi kegiatan-kegiatan tersebut di
3.1. RENCANA PUSAT-PUSAT PELAYANAN DI WILAYAH KOTA
atas perlu dipertimbangkan sesuai kebijakan fungsi dan peran kota yang sudah
GORONTALO
ditetapkan sebelumnya, yang disesuaikan dengan potensi dan prospek
pengembangan kota yang mengacu pada Rencana Distribusi Penduduk dan Rencana
Struktur Ruang Wilayah Kota Gorontalo merupakan gambaran sistem perkotaan
Sistem Pusat Pelayanan Kegiatan.
dan jaringan infrastruktur wilayah kota sampai 20 tahun mendatang, yang
Sedangkan pembagian wilayah pengembangan Kota Gorontalo didasarkan pada
dikembangkan untuk mengintegrasikan wilayah kota dan melayani kegiatan skala
beberapa aspek yang dinilai memegang peranan yang sangat penting dalam
kota yang merupakan satu kesatuan dari sistem regional dan provinsi Gorontalo.
membentuk dan menciptakan struktur tata ruang Kota Gorontalo yang terpadu,
yaitu :
Dalam rencana struktur ruang kota ini terlihat hierarki pusat-pusat kegiatan yang
 Mempertimbangkan kecenderungan perkembangan pelaksanaan
tersebar di bagian-bagian wilayah kota yang memiliki fungsi khusus. Pusat kegiatan
pembangunan dan pengembangan Kota Gorontalo saat ini dengan
kota dengan skala pelayanan yang paling luas akan disebut pusat primer, sedangkan
memprediksikan dan memperkirakan sistem-sistem pelayanan dan fungsi-
yang skala pelayanannya lebih rendah akan disebut pusat sekunder. Berdasarkan
fungsi kawasan yang ada di Kota Gorontalo.
hierarki tersebut disusun jaringan infrastruktur (transportasi dan utilitas) yang dapat
 Mempertimbangkan kondisi karakteristik alam dan geografis yang dimilki
mendukung fungsinya sehingga rencana kota dapat saling terintegrasi dengan baik.
Kota Gorontalo.
 Memperhatikan wilayah administratif Kota Gorontalo yang terdiri dari 6
Struktur ruang kota yang terbentuk dalam sistem perwilayahan disusun atas elemen-
(enam) kecamatan dengan batas-batas serta cakupan luas wilayah dari
elemen kota dalam pusat pelayanan yang diklasifikasikan menurut strukturnya
masing-masing kecamatan tersebut.
(primer, sekunder), fungsinya (pusat ekonomi, pendidikan, industri), skala (kota,
 Memperhatikan struktur sosial dan budaya masyarakat
regional, nasional,
 Memperhatikan sarana perhubungan yang ada.

Rencana struktur sistem pusat pelayanan kegiatan kota disusun berdasarkan


klasifikasi menurut hirarkinya meliputi:

III - 1
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Gorontalo

a. Pusat pelayanan kota, untuk melayani seluruh wilayah kota dan/atau regional serta perumahan yang tersebar di setiap kelurahan dengan skala lebih kecil dari sub
b. Sub pusat pelayanan kota, melayani sub wilayah kota dan pusat lingkungan pusat pelayanan kota
c. Pusat lingkungan, melayani skala lingkungan Berikut adalah :
- tabel Rencana Struktur Pusat Kegiatan Kota Gorontalo 2010 - 2030,
A. Pusat Pelayanan Kota (PPK) di Kota Gorontalo, terdiri dari 4 (empat) wilayah PPK, - peta Rencana Struktur Pusat Kegiatan Kota Gorontalo 2010 - 2030, dan
meliputi : - peta Rencana Struktur Ruang Kota Gorontalo 2010 - 2030.
a. PPK I atau kawasan distrik perdagangan Bili’u yaitu kawasan pusat kegiatan
perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan regional di Kecamatan Kota Selatan;
Bili’u merupakan sebuah pencerminan tradisi adar istiadat daerah yang
melambangkan nama pakaian kebesaran pengantin daerah Gorontalo yang dengan
demikian mencirikan sector andalan kota Gorontalo. Di samping itu juga Bili’u juga
merupakan akronim dari wilayah administrasi kawasan yaitu Biawao dan Limba U.
b. PPK II atau kawasan Pentadu yang meliputi kawasan pusat kegiatan
pelabuhan nasional dan pelabuhan penyeberangan di Kecamatan Dumbo Raya; serta
depo bahan bakar minyak dan pangkalan pendaratan ikan di Kecamatan
Hulonthalangi.
c. PPK III atau Kawasan Banthayo lo Lipu, yaitu kawasan pusat kegiatan
perkantoran pemerintahan di Kecamatan Sipatana;
d. PPK IV atau kawasan Uta’eya yang meliputi kawasan pusat kegiatan terminal
penumpang Tipe A di Kecamatan Dungingi.

B. Untuk Rencana Sub pusat Pelayanan Kota ( Sub PPK) meliputi kawasan dengan fungsi
perkantoran pemerintahan, perdagangan jasa, serta pelayanan sosial dan budaya yang
tersebar di 9 (Sembilan) kecamatan, yaitu Kecamatan Kota Utara, Kecamatan Kota
Tengah, Kecamatan Kota Selatan, Kecamatan Kota Timur, Kecamatan Kota Barat, dan
Kecamatan Dungingi, Kecamatan Hulonthalangi, Kecamatan Dumbo Raya dan
Kecamatan Sipatana.

C. Pusat Lingkungan (PL) lokasinya tersebar di wilayah kota dengan fungsi perkantoran
pemerintahan, perdagangan jasa dengan skala lingkungan, pelayanan sosial dan budaya,

III - 2
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Gorontalo
Tabel 3.1
Struktur Sistem Pusat Kegiatan Kota Gorontalo 2010 - 2030
No. Struktur Sistem Pusat Fungsi Skala Bentuk Lokasi
1. Pusat Pelayanan Kota (PPK)
 Pertokoan
PPK I  Perdagangan dan Jasa  Provinsi/ Regional Kelurahan Biawao Kecamatan Kota Selatan
 Jasa
Kelurahan Talumolo dan Leato Utara Kecamatan
PPK II  Pelabuhan Nasional  Nasional  Kompleks Pelabuhan Laut
Dumbo Raya
 Kegiatan Perkantoran
PPK III  Provnsi/Regional  Kompleks Kantor Walikota Kelurahan Wongkaditi, Dulomo Selatan dan sekitarnya
Pemerintahan
 Terminal Penunjang
 Terminal Penumpang  Regional
PPK V  Pasar Kelurahan Huangobotu
(Simpul Transportasi)  Kota
 Pertokoan
2. Sub Pusat Pelayanan Kota
 Pasar
 Perdagangan/ Jasa
Sub PPK A  Kota  Pertokoan
 Taman Kota Kelurahan Moodu dan sekitarnya
 Bagian Kota  Terminal
 Simpul Transportasi
Sub PPK B  Perdagangan/ Jasa  Pasar
 Bagian Kota Kelurahan Bugis
 Sempadan Sungai  Pertokoan
 Perdagangan/ Jasa
Sub PPK C  Pasar
 Sosial Budaya  Bagian Kota Kelurahan Tenda dan Biawao
 Pertokoan
 Lingkungan
  
 Perdagangan/ Jasa
Sub PPK C  Pasar
 Sosial Budaya  Bagian Kota Kelurahan Tenda dan Biawao
 Pertokoan
 Lingkungan
3. Pusat Lingkungan
 Lingkungan   Pusat Pemerintahan Seluruh Kelurahan

III - 3
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Gorontalo

2. Jalan kolektor primer


3.2. RENCANA SISTEM JARINGAN PRASARANA WILAYAH Jalan kolektor primer sepanjang 8,76 Km
KOTA  Jalan Nani Wartabone I (eks jalan Ahmad Yani)
 Jalan Jalaludin Tantu
Rencana sistem jaringan prasarana wilayah kota dibentuk oleh sistem jaringan  Jalan Mayor Dullah
transportasi sebagai sistem jaringan yang meliputi sistem prasarana utama dan b) Rencana jaringan jalan Arteri Sekunder :
sistem prasarana lainnya  Jalan Nani Wartabone II (eks Jalan Panjaitan)
 Jalan Sultan Botutihe
3.2.1. Sistem Prasarana Utama  Jalan Aloei Saboe
Sistem prasarana utama meliputi sistem jaringan transportasi darat dan transportasi  Jalan Beringin
laut
 Jalan Tinaloga
a. Sistem Jaringan Transportasi Darat
 Jalan Brigjen Piola Isa
Rencana sistem jaringan transportasi darat mencakup sistem jaringan jalan dan
 Jalan Pangeran Hidayat
rencana terminal
 Jalan Rusli Datau
 Jaringan lalu Lintas dan angkutan jalan
 Jalan Prof. John Katili (eks Jalan Andalas)
Berdasarkan fungsinya sistem jaringan lalu lintas dan angkutan jalan terdiri atas
 Jalan Thaib M. Gobel (eks jalan Bengawan Solo)
Sistem jaringan jalan, Sistem Jaringan Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
 Jalan Palma
dan Sistem Jaringan Pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan.
Sistem jaringan jalan terdiri atas jaringan jalan Arteri Primer, Kolektor Primer,  Jalan Hasanuddin

Arteri  Jalan Raja Eyato


Berikut adalah peta Struktur pusat kegiatan :
 Jalan Cokroaminoto
Sekunder, Kolektor Sekunder, jalan bebas hambatan dan jaringan jalan lokal.  Jalan Usman Isa
1. Jalan Arteri Primer  Jalan Sasuit Tubun
Berdasarkan Peraturan Menteri PU Nomor 630 Tahun 2009 terdapat jalan  Jalan P. Kalengkongan
arteri primer di Kota Gorontalo sepanjang 5,24 km yang meliputi Jalan Jalan
 Jalan Botuliyodu
H.B. Yasin (Eks Agus Salim dan Jalan
Untuk masa mendatang dibutuhkan sistem jaringan primer untuk mengoptimalkan
di samping rencana Jalan bebas hambatan antar kota, yaitu Limboto –
fungsi Kota Gorontalo sebagai pusat kegiatan ekonomi dan pemerintahan Provinsi
Gorontalo (kebijakan tahap pengembangan I) dan jalan bebas hambatan Isimu
Gorontalo, yaitu:
Gorontalo (kebijakan tahapan pengembangan II), untuk rencana jalan arteri
- inner ring road (Gorontalo Urban Ring Road – GURR)
primer dan arteri sekunder meliputi :
- outer ring road (Gorontalo Outer Ring Road – GORR)

III - 4
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Gorontalo

Jalan Nasional merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan
2. Jalan Kolektor jalan primer yang menghubungkan antar ibukota provinsi, dan jalan strategis
Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan nasional, serta jaan tol. Di Kota Gorontalo yang termasuk kategori jalan Nasional
pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata adalah :
sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi. Untuk Kota Gorontalo yang yang - Jalan HB. Yasin (Eks Jalan KH Agus Salim dan Jalan Basuki Rahmat.
direncanakan sebagai jalan Kolektor primer adalah : - Jalan Nani Wartabone 1 (eks jalan Ahmad Yani)
 Jalan Mayor Dullah - Jalan Jalaludin Yantu
 Jalan DJalaludin Tantu - Jalan Mayor Dullah

 Jalan Nani Wartabone I (eks Jalan Ahmad Yani) Jalan Nasional ini merupakan jalan yang menghubungkan Isimu (Trans Sulawesi

Sedangkan yang direncanakan sebagai jalan kolektor sekunder meliputi : Pantai Utara) dengan jalan Trans Sulawesi Pantai Selatan. Dalam jangka panjang,

 Jalan Barito status jalan nasional untuk melayani Kota Gorontalo dan sekitarnya membutuhkan
penambahan :
 Jalan Tondano
- inner ring road (Gorontalo Urban Ring Road – GURR)
 Jalan Yusuf Hasiru
- outer ring road (Gorontalo Outer Ring Road – GORR)
 Jalan Madura
 Jalan Arif Rahman Hakim
Status Jalan Provinsi :
 Jalan Ki Hajar Dewantoro
Jalan Provinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang
 Jalan Mohamad Yamin
menghubungkan antar ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antar
 Jalan Jend. Sudirman
ibukota kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi di Kota Gorontalo.
 Jalan Kartini Yang termasuk kategori jalan provinsi maupun yang akan
 Jalan Walanda Maramis direncanakan/diusulkan menjadi jalan propinsi adalah:
 Jalan Beringin - Jalan Usman Isa
- Jalan Raja Eyato
3. Jalan Lokal dan Jalan Lingkungan. - Jalan Hasannudin
Semua jalan yang tidak termasuk jalan arteri maupun jalan kolektor, merupakan - Jalan Sultan Botutihe
jalan lokal dan jalan lingkungan. - Jalan Prof. John A. Katili (Eks jalan Andalas)
- Jalan Pangeran Hidayat.
4. Status Jalan - Jalan Ahmad Dahlan.
Status Jalan Nasional : - Jalan Cokroaminoto.
- Jalan Rusli Datau.

III - 5
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Gorontalo

- Jalan P. Kalengkongan
- Jalan Satsuit Tubun
- Jalan Yos Sudarso
- Jalan Botuliyodu
- Jalan Sudirman
- Jalan Nani Wartabone II (eks jalan panjaitan)
- Jalan Thaib M. Gobel (eks jalan Bengawan Solo)
- Jalan Brigjen Piola Isa
- Jalan Aloei Saboe
- Jalan Tinaloga
- Jalan Palma

Status Jalan Kota :


Jalan Kota adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang
menghubungkan antar pusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat
pelayanan dengan persil, menghubungkan antarpersil, serta menghubungkan antar
pusat permukiman yang berada di dalam kota. Jalan-jalan yang statusnya bukan
jalan nasional maupun jalan propinsi merupakan jalan kota.

Berikut adalah Peta Rencana Status Jalan untuk tahun 2010 - 2030

III - 6
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Gorontalo

III - 7
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Gorontalo

5. Pengaturan / Manajemen Lalulintas b.2. Terminal Leato, untuk melayani daerah selatan dan simpul transisi dari
Dengan makin tinggi tingkat lalu-lintas di Kota Gorontalo, maka di masa Pelabuhan Penyeberangan ke dalam Kota atau ke terminal Type A
mendatang diperlukan beberapa persimpangan tidak sebidang yaitu : untuk selanjutnya melanjutkan perjalanan ke daerah lain.
- Simpang jl. Prof. John Katili– Jl. HB Yasin c. Untuk mengurangi arus kendaraan barang dengan tonase besar yang masuk ke
- Simpang Jl. P. Hidayat (Tanggidaa) – jl. Rusli Datau dalam kota serta membantu pelayanan terhadap Pelabuhan Gorontalo, maka
- Simpang jl. Wimbuli – jl. Tinolaga di sekitar Botu direncanakan adanya Terminal barang/kontainer. Sedangkan
- Simpang jl. Rusli Datau – jl. Iloponu di Kelurahan Tapa juga dianggap perlu adanya semacam terminal barang
- Simpang jl. Raja Eyato – jl. Beringin untuk menampung arus dari arah Barat dan Utara.
- Simpang jl. Raja Hasanuddin – jl. Cokroaminoto b. Sistem Jaringan Transportasi Laut
- Simpang jl. Pemuda – jl. Taman Pendidikan  Pelabuhan Penyeberangan
Pelabuhan Penyeberangan Gorontalo tetap berada di Leato. Sebagai titik
- Sistem Jaringan Simpul / Terminal simpul penangkap dari kawasan di Teluk Tomini bagian selatan, maka
Untuk melayani kebutuhan penduduk Kota Gorontalo dan daerah sekitarnya serta Pelabuhan Penyeberangan Gorontalo harus dapat terhubung dengan kawasan
Propinsi Gorontalo pada umumnya, maka perlu dikembangkan sistem terminal lain di Provinsi Gorontalo dengan mudah dan nyaman. Untuk itu perlu
sebagai berikut : pemantapan jalan Leato – Botu dan atau pelebaran jalan Pelabuhan
a. Terminal bis antar kota sebagai terminal primer dengan tingkat pelayanan Penyeberangan – Pelabuhan Laut – Kota Gorontalo – Isimu yang sudah
sebagai terminal madya. Sampai dengan tahun 2009 fasilitas ini sudah berstatus sebagai jalan negara.
diwadahi dengan adanya Terminal 42 yang berada di jalan Prof. J.A.Katili.
Bila lokasi Terminal 42 dialihfungsikan sebagai Lokasi Kantor Walikota,  Pelabuhan Laut Gorontalo
maka terminal primer ini akan dialihkan ke lokasi di sekitar Pasar Pelabuhan Laut Gorontalo yang berada di muara sungai Bolango – Bone
Huangobotu. Supaya dapat berfungsi dengan optimal maka luas lahan yang hanya dapat disandari kapal maksimum 2.500 DWT dan selalu terancam
dipersiapkan dapat mencapai 5 Ha. pendangkalan karena terjadi pengendapan hasil erosi di hulu sungai. Untuk itu
b. Terminal-terminal bis kota sebagai terminal sekunder dengan tingkat pengendalian erosi secara vegetatif maupun teknis harus terus dilakukan oleh
pelayanan sebagai terminal cabang. Terminal ini untuk menangkap arus semua pemangku kepentingan di semua DAS Bone – Bolango.
kendaraan dari daerah-daerah hinterland Kota Gorontalo, untuk itu dilayani : Lokasi Pelabuhan Laut Gorontalo yang ada tetap dipertahankan dan
b.1. Terminal Moodu untuk menangkap kendaraan yang berasal/ menuju dikembangkan. Terkendala dengan sempitnya ruang daratan wilayah kerja
daerah Kabila dan sekitarnya. Selain itu terminal ini juga melayani pelabuhan, maka diperlukan reklamasi, pemotongan bukit dan pergesaran
kendaraan yang berasal dari daerah pantai Selatan bagian Timur. Ini jalan umum yang ada. Kegiatan-kegiatan tersebut harus melalui kajian teknis
akan sangat ditunjang dengan keberadaan (rencana) jalan lingkar Kota dan lingkungan. Pengembangan pelabuhan ini, termasuk penyediaan lapangan
Gorontalo bagian Timur. penumpukan peti kemas.

III - 8
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Gorontalo

Selain Pelabuhan Gorontalo yang terhubung dengan daerah lain di Luar P. Keberadaan sarana dan prasarana transportasi air ini diharapkan dapat menunjang
Sulawesi secara langsung, maka melalui Pelabuhan Gorontalo yang terhubung pengembangan bidang pariwisata dan perikanan yang menjadi potensi utama di
dengan Pelabuhan Anggrek dapat langsung berhubungan dengan kwasan lain kawasan tersebut selain untuk kepentingan-kepentingan masyarakat lainnya,
di bibir Pasifik. Jalur ini merupakan penghubung kawasan di Teluk Tomini Berikut adalah Peta Rencana Sistem Jaringan Transportasi Kota Gorontalo 2010 – 2030.
dengan kawasan di bibir Pasifik. Dengan demikian harus ada jalan darat yang
memadai dari Pelabuhan Gorontalo – Kota Gorontalo – Pelabuhan Anggrek.
Pelabuhan Gorontalo yang terletak di muara sungai Bolango Bone
Kelurahan Talumolo melayani beberapa alur pelayaran meliputi :
i. Alur pelayaran nasional :
 Gorontalo – Bitung – Luwuk – Kolonodale - Raha – Kendari – Baubau –
Makassar (I – IV/1)
 Gorontalo – Bitung – Ternate (I – IV/1)
 Gorontalo – Bitung – Balikpapan – Makassar – Surabaya – Jakarta (I – IV/1)
ii. Alur pelayaran internasional :
 Gorontalo – Singapura – Malaysia (I – IV/1)
 Gorontalo – Philipina (I – IV/1)
 Gorontalo – Jepang (I – IV/1)
 Gorontalo – Korea (I – IV/1)
 Rencana Sarana dan Prasarana Transportasi Air lokal

Untuk mendukung sistem pergerakan masyarakat Kota Gorontalo ke depan maka di


samping sistem transportasi laut dengan skala layanan regional direncanakan pula
adanya sarana dan prasarana transportasi laut domestik, khususnya antar bagian-
bagian kota yang terpisah oleh keberadaan teluk Tomini di wilayah Kota Gorontalo
(Muara sungai Bone-Bolango)
Sarana transportasi air (bus air) ini yang akan membantu menyeberangkan
masyarakat melalui Kelurahan Pohe Kecamatan Hulonthalangi menuju ke kelurahan
Leato Kecamatan Dumbo Raya yang terintegrasi dengan sistem transportasi darat
lanilla.

III - 9
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Gorontalo

Sistem Prasarana Lainnya Bila Sistem Gorontalo sudah beroperasi (direncanakan tahun 2009), maka suplai
3.2.2.1 Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Energi/Kelistrikan energi listrik akan berasal dari GI Isimu dan GI Bulontala. Walaupun demikian, pada
dasarnya Jaringan Tegangan Menengah (JTM) yang mendistribusikan listrik di Kota
Mulai tahun 2009 akan dioperasikan interkoneksi system Gorontalo dengan
Gorontalo tidak berubah tata letaknya.
pembangkit utama PLTU Anggrek dibantu pembangkit-pembangkit tersebar yang
sekarang ada. Sistem ini merupakan jaringan SUTT 150 kV dengan GI utama ada di
Untuk mengembangan jangka panjang, maka di bagian Utara Kota Gorontalo atau di
Isimu dan gardu-gardu lain berada di Marisa, Boroko, Anggrek dan Bone Bolango.
sekitarnya, dibutuhkan GI untuk melayani Kota Gorontalo bagian Utara dan kawasan
a. Jaringan SUTT (Saluran Udara Tegangan Tinggi) melewati bagian selatan Kota
Kabupaten Bone Bolango yang berada di sekitarnya.
Gorontalo, di punggung-punggung bukit di kelurahan Dembe I, Lekobalo,
Pilolodaa, Buliide, Tenilo, Donggala, Siendeng, Tenda, Talumolo dan Botu.
Berikut adalah prakiraan kebutuhan daya listrik kota Gorontalo 2010 - 2030
b. Jaringan Tegangan Menengah (JTM)
Penyulang yang melayani kota Gorontalo sendiri ada empat buah, yaitu1, 2, 6,
dan 7 serta penyulang 10 (ekspres) ke GH Pohe.
- Penyulang 1: Jl. HB Yasin, Jl. Selayar, Jl. Irian, Jl. Durian, Jl. Palma, Jl.
Jeruk, Jl. Sulawesi, sebagian Jl. Manado, Jl. Aru, Jl. Beringin, Jl. Prof. John
Katili, Jl. Bengsol, dsk, Jl. Kartini, Jl. Budi Utomo dsk, Jl. Diponegoro dsk,
Jl. Imam Bonjol dsk, JL. Tengku Umar dsk, Perumahan Kaputih dsk.
- Penyulang 2: BTN Pulubala, Jl. Selayar, Jl. Manado, Jl. Rusli Datau, Jl. Piola
Isa, Jl. KH. Adam Zakaria, dsk, sebagian Jl. Sultan Botutihe, Kel. Ipilo, Kel.
Tabel 3.2
Padebuolo, Kel. Bugis dsk. Prakiraan Kebutuhan Daya Listrik Kota Gorontalo 2010 – 2030
- Penyulang 6: Jl. Bone, sebagian Jl. Prof. John Katili, sebagian Jl. Y Hasiru, Jl.
No Jumlah Kebutuhan / Unit Total Kebutuhan
Kalimantan, sebagian Sudirman dsk, Jl. Jamaludin Malik, Jl. Moh. Jamin, Jl. Uraian
. Vol Satuan Vol Satuan Vol Satuan
Jaksa Agung Suprapto, Jl. Nani Wartabone , Jl. P. Hidayat, Jl. Gelatik, A. Tahun 2010
sebagian Jl. Aloei Saboe dsk, Jl. Raden Saleh dsk. I. Domestik
1 Rumah type kecil 20,345 Unit 900 VA 18,310.32 kVA
- Penyulang 7: Jl. Beringin, Jl. Bambu, Jl. Prasetia, Kec. Dungingi, sebagian
2 Rumah type sedang 10,172 Unit 1300 VA 13,224.12 kVA
Kec. Kota Barat, Jl. Kancil, Kel. Biawu, Kel Siendeng, Kel Biawao, Kel. 3 Rumah type besar 3,391 Unit 4500 VA 1,525.86 kVA
Buliide dsk. Total Domestik 33,060.30 kVA
II. Non Domestik 23,142.21 kVA
- Penyulang 10: Mall Mega Zanur, Kec. Botupingge, Kel. Taumolo, Kel.
III. Total Kebutuhan 23,142.21 kVA
Leato, Kec. Kabila Bone, Kec. Bone Raya, Kec. Bone, Kec. Bone Pantai, B. Tahun 2015
Usaha Mina, Pertamina, Kel. Tenda, Kel. Pohe, Kec. Batudaa Pantai. I. Domestik
1 Rumah type kecil 22,205 Unit 900 VA 19,984.10 kVA

III - 10
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Gorontalo

2 Rumah type sedang 11,102 Unit 1300 VA 14,432.96 kVA


3 Rumah type besar 3,701 Unit 4500 VA 1,665.34 kVA
Total Domestik 36,082.40 kVA Berikut adalah Peta Rencana Sistem Prasarana Sumber Daya Energi Kota Gorontalo 2010 -
II. Non Domestik 25,257.69 kVA 2030.
III. Total Kebutuhan 61,340.09 kVA
C. Tahun 2020
I. Domestik
1 Rumah type kecil 24,751 Unit 900 VA 22,276.19 kVA
2 Rumah type sedang 12,376 Unit 1300 VA 16,088.36 kVA
3 Rumah type besar 4,125 Unit 4500 VA 1,856.35 kVA
Total Domestik 40,220.90 kVA
II. Non Domestik 28,154.63 kVA
III. Total Kebutuhan 68,375.53 kVA
D. Tahun 2025
I. Domestik
1 Rumah type kecil 27,591 Unit 900 VA 24,831.47 kVA
2 Rumah type sedang 13,795 Unit 1300 VA 17,933.84 kVA
3 Rumah type besar 4,598 Unit 4500 VA 2,069.29 kVA
Total Domestik 44,834.60 kVA
II. Non Domestik 31,384.22 kVA
III. Total Kebutuhan 76,218.82 kVA

E. Tahun 2030
I. Domestik
1 Rumah type kecil 30,775 Unit 900 VA 27,697.79 kVA
2 Rumah type sedang 15,388 Unit 1300 VA 20,003.96 kVA
3 Rumah type besar 5,129 Unit 4500 VA 2,308.15 kVA
Total Domestik 50,009.90 kVA
II. Non Domestik 35,006.93 kVA
III. Total Kebutuhan 85,016.83 kVA

Sumber: Hasil Analisa Tim Konsultan Tahun 2008

III - 11
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Gorontalo

3.2.2.2. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Telekomunikasi Total Domestik 21,152 SST
II. Non Domestik 7,403 SST 30 % domestik
III. Total Kebutuhan 28,555 SST
Layanan jaringan telepon dilaksanakan oleh jaringan kabel dari PT. Telkom dan
E. Tahun 2030
beberapa operator telepon seluler. I. Domestik
1 Rumah type kecil 30,775 Unit 9,233 SST 30 % nya
2 Rumah type sedang 15,388 Unit 9,233 SST 60 % nya
Tabel 3.3 3 Rumah type besar 5,129 Unit 5,129 SST 100%
Prakiraan Kebutuhan Telepon Kota Gorontalo Tahun 2010 - 2030
Total Domestik 23,595 SST
Jumlah Kebutuhan / Unit II. Non Domestik 8,258 SST 30 % domestik
No. Uraian Keterangan
Vol Satuan Vol Satuan III. Total Kebutuhan 31,853 SST
A. Tahun 2010 Sumber : Hasil Analisa Tim Konsultan
I. Domestik
1 Rumah type kecil 20,345 Unit 6,103 SST 30 % nya
2 Rumah type sedang 10,172 Unit 6,103 SST 60 % nya Adapun untuk kebutuhan pengembangan jaringan telekomunikasi selular sudah
3 Rumah type besar 3,391 Unit 3,391 SST 100%
banyak tersebar di seluruh wilayah Kota Gorontalo. Untuk itu maka direncanakan
Total Domestik 15,597 SST
II. Non Domestik 4,679 SST 30 % domestik jaringan pemancar / tower operator telepon selular di Kota Gorontalo akan dibatasi
III. Total Kebutuhan 20,276 SST melalui rencana pembangunan tower bersama dengan lokasi sebaran satu tower
B. Tahun 2015
bersama untuk setiap kecamatan di Kota Gorontalo.
I. Domestik
1 Rumah type kecil 22,205 Unit 6,661 SST 30 % nya
2 Rumah type sedang 11,102 Unit 6,661 SST 60 % nya 3.2.2.2 Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Sumber Air Kota
3 Rumah type besar 3,701 Unit 3,701 SST 100%
Total Domestik 17,023 SST
Rencana sistem jaringan sumber daya air di Kota Gorontalo, meliputi
II. Non Domestik 5,107 SST 30 % domestik
III. Total Kebutuhan 22,130 SST i. Wilayah Sungai (WS) Limboto – Bolango – Bone, yang terdiri dari Daerah
C. Tahun 2020 Aliran Sungai (DAS) di wilayah Kota Gorontalo terdiri atas:
I. Domestik
a) Daerah Aliran Sungai Bolango
1 Rumah type kecil 24,751 Unit 7,425 SST 30 % nya
2 Rumah type sedang 12,376 Unit 7,425 SST 60 % nya b) Daerah Aliran Sungai Bone
3 Rumah type besar 4,125 Unit 4,589 SST 100% c)Daerah Aliran Sungai Tamalate
Total Domestik 19,439 SST
II. Non Domestik 18,976 SST 30 % domestik
III. Total Kebutuhan 38,415 SST ii. Sistem jaringan irigasi yang berfungsi mendukung kegiatan pertanian di wilayah
D. Tahun 2025 kota Gorontalo, meliputi:
I. Domestik
1 Rumah type kecil 27,591 Unit 8,277 SST 30 % nya
a) Jaringan irigasi Lomaya di Kecamatan Kota Utara
2 Rumah type sedang 13,795 Unit 8,277 SST 60 % nya b) Jaringan irigasi Alale di Kecamatan Kota Timur
3 Rumah type besar 4,598 Unit 4,598 SST 100% iii sistem jaringan air baku untuk air bersih di kota Gorontalo meliputi:

III - 12
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Gorontalo

1. jaringan air baku dari Sungai Bone;  IPA di Kelurahan Bulotadaa Barat Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo
2. jaringan air baku dari Sungai Bolango; dan dengan sumber air baku S. Bolango. Dengan kapasitas sumber 5.000 l/dt,
3. jaringan air baku dari Mata Air Butu di Kelurahan Pilolodaa; kapasitas IPA 20 l/dt.
iv sistem pengendalian banjir di wilayah Kota Gorontalo berupa pembangunan  IPA di Kelurahan Botu Kecamatan Dumbo Raya Kota Gorontalo dengan
sistem drainase terintegrasi dengan sistem polder, serta mengacu pada dokumen sumber air baku S. Bone. Dengan kapasitas IPA 20 l/dt.
pola dan rencana sumber daya air wilayah sungai Limboto-Bolango-Bone  IPA Kelurahan Pilolodaa dengan sumber air baku mata air butu dengan
kapasitas 5 l/dt.
3.2.2.3 Rencana Pengembangan Infrastruktur Kota
Penambahan kapasitas terpasang skala kota dilakukan di S. Bone di
1. Sistem Penyediaan Air Bersih Kelurahan Botu dengan membangun IPAL dan reservoar utama di bukit
Sumber air bersih yang tersedia dan dapat dimanfaatkan untuk penyediaan air Botu didekatnya.
bersih kota Gorontalo adalah :

1. Sungai-sungai: Sungai Bone dengan debit 107.295 l/dt dan Sungai c. Kebutuhan Air Bersih
Bolango dengan debit 5.000 l/dt.
Kebutuhan air bersih masyarakat Kota Gorontalo dalam 20 tahun ke depan dapat
2. Danau Limboto yang merupakan tampungan alam dengan luas areal digambarkan pada tabel di bawah ini :
mencapai 54.967,93 Km2.

3. Mata air :
 Mata air Botudidiya, di Lingkungan 7 Kelurahan Dembe I. Kondisinya
terawat baik dan berjarak 50 meter dengan lokasi permukiman.
 Mata air di Lingkungan 2 Kelurahan Dembe I. Kondisinya tidak
terawat dan berjarak 10 meter dengan lokasi permukiman penduduk.
Tabel 3.4
 Mata air Butu, di Lingkungan 3 Kelurahan Lekobalo. Kondisinya cukup Perhitungan Kebutuhan Air Bersih Kota Gorontalo 2010 - 2030
terawat walau terdapat di lokasi permukiman penduduk. liter/dtk Total Kebutuhan
No. Uraian (%) Jiwa per Keterangan
 Mata air Potanga, di Kelurahan Pilolodaa. Berjarak 25 meter dari lokasi
org/hr liter/hari liter/hari
permukiman penduduk. Tahun 2010
2. Sumber Air Minum 1 Perkiraan Jumlah Penduduk 182,21 Perkiraan pddk Kota
3 Gorontalo
 IPA di desa Tanggilingo, Kecamatan Kabila Kab. Bone Bolango dengan
145,77
sumber air baku S. Bone. Dengan kapasitas sumber 107.295 l/dt, 2 Penduduk terlayani 80 0 Semua terlayani
131,19 % thd penduduk
kapasitas terpasang : intake 480 l/dt dan distribusi 218 l/dt. 120
a. Sambungan rumah 90 3 15,743,203 182.21 terlayani
% thd penduduk
60
b. Hidran Umum 10 14,577 874,622 10.12 terlayani

III - 13
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Gorontalo

Total Kebutuhan Air Sumber: Hasil Analisa Tim Konsultan Tahun 2008
Domestik 16,617,826 192.34
3 Kebutuhan non domestik 35 5,816,239 67.32 % terhadap domestik
Total Kebutuhan Air 22,434,065 259.65
4 Kehilangan air 20 4,486,813 51.93 % dari total kebutuhan Berikut adalah Peta Rencana Sistem Jaringan Transmisi dan Distribusi Air Bersih Kota
Total air yang disalurkan 26,920,877 311.58
5 Debit maksimum harian 120 32,305,053 373.90 % thd ttl air yg disalurkan Gorontalo 2010 – 2030.
6 Debit puncak 180 48,457,579 560.85 % thd ttl air yg disalurkan C. Tahun 2020
7 Kebutuhan air baku 105 33,920,306 392.60 % thd debit maks harian Perkiraan pddk Kota
B. Tahun 2015 1 Perkiraan Jumlah Penduduk 219,659 Gorontalo
195,42 Perkiraan pddk Kota 2 Penduduk terlayani 80 175,727 Semua terlayani
1 Perkiraan Jumlah Penduduk 6 Gorontalo 18,978,53 % thd penduduk
120
156,34 a. Sambungan rumah 90 158,154 8 219.66 terlayani
2 Penduduk terlayani 80 1 Semua terlayani % thd penduduk
60
140,70 % thd penduduk b. Hidran Umum 10 17,573 1,054,363 12.20 terlayani
120
a. Sambungan rumah 90 7 16,884,806 195.43 terlayani Total Kebutuhan Air 20,032,90
% thd penduduk Domestik 1 231.86
60
b. Hidran Umum 10 15,634 938,045 10.86 terlayani 3 Kebutuhan non domestik 35 7,011,515 81.15 % terhadap domestik
Total Kebutuhan Air 27,044,41
Domestik 17,822,851 206.28 Total Kebutuhan Air 6 313.01
3 Kebutuhan non domestik 35 6,237,998 72.20 % terhadap domestik 4 Kehilangan air 20 5,408,883 62.60 % dari total kebutuhan
Total Kebutuhan Air 24,060,849 278.48 32,453,29
4 Kehilangan air 20 4,812,170 55.70 % dari total kebutuhan Total air yang disalurkan 9 375.62
Total air yang disalurkan 28,873,019 334.18 38,943,95
5 Debit maksimum harian 120 34,647,623 401.01 % thd ttl air yg disalurkan 5 Debit maksimum harian 120 9 450.74 % thd ttl air yg disalurkan
58,415,93
6 Debit puncak 180 51,971,434 601.52 % thd ttl air yg disalurkan
6 Debit puncak 180 9 676.11 % thd ttl air yg disalurkan
7 Kebutuhan air baku 105 36,380,004 421.06 % thd debit maks harian
40,891,15
7 Kebutuhan air baku 105 7 473.28 % thd debit maks harian
D. Tahun 2025
Perkiraan pddk Kota
1 Perkiraan Jumlah Penduduk 246,897 Gorontalo
2 Penduduk terlayani 80 197,518 Semua terlayani
E. Tahun 2030 21,331,90 % thd penduduk
120
277,51 Perkiraan pddk Kota a. Sambungan rumah 90 177,766 1 246.90 terlayani
1 Perkiraan Jumlah Penduduk 2 Gorontalo % thd penduduk
60
222,01 b. Hidran Umum 10 19,752 1,185,106 13.72 terlayani
2 Penduduk terlayani 80 0 Semua terlayani Total Kebutuhan Air 22,517,00
199,80 Domestik 6 260.61
120
a. Sambungan rumah 90 9 23,977,037 277.51 % thd penduduk terlayani 3 Kebutuhan non domestik 35 7,880,952 91.21 % terhadap domestik
b. Hidran Umum 10 22,201 60 1,332,058 15.42 % thd penduduk terlayani 30,397,95
Total Kebutuhan Air Total Kebutuhan Air 9 351.83
Domestik 25,309,094 292.93 4 Kehilangan air 20 6,079,592 70.37 % dari total kebutuhan
3 Kebutuhan non domestik 35 8,858,183 102.53 % terhadap domestik 36,477,55
Total Kebutuhan Air 34,167,277 395.45 Total air yang disalurkan 0 422.19
4 Kehilangan air 20 6,833,455 79.09 % dari total kebutuhan 43,773,06
Total air yang disalurkan 41,000,733 474.55 5 Debit maksimum harian 120 0 506.63 % thd
IIIttl air yg disalurkan
- 14
5 Debit maksimum harian 120 49,200,880 569.45 % thd ttl air yg disalurkan 65,659,59
6 Debit puncak 180 1 759.95 % thd ttl air yg disalurkan
6 Debit puncak 180 73,801,319 854.18 % thd ttl air yg disalurkan
45,961,71
7 Kebutuhan air baku 105 51,660,923 597.93 % thd debit maks harian 7 Kebutuhan air baku 105 3 531.96 % thd debit maks harian
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Gorontalo

III - 15
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Gorontalo

3 Sistem Pengelolaan Air Limbah Kota

Untuk industri, hotel, rumah makan dan semua jenis kegiatan yang menghasilkan
air limbah harus membuat pengolahan sanitasi setempat (on site sanitation).
Untuk rumah tangga yang sudah ada menggunakan pengolahan sanitasi setempat
(on site sanitation). Untuk kompleks perumahan baru yang secara teknis memenuhi
syarat, menggunakan sanitasi terpusat (off site sanitation) lokal pada kawasan
perumahan tersebut.
Sistem pembuangan air limbah (sewage) mencakup sistem pengolahan berupa
instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang terletak di Kelurahan Dulomo.

4 Sistem Persampahan Kota

a. Daerah Pelayanan
Daerah layanan persampahan secara umum meliputi semua wilayah Kota
Gorontalo untuk semua jenis kegiatan. Untuk kegiatan yang menghasilkan
sampah B3 (contoh : rumah sakit, beberapa jenis industri) layanan dilakukan
dengan alat angkut tersendiri. Untuk kegiatan yang menghasilkan sampah dalam
jumlah besar (contoh: industri, hyper market, supermarket, pasar) layanan
dilakukan tersendiri.

III - 16
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Gorontalo

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) untuk sementara di lokasi TPA baru di


Kelurahan Pohe. Bila TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu) di Desa
b. Pola Operasi Talumelito, Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo sudah beroperasi, maka
 Pewadahan individu dan pewadahan komunal yang digunakan bersama dan sampah dari Kota Gorontalo akan dibuang ke TPST ini.
umumnya diperuntukkan bagi permukiman tidak teratur dan daerah terjal. f. Penanganan 3 R
 Pengumpulan dilakukan secara : Sampah dikelola dari sumbernya dengan prinsip 3 R (reuse, reduce, recycle)
 Individual langsung (door to door truck). Pola ini dikhususkan untuk sehingga lokasi pemindahan, alat angkut dan beban TPA dapat dikurangi. Agar
mengumpulkan sampah dari bangunan-bangunan yang timbunan sampah per pengelolaan dengan prinsip 3 R dapat berjalan dengan baik, maka perlu dilibatkan
harinya cukup besar (> 300 lt/hari) dan daerah yang kemiringannya cukup kelompok-kelompok masyarakat untuk secara aktif ikut menanganinya.
tinggi.
 Individual tidak langsung (door to door gerobak dan becak motor). Pola ini
dilakukan dengan cara petugas mendatangi setiap rumah dengan jarak ke
tempat pemindahan tidak lebih dari 600 m.
 Komunal, masing-masing sumber sampah membawa sendiri sampahnya ke
wadah komunal untuk kemudian diangkut dengan truck pengangkut. Pola ini
diterapkan untuk daerah yang tidak teratur yaitu daerah kumuh.

c. Pemindahan
Tempat pemindahan adalah transfer depo. Jenis transfer depo type I luas 200 m 2
type II luas 100 – 200 m2 dan type III berupa landasan Container Arm Roll Truck g. Kebutuhan Pengelolaan Sampah

dengan luas ± 15 m2 Tabel 3.5


Prakiraan Timbunan Sampah di Kota Gorontalo 2010 - 2030
Liter Total Volume
No
d. Pengangkutan Uraian (%) Jiwa per Keterangan
. 3
org/hr Liter/hari m /hari
Dilakukan dari transfer depo dan wadah komunal ke TPA atau untuk pengumpulan
A. Tahun 2010
langsung dari sumber-sumber sampah besar langsung ke TPA. Jenis kendaraan 1 Jumlah Penduduk 182,213
% penduduk yg
tersebut dapat berupa truck biasa, dump truck, arm roll truck, comapactor truck dan
2 Tingkat Pelayanan 80 145,770 dilayani
lain-lain. 3 Timbunan Sampah
e. Pembuangan Akhir a. Sampah Domestik 145,770 2.50 364,426 364.426
% thd sampah
b. Sampah Non Domestik 30 10,933 109,328 109.328 domestik

III - 17
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Gorontalo

D
. Tahun 2025
1Jumlah Penduduk 245,897
2Tingkat Pelayanan 80 196,718 % penduduk yg dilayani
3Timbunan Sampah
a. Sampah Domestik 196,718 2.50 491,794 491.794
b. Sampah Non Domestik 30 14,754 147,538 147.538 % thd sampah domestik
Total Timbunan Sampah 639,332 639.332
E. Tahun 2030
1 Jumlah Penduduk 277,521
2 Tingkat Pelayanan 80 222,017 % penduduk yg dilayani
3 Timbunan Sampah
a. Sampah Domestik 222,017 2.50 555,042 555.042
b. Sampah Non Domestik 30 16,651 166,513 166.513 % thd sampah domestik
Total Timbunan Sampah 721,555 721.555
Total Timbunan Sampah 473,754 473.754
B. Tahun 2015
1 Jumlah Penduduk 195,426
% penduduk yg
2 Tingkat Pelayanan 80 156,341 dilayani
3 Timbunan Sampah
Tabel 3.6
a. Sampah Domestik 156,341 2.50 390,852 390.852
Prakiraan Kebutuhan Alat Pewadahan, Pengumpulan dan Pengangkutan
% thd sampah
b. Sampah Non Domestik 30 11,726 117,256 117.256 domestik
Total Timbunan Sampah 508,108 508.108
C. Tahun 2020
1 Jumlah Penduduk 219,659
% penduduk yg
2 Tingkat Pelayanan 80 175,727 dilayani
3 Timbunan Sampah
a. Sampah Domestik 175,727 2.50 439,318 439.318
% thd sampah
b. Sampah Non Domestik 30 13,180 131,795 131.795 domestik
Total Timbunan Sampah 571,113 571.113
Sumber: Hasil Analisa Tim Konsultan

III - 18
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Gorontalo

E. Tahun 2030
C. Tahun 2020
I. Pewadahan
I. Pewadahan Rumah
1 Rumah Tangga Bin Plastik 40 ltr 41,252 buah 1 unit/KK 12 th masing2 RT Kapasitas Kebutuhan Umur
No 1 Tangga Bin Plastik 40 ltr 51,292 buahCakupan
1 unit/KK 12 th masing2 RT
Uraian Jenis Jumla Keterangan
2 Jasa/Kantor Bin Plastik 70 ltr 884 buah 1 unit/unit 12 th masing2 kantor . Layanan masing2
Vol Sat h Unit Teknis
3 Perdagangan Bin Plastik 70 ltr 884 buah 1 unit/unit 12 th masing2 pengusaha 2 Jasa/Kantor Bin Plastik 70 ltr 1,099 buah 1 unit/unit 12 th kantor
4 Tepian Jalan Bin Plastik 40 ltr 309 buah 1 unit/100 m 12 th pusat kgiatan A. Tahun 2010 masing2
I. Pewadahan
3 Perdagangan Bin Plastik 70 ltr 1,099 buah 1 unit/unit 12 th pengusaha
5 Taman Bin Plastik 70 ltr 177 buah 1 unit/taman 12 th taman umum
1 Rumah Tangga
4 Tepian Jalan BinBin
Plastik
Plastik 40 40ltr 33,908
ltr buah
1,923 1 unit/KK
buah 1 unit/100 m 12 th masing2 RT
12 th pusat kgiatan
II. Pengumpulan
Gerobak 2 Jasa/Kantor
5 Taman BinBin
Plastik
Plastik 70 70ltr ltr 727 buah
1,099 1 unit/unit
buah 1 unit/taman12 th12 th masing2 kantor
taman umum
1 dorong Kayu 1 m3 578 buah 1 unit 500 kk 3 th kawasan padat 3 II.Perdagangan
Pengumpulan Bin Plastik 70 ltr 727 buah 1 unit/unit 12 th masing2 pengusaha
III. Pemindahan 4 Tepian Jalan
Gerobak Bin Plastik 40 ltr 254 buah 1 unit/100 m 12 th pusat kgiatan
kawasan
3
5 1 dorong
Taman Kayu
Bin Plastik 70 1ltr m 145 718
buah buah 1 unit 500 kk12 th 3 th taman
1 unit/taman padat
umum
1 Container ART 2.5 m2 124 buah 1 unit/500 kk 3 th landasan 20 m2
II. III. Pemindahan
Pengumpulan 154
2 Transfer depo type 1 15 m3 14 unit 1 unit/10.000 jiwa 10 th luas 100 m2 landasan 20
IV. Pengangkutan 1 Gerobak dorong Kayu 1 m3 475 buah 1 unit 500 kk 3 th kawasan 2padat
1 Container ART 2.5 m2 18 buah 1 unit/500 kk 3 th m
III. Pemindahan
1 Dump Truck 4 m3 19 unit 5 th 3 reet/hari 1 unit/10.000
2
2 Arm Roll Truck 25 unit 5 th melayani 5 Cont ART 1 Container ARTdepo
2 Transfer type 1 2.5 15m m3 102 buah
16 1 unit/500 jiwa
unit kk 3 th 10 th landasan 20mm2 2
luas 100
IV 1 unit/10.000
D. Tahun 2025
2 . Transfer depo
Pengangkutan type 1 15 m3 12 unit jiwa 10 th luas 100 m2
I. Pewadahan
IV. Pengangkutan
1 Rumah Tangga Bin Plastik 40 ltr 45,984 buah 1 unit/KK 12 th masing2 RT 1 Dump Truck 4 m3 24 unit 5 th 3 reet/hari
1 Dump Truck 4 m3 16 unit 5 th 3melayani
reet/hari5
2 Jasa/Kantor Bin Plastik 70 ltr 985 buah 1 unit/unit 12 th masing2 kantor
2 Arm2 Arm
Roll Roll
TruckTruck 20 31
unit unit 5 th 5 thmelayani
Cont ART ART
5 Cont
3 Perdagangan Bin Plastik 70 ltr 985 buah 1 unit/unit 12 th masing2 pengusaha
4 Tepian Jalan Bin Plastik 40 ltr 1,724] buah 1 unit/100 m 12 th pusat kgiatan B. Tahun 2015
I. Pewadahan
5 Taman Bin Plastik 70 ltr 985 buah 1 unit/taman 12 th taman umum
1 Rumah Tangga Bin Plastik 40 ltr 37,008 buah 1 unit/KK 12 th masing2 RT
II. Pengumpulan
Gerobak 2 Jasa/Kantor Bin Plastik 70 ltr 793 buah 1 unit/unit 12 th masing2 kantor
1 dorong Kayu 1 m3 664 buah 1 unit 500 kk 3 th kawasan padat 3 Perdagangan Bin Plastik 70 ltr 793 buah 1 unit/unit 12 th masing2 pengusaha
III. Pemindahan 4 Tepian Jalan Bin Plastik 40 ltr 278 buah 1 unit/100 m 12 th pusat kgiatan
1 Container ART 2.5 m2 138 buah 1 unit/500 kk 3 th landasan 20 m2 5 Taman Bin Plastik 70 ltr 159 buah 1 unit/taman 12 th taman umum
II. Pengumpulan
2 Transfer depo type 1 15 m3 16 unit 1 unit/10.000 jiwa 10 th luas 100 m2
IV. Pengangkutan 1 Gerobak dorong Kayu 1 m3 518 buah 1 unit 500 kk 3 th kawasan padat
III. Pemindahan
1 Dump Truck 4 m3 21 unit 5 th 3 reet/hari
2 Arm Roll Truck 28 unit 5 th melayani 5 Cont ART 1 Container ART 2.5 m2 111 buah 1 unit/500 kk 3 th landasan 20 m2
1 unit/10.000
2 Transfer depo type 1 15 m3 13 unit jiwa 10 th luas 100 m2
Sumber: Hasil Analisa Tim Konsultan IV. Pengangkutan
1 Dump Truck 4 m3 17 unit 5 th 3 reet/hari
2 Arm Roll Truck 22 unit 5 th melayani 5 Cont ART

5 Sistem Drainase Kota

a. Sistem Drainase

III - 19
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Gorontalo

 Pembagian Blok Drainase b. Sistem Saluran


Sistem saluran pada suatu sub-blok dapat ditata secara terpisah dengan sistem saluran
Untuk optimasi pelayanan sistem drainase Kota Gorontalo, dilakukan pembagian
pada sub-blok yang lain. Penetapan sistem saluran diawali dengan penetapan saluran
blok layanan kedalam 4 (empat) blok, yaitu :
primer / conveyor drain, kemudian diikuti dengan saluran pengumpul sekunder dan
1. Blok I
tersier (collector drain). Arah aliran pada saluran ditetapkan secara makro dengan
Kawasan ini terletak di bagian Utara sungai Tamalate dan dibatasi di bagian
menggunakan peta topografi serta data hasil pengukuran di lapangan.
Barat oleh saluran PBn Ka (Primer Bolango Bagian Kanan) yang terletak di
sepanjang tepian jalan Diponegoro, jalan K. H. Dewantoro, jalan Jaksa Agubg
c. Sistem Pembuangan
Soeprapto, jalan Yusuf Hasiru.
Karena kondisi topografi dan ketinggian muka air sungai (diwaktu banjir) maka di ujung
2. Blok II
hilir saluran perlu dipasang pintu air yang kedap air. Pintu air ini hanya ditutup apabila
Kawasan ini diapit oleh sungai Bone dan sungai Tamalate.
elevasi muka air di sungai sudah melewati elevasi muka air di saluran.
Untuk mencegah genangan pada bagian pertemuan saluran dengan sungai diwaktu
3. Blok III
banjir, maka di bagian hilir saluran sebelum pintu air, perlu dipasang pompa air yang
Kawasan ini meliputi sebagian Kelurahan Siendeng dan Kelurahan Biawu yang
digunakan memompa air yang terakumulasi untuk dibuang ke sungai. Untuk itu
dikelilingi oleh sungai Bolango.
disepanjang tepian sungai dibuatkan tanggul banjir (pada bagian-bagian yang rendah).
4. Blok IV
Pada kawasan di Kelurahan Biawu dan Siendeng yang masuk pada blok III dimana
Kawasan ini meliputi Kelurahan Talumolo, Leato, Leato Selatan dan Botu.
letak permukaan tanah relatif rendah dan pada saat banjir selalu tergenang, selain
5. Blok V
penataan sistem saluran dan pembuatan tanggul banjir, mutlak diperlukan sistem
Kawasan ini meliputi sebagian Kecamatan Kota Barat dan sebagian Kecamatan
pembuangan melalui kolam penampung dan pemompaan dengan menggunakan sistem
Kota Selatan yang berada di antara D. Limboto, S. Bolango dan Teluk
polder. Pada blok lain bila diperlukan dapat dipertimbangkan untuk dibuatkan kolam
Gorontalo.
penampungan.
6. Blok VI
Kolam penampung diletakkan di sekitar bagian hilir saluran primer dan untuk itu
Kawasan ini terletak di bagian Timur dibatasi oleh saluran PBn Ka (Primer
diperlukan adanya pembebasan lahan yang cukup luas.
Bolango Bagian Kanan) yang terletak di sepanjang tepian jalan Diponegoro,
Kawasan yang masuk blok IV yaitu di daerah bagian Selatan sungai Bone memiliki
jalan K. H. Dewantoro, jalan Jaksa Agung Soeprapto, jalan Yusuf Hasiru ; di
kemiringan yang baik sehingga sistem pembuangan belum memerlukan penanganan
bagian Barat dan Seatan dibatasi S. Bolango.
khusus seperti pintu air dan pompa.
Blok layanan drainase tersebut di atas dibagi-bagi pula ke dalam sub-blok di mana
Berikut adalah Peta Rencana Pembagian Blok Layanan Drainase dan Peta Rencana Sistem
pada setiap sub-blok dilayani oleh satu saluran primer dengan banyak saluran
Drainase Kota Gorontalo 2010-2030
sekunder/tersier.

III - 20
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Gorontalo

III - 21
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Gorontalo

III - 22
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Gorontalo

Adapun untuk antisipasi proses mitigasi dan evakuasi bencana gelombang pasang/
tsunami perlu direncanakan jalar khusus evakuasi bencana yang meliputi ruas jalan
mayor Dullah, jalan Jalaludin Tantu,

jalan Tribrata, jalan Sultan Botutihe, jalan Cokroaminoto dan jalan Sudirman dengan
tujuan akhir lapangan DAMHIL Kelurahan Wumialo.

8. Rencana penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana perkotaan


meliputi penyediaan prasarana dan sarana penanggulangan kebakaran kota yang
6 Rencana Penyediaan dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Jaringan Jalur
dijabarkan secara sistematis dalam Rencana Induk Sistem Penganggulangan Kebakaran
Pejalan Kaki,
Kota (RISPK).
Rencana penyediaan prasarana jalur pejalan kaki (pedestrian ways) di Kota Gorontalo
akan diprioritaskan pada kawasan-kawasan perdagangan dan jasa untuk menunjang
Adapun untuk Rencana jalar evakuasi bencana dapat ditunjukkan pada Peta berikut
aktifitas dan pergerakan para pengunjung pusat-pusat perdagangan. Penyediaan
ini :
prasarana pejalan kaki ini juga dimaksudkan untuk mengurangi intensitas kendaraan
yang masuk dan melintasi kawasan-kawasan perdagangan dan jasa yang selama ini
kerap menjadi sumber kesemrawutan dan kemacetan di pusat-pusat perdaganagan.
Rencana penyediaan prasarana pejalan kaki di kawasan pusat perdagangan sepanjang
jalan Suprapto dan jalan MT.Haryono

7 Rencana Jalur Evakuasi Bencana

Untuk mengantisipasi terjadinya bencana di Kota Gorontalo khususnya bencana


gelombang pasang/tsunami, gempa bumi dan banjir yang terjadi dengan skala yang
ekstrim, perlu direncanakan jalar-jalur evakuasi bencana untuk memudahkan proses
mitigasi bencana.
Untuk kejadian banjir dan gempa bumi yang membutuhkan proses mitigasi dan
evakuasi massal akan memanfaatkan kawasan-kawasan terbuka seperti lapangan-
lapangan di lokasi bebas banjir untuk sorban banjir seperti di lapangan Buladu,
Kecamatan Kota Barat, Lapangan Bulotadaa Kecamatan Sipatana, Stadion Merdeka dan
Lapangan DAMHIL.

III - 23
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Gorontalo

III - 24

Anda mungkin juga menyukai