PROPOSAL TESIS
SITARESMI ADITYANINGRUM
NIM 181008
PROPOSAL TESIS
Diajukan kepada
STKIP PGRI Jombang
Untuk memenuhi salah satu persyaratan
Dalam menyelesaikan program Magister
Oleh :
Sitaresmi Adityaningrum
NIM 181008
ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Proposal Tesis Oleh Sitaresmi Adityaningrum ini telah diperiksa dan disetujui
untuk diujikan.
Jombang, 27 Juli 2021
Pembimbing 1
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN
Dewan Penguji
Mengesahkan, Mengetahui,
Ketua STKIP PGRI Jombang Ketua Program Studi
Pendidikan Matematika
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Kepribadian” adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya
dalam proposal tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam Daftar
Pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Sitaresmi Adityaningrum
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
“Proses Pemecahan Masalah Matematika Peserta Didik SMK pada Materi PLTV
terwujud tanpa bantuan, doa, bimbingan dan arahan dari semua pihak.
memberikan bimbingan, arahan dan motivasi sehingga penulisan proposal tesis ini
dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa proposal tesis ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun demi
Sitaresmi Adityaningrum
NIM. 181008
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Cover................................................................................................. i
Halaman Judul.................................................................................................. ii
Kata Pengantar.................................................................................................. vi
Daftar Tabel...................................................................................................... ix
Daftar Gambar.................................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Batasan Masalah......................................................................................... 7
E. Manfaat Penelitian...................................................................................... 8
C. Tipe Kepribadian........................................................................................ 18
vii
BAB III METODE PENELITIAN (PERLU DIEDIT)
A. Jenis Penelitian........................................................................................... 31
B. Subjek Penelitian........................................................................................ 31
E. Prosedur Penelitian..................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 48
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1 Indikator pemecahan masalah John Dewey...............................................
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Kerangka Konseptual Penelitian .............................................................. 30
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menduduki peran penting, hal itu dapat dilihat dari jenjang sekolah SD
akhir.
1
menerapkan konsep atau logaritma secara efisien, luwes, akurat, dan tepat
menyelesaikan model matematika, dan memberi solusi yang tepat, dan (d)
peserta didik juga dapat berusaha untuk belajar mengenai konsep yang belum
yang sama.
2
didik dalam mengembangkan ide-ide guna membangun pengetahuan baru dan
satu kunci utama yang terdapat pada proses pembelajaran matematika. Proses
pemecahan masalah matematika oleh peserta didik dapat dilihat dari cara atau
oleh para ahli, salah satunya John Dewey. Peneliti akan meneliti langkah
didik meninjau masalah secara kritis dari berbagai sudut pandang, (3)
3
Mengumpulkan data yaitu langkah peserta didikmencari dan menggambarkan
kebiasaan yang mengarah pada dunia kerja yang dipandang sebagai latihan
dalam mata pelajaran produktif saja melainkan pada mata pelajaran adaptif,
masalah tentunya berbeda - beda. Hal ini dikarenakan perbedaan tingkah laku
setiap peserta didik. Oleh karena itu dalam memilih metode pembelajaran
4
mempertimbangkan perbedaan tingkah lakupeserta didik. Perbedaan tingkah
laku pada setiap individu, peserta didik, maupun pengajar terjadi karena
tercermin dari pola dan ciri-ciri tingkah laku mereka seperti suka bekerja
Idealist, Artisan dan Guardian. Individu dengan tipe guardian lebih suka
mengikuti prosedur rutin dengan instruksi detail, atau dengan kata lain tipe ini
dengan tipe artisan menyukai bentuk kelas yang banyak diskusi dan
menyukai perubahan dan tidak suka pada kestabilan. Individu dengan tipe
menyukai membaca dan menulis sehingga lebih cocok jika diberi tes
berbentuk uraian atau soal cerita. Individu dengan tipe rational menyukai
cara belajar dengan pemecahan masalah yang kompleks, lebih suka belajar
dan gaya dasar hidupnya. Oleh karena itu, tipe kepribadian ini sesuai untuk
5
memperoleh, mengolah, menyimpan, dan memanggil kembali informasi yang
Salah satu materi yang ada pada pelajaran matematika adalah materi
(KD) pada materi ini adalah menyusun sistem persamaan linier tiga variabel
dari masalah kontekstual yang berkaitan dengan sistem persamaan linier tiga
dicapai oleh peserta didik terlihat bahwa aplikasi materi SPLTV di kehidupan
sehari – hari bisa dibilang cukup banyak, salah satunya dikarenakan soal
SPLTV berupa soal cerita. Soal cerita adalah soal yang berkaitan dengan
Kesulitan yang paling banyak dialami peserta didik dalam menyelesaikan soal
cerita adalah kesulitan dalam memahami soal (Hanifah, 2009). Hal ini juga
didik kesulitan dalam memahami maksud dari soal cerita SPLTV dan
rendah. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian yang berjudul “proses
6
B. Batasan Masalah
2. Subjek adalah masing – masing satu peserta didik dengan tipe kepribadian
C. Pertanyaan Penelitian
7
D. Tujuan Penelitian
sebagai berikut.
E. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritik
8
c) Hasil penelitian ini diharapkan menjadi suatu pertimbangan dalam
2. Secara praktis
guru.
ini, maka perlu diberikan definisi istilah yang digunakan. Adapun definisi
tersebut adalah:
relevan dengan masalah guna mecari solusi dari soal-soal yang diberikan.
9
2. Pemecahan masalah matematika dalam penelitian ini mengacu pada
Jadi “proses pemecahan masalah matematika peserta didik SMK pada materi
didik SMK ditinjau dari tipe kepribadian menurut David Keirsey yaitu tipe
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
menyelesaikannya akan tetapi tidak tahu secara langsung apa yang harus
dengan benar, maka soal tersebut tidak dapat dikatakan sebagai masalah bagi
anak tersebut.
situation. Masalah tidak dapat dipandang sebagai hal yang hanya membebani
manusia saja, akan tetapi justru harus dipandang sebagai sarana untuk
para ahli yang kini dinikmati manusia karena adanya suatu masalah (M. J.
Dewiyani S, 2008).
masalah adalah situasi dimana individu ingin melakukan sesuatu tetapi tidak
tahu cara dari tindakan yang diperlukan untuk memperoleh apa yang
11
diinginkan. Masalah jika dikaitkan dengan matematika menurut Lencher
pemikiran yang asli atau imajinasi. Masalah adalah suatu keadaan dimana
masalah matematika dalam penelitian ini adalah soal yang bersifat non rutin
matematika, yaitu:
atau mendapatkan nilai atau objek tertentu yang tidak diketaui dalam soal
dan memenuhi kondisi atau syarat yang sesuai dengan soal. Objek yang
dicari atau ditanyakan, syarat-syarat yang memenuhi soal, dan data atau
12
sedangkan untuk membuktikan bahwa suatu pernyataan tidak benar cukup
pemecahan masalah adalah suatu proses, yaitu cara dimana seorang individu
pemahaman untuk memenuhi syarat atau kondisi dari situasi yang berbeda.
konsep yang sudah ada maupun yang sedang dipelajari. Dengan pemecahan
sebagai sarana untuk mengasah penalaran yang cermat, logis, kritis, dan
masalah.
satunya melalui soal. Soal yang dapat menimbulkan masalah bagi peserta
didik yaitu ketika peserta didik membutuhkan usaha dengan berbagai strategi
13
strategi pemecahan dari strategi pemecahan yang dimiliki sebelumnya.
sebuah jawaban yang telah diperoleh. Peserta didik harus menerapkan apa
yang ia pelajari pada situasi yang baru dan berbeda tersebut. Oleh karena itu
seorang guru harus merancang sebuah model pemecahan masalah yang dapat
Seperti yang diungkapkan oleh Toh, Quek, Leong (2012) bahwa a problem-
solving attempts.
confidence in unfamilyar situations that will serve them weel outside the
keingintahuan, ketekunan dan percaya diri dengan situasi yang tidak biasa
14
Langkah-langkah pemecahan masalah menurut John Dewey (dalam
penyelesaian;
hipotesis;
jelas
15
5. Pembuktian hipotesis : Kecakapan menelaah dan membahas data,
setiap pilihan.
SMKN Gudo pada materi SPLTV. Jadi indikator proses pemecahan masalah
kehidupan setiap hari maupun di dunia kerja semakin besar dan terus
16
kebutuhan tersebut dengan menjadikan pemecahan masalah matematika
proses yang harus diserap pada semua program dan menyediakan konteks di
masalah pada situasi baru. Pemecahan masalah berarti terlibat dalam tugas
yang metode atau solusi tidak diketahui sebelumnya. Karena itu, dalam
rangka mencari solusi, peserta didik harus menggali pengetahuan mereka, dan
matematika baru. Peserta didik harus memiliki kesempatan yang sering untuk
17
merumuskan, berinteraksi dengan matematika, dan memecahkan masalah
dengan berbagai proses dan konsep. Pemecahan masalah dapat menjadi cara
bagi peserta diidk untuk membuat keputusan bebas, tentang bagaimana untuk
Dari soal tersebut akan ditemukan perbedaan hasil jawaban peserta didik
yang juga adalah hasil performance peserta didik sebagai problem solver
18
didik. Dengan demikian, maka dengan diketahuinya proses pemecahan
C. Tipe kepribadian
Kepribadian adalah suatu ciri khas baik sikap atau tingkah laku yang
dimiliki setiap individu dan itu membedakan antara individu yang satu
tingkah lakunya yang unik. Jadi dapat disimpulkan bahwa kepribadian adalah
susunan sistem psikofisis yang khas pada tiap individu yang didapatkan dari
19
empat tipe kepribadian yaitu, the guardians (the epimethean temperament),
bagaimana gaya dasar hidupnya (judging atau perceiving). Yang mana pada
penggolongan ini perbedaan nyata yang dapat dilihat dari seseorang adalah
beserta prosedur yang teratur. Peserta didik dengan tipe ini menyukai
perintah secara tepat dan nyata. Materi harus diawali pada kenyataan
tidak selalu berpartisipasi dalam kelas diskusi, tetapi tipe ini menyukai
saat tanya jawab. Tidak menyukai gambar, namun lebih condong kepada
20
lalu dan kegunaan dimasa yang akan datang. Jenis tes yang disukai
terhadap kestabilan. Artisan selalu aktif dalam segala keadaan dan selalu
ingin menjadi perhatian dari semua orang, baik guru maupun teman-
Artisan akan cepat bosan, apabila pengajar tidak mempunyai teknik yang
idealist kurang cocok dengan bentuk tes objektif, karena tidak dapat
21
Tipe rational menyukai penjelasan yang didasarkan pada logika.
guru yang menjelaskan selain materinya, namun juga mengapa atau dari
lain.
22
didasarkan logika.
b. Pada tipe ini dapat menerima materi dengan intelektual
yang tinggi.
c. Tidak hanya menjelaskan materi tetapi juga dari mana
asalnya yang dijelaskan tersebut.
d. Model belajar yang disukai adalah eksperimen, penemuan,
eksplorasi dan pemecahan masalah kompleks.
4 Idealist a. Peserta didik dalam tipe ini menyukai materi tentang ide-
ide
b. Tipe ini lebih menyukai dalam menyelesaikan tugas secara
mandiri daripada secara kelompok
c. Didalam tipe ini menyukai membaca dan menulis
d. Tipe ini menyukai kelas kecil, karena setiap anggota jadi
lebih mengenal satu sama lain.
yang relevan dengan penelitian yang akan penulis lakukan, yakni yang
23
peserta didik berdasarkan teori John Dewey pada materi trigonometri
secara umum masuk dalam kategori sedang. Hal ini terlihat dari hasil tes
Dewey yang kurang maksimal dari setiap kelompok yaitu pada langkah
2. Agustin, Diyin Ayu Mentari (2018) jurnal dengan hasil dari penelitian
artisan. Hal ini sesuai dengan teori yang di sebutkan oleh Keirsey dari
peserta didik tipe ini selalu aktif dalam segala kondisi dan ingin menjadi
24
Segala sesuatu dikerjakan dan diketahui secara cepat, cenderung. tergesa-
Keirsey, peserta didik yang lebih dominan adalah peserta didik yang
25
menuliskan dengan benar dan lengkap apa yang diketahui dan apa
sebelumnya.
tahap ini subjek IR mampu mengaitkan antara hal yang diketahui dan
dengan lengkap apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada
soal karena hal itu sudah sangat jelas. (2) Merencanakan strategi:
pada tahap ini subjek RT mampu menerima informasi yang ada pada
26
subjek RT mampu menyelesaikan soal sesuai strategi yang telah
dirancang.
apa yang diketahui pada soal karena tipe ini cenderung mengabaikan
informasi yang ada pada soal. (3) Melaksanakan rencana: pada tahap
Polya Siswa Kelas X IPA 3 SMA Negeri 3 Jember” yang bertujuan untuk
soal cerita sub pokok bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
27
sebesar 5,00%; kesalahan menyusun rencana sebesar 21,50%; kesalahan
kembali solusi yang diperoleh sebesar 18,00%. Pada penelitian ini faktor
Tabel 2.4 perbedaan dan persamaan penelitian yang relevan dengan penelitian
yang akan dilakukan
Judul Penelitian yang
No. Perbedaan Persamaan
Relevan
1. Penelitian oleh Rianto, V M a. Mendeskripsikan a. Langkah
(2018) yang berjudul proses pemecahan pemecahan
“kemampuan pemecahan masalah peserta didik masalah
masalah peserta didik b. Soal tes yang berdasarkan John
berdasarkan teori John digunakan adalah Dewey
Dewey pada materi mengenai sistem
trigonometri” persamaan linier
c. Analisis pemecahan
masalah berdasarkan
tipe kepribadian
peserta didik
2. Penelitian oleh Agustin, a. Mendeskripsikan a. Subjek yang
Diyin Ayu Mentari (2018) proses pemecahan diambil adalah
dengan judul penelitian masalah matematika subjek dengan tipe
“proses berpikir matematis b. Menggunakan langkah kepribadian keirsey
peserta didik dalam pemecahan masalah
memecahkan masalah John Dewey
matematika ditinjau dari tipe c. Subjek dalam
kepribadian Keirsey” penelitian yang akan
dilakukan adalah
peserta didik SMK
3. Penelitian oleh Khamidah, a. Mendeskripsikan a. Subjek yang diteliti
Kusnul (2016) dengan proses pemecahan adalah subjek
judul“proses berpikir masalah dengan tipe
matematis dengan langkah b. Langkah pemecahan kepribadian
Polya berdasarkan tipe masalah berdasarkan Keirsey
kepribadian Keirsey” John Dewey
4. Penelitian oleh Kasriana, a. Mendeskripsikan a. Subjek yang diteliti
Rosid Ode (2018) dengan proses pemecahan adalah peserta
judul penelitian“deskripsi masalah didik yang
kemampuan pemecahan b. Langkah penyelesaian memiliki tipe
masalah trigonometri ditinjau masalah berdasarkan kepribadian keirsey
28
dari tipe kepribadian dan langkah John Dewey
tingkat kecemasan belajar c. Materi yang
peserta didik kelas X SMA digunakan adalah
Neger 6” sistem persamaan
linier
5. Penelitian yang dilakukan a. Tujuan penelitian a. Materi yang
oleh Hidayah (2015) yang adalah untuk digunakan dalam
berjudul “Analisis Kesalahan mendeskripsikan tes pemecahan
dalam Menyelesaikan Soal proses pemecahan masalah adalah
Cerita Sub Pokok Bahasan masalah system persamaan
Sistem Persamaan Linear b. Langkah pemecahan linier
Dua Variabel Berdasarkan masalah berdasarkan
Langkah Penyelesaian Polya langkah John Dewey
peserta didik Kelas X IPA 3
SMA Negeri 3 Jember”
maka soal tersebut tidak dapat dikatakan sebagai masalah (Nurfatanah, 2018).
29
sehingga dapat mempermudah guru dalam memberikan pelayanaan atau
tentunya tidak semua peserta didik dapat menyelesaikannya dengan tepat. Hal
masalah.
30
Proses pemecahan masalah matematika peserta didik pada materi SPLTV ditinjau dari tipe kepribadian
Keterangan :
: kegiatan
: urutan
kegiatan
: hasil
kegiatan Gambar 2.1
Kerangka Konseptual Penelitian
BAB III
METODE PENELITIAN
31
A. Jenis Penelitian
data berupa lisan atau kata tertulis dari seorang objek yang telah diamati dan
memiliki karakteristik bahwa data yang diberikan merupakan data asli dan
menyeluruh, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,
pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
B. Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah peserta didik kelas X TKJ 1 dengan
kemampuan berkomunikasi.
berikut :
Mulai
Penentuan Kelas
Calon32
Subjek
Ya
Diperoleh subjek penelitian
Mulai penelitian
Keterangan :
: kegiatan
: urutan
kegiatan
: pilihan
: hasil
kegiatan
: siklus
jika
diperlukan
Gambar 3.1
Diagram Alur Pemilihan Subjek Penelitian
sebagai berikut:
33
1. Angket Pemilihan Subjek
Sorter yang diberikan kepada seluruh peserta didikpada suatu kelas untuk
dengan jumlah satu butir soal dan waktu pengerjaan tes selama 30 menit.
3. Wawancara
34
D. Instrumen Penelitian
(2003) berpendapat bahwa instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang
hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga
lebih mudah diolah. Salah satu ciri penelitian kualitatif, yaitu manusia sebagai
sebagai berikut:
1. Instrumen Utama
atau alat penelitian yang sangat penting adalah peneliti itu sendiri karena
dalam penelitian.
35
oleh David Keirsey. KuesionerThe Keirsey Temperament Sorter pada
alokasi waktu 30 menit. Soal berupa tes uraian agar peserta didik dapat
John Dewey. Masalah matematika ini akan dikerjakan oleh peserta didik
divalidasi oleh validator ahli untuk menentukan isi apakah sudah sesuai
Mulai
Penyusunan Instrumen
Draf 36
tes pemecahan masalah
Validasi Ahli
Valid
Tidak
Ya
Selesai
Keterangan :
: kegiatan
: urutan
kegiatan
: pilihan
: hasil
kegiatan
: siklus
jika
diperlukan
Gambar 3.2
Diagram Alur Penyusunan Instrumen
4. Pedoman Wawancara
jenis wawancara ini proses wawancara dapat bersifat fleksibel dan dapat
37
merumuskan tujuan wawancara, membuat gambaran atau kisi-kisi
ditetapkan.
sebagai berikut :
Mulai
Penyusunan pedoman
wawancara
Gambar 3.3
Diagram Alur Pedoman Wawancara
E. Prosedur penelitian
38
Prosedur penelitian adalah langkah-langkah yang harus dilalui dan
sebagai berikut:
1) Kegiatan Pendahuluan
Indikator yang dilihat adalah indikator sesuai dengan tahap John Dewey.
proses pemecahan masalah. Data yang diperoleh dari wawancara ini dapat
39
dua dosen Pendidikan Matematika STKIP PGRI Jombang. Apabila telah
valid, maka perlu dilakukan revisi sampai instrumen yang akan digunakan
memenuhi kriteria.
6) Wawancara
yang kurang atau belum didapatkan dari lembar jawaban peserta didik.
didapat.
7) Menganalisis Data
40
Seluruh data yang diperoleh akan dianalisis. Pada penelitian ini yang
soal cerita, dan hasil wawancara. Analisis ini digunakan untuk memenuhi
8) Menarik Kesimpulan
41
Mulai
Penyusunan
instrumen
Uji Validitas
Instrumen
Validasi ahli
Revisi
Valid Tidak
Ya
Memberikan Angket
Penentuan Subjek
Kesimpulan
Gambar 3.4
Diagram Prosedur Penelitian
42
F. Triangulasi Data
sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan
observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila
pengolahan data dalam bentuk kata-kata bukan berupa data statistik. Analisis
data deskriptif kualitatif dilakukan pada hasil tes pemecahan masalah dan
43
1. Analisis Validitas Instrumen
sangat valid. Jika nilai kevalidan tidak memenuhi standar valid atau
sangat valid maka perlu dilakukan revisi sesuai dengan saran validator.
untuk memilih salah satu pilihan tersebut yang paling sesuai dengan apa
perbedaan kepribadian dilihat dari hasil tes peserta didik apakah dominan
44
Keirsey Temperament Sorterterdapat empat perbandingan ketentuan
perbandingan (T) atau (F), dan 20 pertanyaan pada perbandingan (J) atau
(P). Cara menentukan hasil dari setiap perbandingan adalah dengan cara
jumlah salah satu tipe lebih besar, maka tipe itu yang akan menjadi salah
45
1 2 3 4 3 4 5 6 5 6 7 8 7 8
3 4 5 6 7 8
1 2 3 4 5 6 7 8
E I S N T F J P
2002). Analisis data dilakukan terbatas pada apa yang dikerjakan peserta
46
masalah matematika yang terkait dengan abstraksi berdasaran
langkah-langkah Polya.
47
Mulai
Subjek Penelitian
cP
Ya Keterangan :
: kegiatan
: urutan
Data Kredibel kegiatan
: pilihan
: hasil
kegiatan
Analisa Data : siklus
48 jika
diperlukan
Gambar 3.5
Diagram Alur Teknik Analisis Data
49
DAFTAR PUSTAKA
Akyuz, H. I., Yetik, S. S., dan Keser, H. (2012). Preservice Teachers Perceptions
About Their Probelm Solving Skills in the Scenario Based Blended
Learning Environment. Turkish Online Journal of Distance Education.
50
Berdasarkan Metode Analisis Kesalahan Newman (Studi Kasus SMP
Bina Bangsa). Surabaya: IAIN.
Keirsey, David dan Bates, Marilyn. 1985. Please Understand Me. California:
Promotheus Nemesis Book Company.
Khamidah, Khusnul & Suherman. 2016. Proses Berpikir Matematis Siswa dalam
Menyelesaikan Masalah Matematika Ditinjau dari Tipe Kepribadian
Keirsey. Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 7, No. 2, 2016,
Hal 231 - 248
Krulik, Stephen & J.A Rudnick, (1988). Problem Solvig: A Handbook for
Elementary School Theacers. Boston: Allyn & Bacon Inc
51
Matematis Siswa SMP. Disertasi. Bandung: FPMIPA Universitas
Pendidikan Indonesia.
Leong, Y.H., Toh, T.L, dkk. 2012. “Relooking ‘Look Back’: A Student’s Attempt
At Problem Solving Using Polya’s Model”. International Journal of
Mathematical Education in Science and Technology.
Rahardjo, M., & Waluyati, A. 2011. Pembelajaran Soal Cerita Operasi Hitung
Campuran Di Sekolah Dasar. Yogyakarta: Kementerian Pendidikan
Nasional.
52
Syaharuddin. (2016). Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Dalam Hubungannya Dengan Pemahaman Konsep Ditinjau Dari Gaya
Belajar Siswa Kelas VIII Smpn 4 Binamu Kabupaten Jeneponto.
Thesis. Universitas Negeri Makassar.
53