Anda di halaman 1dari 23

BAB IV

PENGATURAN BEBAN BELAJAR

A. BEBAN BELAJAR
SMKN 1 Merbau Mataram menyelenggarakan pembelajaran dalam sistem
paket. Beban belajar dengan sistem paket sebagaimana diatur dalam struktur
kurikulum setiap satuan pendidikan merupakan pengaturan alokasi waktu untuk
setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester gasal dan genap dalam satu tahun
ajaran. Beban belajar pada sistem paket terdiri atas pembelajaran tatap muka,
penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri.
1) Beban belajar untuk satu jam tatap muka adalah 45 menit.
2) Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan
sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Pengaturan alokasi waktu untuk
setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester ganjil dan genap dalam satu
tahun ajaran dapat dilakukan secara fleksibel dengan jumlah beban belajar yang
tetap. Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan mempertimbangkan kebutuhan
peserta didik dalam mencapai kompetensi, di samping dimanfaatkan untuk mata
pelajaran lain yang dianggap penting dan tidak terdapat di dalam struktur
kurikulum yang tercantum di dalam kerangka dasar.
3) Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri yaitu berkisar 0%-
60% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.
Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan potensi dan kebutuhan
peserta didik dalam mencapai kompetensi.
4) Beban belajar kegiatan tatap muka per minggu 48 jam pelajaran dan 37 minggu
efektif pertahun.
5) Beban belajar kegiatan praktik kerja di SMKN 1 Merbau Mataram diatur: (i) 2
(dua) jam praktik di sekolah setara dengan 1 (satu) jam tatap muka, dan (ii) 4
(empat) jam praktik di dunia usaha dan industri setara dengan 2 (dua) jam tatap
muka.
6) Komposisi beban belajar untuk peserta didik SMKN 1 Merbau Mataram terdiri
atas kelompok A Muatan Nasional, B Muatan Kewilayahan, C1 (kelompok
mata pelajaran bidang keahlian), C2 (kelompok mata pelajaran dasar program
keahlian), dan C3 (kelompok mata pelajaran kompetensi keahlian).

131
B. KETUNTASAN BELAJAR
Ketuntasan Belajar setiap peserta didik untuk setiap mata pelajaran memenuhi
kriteria ketuntasan belajar sebagai berikut :
a) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, seorang peserta didik dinyatakan belum
tuntas belajar untuk menguasai KD yang dipelajarinya apabila belum
memenuhi KKM.
b) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, seorang peserta didik dinyatakan sudah
tuntas belajar untuk menguasai KD yang dipelajarinya apabila sudah
memenuhi KKM.
c) Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, ketuntasan seorang peserta didik dilakukan
dengan memperhatikan aspek sikap pada KI-1 dan KI-2 untuk seluruh
matapelajaran, yakni jika profil sikap peserta didik secara umum berada pada
kategori baik (B) menurut standar yang ditetapkan satuan pendidikan yang
bersangkutan.
d) Peserta didik dikatakan tuntas pada mata pelajaran jika telah memenuhi KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal),
Berdasarkan Panduan Penilaian SMK, maka ketuntasan belajar diatur sebagai
berikut :

Keterangan
Kategori Rentang Keterangan Penguasaan
Kompetensi
A+ N ≥ 95* Peserta didik secara Sangat
A 95 > N ≥ 90* konsisten menunjukkan Kompeten
A- 90 > N ≥ 85* pemahaman yang
mendalam pada semua
materi.
B+ 85 > N ≥ 80* Peserta didik secara Kompeten
B 80 > N ≥ 75* konsisten menunjukkan
B- 75 > N ≥ 70* pemahaman yang
mendalam pada sebagian
besar materi.
C  Mata pelajaran Peserta didik menunjukkan Cukup
muatan Adaptif pemahaman yang cukup Kompeten
dan Normatif pada semua materi.
(A, B, C1)
70 > N ≥ 60

132
 Mata pelajaran
muatan
Produktif (C1,
C2, dan C3)
70 > N ≥ 65
D  Mata pelajaran Peserta didik belum Belum
muatan Adaptif menunjukkan pemahaman Kompeten
dan Normatif yang cukup pada sebagian
(A, B, C1) besar materi.
N < 60
 Mata pelajaran
muatan
Produktif (C1,
C2 dan C3)
N < 65
*untuk seluruh mata pelajaran

Predikat/Kategori Mapel Adaptif dan Normatif Mapel Produktif


A+ ≥95 ≥95
A 90-94 90-94
A- 85-89 85-89
B+ 80-84 80-84
B 75-79 75-79
B- 70-74 70-74
C 60-69 65-69
D <60 <65

Tabel 4.1 Daftar Nilai Ketuntasan Minimal

133
KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL
KOMPONEN (KKM)
Pengetahuan Ketrampilan Sikap
Kelompok A (Wajib)
1 Pendidikan Agama dan
75 75 B (Baik)
Budi Pekerti
2 Pendidikan Pancasila dan
75 75 B (Baik)
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 72 72 B (Baik)
4 Matematika 72 72 B (Baik)
5 Sejarah Indonesia 72 72 B (Baik)
6 Bahasa Inggris 70 70 B (Baik)
Kelompok B (Wajib)
7 Seni Budaya 72 72 B (Baik)
9 Pendidikan Jasmani, Olah
72 72 B (Baik)
Raga & Kesehatan
10 Muatan Lokal ( Bahasa
70 70 B (Baik)
Lampung )

Kelompok C (Kejuruan)
C1. Dasar Bidang Keahlian 75 75 B (Baik)
C2. Dasar Program Keahlian 75 75 B (Baik)
C3. Paket Keahlian 75 75 B (Baik)

SKM atau yang secara istilah pengukuran disebut dengan cut off score
merupakan bagian dari standard setting yang secara operasional ditetapkan dalam
bentuk angka. SKM digunakan sebagai acuan penentuan peserta didik yang wajib
mengikuti pembelajaran remedial hingga memenuhi KPK dan sebagai salah satu
acuan kriteria kenaikan kelas. Nilai ketuntasan belajar kompetensi pada mata
pelajaran wajib A, B dan C1 adalah minimal 60, sedangkan untuk mata pelajaran
C2 dan C3 nilai ketuntasan belajar adalah minimal 65 dengan menyesuaikan
karakteristik kompetensi/paket keahlian.

1. Pembelajaran Remedial

134
Pembelajaran remedial wajib diberikan kepada peserta didik yang belum
mencapai ketuntasan belajar. Pembelajaran remedial dapat dilakukan sebelum
semester berakhir atau batas akhir pemasukan nilai ke dalam buku rapor.
Pembelajaran remedial dapat dilakukan dengan cara:
a. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang
berbeda, menyesuaikan dengan gaya belajar peserta didik.
b. Pemberian bimbingan secara perorangan.
c. Pemberian tugas-tugas atau latihan secara khusus, dimulai dengan
tugas-tugas atau latihan sesuai dengan kemampuannya.
d. Pemanfaatan tutor sebaya, yaitu peserta didik dibantu oleh
teman sekelas yang telah mencapai ketuntasan belajar.
2. Pembelajaran Pengayaan
Pembelajaran pengayaan dapat dilakukan melalui:
a. Belajar kelompok, yaitu sekelompok peserta didik diberi tugas pengayaan
untuk dikerjakan bersama pada dan/atau di luar jam-jam pelajaran sekolah;

b. Belajar mandiri, yaitu peserta didik diberi pengayaan untuk dikerjakan


sendiri/individual;
c. Pemberian pembelajaran hanya untuk kompetensi/materi yang belum
diketahui peserta didik. Dengan demikian tersedia waktu bagi peserta didik
untuk memperoleh kompetensi/materi baru, atau bekerja dalam proyek
secara mandiri sesuai dengan kemampuan masing-masing

3. Hasil Penilaian Remedial dan Pengayaan


Penilaian pembelajaran remedial dan pengayaan dapat dilakukan melalui:
a. Nilai yang diperoleh pada pembelajaran remedial diolah menjadi nilai
akhir.

b. Nilai akhir setelah remedial untuk ranah pengetahuan dihitung dengan


mengganti nilai KD yang belum tuntas dengan nilai indikator hasil
remedial, yang selanjutnya diolah berdasarkan rerata nilai seluruh KD.
c. Nilai akhir setelah remedial untuk ranah keterampilan diambil dari nilai
mana yang lebih optimal pada suatu KD antara nilai awal dan nilai
indikator hasil remedial
d. Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan tidak sama dengan kegiatan

135
pembelajaran biasa, tetapi cukup dalam bentuk portofolio.

C. PENILAIAN
1) Prinsip Penilaian :
Penilaian hasil belajar peserta didik SMKN 1 Merbau Mataram didasarkan pada
prinsip-prinsip sebagai berikut:
a) Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan
yang diukur.
b) Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas,
tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.
c) Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik
karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
d) Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen
yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
e) Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
f) Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup
semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang
sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik.
g) Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku.
h) Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan.
i) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi
teknik, prosedur, maupun hasilnya.
j) Edukatif, berarti penilaian dilakukan untuk kepentingan dan kemajuan
pendidikan peserta didik

2) Ruang Lingkup Penilaian

a) Ruang lingkup Penilaian Hasil Belajar peserta didik pada SMK/MAK


meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

b) Penilaian ranah sikap merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh

136
informasi deskriptif mengenai perilaku peserta didik sesuai norma sosial dan
program keahlian yang ditempuh.

c) Penilaian ranah pengetahuan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk


mengukur capaian kompetensi aspek pengetahuan peserta didik sesuai
dengan mata pelajaran dan/atau program keahlian yang ditempuh.

d) Penilaian ranah keterampilan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk


mengukur capaian kompetensi aspek keterampilan dalam melakukan tugas
tertentu sesuai dengan mata pelajaran dan/atau program keahlian yang
ditempuh.

3) Prosedur Penilaian
a) Perencanaan Penilaian
Pada awal semester, guru mata pelajaran terlebih dahulu merencanakan
konsep penilaian dengan mengidentifikasi kompetensi dasar (KD) terutama
pada kompetensi terkait pengetahuan dan keterampilan. Perencanaan
dimaksud tidak bersifat kaku dan memungkinkan perubahan selama proses
pembelajaran.
(1)Penilaian Sikap
Penilaian sikap merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh
informasi deskriptif mengenai perilaku peserta didik sesuai norma dan
program keahlian yang diampu. Penilaian sikap yang utama dilakukan
dengan menggunakan teknik observasi selama periode satu semester oleh
guru mata pelajaran (selama proses pembelajaran pada jam pelajaran),
guru bimbingan konseling (BK), dan wali kelas (selama peserta didik di
luar jam pelajaran) yang ditulis dalam buku jurnal (yang selanjutnya
disebut jurnal), yang mencakup catatan anekdot (anecdotal record),
catatan kejadian tertentu (incidental record), dan informasi lain yang
valid dan relevan. Jurnal tidak hanya didasarkan pada apa yang dilihat
langsung oleh guru, wali kelas, dan guru BK, tetapi juga informasi lain
yang relevan dan valid yang diterima dari berbagai sumber.

Penilaian sikap oleh guru dapat diperkuat dengan penilaian diri dan
penilaian antarteman. Teknik ini dapat dilakukan dalam rangka
pembinaan dan pembentukan karakter peserta didik, yang hasilnya dapat

137
dijadikan sebagai salah satu data konfirmasi dari hasil penilaian sikap
oleh pendidik.

(2)Penilaian Pengetahuan
Perencanaan penilaian pengetahuan dilakukan secara terintegrasi pada
penyusunan silabus atau Rencana Program Pembelajaran (RPP).
Perencanaan penilaian pengetahuan lebih lanjut diwujudkan dengan kisi-
kisi penilaian.
Pada perencanaan penilaian pengetahuan, indikator penguasaan
kompetensi dalam penilaian pengetahuan diturunkan dari KD-KD
dengan menggunakan kata kerja operasional. Indikator yang baik
memungkinkan dikembangkannya banyak variasi soal dan dapat
mengukur kemampuan higher order thinking skill (HOTS) peserta didik
yakni kemampuan menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mencipta
(C6).
Beberapa kata kerja operasional dari C1 sampai C6 dapat digunakan
antara lain:
Mengingat (C1): menyebutkan, memberi label, mencocokkan, memberi
nama, mengurutkan, memberi contoh, meniru, dan memasangkan;
Memahami (C2): menggolongkan, menggambarkan, membuat ulasan,
menjelaskan, mengekspresikan, mengidentifikasi, menunjukkan,
menemukan, membuat laporan, mengemukakan, membuat tinjauan,
memilih, dan menceritakan;
Menerapkan (C3): mendemonstrasikan, memperagakan, menuliskan
penjelasan, membuatkan penafsiran, mengoperasikan, mempraktikkan,
merancang persiapan, menyusun jadwal, membuat sketsa, menyelesaikan
masalah, dan menggunakan;
Menganalisis (C4): menilai, menghitung, mengelompokkan,
menentukan, membandingkan, membedakan, membuat diagram,
menginventarisasi, memeriksa, dan menguji;
Mengevaluasi (C5): membuat penilaian, menyusun argumentasi atau
alasan, menjelaskan apa alasan memilih, membuat perbandingan,
menjelaskan alasan pembelaan, memperkirakan, dan memprediksi;
Mencipta (C6): mengumpulkan, menyusun, merancang, merumuskan,
mengelola, mengatur, merencanakan, mempersiapkan, mengusulkan, dan

138
mengulas.

(3)Penilaian Keterampilan
Perencanaan penilaian keterampilan dilakukan secara terintegrasi pada
penyusunan silabus atau Rencana Program Pembelajaran (RPP).
Perencanaan penilaian keterampilan lebih lanjut diwujudkan dengan kisi-
kisi penilaian.
Pada perencanaan penilaian pengetahuan, indikator pencapaian
kompetensi keterampilan dirumuskan dengan menggunakan kata kerja
operasional yang dapat diamati dan diukur, antara lain: mengidentifikasi,
menghitung, membedakan, menyimpulkan, menceritakan kembali,
mempraktikkan, mendemonstrasikan, mendeskripsikan.

b) Pelaksanaan Penilaian

(1) Penilaian Sikap


Penilaian sikap dilakukan secara terus-menerus selama satu
semester. Penilaian sikap peserta didik di dalam kelas dilakukan oleh
guru mata pelajaran sementara sikap peserta didik di luar jam pelajaran
diamati/dicatat guru, wali kelas, dan guru BK. Guru mata pelajaran, guru
BK, dan wali kelas mencatat perilaku peserta didik yang sangat baik atau
kurang baik dalam jurnal segera setelah perilaku tersebut teramati atau
menerima laporan tentang perilaku tersebut.

Guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas wajib mencatat ketika
ada perubahan perilaku peserta didik ke arah yang lebih baik, terutama
jika sebelumnya peserta didik tersebut telah tercatat menunjukkan
perilaku yang negatif. Penindakan langsung yang bersifat konstruktif
(memberi peringatan atau nasihat) lebih disarankan ketimbang secara
spontan mencatat pada jurnal sikap.

(2) Penilaian Pengetahuan


Penilaian pengetahuan dilakukan untuk menilai proses dan hasil
belajar peserta didik. Penilaian tersebut dilakukan melalui penugasan,
ulangan harian (UH), ujian tengah semester (UTS), dan ujian akhir
semester (UAS). Penilaian harian dapat dilakukan melalui pengamatan
tes tertulis, tes lisan, penugasan, dan/atau teknik lain yang sesuai.

139
Cakupan penilaian harian meliputi satu kompetensi dasar atau lebih,
sedangkan cakupan penugasan disesuaikan dengan karakteristik
kompetensi dasar. Ujian tengah semester (UTS) dan ujian akhir semester
(UAS) dilakukan melalui tes tertulis dan/atau teknik lain yang sesuai.
UTS merupakan kegiatan penilaian yang dilakukan untuk mengukur
pencapaian kompetensi dasar mata pelajaran setelah kegiatan
pembelajaran berlangsung 8-9 minggu. Cakupan UTS meliputi seluruh
KD pada periode tersebut sedangkan UAS merupakan kegiatan penilaian
yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi dasar mata
pelajaran di akhir semester. Cakupan UAS meliputi seluruh atau
sebagian KD pada satu semester.

(3) Penilaian Keterampilan


Pelaksanaan penilaian kompetensi keterampilan dilakukan untuk
menilai proses dan hasil belajar peserta didik. Penilaian proses dilakukan
melalui penilaian praktik selama proses pembelajaran. Sedangkan
penilaian hasil dilakukan melalui penilaian produk, penilaian proyek, dan
penilaian portofolio yang diberikan setelah pembelajaran. Selain itu
dimungkinkan pula penggunaan teknik penilaian keterampilan lainnya
yang sesuai dengan karakteristik kompetensi yang dinilai. Penilaian
kompetensi keterampilan dapat juga dilakukan melalui ulangan harian
(UH), UTS, dan UAS sesuai karakteristik kompetensi dasar dan mata
pelajaran.

Intensitas (frekuensi) pelaksanaan penilaian keterampilan ditentukan


guru berdasarkan tuntutan KD. Berikut ini adalah beberapa langkah yang
harus diperhatikan dalam melaksanakan seluruh rangkaian penilaian
keterampilan.

c) Pengolahan Hasil Penilaian


(1) Nilai Sikap
Nilai-nilai utama PPK meliputi Integritas, Religius, Nasionalis, Mandiri,
dan Gotong Royong. Setiap karakter dibagi ke dalam beberapa nilai yang
mewakili. Penilaian dalam program PPK tersebut dituangkan dalam
penilaian karakter yang terintegrasi dengan penilaian sikap.
(2) Nilai Pengetahuan

140
Penilaian dilakukan melalui penugasan, penilaian harian (PH), ujian
tengah semester (UTS), maupun ujian akhir semester (UAS). Pengolahan
dapat dilakukan untuk setiap nilai kompetensi dasar (KD) pada setiap
bentuk penilaian dengan menyertakan UTS dan UAS.
1. Perhitungan nilai (N) per KD dilakukan secara parsial per penilaian
2. Bobot (B) untuk perhitungan nilai per KD tidak diperhitungkan dalam
total bobot jika KD dimaksud tidak diujikan
3. Nilai akhir (NA) per KD per penilaian dilakukan dengan perkalian nilai
per penilaian dikali dengan bobot
Hasil penilaian selama satu semester yang dilakukan melalui penilaian
harian (PH), penilaian tengah semester (UTS), maupun ujian akhir
semester (UAS) direkap untuk didokumentasikan pada format
pengolahan nilai. Rekapitulasi hasil penilaian dilakukan berdasarkan KD,
sehingga hasil UTS dan UAS perlu dirinci hasilnya untuk setiap KD.
Selain itu ditentukan pula bobot untuk penugasan, ulangan harian, UTS,
dan UAS. Dengan perincian tersebut maka guru dapat menganalisis
kekurangtuntasan peserta didik pada KD tertentu sebelum melakukan
tindak lanjut berupa pembinaan atau remedial.

(3) Nilai Pengetahuan

Nilai keterampilan diperoleh dari hasil penilaian kinerja (proses dan


produk), proyek, portofolio dan/atau teknik lain yang sesuai. Hasil
penilaian dengan teknik kinerja dan proyek dirata-ratakan untuk
memperoleh nilai akhir keterampilan pada setiap mata pelajaran. Jika
suatu KD diukur dengan pengukuran yang sama beberapa kali maka
yang diambil adalah nilai optimum.

Selanjutnya seperti capaian kompetensi pengetahuan, penulisan capaian


kompetensi keterampilan pada rapor menggunakan angka pada skala 0–
100. Sementara karya peserta didik terbaik sebagai hasil dari penilaian
kinerja dan proyek dari setiap KD terkait aspek keterampilan
dikumpulkan dalam bentuk portofolio. Kumpulan sampel karya tersebut
merupakan sebagian bahan untuk mendeskripsikan capaian keterampilan
peserta didik yang ditulis di rapor. Portofolio tersebut tidak dinilai lagi
dengan angka.

141
1. Perhitungan nilai (N) per KD dilakukan secara parsial per penilaian
2. Perhitungan nilai optimum (NO) dilakukan secara parsial per teknik
penilaian.
3. Pembobotan (B) ditentukan per teknik penilaian
4. Perhitungan nilai akhir per teknik penilaian (NA) merupakan
perkalian nilai optimum (NO) dan bobot (B).
5. Nilai per kompetensi dasar (NKD) diperoleh melalui pembagian
seluruh penjumlahan seluruh nilai akhir tiap penilaian (ΣNA) dibagi
dengan penjumlahan seluruh bobot penilaian (ΣB)
6. Nilai rapor (NR) kompetensi pengetahuan individu diperoleh melalui
rerata seluruh NKD individu tersebut
7. Pengolahan nilai dianjurkan menggunakan perangkat lunak aplikasi
Spreadsheet atau aplikasi pengelolaan penilaian hasil belajar.

D. KENAIKAN KELAS
Yang dimaksud dengan kenaikan kelas adalah pernyataan yang menegaskan
bahwa peserta didik telah kompeten dan berhak melanjutkan ke jenjang kompetensi-
kompetensi tahun selanjutnya. Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun
pelajaran. SMKN 1 Merbau Mataram menetapkan kriteria kenaikan kelas :
Peserta didik dinyatakan dapat melanjutkan ke tingkat berikutnya apabila
memenuhi kriteria sebagai berikut :
1) Menempuh dan memiliki nilai setiap mata pelajaran pada setiap semester.
2) Mata pelajaran Dasar Program Keahlian dan Paket Keahlian semuanya (100%)
mencapai nilai minimal sama dengan KKM.
3) Memiliki sikap yang dimanifestasikan dalam kriteria karakter sekurang-
kurangnya BAIK sesuai dengan kriteria yang ditetapkan satuan pendidikan.
4) Nilai ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan sekurang-kurangnya BAIK
sesuai kriteria yang ditetapkan satuan pendidikan.
5) Mata pelajaran Kelompok A, Kelompok B dan Kelompok C maksimal 2 (dua)
mata pelajaran boleh di bawah KKM kecuali Pendidikan Agama dan Budi
Pekerti, tetapi mata pelajaran yang nilainya belum tuntas tersebut masih tetap
menjadi bagian yang harus diselesaikan oleh peserta didik bersangkutan.
Bilamana terdapat mata pelajaran yang merupakan prasyarat untuk mengikuti

142
program pembelajaran yang akan ditempuh, maka harus diselesaikan sebelum
menempuh tingkat berikutnya.
6) Kehadiran tatap muka pada setiap mata pelajaran minimal 90% diperhitungkan
dari tatap muka tanpa memperhitungkan ketidakhadiran karena sakit atau
alasan tertentu sesuai dengan peraturan yang berlaku.
7) Melaksanakan PKL dan memiliki nilai lengkap sesuai ketentuan yang telah
diatur (peserta didik yang melaksanakan PKL pada semester/tingkat tersebut)

E. KELULUSAN

Untuk tahun pelajaran 2022/2023, peserta didik dinyatakan lulus dari satuan
pendidikan setelah :
1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran yaitu memiliki nilai Laporan
Hasil Belajar Peserta Didik (LHBPD) dari mulai semester 1 kelas X sampai
dengan semester 6 kelas XI.
2) Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata
pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika,
dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan. Kriteria nilai
baik yang dimaksud adalah sebagai berikut:
3) Lulus Ujian Sekolah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi dengan ketentuan Nilai Ujian Sekolah (US) paling rendah sama
dengan KKM semester 6 (enam) untuk masing-masing mata pelajaran;
4) Target kelulusan untuk Tahun Pelajaran 2022/2023 adalah 100%
5) Untuk mencapai kelulusan 100%, maka sekolah menyusun program-program
baik akademik dan non akademik yang terangkum dalam program
pengembangan diri dan ektrakurikuler, progran pendidikan karakter bangsa, dan
program peningkatan penampilan, pelayanan dan prestasi sekolah.

F. PEMINATAN
Pemilihan Peminatan Bidang Keahlian dan program keahlian dilakukan saat
peserta didik mendaftar pada SMKN 1 Merbau Mataram. Pilihan pendalaman
peminatan keahlian dalam bentuk pilihan Paket Keahlian dilakukan mulai dari

143
semester 1, berdasarkan nilai rapor dan/atau rekomendasi guru BK di SMKN 1
Merbau Mataram.
Sesuai dengan program Link and Match, SMKN 1 Merbau Mataram dalam
meningkatkan kompetensi peserta didik telah menjalin kerjasama dengan Dunia
Usaha/Dunia Industri (DU/DI), diantaranya adalah :
1) PT. Astra Honda Motor Jakarta
2) PT. Tunas Honda Lampung
3) PT. Coca Cola Amatil Indonesia
4) PT. Sari Seger Husada Bandar Lampung
5) PT. PLN Rayon Sutami

G. PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP

1) Prinsip Umum Implementasi Kecakapan Hidup


Implementasi Pendidikan kecakapan hidup dalam proses pembelajaran dapat
dilakukan secara integral. Hal tersebut dapat dilakukan karena pembekalan
kecakapan hidup merupakan pesan Pendidikan atau “hidden curriculum” yang
keberhasilannya sangat tergantung pada cara penyampaian bukan pada materi
pesannya.
Untuk seluruh peserta didik, secara umum prinsip implemetasi konsep
kecakapan hidup mencakup tiga domain, yaitu sikap, pengetahuan, dan
keterampilan praktis dengan fokus;
a) Menekankan pada pola pembelajaran yang mengarahkan kepada prinsip
learning to think, learning to do, learning to be, learning to live together
b) Menggunakan pendekatan pembelajaran yang fleksibel (flexible learning),
dan pembelajaran yang menyenangkan (enjoy learning).
c) Pola pendekatan diarahkan kepada proses pembiasan,
d) Perancanangan pembelajaran mengacu pada keterpaduan penguasaan
personal skill, social skill, academic skill, dan vocasional skill.
e) Perancangan strategi pembelajaran diarahkan pada prinsip cara belajar
peserta didik aktif yaitu peserta didik sebagai subyek bukan obyek.
f) Menerapkan penggunaan multi metode dalam pembelajaran.
g) Peran Guru lebih sebagai perancang dan fasilitator untuk terjadi proses
belajar, bukan pada terjadinya proses mengajar.
2) Model Pembelajaran Kecakapan Hidup dalam Proses Pembelajaran.

144
Model pembelajaran yang mampu mengembangkan potensi kecakapan hidup yang
dimiliki peserta didik yang mencakup domain sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang dirancang melalui penggunaan variasi metode mengajar, antara
lain:
a) Metode kerja kelompok dapat digunakan untuk melatih dan meningkatkan
kemampuan bersosialisasi dan berinteraksi antar sesamapeserta didik,
menghargai kelebihan dan kekurangan masing-masing anggota tim,
kemampuan bekerja dalam tim, dan lain-lain.
b) Metode kasus dapat digunakan untuk menganalisis dan memecahkan persoalan
yang terjadi di lingkungan peserta didik. Pemilihan kasus dapat diserahkan
kepada peserta didik agar peserta didik lebih peka untuk mengidentifikasi dan
menganalisa permasalahan yang terjadi.
c) Metode Eksperimen dapat digunakan untuk melatih kemampuan peserta didik
dalam menganalisis sesuatu, menghubungkan sebab akibat, mencari jalan
keluar dari permasalahan yang ada, berfikir berdasarkan fakta yang ada dan
didukung dengan landasan teori yang telah ditanamkam atau diberikan melalui
ceramah/tanya jawab. Peserta didik diberi keleluasaan untuk melakukan
percobaan yang berbeda antar yang satu dengan yang lainnya. Melaui kegiatan
ini diharapkan kecakapan akademik dan berfikir peserta didik terlatih dan
berkembang sesuai potensi peserta didik.
d) Pemberian tugas dalam bentuk laporan disertai dengan presentasi didepan
kelas. Metode ini digunakan untuk mengasah kemampuan peserta didik dalam
menuangkan pokok-pokok pikiran atau ide-ide yang berbentuk tulisan
sekaligus mengkomunikasikan secara lisan. Dari kegiatan ini,peserta didik
berlatih bagaimana berkomunikasi lisan dan tulisan, mengeluarkan ide-ide atau
gagasan, mendengarkan dan menghargai perbedaan pendapat dari orang lain,
mengelola emosi, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan dirinya dan orang
lain.
e) Debat grup, dapat digunakan untuk melatih kemampuan berkomunikasi,
mengeluarkan pendapat, menghargai pendapat orang, tidak memaksakan
kehendak pribadi, tidak emosional dalam diskusi, dan menghargai adanya
perbedaan sudut pandang.

H. PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA

145
Nilai-nilai budaya dan Karakter Bangsa diimplementasikan di SMKN 1 Merbau
Mataram dalam bentuk:

1) Setiap pendidik dalam melakukan kegiatan pembelajaran mengintegrasikan nilai


karakter bangsa, yang nantinya secara riil dituangkan dalam perencanaan proses
pembelajaran, melalui silabus dan RPP pada kompetensi yang telah ada sesuai
dengan nilai yang diterapkan.
2) Untuk menumbuhkan nilai karakter bangsa agar menjadi suatu pembiasaan, maka
SMKN 1 Merbau Mataram setiap hari menerapkan beberapa nilai karakter.

NILAI DESKRIPSI

1. Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran
agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan
ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk
agama lain.
2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya
sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama,
suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang
berbeda dari dirinya.
4. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh
pada berbagai ketentuan dan peraturan.
5. Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh
dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas,
serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
6. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara
atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada
orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama
hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
9. Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang

146
NILAI DESKRIPSI

dipelajarinya, dilihat, dan didengar.


10. Semangat
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang
Kebangsaan
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan diri dan kelompoknya.
11. Cinta Tanah Air
Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan
kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi
terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya,
ekonomi, dan politik bangsa.
12. Menghargai Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan
mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,
13. Bersahabat/
bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
Komuniktif
14. Cinta Damai Sikap, perkataan, dantindakan yang menyebabkan orang
lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
15. Gemar Membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai
bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli Lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan
mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki
kerusakan alam yang sudah terjadi.
17. Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan
pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung-jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas
dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap
diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan
budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

I. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja

147
Kemendikbud meluncurkan program pendidikan karakter yang berlandaskan Pancasila
dan merujuk kepada Profil Pelajar Pancasila. Profil Pelajar Pancasila adalah
perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki
kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam
ciri utama beriman, bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, berkebinekaan
global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif; yang dibangun melalui
budaya sekolah, pembelajaran intrakurikuler, proyek penguatan, dan ekstra kurikuler.
Di bawah ini adalah Elemen Profil Pelajar Pancasila beserta sub elemennya sebagai
berikut:
Profil Pelajar Pancasila

NO ELEMEN SUB ELEMEN

1 Beriman, Bertakwa kepada Tuhan a) Ahlak beragama


YME, dan Berakhlak Mulia
b) Ahlak pribadi
c) Ahlak kepada manusia
d) Ahlak kepada alam
e) Ahlak bernegara

2 Berkebhinekaan global a) Mengenal dan menghargai budaya


b) Kemampuan komunikasi Interkultural dalam
berinteraksi dengan sesama.
c) Refleksi dan tanggung jawab terhadap
pengalaman kebinekaan

3 Gotong royong a) Kolaborasi


b) Kepedulian
c) Berbagi

4 Mandiri a) Kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi


b) regulasi diri

5 Bernalar kritis a) Memperoleh dan memproses informasi dan


gagasan
b) Menganalisis dan mengevaluasi penalaran
c) Merefleksi pemikiran dan proses berfikir
d) Mengambil keputusan

6 Kreatif a) Menghasilkan gagasan yang original


b) Menghasilkan karya dan tindakan yang orisial

Upaya mewujudkan Profil Pelajar Pancasila akan dilaksanakan dengan 3 (tiga)


cara, yaitu berbasis kelas, berbasis budaya sekolah, dan berbasis masyarakat dan
dilaksanakan melalui kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler dan Projek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila. Untuk kegiatan intra-kurikuler, penguatan Profil Pelajar

148
Pancasila dilakukan melalui implementasi softskills pada saat pembelajaran
berlangsung, baik teori maupun praktik. Untuk penguatan Profil Pelajar Pancasila di
luar pembelajaran dilakukan melalui berbagai macam kegiatan, seperti:
• Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah;
• Perkemahan;
• Kegiatan keagamaan;
• Kunjungan ke panti jompo maupun anak yatim;
• Kegiatan bakti sosial;
• Kegiatan kesamaptaan/ketarunaan;
• Kegiatan proyek kreatif di sekolah.

Kemdikbudristek telah menetapkan 9 tema pembelajaran Projek Penguatan Profil


Pelajar Pancasila, yaitu :

1. Gaya Hidup Berkelanjutan


2. Kearifan lokal
3. Bhinneka Tunggal Ika
4. Bangunlah Jiwa dan Raganya
5. Suara Demokrasi
6. Berekayasa dan Berteknologi untuk Membanguan NKRI
7. Kewirausahaan
8. Kebekerjaan
9. Budaya Kerja

Tema Kebekerjaan dan Budaya Kerja (tema nomor 8 dan 9) adalah tema wajib
sedangkan 7 tema lainnya (tema nomor 1 sampai dengan 7) adalah tema pilihan.

J. Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Tujuan

Program PKL disusun bersama antara SMK dan DUDI yang menjadi Institusi/Industri
Pasangan (IP) dalam pelaksanaan PKL untuk memenuhi kebutuhan peserta didik
sebagai peserta PKL, sekaligus merupakan wahana berkontribusi bagi DUDI terhadap
upaya peningkatan kualitas pendidikan di SMK. Tujuan PKL antara lain sebagai
berikut.

1. Memberikan pengalaman kerja langsung (real) kepada peserta didik dalam


rangka menanamkan (internalize) iklim kerja positif yang berorientasi pada
peduli mutu proses dan hasil kerja.

2. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membangun dan


mengambangkan kepribadiannya yang berkarajter sesuai dengan nilai-nilai positif

149
yang tumbuh dan diperlukan oleh masyarakat, khususnya di dunia kerja yang
ditekuni.

3. Menanamkan etos kerja yang tinggi bagi peserta didik untuk memasuki dunia
kerja sesuai tuntutan pasar kerja global.

4. Memenuhui hal-hal yang belum dipenuhi di sekolah agar mencapai keutuhan


standar kompetensi lulusan.

5. Mengaktualisasikan salah satu bentuk aktivitas dalam penyelenggaraan Model


Praktek Kerja Lapangan (PKL) antara SMK dan Institusi Pasangan yang
memadukan secara sistematis dan sistemik program pendidikan di sekolah
(SMK) dan program pelatihan penguasaan keahlian di dunia kerja (DUDI).

Manfaat PKL

1. Manfaat bagi peserta didik

a. Mengaplikasikan dan meningkatkan ilmu yang telah diperoleh di sekolah.

b. Menambah wawasan mengenai dunia kerja khususnya berupa pengalaman


kerja langsung (real) dalam rangka menanamkan iklim kerja positif yang
berorientasi pada peduli mutu proses dan hasil kerja.

c. Menambah dan meningkatkan kompetensi serta menamkan etos kerja yang


tinggi sesuai budaya industri.

d. Memperkuat kemampuan produktif sesuai dengan kompetensi keahlian yang


dipelajari.

e. Mengembangkan kemampuan sesuai dengan bimbingan/ arahan pembimbing


industri dan dapat berkontribusi kepada dunia kerja.

f. Memperkuat kepribadiannya yang berkarater sesuai dengan tuntutan nilai-


nilai yang tumbuh dari budaya industri.

2. Manfaat bagi sekolah

a. Terjalinnya hubungan kerja sama yang saling menguntungkan antara sekolah


dengan duni kerja (DUDI).

b. Meningkatkan kualitas lulusan melalui pengalaman kerja langsung selama


PKL.

150
c. Meningkatkan relevansi dan efektivitas program sekolah melalui sinkronisasi
kurikulum, proses pembelajaran, teaching factory, dan pengembangan sarana
dan prasarana praktik berdasarkan hasil pengamatan di tempat PKL.

d. Merealisasikan program penguatan pendidikan karakter berbasis masyarakat


secara terencana dan implementatif, khususnya nilai-nilai karakter budaya
industri sebagai salah satu bentuk implementasi Peraturan Presiden Nomor
87 Tahun 2017 tentang Peningatan Pendidikan Karakter.

e. Meningkatkan kualitas lulusan.

3. Manfaat bagi dunia kerja

a. Dunia Kerja (DUDI) lebih dikenal oleh masyarakat, khususnya masyarakat


sekolah sehingga dapat wahana dalam promosi produk.

b. Adanya masukan yang positif dan konstruktif dari SMK untuk


perkembangan DUDI.

c. Dunia kerja/DUDI dapat mengembangkan proses dan atau produk melalui


optimalisasi peserta PKL.

d. Mendapatkan calon tenaga kerja yang berkualitas sesuai dengan


kebutuhannya.

e. Meningkatkan citra positif DUDI karena dapat berkontribusi terhadap dunia


pendidikan sebagai implementasi dari Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun
2016.

K.LAPORAN HASIL BELAJAR


Pada dasarnya setiap sekolah dapat menentukan bentuk laporan hasil belajar
peserta didik yang sesuai dengan kebutuhannya, namun tetap harus
mempertimbangkan kebermaknaan dan kegunaannya bagi kepentingan peserta
didik, para pemegang kepentingan lainnya, dan mengacu pada struktur kurikulum
yang telah ditetapkan secara nasional.

Buku laporan hasil belajar peserta didik memuat laporan hasil penilaian mata
pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran pada setiap akhir semester. Buku
laporan hasil belajar peserta didik sekurang-kurangnya mencakup: (1) identitas
peserta didik, (2) nilai hasil belajar peserta didik, (3) ketercapaian kompetensi

151
peserta didik, (4) catatan akhir semester yang mencakup kegiatan belajar di dunia
usaha/industri/instansi relevan, pengembangan diri dan kepribadian,
ketidakhadiran, catatan untuk perhatian orang tua/wali, dan pernyataan wali kelas,
(5) catatan akhir masa pendidikan, dan (6) keterangan pindah sekolah. Penilaian
hasil ketercapaian kompetensi peserta didik harus mengacu pada struktur KTSP
yang meliputi mata pelajaran normatif, adaptif, produktif, muatan lokal, dan
pengembangan diri sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah (PP)
Nomor 19 Tahun 2005. Pengisian laporan hasil belajar peserta didik dapat
dilakukan secara manual atau komputerisasi asalkan jumlah dan lebar kolom
diseuaikan dengan nama mata pelajaran/daftar kompetensi yang diterima peserta
didik di setiap semester.
Laporan hasil belajar mencakup:
a. Identitas peserta didik meliputi: (1) Nama Peserta Didik, (2) Tempat dan
Tanggal Lahir, (3) Nomor Induk, (4) Jenis Kelamin, (5) Agama, (6) Alamat
Lengkap, (7) Sekolah Asal, (8) Nomor dan Tahun Ijazah Sekolah Asal, (9)
Tanggal Diterima di SMK, (10) Nama Orang Tua/Wali, (11) Alamat Lengkap
Orang Tua/Wali, (12) Pekerjaan Orang Tua/Wali.
b. Format Nilai Hasil Belajar peserta didik meliputi: nama Mata Pelajaran,
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), nilai yang diperoleh peserta didik, dan
deskripsi kemajuan belajar peserta didik.
c. Catatan Akhir Semester meliputi: (1) Kegiatan Belajar di Dunia
Usaha/Industri, (2) Pengembangan Diri dan Kepribadian, (3) Ketidakhadiran,
(4) Catatan Perhatian untuk Orang Tua/Wali, dan (5) Pernyataan.
d. Catatan Akhir Pendidikan berisi antara lain Prestasi Khusus yang pernah
dicapai peserta didik selama menempuh masa pendidikan di SMK.

L.MUTASI PESERTA DIDIK


1. Dalam masa transisi implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP), maka sekolah harus memfasilitasi adanya peserta didik yang pindah
sekolah, baik antar sekolah pelaksana KTSP ataupun antar sekolah yang
menerapkan Kurikulum Edisi 2006 dengan sekolah yang sudah menerapkan
KTSP 2013.
2. Untuk pelaksanaan pindah sekolah lintas provinsi, atau kabupaten/kota harus
diketahui oleh kepala dinas pendidikan provinsi dan kabupaten/kota setempat

152
3. Sekolah dapat menentukan persyaratan pindah/mutasi peserta didik sesuai
dengan prinsip manajemen berbasis sekolah antara lain mencakup hal-hal
berikut:
a. menyesuaikan bentuk laporan hasil belajar peserta didik dari sekolah asal
sesuai dengan bentuk laporan hasil belajar yang digunakan di sekolah
tujuan.
b. melakukan tes atau program matrikulasi bagi peserta didik pindahan.

153

Anda mungkin juga menyukai