Anda di halaman 1dari 8

NUR ADILA

10002984

AQH 101

Membuat Essay dari Topik (1)

Kalimat ‫ ال إله إال هللا‬sering diterjemahkan menjadi “tidak ada Tuhan selain

Allah”. Dampak dari terjemahan ini muncul pemahaman bahwa orang yang

sudah mengakui Allah sebagai Tuhannya telah sempurna tauhidnya meskipun

orang tersebut selalu melakukan pengkeramatan terhadap kuburan orang-

orang shalih dan benda-benda pusaka

Jumlah Percobaan (1)


I. PENDAHULUAN

Laa Ilaha Illallahu merupakan pintu gerbang memasuki cahaya islam yang rahmatalilallamin

Adalah kalimat tauhid yang merupakan bagian dari syahadatain. Kalimat tauhid adalah

pengakuan seorang hamba bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, inilah terjemahan yang

sering kita dengar dalam bahasa Indonesia. Namun masih banyak kita temui orang islam

yang sudah membaca kalimat ini tetapi masih melakukan amalan-amalan seperti pergi

kedukun, menyembah kuburan orang yang shaleh dan amalan-amalan syirik

lainnya.Perbuatan ini jelas bertentangan dengan muatan dahsyat yang terkandung dalam

kalimat tauhid. Dalam bab selanjutnya penulis akan memaparkan pendapat penulis mengapa

hal ini bisa terjadi demikian. Apakah ini memiliki kaitannya dengan penerjemahan kedalam

bahasa Indonesia atau ada faktor lain yang mempengaruhinya?


II. PEMBAHASAN

Adalah kalimat tauhid, Laa Ilaha Illallahu yang memiliki muatan yang maha dahsyat.

Dahsyatnya kalimat ini dapat kita temui dalam hadist nabi

ِ ‫َم ْن قَا َل الَ ِإلَهَ ِإالَّ هَّللا ُ َو َكفَ َر بِ َما يُ ْعبَ ُد ِم ْن دُو ِن هَّللا ِ َح ُر َم َمالُهُ َو َد ُمهُ َو ِح َسابُهُ َعلَى هَّللا‬

“Barangsiapa yang mengucapkan kalimat Laa Ilaaha Illallah dan kufur/mengingkari

terhadap seluruh ibadah kepada selain Allah (maka) darahnya dan hartanya haram

(terlindungi) sedangkan hisabnya (perhitungan amalmya) di sisi Allah”[11].

(HR. Muslim no. 23, Alhijrah.com)

Sungguh besar ganjaran yang akan kita peroleh melalui kalimat ini. Nikmat yang sangat

besar manakala ada jaminan dari Allah bagi siapa yang mengucapkan kalimat agung ini.

Namun prakteknya, masih banyak orang muslim yang melakukan ritual lain seperti

meyembah kuburan, pergi kedukun dan perkara lain yang menyebabkan ia terjatuh pada

kesyirikan. Meskipun mereka sudah mengucapkan kalimat tersebut setiap hari.

Sungguh ajaib perkara tersebut. Kenapa bisa terjadi demikian? Apakah ada kaitannya

dengan terjemahan yang di ketahui selama? Penerjemahan kata Laa Ilaha Illallahu menjadi

tiada Tuhan selain Allah menurut hemat penulis adalah penerjemahan yang sudah benar,

namun makna tersebut masih mentah dan dangkal. Tidak mungkin Allah memberikan

ganjaran yang sangat besar seandainya muatan yang terkandung tidak besar. Penulis

meyakini kalimat ini adalah kalimat yang bermuatan sangat dahsyat.

Disisi lain, masih banyak orang-orang muslim melakukan ritual-ritual lain yang menjurus

kepada kesyirikan seperti menyembah kuburan, mengkultuskan benda pusaka, pergi


kedukun dan lain sebagainya. Padahal ia sudah mengucapkan kalimat agung ini setiap hari

dalam shalat ataupun zikir-zikir mereka. Ini jelas saja tidak sejalan dengan hadist diatas.

Adapun masalah ini bukan sesuatu yang baru, karena pada zaman dahulu pun sudah terjadi

peristiwa seperti ini, dimana mereka menjadikan tidak menjadikan Allah sebagai satu satunya

sembahan mereka. Firman Allah dalam surah At Taubah: 31 karena agama islam ini adalah

agama yang Allah ridai, maka kabar akan peristiwa ini juga sudah

Firman Allah Swt.:

}‫{اتَّخَ ُذوا َأحْ بَا َرهُ ْم َو ُر ْهبَانَهُ ْم َأرْ بَابًا ِم ْن دُو ِن هَّللا ِ َو ْال َم ِسي َح ا ْبنَ َمرْ يَ َم‬

Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain

Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putra Maryam. (At-Taubah: 31)

Imam Ahmad, Imam Turmuzi, dan Imam Ibnu Jarir telah meriwayatkan melalui berbagai

jalur dari Addi ibnu Hatim r.a. yang menceritakan:

‫ ةٌ ِم ْن‬lَ‫هُ َو َج َماع‬lُ‫ت ُأ ْخت‬


ْ ‫ َر‬l‫ فَُأ ِس‬،‫ َر فِي ْال َجا ِهلِيَّ ِة‬l‫َص‬ َ ِ ‫َأنَّهُ لَ َّما بَلَ َغ ْتهُ َد ْع َوةُ َرسُو ِل هَّللا‬
َّ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ف َّر ِإلَى‬
َّ ‫ ْد تَن‬lَ‫انَ ق‬l‫ َو َك‬،‫ ِام‬l‫الش‬

ِ ‫د‬l ُ‫اَل ِم َوفِي ْالق‬l ‫ور َّغبته فِي اِإْل ْس‬


‫ُوم َعلَى‬ ْ ‫ فَ َر َج َع‬،‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َعلَى ُأ ْختِ ِه َوَأ ْعطَاهَا‬
َ ،‫ت ِإلَى َأ ِخيهَا‬ َ ِ ‫من َرسُو ِل هَّللا‬
َّ ‫ ث َّم‬،‫قَوْ ِم ِه‬

‫ فتح َّدث‬،‫ َوَأبُوهُ َحاتِ ٌم الطَّاِئ ُّي ْال َم ْشهُو ُر بِ ْال َك َر ِم‬، ‫ َو َكانَ رَِئيسًا فِي قَوْ ِم ِه طَيٍِّئ‬l،َ‫ي ْال َم ِدينَة‬
ّ ‫ فَقَ ِد َم َع ِد‬،‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
َ ِ ‫ُول هَّللا‬
ِ ‫َرس‬

َ ِ ‫و ُل هَّللا‬l‫ فَقَ َرَأ َر ُس‬،‫ض ٍة‬


‫ ِه‬l‫لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي‬l‫ص‬ َّ ِ‫صلِيبٌ ِم ْن ف‬ ِ ُ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َوفِي ُعن‬
ّ ‫ق َع ِد‬
َ ‫ي‬ َ ِ ‫َخَل َعلَى َرسُو ِل هَّللا‬
َ ‫ فَد‬،‫النَّاسُ بِقُدُو ِم ِه‬

‫ ِإنَّهُ ْم َح َّر ُموا َعلَ ْي ِه ُم‬،‫ "بَلَى‬:‫ال‬ ُ ‫ فَقُ ْل‬:‫ارهُ ْم َو ُر ْهبَانَهُ ْم َأرْ بَابًا ِم ْن دُو ِن هَّللا ِ} قَا َل‬
َ َ‫ فَق‬.‫ ِإنَّهُ ْم لَ ْم يَ ْعبُدُوهُ ْم‬:‫ت‬ َ َ‫ {اتَّ َخ ُذوا َأحْ ب‬:َ‫َو َسلَّ َم هَ ِذ ِه اآْل يَة‬

‫ولُ؟‬llُ‫ا تَق‬ll‫ َم‬، ُّ‫ ِدي‬l‫ا َع‬lَ‫ "ي‬:‫لَّ َم‬l‫ ِه َو َس‬lْ‫لَّى هَّللا ُ َعلَي‬l‫ص‬ َ ِ‫ فَ َذل‬،‫ فَاتَّبَعُوهُ ْم‬،‫ َوَأ َحلُّوا لَهُ ُم ْال َح َرا َم‬،‫ْال َحاَل َل‬
َ ِ ‫و ُل هَّللا‬l‫ا َل َر ُس‬lَ‫ َوق‬."‫ك ِعبَا َدتُهُ ْم ِإيَّاهُ ْم‬

َ َ‫رُّ كَ َأ ْن يُق‬lِ‫ هَّللا ُ َأ ْكبَرُ؟ فَهَلْ تَ ْعلَ ُم َش ْيًئا َأ ْكبَ َر ِمنَ هَّللا ِ؟ َما يُفرك؟ َأيُف‬:‫أيُفرّك َأ ْن يُقَا َل‬
‫ ٍه ِإاَّل هَّللا ُ"؟ ثُ َّم‬lَ‫لْ تَ ْعلَ ُم ِم ْن ِإل‬lَ‫هَ ِإاَّل هَّللا ُ؟ فَه‬lَ‫ال اَل ِإل‬l

‫ارى‬
َ l‫ص‬ ُ ‫ "ِإ َّن ْاليَهُو َد َم ْغ‬:‫رأيت َوجْ هَهُ ا ْستَ ْب َش َر ثُ َّم قَا َل‬
َ َّ‫ َوالن‬،‫وبٌ َعلَ ْي ِه ْم‬l‫ض‬ ُ ‫ فَلَقَ ْد‬:‫ قَا َل‬،ِّ‫ َو َش ِه َد َشهَا َدةَ ْال َحق‬،‫َدعَاهُ ِإلَى اِإْل ْساَل ِم فََأ ْسلَ َم‬

" َ‫ضالُّون‬
َ

Bahwa ketika sampai kepadanya dakwah dari Rasulullah Saw., ia lari ke negeri Syam. Sejak

zaman Jahiliah ia telah masuk agama Nasrani, kemudian saudara perempuannya ditahan
bersama sejumlah orang dari kaumnya. Lalu Rasulullah Saw. menganugerahkan kebebasan

kepada saudara perempuan Addi ibnu Hatim dan memberinya hadiah. Saudara perempuan

Addi ibnu Hatim kembali kepada saudara lelakinya dan menganjurkannya untuk masuk Islam

dan menghadap kepada Rasulullah Saw. Akhirnya Addi datang ke Madinah. Dia adalah

pemimpin kaumnya, yaitu kabilah Tayyi'; dan ayahnya (yaitu Hatim At-Tai') terkenal dengan

kedermawanannya. Maka orang-orang Madinah ramai membicarakan kedatangan Addi ibnu

Hatim. Addi masuk menemui Rasulullah Saw., sedangkan pada leher Addi tergantung salib

yang terbuat dari perak. Saat itu Rasulullah Saw. sedang membacakan firman-Nya: Mereka

menjadikan orang-orang alim dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah. (At-

Taubah: 31) Addi melanjutkan kisahnya, bahwa ia menjawab, "Sesungguhnya mereka tidak

menyembahnya." Rasulullah Saw. bersabda: Tidak, sesungguhnya mereka mengharamkan

hal yang halal bagi para pengikutnya dan menghalalkan hal yang haram bagi mereka, lalu

mereka mengikutinya; yang demikian itulah ibadah mereka kepada orang-orang alim dan

rahib-rahib mereka. Kemudian Rasulullah Saw. bersabda, "Hai Addi, bagaimanakah

pendapatmu. Apakah membahayakan bila dikatakan Allah Mahabesar? Apakah kamu

mengetahui sesuatu yang lebih besar daripada Allah bila Allah menimpakan bahaya

kepadamu? Apakah membahayakanmu bila dikatakan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah?

Apakah kamu mengetahui ada Tuhan selain Allah?" Rasulullah Saw. mengajaknya masuk

Islam. Akhirnya Addi masuk Islam dan mengucapkan syahadat yang benar. Addi melanjutkan

kisahnya, bahwa setelah itu ia melihat wajah Rasulullah Saw. bersinar ceria, lalu bersabda:

Sesungguhnya orang-orang Yahudi itu dimurkai dan orang-orang Nasrani itu orang-orang

yang sesat.

Hadist diatas menyiratkan adanya ketidaktahuan pada amalan-amalan yang dilakukan. Disini

perlunya dakwah yang diajarkan oleh ulama dan para asatiz yang menjabarkan makna
kalimat tauhid lebih dari sekedar terjemahan harfiah, tiada Tuhan selain Allah, namun lebih

dalam lagi. Sehingga orang-orang yang tersesat dalam pemahaman yang salah dapat kembali

kepada pemahaman yang sesuai dengan al quran dan hadist nabi.


III. SIMPULAN

Berdasarkan pemaparan di atas penulis berpendapat bahwa penerjemahan kalimat tauhid.

tiada Tuhan selain Allah adalah penerjemahan yang benar namun masih mentah dan dangkal.

Sebab ketika diucapkan kalimat tauhid ini dan pemahaman hanya sekedar terjemahan secara

harfiah orang-orang muslim masih melakukan kesyirikan. Allah sudah mengisyaratkan ini

akan terjadi. Akan ada orang-orang yang melakukan penyembahan kepada Nya dan kepada

selain Nya Ulama dan para asatiz adalah orang-orang yang diharapkan untuk meluruskan

kesalahan tersebut. Adalah tanggup jawab semua muslim untuk terus belajar dan terus saling

memberikan nasihat dalam kebenaran. Karna pada sabda nabi di atas kita mengetahui bahwa

dakwah adalah salah satu cara untuk meluruskan amalan yang bengkok.
DAFTAR PUSTAKA

https://alhijroh.com/aqidah/syarat-laa-illaha-illallahu-dan-dalilnya-1/#_ftn11

http://www.ibnukatsironline.com/

Anda mungkin juga menyukai