Anda di halaman 1dari 45

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Promosi

Promosi merupakan salah satu teknik marketing dengan tujuan mengomunikasikan

sebuah merek atau perusahaan kepada target pasar. Promosi dilakukan untuk

meningkatkan kesadaran pada sebuah merek atau perusahaan demi tercapainya

peningkatan dan perkembangan dalam penjualan (ekonomi).

Menurut George E Belch. & Michael A. Belch (2018) dalam buku

Advertising & Promotion berbagai macam perusahaan seperti perusahaan

multinasional besar hingga pengecer kecil semakin mengandalkan iklan dan

promosi demi meningkatkan pemasaran produk dan layanannya. Dalam berbasis

ekonomi pasar, konsumen telah terbiasa untuk bergantung pada setiap bentuk

promosi sebagai informasi yang dapat mereka gunakan dalam melakukan

keputusan pembelian (Belch & Belch, 2018, hlm 5).

Menurut Kingsnorth (2016) pada bukunya Digital Marketing Strategy,

masa kini promosi telah bergerak jauh melampaui periklanan sederhana. Pemasaran

yang cerdas adalah lebih dari sekadar menginformasikan produk namun lebih

banyak tentang mengajak konsumen dalam perjalanan (story) atau gaya hidup

(lifestyle). Perjalanan (story) itu tidak hanya berakhir saat pembelian saja, ada

banyak indikator pendekatan untuk mendapatkan kualitas promosi yang baik,

seperti pikiran, wawasan, terintegrasi, komunikasi, menciptakan persuasi yang jelas

6
agar konsumen dapat bertindak. Semua ini berlaku pada saluran akuisisi digital

(Kingsnorth, 2016, hlm 12).

2.1.1. Jenis – Jenis Promosi

2.1.1.1. Iklan

Tujuan utama sebuah iklan adalah menyampaikan informasi penting yang dituju

oleh sebuah perusahaan dan dapat dimengerti atau diterima dengan baik oleh target

pasar secara spesifik.

Menurut Kotler & Armstrong (2017) hal yang terpenting dari sebuah iklan

adalah memiliki efek persuasif yang jelas dan dapat dengan mudah diterima oleh

seluruh target audiens (pasar). Tujuan utama dari sebuah iklan adalah membangun

permintaan (minat) selektif (Kotler & Armstrong, 2017, hlm 453).

2.1.1.2. Hubungan Masyarakat

Hubungan masyarakat atau dapat disingkat dengan humas adalah salah satu upaya

promosi dengan melakukan hubungan atau komunikasi dua arah dengan target

konsumen, tujuan humas adalah menciptakan persepsi yang baik terhadap suatu

perusahaan. Hubungan masyarakat juga menjadi salah satu penghubung sebuah

perusahaan dengan media massa.

2.1.1.3. Pemasaran Langsung

Pemasaran langsung merupakan salah satu bentuk promosi dengan melakukan

komunikasi secara langsung kepada target konsumen.

7
2.1.1.4. Pemasaran Interaktif

Pemasaran interaktif merupakan salah satu bentuk promosi dengan melakukan

komunikasi secara digital atau dengan menggunakan media interaktif seperti

internet dan media sosial.

2.1.1.5. Promosi Penjualan

Promosi penjualan biasanya dilakukan ketika target konsumen lebih mudah

dijangkau oleh pihak perantara, seperti distributor atau pedagang, hal yang

difokuskan pada upaya ini adalah memberikan promosi berupa produk dengan

harga khusus kepada pihak perantara (distributor).

2.1.1.6. Penjualan Personal

Penjualan personal salah satu bentuk promosi dengan cara berkomunikasi secara

langsung kepada target konsumen, dengan upaya mendapatkan respon secara

langsung dari terget konsumen tanpa adanya hambatan.

2.1.2. Strategi Promosi

Menurut George E Belch. & Michael A. Belch (2018) dalam buku Advertising &

Promotion, promosi didefinisikan sebagai koordinasi dari segala upaya yang

diusahakan oleh penjual untuk mengatur saluran informasi dan persuasi demi

menjual barang dan jasa ataupun sebuah ide. Sementara komunikasi tersirat terjadi

melalui berbagai campuran elemen pemasaran, sebagian besar komunikasi

organisasi dengan pasar berlangsung sebagai bagian dari rancangan promosi yang

dikonsep dan dijalankan dengan cermat. Alat dasar yang digunakan demi mencapai

tujuan komunikasi organisasi disebut sebagai promotional mix (Belch & Belch,

2018, hlm 16).

8
Gambar 2. 1. Promotional Mix

(Advertising & Promotion - George E Belch. & Michael A. Belch, 2018)

Menurut Kingsnorth (2016) pada bukunya Digital Marketing Strategy

pemasaran atau promosi above the line dan below the line adalah istilah yang

digunakan untuk membedakan antara teknik penyebaran dan pemasaran yang

ditargetkan. Pemasaran above the line mengacu pada iklan massal yang sering

digunakan untuk mendorong pesan promosi tertentu ke khalayak luas atau untuk

membangun merek Anda. Below the line digunakan untuk menyesuaikan

komunikasi Anda dengan individu atau segmen untuk memastikan pesan yang lebih

kuat (Kingsnorth, 2016, hlm 11).

2.1.2.1. Advertising

Advertising atau periklanan upaya yang sering kali digunakan dalam promosi,

karena dapat berpengaruh dalam skala besar pada target konsumen. Advertising

secara garis besar merupakan seluruh bentuk komunikasi non-personal mengenai

organisasi, produk, maupun jasa dengan menggunakan media massa (skala besar)

seperti TV, radio, majalah, koran, ataupun untuk saat ini yang paling sering

digunakan adalah media internet.

Menurut George E Belch. & Michael A. Belch (2018) periklanan dan

promosi adalah bagian integral dari sistem sosial dan ekonomi. Dalam masyarakat

9
yang kompleks, periklanan telah berkembang menjadi sistem komunikasi yang vital

bagi konsumen dan bisnis (Belch & Belch, 2018, hlm 5).

2.1.2.2. Sales Promotion

1. Consumer-oriented Sales Promotion

Promosi dengan orientasi penuh kepada konsumen dengan cara

memberikan sample, kupon, discount (potongan harga), ataupun sayembara

dengan tujuan menstimulasi penjualan atau meningkatkan minat target

konsumen.

2. Trade-oriented Sales Promotion

Bentuk promosi dengan fokus utama kepada pihak perantara atau

distributor, dengan tujuan mendapatkan bantuan promosi atau penjualan

terhadap target konsumen.

2.1.2.3. Direct Marketing

Bentuk komunikasi promosi yang dilakukan oleh perusahaan secara langsung

kepada target konsumen, seperti mengirimkan e-mail kepada konsumen yang telah

terdata.

1. Interactive / Internet Marketing

Dengan menggunakan media interaktif atau internet perusahaan dapat

menarik minat target pasar dengan lebih mudah dan interaktif. Melakukan

promosi tersegmen, menanggapi pertanyaan konsumen, sekalipun

bertransaksi dapat dengan mudah dilakukan.

10
2. Publicity / Public Relations

Promosi luas (non-personal) suatu perusahaan atau organisasi secara

langsung dengan pihak perantara, upaya yang dilakukan seperti editorial,

berita, pengumuman, ataupun saat ini yang sering dilakukan adalah review

produk maupun jasa. Tujuan utama strategi promosi ini adalah mendapatkan

kesadaran, pengetahuan, ataupun opini target konsumen terhadap

perusahaan.

3. Personal Selling

Bentuk strategi promosi yang sangat intim dengan target konsumen, dimana

perusahaan ataupun penjual melakukan komunikasi persuasi secara

langsung terhadap konsumen.

2.1.3. Tujuan Promosi

Promosi dilakukan dengan tujuan tertentu oleh suatu perusahaan atau organisasi,

berikut beberapa tujuan promosi:

1. Meninformasikan perusahaan, organisasi, atau bahkan produk sekalipun

kepada target konsumen.

2. Mendapatkan atau memperluas target konsumen dengan memberikan

informasi menarik mengenai perusahaan, organisasi, atau bahkan produk.

3. Meningkatkan penjualan, keuntungan, atau laba (ekonomi) perusahaan.

4. Mengunggulkan atau memberikan pembeda suatu perusahaan, organisasi,

atau produk dengan kompetitor.

5. Membangun citra dimata target konsumen sesuai dengan tujuan yang telah

ditetapkan.

11
6. Mempersuasi target konsumen terhadap suatu perusahaan, organisasi, atau

produk.

2.1.4. Media Promosi

Menurut Kingsnorth (2016) pada bukunya Digital Marketing Strategy pemasaran atau

promosi above the line dan below the line adalah istilah yang digunakan untuk

membedakan antara teknik penyebaran dan pemasaran yang ditargetkan. Pemasaran

above the line mengacu pada iklan massal yang sering digunakan untuk mendorong

pesan promosi tertentu ke khalayak luas atau untuk membangun merek Anda. Below

the line digunakan untuk menyesuaikan komunikasi Anda dengan individu atau

segmen untuk memastikan pesan yang lebih kuat (Kingsnorth, 2016, hlm 11).

2.1.4.1. Above The Line

1. Poster

Poster merupakan sebuah media yang dapat diletakan di dalam maupun di

luar ruangan, berisikan informasi menarik dan persuasif yang dapat

dengan mudah dijangkau oleh target audiens.

2. Iklan Media Cetak

Iklan media cetak merupakan salah satu media promosi dengan

menggunakan media cetak seperti tabloid, koran, atau majalah. Penentuan

media cetak dapat disesuaikan dengan segmentasi target audiens yang

ingin dicapai.

3. Media Online

Media online atau media interaktif merupakan salah satu media promosi

dengan menggunakan platform digital seperti media sosial, website,

12
ataupun web banner. Dengan menggunakan media online atau media

interaktif target audiens dapat dijangkau lebih luas tanpa ada hambatan

seperti jarak, ruang, dan waktu. Penempatan media online dapat

disesuaikan dengan segmentasi target audiens agar pencapaian lebih

efektif.

2.1.4.2. Below The Line

1. Banner

Banner merupakan salah satu media promosi yang dapat dengan mudah

digunakan, akan tetapi tidak mencakup pemasaran yang luas. Ruang

lingkup banner sangat spesifik, hanya dapat digunakan di satu tempat

dengan target audiens yang sangat kecil. Terdapat beberapa jenis banner

yang sering digunakan seperti, x-banner, y-banner, roll banner.

2. Flyer

Flyer salah satu media promosi dengan jangkauan lokasi target audiens

yang sangat spesifik (kecil), biasanya hanya digunakan dalam lokasi-

lokasi strategis. Flyer biasanya ditampilkan dengan dimensi kertas A5,

berisikan informasi singkat dan padat dengan tujuan menarik minat target

audiens ataupun konsumen.

3. Sticker

Sticker merupakan media promosi yang sangat fleksibel dan menarik,

dapat di gunakan dan ditempatkan di mana saja sehingga dapat terkesan

lebih dekat dengan target audiens.

13
4. Merchandise

Merchandise merupakan media promosi yang biasanya digunakan sebagai

alat branding, fungsi lain dari merchandise yakni dapat melibatkan audiens

sebagai alat bantu promosi (soft selling), merchandise sering kali

dibagikan oleh suatu merek, perusahaan, atau organisasi ketika sedang

dalam agenda branding dan promotion.

2.1.5. Advertising

Menurut Robin Landa pada bukunya yakni Graphic Design Solutions 4th Edition

advertising atau iklan digunakan dalam sistem pasar bebas untuk mempromosikan

satu merek atau kelompok di atas yang lain. Baik digunakan untuk meluncurkan

merek baru atau mengingatkan kita untuk membeli merek yang sudah dikenal, iklan

membantu membangun nilai merek, kelompok, ajakan, dan bahkan membangun

mindset pada sebuah individu. Periklanan memotivasi untuk bertindak atas nama

suatu tujuan yang dimana bersifat persuasif kepada audiens dengan berbagai cara.

Sebagian besar merek bersaing pada produk atau layanan yang setara. Oleh

karena itu, iklan yang efektif dapat meyakinkan target konsumen bahwa merek

tertentu lebih baik atau lebih menarik daripada pesaing meskipun merek tersebut

setara. Kemungkinan besar dengan adanya iklan target konsumen dapat lebih yakin

dalam memilih sebuah produk. Dalam sebuah iklan penjabaran kelebihan pada

sebuah produk harus relevan dengan target audiens yang ingin dicapai, dan juga

dalam pendistribusian sebuah iklan diharuskan dapat menjangkau target audiens

dengan baik agar mendukung relevansi pesan yang ingin disampaikan (Landa,

2011, hlm 326).

14
2.1.6. STP

Peroses pemasaran yang baik atau efektif adalah pemasaran dengan memperhatikan

target pasar atau audiens yang dituju, berikut beberapa tahapan peroses pemasaran:

2.1.6.1. Segmentation

Menurut Kotler (2000) segmentasi pasar bertujuan untuk meningkatkan pemasaran

presisi perusahaan. Sebaliknya, penjual yang menggunakan pemasaran massal

terlibat dalam produksi massal, distribusi, dan promosi satu produk untuk semua

pembeli (Kotler, 2000, hlm 144).

1. Segmentasi Demografis

Segmentasi berdasarkan tertulis atau identitas target pasar seperti; usia,

jenis kelamin, suku, agama, jumlah anggota keluarga, pendidikan terakhir,

dan lainnya. Data demografis digunakan untuk menentukan strategi

pemasaran atau promosi agar sesuai dengan target audiens atau pasar yang

dituju.

2. Segmentasi Geografis

Segmentasi berdasarkan wilayah domisili terbagi atas wilayah suatu desa,

kota, kabupaten, provinsi, bahkan negara.

3. Segmentasi Psikografis

Segmentasi berdasarkan kepribadian, kebiasaan, atau gaya hidup target

audiens atau pasar.

15
2.1.6.2. Targeting

Menentukan tindakan (eksekusi) yang tepat pada pemasaran atau promosi dari hasil

segmentasi pasar yang telah didapatkan. Pada peroses targeting hal yang juga

dilakukan yakni menyeleksi target audiens atau pasar yang telalu luas.

Menurut Simon Kingsnorth pada bukunya Digital Marketing Strategy ada banyak

metode dalam proses targeting, seperti metrik pelaporan, dapat spesifik untuk

format materi iklan, situs atau perangkat yang dilihat atau digunakan pengguna.

Ada beberapa ambiguitas ketika mengkategorikan jenis penargetan, tetapi metode

yang luas dapat dimasukkan ke dalam empat kategori (Kingsnorth, 2016, hlm 136):

1. Audience: menargetkan sekelompok pengguna berdasarkan siapa mereka dan

atau apa yang mereka lakukan.

2. Kontekstual: menargetkan orang yang melihat konten tertentu atau situs dan

aplikasi tertentu.

3. Environmental: faktor yang lebih luas di sekitar target, dan audiens yang tidak

terkait atau berdekatan dengan konten iklan.

4. Data dimodelkan: melihat banyak hasil data yang tersedia dan biasanya

menggunakan komputer untuk mengkalkulasi perhitungan audiens.

2.1.6.3. Positioning

Menurut Simon Kingsnorth pada bukunya Digital Marketing Strategy fungsi

positioning pada sebuah merek adalah untuk mengembangkan strategi penentuan

posisi pasar untuk produk atau layanan yang ditawarkan. Positioning dibangun

bukan dari persepsi internal mengenai pasar, namun dari persepsi konsumen

(eksternal) dan oleh karenanya terkadang dapat juga disebut peta persepsi.

16
Penggunaan positioning memberikan pandangan yang jelas, meskipun sedikit

subjektif, tentang di mana suatu merek atau produk berada dibandingkan dengan

setiap kompetitornya, sehingga dapat terlihat setiap celah pada pasar yang dapat

digunakan sebagai sebuah peluang (Kingsnorth, 2016, hlm 18).

2.1.7. SWOT

Menurut Kotler (2000) Marketing Management Millenium Edition evaluasi

mengenai kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam bisnis disebut

analisis SWOT. Analisis SWOT terdiri dari analisis lingkungan eksternal dan

internal (Kotler, 2000, hlm 46).

Pengertian analisis SWOT sendiri merupakan Strengths

(kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats

(ancaman) yang dimana terbagi atas 2 faktor utama yakni external dan internal:

1. Internal

Setiap bisnis perlu secara berkala mengevaluasi kekuatan dan kelemahan

internal dalam pemasaran, keuangan, manufaktur, dan kompetensi

organisasi. Pada praktik bisnis tidak setiap kelemahan dapat diperbaiki,

juga tidak setiap kekuatan dapat dibanggakan. Hal yang perlu diperhatikan

adalah keselarasan antara faktor internal dan eksternal, kelemahan dan

kekuatan yang dimiliki pada faktor internal dapat dipertimbangkan atau

dilengkapi dengan peluang dan ancaman faktor eksternal.

2. Eksternal

Secara umum, setiap bisnis harus menganalisa kekuatan lingkungan makro

utama yakni; demografi-ekonomi, politik-hukum, teknologi, dan sosial-

17
budaya. Kemudian pelaku lingkungan mikro yakni; pelanggan, pesaing,

distributor, dan pemasok yang memengaruhi kemampuan untuk

menghasilkan keuntungan. Kemudian, untuk setiap tren atau

pengembangan, suatu perusahaan atau organisasi perlu mengidentifikasi

peluang dan ancaman pada pemasaran terkait.

2.1.8. AISAS

Model pendekatan perancangan pemasaran atau promosi AISAS bekerja secara

terperinci dan sangat efektif untuk diaplikasikan pada target audiens modern atau

dengan latar belakang kemajuan internet. Memberikan informasi persuasif fokus

pada segmentasi yang telah ditetapkan, menciptakan perhatian (attention)

kemudain ketertarikan (interest), selanjutnya informasi persuasif yang telah

ditampilkan menarik minat konsumen untuk mencari (search) informasi terkait

lebih lanjut pada media yang telah disediakan (website, blog, media sosial,

internet). Jika langkah-langkash proses tersebut telah berhasil menjadi keputusan

tegas bagi konsumen untuk melakukan pembelian (action), setelah melakukan

pembelian konsumen menjadi pemancar informasi (word-of-mouth), dengan

berbicara kepada sekitarnya atau dengan mengirim komentar dan kesan di Internet

(share).

Menurut Sugiyama & Andree (2011) pada buku The Dentsu Way model

pendekatan AISAS sangat fleksibel tidak harus bergerak melalui masing-masing

dari lima tahap. Ada beberapa langkah yang mungkin dapat dilewati, atau mungkin

dapat diulang. Misalnya, konsumen mungkin melihat iklan pada produk serupa,

kemudian segera pergi ke toko untuk membelinya (Perhatian → Minat →

18
Tindakan), atau ia mungkin sangat tertarik dengan model yang muncul di iklan

televisi yang ia duduki di PCnya untuk menulis tentang iklan itu di blognya

(Perhatian → Minat → Bagikan). Dan, mungkin di dunia saat ini, beberapa

konsumen duduk di depan di PC (personal computer) untuk mencari tanpa didorong

oleh iklan (Sugiyama & Andree, 2011, hlm 80).

Hasil akhirnya adalah AISAS adalah model pendekatan permasaran atau

promosi yang optimal, mengantisipasi seluruh perilaku konsumen modern, dan

pada saat yang sama berfungsi sebagai model yang berjalan sesuai dengan kegiatan

dunia nyata. Model AISAS memainkan peran penting dalam desain cross

communication. Sebagai pemasar, kita harus merancang mekanisme secara

strategis yang akan menarik hati konsumen di setiap proses AISAS.

1. Attention

Attention merupakan upaya menarik perhatian target konsumen dengan

memberikan informasi persuasif.

2. Interest

Interest merupakan sebuah hasil berkelanjutan dari tahap sebelumnya

(attention), yang dimana memberikan ketertarikan pada suatu produk,

jasa, perusahaan, ataupun organisasi.

3. Search

Serach merupakan sebuah tindakan yang dilakukan oleh konsumen

dimana mereka akan mencari informasi terkait pada sebuah produk, jasa,

perusahaan, ataupun organisasi.

19
4. Action

Action merupakan sebuah tindakan yang dilakukan oleh konsumen dimana

mereka akan membeli atau memesan suatu produk, barang, ataupun jasa.

5. Share

Share merupakan sebuah tindakan yang dilakukan oleh konsumen dimana

mereka akan berbicara atau membagikan informasi mengenai suatu

produk, jasa, perusahaan, ataupun organisasi.

Fungsi AISAS pada media promosi dalam perancangan ini adalah sebagai

penentu bagi penulis untuk dapat menyampaikan pesan dengan baik kepada target

audiens. Kemudian dengan digunakannya AISAS pada perancangan promosi ini

agar target konsumen atau target pasar dapat tertarik pada tahapan-tahapan yang

dilakukan dalam AISAS, yakni Attention, Interest, Search, Action, dan Share.

Desain

Desain dalam perancangan ini dibuat spesifik menjadi desain grafis. Menurut

Landa (2010) desain grafis adalah bentuk komunikasi secara visual yang digunakan

untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada audiens; itu adalah representasi

visual dari ide yang mengandalkan penciptaan, seleksi, dan organisasi elemen

visual (Landa, 2010, hlm 2). Kemudian pada buku Graphic Design Solutions edisi

ke lima Landa (2013) menyatakan solusi desain grafis dapat membujuk,

menginformasikan, mengidentifikasi, memotivasi, meningkatkan, mengatur,

merek, membangunkan, menemukan, terlibat, dan membawa atau menyampaikan

berbagai tingkatan makna (Landa, 2013, hlm 1).

20
2.2.1. Prinsip Desain

Saat menyusun dengan beberapa elemen formal, kita menggunakan prinip-prinsip

dasar desain. Dengan mengkombinasikan pengetahuan mengenai konsep,

penggabungan huruf dan gambar, dan elemen formal lainnya sebagai sebuah istilah

bentuk bangun.

Menurut Landa (2013) prinsip-prinsip dasar itu saling bergantung.

Keseimbangan adalah tentang stabilitas dan menciptakan keseimbangan.

Keseimbangan membantu menstabilkan komposisi. Menciptakan penekanan

melalui pengorganisasian hierarki visual meningkatkan komunikasi. Merancang

seluruh komposisi di mana elemen grafis memiliki hubungan visual yang dapat

dilihat bergantung pada prinsip kesatuan. Ritme adalah denyut nadi visual dan

mengalir dari satu elemen grafis ke elemen lainnya (Landa, 2013, hlm 29).

1. Kesatuan
Kesatuan (unity) adalah penggabungan beberapa elemen grafis secara

bersamaan sehingga terlihat sebagai unit yang kohesif. Untuk mencapai

kesatuan yang baik setiap elemen grafis dalam sebuah desain harus saling

terkait, sehingga ketika disatukan setiap elemen grafis tampak seolah-olah

milik bersama.

Menurut Landa (2013) audiens sangat memahami dan mengingat

komposisi yang menyatu. Hal ini bergantung pada gestalt (bentuk) yang

mengarah pada penekanan persepsi bentuk sebagai keutuhan terorganisir,

berkaitan dengan bagaimana pikiran tertarik untuk menyatukan persepsi.

Dari gestalt (bentuk) kita mendapatkan aturan pemikiran visual, yang

sangat memengaruhi cara membangun persatuan dalam suatu komposisi.

21
Pikiran berusaha menciptakan keteraturan, membuat koneksi, dan mencari

keseluruhan dengan pengelompokan yang dimana mempersepsikan unit

visual berdasarkan lokasi, orientasi, kemiripan, bentuk, dan warna. Pada

dasarnya hukum persepsi berarti kita berupaya untuk mengatur

keseluruhan pengalaman dengan cara teratur, sederhana, dan koheren

(Landa, 2013, hlm 36).

2. Keseimbangan
Keseimbangan adalah kesetabilan yang tercipta oleh penempatan beban

(visual) yang merata pada setiap titik sumbu pusat atau penempatan beban

(visual) yang merata diantara setiap unsur komposisi. Ketika tercapai

keseimbangan dalam sebuah desain hal ini mempermudah tercapainya

harmoni.

Menurut Landa (2013) Komposisi yang seimbang memengaruhi

penonton yakni mengomunikasikan stabilitas. Audiens rata-rata menolak

ketidakseimbangan dalam komposisi dan bereaksi negatif terhadap

ketidakstabilan. Keseimbangan hanyalah salah satu prinsip komposisi dan

harus bekerjasama dengan prinsip desain lainnya (Landa, 2013, hlm 29).

3. Penekanan
Penekanan (emphasis) dapat diciptakan dengan membangun hierarki

visual, menentukan elemen grafis (gambar) mulai dari yang terpenting

hingga yang terkecil (pendukung) pada sebuah desain. Hal yang juga perlu

diperhatikan dalam sebuah komposisi desain yakni titik fokus (penekanan)

beban visual harus diimbangi pula dengan unsur-unsur lain dalam sebuah

komposisi. Ada beberapa cara untuk mencapai penekanan (emphasis)

22
yaitu dengan menggunakan isolation, placement, scale, contrast,

diagrammatic structures, direction and pointers.

Menurut Landa (2013) pada bukunya Graphic Design Solutions 5th

Edition, menyebutkan bahwa ukuran dan skala bentuk atau objek

memainkan peran penting dalam penekanan dan menciptakan ilusi

kedalaman spasial. Digunakan secara efektif, ukuran satu bentuk atau

objek dalam kaitannya dengan yang lain atau apa yang kita sebut dengan

skala, yang dimana dapat membuat elemen tampak bergerak maju atau

mundur pada halaman. Bentuk dan bentuk besar cenderung menarik lebih

banyak perhatian. Namun, objek yang sangat kecil juga dapat menarik

perhatian jika dilihat berbeda dengan yang lebih besar (Landa, 2013, hlm

34).

4. Ritme
Ritme atau irama biasa digunakan dalam musik yakni pengulangan yang

kuat dan konsisten. Fungsi ritme dalam desain grafis sama halnya seperti

fungsi ritme dalam musik yakni melakukan pengulangan yang kuat dan

konsisten namun dalam bentuk visual, ritme dapat diatur sesuai dengan

fungsi dan tujuannya dalam menyampaikan informasi kepada audiens.

Ritme atau urutan elemen visual sangat penting untuk menciptakan aliran

visual yang koheren dari satu halaman ke halaman lainnya, hal ini dapat

memberi kemudahan dan menciptakan minat visual kepada audiens.

Menurut Landa (2013) pengulangan atau ritme terjadi ketika Anda

mengulangi satu atau beberapa elemen visual beberapa kali atau dengan

konsistensi besar atau total. Variasi tercipta oleh modifikasi dalam pola

23
atau dengan mengubah elemen, seperti warna, ukuran, bentuk, jarak,

posisi, atau berat visual. Variasi menciptakan minat visual untuk

melibatkan penonton dan menambahkan elemen kejutan. Namun, terlalu

banyak variasi akan melemahkan denyut visual (Landa, 2013, hlm 36).

5. Format
Format atau proporsi adalah ukuran perimeter yang sudah ditentukan pada

sebuah desain dan akan sangat berpengaruh pada output desain tersebut

nantinya. Contohnya pada layar ponsel, layer computer, koran, majalah,

dan billboard pasti ukuran dan bentuk tampilannya berbeda.

Menurut Landa (2013) pada bukunya Graphic Design Solutions 5th

Edition, Format adalah istilah dengan beberapa makna terkait. Format

adalah batas yang ditentukan serta bidang yang melingkupinya yakni tepi

luar atau batas desain (Landa, 2013, hlm 29).

6. Hukum Organisasi Perseptual


Menurut Landa (2013) pada bukunya Graphic Design Solutions 5th

Edition, hukum organisasi perseptual terdiri dari:

a. Kesamaan: Elemen yang berbeda cenderung terpisah dari elemen

sejenis, elemen-elemen yang berbagi karakteristik dipersiapkan sebagai

milik bersama. Elemen dapat berbagi kesamaan dalam bentuk, tekstur,

warna, atau arah.

b. Kedekatan: elemen-elemen yang saling berdekatan, dalam kedekatan

spasial, dianggap sebagai milik bersama.

c. Kontinuitas: jalur atau koneksi visual yang dirasakan (aktual atau

tersirat) di antara bagian-bagian. Elemen-elemen yang muncul sebagai

24
kelanjutan dari elemen-elemen sebelumnya dianggap terkait,

menciptakan kesan gerakan.

d. Penutupan: kecenderungan pikiran untuk menghubungkan elemen

individu untuk menghasilkan bentuk, unit, atau pola yang lengkap.

e. Nasib umum: elemen cenderung dianggap sebagai satu unit jika mereka

bergerak ke arah yang sama.

f. Garis berkelanjutan: garis selalu dianggap mengikuti jalur paling

sederhana. Jika dua garis pecah, pemirsa melihat gerakan keseluruhan

daripada istirahat; juga disebut garis tersirat (Landa, 2013, hlm 36).

2.2.2. Elemen Desain

2.2.2.1. Garis

Garis merupakan sebuah titik yang bergerak memanjang. Garis dapat dibuat dengan

berbagai macam alat diantaranya adalah kuas runcing, pensil, alat perangkat lunak,

stylus, atau benda apa pun yang dapat membuat tanda, atau bahkan sebuah

perangkat lunak sekalipun. Garis termasuk dalam elemen formal desain karena

memiliki banyak peran yang dapat dimainkan seperti dalam sebuah komposisi.

Menurut Landa (2013) pada bukunya, Graphic Design Solutions 5th Edition

ketika garis adalah elemen dominan yang digunakan untuk menyatukan komposisi

atau untuk menggambarkan bentuk atau bentuk dalam suatu desain, gaya tersebut

disebut linear (Landa, 2013, hlm 29).

25
2.2.2.2. Bentuk

Bentuk dapat didefinisikan sebuah objek tertutup atau jalur tertutup,

dikonfigurasikan pada permukaan dua dimensi yang dibuat sebagian atau

seluruhnya oleh garis (garis besar, kontur), warna, dan tekstur.

Menurut Landa (2013) Bentuk dasarnya datar, artinya dua dimensi dan

dapat diukur dengan tinggi dan lebar. Bagaimana suatu bentuk digambar

memberikannya suatu kualitas. Semua bentuk pada dasarnya dapat diturunkan dari

tiga penggambaran dasar: kuadrat, segitiga, dan lingkaran. Masing-masing bentuk

dasar ini memiliki bentuk volumetrik atau padatan yang sesuai (Landa, 2013, hlm

21).

Bentuk pada dasarnya terbagi menjadi dua jenis; yakni bentuk geometris

dan bentuk organik. Bentuk geometris terdiri atas garis lurus yang tegas atau sudut

yang terukur, terkesan kaku, sedangkan bentuk organik (tidak teratur) adalah

kombinasi dari garis lurus dan melengkung atau bentuk yang tidak sengaja, hasil

dari bahan atau proses spesifik terbentuk dari lengkungan natural; terkesan lepas

atau bebas.

2.2.2.3. Warna

Warna adalah deskripsi energi cahaya, dan hanya dengan cahaya kita dapat melihat

warna. Warna-warna yang kita lihat pada permukaan benda-benda di lingkungan

dianggap dan dikenal sebagai cahaya yang dipantulkan atau warna yang

dipantulkan.

Menurut Landa (2013) pada bukunya Graphic Design Solutions 5th Edition,

warna adalah elemen desain yang kuat dan sangat provokatif. Ini adalah properti

26
atau deskripsi energi cahaya. Hanya dengan cahaya kita bisa melihat warna. Warna-

warna yang kita lihat pada permukaan benda-benda di lingkungan kita dianggap

dan dikenal sebagai cahaya yang dipantulkan atau warna yang dipantulkan. Ketika

cahaya menyerang objek, sebagian cahaya diserap, sedangkan cahaya yang tersisa

atau tidak diserap dipantulkan. Cahaya yang dipantulkan adalah apa yang kita lihat

sebagai warna. Misalnya, tomat menyerap semua kecuali lampu merah; oleh karena

itu, merah dipantulkan cahaya. Karena alasan ini, warna yang dipantulkan juga

dikenal sebagai warna subtraktif (Landa, 2013, hlm 23).

Gambar 2. 2. Color Wheel


(Sumber: The Complete Color Harmony)

Pada tahun 1666 Sir Isaac Newton merancang diagram color wheel sebagai

dasar untuk menggabungkan warna, dalam color wheel warna dasar yang paling

umum digunakan yakni model warna RYB (artistik) yang dimana terdapat 12 warna

dasar didalamnya.

Berdasarkan letaknya dalam color wheel, warana dapat dibagi menjadi:

27
1. Warna Primer
Warna primer atau disebut juga dengan Hue, terdiri atas biru, merah, dan

kuning. Ketiga warna ini dapat dikombinasikan untuk menjadi warna-warna

lainnya, oleh karena itu warna-warna ini disebut dengan warna primer.

Gambar 2. 3. Warna Primer


(Sumber: The Complete Color Harmony)

2. Warna Sekunder
Warna sekunder merupakan kombinasi warna yang dihasilkan antara

warna-warna primer. Contoh warna sekunder adalah hijau (biru + kuning),

oranye (merah + kuning), dan ungu (merah + biru).

Gambar 2. 4. Warna Sekunder


(Sumber: The Complete Color Harmony)

28
3. Warna Tersier
Warna tersier merupakan kombinasi warna yang dihasilkan antara warna

primer dengan warna sekunder.

Gambar 2. 5. Warna Tersier


(Sumber: The Complete Color Harmony)

4. Warna Hangat dan Warna Dingin


Dalam color wheel terbagi atas dua macam warna, yaitu warna hangat dan

warna dingin. Warna hangat menggambarkan kesan energik, terang, serta

menarik perhatian, sedangkan warna dingin menggambarkan ketenangan.

Gambar 2. 6. Warna Hangat dan Dingin


(Sumber: www.tigercolor.com)

29
5. Harmoni Warna
Terdapat beberapa kombinasi warna mendasar untuk digunakan, yakni

color harmonies atau color chords.

Tidak ada warna yang berdiri sendiri, faktanya adalah efek yang

ditimbulkan oleh sebuah warna tergantung dengan keterkaitan banyak

warna lainnya; cahaya yang dipantulkan oleh warna tersebut, warna lain

disekelilingnya, dan juga persepsi yang ditimbulkan ketika melihat warna

tersebut. Terdapat sepuluh basic color scheme, berdasarkan

keharmonisannya diantaranya adalah:

a. Achromatic Color Scheme

Tanpa warana, hanya menggunakan hitam, putih, dan abu.

Gambar 2. 7. Contoh Achromatic Color Scheme


(Sumber: The Complete Color Harmony)

30
b. Monochromatic Color Scheme

Menggunakan satu rona dalam kombinasi dengan salah satu atau semua

rona dan coraknya.

Gambar 2. 8. Contoh Monochromatic Color Scheme


(Sumber: The Complete Color Harmony)

c. Analogous Color Scheme

Menggunakan tiga warna berurutan pada color wheel.

Gambar 2. 9. Analogous Color Scheme


(Sumber: www.tigercolor.com)

Gambar 2. 10. Contoh Analogous Color Scheme


(Sumber: The Complete Color Harmony)

31
d. Clash Color Scheme

Menggabungkan warna dengan rona ke kanan atau kiri pelengkap pada

color wheel.

Gambar 2. 11. Contoh Clash Color Scheme


(Sumber: The Complete Color Harmony)

e. Complementary Color Scheme

Menggunakan warana yang berlawanan langsung pada color wheel.

Gambar 2. 12. Complementary Color Scheme


(Sumber: www.tigercolor.com)

Gambar 2. 13. Contoh Complementary Color Scheme


(Sumber: The Complete Color Harmony)

32
f. Split Complementary Color Scheme

Terdiri dari rona dan dua rona di kedua sisi komplemennya.

Gambar 2. 14. Split Complementary Color Scheme


(Sumber: www.tigercolor.com)

Gambar 2. 15. Contoh Split Complementary Color Scheme


(Sumber: The Complete Color Harmony)

g. Neutral Color Scheme

Menggunakan rona yang telah berkurang atau dinetralkan dengan

penambahan komplemen atau hitam.

Gambar 2. 16. Contoh Neutral Color Scheme


(Sumber: The Complete Color Harmony)

33
h. Primary Color Scheme

Kombinasi kombinasi warna murni merah, kuning, dan biru.

Gambar 2. 17. Contoh Primary Color Scheme


(Sumber: The Complete Color Harmony)

i. Secondary Color Scheme

Kombinasi dari warna sekunder hijau, ungu, dan oranye.

Gambar 2. 18. Contoh Secondary Color Scheme


(Sumber: The Complete Color Harmony)

j. Tertiary Triad Color Scheme

Tertiary Triad adalah salah satu dari dua kombinasi: Merah-oranye, kuning-

hijau, dan biru-ungu, atau biru-hijau, kuning-oranye, dan merah-ungu; yang

semuanya berjarak sama satu sama lainnya pada roda warna.

34
Gambar 2. 19. Tertiary Triad Color Scheme
(Sumber: www.tigercolor.com)

Gambar 2. 20. Contoh Tertiary Triad Color Scheme


(Sumber: The Complete Color Harmony)

6. Psikologi Warna
Menurut Sutton & Whelan (2004) dalam buku The Complete Color

Harmony sebagai salah satu elemen grafis warna memberikan efek

psikologi yang berbeda-beda terhadap mata, tergantung pada sifat dan

pengalaman hidup setiap individu terhadap warna tersebut (Sutton &

Whelan, 2004, hlm 28). Berikut efek psikologi, persepsi, dan sugesti umum

pada setiap warna:

a. Merah (Red)

Kegembiraan dan suka hidup di saat ini. Mudah bosan namun memiliki

kekuatan untuk menyelesaikan sesuatu dengan cepat. Pecinta merah

sangat bergairah tentang kehidupan.

35
b. Ungu (Purple)

Negosiator dan memiliki keinginan kuat untuk menyenangkan.

Meskipun disukai, Anda tidak mudah bercerita pada orang lain dan

menikmati sedikit rasa misteri.

c. Oranye (Orange)

Suka berteman, dinamis, dan menyenangkan. Flamboyan secara alami,

tidak keberatan berkerumun di tengah orang banyak. Anda memiliki

nafsu makan yang besar untuk hidup dan makanan.

d. Cokelat (Brown)

Bersahaja dan teman yang dapat diandalkan dan setia. Rumah dan

keluarga merupakan hal yang sangat penting, dan kenyamanan adalah

masalah utama dalam hidup.

e. Kuning (Yellow)

Bahagia, bermain-main, dan optimis, spontan. Jika sesuatu tidak

berfungsi dengan baik, mereka cepat berusaha mengubahnya. Anda

memiliki rasa ingin tahu yang tak terbatas.

f. Biru (Blue)

Memiliki rasa tenang dan keteraturan dalam hidup. Dapat dipercaya,

memiliki nilai loyalitas. Biru langit menarik para pencari kesenangan dan

lamunan, sedangkan biru navy menarik bagi yang serius dan konservatif.

36
g. Hijau (Green)

Menyukai rasa aman, menjdaikan dunia sebagai tempat yang lebih baik.

Murah hati dengan waktu dan niat baik, tetapi juga bisa keras kepala

tentang masalah yang penting.

h. Abu (Grey)

Pengamat, bukan seorang partisipator dan dicadangkan dalam situasi

sosial. Umumnya tidak berkomitmen, tidak suka mengencangkan

rencana sampai saat-saat terakhir.

i. Hitam (Black)

Mengintimidasi, tidak ramah, dan tidak bisa didekati karena kekuatan

yang dipancarkannya. Hitam secara tersirat memiliki kendali dan

disimplin, kemandirian dan keinginan yang kuat, dan memberi kesan

kekuasaan.

j. Putih (White)

Putih dikaitkan sebagai cahaya, kebaikan, dan kemurnian. Warna

kesempurnaan, putih juga berarti keamanan, dan kebersihan.

2.2.2.4. Tekstur

Tekstur adalah sebuah representasi kualitas permukaan. Dalam seni sebuah desain

atau seni visual terdapat dua kategori tekstur; taktil dan visual. Tekstur taktil dapat

disentuh dan dirasakan secara fisik (indra peraba) karena memiliki kualitas

sentuhan yang sebenarnya atau dapat juga disebut sebagai tekstur aktual, sedangkan

tekstur visual tidak dapat disentuh secara fisik (indra peraba) hanya dapat

diarasakan secara visual (indra pengelihatan) karena tidak memiliki kualitas

37
sentuhan yang sebenarnya. Ada beberapa teknik percetakan yang dapat dilakukan

dan diaplikasikan demi menghasilkan tekstur senthan pada desain cetak diantaranya

adalah; embossing, debossing, letterpress, ukiran, dan stamping.

Menurut Landa (2013) tekstur visual adalah ilusi dari tekstur nyata yang

dibuat dengan tangan, dipindai dari tekstur aktual (seperti renda), atau difoto.

Dengan menggunakan keterampilan yang dipelajari dalam menggambar, melukis,

fotografi, dan berbagai media pembuatan gambar lainnya, seorang desainer dapat

menciptakan berbagai macam tekstur (Landa, 2013, hlm 28).

2.2.2.5. Skala

Menurut Landa (2013) skala atau ukuran adalah hal yang sangat penting dalam

kaitannya dengan elemen grafis lainnya dalam sebuah komposisi, fungsi skala

berdasarkan pada sebuah hubungan proporsional antara bentuk. Skala juga dapat

berhubungan dengan relativitas ukuran pada keadaan nyata, namun dengan

memberikan distorsi skala pada sebuah bentuk nyata akan menimbulkan efek

fantasi yang terlihat nyata (Landa, 2013, hlm 29). Terdapat beberapa fungsi

pengendalian skala pada sebuah komposisi visual diantaranya adalah sebagai

berikut:

1. Manipulasi skala dapat memberikan variasi visual pada sebuah

komposisi.

2. Manipulasi skala dapat menciptakan ilusi ruang tiga dimensi.

3. Skala menambahkan kontras dan kedinamisan pada komposisi beberapa

bentuk.

38
2.2.2.6. Copywriting

Menurut Andy Maslen pada bukunya The Copywriting Sourcebook, copywriting

dapat berfungsi sebagai salah satu elemen untuk dapat menarik hati audiens, atau

bahkan masuk ke dalam pikirannya. Copywriting juga dapat memperjelas maksud

dan cerita terhadap pesan yang disampaikan (Maslen, 2010, hlm 33). Dalam

sebuah karya visual periklanan copywriting sangatlah penting untuk digunakan.

Copywriting secara fungsi dan kegunaan dapat disandingkan atau menjadi suatu

bagian dalam karya desain dengan tujuan memperkuat pesan yang ingin

disampaikan. Hal ini seringkali digunakan pada sebuah periklanan atau promosi

agar target audiens dapat dengan mudah untuk memahami arti pesan utama

(Maslen, 2010, hlm 133).

1. Headline

Menurut Andy Maslen pada bukunya The Copywriting Sourcebook

headline terlihat lebih baik jika diatur dalam ukuran yang lebih besar

dibandingkan dengan body copy. Sebagai aturan umum untuk sebagian

besar komunikasi cetak dan online, headline cukup menarik perhatian

(berteriak) hanya dengan menggunakan ukuran dua kali lebih besar dari

ukuran body copy. Jangan pernah menggunakan titik pada akhir headline.

Titik dapat menyampaikan maksud 'berhenti' pada sebuah headline dan

tentu saja sebagai perancang tidak ada yang menginginkan audiensnya

untuk berhenti dalam bertindak. Tidak adanya penghentian penuh

menyiratkan bahwa kalimat itu belum selesai dan mereka akan terus

membaca sampai mereka menemukannya (Maslen, 2010, hlm 10). Headline

adalah senjata pertama dan terbesar dalam pertempuran untuk menarik

39
perhatian audiens. Lakukan dengan benar agar audiens dapat tertarik dengan

iklan yang disampiakn dan meningkatkan kemungkinan memenangkan

pasar (Maslen, 2010, hlm 7).

2. Body Copy

Menurut Andy Maslen pada bukunya The Copywriting Sourcebook, body

copy berfungsi sebagai penjelasan pada sebuah pesan ataupun penjualan.

Struktur body copy pada sebuah berita sama halnya dan sama pentingnya

pada sebuah iklan penjualan. Hal utama yang dijabarkan adalah daya tarik

utama, kemudian dikembangkan menjadi sebuah penjabaran, dan

menampilkan bukti atau jaminan sebagai daya tarik untuk meyakinkan

audiens, dan hasil akhirnya target audiens akan tertarik untuk melakukan

pemesanan (pembelian) pada sebuah produk maupun jasa (Maslen, 2010,

hlm 82).

2.2.3. Layout

Layout atau tata letak merupakan salah satu hal yang utama bagi para desainer untuk

mengomunikasikan beragam informasi secara terpadu juga meningkatkan

kenyamanan dalam pemahaman publikasi. Layout dapat dikatakan efektif apabila

audiens dapat dengan mudah mengeklsplorasi dan memahami secara keseluruhan

informasi sebuah desain.

Pada buku Basic Design Layout, Ambrose & Harris (2005) menyatakan

layout atau tata letak merupakan susunan elemen-elemen desain dalam ruang yang

mereka tempati dan sesuai dengan rangka estetika secara keseluruhan. Dapat juga

disebut sebagai manajemen bentuk dan ruang. Tujuan utama layout adalah untuk

menyajikan elemen-elemen visual dan tekstual yang akan dikomunikasikan kepada

40
audiens untuk dapat menerimanya dengan upaya minimum. Dengan layout yang

baik, pembaca dapat diarahkan kepada informasi yang cukup kompleks, baik dalam

media cetak dan elektronik (Ambrose & Harris, 2005, hlm 10).

2.2.3.1. Grid

Secara fundamental grid atau kisi merupakan serangkaian garis horizontal dan

vertical yang tersusun secara jelas sebagai acuan atau alat bantu bagi desainer

grafis. Grid memiliki fungsi yang sangat luas pada sebuah desain; meningkatkan

tempo dan irama, kemudian memberikan susunan dan kesatuan pada setiap pesan

visual. Grid memiliki beberapa bagian yakni column, flowlines, gutter, margin,

markers, modules, dan spatial zones.

Menurut Samara (2017) pada bukunya Making And Breaking The Grid sebelum

hal lain, grid atau kisi memberikan tata letak sistematis terhadap sebuah layout. Tidak

hanya membedakan jenis informasi, grid juga membantu memudahkan navigasi audiens,

tetapi yang juga penting grid memastikan kohesi vital di antara elemen-elemen visual,

menyelaraskannya melalui sistem proporsi spasial dan logika penentuan posisi yang

ditentukannya (Samara, 2017, hlm 11).

1. Manuscript Grid

Menurut Samara (2017) Manuscript Grid secara struktural adalah jenis grid

yang paling sederhana: manuscript grid terdiri dari satu blok teks yang

relatif besar pada setiap halaman, tujuannya adalah untuk menyajikan teks

secara berkelanjutan, seperti buku atau esai yang panjang. Gambar sesekali

dapat ditempatkan dalam area teks jika perlu; jika margin cukup, mereka

41
dapat menyediakan tempat untuk catatan, ilustrasi, atau fitur editorial

lainnya (Samara, 2017, hlm 11).

Gambar 2. 21. Manuscript Grid


(Sumber: www.vanseodesign.com)

2. Column Grid

Grid kolom memberikan manfaat dalam menampilkan informasi secara

berkelanjutan yang dimana sangat cocok digunakan untuk menampilkan

informasi teks panjang. Samara (2017) grid kolom sangat fleksibel dan

dapat digunakan untuk memisahkan berbagai jenis informasi yang berbeda,

contohnya beberapa kolom digunakan untuk menampilkan informasi teks

dan dan kolom lainnya digunakan untuk menampilkan informasi visual

(Samara, 2017, hlm 26).

a. Single Column grid

Grid satu kolom, biasa digunakan untuk menulis teks yang panjang dan

terus menerus seperti laporan, esai, buku dan sebagainya. Ciri-ciri sebuah

halaman menggunakan single column grid adalah halamannya terbentuk

dari satu blok penuh tulisan.

42
Gambar 2. 22. Single Column Grid

(Layout Essentials/Beth Tondreau, 2009)

b. Two-column grid

Grid dua kolom, digunakan untuk menampilkan informasi berbeda

secara terpisah. Tampilan two-column grid bisa dengan lebar yang sama

antara keduanya, maupun berbeda. Untuk kolom yang ukurannya

berbeda, proporsi idealnya adalah kolom yang lebih besar adalah ukuran

dari dua kolom yang lebih kecil.

Gambar 2. 23. Two-column Grid

(Layout Essentials/Beth Tondreau, 2009)

43
c. Multicolumn Grid

Grid multi-kolom mampu memberikan fleksibilitas lebih dibandingkan

single atau two-column grid. Menggabungkan beberapa macam kolom

dengan lebar yang berbeda. Biasanya digunakan pada website ataupun

majalah.

Gambar 2. 24. Multicolumn Grid

(Layout Essentials/Beth Tondreau, 2009)

3. Modular Grid

Grid yang paling sesuai dan baik untuk digunakan menyampaikan informasi

yang kompleks. Biasa ditemukan pada koran, kalender, tabel dan grafik.

Penggunaan modular grid adalah menggabungkan kolom vertikal dan

horizontal dan mengatur struktur menjadi potongan ruangan yang lebih

kecil.

Menurut Samara (2017) pada bukunya ‘Making And Breaking The

Grid’ grid modular adalah grid kolom dengan besar jumlah garis aliran

horizontal yang membagi kolom menjadi baris, membuat matriks sel yang

disebut modul. Setiap modul mendefinisikan sepotong kecil ruang

44
informasi. Dikelompokkan bersama-sama, modul ini mendefinisikan

bongkahan yang lebih besar ruang, semua terkait secara proporsional untuk

masing-masing lainnya, serta area yang disebut zona spasial, dimana peran

tertentu dapat ditugaskan. Itu tingkat kontrol dalam grid tergantung pada

ukuran modul. Modul yang lebih kecil memberikan lebih banyak

fleksibilitas dan presisi yang lebih besar, tetapi terlalu banyak subdivisi

yang bisa membingungkan atau berlebihan (Samara, 2017, hlm 28).

Gambar 2. 25. Modular Grid

(Layout Essentials/Beth Tondreau, 2009)

4. Hierarki Grid

Grid hierarki dapat digunakan untuk memecah halaman secara horizontal

menjadi beberapa zona tertentu. Menurut Samara (2017) pada bukunya

‘Making And Breaking The Grid’ grid hierarki dapat digunakan sesuai

dengan kebutuhan informasi yang diatur, tetapi lebih didasarkan pada

penempatan keberpihakan yang disesuaikan dengan berbagai proporsi

elemen, bukan pada interval berulang yang teratur. Lebar kolom, serta

interval di antara keduanya, bervariasi tergantung pada konteks dan

penggunaan; dapat menggunakan beberapa baris yang dikelompokkan

45
bersama dalam hanya satu bagian format, digabung dengan satu kolom; atau

mungkin hanya terdiri dari luas dan divisi yang sederhana yang ditentukan

oleh beberapa pedoman. Baik digunakan untuk membuat buku, poster, atau

halaman website, ini adalah pendekatan organik untuk mengatur informasi

di ruang yang masih menyatu pada bagian arsitektural yang jelas (Samara,

2017, hlm 30).

Gambar 2. 26. Hierarki Grid

(Making and Breaking the Grid/Timothy Samara, 2002)

2.2.4. Tipografi

Tipografi berfungsi sebagai elemen atau media visual untuk menyampaikan pesan

dalam sebuah teks. Ada beberapa faktor yang menentukan bagaimana karakteristik

dari sebuah tipografi mulai dari struktur, tampilan fisik, nada, serta tempo.

Menurut Landa (2011) tipografi adalah desain bentuk huruf dan

pengaturannya dalam ruang dua dimensi (untuk media berbasis cetak dan layar) dan

dalam ruang dan waktu (untuk media gerak dan interaktif). Tipografi dapat

digunakan sebagai tampilan visual atau sebagai teks. Sebagai tampilan visual

tipografi berfungsi sebagai elemen atau komponen yang ditampilkan dominan dan

biasanya besar atau tebal, biasanya digunakan sebagai judul, subjudul, tajuk utama,

46
dan tajuk pendukung. Tipografi sebagai teks adalah bagian utama dari konten

tertulis, biasanya dalam bentuk paragraf, kolom, atau keterangan (Landa, 2011, hlm

44).

Dalam buku The Anatomy of Type Coles & Spiekermann (2012)

menyebutkan sama seperti tubuh manusia, tipografi memiliki berbagai bentuk dan

proporsi menurut anatominya, varietas ini berasal dari jalur sejarah yang berbeda

seperti perbedaan bahasa atau budaya, atau berasal dari alat yang digunakan seperti

pena atau pahat (Coles & Spiekermann, 2012, hlm 10).

Tata nama tipografi diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Serif

Dalam tipografi serif adalah goresan tambahan kecil yang ditemukan pada

akhir goresan vertikal dan horizontal utama dari beberapa bentuk huruf atau

alfabet.

Menurut Ambrose & Harris (2006) serif adalah karakteristik utama

untuk mengidentifikasi jenis huruf karena berbagai cara di mana mereka

telah digunakan sepanjang pengembangan tipografi. Serif meningkatkan

keterbacaan sepotong teks dengan membantu mata untuk bergerak dari satu

karakter ke karakter berikutnya. Banyak gaya serif mencerminkan zeitgeist

(suasana) pada waktu tertentu, yang beberapa lebih berani, sementara yang

lain lebih bijaksana dan halus (Ambrose & Harris, 2006, hlm 9).

Gambar 2. 27. Tipografi Serif


(Sumber: www.toptal.com)

47
2. Sans Serif

Sans serif tidak memiliki goresan tambahan pada setiap hurufnya, lebih

sering digunakan dalam judul utama atau potongan teks dan subjek yang

lebih pendek atau penting yang dimana membutuhkan nuansa yang lebih

kasual daripada tampilan formal seperti serif. Font sans serif terasa sangat

mudah untuk dibaca pada layar digital seperti komputer atau gawai,

sedangkan pada media cetak font serif dianggap lebih mudah dibaca.

Sebagian besar halaman web menggunakan font dengan jenis sans serif

karena alasan tersebut.

Gambar 2. 28. Tipografi Sans Serif


(Sumber: www.toptal.com)

3. Script

Script merupakan sebuah tipografi yang didesain atau dibuat mengikuti

bentuk tulisan tangan manusia, memiliki stroke yang dinamis seperti huruf

sambung dan memiliki kemiringan.

Gambar 2. 29. Tipografi Script


(Sumber: www.toptal.com)

48
4. Monospace

Jenis huruf monospace tidak proporsional, setiap huruf mengambil jumlah

ruang horizontal yang sama pada kering atau jarak diantara huruf.

Gambar 2. 30. Tipografi Monospace


(Sumber: www.toptal.com)

Ilustrasi dan Fotografi

Menurut Arntson (2012) pada bukunya ‘Graphic Design Basics’ ilustrasi

merupakan sebuah bentuk seni guna merepresentasikan sebuah kejadian secara

visual. Sedangkan fotografi merupakan sebuah bentuk seni atau karya visual yang

dimana secara langsung menangkap kejadian secara nyata. Pada ilustrasi sebuah

karya dapat digambarkan dengan lebih detail. Ilustrasi dapat memperjelas seluruh

bagian pada sebuah karya visual hingga bagian yang terkecil yang mungkin tidak

dapat tertangkap fotografi. Meskipun ilsutrasi secara penggunaannya untuk

menggambarkan suatu kejadian dapat lebih fleksibel, namun pada suatu karya

fotografi biasanya kesan yang dimiliki akan terasa lebih kuat dan audiens seakan-

akan dapat merasakan dan memiliki relasi emosi dengan kejadian tersebut secara

langsung (Arntson, 2012, hlm 151-166).

Menurut Tom Ang pada bukunya Digital Photography: An Introduction, 5th

Edition sebuah komposisi fotografi dapat dikatakan berfungsi dengan baik jika

susunan elemen subjek dapat berkomunikasi secara efektif kepada audiens dengan

49
gambar yang ditampilkan. Untuk dapat menghasilkan komposisi foto yang baik

adalah dengan mencari dan menggunakan elemen pendukung pada sebuah adegan

foto kemudian atur penyesuaian kamera agar dapat menarik setiap elemen pada foto

dan juga mendukung pesan yang disampaikan pada sebuah foto (Ang, 2018, hlm

12).

Adapun penggunaan foto pada perancangan ini sebagai penggambaran dari

ide, konsep, dan pesan yang akan disampaikan, kemudian penambahan ilustrasi

digunakan sebagai pendukung pada foto untuk memperjelas arti, maksud, dan

tujuan dari pesan yang ingin disampaikan kepada target audiens.

Videografi

Menurut Millerson & Owens (2008) pada bukunya Video Production Handbook,

Fourth Edition perbedaan antara "produksi video" dan "produksi televisi" menjadi

semakin kabur. Sebagian besar produksi video berkaitan dengan pembuatan

program nonbroadcast. Produksi video umumnya didistribusikan melalui DVD atau

online. Meskipun produksi video umumnya dibuat dengan anggaran yang lebih

rendah, itu tidak berarti bahwa target audiens lebih rendah. Seperti pada YouTube

meskipun sederhana namun jutaan orang melihat produksi video setiap harinya

(Millerson & Owens, 2008, hlm 1).

50

Anda mungkin juga menyukai