PENGAWASAN DASI DAN ANGKA PIDA KTA Sembarang 2020
PENGAWASAN DASI DAN ANGKA PIDA KTA Sembarang 2020
PILKADA
KOTA SEMARANG 2020
oleh:
Koordinator Divisi Pengawasan dan Hubungan Antar Lembaga
Bawaslu Kota Semarang
Nining Susanti
Pengarah :
Muhammad Amin
Naya Amin Zaini
Arief Rahman
Oky Pitoyo Leksono
Pembina :
Sutoto Rahmat
Penulis :
Nining Susanti
Penyunting :
Bangkit Permadi
Arief Ardiansyah
Ilham Rosyid
Penerbit :
Badan Pengawas Pemilihan Umum Kota Semarang
Redaksi :
Jl. Taman Brotojoyo No.2,
Kecamatan Semarang Utara,
Kota Semarang Jawa Tengah 50178
Tlp/HP. (024) 3516900 / 081316665996
Email : semarangkota.bawaslu@gmail.com
Distributor Tunggal :
Badan Pengawas Pemilihan Umum Kota Semarang
Jl. Taman Brotojoyo No.2,
Kecamatan Semarang Utara,
Kota Semarang, Jawa Tengah 50178
Tlp/Hp. (024) 3516900/ 081316665996
Email : semarangkota.bawaslu@gmail.com
N
geri-Ngeri Sedap Mengawasi di era Pandemi!. Itulah mungkin
ungkapan populer dan sederhana yang dapat melukiskan kondisi
psikologis seluruh jajaran pengawas pemilu di kota Semarang
saat dimulainya lagi tahapan pengawasan pemilihan Pilkada 2020 pasca
dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu)
2/2020 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota sebagai payung
hukum pelaksanaan Pilkada serentak non bencana alam ini.
Ngeri karena ini adalah pengalaman pertama melakukan pengawasan
tahapan Pilkada di era Pandemi dengan kondisi kota Semarang yang
masuk dalam zona merah akibat tingginya masyarakat yang terpapar covid
19 ataupun tingkat kematian yang disebabkan oleh virus yang berasal dari
Wuhan Cina ini. Sehingga kota Semarang selalu masuk dalam kategori
rawan atas versi pandemi covid 19 dalam riset Indeks Kerawanan Pemilu
yang disusun oleh Bawaslu RI di tahun 2020.
Sedap karena bagi pengawas pemilu setiap tahapan pemilihan
merupakan kerja-kerja melekat yang seringkali meningkatkan adrenalin
karena kuatnya passion dan loyalitas terhadap tugas negara, sehingga
apapun kondisinya tetap diupayakan bisa bekerja secara optimal meskipun
resiko yang dihadapi seringkali membahayakan keselamatan jiwa dan raga.
Sedikit pengalaman inilah yang mencoba dipotret oleh buku ini. Buku
sederhana ini mencoba menarasikan kerja-kerja pengawasan yang telah
dilakukan secara ringan , renyah namun komprehensif yang ditampilkan
dalam bentuk infografis sebagai capaian-capaian kinerja yang terukur.
Meskipun tetap saja tidak bisa memotret dinamika pengawasan secara utuh
yang terjadi kurang lebih selama 1,5 tahun ini.
Buku ini fokus pada pengawasan pemilihan di tiap-tiap tahapan saja.
Kerja-kerja penindakan maupun publikasi hasil pengawasan akan dibahas
secara sekilas.
Seringkali kita mendengar bahwa mengawasi Pilkada dengan satu
pasangan calon merupakan kerja yang ringan karena substansi Pilkada
sejatinya telah usai, Pilkada hanya berjalan secara administratif saja. Namun
ternyata yang terjadi tidak demikian, karena Tahapan-tahapan Pilkada
adalah rentetan proses yang berjalan secara sistematis sehingga tidak ada
bedanya Pilkada dengan satu atau dua atau lebih pasangan calon, yang
berbeda secara signifikan hanya ditahapan kampanye saja.
Hiruk pikuk pengawasan Pilkada dengan satu pasangan calon diera
pandemi inilah yang mencoba diabadikan dalam buku ini dengan harapan
bisa memperkaya literatur pada pengawasan pemilihan pada tahun-tahun
mendatang.
Akhir kata, penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah bekerja keras dalam melakukan kerja-kerja pengawasan
di kota Semarang. Ucapan terimakasih kepada Bawaslu Jawa Tengah atas
supportnya yang luar biasa, kawan-kawan Pimpinan dan Korsek Bawaslu
kota Semarang, Seluruh Staff terkhusus staff divisi pengawasan Bawaslu
kota Semarang yang selalu setia membersamai, Panwaslu kecamatan,
Panwaslu Kelurahan, Pengawas TPS, Gakkumdu kota Semarang. Buku ini
adalah torehan sejarah kita bersama.
P
uji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan sehat
kepada kita semua. Pelaksanaan tahapan Pemilihan Walikota
dan Wakil Walikota Semarang tahun 2020 dapat berjalan dengan
baik,ditengah situasi Pandemi Covid-19 yang melanda sehingga melahirkan
pemimpin baru di Kota Semarang dalam melanjutkan proses-proses
pembangunan dan demokrasi lebih baik dimasa mendatang.
Salah satu tugas dan wewenang Badan Pengawas Pemilihan Umum
Kota Semarang adalah mengawasi semua tahapan penyelenggaran, dengan
dinamika yang beragam dari setiap tahapan yang dilalui.
Melalui beragam cerita dengan bahasa yang mudah dicerna dan
sederhana, buku ini dikemas dalam kompilasi naratif, setiap tahapan dalam
rangka pengawasan pemilihan dengan 1 pasangan, yang baru pertama kali
dalam sejarah Pilkada di Kota Semarang. Sehingga pendekatan, metode,
strategi pengawasannya juga menjadi satu cerita tersendiri yang dituangkan
dalam coretan narasi yang saling berkesinambungan.
Salah satu indikator suksesnya proses pengawasan dalam Pilkada
adalah adanya kerja sama dari semua pihak dan semua stake holder
yang terlibat, sehingga pilkada dapat berjalan dengan demokratis dan
bermartabat.
Harapannya buku ini akan menjadi referensi dan juga menjadi literasi
dan juga kaca benggala bagi pelaksanaan pemilu maupun pemilihan dimasa
yang akan datang.
M
enjadi suatu habbit , bahwa setiap pelaksanaan tugas-tugas
pengawasan pemilu dan pemilihan harus didokumentasikan dengan
baik, dan disampaikan secara utuh kepada publik sebagai suatu
bentuk pertanggungjawaban.
Melaksanakan tugas-tugas kelembagaan adalah suatu hal,
sementara menyajikan informasi kepada masyarakat adalah hal lainnya,
namun keduanya masih dalam satu rumpun proses pendewasaan dalam
berdemokrasi. Karena demokrasi mensyaratkan pemilu dan pemilihan yang
jujur, adil, dan sekaligus membutuhkan ruang segar berupa keterbukaan
informasi.
Menyadari pentingnya pertanggungjawaban kepada publik itulah
yang kemudian mendorong Bawaslu Provinsi Jawa Tengah memastikan
Bawaslu Kab/Kota memungkasi tugas pengawasannya dengan berbagai
produk olahan data dan informasi.
Kerja-kerja Pengawasan yang dilakukan oleh Bawaslu Kab/Kota
pada pilkada serentak 2020 memiliki kekhususan karena berlangsung pada
masa pandemic virus Covid-19. Pelaksanaan pilkada yang mensyaratkan
pendekatan protokol kesehatan mengubah sebagian tata cara atau teknis
pengawasan yang menyesuaikan pada perubahan regulasi pilkada.
Tentu akan sangat disesalkan apabila pengalaman yang tidak biasa
pada pilkada serentak 2020 dibiarkan teronggok menjadi tumpukan catatan
yang kemudian terlupakan.
Karena itulah, Bawaslu Provinsi Jawa Tengah menyambut gembira
hadirnya buku pengawasan yang disusun oleh Bawaslu Kota Semarang.
Kami yakin, buku ini akan sangat bermanfaat.
“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan
hilang dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk
keabadian”....Pramoedya Ananta Toer.
Q
uote-quote diatas tentu tidak ada maknanya jika hanya dibaca
tanpa diaplikasikan. Menulis tidak harus dimaknai secara pribadi,
namun juga menuliskan kerja-kerja kelembagaan, sebagai bentuk
pertanggungjawaban kinerja lembaga dan pertanggung jawaban kepada
publik secara luas.
Semangat inilah yang rupanya mendasari Bawaslu kota Semarang
untuk menerbitkan buku “ Pengawasan Dalam Narasi dan Angka” yang
disarikan dari laporan akhir hasil pengawasan pada Pilkada serentak 2020.
Laporan akhir kinerja lembaga seringkali hadir dalam format yang baku,
standar, seragam dan cenderung monoton. Dampaknya, menimbulkan
keengganan banyak pihak untuk sekedar membaca apalagi mengkaji karena
terlalu tebal dan serius.
Oleh karena itu hadirnya buku pengawasan Bawaslu kota Semarang
ini adalah langkah cerdas sebagai upaya menyampaikan pencapaian kinerja
lembaga dengan gaya bahasa yang ringan, naratif disertai dengan data-data
yang tepat dan akurat.
Ditunjang lagi dengan sistematika penyampaian yang diformat per
tahapan pemilihan, sehingga membawa imajinasi pembaca seakan melihat
kilas balik kerja-kerja pengawasan yang dilakukan oleh seluruh jajaran
pengawas dari tingkat Pengawas TPS, Panwaslu kelurahan, Panwaslu
kecamatan hingga Bawaslu kota Semarang.
Meskipun Pilkada kota Semarang tahun 2020 dilaksanakan dengan
satu pasangan calon namun bukan berarti ini adalah kerja yang ringan.
Keberhasilan Pilkada di kota Semarang ini tentu adalah hasil kerja keras
banyak pihak termasuk jajaran pengawas pemilu di kota Semarang yang
menjadi garda terdepan pengawasan pemilihan. Oleh karena itu sudah
selayaknya segala jerih payah ini direkam dalam sebuah buku pengawasan
yang kelak akan menjadi salah satu sumber literasi yang akan bercerita
dan bernarasi kepada generasi penerus kerja-kerja besar dalam konteks
kepengawasan pemilihan yang telah dilakukan oleh Bawaslu kota
Semarang.
Akhirnya, mewakili Bawaslu RI saya memberikan apresiasi atas
terbitnya buku “ Pengawasan Dalam Narasi dan Angka ini ” . Semoga karya
ini akan diikuti dengan karya-karya berikutnya.
Semoga buku ini bermanfaat bagi siapa saja yang tertarik dengan isu-
isu kepemiluan di Nusantara.
Cover ...............................................................................................................
Prolog ..............................................................................................................
Kata Pengantar Ketua Bawaslu Kota Semarang .........................................
Suatu Pengantar “Menghadirkan yang Ada” ...............................................
Kata Pengantar Koordinator Divisi Pengawasan dan Sosialisasi Bawaslu
RI ......................................................................................................................
Daftar Isi ..........................................................................................................
Infografis .................................................................................................. 80
B
agi pengawas pemilu, mengawasi tahapan pemutakhiran data
pemilih merupakan tahapan yang panjaaaaaang. Kenapa? ka-
rena dari pemilu ke pemilu, dari pilkada ke pilkada, tahapan
ini selalu menyisakan persoalan yang tak kunjung selesai, meski-
pun telah di tetapkan menjadi Daftar Pemilih Tetap (DPT). Sehingga
seringkali kita mendengar ungkapan bahwa sejatinya DPT adalah
Daftar Pemilih tidak Tetap ! tentu ungkapan ini tidak hanya sekadar
ungkapan kekesalan atau ungkapan becandaan saja, tapi harus di-
carikan solusi kerja cerdasnya.
Oleh karena itu pada Pilkada serentak 2020, kami konsisten un-
tuk mengawasi tahapan ini tidak dengan tangan kosong tapi meng-
gunakan teknologi.
Penggunaan teknologi ini sebenarnya mulai kami lakukan ke-
tika pengawasan Pilkada Gubernur tahun 2018. Ketika itu aplikasi
A. RDBMerge Add-In
RDBmerge Add-In merupakan salah satu aplikasi yang digu-
nakan dalam menggabungkan beragam data yang tercantum da-
lam buku kerja (Workbooks), CSV (Comma Separated Values) dan
XML (Extensible Markup Laguage) dalam satu kesatuan buku kerja.
RDBMerge Add-In dalam proses ini digunakan untuk menggabung-
kan data Daftar Pemilih (A-KWK) sebanyak 16 Exel masing-masing
Kecamatan dengan total 177 sheet yang diberikan oleh KPU Kota
Semarang pada Pemilihan Walikota Dan Wakil Walikota Semarang
Tahun 2020.
Sistem kerja RDBMerge Add-In yaitu dengan melakukan klik
pada tab ribbon berlabel data, kemudian klik browse untuk memilik
lokasi folder yang akan digabungkan, kemudian pilih jenis ekstensi
berkas yang digabungkan dengan melakukan klik xlsx, setelah itu
memilih Colom A1 sampe pada jumlah terkahir yang ingin digabung-
kan.
Teknologi ini sangat efektif digunakan, karena dengan data
pemilih (A-KWK) sebanyak 16 Exel masing-masing Kecamatan den-
gan total 177 sheet hanya memakan waktu tidak lebih dari 8 Jam
dengan dibantu penambahan perangkat Solid State Drive (SSD)
pada komputer yang digunakan dalam melakukan penggabungan.
Jika pencermatan data ini digunakan dengan aplikasi abblebits set-
idaknya membutuhkan waktu 2 hari untuk mendapatkan data valid
sebagai temuan hasil pengawasan.
Urgensi penggabungan buku kerja (Workbooks) merupakan
upaya untuk mempermudah kami dalam melakukan pencermatan
data ganda antarkecamatan, ganda internal Kecamatan, umur pemi-
lih dibawah 16 tahun dan Umur pemilih diatas 96 tahun didalam Mi-
B.Microsoft Access
Selain menggunakan RDB Marge Add-in, untuk memaksimal-
kan ikhtiar pengawasan data pemilih kami juga memanfaatkan te-
knologi Microsoft Access. Hal ini dilakukan untuk mempermudah
proses analisa data ganda dalam daftar pemilih yang disusun oleh
KPU Kota Semarang.
Sistem bekerja teknologi Microsoft Access ini yaitu dengan mel-
akukan impor data exel hasil penggabungan DPS/DPT 3.774 TPS
yang sudah dilakukan dengan Aplikasi RDBMerge Add-In. Setelah
data masuk kedalam Microsoft Access, kemudian klik menu pada
toolbar Create Qwery Wizard untuk memilih Ganda NIK, Ganda
Nama, Ganda Tanggal Lahir, Umur dibawah 16 tahun, Umur diatas
96 Tahun. Setelah data terproses, kemudian dapat melakukan save
export dengan memlih jenis exel untuk mendapatkan hasil ganda
pada DPS/DPT Pada Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Sema-
rang Tahun 2020.
Teknologi ini juga efektif, karena dengan data pemilih (A-KWK)
sebanyak 1.275.121 proses pencermatan data ganda sekota sema-
rang hanya memakan waktu tidak lebih dari 60 menit dengan diban-
tu penambahan perangkat Solid State Drive (SSD) pada komputer
yang digunakan dalam melakukan pencermatan. Berbeda halnya
jika masih menggunakan ablebits waktu yang dibutuhkan kurang
lebih 2x 24 jam.
Selain menggunakan teknolgi, hal lain yang penting tentunya
mengatur strategi pembagian kerja antara Bawaslu Kota Semarang
dengan Panwaslu Kecamatan agar efektif efisien dan tidak tidak
tumpah tindih.
Pasca rapat pleno pimpinan Bawaslu kota Semarang diputus-
kan bahwa Bawaslu kota Semarang melakukan pencermatan gan-
da antar wilayah kecamatan, sedangkan Panwaslu Kecamatan Se
kota Semarang melakukan pencermatan ganda internal kecamatan,
Umur dibawah 16 Tahun dan Umur diatas 95 tahun. Selanjutnya
temuan terkait ini ditindaklanjuti dengan mengirimkan surat saran
K
etika melakukan pengawasan logistik di gudang KPU kota Se-
marang, kami menemukan satu kalimat yang menggegerkan
yang tercetak di bilik suara. Mau tau ceritanya?
Tulisan berwarna hitam ini tercetak diarea dalam bilik suara
yang terbuat dari bahan kardus duplex berwarna coklat. Bilik suara
ini merupakan logistik yang pengadaan dan distribusinya diadakan
oleh KPU RI. KPU kabupaten/kota dalam hal ini sebagai pihak yang
menerima saja.
Tulisan itu berbunyi “ Coblos Surat Suara Pada Kolom Yang Ber-
isi No.Urut/ Pas Foto/Nama Pasangan Calon “. Dimana letak kesa-
lahannya?
Letak kesalahannya karena pada Pilkada serentak 2020, di kota
Semarang hanya ada satu pasangan calon yang secara resmi telah
ditetapkan KPU kota Semarang berdasarkan SK KPU nomor SK
2 Kotak Suara Ada 3,608 Buah Rabu, 4 Novvember 2020 Pt.Karya Indah Multiguna
3 Bilik Suara Ada 13,788 Pcs Kamis, 5 November 2020 Pt.Intan Ustrix
5 Segel Ada 73,353 Keping Jum'at, 13 November 2020 Pt. Aridas Karya Satria
6 Sampul Surat Suara Ada 10,341 Buah Rabu, 25 November 2020 Pt. Solo Murni
Sampul Surat Suara Sah Ada 6,894 Buah Rabu, 25 November 2020 Pt. Solo Murni
Sampul Surat Suara Tidak Digunakan Ada 3,447 Buah Rabu, 25 November 2020 Pt. Solo Murni
SAMPUL DAFTAR HADIR MODEL A Dan C Ada 3,447 Buah Rabu, 25 November 2020 Pt. Solo Murni
Sampul Surat Suara Tidak Sah Ada 3,447 Buah Rabu, 25 November 2020 Pt. Solo Murni
JUMLAH KEBUTUHAN,
No Jenis Logisitik yang telah diterima STATUS DIPESAN, DITERIMA Hari dan tanggal di Terima
Volume Satuan
8 Plastik Besar ADA 6,894 Buah Senin, 30 November 2020
11 Plastik Besar Kotak Surat Suara ADA 6,894 Buah Kamis, 3 Desember 2020
18 Stiker Nomor Kotak Suara ADA 3,528 Lembar Senin, 16 November 2020
22 Fomulir Model C Hasil Salinan ADA 13,788 Set/Rangkap Rabu, 30 Novemmber 2020
23 Fomulir Model C Kejadian Khusus ADA 3,447 Set/Rangkap Rabu, 30 Novemmber 2020
24 Fomulir Model C Tanda Terima ADA 3,447 Set/Rangkap Rabu, 30 Novemmber 2020
25 Fomulir Model C Pendamping Pemilih ADA 34,470 Set/Rangkap Rabu, 30 Novemmber 2020
27 FORMULIR MODEL C DAFTAR HADIR pemilih ADA 3,447 Set/Rangkap Rabu, 30 Novemmber 2020
28 FORMULIR MODEL C DAFTAR HADIR pindahan ADA 3,447 Set/Rangkap Rabu, 30 Novemmber 2020
30 ALAT BANTU COBLOS TUNA NETRA ADA 3,447 Lembar Rabu, 25 November 2020 CV. Miza Mediatama
34 Sabun Cair Cuci Tangan/ Hend Wosh ADA 7,171 Buah Minggu, 15 November 2020 Rajawali Nasindo
35 Tempat Air Berkeran Berikut Dengan Ember Penampung ADA 7,087 Buah Selasa, 8 Desmber 2020
37 Masker Kain ADA 9,952 Buah Kamis, 19 november 2020 Namura Jaya
39 Tissu Towel Sheet ADA 24,616 Vak Selasa, 3 November 2020 Pt Unirama Duta Niaga
40 Faceshield ADA 32,249 Buah Selasa, 10 November 2020 PT. Mikaela Risqi Medica
45 TANDA PENGENAL PETUGAS KETERTIBAN TPS ADA 6,894 Buah Selasa,1 Desember 2020
48 BUKU PANDUAN KPPS ADA 17,866 Buah Rabu, 2 Desember 2020 PT. Temprina
51 FORMULIR MODEL C HASIL BERHOLOGRAM ADA 3,447 Lembar Kamis, 4 Desember 2020 PT. Pura Barutama
Temuan Bilik Suara yang Tidak Sesuai dengan Kondisi Satu Pasangan
Calon
H
utan Alat Peraga Kampanye ini dikota Semarang ini mulai tum-
buh ketika tahapan pencalonan Pilkada 2020. Sebelum masa
kampanye dimulai yaitu tanggal 26 September 2020 span-
duk dukungan yang lazim kita sebut Alat Peraga Sosialisasi (APS)
pasangan calon tunggal yang diusung oleh sembilan partai politik
yang memiliki kursi legislatif di DPRD kota Semarang ini, marak di-
hampir seluruh gang-gang kecil di 16 kecamatan dan 177 kelurahan
di kota Atlas ini.
Begitu masuk tahapan kampanye, jumlahnya APK ini mening-
kat secara signifikan. Hampir di seluruh jalan-jalan protokol di kota
Semarang bertebaran Baliho, spanduk, umbul-umbul dan bendera
partai pengusul. Desain dan ukuran APK ini juga beragam.
Kenapa disebut hutan APK? Karena jumlahnya yang terus ber-
tambah dan tumbuh dengan subur. Pertumbuhan Alat peraga kam-
M
embincangkan praktik politik uang dalam gelaran Pilkada/
Pemilu memang selalu tak ada habisnya. Politik uang seper-
ti menjadi bagian terseksi yang akan selalu ada dalam gelar-
an suksesi kepemimpinan lintas waktu, lintas masa, lintas teknologi
dan dan lintas generasi.
Apalagi jika praktek politik uang dibungkus dengan kegiatan
kemanusian semacam bakti sosial dan melibatkan kelompok rent-
an sebagai penerimanya. Sehingga mengusik rasa “Kemanusiaan”
kita dan mengingatkan kita pada kata-kata budayawan Emha Ainun
Najib untuk mencerna kondisi ini “ terkadang kita butuh jarak, agar
memahami rasa sebenarnya. Seperti kata-kata yang butuh spasi,
agar sanggup terbaca dengan baik “ yang kira-kira maksudnya da-
lam konteks ini sebagai pengawas pemilu harus memandang per-
masalahan ini secara jernih untuk konsisten menegakkan keadilan
K
alau ada yang bertanya, apa yang istimewa dalam gelaran
Pemilu serentak 2019 dan Pilkada 2020 di Kota Semarang?
Tentu salah satu jawabannya adalah tidak ada nya praktek
politisasi Suku Agama Ras dan Antar golongan (SARA) di kota Atlas
ini.
Kok bisa? Padahal kota Semarang adalah ibukota propinsi Jawa
Tengah sekaligus 5 (lima) kota metropolitan terbesar di Indonesia
setelah Jakarta, Surabaya, Medan dan Bandung. Dari sudut pan-
dang kompleksitas suku/etnis penduduk kota dengan luas 373,8 Km
dan menjadi penghubung utama Jakarta-Surabaya dan kota-kota di
pedalaman selatan pulau Jawa ( Surakarta dan Yogyakarta) yang
berjumlah kurang lebih 1.653 .035 ini juga terdiri tidak hanya suku
Jawa tapi etnis tionghoa dan etnis-etnis lainnya.
Begitupun jika dilihat dari keragaman agama kota yang terdiri
R
abu sekitar pukul 10.00 wib, Hall utama Patra Jasa Hotel and
Convention Semarang siang itu penuh dengan peserta yang
berbaju putih dengan emblem ASN Korpri tersemat di dada
sebelah kanan. Dipandu oleh Sekretaris Daerah kota Semarang, 177
kepala kelurahan se-kota Semarang mengucapkan deklarasi untuk
bersikap netral dalam Pemilihan Walikota/Wakil Walikota Semarang
tahun 2020.
Acara ini merupakan salah satu strategi yang diadakan oleh
Bawaslu kota Semarang untuk mensosialisasikan aturan netralitas
PNS/ASN sesuai PP Nomor 53 Tahun 2010 kepada pegawai di In-
stansi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Selain itu sebagai upaya preventif karena berdasarkan hasil
analisa internal Bawaslu Kota Semarang, kerawanan tertinggi pada
Pilkada Serentak Tahun 2020 di Kota Semarang yaitu pada poten-
Jumlah Himbuan Tentang Netralitas Aparatur Sipil Negara (ASN), TNI dan
Polri
M
embicarakan pengawasan Pilkada 2020, tentu tidak afdhol
jika tidak mengulas soal Sirekap. Ibarat sayur bisa dipastikan
kurang garam. Kenapa? Karena pengawasan Sirekap pada
Pilkada di era pandemi ini adalah tonggak sejarah pertama kali da-
lam pengawasan pemilu / pemilihan di Indonesia.
Sirekap atau kepanjangan dari Sistem Informasi Rekapitulasi,
merupakan perangkat aplikasi berbasis teknologi informasi sebagai
sarana publikasi hasil penghitungan suara dan rekapitulasi hasil
penghitungan suara serta alat bantu dalam pelaksanaan rekapitulasi
hasil penghitungan suara pemilihan.
Berdasarkan informasi dari Komisi Pemilihan Umum, awalnya
Sirekap diproyeksikan untuk digunakan pada pemilu serentak tahun
2024. Akan tetapi karena Pilkada serentak 2020 dilaksanakan dalam
kondisi pandemi Covid 19, maka teknologi ini mulai diujicoba diguna-
Tata Letak Dan Daftar Pasangan Calon Peserta Pemilihan Walikota Dan
Wakil Walikota Semarang Tahun 2020
T
ulisan di bagian ini akan menceritakan tentang hiruk-pikuk
pengawasan pasca tahapan pemungutan dan penghitungan
suara pada Pilkada 2020. Spesifik pada temuan penulisan C
hasil KWK yang diberikan kelompok penyelenggara pemungutan su-
ara (KPPS) kepada pengawas TPS dan korelasinya dengan teknolo-
gi yang digunakan jajaran untuk memaksimalkan kinerja pengawa-
san. Tentunya tulisan ini tidak dimaksudkan untuk tidak mencatatkan
temuan yang lain, misalnya temuan kekurangan surat suara di keca-
matan Gunungpati dan Semarang selatan, temuan surat suara ter-
tumpahi tinta dan temuan lainnya.
Temuan kesalahan penulisan data pemilih hingga perolehan su-
ara sah ini terdeteksi ketika data formulir C hasil KWK dimasukkan
ke dalam templet exel tungsura hasil inovasi Bawaslu kota Sema-
rang.
B
agi jajaran pengawas pemilu di Indonesia, mendengar nama
Siwaslu pasti sudah sangat akrab di telinga. Mengapa? Karena
sistem teknologi ini menjadi alat kerja yang wajib diisikan oleh
pengawas pemilu pada tahapan pemungutan dan penghitungan su-
ara selain mengisikan hasil pengawasan pada form A. Pada Pilkada
serentak 2020 Siwaslu digunakan pada masa tenang hingga reka-
pitulasi penghitungan suara di tingkat kabupaten/kota dan propinsi.
Untuk mengenal lebih akrab sistem informasi yang sering diang-
gap sebagai teknologi tandingan untuk Sirekap ini, mari kita ulas leb-
ih dalam terkait Siwaslu ini secara lebih detail.
Siwaslu atau Sistem Pengawasan Pemilihan Umum adalah
perangkat teknologi yang digunakan sebagaai sarana informasi da-
lam pengawasan proses dan hasil pemungutan suara, penghitungan
suara serta penetapan hasil Pemilu.
I
nilah filosofi sederhana yang diterapkan oleh Bawaslu kota Sema-
rang dalam upaya meningkatkan pelibatan masyarakat pengawa-
san partisipatif di setiap event gelaran demokrasi baik itu Pemilihan
Umum maupun Pemilihan Kepala Daerah.
Peningkatan partisipasi masyarakat dalam konteks pengawasan
sendiri merupakan amanah dari UU 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan
Umum dan UU 10 tahun 2016 tentang Pemilihan Gubernur/Wakil
Gubernur, Bupati/Wakil Bupati dan Walikota/Wakil Walikota.
Beragam cara atau metode diterapkan dengan memperhatikan
kultur masyarakat kota Semarang yang modern dengan mobilitas
yang tinggi. Baik dengan pendekatan budaya, keagamaan, akade-
N
ining Susanti, merupakan
Koordinator Divisi Pengawasan
dan Hubungan antar Lembaga
Bawaslu kota Semarang periode tahun
2018-2023. Sebelumnya di tahun 2017
perempuan yang menyukai dunia tulis
menulis dan kajian media ini, juga
dipercaya menjadi Koordinator Divisi
Pengawasan dan Hubungan antar
Lembaga Panwaskota Semarang yang
saat itu masih bersifat ad hoc.
Pendidikan formal perempuan
kelahiran Jepara 15 September 1978
ini dari tingkat SD hingga Strata 2 di
tempuh di Kota Semarang . Pendidikan
S1 nya diselesaikan di IAIN Walisongo Semarang . Terakhir, Nining
tercatat sebagai alumni dari Magister Ilmu Komunikasi Universitas
Diponegoro Semarang.
Menurut Nining, menjadi penyelenggara pemilu merupakan
Passion dan hobby yang menyenangkan, karena dunia kepemiluan di
indonesia sangat dinamis dengan iklim, dinamika dan regulasi yang
terus berubah, sehingga menuntut peminatnya untuk terus belajar agar
dapat melaksanakan tugas negara dengan benar. Dunia kepemiluan
ditekuni sejak tahun 1999 dan berlanjut hingga saat ini.
Selain dekat dengan stokeholder pemilu di kota Semarang, Nining
juga dekat dengan komunitas-komunitas media di kota Semarang. Hal
ini berdampak positif pada lembaga, karena hasil-hasil pengawasan
dapat terpublikasikan ke publik secara cepat dan tepat.