Anda di halaman 1dari 10

Efektivitas Pelaksanaan Operasi Trilateral Maritime Patrol Indomalphi

dalam Menjaga Keamanan Maritim di Wilayah Laut Sulu


Octav Bayu Dirgantara1, Tatit Eko W2, Donny Suharto3
1 Politeknik Angkatan Laut Program Magister Terapan Prodi Strategi Operasi Laut (Seskoal), Jakarta Indonesia
2 Markas Besar TNI, Jakarta Indonesia
3 Komando Armada I, Jakarta Indonesia

e-mail: boeydearguns@ymail.com

Received: 09-12-2019, Accepted: 15-04-2020

Abstrak
Peningkatan aktivitas perompakan bersenjata dan penculikan di Laut Sulu yang mencakup
perairan sekitar Indonesia, Malaysia, dan Filipina telah terjadi sejak 2016 menjadikannya
sebagai salah satu perairan berbahaya di dunia. Untuk itu, Indonesia bersama Malaysia dan
Filipina melakukan kerja sama Trilateral Maritime Patrol (TMP) Indomalphi dalam rangka
menjaga keamanan dan keselamatan maritim sehingga bebas dari gangguan dan ancaman
kekerasan, ancaman navigasi, ancaman sumber daya laut, dan ancaman pelanggaran hukum.
Penelitian ini membahas efektivitas operasi Trilateral Maritime Patrol di Laut Sulu untuk
mengukur efektivitas operasi terhadap penurunan angka pembajakan dan penculikan di Laut
Sulu serta menilai efektivitas operasi TMP dalam menjaga keamanan dan keselamatan
maritim di Laut Sulu dan sekitarnya. Namun, terdapat tantangan internal yang dihadapi oleh
masing-masing Angkatan Laut tiga negara dalam pelaksanaan operasi Trilateral Indomaphi,
baik dari sisi anggaran, ketersediaan unsur/alutsista, maupun personel.
Kata Kunci: Laut Sulu, Trilateral Maritime Patrol Indomalphi, keamanan maritim.
Abstract
Since 2016, in the Sulu Sea which includes waters around Indonesia, Malaysia and the
Philippines, there has been an increase in the activities of armed piracy and kidnappings,
making it a Dangerous Waters in the world. So, Indonesia, together with Malaysia and the
Philippines, cooperated with Indomalphi Trilateral Maritime Patrol to maintain the security and
order of the maritime area so that it is free from harassment and threats of violence, threats of
navigation, threats to marine resources, and threats of law violations. This study reveals the
effectiveness of Trilateral Maritime Patrol operations in maintaining maritime security in the
Sulu Sea. As a result, when measured by decreasing piracy and kidnapping rates in the Sulu
Sea. The Trilateral Indomalphi operation was quite effective in maintaining maritime security
in the Sulu Sea. However, there are internal challenges faced by each of the Navy's three
countries in carrying out Indomalphi's Trilateral operations, both in terms of budget, availability
of elements / defense equipment, and personnel.
Keywords: Sulu Sea, Indomalphi Trilateral Maritime Patrol, effectiveness, maritime security.

Pendahuluan.
Laut Sulu yang mencakup perairan yang dilakukan oleh kelompok Abu Sayyaf
Indonesia, Malaysia, dan Filipina, menjadi dan ISIS Asia Tenggara yang berbasis di
kawasan yang rawan kejahatan. Sejak Maret Filipina Selatan. Sasaran kejahatan itu
2016, terjadi serangkaian peristiwa adalah kapal-kapal yang melintas di wilayah
pembajakan dan perompakan yang disertai perairan Laut Sulu. Kondisi ini menjadikan
penculikan dengan permintaan uang tebusan

14 │Jurnal Maritim Indonesia│Juni 2020, Volume 8 Nomor 1


Laut Sulu termasuk perairan paling Menurut Wahyono (2007), untuk
berbahaya di dunia (Hamzah, 2016). menghadapi tantangan di bidang keamanan
Laut Sulu mempunyai nilai strategis dalam maritim di Laut Sulu, diperlukan kerja sama
keamanan maritim di kawasan Asia Pasifik. antara kapal-kapal perang armada dengan
Laut Sulu tersambung dengan Laut Sulawesi pangkalan-pangkalan Angkatan Laut di
dan terhubung dengan jalur pelayaran dari sepanjang alur-alur pelayaran besar serta
arah Laut Cina Selatan menuju Samudra titik-titik penyempitan alur pelayaran (choke
Hindia melalui Selat Makassar dan Selat points). Pembentukan kerja sama TMP dalam
Lombok. Perairan ini menjadi pilihan bagi bentuk patroli terkoordinasi (Patkor) untuk
aktivitas pelayaran dari Australia dan menjaga keamanan dan keselamatan maritim
Indonesia bagian tengah menuju kawasan di wilayah ketiga negara di Laut Sulu (Dewan
Asia Timur, di samping menjadi lokasi Maritim Indonesia, 2007).
kegiatan nelayan mencari ikan (Andyva dkk, TPM Indomalphi diluncurkan di Tarakan
2018). pada 2017 merupakan tonggak bersejarah
Indonesia, Malaysia, dan Filipina sebagai kerja sama pertahanan maritim antara
negara kawasan Asia Tenggara yang Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Melalui
memiliki wilayah di Laut Sulu sehingga ketiga kerja sama ini, pemerintah dari ketiga negara
negara memegang peranan penting dalam bekerja sama membentuk Maritime
menjaga keamanan di wilayah tersebut. Laut Command Center (MCC) di masing-masing
Sulu-Sulawesi memiliki luas 210.000 km2, negara. MCC Indonesia di Tarakan, MCC
dikelilingi oleh Kepulauan Sulu, Palawan, Malaysia di Tawau, dan MCC Filipina di
Sabah, Mindanao, Kalimantan Utara, dan Bungao (Rustam, 2017). MCC berfungsi
Sulawesi (Storey, 2008). untuk memantau (monitoring) seluruh
Meningkatnya ancaman terhadap perairan di wilayahnya dan selanjutnya akan
keamanan maritim di Laut Sulu tidak lepas berkomunikasi secara intens sehingga saat
dari kurangnya kerja sama dan sinergitas terjadi perompakan, masing-masing MCC
antara ketiga negara sebelumnya. Menurut akan menggerakkan unsur patroli laut
Salim (2017), kerja sama internasional dalam terdekat untuk menanggulangi. Saat
keamanan maritim merupakan suatu hal yang perompak mencoba melarikan diri ke wilayah
tidak bisa dihindari karena ancaman dan negara lainnya, maka di sana telah siaga
tantangan keamanan maritim saat ini kian unsur patroli laut negara tersebut dengan
rumit dengan adanya kemajuan teknologi kontrol dan informasi dari MCC negara
memberi kontribusi negatif terhadap tersebut yang selalu terhubung dengan MCC
keamanan maritim saat ini. di dua negara lain (Kemhan.go.id).

Efektivitas Pelaksanaan …..│Oktav, Tatit, Donny │15


Metode Penelitian perompakan laut (sea robbery) yang disertai
Penelitian terhadap kerja sama TMP dengan penculikan oleh kelompok Abu
Indomalphi dilakukan untuk mengetahui Sayyaf, serta operasionalisasi MCC dalam
tingkat efektivitas kerja sama tersebut dalam melaksanakan pengawasan dan pertukaran
menjaga keamanan dan keselamatan data (sharing information).
maritim di Laut Sulu. Penelitian ini menggunakan metode
Menurut Menurut Sondang Siagian, kualitatif. Data-data primer diperoleh melalui
efektivitas adalah pemanfaatan sumber wawancara dengan para pengambil
daya, sarana dan prasarana dalam jumlah kebijakan dan para pelaku Patroli TMP
tertentu yang secara sadar ditetapkan Indomalphi. Para informan meliputi Atase
sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah Pertahanan (Athan) Filipina untuk Indonesia
barang atas jasa kegiatan yang dan Staff Operation Assistant of the Chief of
dijalankannya. Efektivitas menunjukkan Navy (FOIC), Asisten Operasi, dan Asisten
keberhasilan dari segi tercapai tidaknya Intelijen Lantamal XIII Tarakan, serta
sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil pengawas MCC Tarakan. Informan lainnya
kegiatan semakin mendekati sasaran, adalah Asisten Operasi dan Asisten Intelijen
berarti makin tinggi efektivitasnya (Alfian, Pangkoarmada II, Paban V Kerkamtas
2009). Sedangkan menurut Hidayat, Mabes TNI dan Paban V Straops di Sopsal
efektivitas adalah suatu ukuran yang sebagai penyelenggara operasi TMP.
menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, Para informan ini dibagi dalam 3
kualitas dan waktu) telah tercapai. Semakin kelompok, yaitu kelompok regulator,
besar persentase target yang dicapai, makin operator, dan pengamat. Hasil wawancara
tinggi pula efektivitasnya (Sattar, 2017). tersebut selanjutnya dielaborasikan dengan
Sementara Prasetyo Budi Saksono data-data sekunder berupa naskah hasil
mendefinisikan efektivitas adalah seberapa Joint Working Group (JWG) TMP, laporan
besar tingkat kelekatan output yang dicapai pelaksanaan operasi TMP, Standart
dengan output yang diharapkan dari Operating Procedures (SOP) TMP, Rencana
sejumlah input (Sattar, 2017). Operasi TMP, Hasil-hasil FGD, dan Kuliah
Fokus permasalahan dibatasi pada Kerja Luar Negeri (KKLN) jurusan Filipina di
aktivitas pelanggaran hukum di perairan Laut Manila.
Sulu dan Laut Sulawesi yang menjadi Hasil pengolahan data terhadap para
perhatian bersama ketiga negara atau Area informan selanjutnya dianalisis dengan cara
Maritim of Interest (AMI), khususnya yang membandingkannya dengan teori sea power
terkait dengan aksi pembajakan (piracy) dan

16 │Jurnal Maritim Indonesia│Juni 2020, Volume 8 Nomor 1


dan teori trinitas peran angkatan laut, teori mereka dapat secara resmi melintas keluar
efektivitas, dan teori sinergitas. masuk lewat pintu perlintasan.
Mengutip data ReCAAP (Annual Report
Pembahasan
2018), selama periode Maret 2016 sampai
Kondisi keamanan di perairan Laut Sulu
dengan Juni 2017 atau di masa TMP belum
telah mengalami perbaikan sejak TMP
dilaksanakan, terdapat 59 awak kapal yang
dibentuk oleh pemerintah Indonesia,
diculik di Laut Sulu.
Malaysia, dan Filipina. Secara umum, TMP
Aksi terorisme Kelompok Abu Sayyaf
dinilai berhasil menekan ancaman
menyerbu Kota Marawi di Mindanao pada
pembajakan dan penculikan di Laut Sulu,
pertengahan tahun 2017. Butuh waktu enam
namun masih memiliki ruang untuk
bulan bagi militer Filipina (Armed Forces of
meningkatkan efektivitas operasi secara
the Philippines/AFP) untuk merebut kembali
unilateral (internal Indonesia) dan multilateral.
dan membebaskan kota itu.
Ancaman keamanan maritim di Laut Sulu
Malaysian Institute of Maritime Affairs
pada dasarnya berupa pembajakan dan
(MIMA) menyampaikan jumlah penculikan
penculikan yang disertai permintaan uang
berdasarkan tipe kapal pada periode 2014-
tebusan, meskipun pelaku pembajakan dan
2018, sebagaimana digambarkan pada
penculikan dilakukan oleh Kelompok Abu
Grafik 1.
Sayyaf.
Grafik 1. Angka Penculikan Di Laut Sulu
Jalur perlintasan orang dari Kalimantan
Berdasarkan Jenis Kapal (Amling, 2019)
Utara menuju Malaysia via laut adalah
melalui Tarakan dan Nunukan menuju Tawau
maupun Sandakan. Dari Tawau atau
Sandakan terdapat jalur pelayaran ke
Filipina, yaitu ke Tawi-Tawi dan Zamboanga
melalui perlintasan resmi dan tidak resmi.
Sebagian besar teroris masih
menggunakan jalur resmi dan sisanya
memanfaatkan jalur tidak resmi. Lolosnya
Data MIMA pada Grafik 1 mengonfirmasi
para teroris dari jalur resmi disebabkan tidak
klaim dari aparat keamanan maritim
adanya data yang menyatakan seseorang
Indonesia, Malaysia dan Filipina bahwa TMP
dikategorikan sebagai teroris atau bekas
mampu mengurangi secara signifikan
narapidana teroris. Selama seorang teroris
ancaman keamanan maritim di Laut Sulu
atau bekas narapidana teroris tidak
selama rentang waktu 2017-2018.
dimasukkan ke dalam daftar cekal, maka

Efektivitas Pelaksanaan …..│Oktav, Tatit, Donny │17


Penurunan jumlah data penculikan dibawa ke Pulau Sulu, selanjutnya meminta
merupakan cerminan bahwa ancaman tebusan kepada para keluarganya.
terhadap kapal niaga dan tugboat yang Dinamika tersebut menunjukkan bahwa
melintasi Laut Sulu telah menurun seiring Kelompok Abu Sayyaf melakukan adaptasi
dengan diberlakukannya kebijakan bahwa taktis terhadap TMP Indomalphi karena
hanya tugboat 500 GT ke atas yang boleh kebutuhan kelompok itu terhadap uang hanya
berlayar di perairan tersebut. bisa didapatkan lewat penculikan dan
Kapal niaga dan tugboat 500 GT ke atas penyanderaan.
memperoleh perhatian khusus dari unsur- Oleh karena itu, perlu dibahas kondisi
unsur kapal patroli di Laut Sulu dan keamanan dan keselamatan maritim dikaitkan
pergerakannya dipantau oleh MCC di dengan beberapa teori yang relevan. Pertama,
Tarakan, Bungao, dan Tawau. Pergerakan teori Geoffrey Till (Geoffrey Till, 2004) yang
ekspor batubara dari Indonesia menuju menyatakan bahwa terdapat korelasi antara
Filipina dibatasi hanya dalam bentuk sea control dan good order at sea and
pengangkutan oleh kapal niaga tipe bulk maintenance of maritime consensus dengan
carrier dan tugboat 500 GT ke atas karena kerja sama keamanan dan keselamatan
kedua tipe kapal itu memiliki kecepatan yang maritim antarnegara. Dalam konteks
lebih tinggi. keamanan maritim di Laut Sulu, kegiatan
Turunnya angka pembajakan dan pelayaran seharusnya bebas hambatan. Guna
penculikan di Laut Sulu didukung pula dari menghadapi ancaman itu, Angkatan Laut
data ReCAAP ISC (Tabel 1). Indonesia, Malaysia, dan Filipina

Tabel 1. Data Keamanan Maritim di Laut Sulu melaksanakan operasi untuk kembali
Incident Type 2016 2017 2018 Total menegakkan sea control. Sea control bersifat
Actual 12 3 2 17 relatif. Lewat TMP, ketiga Angkatan Laut
Attempted 6 4 1 11 berhasil menegakkan sea control sehingga
Total 18 7 3 28
tingkat ancaman keamanan maritim
Sumber: ReCAAP’s Annual Report 2018.
mengalami penurunan.
Gencarnya pelaksanaan TMP mengubah
Kedua, Teori Trinitas Peran Angkatan Laut
modus pembajakan dan penculikan. TMP
(Ken Booth, 1977) memuat salah satu peran
Indomalphi bertujuan mengamankan kapal
universal Angkatan Laut, yaitu peran
tugboat batubara dan kapal niaga dari
konstabulari dalam rangka menegakkan
ancaman pembajakan dan penculikan,
hukum di laut, melindungi sumber daya dan
Kelompok Abu Sayyaf mengalihkan
kekayaan laut nasional dan memelihara
sasarannya kepada kapal ikan berbendera
ketertiban di laut. TNI Angkatan Laut bersama
Malaysia. Para awak yang disandera dan

18 │Jurnal Maritim Indonesia│Juni 2020, Volume 8 Nomor 1


Tentera Diraja Laut Malaysia dan the Philippine menghadapi ancaman pembajakan dan
Navy telah menerapkan peran konstabulari di penculikan di Laut Sulu, meskipun masih
Laut Sulu dalam rangka menghadapi ancaman terdapat beberapa hal yang perlu menjadi
terhadap keamanan maritim berupa perhatian bersama, yaitu:
pembajakan dan penculikan. Ancaman Pertama, keterbatasan unsur. Indonesia,
keamanan maritim di Laut Sulu dihadapi oleh Malaysia, dan Filipina merupakan negara yang
Angkatan Laut dan tercakup dalam peran memiliki perairan cukup luas dengan postur
militer dengan peran konstabulari Angkatan Angkatan Laut masing-masing yang belum
Laut. sesuai dengan kebutuhan operasional.
Ketiga, dalam kerangka teori efektivitas, Masing-masing Angkatan Laut memiliki
kerja sama Indonesia, Malaysia, dan Filipina prioritas operasi pengamanan perairan di
dalam menghadapi ancaman pembajakan dan wilayah negara masing-masing, sehingga
perompakan telah menunjukkan efektivitasnya. jumlah unsur yang dapat didispersi ke Laut
Indikator efektivitas itu adalah menurunnya Sulu untuk melaksanakan operasi TMP
angka pembajakan dan penculikan yang menjadi terbatas. Indonesia harus memberikan
didukung oleh data-data dari pihak ketiga yang skala prioritas pada patroli di sektor lain seperti
independen. di Selat Malaka, Laut Natuna, di ketiga ALKI
Keempat, dalam kerangka teori sinergitas dan wilayah perbatasan laut dengan negara di
A.F Stones James, sinergitas didefinisikan sekitarnya.
sebagai hubungan antara dua pihak dapat Dengan jumlah unsur kapal perang yang
menghasilkan tingkatan komunikasi, kerja terbatas ketika dihadapkan pada luas wilayah
sama dan kepercayaan (Sulistyaningsih dkk, yang menjadi tanggung jawabnya, maka
2015). Teori ini dapat diterapkan secara efektif jumlah unsur kapal perang yang dapat
oleh Indonesia, Malaysia, dan Filipina di Laut dihadirkan di Laut Sulu pun menjadi terbatas.
Sulu yang melahirkan efektivitas operasi Hal serupa dialami oleh Malaysia dan
sehingga tingkat ancaman keamanan maritim Filipina. Malaysia harus memberikan perhatian
di perairan itu menurun. Sinergitas ketiga lebih terhadap wilayah Selat Malaka dan Laut
negara pada tingkat operasional juga Cina Selatan dibanding dengan Laut Sulu.
merupakan terjemahan dari kemauan politik Situasi yang sama juga dihadapi oleh Filipina
(political will) dari para pemimpin ketiga negara, yang secara kuantitas kapal perangnya lebih
khususnya pada tingkat Menteri Pertahanan sedikit dari Indonesia dan Malaysia. Apalagi
dan Menteri Luar Negeri. dari aspek keamanan maritim, Filipina
Penjabaran ini menunjukkan bahwa TMP memberikan prioritas tinggi pada kehadiran
telah berjalan dengan baik dan efektif dalam unsur kapal perang di wilayah sengketa Laut

Efektivitas Pelaksanaan …..│Oktav, Tatit, Donny │19


Cina Selatan untuk menghadapi asertivitas Keempat, adalah hot pursuit. Indonesia,
Cina. Malaysia, dan Filipina belum menyepakati
Kedua, Indonesia, Malaysia, dan Filipina pelaksanaan hot pursuit sehingga
meskipun menghadapi keterbatasan anggaran memengaruhi efektivitas operasi. Menurut
operasi tetapi setiap negara tetap Deputi Direktur Asia Tenggara Kementerian
mengalokasikan dana untuk mendukung Luar Negeri RI, isu hot pursuit harus dibahas
operasi TMP. antarinstansi karena nantinya harus bersifat
Kondisi ini tentu saja jauh dari ideal atau resiprokal. Terlebih lagi Filipina yang menuntut
minimal mendekati kondisi setengah ideal pun adanya Status of Force Agreement (SOFA)
tidak dan menjadi suatu tantangan tersendiri bagi kehadiran militer asing di negaranya
dalam menjaga Laut Sulu dari ancaman karena wajib mendapatkan persetujuan dari
pembajakan. Situasi yang serupa juga dihadapi parlemen Filipina.
oleh Malaysia dan Filipina. Membaiknya Ketidaksepakatan tentang hot pursuit sedikit
kondisi keamanan maritim di Laut Sulu tidak banyak memengaruhi operasi TMP di Laut
terlepas dari optimalnya kemampuan Sulu. Namun demikian kendala itu masih bisa
dukungan anggaran. diimbangi dengan kegiatan information sharing
Ketiga, wilayah patroli Trilateral Maritime yang dilaksanakan oleh Angkatan Laut ketiga
Patrol adalah di wilayah perairan negara negara melalui MCC.
masing-masing dengan Area of Maritime Tinjauan terhadap pelaksanaan Trilateral
Interest (AMI) sudah ditetapkan bersama. Maritime Patrol dapat dikaitkan dengan
Patroli ini dikenal sebagai Registered Patrol sejumlah teori terkait dalam penelitian ini.
(PATREG), di mana tiap negara mempunyai Pertama, teori Geoffrey Till[13] tentang sea
aturan sendiri untuk patroli. Setiap negara control untuk menciptakan sea control
melalui MCC memberitahukan rencana patroli dibutuhkan kehadiran unsur kapal perang
masing-masing kepada dua mitranya. secara berkelanjutan di suatu wilayah perairan.
Pelaksanaan PATREG dilaksanakan secara Laut memang tidak dapat diduduki, tetapi
simultan di wilayah perairan masing-masing kehadiran patroli dapat berkontribusi terhadap
negara, namun Filipina membutuhkan keamanan maritim. Kehadiran patroli Angkatan
persetujuan dari parlemen untuk Laut ketiga negara di Laut Sulu mampu
melaksanakan joint patrol dengan negara- menciptakan kondisi keamanan maritim yang
negara lain. Oleh karena itu, PATREG lebih baik.
menghadapi kendala politik dan hukum yang Hal itu terkait dengan teori kedua yaitu teori
ada. efektivitas. Pelaksanaan TMP memang
menghadapi sejumlah tantangan operasional,

20 │Jurnal Maritim Indonesia│Juni 2020, Volume 8 Nomor 1


akan tetapi tantangan tersebut tidak secara Tarakan. MCC Tarakan memiliki jaring untuk
signifikan memengaruhi efektivitas operasi. Di akan berkoordinasi dengan MCC Tawau dan
sisi lain, efektivitas operasi masih dapat MCC Bungao, termasuk berbagi informasi
meningkat tergantung tantangan-tantangan apabila terjadi peristiwa di laut.
yang dihadapi pada masa mendatang. Peralatan komunikasi MCC Tarakan juga
Di tengah tantangan-tantangan dikembangkan agar compatible dengan
operasional yang dihadapi, sinergitas ketiga peralatan komunikasi TNI Angkatan Udara
negara dalam pelaksanaan TMP tetap agar dapat berkomunikasi dengan unsur
terjaga. Sinergitas itu bukan saja pada tingkat pesawat udara TNI Angkatan Udara yang
pejabat politik, tetapi pula pada tingkat sedang melaksanakan operasi udara di Laut
pejabat operasional. Komunikasi rutin antar Sulu. Kedua, MCC berfungsi secara efektif
MCC menandakan bahwa sinergitas itu melaksanakan tugas pokoknya
terjaga. melaksanakan hal-hal yang bersifat
TMP didukung pula oleh keberadaan MCC mendasar yaitu menjadi pusat komunikasi
yang berfungsi sebagai Pusat Komando dan dengan MCC Tawau dan MCC Bungao serta
Pengendalian (Puskodal) untuk menjadi pusat komunikasi dengan unsur-
mengendalikan unsur masing-masing negara unsur KRI yang terlibat dalam operasi TMP
yang terlibat dalam patroli di Laut Sulu. untuk mewujudkan maritime command center
Terdapat beberapa hal yang menjadi yang sesungguhnya.
pendukung efektivitas MCC Tarakan, yaitu
Kesimpulan
pertama, MCC Tarakan mengandalkan pada
Secara umum, operasi Trilateral Maritime
peralatan komunikasi secure yang berbasis
Patrol telah efektif dalam menjaga keamanan
Centrix yang mengandalkan pada teks
dan keamanan maritim di Laut Sulu.
daripada voice. Penggunaan jaringan
Parameter utama efektivitas operasi TMP
komunikasi yang aman dan berbasis teks
adalah menurunnya angka pembajakan di
lebih mendukung pada terciptanya
Laut Sulu. Di sisi lain, terdapat tantangan
communication security.
internal yang dihadapi oleh masing-masing
Salah satu fungsi MCC Tarakan adalah
ketiga Angkatan Laut dalam pelaksanaan
berkomunikasi dengan unsur-unsur KRI yang
operasi TMP Indomaphi, yaitu anggaran,
berpatroli. Unsur-unsur KRI itu tidak memiliki
ketersediaan unsur atau alutsista, dan
jaring untuk dapat saling berkomunikasi
personel.
langsung dengan unsur-unsur kapal perang
Terdapat tiga faktor yang memengaruhi
dari dua negara lainnya (KD dan BRP),
penyelenggaraan operasi TMP, yaitu pola
sehingga komunikasi difasilitasi oleh MCC
operasi, komunikasi, dan data intelijen. Pola

Efektivitas Pelaksanaan …..│Oktav, Tatit, Donny │21


operasi TMP berfokus pada wilayah-wilayah perairan yang dapat mencakup keseluruhan
perairan yang ditengarai memiliki tingkat wilayah operasi.
ancaman kerawanan yang tinggi. Pola
Referensi
komunikasi berfokus pada peran MCC
B. A. Hamzah, “Mitigating Maritime Violence
sebagai media information sharing satuan- in Sulu Sea: Regional Cooperation,” S.
satuan operasional lapangan yang terlibat Rajaratnam School of International
Studies (RSIS), 2016. [Online].
dalam operasi tersebut. Sedangkan Available: https://www.rsis.edu.sg/rsis-
pertukaran data intelijen pada tingkat satuan publication/rsis/co16303-mitigating-
maritime-violence-in-sulu-sea-regional-
operasional sudah berjalan dengan baik cooperation-needed/. [Accessed: 11-
antara ketiga negara. Peran data intelijen Mar-2019].
berkontribusi terhadap kemampuan unsur- M. A. Andyva and A. Burhanuddin,
“Eksistensi dan Implikasi Recaap
unsur operasional di lapangan untuk Terhadap Penguatan Keamanan
mengantisipasi perkembangan ancaman. Maritim di Kawasan Asia Tenggara,” J.
Mandala, vol. 1, no. 1, pp. 56–74, 2018.
Oleh karena itu, terdapat beberapa
I. Storey, “Securing Southeast Asia’s Sea
rekomendasi yang dapat dijalankan guna Lanes: A Work in Progress,” Asia Policy,
mewujudkan TMP yang lebih efektif. no. 6, pp. 95–128, 2008.

Pertama, Kementerian Luar Negeri, Salim, “Arsitektur Kebijakan Maritim Dalam


Mewujudkan Indonesia Sebagai Poros
Kementerian Pertahanan dan Mabes TNI Maritim Dunia,” Indones. Marit. J., vol. 4,
membahas isu mengenai hot pursuit dengan no. 2, pp. 26–36, 2017.

Malaysia dan Filipina dalam rangka S. K. Wahyono, Indonesia Negara Maritim.


Jakarta: Yayasan Senapati Nusantara,
memperkuat efektivitas operasi TMP. Kedua, 2007.
Kementerian Pertahanan meningkatkan Dewan Maritim Indonesia, Kajian Penunjang
RUU Maritim tentang Sistem
alokasi anggaran untuk meningkatkan
Pertahanan Keamanan Laut. Jakarta,
efektivitas operasi, baik untuk mendukung 2007.
unsur patroli kapal perang maupun I. Rustam, “Kebijakan Keamanan Maritim Di
Perbatasan Indonesia: Kasus
melengkapi Maritime Command Center
Kejahatan Di Laut Sulawesi – Laut
sehingga dapat berfungsi lebih baik lagi. Sulu,” J. Penelit. Polit., vol. 14, no. 2, pp.
165–181, 2017.
Ketiga, Mabes TNI membentuk organisasi
Kementerian Pertahanan Republik
permanen untuk mengawaki MCC agar dapat Indonesia, “Trilateral Maritime Patrol
melaksanakan tugasnya lebih efektif. Indomalphi Resmi Dimulai,” 2017.
[Online]. Available:
Keempat, Mabesal mengalokasikan https://www.kemhan.go.id/2017/06/19/t
penambahan jumlah unsur kapal perang rilateral-maritime-patrol-indomalphi-
resmi-dimulai.html. [Accessed: 15-Mar-
untuk mendukung Operasi TMP agar sektor 2019].

22 │Jurnal Maritim Indonesia│Juni 2020, Volume 8 Nomor 1


M. A. Alfian, Menjadi Pemimpin Politik. Celebes Seas, Malaysia: One Earth
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, Future, 2019, pp. 34–35.
2009. G. Till, Seapower: A Guide for the Twenty-
Sattar, Buku Ajar Ekonomi Koperasi. First Century. London: Frank Cass,
Yogyakarta: Deepublish, 2017. 2004.
ReCAAP Information Sharing Centre, K. Booth, Navies and Foreign Policy,
“Annual Report 2018: Piracy and Armed Illustrate. London: Croom Helm, 1977.
Robbery Against Ships in Asia,” T. Sulistyaningtyas, Dicky R. Munaf, and
Singapore, 2018. Susanto, Sinergitas Paradigma Lintas
A. Amling, C. Bell, A. Salleh, J. Benson, and Sektor di Bidang Keamanan Dan
S. Duncan, “Abu Sayyaf and Kidnapping Keselamatan Laut. Jakarta: Gramedia
for Ransom,” in Stable Seas: Sulu and Pustaka Utama, 2015.

Efektivitas Pelaksanaan …..│Oktav, Tatit, Donny │23

Anda mungkin juga menyukai