A. BEBAN BELAJAR
SMKN 1 Merbau Mataram menyelenggarakan pembelajaran dalam sistem
paket. Beban belajar dengan sistem paket sebagaimana diatur dalam struktur
kurikulum setiap satuan pendidikan merupakan pengaturan alokasi waktu untuk
setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester gasal dan genap dalam satu tahun
ajaran. Beban belajar pada sistem paket terdiri atas pembelajaran tatap muka,
penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri.
1) Beban belajar untuk satu jam tatap muka adalah 45 menit.
2) Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan
sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Pengaturan alokasi waktu untuk
setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester ganjil dan genap dalam satu
tahun ajaran dapat dilakukan secara fleksibel dengan jumlah beban belajar yang
tetap. Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan mempertimbangkan kebutuhan
peserta didik dalam mencapai kompetensi, di samping dimanfaatkan untuk mata
pelajaran lain yang dianggap penting dan tidak terdapat di dalam struktur
kurikulum yang tercantum di dalam kerangka dasar.
3) Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri yaitu berkisar 0%-
60% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.
Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan potensi dan kebutuhan
peserta didik dalam mencapai kompetensi.
4) Beban belajar kegiatan tatap muka per minggu 48 jam pelajaran dan 37 minggu
efektif pertahun.
5) Beban belajar kegiatan praktik kerja di SMKN 1 Merbau Mataram diatur: (i) 2
(dua) jam praktik di sekolah setara dengan 1 (satu) jam tatap muka, dan (ii) 4
(empat) jam praktik di dunia usaha dan industri setara dengan 2 (dua) jam tatap
muka.
6) Komposisi beban belajar untuk peserta didik SMKN 1 Merbau Mataram terdiri
atas kelompok A Muatan Nasional, B Muatan Kewilayahan, C1 (kelompok
mata pelajaran bidang keahlian), C2 (kelompok mata pelajaran dasar program
keahlian), dan C3 (kelompok mata pelajaran kompetensi keahlian).
131
B. KETUNTASAN BELAJAR
Ketuntasan Belajar setiap peserta didik untuk setiap mata pelajaran memenuhi
kriteria ketuntasan belajar sebagai berikut :
a) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, seorang peserta didik dinyatakan belum
tuntas belajar untuk menguasai KD yang dipelajarinya apabila belum
memenuhi KKM.
b) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, seorang peserta didik dinyatakan sudah
tuntas belajar untuk menguasai KD yang dipelajarinya apabila sudah
memenuhi KKM.
c) Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, ketuntasan seorang peserta didik dilakukan
dengan memperhatikan aspek sikap pada KI-1 dan KI-2 untuk seluruh
matapelajaran, yakni jika profil sikap peserta didik secara umum berada pada
kategori baik (B) menurut standar yang ditetapkan satuan pendidikan yang
bersangkutan.
d) Peserta didik dikatakan tuntas pada mata pelajaran jika telah memenuhi KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal),
Berdasarkan Panduan Penilaian SMK, maka ketuntasan belajar diatur sebagai
berikut :
Keterangan
Kategori Rentang Keterangan Penguasaan
Kompetensi
A+ N ≥ 95* Peserta didik secara Sangat
A 95 > N ≥ 90* konsisten menunjukkan Kompeten
A- 90 > N ≥ 85* pemahaman yang
mendalam pada semua
materi.
B+ 85 > N ≥ 80* Peserta didik secara Kompeten
B 80 > N ≥ 75* konsisten menunjukkan
B- 75 > N ≥ 70* pemahaman yang
mendalam pada sebagian
besar materi.
C Mata pelajaran Peserta didik menunjukkan Cukup
muatan Adaptif pemahaman yang cukup Kompeten
dan Normatif pada semua materi.
(A, B, C1)
70 > N ≥ 60
132
Mata pelajaran
muatan
Produktif (C1,
C2, dan C3)
70 > N ≥ 65
D Mata pelajaran Peserta didik belum Belum
muatan Adaptif menunjukkan pemahaman Kompeten
dan Normatif yang cukup pada sebagian
(A, B, C1) besar materi.
N < 60
Mata pelajaran
muatan
Produktif (C1,
C2 dan C3)
N < 65
*untuk seluruh mata pelajaran
133
KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL
KOMPONEN (KKM)
Pengetahuan Ketrampilan Sikap
Kelompok A (Wajib)
1 Pendidikan Agama dan
75 75 B (Baik)
Budi Pekerti
2 Pendidikan Pancasila dan
75 75 B (Baik)
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 72 72 B (Baik)
4 Matematika 72 72 B (Baik)
5 Sejarah Indonesia 72 72 B (Baik)
6 Bahasa Inggris 70 70 B (Baik)
Kelompok B (Wajib)
7 Seni Budaya 72 72 B (Baik)
9 Pendidikan Jasmani, Olah
72 72 B (Baik)
Raga & Kesehatan
10 Muatan Lokal ( Bahasa
70 70 B (Baik)
Lampung )
Kelompok C (Kejuruan)
C1. Dasar Bidang Keahlian 75 75 B (Baik)
C2. Dasar Program Keahlian 75 75 B (Baik)
C3. Paket Keahlian 75 75 B (Baik)
SKM atau yang secara istilah pengukuran disebut dengan cut off score
merupakan bagian dari standard setting yang secara operasional ditetapkan dalam
bentuk angka. SKM digunakan sebagai acuan penentuan peserta didik yang wajib
mengikuti pembelajaran remedial hingga memenuhi KPK dan sebagai salah satu
acuan kriteria kenaikan kelas. Nilai ketuntasan belajar kompetensi pada mata
pelajaran wajib A, B dan C1 adalah minimal 60, sedangkan untuk mata pelajaran
C2 dan C3 nilai ketuntasan belajar adalah minimal 65 dengan menyesuaikan
karakteristik kompetensi/paket keahlian.
1. Pembelajaran Remedial
134
Pembelajaran remedial wajib diberikan kepada peserta didik yang belum
mencapai ketuntasan belajar. Pembelajaran remedial dapat dilakukan sebelum
semester berakhir atau batas akhir pemasukan nilai ke dalam buku rapor.
Pembelajaran remedial dapat dilakukan dengan cara:
a. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang
berbeda, menyesuaikan dengan gaya belajar peserta didik.
b. Pemberian bimbingan secara perorangan.
c. Pemberian tugas-tugas atau latihan secara khusus, dimulai dengan
tugas-tugas atau latihan sesuai dengan kemampuannya.
d. Pemanfaatan tutor sebaya, yaitu peserta didik dibantu oleh
teman sekelas yang telah mencapai ketuntasan belajar.
2. Pembelajaran Pengayaan
Pembelajaran pengayaan dapat dilakukan melalui:
a. Belajar kelompok, yaitu sekelompok peserta didik diberi tugas pengayaan
untuk dikerjakan bersama pada dan/atau di luar jam-jam pelajaran sekolah;
135
pembelajaran biasa, tetapi cukup dalam bentuk portofolio.
C. PENILAIAN
1) Prinsip Penilaian :
Penilaian hasil belajar peserta didik SMKN 1 Merbau Mataram didasarkan pada
prinsip-prinsip sebagai berikut:
a) Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan
yang diukur.
b) Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas,
tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.
c) Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik
karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
d) Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen
yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
e) Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
f) Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup
semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang
sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik.
g) Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku.
h) Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan.
i) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi
teknik, prosedur, maupun hasilnya.
j) Edukatif, berarti penilaian dilakukan untuk kepentingan dan kemajuan
pendidikan peserta didik
136
informasi deskriptif mengenai perilaku peserta didik sesuai norma sosial dan
program keahlian yang ditempuh.
3) Prosedur Penilaian
a) Perencanaan Penilaian
Pada awal semester, guru mata pelajaran terlebih dahulu merencanakan
konsep penilaian dengan mengidentifikasi kompetensi dasar (KD) terutama
pada kompetensi terkait pengetahuan dan keterampilan. Perencanaan
dimaksud tidak bersifat kaku dan memungkinkan perubahan selama proses
pembelajaran.
(1)Penilaian Sikap
Penilaian sikap merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh
informasi deskriptif mengenai perilaku peserta didik sesuai norma dan
program keahlian yang diampu. Penilaian sikap yang utama dilakukan
dengan menggunakan teknik observasi selama periode satu semester oleh
guru mata pelajaran (selama proses pembelajaran pada jam pelajaran),
guru bimbingan konseling (BK), dan wali kelas (selama peserta didik di
luar jam pelajaran) yang ditulis dalam buku jurnal (yang selanjutnya
disebut jurnal), yang mencakup catatan anekdot (anecdotal record),
catatan kejadian tertentu (incidental record), dan informasi lain yang
valid dan relevan. Jurnal tidak hanya didasarkan pada apa yang dilihat
langsung oleh guru, wali kelas, dan guru BK, tetapi juga informasi lain
yang relevan dan valid yang diterima dari berbagai sumber.
Penilaian sikap oleh guru dapat diperkuat dengan penilaian diri dan
penilaian antarteman. Teknik ini dapat dilakukan dalam rangka
pembinaan dan pembentukan karakter peserta didik, yang hasilnya dapat
137
dijadikan sebagai salah satu data konfirmasi dari hasil penilaian sikap
oleh pendidik.
(2)Penilaian Pengetahuan
Perencanaan penilaian pengetahuan dilakukan secara terintegrasi pada
penyusunan silabus atau Rencana Program Pembelajaran (RPP).
Perencanaan penilaian pengetahuan lebih lanjut diwujudkan dengan kisi-
kisi penilaian.
Pada perencanaan penilaian pengetahuan, indikator penguasaan
kompetensi dalam penilaian pengetahuan diturunkan dari KD-KD
dengan menggunakan kata kerja operasional. Indikator yang baik
memungkinkan dikembangkannya banyak variasi soal dan dapat
mengukur kemampuan higher order thinking skill (HOTS) peserta didik
yakni kemampuan menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mencipta
(C6).
Beberapa kata kerja operasional dari C1 sampai C6 dapat digunakan
antara lain:
Mengingat (C1): menyebutkan, memberi label, mencocokkan, memberi
nama, mengurutkan, memberi contoh, meniru, dan memasangkan;
Memahami (C2): menggolongkan, menggambarkan, membuat ulasan,
menjelaskan, mengekspresikan, mengidentifikasi, menunjukkan,
menemukan, membuat laporan, mengemukakan, membuat tinjauan,
memilih, dan menceritakan;
Menerapkan (C3): mendemonstrasikan, memperagakan, menuliskan
penjelasan, membuatkan penafsiran, mengoperasikan, mempraktikkan,
merancang persiapan, menyusun jadwal, membuat sketsa, menyelesaikan
masalah, dan menggunakan;
Menganalisis (C4): menilai, menghitung, mengelompokkan,
menentukan, membandingkan, membedakan, membuat diagram,
menginventarisasi, memeriksa, dan menguji;
Mengevaluasi (C5): membuat penilaian, menyusun argumentasi atau
alasan, menjelaskan apa alasan memilih, membuat perbandingan,
menjelaskan alasan pembelaan, memperkirakan, dan memprediksi;
Mencipta (C6): mengumpulkan, menyusun, merancang, merumuskan,
mengelola, mengatur, merencanakan, mempersiapkan, mengusulkan, dan
138
mengulas.
(3)Penilaian Keterampilan
Perencanaan penilaian keterampilan dilakukan secara terintegrasi pada
penyusunan silabus atau Rencana Program Pembelajaran (RPP).
Perencanaan penilaian keterampilan lebih lanjut diwujudkan dengan kisi-
kisi penilaian.
Pada perencanaan penilaian pengetahuan, indikator pencapaian
kompetensi keterampilan dirumuskan dengan menggunakan kata kerja
operasional yang dapat diamati dan diukur, antara lain: mengidentifikasi,
menghitung, membedakan, menyimpulkan, menceritakan kembali,
mempraktikkan, mendemonstrasikan, mendeskripsikan.
b) Pelaksanaan Penilaian
Guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas wajib mencatat ketika
ada perubahan perilaku peserta didik ke arah yang lebih baik, terutama
jika sebelumnya peserta didik tersebut telah tercatat menunjukkan
perilaku yang negatif. Penindakan langsung yang bersifat konstruktif
(memberi peringatan atau nasihat) lebih disarankan ketimbang secara
spontan mencatat pada jurnal sikap.
139
Cakupan penilaian harian meliputi satu kompetensi dasar atau lebih,
sedangkan cakupan penugasan disesuaikan dengan karakteristik
kompetensi dasar. Ujian tengah semester (UTS) dan ujian akhir semester
(UAS) dilakukan melalui tes tertulis dan/atau teknik lain yang sesuai.
UTS merupakan kegiatan penilaian yang dilakukan untuk mengukur
pencapaian kompetensi dasar mata pelajaran setelah kegiatan
pembelajaran berlangsung 8-9 minggu. Cakupan UTS meliputi seluruh
KD pada periode tersebut sedangkan UAS merupakan kegiatan penilaian
yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi dasar mata
pelajaran di akhir semester. Cakupan UAS meliputi seluruh atau
sebagian KD pada satu semester.
140
Penilaian dilakukan melalui penugasan, penilaian harian (PH), ujian
tengah semester (UTS), maupun ujian akhir semester (UAS). Pengolahan
dapat dilakukan untuk setiap nilai kompetensi dasar (KD) pada setiap
bentuk penilaian dengan menyertakan UTS dan UAS.
1. Perhitungan nilai (N) per KD dilakukan secara parsial per penilaian
2. Bobot (B) untuk perhitungan nilai per KD tidak diperhitungkan dalam
total bobot jika KD dimaksud tidak diujikan
3. Nilai akhir (NA) per KD per penilaian dilakukan dengan perkalian nilai
per penilaian dikali dengan bobot
Hasil penilaian selama satu semester yang dilakukan melalui penilaian
harian (PH), penilaian tengah semester (UTS), maupun ujian akhir
semester (UAS) direkap untuk didokumentasikan pada format
pengolahan nilai. Rekapitulasi hasil penilaian dilakukan berdasarkan KD,
sehingga hasil UTS dan UAS perlu dirinci hasilnya untuk setiap KD.
Selain itu ditentukan pula bobot untuk penugasan, ulangan harian, UTS,
dan UAS. Dengan perincian tersebut maka guru dapat menganalisis
kekurangtuntasan peserta didik pada KD tertentu sebelum melakukan
tindak lanjut berupa pembinaan atau remedial.
141
1. Perhitungan nilai (N) per KD dilakukan secara parsial per penilaian
2. Perhitungan nilai optimum (NO) dilakukan secara parsial per teknik
penilaian.
3. Pembobotan (B) ditentukan per teknik penilaian
4. Perhitungan nilai akhir per teknik penilaian (NA) merupakan
perkalian nilai optimum (NO) dan bobot (B).
5. Nilai per kompetensi dasar (NKD) diperoleh melalui pembagian
seluruh penjumlahan seluruh nilai akhir tiap penilaian (ΣNA) dibagi
dengan penjumlahan seluruh bobot penilaian (ΣB)
6. Nilai rapor (NR) kompetensi pengetahuan individu diperoleh melalui
rerata seluruh NKD individu tersebut
7. Pengolahan nilai dianjurkan menggunakan perangkat lunak aplikasi
Spreadsheet atau aplikasi pengelolaan penilaian hasil belajar.
D. KENAIKAN KELAS
Yang dimaksud dengan kenaikan kelas adalah pernyataan yang menegaskan
bahwa peserta didik telah kompeten dan berhak melanjutkan ke jenjang kompetensi-
kompetensi tahun selanjutnya. Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun
pelajaran. SMKN 1 Merbau Mataram menetapkan kriteria kenaikan kelas :
Peserta didik dinyatakan dapat melanjutkan ke tingkat berikutnya apabila
memenuhi kriteria sebagai berikut :
1) Menempuh dan memiliki nilai setiap mata pelajaran pada setiap semester.
2) Mata pelajaran Dasar Program Keahlian dan Paket Keahlian semuanya (100%)
mencapai nilai minimal sama dengan KKM.
3) Memiliki sikap yang dimanifestasikan dalam kriteria karakter sekurang-
kurangnya BAIK sesuai dengan kriteria yang ditetapkan satuan pendidikan.
4) Nilai ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan sekurang-kurangnya BAIK
sesuai kriteria yang ditetapkan satuan pendidikan.
5) Mata pelajaran Kelompok A, Kelompok B dan Kelompok C maksimal 2 (dua)
mata pelajaran boleh di bawah KKM kecuali Pendidikan Agama dan Budi
Pekerti, tetapi mata pelajaran yang nilainya belum tuntas tersebut masih tetap
menjadi bagian yang harus diselesaikan oleh peserta didik bersangkutan.
Bilamana terdapat mata pelajaran yang merupakan prasyarat untuk mengikuti
142
program pembelajaran yang akan ditempuh, maka harus diselesaikan sebelum
menempuh tingkat berikutnya.
6) Kehadiran tatap muka pada setiap mata pelajaran minimal 90% diperhitungkan
dari tatap muka tanpa memperhitungkan ketidakhadiran karena sakit atau
alasan tertentu sesuai dengan peraturan yang berlaku.
7) Melaksanakan PKL dan memiliki nilai lengkap sesuai ketentuan yang telah
diatur (peserta didik yang melaksanakan PKL pada semester/tingkat tersebut)
E. KELULUSAN
Untuk tahun pelajaran 2022/2023, peserta didik dinyatakan lulus dari satuan
pendidikan setelah :
1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran yaitu memiliki nilai Laporan
Hasil Belajar Peserta Didik (LHBPD) dari mulai semester 1 kelas X sampai
dengan semester 6 kelas XI.
2) Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata
pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika,
dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan. Kriteria nilai
baik yang dimaksud adalah sebagai berikut:
3) Lulus Ujian Sekolah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi dengan ketentuan Nilai Ujian Sekolah (US) paling rendah sama
dengan KKM semester 6 (enam) untuk masing-masing mata pelajaran;
4) Target kelulusan untuk Tahun Pelajaran 2022/2023 adalah 100%
5) Untuk mencapai kelulusan 100%, maka sekolah menyusun program-program
baik akademik dan non akademik yang terangkum dalam program
pengembangan diri dan ektrakurikuler, progran pendidikan karakter bangsa, dan
program peningkatan penampilan, pelayanan dan prestasi sekolah.
F. PEMINATAN
Pemilihan Peminatan Bidang Keahlian dan program keahlian dilakukan saat
peserta didik mendaftar pada SMKN 1 Merbau Mataram. Pilihan pendalaman
peminatan keahlian dalam bentuk pilihan Paket Keahlian dilakukan mulai dari
143
semester 1, berdasarkan nilai rapor dan/atau rekomendasi guru BK di SMKN 1
Merbau Mataram.
Sesuai dengan program Link and Match, SMKN 1 Merbau Mataram dalam
meningkatkan kompetensi peserta didik telah menjalin kerjasama dengan Dunia
Usaha/Dunia Industri (DU/DI), diantaranya adalah :
1) PT. Astra Honda Motor Jakarta
2) PT. Tunas Honda Lampung
3) PT. Coca Cola Amatil Indonesia
4) PT. Sari Seger Husada Bandar Lampung
5) PT. PLN Rayon Sutami
144
Model pembelajaran yang mampu mengembangkan potensi kecakapan hidup yang
dimiliki peserta didik yang mencakup domain sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang dirancang melalui penggunaan variasi metode mengajar, antara
lain:
a) Metode kerja kelompok dapat digunakan untuk melatih dan meningkatkan
kemampuan bersosialisasi dan berinteraksi antar sesamapeserta didik,
menghargai kelebihan dan kekurangan masing-masing anggota tim,
kemampuan bekerja dalam tim, dan lain-lain.
b) Metode kasus dapat digunakan untuk menganalisis dan memecahkan persoalan
yang terjadi di lingkungan peserta didik. Pemilihan kasus dapat diserahkan
kepada peserta didik agar peserta didik lebih peka untuk mengidentifikasi dan
menganalisa permasalahan yang terjadi.
c) Metode Eksperimen dapat digunakan untuk melatih kemampuan peserta didik
dalam menganalisis sesuatu, menghubungkan sebab akibat, mencari jalan
keluar dari permasalahan yang ada, berfikir berdasarkan fakta yang ada dan
didukung dengan landasan teori yang telah ditanamkam atau diberikan melalui
ceramah/tanya jawab. Peserta didik diberi keleluasaan untuk melakukan
percobaan yang berbeda antar yang satu dengan yang lainnya. Melaui kegiatan
ini diharapkan kecakapan akademik dan berfikir peserta didik terlatih dan
berkembang sesuai potensi peserta didik.
d) Pemberian tugas dalam bentuk laporan disertai dengan presentasi didepan
kelas. Metode ini digunakan untuk mengasah kemampuan peserta didik dalam
menuangkan pokok-pokok pikiran atau ide-ide yang berbentuk tulisan
sekaligus mengkomunikasikan secara lisan. Dari kegiatan ini,peserta didik
berlatih bagaimana berkomunikasi lisan dan tulisan, mengeluarkan ide-ide atau
gagasan, mendengarkan dan menghargai perbedaan pendapat dari orang lain,
mengelola emosi, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan dirinya dan orang
lain.
e) Debat grup, dapat digunakan untuk melatih kemampuan berkomunikasi,
mengeluarkan pendapat, menghargai pendapat orang, tidak memaksakan
kehendak pribadi, tidak emosional dalam diskusi, dan menghargai adanya
perbedaan sudut pandang.
145
Nilai-nilai budaya dan Karakter Bangsa diimplementasikan di SMKN 1 Merbau
Mataram dalam bentuk:
NILAI DESKRIPSI
1. Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran
agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan
ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk
agama lain.
2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya
sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama,
suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang
berbeda dari dirinya.
4. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh
pada berbagai ketentuan dan peraturan.
5. Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh
dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas,
serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
6. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara
atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada
orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama
hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
9. Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang
146
NILAI DESKRIPSI
147
Kemendikbud meluncurkan program pendidikan karakter yang berlandaskan Pancasila
dan merujuk kepada Profil Pelajar Pancasila. Profil Pelajar Pancasila adalah
perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki
kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam
ciri utama beriman, bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, berkebinekaan
global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif; yang dibangun melalui
budaya sekolah, pembelajaran intrakurikuler, proyek penguatan, dan ekstra kurikuler.
Di bawah ini adalah Elemen Profil Pelajar Pancasila beserta sub elemennya sebagai
berikut:
Profil Pelajar Pancasila
148
Pancasila dilakukan melalui implementasi softskills pada saat pembelajaran
berlangsung, baik teori maupun praktik. Untuk penguatan Profil Pelajar Pancasila di
luar pembelajaran dilakukan melalui berbagai macam kegiatan, seperti:
• Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah;
• Perkemahan;
• Kegiatan keagamaan;
• Kunjungan ke panti jompo maupun anak yatim;
• Kegiatan bakti sosial;
• Kegiatan kesamaptaan/ketarunaan;
• Kegiatan proyek kreatif di sekolah.
Tema Kebekerjaan dan Budaya Kerja (tema nomor 8 dan 9) adalah tema wajib
sedangkan 7 tema lainnya (tema nomor 1 sampai dengan 7) adalah tema pilihan.
Tujuan
Program PKL disusun bersama antara SMK dan DUDI yang menjadi Institusi/Industri
Pasangan (IP) dalam pelaksanaan PKL untuk memenuhi kebutuhan peserta didik
sebagai peserta PKL, sekaligus merupakan wahana berkontribusi bagi DUDI terhadap
upaya peningkatan kualitas pendidikan di SMK. Tujuan PKL antara lain sebagai
berikut.
149
yang tumbuh dan diperlukan oleh masyarakat, khususnya di dunia kerja yang
ditekuni.
3. Menanamkan etos kerja yang tinggi bagi peserta didik untuk memasuki dunia
kerja sesuai tuntutan pasar kerja global.
Manfaat PKL
150
c. Meningkatkan relevansi dan efektivitas program sekolah melalui sinkronisasi
kurikulum, proses pembelajaran, teaching factory, dan pengembangan sarana
dan prasarana praktik berdasarkan hasil pengamatan di tempat PKL.
Buku laporan hasil belajar peserta didik memuat laporan hasil penilaian mata
pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran pada setiap akhir semester. Buku
laporan hasil belajar peserta didik sekurang-kurangnya mencakup: (1) identitas
peserta didik, (2) nilai hasil belajar peserta didik, (3) ketercapaian kompetensi
151
peserta didik, (4) catatan akhir semester yang mencakup kegiatan belajar di dunia
usaha/industri/instansi relevan, pengembangan diri dan kepribadian,
ketidakhadiran, catatan untuk perhatian orang tua/wali, dan pernyataan wali kelas,
(5) catatan akhir masa pendidikan, dan (6) keterangan pindah sekolah. Penilaian
hasil ketercapaian kompetensi peserta didik harus mengacu pada struktur KTSP
yang meliputi mata pelajaran normatif, adaptif, produktif, muatan lokal, dan
pengembangan diri sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah (PP)
Nomor 19 Tahun 2005. Pengisian laporan hasil belajar peserta didik dapat
dilakukan secara manual atau komputerisasi asalkan jumlah dan lebar kolom
diseuaikan dengan nama mata pelajaran/daftar kompetensi yang diterima peserta
didik di setiap semester.
Laporan hasil belajar mencakup:
a. Identitas peserta didik meliputi: (1) Nama Peserta Didik, (2) Tempat dan
Tanggal Lahir, (3) Nomor Induk, (4) Jenis Kelamin, (5) Agama, (6) Alamat
Lengkap, (7) Sekolah Asal, (8) Nomor dan Tahun Ijazah Sekolah Asal, (9)
Tanggal Diterima di SMK, (10) Nama Orang Tua/Wali, (11) Alamat Lengkap
Orang Tua/Wali, (12) Pekerjaan Orang Tua/Wali.
b. Format Nilai Hasil Belajar peserta didik meliputi: nama Mata Pelajaran,
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), nilai yang diperoleh peserta didik, dan
deskripsi kemajuan belajar peserta didik.
c. Catatan Akhir Semester meliputi: (1) Kegiatan Belajar di Dunia
Usaha/Industri, (2) Pengembangan Diri dan Kepribadian, (3) Ketidakhadiran,
(4) Catatan Perhatian untuk Orang Tua/Wali, dan (5) Pernyataan.
d. Catatan Akhir Pendidikan berisi antara lain Prestasi Khusus yang pernah
dicapai peserta didik selama menempuh masa pendidikan di SMK.
152
3. Sekolah dapat menentukan persyaratan pindah/mutasi peserta didik sesuai
dengan prinsip manajemen berbasis sekolah antara lain mencakup hal-hal
berikut:
a. menyesuaikan bentuk laporan hasil belajar peserta didik dari sekolah asal
sesuai dengan bentuk laporan hasil belajar yang digunakan di sekolah
tujuan.
b. melakukan tes atau program matrikulasi bagi peserta didik pindahan.
153