Anda di halaman 1dari 6

NUR ADILA

10002984

ETH 101

Membuat Essay dari Topik (2)

Kisab Budak Atha Bin Abi Rabah

Jumlah Percobaan (2)


I. Pendahuluan

Hai manusia , sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang

perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling

kenal mengenal. Sesungguhnya orang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang

yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha

mengenal. (Al Hujurat: 23)

Ayat diatas menegaskan bahwa kemulian disisi Allah terletak pada ketakwaan seorang hamba

kepada Rabbnya. Allah tidak melihat kepada rupa seseorang, kepada pangkat, keturunan,

harta benda dan jabatan yang dimilikinya.

Berikut ini penulis akan menuliskan sebuah kisah seorang sahabat nabi yang yang tidak

sempurna dalam rupa fisik, tidak memiliki kekayaan bahkan adalah seorang bekas budak.

Namun kecintaanya kepada Allah menjadikan dia mendapat kemuliaan dan menjadi seorang

ulama besar. Dialah Atha bin Abi Rabah


II. Atha Bin Abi Rabah

Abu Muhammad Atha bin Abi Rabah Aslam bin Shafwan atau yang lebih dikenal dengan

nama Atha bin rabah adalah anak dari seorang budak yang bernama Abi Rabah dan ibunya

bernama Barokah. Ia dilahirkan disebuah desa di Yaman yang bernama Al Janad. Atha wafat

pada tahun 114H

Atha bin Abi Rabah adalah budak dari seorang wanita yang bernama Habibah binti Maisaran

bin Abi Hutsaim. Karena melihat semangat Atha yang tinggi dalam menuntut ilmu, Habibah

memerdekannya dengan mengharap pahala disisi Allah.

Dari Utsman bin Abu Rabah ia berkata “Atha bin Abu Rabah seorang yang bekulit hitam

legam, dikepalanya hanya tumbuhbbeberapa helai rambut. Ia seorang fasih bicaranya, belum

ada seorangpun yang bicara dengan bahasa hijaz sebelum dirinya.”(Siyar Nubala jilid 2 hal

181 )

Setelah dimerdekakan, Atha berkhidmat untuk menjadi budak Allah SWT. Ia tidak

menyianyiakan umurnya. Hari-harinya diisi dengan menuntut ilmu agama. Ia belajar dari

banyak dari kalangan sahabat utama diantaranya adalah Abu Hurairah, Abdullah bin Abbas,

Abdullah bin Zubair, Zaid bin Arqam, Shafwan bin Ummayah, hakim bin Hizam, Abdullah

bin Umar, Ibnu Umar, Jabir dan masih banyak yang lain. Dalam suatu riwayat disebutkan

bahwa Atha belajar pada lebih 200 sahabat.

Dengan didikan para sahabat tidak heran Atha menjadi seorang ulama besar. Aatha bin

Rabah adalah seorang mufti dan musti Masjidil haram.

Atha bin Abu Rabah adalah orang yang pendiam, jika ia sedang bicara, orang sekitarnya

akan terpengaruh oleh ucapannya”


Al Asmui berkata “Atha bin Abu Rabah mengunjungi Abdul Malik yang ketika itu duduk si

atas ranjang, disekelilingnya duduk para pembesaar kerajaan. Ketika itu ia berada di Mekkah

pada musim haji dimasa kekhalifahnnya. Tatkala Abdul Malik melihat Atha bin Abu Rabah,

ia berdiri sebagai tanda hormat dan mengucapkan salam kepadanya, lalu memintanya duduk

bersamanya diranjang berdampingan dengannya. Abdul Malik berkara ,” Wahai Abu

Muhammad sebutkanlah kebutuhanmmu. “IIa berkata”Wahai khallifah, bertaqwalah kepada

Allah dimasjid_Nya dan masjid Rasul-Nya, berjanjilah kepada Nya untuk menghidupkan

suasananya, bertaqwalah kepada Allah terhadap putra-putra Muhajirin dan Ansar, karena

merekalah kamu menduduki jabatanmu ini, bertaqwalah kepada Allah terhadap para penjaga

benteng, karena merekalah pertahanan kaum muslimin, perhatikanlah kosndidi kaum

muslimin, karena kamulah yang paling bertanggung jawab, bertaqwalah kepada Allah

terhadap orang yang mengetuk pintuu, janganlah melalaikan mereaka dan janganlah menutup

pintumu itu dari mereak.” Abdul Malik berkata “”Akan aku laksanakan nasihatmu.”

Kemudian Atha pun bergegas pergi. Serta merta Abdul Malik menahannya seraya

berkata,”Wahai Abu Muhammad, kamu miminta kami untuk kebutuhan orang lain dan kami

telah sanggupi, lalu apa kebutuhanmu?.” Ia berkata Aku tidak butuh kepada makhluk.”

Kemudian ia keluar, lalu Abduk Malik berkata “Demi ayahmu, inilah yang dinamakan

kemuliaan ” (Siyar A’lam An Nubala’ jilid 2 hal 181-182)

Keteladanan Atha bin Abi Rabah

Sungguh agung ajaran Islam. Allah tidak memandang kepada rupa dan pangkat seseorang

untuk diberikan kemulian kepadanya. Dari Atha bin Abi Rabah dapat di ambil pelajaran

bahwa kemulian adalah buah dari ilmu dan ketakwaan kepada Allah. Siapa yang berilmu

niscaya akan mendapatkan kemuliaan. Atha yang merupakan bekas budak dapat

memaksimalkan waktunya setelah dimerdekakan dan menjadi budak Allah saja. Sikap Atha
Bin Abi Rabah terhadap pemimpin sangat patut dicontoh, dia tidak memanfaatkan kebaikan

pemimpin untuk kepentingan pribadinya. Ia mampu memberikan nasihat yang tegas kepada

penguasa tampa rasa segan dan takut.


Daftar Pustaka

Adz Dzahabi.2008. Ringkasan Siyar A’lam An Nubala’.Pustaka Azzam


https://kisahmuslim.com/1755-biografi-atha-bin-abi-raba.html

Anda mungkin juga menyukai