Terapi Bermain Menara Donat
Terapi Bermain Menara Donat
A. Latar Belakang
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak
b. Tujuan Khusus
1) Menurunkan tingkat kecemasan pada anak
2) Mengembangkan imajinasi pada anak.
C. Prinsip Bermain
1) Tidak banyak energi, singkat dan sederhana
2) Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang
3) Melibatkan keluarga atau orang tua
D. Waktu
Kegiatan bermain akan dilaksanakan pada hari Jum,at Tanggal 26 Februari 2019
E. Tempat
Ruang perawatan Lontara II Atas depan
F. Metode
Tanya jawab, diskusi
G. Media Dan Alat
Mainan menara donat
H. Peserta Bermain
Mahasiswa Universitas Mega Rezky
Pembimbing institusi / perawat ruang anak
Pasien anak
I. KegiatanPermainan
J. SETTING TEMPAT
Terapi bermain ini di lakukan di ruang perawatan Lontara II Atas Depan
dengan setting tempat sebagai berikut:
Keterangan :
: Mahasiswa
: Pembimbing
: Klien
: Orang tua pasien
K. Evaluasi
a. Struktur
Evaluasi Dari Persiapan ,Tempat, Kontrak Waktu Sudah Dilakukan
1. Dimulai dari leader, co leader, observer, dan fasilitator
2. Terapi bermain dilakukan di ruang perawatan anak lontara II Atas Depan
3. Minta anak untuk menyusun menara donat tersebut
4. Berikan waktu 10 menit untuk menyusun
b. Evaluasi Proses
1. Leader dapat memimpin jalannya permainan, dilakukan dengan tertib dan
teratur
2. 100 % anak dapat mengikuti permainan secara aktif dari awal sampai akhir
c. Evaluasi Hasil
1. 100 % anak merasa aman dan nyaman
2. 100 % mampu mengikuti kegiatan yang dilakukan
3. 80 % anak dapat menyatakan perasaan senang
4. 100 % anak dapat menjawab pertanyaan yang di berikan
MATERI TERAPI BERMAIN
A. Definisi
Menara Donat adalah permainan yang terdiri dari beberapa donat warna-
warni yang dapat disusun menjadi sebuah menara. Terdiri dari donat ukuran
kecil hingga ukuran besar (Afriani, 2004).
B. Alat yang di perlukan untuk bermain Menara Donat
Untuk bermain dibutuhkan Menara yang disusun dari beberapa donat
(Afriani, 2004).
C. Cara Bermain dengan Menara Donat
Permainan Menyusun Donat cara memainkannya pertama-tama dengan
melepas setiap donat dan kemudian disusun kembali sesuai besar donatnya.
Latih anak untuk menyusun berdasarkan ukrannya. Berikan pujian jika anak
berhasil melakukannya (Afriani, 2004).
D. Manfaat
Menurut Afriani (2004), adapun beberapa manfaat yang bisa diambil dari bermain
menara donat adalah sebagai berikut :
D. Tujuan Bermain
Melalui fungsi yang terurai diatasnya, pada prinsipnya bermain mempunyai
tujuan sebagai berikut :
1. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada saat
sakit anak mengalami gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
Walaupun demikian, selama anak dirawat di rumah sakit, kegiatan stimulasi
pertumbuhan dan perkembangan masih harus tetap dilanjutkan untuk
menjaga kesinambungannya.
2. Mengekspresikan perasaan, keiginan, dan fantasi serta ide-idenya. Seperti
yang telah di uraikan diatas pada saat sakit dan dirawat di rumah sakit, anak
mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan. Pada anak
yang belum dapat mengekspresikannya.
3. Mengembangkan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah.
Permainan akan menstimulasi daya piker, imajinasi, fantasinya untuk
menciptakan sesuatu seperti yang ada dalam pikirannya. Pada saat
melakukan permainan, anak juga akan dihadapkan pada masalah dalam
konteks permainannya, semakin lama ia bermain dan semakin tertantang
untuk dapat menyelesaikannya dengan baik.
4. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat di
rumah sakit. Stress yang dialami anak dirawat di rumah sakit tidak dapat
dihindarkan sebagaimana juga yang dialami orang tua. Untuk itu yang
penting adalah bagaimana menyiapkan anak dan orang tua untuk dapat
beradaptasi dengan stressor yang dialaminya di rumah sakit secara
efeaktorktif. Permainan adalah media yang efektif untuk beradaptasi karena
telah terbukti dapat menurunkan rasa cemas, takut, nyeri dan marah.
f. Teman bermain
Dalam bermain, anak memerlukan bisa teman sebaya, saudara, atau orang
tuanya. Ada saat – saat tertentu dimana anak bermain sendiri agar dapat
menemukan kebutuhannya sendiri. Bermain yang dilakukan bersama
dengan orang tuanya akan mengakrabkan hubungan dan sekaligus
memberikan kesempatan kepada orang tua untuk mengetahui setiap kelainan
yang dialami oleh anaknya.
Adriana, D. (2011). Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta:
Salemba Medika.
Gunawan, S. D. (2013). Psikologi Anak Bermasalah. Jakarta: PT BPK Media.
Hidayat, A. A. A. (2011). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Edisi 1. Jakarta: Salemba
Medika
Imam, S. (2008). Jelaskan Prosedur Medis Agar Anak Tidak Lagi Menangis. Diambil
pada tanggal 22 Februari 2008, Available: http://www.tabloid-nakita.com
Muhammad, A. (2009). Panduan Praktis Menggambar dan Mewarnai Untuk Anak.
Yogyakarta: Powerbooks.
Ngastiyah. (2010). Perawatan Anak Sakit. Edisi 2. Jakarta: EGC.
Regina, N. (2009). 120 Permainan Kreatif Untuk Menggali Kecerdasan Anak.
Yogyakarta: Wahana Totalita Publisher.
Sugiyono. (2010). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta
Suriadi dan Yuliani, R. (2010). Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: CV Sagung
Seto