Anda di halaman 1dari 99

PENGAWASAN DALAM NARASI DAN ANGKA

PILKADA
KOTA SEMARANG 2020

oleh:
Koordinator Divisi Pengawasan dan Hubungan Antar Lembaga
Bawaslu Kota Semarang
Nining Susanti

Badan Pengawas Pemilihan Umum


Kota Semarang
Pengawasan Dalam Narasi dan Angka Pilkada Kota Semarang 2020

Cetakan Pertama, Maret 2021


ISBN : 978-623-96476-0-5

Pengarah :
Muhammad Amin
Naya Amin Zaini
Arief Rahman
Oky Pitoyo Leksono

Pembina :
Sutoto Rahmat

Penulis :
Nining Susanti

Penyunting :
Bangkit Permadi
Arief Ardiansyah
Ilham Rosyid

Desain Sampul dan Tata Letak :


Vina Putri Widyana

Penerbit :
Badan Pengawas Pemilihan Umum Kota Semarang

Redaksi :
Jl. Taman Brotojoyo No.2,
Kecamatan Semarang Utara,
Kota Semarang Jawa Tengah 50178
Tlp/HP. (024) 3516900 / 081316665996
Email : semarangkota.bawaslu@gmail.com

Distributor Tunggal :
Badan Pengawas Pemilihan Umum Kota Semarang
Jl. Taman Brotojoyo No.2,
Kecamatan Semarang Utara,
Kota Semarang, Jawa Tengah 50178
Tlp/Hp. (024) 3516900/ 081316665996
Email : semarangkota.bawaslu@gmail.com

Hak cipta dilindungi Undang-undang


Dilarang memperbayak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun
tanpa ijin tertulis dari penerbit.
Prolog

Ngeri-Ngeri Sedap Mengawasi di era Pandemi!

N
geri-Ngeri Sedap Mengawasi di era Pandemi!. Itulah mungkin
ungkapan populer dan sederhana yang dapat melukiskan kondisi
psikologis seluruh jajaran pengawas pemilu di kota Semarang
saat dimulainya lagi tahapan pengawasan pemilihan Pilkada 2020 pasca
dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu)
2/2020 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota sebagai payung
hukum pelaksanaan Pilkada serentak non bencana alam ini.
Ngeri karena ini adalah pengalaman pertama melakukan pengawasan
tahapan Pilkada di era Pandemi dengan kondisi kota Semarang yang
masuk dalam zona merah akibat tingginya masyarakat yang terpapar covid
19 ataupun tingkat kematian yang disebabkan oleh virus yang berasal dari
Wuhan Cina ini. Sehingga kota Semarang selalu masuk dalam kategori
rawan atas versi pandemi covid 19 dalam riset Indeks Kerawanan Pemilu
yang disusun oleh Bawaslu RI di tahun 2020.
Sedap karena bagi pengawas pemilu setiap tahapan pemilihan
merupakan kerja-kerja melekat yang seringkali meningkatkan adrenalin
karena kuatnya passion dan loyalitas terhadap tugas negara, sehingga
apapun kondisinya tetap diupayakan bisa bekerja secara optimal meskipun
resiko yang dihadapi seringkali membahayakan keselamatan jiwa dan raga.
Sedikit pengalaman inilah yang mencoba dipotret oleh buku ini. Buku
sederhana ini mencoba menarasikan kerja-kerja pengawasan yang telah
dilakukan secara ringan , renyah namun komprehensif yang ditampilkan
dalam bentuk infografis sebagai capaian-capaian kinerja yang terukur.
Meskipun tetap saja tidak bisa memotret dinamika pengawasan secara utuh
yang terjadi kurang lebih selama 1,5 tahun ini.
Buku ini fokus pada pengawasan pemilihan di tiap-tiap tahapan saja.
Kerja-kerja penindakan maupun publikasi hasil pengawasan akan dibahas
secara sekilas.
Seringkali kita mendengar bahwa mengawasi Pilkada dengan satu
pasangan calon merupakan kerja yang ringan karena substansi Pilkada
sejatinya telah usai, Pilkada hanya berjalan secara administratif saja. Namun
ternyata yang terjadi tidak demikian, karena Tahapan-tahapan Pilkada
adalah rentetan proses yang berjalan secara sistematis sehingga tidak ada
bedanya Pilkada dengan satu atau dua atau lebih pasangan calon, yang
berbeda secara signifikan hanya ditahapan kampanye saja.
Hiruk pikuk pengawasan Pilkada dengan satu pasangan calon diera
pandemi inilah yang mencoba diabadikan dalam buku ini dengan harapan
bisa memperkaya literatur pada pengawasan pemilihan pada tahun-tahun
mendatang.
Akhir kata, penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah bekerja keras dalam melakukan kerja-kerja pengawasan
di kota Semarang. Ucapan terimakasih kepada Bawaslu Jawa Tengah atas
supportnya yang luar biasa, kawan-kawan Pimpinan dan Korsek Bawaslu
kota Semarang, Seluruh Staff terkhusus staff divisi pengawasan Bawaslu
kota Semarang yang selalu setia membersamai, Panwaslu kecamatan,
Panwaslu Kelurahan, Pengawas TPS, Gakkumdu kota Semarang. Buku ini
adalah torehan sejarah kita bersama.

Semarang, Pertengahan Maret 2021.


Koordinator Divisi Pengawasan dan Hubungan Antar Lembaga
Bawaslu Kota Semarang

Nining Susanti, M.I.Kom


KATA PENGANTAR
KETUA BAWASLU KOTA SEMARANG

P
uji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan sehat
kepada kita semua. Pelaksanaan tahapan Pemilihan Walikota
dan Wakil Walikota Semarang tahun 2020 dapat berjalan dengan
baik,ditengah situasi Pandemi Covid-19 yang melanda sehingga melahirkan
pemimpin baru di Kota Semarang dalam melanjutkan proses-proses
pembangunan dan demokrasi lebih baik dimasa mendatang.
Salah satu tugas dan wewenang Badan Pengawas Pemilihan Umum
Kota Semarang adalah mengawasi semua tahapan penyelenggaran, dengan
dinamika yang beragam dari setiap tahapan yang dilalui.
Melalui beragam cerita dengan bahasa yang mudah dicerna dan
sederhana, buku ini dikemas dalam kompilasi naratif, setiap tahapan dalam
rangka pengawasan pemilihan dengan 1 pasangan, yang baru pertama kali
dalam sejarah Pilkada di Kota Semarang. Sehingga pendekatan, metode,
strategi pengawasannya juga menjadi satu cerita tersendiri yang dituangkan
dalam coretan narasi yang saling berkesinambungan.
Salah satu indikator suksesnya proses pengawasan dalam Pilkada
adalah adanya kerja sama dari semua pihak dan semua stake holder
yang terlibat, sehingga pilkada dapat berjalan dengan demokratis dan
bermartabat.
Harapannya buku ini akan menjadi referensi dan juga menjadi literasi
dan juga kaca benggala bagi pelaksanaan pemilu maupun pemilihan dimasa
yang akan datang.

“Bersama Rakyat Awasi Pemilu, Bersama Bawaslu Tegakkan Keadilan


Pemilu”

Badan Pengawas Pemilihan Umum Kota Semarang


KETUA

Muhammad Amin, S.AP., M.H.


Suatu Pengantar

MENGHADIRKAN YANG ADA

M
enjadi suatu habbit , bahwa setiap pelaksanaan tugas-tugas
pengawasan pemilu dan pemilihan harus didokumentasikan dengan
baik, dan disampaikan secara utuh kepada publik sebagai suatu
bentuk pertanggungjawaban.
Melaksanakan tugas-tugas kelembagaan adalah suatu hal,
sementara menyajikan informasi kepada masyarakat adalah hal lainnya,
namun keduanya masih dalam satu rumpun proses pendewasaan dalam
berdemokrasi. Karena demokrasi mensyaratkan pemilu dan pemilihan yang
jujur, adil, dan sekaligus membutuhkan ruang segar berupa keterbukaan
informasi.
Menyadari pentingnya pertanggungjawaban kepada publik itulah
yang kemudian mendorong Bawaslu Provinsi Jawa Tengah memastikan
Bawaslu Kab/Kota memungkasi tugas pengawasannya dengan berbagai
produk olahan data dan informasi.
Kerja-kerja Pengawasan yang dilakukan oleh Bawaslu Kab/Kota
pada pilkada serentak 2020 memiliki kekhususan karena berlangsung pada
masa pandemic virus Covid-19. Pelaksanaan pilkada yang mensyaratkan
pendekatan protokol kesehatan mengubah sebagian tata cara atau teknis
pengawasan yang menyesuaikan pada perubahan regulasi pilkada.
Tentu akan sangat disesalkan apabila pengalaman yang tidak biasa
pada pilkada serentak 2020 dibiarkan teronggok menjadi tumpukan catatan
yang kemudian terlupakan.
Karena itulah, Bawaslu Provinsi Jawa Tengah menyambut gembira
hadirnya buku pengawasan yang disusun oleh Bawaslu Kota Semarang.
Kami yakin, buku ini akan sangat bermanfaat.

Koordinator Divisi Pengawasan


Bawaslu Provinsi Jawa Tengah.

Anik Sholihatun, S.Ag., M.Pd.


KATA PENGANTAR
KOORDINATOR DIVISI PENGAWASAN DAN SOSIALISASI BAWASLU RI

“ Jika kau bukan anak raja, maka menulislah”...Imam Qozali

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan
hilang dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk
keabadian”....Pramoedya Ananta Toer.

Q
uote-quote diatas tentu tidak ada maknanya jika hanya dibaca
tanpa diaplikasikan. Menulis tidak harus dimaknai secara pribadi,
namun juga menuliskan kerja-kerja kelembagaan, sebagai bentuk
pertanggungjawaban kinerja lembaga dan pertanggung jawaban kepada
publik secara luas.
Semangat inilah yang rupanya mendasari Bawaslu kota Semarang
untuk menerbitkan buku “ Pengawasan Dalam Narasi dan Angka” yang
disarikan dari laporan akhir hasil pengawasan pada Pilkada serentak 2020.
Laporan akhir kinerja lembaga seringkali hadir dalam format yang baku,
standar, seragam dan cenderung monoton. Dampaknya, menimbulkan
keengganan banyak pihak untuk sekedar membaca apalagi mengkaji karena
terlalu tebal dan serius.
Oleh karena itu hadirnya buku pengawasan Bawaslu kota Semarang
ini adalah langkah cerdas sebagai upaya menyampaikan pencapaian kinerja
lembaga dengan gaya bahasa yang ringan, naratif disertai dengan data-data
yang tepat dan akurat.
Ditunjang lagi dengan sistematika penyampaian yang diformat per
tahapan pemilihan, sehingga membawa imajinasi pembaca seakan melihat
kilas balik kerja-kerja pengawasan yang dilakukan oleh seluruh jajaran
pengawas dari tingkat Pengawas TPS, Panwaslu kelurahan, Panwaslu
kecamatan hingga Bawaslu kota Semarang.
Meskipun Pilkada kota Semarang tahun 2020 dilaksanakan dengan
satu pasangan calon namun bukan berarti ini adalah kerja yang ringan.
Keberhasilan Pilkada di kota Semarang ini tentu adalah hasil kerja keras
banyak pihak termasuk jajaran pengawas pemilu di kota Semarang yang
menjadi garda terdepan pengawasan pemilihan. Oleh karena itu sudah
selayaknya segala jerih payah ini direkam dalam sebuah buku pengawasan
yang kelak akan menjadi salah satu sumber literasi yang akan bercerita
dan bernarasi kepada generasi penerus kerja-kerja besar dalam konteks
kepengawasan pemilihan yang telah dilakukan oleh Bawaslu kota
Semarang.
Akhirnya, mewakili Bawaslu RI saya memberikan apresiasi atas
terbitnya buku “ Pengawasan Dalam Narasi dan Angka ini ” . Semoga karya
ini akan diikuti dengan karya-karya berikutnya.
Semoga buku ini bermanfaat bagi siapa saja yang tertarik dengan isu-
isu kepemiluan di Nusantara.

Jakarta, Maret 2021


Koordinator Divisi Pengawasan dan Sosialisasi Bawaslu RI

Mochammad Afifuddin, S.Th.I, M.Si


Daftar Isi

Cover ...............................................................................................................
Prolog ..............................................................................................................
Kata Pengantar Ketua Bawaslu Kota Semarang .........................................
Suatu Pengantar “Menghadirkan yang Ada” ...............................................
Kata Pengantar Koordinator Divisi Pengawasan dan Sosialisasi Bawaslu
RI ......................................................................................................................
Daftar Isi ..........................................................................................................

Mengawasi Daftar Pemilih dengan Teknologi ............................................ 1


Mengawal Kotak Kosong............................................................................ 12
Kalau Saja Kotak Kosong Bisa Bicara ....................................................... 20
Kelompok Rentan dalam Pilkada 2020 ...................................................... 30
Tidak Ada Isu SARA di Kotaku ................................................................... 34
“Kembang Gula” ASN dalam Pilkada Tahun 2020 ..................................... 38
Sirekap yang Tak Lancar Merekap ............................................................. 45
Kisah Pencalonan di Kota Semarang ........................................................ 50
Solusi Teknologi Microsoft Excel di Tahapan Pengawasan Tungsura ....... 56
Siwaslu, Teknologi Smart Pengumpul Data Pilkada .................................. 68
Menabur Harapan Pengawas Pertisipatif Bersama dengan SKPP ........... 75

Infografis .................................................................................................. 80

Biografi Penulis ....................................................................................... 86


Mengawasi Daftar Pemilih dengan
Teknologi

B
agi pengawas pemilu, mengawasi tahapan pemutakhiran data
pemilih merupakan tahapan yang panjaaaaaang. Kenapa? ka-
rena dari pemilu ke pemilu, dari pilkada ke pilkada, tahapan
ini selalu menyisakan persoalan yang tak kunjung selesai, meski-
pun telah di tetapkan menjadi Daftar Pemilih Tetap (DPT). Sehingga
seringkali kita mendengar ungkapan bahwa sejatinya DPT adalah
Daftar Pemilih tidak Tetap ! tentu ungkapan ini tidak hanya sekadar
ungkapan kekesalan atau ungkapan becandaan saja, tapi harus di-
carikan solusi kerja cerdasnya.
Oleh karena itu pada Pilkada serentak 2020, kami konsisten un-
tuk mengawasi tahapan ini tidak dengan tangan kosong tapi meng-
gunakan teknologi.
Penggunaan teknologi ini sebenarnya mulai kami lakukan ke-
tika pengawasan Pilkada Gubernur tahun 2018. Ketika itu aplikasi

1 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


Ablebits menjadi pilihan untuk mendeteksi data ganda, data invalid
dan data bermasalah lainnya.
Pada Pilkada serentak 2020 seiring dengan kebutuhan untuk
pengawasan data pemilih yang semakin kompleks dan besar jum-
lahnya, kami dengan mantap beralih menggunakan teknologi RDB
Marge Add-In dan Microsoft Acces.

A. RDBMerge Add-In
RDBmerge Add-In merupakan salah satu aplikasi yang digu-
nakan dalam menggabungkan beragam data yang tercantum da-
lam buku kerja (Workbooks), CSV (Comma Separated Values) dan
XML (Extensible Markup Laguage) dalam satu kesatuan buku kerja.
RDBMerge Add-In dalam proses ini digunakan untuk menggabung-
kan data Daftar Pemilih (A-KWK) sebanyak 16 Exel masing-masing
Kecamatan dengan total 177 sheet yang diberikan oleh KPU Kota
Semarang pada Pemilihan Walikota Dan Wakil Walikota Semarang
Tahun 2020.
Sistem kerja RDBMerge Add-In yaitu dengan melakukan klik
pada tab ribbon berlabel data, kemudian klik browse untuk memilik
lokasi folder yang akan digabungkan, kemudian pilih jenis ekstensi
berkas yang digabungkan dengan melakukan klik xlsx, setelah itu
memilih Colom A1 sampe pada jumlah terkahir yang ingin digabung-
kan.
Teknologi ini sangat efektif digunakan, karena dengan data
pemilih (A-KWK) sebanyak 16 Exel masing-masing Kecamatan den-
gan total 177 sheet hanya memakan waktu tidak lebih dari 8 Jam
dengan dibantu penambahan perangkat Solid State Drive (SSD)
pada komputer yang digunakan dalam melakukan penggabungan.
Jika pencermatan data ini digunakan dengan aplikasi abblebits set-
idaknya membutuhkan waktu 2 hari untuk mendapatkan data valid
sebagai temuan hasil pengawasan.
Urgensi penggabungan buku kerja (Workbooks) merupakan
upaya untuk mempermudah kami dalam melakukan pencermatan
data ganda antarkecamatan, ganda internal Kecamatan, umur pemi-
lih dibawah 16 tahun dan Umur pemilih diatas 96 tahun didalam Mi-

2 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


crosoft Access.

B.Microsoft Access
Selain menggunakan RDB Marge Add-in, untuk memaksimal-
kan ikhtiar pengawasan data pemilih kami juga memanfaatkan te-
knologi Microsoft Access. Hal ini dilakukan untuk mempermudah
proses analisa data ganda dalam daftar pemilih yang disusun oleh
KPU Kota Semarang.
Sistem bekerja teknologi Microsoft Access ini yaitu dengan mel-
akukan impor data exel hasil penggabungan DPS/DPT 3.774 TPS
yang sudah dilakukan dengan Aplikasi RDBMerge Add-In. Setelah
data masuk kedalam Microsoft Access, kemudian klik menu pada
toolbar Create Qwery Wizard untuk memilih Ganda NIK, Ganda
Nama, Ganda Tanggal Lahir, Umur dibawah 16 tahun, Umur diatas
96 Tahun. Setelah data terproses, kemudian dapat melakukan save
export dengan memlih jenis exel untuk mendapatkan hasil ganda
pada DPS/DPT Pada Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Sema-
rang Tahun 2020.
Teknologi ini juga efektif, karena dengan data pemilih (A-KWK)
sebanyak 1.275.121 proses pencermatan data ganda sekota sema-
rang hanya memakan waktu tidak lebih dari 60 menit dengan diban-
tu penambahan perangkat Solid State Drive (SSD) pada komputer
yang digunakan dalam melakukan pencermatan. Berbeda halnya
jika masih menggunakan ablebits waktu yang dibutuhkan kurang
lebih 2x 24 jam.
Selain menggunakan teknolgi, hal lain yang penting tentunya
mengatur strategi pembagian kerja antara Bawaslu Kota Semarang
dengan Panwaslu Kecamatan agar efektif efisien dan tidak tidak
tumpah tindih.
Pasca rapat pleno pimpinan Bawaslu kota Semarang diputus-
kan bahwa Bawaslu kota Semarang melakukan pencermatan gan-
da antar wilayah kecamatan, sedangkan Panwaslu Kecamatan Se
kota Semarang melakukan pencermatan ganda internal kecamatan,
Umur dibawah 16 Tahun dan Umur diatas 95 tahun. Selanjutnya
temuan terkait ini ditindaklanjuti dengan mengirimkan surat saran

3 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


perbaikan sesuai dengan tingkatan masing-masing.
Secara keseluruhan rekomendasi hasil pencermatan penyusu-
nan daftar pemilih Pilkada 2020 yang telah disampaikan ke KPU kota
Semarang dan jajarannya sebanyak 22.820 temuan dengan berb-
agai varian. Jumlah yang cukup signifikan!.
Meskipun pada tahapan pengawasan pemutakhiran data pemi-
lih hubungan Bawaslu – KPU kota Semarang seringkali menghangat
bahkan “ Panas-dingin” akibat dari kerja-kerja teknis di lapangan
terutama tahap pencocokan dan penelitian data pemilih (Coklit) .
Namun setiap rekomendasi terkait data pemilih yang disampaikan
selalu mendapat respon positif dari KPU kota Semarang dengan
menindaklanjuti sesuai data yang diberikan pasca dilakukan veri-
fikasi internal oleh mereka. Dalam setiap uji petik data pemilih yang
telah di uploud ke dalam sistem informasi data pemilih (SIDALIH)
rekomendasi terkait data yang tercecer atau belum ditindaklanjutipun
direspon secara cepat.
Hal ini tentu positif dari sisi kelembagaan, dua lembaga penye-
lenggara pemilu saling bersinergi. Di sisi lain menunjukkan kinerja
pengawasan data pemilih Bawaslu kota Semarang bisa dipertanggu-
ng jawabkan dengan akurasi data yang tepat.

4 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


5 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020
Kerawanan dan IKP dalam Tahapan Pemutakhiran Data dan Daftar Pemilih

Pencegahan dalam Tahapan Pemutakhiran Data dan Daftar Pemilih

6 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


Temuan Hasil Pengawasan 15-27 Juli 2020 Terhadap Tindak Lanjut Surat
Permohonan data oleh KPU Kota Semarang

Temuan Hasil Pengawasan Coklit 28 Juli - 10 Agustus 2020 Pada Pilwakot


2020

7 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


Temuan Hasil Pengawasan DPS (A.1.KWK Dalam Pilwakot Semarang 2020

Hasil Pengawasan DPSHP Pilwakot Semarang 2020

8 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


Hasil Temuan Pemeliharaan DPT Tahap I dan II

Temuan Pencermatan Penyusunan Daftar Pemilih Untuk Pilwakot Semarang


2020

9 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


Rekomendasi Hasil Pencermatan Penyusunan Daftar Pemilih Pilwakot 2020

Jumlah Form A Tahapan Pengawasan Pemutakhiran Data dan Daftar


Pemilih

10 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


11 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020
Mengawal Kotak Kosong

K
etika melakukan pengawasan logistik di gudang KPU kota Se-
marang, kami menemukan satu kalimat yang menggegerkan
yang tercetak di bilik suara. Mau tau ceritanya?
Tulisan berwarna hitam ini tercetak diarea dalam bilik suara
yang terbuat dari bahan kardus duplex berwarna coklat. Bilik suara
ini merupakan logistik yang pengadaan dan distribusinya diadakan
oleh KPU RI. KPU kabupaten/kota dalam hal ini sebagai pihak yang
menerima saja.
Tulisan itu berbunyi “ Coblos Surat Suara Pada Kolom Yang Ber-
isi No.Urut/ Pas Foto/Nama Pasangan Calon “. Dimana letak kesa-
lahannya?
Letak kesalahannya karena pada Pilkada serentak 2020, di kota
Semarang hanya ada satu pasangan calon yang secara resmi telah
ditetapkan KPU kota Semarang berdasarkan SK KPU nomor SK

12 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


Nomor 439/PL.02.3-Kpt/3374/KPU-Kot/IX/2020 tentang Penetapan
Pasangan Calon Walikota da Wakil Walikota Peserta Pemilihan Wa-
likota dan Wakil Walikota Semarang Tahun 2020.
Oleh karena itu bunyi-bunyian yang tercetak pada bilik suara yang
berjumlah 13.788 ini sangat tidak cocok dengan kondisi politik yang
ada.
Bahkan lebih jauh jika dilakukan secara sengaja oleh penyelenggara
teknis bisa berakibat hukum sesuai dengan Peraturan Dewan Kehor-
matan Penyelenggara Pemilihan Umum No 2 tahun 2017 khusus-
nya terkait pasal 8 a yang mengharuskan penyelenggara pemilu
bersikap dan bertindak netral atau tidak memihak terhadap partai
politik, pasangan calon, dan/atau peserta pemilu.
Sesuai Peraturan Komisi Pemilihan Umum No 13 Tahun 2018
tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota dengan satu
pasangan calon, bahwa keberadaan kolom/kotak kosong diakui oleh
Undang-Undang. Keberadaannya setara dengan pasangan calon
yang diusung partai politik atau pasangan calon jalur perseorangan.
Karena itu eksistensi kotak kosong menjadi penting untuk diakomo-
dir sesuai dengan regulasi.
Mensikapi temuan ini, kami segera berkirim surat saran per-
baikan kepada KPU kota Semarang Melalui surat Nomor 347/
BawasluProv.JT-33/PM.00.02/XI/2020 tentang Penutupan Sticker
Bilik Suara yang tidak sesuai dengan kondisi pemilihan di Kota Se-
marang dengan satu pasangan calon;
Respon positif kami terima dari KPU Kota Semarang, yang den-
gan segera menindaklanjuti saran perbaikan untuk menutup tulisan
pada bilik suara dengan sticker. Untuk menutup tulisan ini KPU kota
Semarang menggunakan sticker putih berbentuk persegi panjang
yang bertuliskan “ Coblos pada: Foto Pasangan Calon atau Kolom
Kosong Tidak Bergambar “.
“ Kerja dadakan” ini tentu diluar perencanaan dan prediksi KPU
kota Semarang. Apalagi mengingat jumlah bilik suara ini cukup signi-
fikan yaitu 13.788. Bukan jumlah yang sedikit!
Untuk melakukan kerja manual ini KPU Kota Semarang menger-
ahkan tenaga borongan laki-laki dewasa yang berjumlah 8 orang di

13 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


gudang KPU Kota Semarang di Jalan Ronggolawe Timur Raya No-
mor 43 Kelurahan Karangayu, Kecamatan Semarang Barat.
Gudang ini adalah satu-satunya gudang yang digunakan dalam
tahapan pengelolaaan logistik Pilkada 2020. Meskipun awalnya KPU
Kota Semarang berencana menggunakan 3 (tiga) gudang dilokasi
yang berbeda. Akan tetapi 2 gudang lainnya tidak jadi digunakan
karena kontrak sewa habis dan tidak layak karena gudang dinilai
kurang representative.
Pasca temuan di kota Semarang, mulai muncul kabar dari ka-
wan-kawan Bawaslu Kabupaten kota lain yang juga melaksanakan
pengawasan dengan satu pasangan calon bahwa diwilayahnya juga
terkirim bilik suara dengan tulisan yang tidak mengakomodasi kolom/
kotak kosong seperti Kabupaten Sragen dan Kabupaten Boyolali.
Rasa lega memenuhi wajah kami ketika tindak lanjut dari temuan
ini bisa dikawal hingga tuntas. Tak terbayang jika tulisan itu luput dari
pengawasan kami digudang kala itu, tentu akan jadi masalah besar
ketika tahap pemungutan dan penghitungan suara. Atau misalnya
ternyata malah pihak KPU yang menyadari sendiri “ kekhilafannya”
tentu semua pihak akan bertanya dengan nada sumbang, Bawaslu
pengawasannya bagaimana?!!!

14 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


Jumlah Kebutuhan, Dipesan,
No Jenis Logisitik Yang Telah Diterima Status Diterima Hari Dan Tanggal Di Terima Penyedia/Telp
Volume Satuan
1 Surat Suara + 2,5 % + SS PSU Ada 1,207,124 Lembar Jumat, 20 Novvember 2020 Pt.Pura Barutama

2 Kotak Suara Ada 3,608 Buah Rabu, 4 Novvember 2020 Pt.Karya Indah Multiguna

3 Bilik Suara Ada 13,788 Pcs Kamis, 5 November 2020 Pt.Intan Ustrix

4 Tinta Ada 6,894 Botol Kamis, 5 November 2020 Pt.Intimas Wisesa

5 Segel Ada 73,353 Keping Jum'at, 13 November 2020 Pt. Aridas Karya Satria

6 Sampul Surat Suara Ada 10,341 Buah Rabu, 25 November 2020 Pt. Solo Murni

Sampul Surat Suara Sah Ada 6,894 Buah Rabu, 25 November 2020 Pt. Solo Murni

Sampul Surat Suara Tidak Digunakan Ada 3,447 Buah Rabu, 25 November 2020 Pt. Solo Murni

SAMPUL DAFTAR HADIR MODEL A Dan C Ada 3,447 Buah Rabu, 25 November 2020 Pt. Solo Murni

Sampul Surat Suara Tidak Sah Ada 3,447 Buah Rabu, 25 November 2020 Pt. Solo Murni

SAMPUL SURAT SUARA RUSAK Atau KELIRU


Ada 3,447 Buah Rabu, 25 November 2020 Pt. Solo Murni
COBLOS
Pt. Karya Gemilang
7 Kabel Ties Ada 20,845 Buah Sabtu, 7 November 2020
Indonesia

JUMLAH KEBUTUHAN,
No Jenis Logisitik yang telah diterima STATUS DIPESAN, DITERIMA Hari dan tanggal di Terima
Volume Satuan
8 Plastik Besar ADA 6,894 Buah Senin, 30 November 2020

9 Plastik Sedang ADA 6,894 Buah Senin, 30 November 2020

10 Plastik Kecil ADA 6,894 Buah Senin, 30 November 2020

11 Plastik Besar Kotak Surat Suara ADA 6,894 Buah Kamis, 3 Desember 2020

12 Pipet ADA 6,894 Buah Kamis, 3 Desember 2020

13 ALAT + ALAS COBLOS ADA 13,788 Buah Kamis, 3 Desember 2020

14 Lem/Prekat ADA 3,464 Buah Kamis, 3 Desember 2020

15 Ballpoint ADA 17,367 Buah Kamis, 3 Desember 2020

16 Spidol Besar ADA 6,928 Buah Kamis, 3 Desember 2020

17 Spidol Kecil ADA 6,928 Buah Kamis, 3 Desember 2020

18 Stiker Nomor Kotak Suara ADA 3,528 Lembar Senin, 16 November 2020

19 Karet Pengikat ADA 137,880 Buah Rabu, 25 November 2020

15 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


JUMLAH KEBUTUHAN, DIPESAN,
No Jenis Logisitik yang telah diterima STATUS DITERIMA Hari dan tanggal di Terima PENYEDIA/TELP
Volume Satuan

19 Karet Pengikat ADA 137,880 Buah Rabu, 25 November 2020

20 Penghapus Cair ADA 3,464 Buah Senin, 23 November 2020

21 Gunting Kecil ADA 3,464 Buah Senin, 23 November 2020

22 Fomulir Model C Hasil Salinan ADA 13,788 Set/Rangkap Rabu, 30 Novemmber 2020

23 Fomulir Model C Kejadian Khusus ADA 3,447 Set/Rangkap Rabu, 30 Novemmber 2020

24 Fomulir Model C Tanda Terima ADA 3,447 Set/Rangkap Rabu, 30 Novemmber 2020

25 Fomulir Model C Pendamping Pemilih ADA 34,470 Set/Rangkap Rabu, 30 Novemmber 2020

26 FORMULIR MODEL C PENGANTAR ADA 6,894 Set/Rangkap Rabu, 30 Novemmber 2020

27 FORMULIR MODEL C DAFTAR HADIR pemilih ADA 3,447 Set/Rangkap Rabu, 30 Novemmber 2020

28 FORMULIR MODEL C DAFTAR HADIR pindahan ADA 3,447 Set/Rangkap Rabu, 30 Novemmber 2020

FORMULIR MODEL C DAFTAR HADIR PANGGILAN MEMILIH /


29 ADA 1,174,068 Set/Rangkap Rabu, 30 Novemmber 2020
Pemberitahuan

30 ALAT BANTU COBLOS TUNA NETRA ADA 3,447 Lembar Rabu, 25 November 2020 CV. Miza Mediatama

JUMLAH KEBUTUHAN, DIPESAN,


DITERIMA
No Jenis Logisitik yang telah diterima STATUS Hari dan tanggal di Terima PENYEDIA/TELP
Volume Satuan

PT. Cahaya Kharisma


31 Sarung tangan Plastik ADA 25,160 pasang Selasa, 10 November 2020
Plasindo

PT. Victoria Care


32 Handsanitizer ADA 3,724 Buah Sabtu, 31 Oktober 2020
Indonesia

PT. Victoria Care


33 Cairan Disinfektan + Spraiyer ADA 7,842 Buah Sabtu, 31 Oktober 2020
Indonesia

34 Sabun Cair Cuci Tangan/ Hend Wosh ADA 7,171 Buah Minggu, 15 November 2020 Rajawali Nasindo

35 Tempat Air Berkeran Berikut Dengan Ember Penampung ADA 7,087 Buah Selasa, 8 Desmber 2020

36 Kantong Plastik Tempat Sampah ADA 14,644 Lembar

37 Masker Kain ADA 9,952 Buah Kamis, 19 november 2020 Namura Jaya

PT. Sumber Alam Putra


38 Masker Sekali Pakai ADA 10,413 Buah Rabu, 25 November 2020
Lestari

39 Tissu Towel Sheet ADA 24,616 Vak Selasa, 3 November 2020 Pt Unirama Duta Niaga

40 Faceshield ADA 32,249 Buah Selasa, 10 November 2020 PT. Mikaela Risqi Medica

16 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


JUMLAH KEBUTUHAN, DIPESAN,
No Jenis Logisitik yang telah diterima ADA DITERIMA Hari dan tanggal di Terima PENYEDIA/TELP
Volume Satuan
PT. Seumber Alam Putra
41 Baju Asmad ADA 6,894 Buah Rabu, 25 November 2020
Lestari

42 Salinan DPT ADA 17,235 Set/rangkap Selasa,1 Desember 2020

43 TANDA PENGENAL SAKSI ADA 3,447 Buah Selasa,1 Desember 2020

44 TANDA PENGENAL KPPS ADA 24,129 Buah Selasa,1 Desember 2020

45 TANDA PENGENAL PETUGAS KETERTIBAN TPS ADA 6,894 Buah Selasa,1 Desember 2020

46 DAFTAR PASANGAN CALON ADA 3,447 Lembar Selasa,1 Desember 2020

47 BUKU PANDUAN PPK ADA 100 Buah

48 BUKU PANDUAN KPPS ADA 17,866 Buah Rabu, 2 Desember 2020 PT. Temprina

PT. Tahta Djaga


49 THERMOMETER INFRARED/TERMOGUN ADA 3,447 Buah Senin, 23 November 2020
International

PT. Sumber Alam Putra


50 SARUNG TANGAN KARET/LATEX ADA 3,485 BOX Rabu, 2 Desember 2020
Lestari

51 FORMULIR MODEL C HASIL BERHOLOGRAM ADA 3,447 Lembar Kamis, 4 Desember 2020 PT. Pura Barutama

Temuan Bilik Suara yang Tidak Sesuai dengan Kondisi Satu Pasangan
Calon

17 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


Bilik Suara Hasil Tindaklanjut Saran Perbaikan Bawaslu Kota Semarang

18 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


19 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020
Kalau Saja Kotak Kosong
Bisa Bicara

H
utan Alat Peraga Kampanye ini dikota Semarang ini mulai tum-
buh ketika tahapan pencalonan Pilkada 2020. Sebelum masa
kampanye dimulai yaitu tanggal 26 September 2020 span-
duk dukungan yang lazim kita sebut Alat Peraga Sosialisasi (APS)
pasangan calon tunggal yang diusung oleh sembilan partai politik
yang memiliki kursi legislatif di DPRD kota Semarang ini, marak di-
hampir seluruh gang-gang kecil di 16 kecamatan dan 177 kelurahan
di kota Atlas ini.
Begitu masuk tahapan kampanye, jumlahnya APK ini mening-
kat secara signifikan. Hampir di seluruh jalan-jalan protokol di kota
Semarang bertebaran Baliho, spanduk, umbul-umbul dan bendera
partai pengusul. Desain dan ukuran APK ini juga beragam.
Kenapa disebut hutan APK? Karena jumlahnya yang terus ber-
tambah dan tumbuh dengan subur. Pertumbuhan Alat peraga kam-

20 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


panye ini seakan mengikuti kata pepatah “ Patah tumbuh hilang
berganti” meskipun secara berkala diturunkan/ditertibkan oleh tim
penertiban Alat Peraga Kampanye (APK) Bawaslu kota Semarang
yang terdiri dari beberapa instansi terkait seperti KPU kota Sema-
rang, Kesbangpol, Satpol PP, Dinas Perhubungan, Kepolisian, Dis-
perkim Dinas kesehatan dll. Dan juga tim penertiban APK ditingkat
kecamatan.
Ada yang menarik perhatian diantara ribuan Alat Peraga Kam-
panye yang tersebar ini, yaitu munculnya alat peraga kampanye
berupa baliho-baliho besar di beberapa jalan raya yang kontentnya
mendiskreditkan kotak kosong.
Salah satu baliho-baliho ini berisi kalimat semacam pantun yang
isinya jangan memilih kotak kosong “ Moro Indraprasta Mampir Sam-
pokong, Ayo Pilih Walikota jangan kotak kosong”. Sayangnya kotak
kosong tidak bisa bicara sehingga tidak bisa membela diri ketika
didiskreditkan.
Jika dilihat dari perspektif ilmu komunikasi, narasi-narasi seperti
ini bisa dimasukkan dalam kategori kekerasan simbolik. Kekerasan
simbolik merupakan konsep gagasan Pierre Bourde yang dimaknai
sebagai kekerasan yang tidak memberi tekanan pada fisik tapi mem-
punyai efek nyata.
Pemaknaan ini tidak dimaksudkan untuk menafikan kekerasan
yang bersifat fisik. Namun lebih menekankan pada kekerasan yang
dilakukan lewat bahasa, komunikasi, tindakan dan perilaku sosial.
Dengan kata lain kekerasan simbolik tidak dilakukan dengan power
tapi melalui sosio kultural.
Kelompok atau individu pelaku kekerasan adalah mereka yang
status ekonomi lebih tinggi dan relasi sosial lebih luas. Bourdie
membahasakannya dengan modal simbolik. Modal simbolik berfung-
si memapankan hegemoni individu atau kelompok lewat sebuah sys-
tem atau struktur sosial.
Praktik kekerasan simbolik seringkali berkaitan erat dengan he-
gemoni. Hakekat hegemoni menurut Gramsci adalah upaya mem-
posisikan individu atau kelompok dalam sebuah kerangka yang di-
tentukan oleh kelompok dominan.

21 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


Garis merah keduanya adalah penerimaan dari obyek. Keduan-
ya memberi efek kesadaran palsu, dimana obyek baik individu mau-
pun kelompok tidak merasa didominasi dan menerima keadaan yang
dihasilkan sebagai sesuatu yang alamiah atau natural.
Jika dilihat dari respon masyarakat kota Semarang yang tidak
bereaksi baik secara individu atau kelompok atau secara resmi
mengajukan keberatan terhadap kontent yang dimuat pada Alat per-
aga kampanye yang dimaksud, bisa disimpulkan bahwa masyarakat
menganggap ini hal yang biasa saja-lumrah saja dan bisa mener-
imanya tanpa merasa ada sesuatu yang salah atas kontent ini. Ini
artinya diduga proses kekerasan simbolik berjalan dengan sukses.
Kondisi di kota Semarang memang berbeda signifikan dengan
kabupaten/kota lain di Jawa tengah yang melaksanakan Pilkada
dengan satu pasangan calon misalnya Kabupaten Wonosobo atau
Kebumen. Dimana di 2 kabupaten ini muncul gerakan-gerakan yang
memihak kotak kosong. Sehingga rivalitas kotak kosong dan pasan-
gan calon dari partai politik ini relatif lebih seimbang.
Jika dilihat dari perspektif hukum pemilu, narasi-narasi seperti
ini tidak bisa dijerat dalam pidana pemilu. Apalagi jika tidak ada lapo-
ran resmi dari masyarakat yang bisa menjadi pelapor yaitu pemilih
yang sudah berusia 17 tahun keatas atau sudah menikah, peserta
pemilu dan pemantau pemilu.
Bawaslu bisa menertibkannya dari sudut pandang pelanggaran
administrasi jika baliho-baliho ini dipasang diarea yang tidak diperk-
enankan oleh Undang-Undang 10 tahun 2016 atau Peraturan Wa-
likota Semarang nomer 65 tahun 2018 tentang Pemasangan Atribut
Organisasi Kemasyarakatan, Atribut Partai Politik Dan Alat Peraga
Kampanye Peserta Pemilihan Umum Atau Pemilihan Kepala Daerah
Di Kota Semarang.

22 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


23 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020
24 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020
25 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020
Hasil Pengawasan Laporan Awal Dana Kampanye

Hasil Pengawasan Laporan Penerimaan Sumbangan Dana Kampanye

26 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye

Perkiraan Dana Kampanye

27 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


28 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020
29 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020
Kelompok Rentan
dalam Pilkada 2020

M
embincangkan praktik politik uang dalam gelaran Pilkada/
Pemilu memang selalu tak ada habisnya. Politik uang seper-
ti menjadi bagian terseksi yang akan selalu ada dalam gelar-
an suksesi kepemimpinan lintas waktu, lintas masa, lintas teknologi
dan dan lintas generasi.
Apalagi jika praktek politik uang dibungkus dengan kegiatan
kemanusian semacam bakti sosial dan melibatkan kelompok rent-
an sebagai penerimanya. Sehingga mengusik rasa “Kemanusiaan”
kita dan mengingatkan kita pada kata-kata budayawan Emha Ainun
Najib untuk mencerna kondisi ini “ terkadang kita butuh jarak, agar
memahami rasa sebenarnya. Seperti kata-kata yang butuh spasi,
agar sanggup terbaca dengan baik “ yang kira-kira maksudnya da-
lam konteks ini sebagai pengawas pemilu harus memandang per-
masalahan ini secara jernih untuk konsisten menegakkan keadilan

30 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


pemilu.
Kelompok rentan sesuai penjelasan pasal 5 ayat 3 UU No.39
Tahun 1999 tentang Hak asasi manusia adalah orang lanjut usia,
anak-anak, fakir miskin, wanita hamil dan penyandang cacat.
Selama tahapan kampanye Pilkada 2020, ada 2 temuan dugaan
Tindak Pidana Pemilihan Politik Uang yang diproses dan dibahas di
Gakkumdu kota Semarang. Keduanya dikemas dalam kegiatan bakti
sosial dengan memberikan sembako dengan disertai bahan kampa-
nye bergambar pasangan calon.
Subyek pemberi adalah kader dan relawan dari partai pengusul.
Locus delicti di Kelurahan Pedurungan Kidul, Kecamatan Pedurun-
gan dan di Kelurahan Pedalangan, Kecamatan Banyumanik. Pen-
erima adalah kelompok rentan yang ekonominya terdampak akibat
pandemi covid 19.
Secara regulasi dua kegiatan diatas, diduga melanggar keten-
tuan pidana mengenai politik uang dalam pasal 187A ayat (1) Un-
dang-undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada, menjelaskan
bahwa setiap orang yang dengan sengaja menjanjikan atau mem-
berikan uang atau materi lainnya sebagai imbalan untuk mempen-
garuhi pemilih agar tidak menggunakan hak pilih, menggunakan hak
pilih dengan cara tertentu sehingga suara menjadi tidak sah, memilih
calon tertentu, atau tidak memilih calon tertentu dengan ancaman
hukuman paling lama 72 (tujuh puluh dua) bulan dan denda paling
banyak Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).
Namun sayang sekali, kasus ini tidak dapat diteruskan pada
penanganan lebih lanjut karena tidak terpenuhinya unsur materiil
berupa barang bukti berupa beras 5 kg yang dibagikan.
Kasus ini memang selayaknya menjadi auto kritik bagi jajaran
pengawas pemilu di kota Semarang dan Bawaslu pada umumnya.
Sudah saatnya jajaran pengawas diberi ketrampilan tentang teknik
investigasi kasus money politik yang spesifik dan mudah diterapkan,
karena berdasarkan pembelajaran pada kasus-kasus sebelumnya
praktek money politik sulit pembuktiannya. Dan belajar dari kasus
politik uang diatas alat bukti sebagai syarat materil diduga sangat
mudah dihilangkan oleh pemberi maupun penerima.

31 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


Dalam konteks kasus dugaan politik uang dalam kemasan bakti
sosial diatas, sebagai upaya preventif agar kasus serupa tidak ter-
ulang lagi, Bawaslu Kota Semarang memberikan himbauan secara
tertulis kepada pasangan calon dan tim kampanyenya melalui surat
nomor 313/BawasluProvJT-33/PM.00.02/X/2020, tentang himbauan
untuk tidak membagikan bantuan berupa beras atau sembako atau
materi lainnya disertai bahan kampanye atau adanya ajakan untuk
memilih atau tidak memilih pasangan calon tertentu dalam Pilkada
kota Semarang 2020 , serta meminta agar himbauan ini diteruskan
kepada pengurus partai tingkat anak cabang dan ranting sekota se-
marang.

32 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


33 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020
Tidak Ada Isu SARA
di Kota Ku

K
alau ada yang bertanya, apa yang istimewa dalam gelaran
Pemilu serentak 2019 dan Pilkada 2020 di Kota Semarang?
Tentu salah satu jawabannya adalah tidak ada nya praktek
politisasi Suku Agama Ras dan Antar golongan (SARA) di kota Atlas
ini.
Kok bisa? Padahal kota Semarang adalah ibukota propinsi Jawa
Tengah sekaligus 5 (lima) kota metropolitan terbesar di Indonesia
setelah Jakarta, Surabaya, Medan dan Bandung. Dari sudut pan-
dang kompleksitas suku/etnis penduduk kota dengan luas 373,8 Km
dan menjadi penghubung utama Jakarta-Surabaya dan kota-kota di
pedalaman selatan pulau Jawa ( Surakarta dan Yogyakarta) yang
berjumlah kurang lebih 1.653 .035 ini juga terdiri tidak hanya suku
Jawa tapi etnis tionghoa dan etnis-etnis lainnya.
Begitupun jika dilihat dari keragaman agama kota yang terdiri

34 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


dari 16 kecamatan dan 177 kelurahan ini tidak hanya didominasi dari
agama Islam sebagai agama mayoritas, tapi agama-agama dan ke-
percayaan yang lain pun tumbuh subur di kota ini.
Salah satu jawaban tidak menonjolnya isu politisasi SARA di
kota Semarang dalam hajatan politik Pemilu serentak di tahun 2019
yang kompleks dengan jumlah kontestan yang signifikan dan Pilka-
da 2020 dengan satu pasangan tunggal ini, karena kultur masyar-
akat kota Semarang yang secara sosiologis cenderung heterogen
dan pluralis, sehingga tingkat toleransi di kota Atlas ini relatif tinggi.
Kondisi ini jika mengutip ungkapan tokoh tionghoa di kota Se-
marang Haryanto Halim yang juga pengusaha minuman Marimas,
dikarenakan upaya akulturasi dan harmonisasi antar etnis dilakukan
terus menerus dan tanpa putus asa sejak era reformasi bergulir.
Dalam konteks Pilkada 2020, faktor urgent lain karena di kota
Semarang hanya ada satu pasangan calon yang didukung oleh
seluruh partai pengusul yang mempunyai kursi di DPRD kota Sema-
rang. Dukungan politik juga datang dari seluruh partai pendukung
yang merupakan kontestan pada Pemilu 2019 tapi tidak mendapat-
kan kursi diparlemen seperti Perindo, PKPI,PPP, PBB dan Hanura.
Hal ini ditengarai juga ikut menjadi salah satu faktor minimnya prak-
tik politisasi SARA pada hajatan politik lokal ini.
Selain dukungan secara politis, pasangan calon Hendrar Priha-
di – Hevearita Gunaryanti berasal dari Suku, Agama dan Ras yang
dominan di Indonesia khususnya di kota Semarang, sehingga resist-
ensi dari kelompok lain relatif tidak tinggi.
Selain itu meskipun penyelenggaraan Pilkada di kota
Semarang dilaksanakan dengan satu pasangan calon, namun sejak
awal tidak muncul gerakan pendukung kolom kosong yang berpoten-
si melakukan politisasi SARA.
Pengawasan Politisasi SARA merupakan bagian amanat Psl 69
UU 10 tahun 2016 Tentang pemilihan Kepala Daerah bahwa dalam
melaksanakan kampanye Pilkada dilarang melakukan penghinaan
kepada seseorang, agama, ras dan golongan terhadap calon kepala
daerah.
Dalam pasal yang sama juga terdapat norma yang mengatur

35 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


bahwa kegiatan kampanye juga dilarang menghasut, menfitnah,
mengadu domba partai politik, perseorangan dan atau kelompok
masyarakat.
Berangkat dari norma yuridis inilah maka meskipun dinamika
dan persoalan politisasi SARA di kota Semarang sangat datar, isu
ini tetap dijadikan salah satu fokus pengawasan oleh Bawaslu kota
Semarang dengan secara kontinue menyelipkan materi tentang non
politisasi SARA dalam setiap kegiatan sosialisasi pengawasan parti-
sipatif maupun koordinasi dengan stokholder pemilihan yang terdiri
dari tokoh-tokoh agama, akademisi dan tokoh masyarakat di kota
Semarang.
Tidak adanya dugaan pelanggaran politisasi SARA di Kota Sema-
rang menunjukkan kerja-kerja pencegahan yang dilakukan Bawaslu
Kota Semarang berjalan efektif dan sukses. Sehingga, memberikan
kontribusi pelaksanaan penyelenggaran Pilkada 2020 di kota Sema-
rang berjalan kondusif. Karena seperti ungkapan Harjanto Halim “
jika upaya akulturasi dan harmonisasi antar etnis dilakukan terus me-
nerus dan tanpa putus asa maka menjadi Indonesia itu tidak sulit ”.

36 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


37 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020
“Kembang Gula” ASN dalam Pilkada
Tahun 2020

R
abu sekitar pukul 10.00 wib, Hall utama Patra Jasa Hotel and
Convention Semarang siang itu penuh dengan peserta yang
berbaju putih dengan emblem ASN Korpri tersemat di dada
sebelah kanan. Dipandu oleh Sekretaris Daerah kota Semarang, 177
kepala kelurahan se-kota Semarang mengucapkan deklarasi untuk
bersikap netral dalam Pemilihan Walikota/Wakil Walikota Semarang
tahun 2020.
Acara ini merupakan salah satu strategi yang diadakan oleh
Bawaslu kota Semarang untuk mensosialisasikan aturan netralitas
PNS/ASN sesuai PP Nomor 53 Tahun 2010 kepada pegawai di In-
stansi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Selain itu sebagai upaya preventif karena berdasarkan hasil
analisa internal Bawaslu Kota Semarang, kerawanan tertinggi pada
Pilkada Serentak Tahun 2020 di Kota Semarang yaitu pada poten-

38 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


si pelanggaran Netralitas Aparatur Sipil Negara (ASN) hal ini tentu
tidak lepas dari majunya kembali petahana Walikota dan Wakil Wa-
likota Semarang untuk berkontestasi.
Aspek lainnya potensi dugaan pelanggaran netraltas ASN di
kota Semarang ini, karena elektabilitas dan modal sosial pasangan
calon tunggal ini tinggi, sehingga diprediksi oleh banyak kalangan
akan memenangkan kembali kontestasi pada Pilkada Serentak Ta-
hun 2020 di Kota Semarang. Sehingga menjadi magnet bagi ASN un-
tuk “ mendekat ” baik secara terang-terangan maupun tersembunyi.
Bagi pasangan calon sendiri ASN layaknya seperti kembang
gula. Menarik dan memikat untuk dirangkul dan dipikat. Karena dari
segi jumlah besar dan signifikan serta mempunyai pengaruh kepada
masyarakat di wilayah kerjanya.
Pada fase ini dapat disimpulkan ada relasi kuasa yang erat an-
tara petahana dengan Aparatur Sipil Negara dalam konteks pencalo-
nan kepala daerah. Tentu pertanyaan selanjutnya apakah relasi kua-
sa ini setara atau tidak setara.
Melakukan pengawasan dan penindakan dugaan netralitas ASN
bagi Bawaslu kota Semarang seperti memegang dua sisi mata pe-
dang, harus ekstra hati-hati. Karena berdasarkan pengalaman pada
Pemilu serentak 2019, pihak – pihak yang ditangani terkait netralitas
ASN oleh Bawaslu Kota Semarang justru mendapatkan kenaikan
promosi jabatan. Tercatat dari 5 rekomendasi kasus dugaan netrali-
tas ASN dan dinyatakan tidak netral oleh Komisi Aparatur Sipil nega-
ra (KASN), pasca pelaksanaan Pemilu 2019 dua diantaranya justru
mendapat promosi jabatan ke jenjang yang lebih tinggi dan 1 mutasi
dengan jabatan struktural yang sama.
Pada Pilkada 2020 tercatat ada 6 kasus yang diregister terkait
dugaan pelanggaran netralitas ASN dengan melibatkan 16 orang
ASN. Sebagian besar dugaan netralitas ini disampaikan dengan
memberikan dukungan pada pasangan calon di media sosial, na-
mun ada juga yang secara langsung hadir dan memberikan dukun-
gan pada kampanye pasangan calon.
Hingga akhir Pilkada 2020, empat kasus telah dinyatakan oleh
KASN terbukti tidak netral dan diberikan sanksi sesuai dengan ting-

39 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


katannya masing-masing. Dua lainnya sedang dalam proses.
Tentunya radar pengawasan masih kita pasang, mengawasi
dengan penuh seksama. Apakah pihak-pihak yang diproses ini juga
akan mendapat promosi jabatan seperti pada Pemilu serentak 2019.
Jika iya, tentu ini preseden tidak baik untuk demokrasi kita. Dan su-
dah saatnya “Fenomena” ini dikaji tuntas dari segi statistik berapa
banyak kejadian serupa ini di kabupaten/kota lain di Indonesia?
Seberapa seriuskah ini menjadi ancaman untuk demokrasi kita?

Jumlah Himbuan Tentang Netralitas Aparatur Sipil Negara (ASN), TNI dan
Polri

40 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


Temuan Dugaan Pelanggaran ASN dalam Pilwakot Semarang Tahun 2020

41 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


Rekomendasi Bawaslu Kota Semarang Terhadap Pelanggaran ASN dalam
Pilwakot Semarang Tahun 2020

42 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


Tindak Lanjut Rekomendasi Bawaslu Kota Semarang

43 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


44 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020
Sirekap yang Tak Lancar Merekap

M
embicarakan pengawasan Pilkada 2020, tentu tidak afdhol
jika tidak mengulas soal Sirekap. Ibarat sayur bisa dipastikan
kurang garam. Kenapa? Karena pengawasan Sirekap pada
Pilkada di era pandemi ini adalah tonggak sejarah pertama kali da-
lam pengawasan pemilu / pemilihan di Indonesia.
Sirekap atau kepanjangan dari Sistem Informasi Rekapitulasi,
merupakan perangkat aplikasi berbasis teknologi informasi sebagai
sarana publikasi hasil penghitungan suara dan rekapitulasi hasil
penghitungan suara serta alat bantu dalam pelaksanaan rekapitulasi
hasil penghitungan suara pemilihan.
Berdasarkan informasi dari Komisi Pemilihan Umum, awalnya
Sirekap diproyeksikan untuk digunakan pada pemilu serentak tahun
2024. Akan tetapi karena Pilkada serentak 2020 dilaksanakan dalam
kondisi pandemi Covid 19, maka teknologi ini mulai diujicoba diguna-

45 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


kan dengan harapan akan mempermudah dan mempercepat kerja
kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) dalam tahapan
penghitungan suara serta mengurangi kerumumunan, interaksi antar
KPPS dan interaksi dengan dokumen.
Sebelumnya, KPU berencana menggunakan Sirekap sebagai
instrumen utama dalam proses penghitungan suara Pilkada 2020.
Namun Bawaslu meminta agar Sirekap digunakan sebagai alat ban-
tu saja mengingat tidak semua wilayah di nusantara memadahi infra-
strustuk jaringan listrik dan internetnya dan hal ini disepakati dalam
rapat dengar pendapat (RDP) dengan komisi II DPR RI. Sehingga
konsekuensinya KPU tetap menyediakan aplikasi exel dan formulir
untuk digunakan dalam penghitungan dan rekapitulasi suara secara
manual.
Cara kerja alat bantu yang didesain oleh KPU RI dan Tim dari
Institut Teknologi Bandung ini yaitu dengan mengirimkan hasil foto
formulir C KWK ke dalam server Sirekap yang terhubung dengan
pusat data KPU. Secara teknis jika semua proses lancar maka data
akan diagregrasi dari tiap TPS ke kelurahan, kecamatan dan kabu-
paten/kota. Dengan kata lain data diolah menjadi angka rekapitulasi
ditingkat kecamatan dan kabupaten/kota.
Optimalisasi perangkat ini sangat bergantung pada ketersediaan
jaringan listrik, internet, spesifikasi HP yang digunakan serta sumber
daya manusia KPPS yang melakukan uploud data.
Cara kerja Sirekap berbeda secara signifikan dengan cara kerja
Sistem informasi penghitungan suara (Situng) yang digunakan KPU
pada Pemilu serentak 2019. Situng berbasis pada pemindaian den-
gan melakukan scand secara langsung pada formulir C1 ditingkat
kecamatan dan kabupaten/kota, sementara Sirekap sudah bisa di-
gunakan mulai dari tingkat TPS.
Sekarang kita tengok bersama bagaimana hasil pengawasan
penggunaan teknologi Sirekap ini pada Pilkada kota Semarang ta-
hun 2020?
Kota Semarang merupakan ibukota propinsi Jawa Tengah, dima-
na jaringan listrik dan internet di kota ini relatif tidak ada kendala.
Pada Hari Rabu tanggal 9 Desember 2020, pasca pemungutan

46 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


dan penghitungan suara hanya 5 (lima) kecamatan yang Kelompok
Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) sukses melakukan up-
load Sirekap meskipun tidak mencover seluruh TPS yang ada yai-
tu Semarang Tengah, Gajah mungkur, Semarang Barat, Semarang
Timur dan Semarang Selatan. Kelima kecamatan ini secara geograf-
is berada di pusat kota Semarang.
Sementara 11 (sebelas ) kecamatan lainnya Sirekap tidak bisa
di akses sehingga KPPS hanya memotret formulir C KWK saja untuk
dimasukan secara manual ke dalam Sirekap.
Implikasinya dijenjang berikutnya yaitu rekapitulasi di tingkat ke-
camatan, hanya 5 kecamatan di atas yang menggunakan Sirekap
dan untuk mengantisipasi gangguan server rekapitulasi dilakukan
kombinasi dengan manual dan sirekap. 11 (sebelas) kecamatan lain-
nya melakukan rekapitulasi secara manual.
Tidak optimalnya penggunaan aplikasi ini membuat harapan
bahwa penggunaan Sirekap dapat meringankan beban kerja penye-
lenggara ditingkat TPS dan Kecamatan masih jauh dari yang dihara-
pkan.
Sirekap rupanya masih belum bisa diprediksi secara tepat ka-
pan dia mau off atau mau on, Sirekap pada Pilkada 2020 belum lan-
car merekap!.

47 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


Metode Rekapitulasi Penghitungan Suara Tingkat Kota dan Kecamatan Se
Kota Semarang

48 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


49 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020
Kisah Pencalonan di Kota Semarang

“Kalo kotak kosong yang menang bagaimana?” apakah kotak


kosong yang akan jadi Walikota di kota Semarang? “
Begitulah pertanyaan paling banyak dilontarkan masyarakat
ketika kami melakukan sosialisasi pengawasan partisipatif Pilkada
2020.
“ Tidak, nanti akan Pejabat pelaksana tugas (PLt) dari Propinsi
Jawa Tengah yang ditunjuk untuk menjalankan roda pemerintahan”.
Begitulah jawaban singkat kami, dan mereka nampak mantuk-man-
tuk sebagai pertanda mereka faham.
“Pejabat pelaksana tugas atau PLt ini akan menjabat selama 5
tahun atau bagaimana?” biasanya ini adalah pertanyaan selanjutnya
Pilkada 2020 merupakan sejarah baru bagi kota Semarang,
dimana hanya ada satu pasangan calon yang maju menjadi kontest-
an melawan kotak kosong. Pasangan calon Hendar Prihadi - Hev-

50 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


earita Gunaryanti Rahayu didukung oleh seluruh partai politik yang
mempunyai kursi di DPRD kota Semarang. Partai politik ini terdiri
dari PDIP, PKB, Gerindra, PKS, Golkar, Nasdem, PSI, Nasdem, PAN
dengan total dukungan politik 50 kursi.
Diawal tahapan pencalonan sempat muncul bakal pasangan dari
jalur perseorangan H. Khoironi dan H. Adi Wiratno. Namun langkah
mereka terhenti karena tidak bisa memenuhi persyaratan dukungan
masyarakat sebanyak 6,5% X 1.176.074 (DPT pada Pemilu 2019) =
76.445 (tujuhpuluh enam ribu empat ratus empat puluh lima) dengan
jumlah sebaran lebih dari 50% dari jumlah kecamatan yang ada atau
9 dari 16 kecamatan se kota Semarang.
Meskipun dari perspektif kontestasi politik kondisi ini tidak ide-
al, namun setidaknya munculnya calon tunggal di kota Semarang
membuka diskusi diruang publik tentang eksistensi kotak/kolom ko-
song, seperti narasi-narasi diatas. Ruang publik sendiri merupakan
gagasan dari Jurgen Habermas, ruang publik merupakan ruang yang
universal dimana semua orang dapat berkumpul dan mendiskusikan
mengenai apa saja yang dapat dan harus didiskusikan. Ruang publik
ini mudah diakses oleh siapa saja tanpa batas dan bebas dari teka-
nan kekuasaan negara dan ekonomi.
Kembali pada konteks diatas, diskusi tentang calon tunggal di
kota Semarang ini tidak hanya pada pertemuan-pertemuan resmi
dalam bentuk tatap muka/ sosialisasi, namun juga menjadi pembic-
araan santai calon pemilih di pojok-pojok gang disela-sela obrolan
tentang pandemi Covid 19 yang terus meningkat dari hari ke hari
disertai dengan lonjakan harga kebutuhan pokok yang terkadang
membuat kepala pening, terkadang membuat badan demam karena
kuatir anggaran belanja keluarga tidak cukup untuk sebulan, serta
terkadang membuat sesak nafas karena argo kebutuhan pokok sep-
erti listrik dan air harus tetap terbayar dll.
Isu ini semakin menarik karena disebarluaskan oleh media mas-
sa melalui pemberitaan atau talk show dan menjadi viral melalui kon-
tent creatiative di media sosial berupa meme/video dll.
Diskusi diruang publik tentang calon tunggal, setidaknya mem-
berikan pendidikan politik bagi masyarakat, bahwa ketika hanya ada

51 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


satu pasangan calon yang sedang berkontestasi, bukan berarti tidak
ada pilihan politik lain. Kotak /kolom kosong meskipun tidak diharap-
kan kelahirannya tapi merupakan salah satu produk dari demokrasi
yang eksistensinya diakui oleh undang-undang.
Regulasi terkait kotak kosong diatur dalam Peraturan Komisi
Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2020 Tentang
Pencalonan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan
Wakil Bupati, dan/atau Wali Kota dan Wali Kota.
Selain itu secara spesifik diatur dalam PKPU 13 tahun 2018
tentang Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil
Bupati, dan/atau Wali Kota dan Wali Kota dengan satu pasangan
calon.
Secara implisit regulasi ini menyampaikan bahwa pemberian
suara terhadap kotak kosong dihargai nilainya sama dengan nilai
suara pada pasangan calon yang diusung oleh partai politik. Memilih
kotak/kolom kosong berbeda dengan pilihan menjadi golongan putih
(golput).
Golongan putih yang dimaksudkan adalah kelompok yang se-
cara ideologis maupun pragmatis memilih untuk tidak memberikan
suara pada hari pencoblosan karena tidak percaya pada sistem ket-
atanegaraan yang sedang berlaku atau karena tidak percaya bahwa
pemilu dapat memberikan keuntungan secara langsung yang dapat
merubah kehidupan ekonomi dan sosial pemilih atau masyarakat.
Ke depan kita berharap diskusi-diskusi yang terjadi di masyar-
akat menjadi pendidikan politik yang akan membangun kesadaran
dalam kognitif (pemikiran), afeksi (emosi) dan tindakan politik pemi-
lih untuk mendorong prefensi (pilihan) ketika berada di bilik suara.
Lebih jauh kondisi ini diharapkan akan mampu menjadi alternatif
untuk menghadapi oligarki politik dari partai-partai yang saat ini se-
dang berkuasa yang cenderung memilih strategi membentuk pasan-
gan calon tunggal untuk memenangkan kontestasi Pemilihan kepala
daerah. Pilihan ini sangat strategis jika dilihat dari hasil Pilkada 2020
dimana 25 (dua puluh lima ) daerah yang terdapat pasangan calon
tunggal, semuanya memenangkan kontestasi Pilkada dengan per-
olehan suara yang signifikan. Dalam konteks Pilkada kota Semarang

52 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


pasangan calon tunggal memenangkan suara 716.693 (91,56%) dari
total suara sah.

Hasil Calon Partai Politik atau Gabungan Partai Politik Pengusung

Tata Letak Dan Daftar Pasangan Calon Peserta Pemilihan Walikota Dan
Wakil Walikota Semarang Tahun 2020

53 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


54 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020
55 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020
Solusi Teknologi Microsoft Excel di
Tahapan Pengawasan Tungsura

T
ulisan di bagian ini akan menceritakan tentang hiruk-pikuk
pengawasan pasca tahapan pemungutan dan penghitungan
suara pada Pilkada 2020. Spesifik pada temuan penulisan C
hasil KWK yang diberikan kelompok penyelenggara pemungutan su-
ara (KPPS) kepada pengawas TPS dan korelasinya dengan teknolo-
gi yang digunakan jajaran untuk memaksimalkan kinerja pengawa-
san. Tentunya tulisan ini tidak dimaksudkan untuk tidak mencatatkan
temuan yang lain, misalnya temuan kekurangan surat suara di keca-
matan Gunungpati dan Semarang selatan, temuan surat suara ter-
tumpahi tinta dan temuan lainnya.
Temuan kesalahan penulisan data pemilih hingga perolehan su-
ara sah ini terdeteksi ketika data formulir C hasil KWK dimasukkan
ke dalam templet exel tungsura hasil inovasi Bawaslu kota Sema-
rang.

56 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


Temuan kesalahan pengisian formulir C hasil KWK ini terdapat
di 94 (sembilan puluh empat) kelurahan dan 226 (dua ratus dua pu-
luh enam ) TPS. Untuk menvalidasi temuan ini Bawaslu kota Sema-
rang mengundang Panwaslu kecamatan untuk konsolidasi data hasil
pengawasan pada H-1 sebelum rekapitulasi penghitungan suara di
tingkat kecamatan yang dilaksanakan dari tanggal 11-14 Desember
2020.
Dari segi jumlah temuan ini menunjukkan seriusnya pengawa-
san yang dilakukan oleh jajaran pengawas di kota Semarang meski-
pun Pilkada digelar dengan satu pasangan calon. Disisi lain menun-
jukkan pilihan Bawaslu kota Semarang untuk mengawasi tahapan
pamungkas ini dengan menggunakan teknologi tepat dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Teknologi yang digunakan oleh Bawaslu kota Semarang pada
tahapan pemungutan dan penghitungan suara yaitu templet Micro-
soft exel.
Templete Microsoft Exel adalah program Microsoft Exel yang di-
formulasikan dengan rumus-rumus tertentu ke dalam setiap kolom
dengan mengunci data pada kolom daftar pemilih tetap agar Pan-
waslu Kelurahan tidak dapat merubah isian Daftar Pemilih tetap di
3.447 TPS se kota Semarang.
Templete Microsoft Exel merupakan teknologi yang digunakan
untuk melakukan identifikasi kesalahan pengisian formulir C Hasil
KWK baik itu isian terhadapa data pemilih, pengguna hak pilih mau-
pun perolehan suara pasangan calon/kolom kosong. Temuan yang
dihasilkan oleh teknologi ini sangat berguna sebagai data pemband-
ing data PPK atau KPU ketika pengawasan tahapan rekapitulasi
penghitungan suara di tingkat kecamatan dan Bawaslu kota Sema-
rang.
Sistem bekerja teknologi ini diawali dengan memasukkan data
hardcopy formulir C hasil KWK yang diberikan oleh KPPS kepada
PTPS. Isian data kedalam templet dilakukan oleh Panwaslu kelura-
han dibantu oleh staff panwaslu kecamatan. Data yang dimasukkan
akan secara otomatis akan terhubung pada kolom jumlah kecamatan,
dan masuk pada kolom jumlah tingkat kota. Temuan hasil pencer-

57 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


matan akan diketahui jika pada rumus “BENAR” berubah menjadi
“SALAH” dan berwarna merah.
Signifikansi dari temuan ini yaitu aktifnya jajaran pengawas
memberikan saran perbaikan data pemilih hingga penghitungan su-
ara ulang ketika rekapitulasi ditingkat kecamatan, hingga giat pen-
gawasan berjalan dinamis. Saran perbaikan penghitungan ulang
dilakukan di 23 TPS dalam 16 Kelurahan dan tersebar di 7 Kecama-
tan dan semuanya ditindaklanjuti oleh jajaran KPU ditingkat kecama-
tan .
Begitupun halnya pengawasan rekapitulasi di tingkat kota, H-1
kesalahan penulisan data pemilih yang terdapat di formulir D KWK
sudah terdeteksi.
Temuan ini terdeteksi ketika memasukan data dalam formulir
D Hasil KWK kedalam templet exel tungsura hasil inovasi Bawaslu
kota Semarang. Ketidaksikronan data pemilih dan pengguna hak
pilih DPPh dan DPTb serta Jumlah Surat Suara yang digunakan ini
terdapat di beberapa TPS di wilayah kecamatan Tugu, Gayamsari,
Semarang Timur, Candisari, Gunungpati, Semarang Barat dan Ke-
camatan Semarang Utara.
Narasi-narasi di atas menunjukkan bahwa penggunaan teknolo-
gi dalam pengawasan selama penyelenggaraan Pemilihan Waliko-
ta dan Wakil Walikota Semarang Tahun 2020 membuat kerja-kerja
pengawasan menjadi lebih efektif, efisien dan terukur. Di antaranya
Bawaslu Kota Semarang tidak memerlukan waktu yang lama untuk
memperoleh informasi cepat yang ada di lapangan, bahkan bisa jadi
ketika Bawaslu RI membutuhkan data langsung dari pengawas TPS
juga dapat segera diinformasikan.
Teknologi-teknologi hasil inovasi Bawaslu Kota Semarang meru-
pakan teknologi sederhana dan ramah dari segi pembiayaan, namun
dari teknologi sederhana ini ternyata menghasilkan temuan-temuan
yang luar biasa. Hal ini mengingatkan kita tentang Teori Determin-
isme Teknologi Marshall McLuhan yang menyampaikan bahwa te-
knologi adalah kepanjangan dari indra manusia (extention of man),
kepanjangan dari kognitif dan persepsi pikiran manusia. Buku kepan-
jangan dari mata. Pakaian kepanjangan dari kulit. Jaringan elektron-

58 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


ik kepanjangan dari sistem saraf manusia.
Dalam konteks kepengawasan penggunaan teknologi men-
jadikan kerja-kerja kepengawasan lebih efektif, efisien dengan hasil
yang terukur dan dapat dipertanggungjawabkan.

Pemetaan TPS Rawan Pada Pilwakot 2020

59 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


Jumlah Pengembalian Formulir C Pemberitahuan yang Tidak
terdistribusikan

60 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


. Temuan Hasil Pengawasan dalam Pemungutan dan
Penghitungan Suara di TPS

61 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


Hasil Pengawasan Rekapitulasi Suara Sah, Tidak Sah, Jumlah DPT dan
Pengguna Hak Pilih

62 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


Rekap penghitungan ulang di TPS pada tahap Rekapitulasi tingkat
kecamatan

63 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


Formulir Model C-Hasil KWK Yang Mengalami Kesalahan Penulisan

64 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


Hasil Perolehan Suara Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota
Semarang Tahun 2020

65 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


Jumlah TPS yang di Rekomendasi Pada Tahapan Pemungutan,
Penghitungan dan Rekapitulasi

66 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


67 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020
Siwaslu, Teknologi Smart
Pengumpul Data Pilkada

B
agi jajaran pengawas pemilu di Indonesia, mendengar nama
Siwaslu pasti sudah sangat akrab di telinga. Mengapa? Karena
sistem teknologi ini menjadi alat kerja yang wajib diisikan oleh
pengawas pemilu pada tahapan pemungutan dan penghitungan su-
ara selain mengisikan hasil pengawasan pada form A. Pada Pilkada
serentak 2020 Siwaslu digunakan pada masa tenang hingga reka-
pitulasi penghitungan suara di tingkat kabupaten/kota dan propinsi.
Untuk mengenal lebih akrab sistem informasi yang sering diang-
gap sebagai teknologi tandingan untuk Sirekap ini, mari kita ulas leb-
ih dalam terkait Siwaslu ini secara lebih detail.
Siwaslu atau Sistem Pengawasan Pemilihan Umum adalah
perangkat teknologi yang digunakan sebagaai sarana informasi da-
lam pengawasan proses dan hasil pemungutan suara, penghitungan
suara serta penetapan hasil Pemilu.

68 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


Siwaslu merupakan inovasi teknologi Bawaslu RI dengan Kode
Web sebagai mitra pihak ketiga yang mengembangkan teknologi ini.
Awalnya Siwaslu digunakan pertama kali pada Pemilihan Kepala
Daerah tahun 2018. Pada Pemilu serentak 2019 teknologi ini kem-
bali digunakan sebagai sistem bersama yang digunakan oleh pen-
gawas TPS, Panwaslu Kelurahan, Panwaslu Kecamatan, Bawaslu
Kabupaten/Kota dan Bawaslu Provinsi untuk mengumpulkan data
hasil pemungutan, penghitungan dan proses tahapan Pemilu 2019
sejak masa tenang hingga rekapitulasi tingkat nasional.
Pada Pilkada serentak 2020, Siwaslu dikembangkan lebih kom-
prehensif dalam dua versi yaitu versi android yang digunakan untuk
meng-input data hasil pengawasan di tingkat Pengawas TPS, Pan-
waslu Kelurahan, Panwaslu kecamatan dan Bawaslu Kabupaten kota
sesuai jadwal yang telah ditentukan. Versi Website Siwaslu 2020 ,
versi ini digunakan oleh Panwaslu Kecamatan, Bawaslu Kabupaten/
Kota Semarang dan Bawaslu Provinsi untuk melakukan monitoring
terhadap pengisian SIWASLU 2020 termasuk memantau progres
pengisian Siwaslu oleh jajaran di wilayah kerjanya masing-masing.
Signifikansi penggunaan Siwaslu pada pengawasan tahapan
pemungutan dan penghitungan suara yaitu, Pertama, terpenuhinya
kebutuhan proses pelaporan yang cepat, aman dan akurat dengan
sistem online. Kedua, hasil pelaporan yang lebih akurat, singkat dan
disertai dengan bukti gambar sebagai alat bukti. Ketiga, keamanan
data laporan pengawasan yang menggunakan jalur data online yang
aman terenkripsi standar terkini. Keempat, digitalisasi data, lebih
efektif dan efisien, mudah dimutakhirkan, diolah dan dianalisis. Ke-
lima,Meningkatnya kinerja divisi pengawasan dengan sistem terkini
serta kualitas penyajian data dan informasi oleh Bawaslu RI.
Seperti halnya teknologi informasi digital lainnya, efektifitas ker-
ja Siwaslu sangat tergantung pada ketersediaan jaringan listrik dan
internet. Namun begitu, Siwaslu didesain bisa menyimpan foto/doku-
men ketika jaringan internet sedang tidak maksimal, sehingga proses
upload bisa dilanjutkan ketika jaringan internet mulai pulih kembali.
Lantas, bagaimana penggunaan Siwaslu di kota Semarang
pada Pilkada 2020 ?

69 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


Sedikit bercerita tentang dinamika penggunaan Siwaslu 2020 di
kota Semarang, pengisian alat kerja A1-A5 dilakukan oleh pengawas
TPS dimulai dimasa tenang, pemungutan suara hingga penghitun-
gan suara. Data hasil pengawasan ini langsung diisikan oleh penga-
was TPS pada aplikasi Siwaslu disertai dokumen hasil pengawasan
berupa foto atau video. Isian ini akan langsung terkoneksi dengan
server Siwaslu di Bawaslu RI.
Begitupun juga pengisian alat kerja B1 dan B2 untuk pengawas
kelurahan. Pengisian data hasil pengawasan ini harus dilakukan
dengan hati-hati, pasalnya jika ada kesalahan pengisian data, maka
proses koreksi membutuhkan waktu yang cukup panjang dan per-
baikan data baru bisa dilakukan setelah admin Siwaslu Bawaslu RI
melakukan refresh aplikasi Siwaslu 2020.
Dalam proses ini, Bawaslu Kabupaten/kota /Panwaslu kecama-
tan dapat memantua progres pengisian Siwaslu 2020 dari tingkat
PTPS dan Panwaslu kelurahan melalui Siwaslu versi website. Akan
tetapi tidak dapat melakukan koreksi data jika ada kesalahan input
data/ jawaban jajaran pengawas diwilayahnya.
Siwaslu sebagai teknologi yang dikembangkan untuk memaksi-
malkan pengawasan tahapan pemungutan dan penghitungan suara
dari awal digunakan di tahun 2018 hingga tahun 2020, telah men-
galami perubahan yang signifikan. Meskipun tetap ada kekurangan
yang harus diperbaiki misalnya paradigma berpikir yang digunakan
teknologi ini adalah paradigma positivistik, teknologi ini berasumsi
bahwa semua jajaran pengawas di setiap tingkatan mempunyai kual-
itas SDM yang sama terkait pengawasan pemilu, sehingga semua
pengawas diasumsikan akan memahami semua pertanyaan dan
mengisikannnya secara benar sesuai data dilapangan. Sementara
kondisi SDM pengawas di lapangan harus diakui masih variatif.
Sekali lagi kehadiran Siwaslu menguatkan fakta, bahwa peng-
gunaan teknologi yang tepat sangat membantu optimalisasi ker-
ja-kerja pengawasan.

70 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


Tampilan Siwaslu 2020 Android PTPS

Menu Isian Siwaslu Android PTPS

71 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


Tampilan Siwaslu 2020 WEB untuk Bawaslu Kota Semarang

Progres Pengisian di Tingkat PTPS

72 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


Progres Pengisian di Tingkat Panwaslu Kelurahan

Progres Pengisian di Tingkat Panwaslu Kecamatan

73 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


74 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020
Menabur Harapan Pengawas
Partisipatif Bersama dengan SKPP

Menabur benih hari ini...


Menuai hasil 20 tahun kemudian

I
nilah filosofi sederhana yang diterapkan oleh Bawaslu kota Sema-
rang dalam upaya meningkatkan pelibatan masyarakat pengawa-
san partisipatif di setiap event gelaran demokrasi baik itu Pemilihan
Umum maupun Pemilihan Kepala Daerah.
Peningkatan partisipasi masyarakat dalam konteks pengawasan
sendiri merupakan amanah dari UU 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan
Umum dan UU 10 tahun 2016 tentang Pemilihan Gubernur/Wakil
Gubernur, Bupati/Wakil Bupati dan Walikota/Wakil Walikota.
Beragam cara atau metode diterapkan dengan memperhatikan
kultur masyarakat kota Semarang yang modern dengan mobilitas
yang tinggi. Baik dengan pendekatan budaya, keagamaan, akade-

75 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


mis melalui webinar, tatap muka dengan jumlah yang terbatas kare-
na dilaksanakan di era pandemi Covid maupun melalui media sosial
dan media penyiaran serta yang terprogram secara sistematis dan
berkelanjutan seperti Sekolah Kader Pengawasan Partisipatif 2020
(SKPP).
Sekolah Kader Pengawasan Partisipatif merupakan program
nasional yang diselenggarakan oleh Bawaslu RI pada tahun 2019.
Program yang merekrut anak-anak muda berusia 17- 30 tahun ini
kembali dilaksanakan pada tahun 2020 dengan format yang berbeda
yaitu secara daring.
Sekolah Kader pengawas partisipatif merupakan sarana pen-
didikan pemilu dan pilkada serta kepengawasannya kepada masyar-
akat. Tujuan dari program ini yaitu terbentuknya pengawas partisipa-
tif serta mendorong partisipasi masyarakat dalam mengawal proses
demokrasi, khususnya di Pilkada 2020.

Dikota Semarang sendiri tercatat 137 peserta yang mendaftar


pada program ini. Setelah melalui proses seleksi tersisa 123 peserta
yang dinyatakan lolos.
Selanjutnya peserta SKPP akan mengikuti pembelajaran ten-
tang regulasi pemilu/pilkada, kerawanan Pemilu, pemantau pemilu,
kepengawasan partisipatif secara online yang dipandu tutor-tutor
yang berkompeten. Materi dalam pembelajaran ini diberikan dalam
bentuk teks atau audio visual. Agar program ini berjalan lancar set-
iap peserta mendapatkan kuota internet disetiap tahapan yang telah
ditentukan.
Pasca kegiatan pembelajaran SKPP daring, Bawaslu kota Se-
marang merancang kegiatan sosialisasi untuk Alumni SKPP yang
terwadahi dalam I-KAPAS (Ikatan Keluarga Alumni Sekolah Kader
Pengawas Partisipatif Kota Semarang).
Kegiatan ini didasari pemikiran bahwa giat sekolah kader pen-
gawas partisipatif daring tahun 2020 yang diadakan oleh Bawaslu
RI diharapkan bisa berkelanjutan. Oleh karena itu diperlukan renca-
na kegiatan soswatif dan support anggaran agar alumni SKPP bisa
mengaplikasikan ilmu kepengawasan partisipatifnya di tengah mas-

76 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


yarakat kota Semarang dengan protokol kesehatan Covid 19 yang
ketat.
Secara teknis untuk kegiatan ini, setiap alumni SKPP didorong
untuk melakukan kegiatan soswatif dengan komunitasnya mas-
ing-masing dengan jumlah maksimal 20 orang. Agar kegiatan te-
rarah dan tepat sasaran alumni SKPP diwajibkan membuat propos-
al sederhana tentang kegiatan yang akan dilakukan. Jika disetujui,
maka pada hari pelaksanaan soswatif, alumni SKPP akan mendapat
support pendampingan dari ketua/anggota Bawaslu kota Semarang,
support konsumsi sebanyak komunitas yang diundang, MMT /Back-
drop kegiatan, support administrasi untuk absensi peserta, support
publikasi di media sosial dan website Bawaslu kota Semarang serta
support kelengkapan prosedur kesehatan Covid 19 seperti termogun
dan hand sanitizer.
Untuk memaksimalkan program ini Bawaslu kota Semarang
menyediakan anggaran sebayak 33 kali kegiatan.
Mengikuti kata pepatah “sekali mendayung, dua tiga pulau ter-
lampaui” maka untuk memaksimalkan program berkelanjutan untuk
alumni SKPP daring 2020. Bawaslu kota Semarang menggandeng
Center For Political And Social Studies ( C- Polsis) Fisip Uin Wali-
songo Semarang. Giat ini sekaligus sebagai implementasi dari ker-
jasama Bawaslu kota Semarang -Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Negeri Islam Semarang untuk meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam konteks pengawasan.
Kegiatan soswatif ini dilakukan di 8 (delapan) kecamatan di kota
Semarang. Masyarakat terundang adalah tokoh-tokoh masyarakat,
tokoh pemuda dan tokoh perempuan dengan jumlah maksimal 20
orang. Tema besar dari giat soswatif ini yaitu tentang bahaya politik
uang pada Pilkada 2020. Narasumber alumni SKPP didampingi an-
ggota Bawaslu kota Semarang dan pengurus C-PoLsis.
Sebagaimana giat soswatif lain yang dilakukan bersama SKPP,
pendanaan giat ini berasal dari Bawaslu kota Semarang. C-Polsis
berkontribusi dalam hal kepanitian, menyediakan tempat kegiatan,
mengundang peserta dan menjadi salah satu narasumber.
Alumni Sekolah Kader Pengawas Partisipatif adalah embrio

77 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


pengawas-pengawas partisipatif yang diharapkan akan menyebar
dimasyarakat. Menularkan virus-virus kepengawasan pada komuni-
tas dan masyarakat terdekatnya. Kelompok inilah yang diharapkan
20 tahun ke depan akan bersukarela menjadi mitra Bawaslu dan be-
rani mencegah dan melaporkan dugaan pelanggaran yang terjadi di
wilayahnya.
Jika program sekolah pengawas partisipatif dan sosialisasi pen-
gawasan ini terus dilaksanakan secara berkesinambungan hara-
pan bahwa tunas-tunas pengawas partisipatif akan tumbuh subur di
masyarakat bukan lagi autopis tapi nyata dan bisa dipetik hasilnya di
masa mendatang.

78 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


79 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020
Hasil Temuan Dalam Pengawasan Pembentukan PPS

Jumlah Form A Dalam Pengawasan Pembentukan PPS

80 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


Hasil Temuan Dalam Pengawasan Pembentukan PPK

Jumalh Form A Dalam Pengawasan Pembentukan PPK

81 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


Hasil Temuan Dalam Pengawasan Pembentukan PPDP

Jumlah form A Dalam Pengawasan Pembentukan KPPS

82 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


Jumlah Form A Dalam Pengawasan Tahapan Non Kampanye

83 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


Jumlah Form A Dalam Pengawasan Seluruh Tahapan

84 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


85 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020
Biografi
Penulis

N
ining Susanti, merupakan
Koordinator Divisi Pengawasan
dan Hubungan antar Lembaga
Bawaslu kota Semarang periode tahun
2018-2023. Sebelumnya di tahun 2017
perempuan yang menyukai dunia tulis
menulis dan kajian media ini, juga
dipercaya menjadi Koordinator Divisi
Pengawasan dan Hubungan antar
Lembaga Panwaskota Semarang yang
saat itu masih bersifat ad hoc.
Pendidikan formal perempuan
kelahiran Jepara 15 September 1978
ini dari tingkat SD hingga Strata 2 di
tempuh di Kota Semarang . Pendidikan
S1 nya diselesaikan di IAIN Walisongo Semarang . Terakhir, Nining
tercatat sebagai alumni dari Magister Ilmu Komunikasi Universitas
Diponegoro Semarang.
Menurut Nining, menjadi penyelenggara pemilu merupakan
Passion dan hobby yang menyenangkan, karena dunia kepemiluan di
indonesia sangat dinamis dengan iklim, dinamika dan regulasi yang
terus berubah, sehingga menuntut peminatnya untuk terus belajar agar
dapat melaksanakan tugas negara dengan benar. Dunia kepemiluan
ditekuni sejak tahun 1999 dan berlanjut hingga saat ini.
Selain dekat dengan stokeholder pemilu di kota Semarang, Nining
juga dekat dengan komunitas-komunitas media di kota Semarang. Hal
ini berdampak positif pada lembaga, karena hasil-hasil pengawasan
dapat terpublikasikan ke publik secara cepat dan tepat.

86 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020


87 Pengawasan Dalam Narasi dan Angka : Pilkada Kota Semarang 2020

Anda mungkin juga menyukai