Abstract
Bambang Arianto
This article explains the role of forensic
Peneliti LPPM Univeritas Nahdlatul Ulama
accounting in eradicating political
Yogyakarta, Yogyakarta, Indonesia
corruption. Forensic accounting is also
*Korespondensi Penulis Email :
known as forensic audit which is a special
ariantobambang@unu-jogja.ac.id
assignment to overcome the tendency of
fraud practices in the realm of accounting. In
Abstrak
this article the forensic audit outlines several
Artikel ini menjelaskan peran akuntansi
indicators that cause fraud in political
forensik dalam pemberantasan korupsi
corruption, namely factors; pressure,
politik. Akuntansi forensik juga dikenal
opportunity, rationalization, competency,
sebagai audit forensik yang merupakan
and arrogance. In this context, the stages of
penugasan khusus untuk mengatasi
forensic accounting include; investigative
kecenderungan praktik fraud dalam ranah
audits, forensic audits and litigations aimed
akuntansi. Dalam artikel ini audit forensik
at addressing cases of political corruption.
menguraikan beberapa indikator penyebab
This study uses a qualitative method with a
terjadinya kecurangan (fraud) dalam korupsi
literature study approach and collects data
politik yaitu faktor; tekanan (pressure),
and related documents. This article argues
kesempatan (opportunity), rasionalisasi
that forensic accounting is very effective in
(rasionalization), kompetensi (competency),
detecting and contributing to the process of
dan arogansi (arogance). Dalam konteks ini,
eradicating the practice of political
tahapan akuntansi forensik meliputi; audit
corruption. This article also believes that
investigasi, audit forensik dan ligitasi yang
forensic accounting can encourage anti-fraud
bertujuan mengatasi kasus korupsi politik.
literacy in political parties through the
Penelitian ini menggunakan metode
application of a whistleblowing system.
kualitatif dengan pendekatan studi pustaka
Keywords: Forensic Accounting, Political
serta mengumpulkan data-data dan
Corruption, Anti-Fraud Literacy
dokumen yang terkait. Artikel ini
berpendapat bahwa akuntansi forensik
sangat efektif mendeteksi dan berperan
dalam proses pemberantasan praktik korupsi
politik. Artikel ini juga berpendapat bahwa
akuntansi forensik bisa mendorong literasi
anti fraud dalam partai politik melalui
penerapan sistem whistleblowing.
Kata Kunci: Akuntansi Forensik, Korupsi
Politik, Literasi Anti-Fraud
47
JSPG: Journal of Social Politics and Governance E-ISSN 2685-8096 || P-ISSN 2686-0279
Vol.2 No.1 Juni 2020
50
JSPG: Journal of Social Politics and Governance E-ISSN 2685-8096 || P-ISSN 2686-0279
Vol.2 No.1 Juni 2020
Dari tabel perubahan teori fraud baik dari internal maupun eksternal
pentagon, dapat digambarkan semua pelaku. Contoh; kesulitan ekonomi
elemen-elemen yang terdapat dalam atau kebutuhan keuangan untuk
teori fraud pentagon maka bisa pencalonan dalam kontestasi elektoral
dijelaskan secara rinci sebagai berikut; yang merupakan bentuk tekanan
Pertama, Opportunity (Peluang). internal. Sedangkan bentuk eksternal
Peluang merupakan kesempatan yang berasal dari tekanan pihak luar untuk
terbuka untuk melakukan kecurangan mendorong pelaku melakukan
dengan dibuktikan oleh minimnya kecurangan. Seperti kebutuhan yang
pengendalian internal. Peluang ini tinggi bagi operasional partai politik
seringkali menjadi salah satu elemen membuat banyak politisi yang
utama bagi seseorang untuk merupakan pengurus partai politik
melakukan fraud. Contoh; bila di era melakukan cara lain untuk
digital, pencatatan keuangan partai mendapatkan dana operasional.
politik masih banyak menggunakan Ketiga, Rasionalization
pencatatan secara manual. Padahal era (Rasionalisasi). Rasionalisasi
revolusi industri 4.0 sudah harus merupakan sebuah langkah
menggunakan pencatatan digital, pembenaran yang dilakukan oleh para
sehingga dengan begitu, penerimaan pelaku dalam melakukan kecurangan
sumbangan baik dari kader, simpatisan (fraud). Biasanya para pelaku akan
dan pengurus tentu sulit dicatat memiliki argumentasi yang
dengan baik. Eksesnya akan sangat menurutnya logis dan rasional ketika
rentan terhadap manipulasi melakukan kecurangan. Contoh;
pencatatan data keuangan. politisi atau pengurus partai politik
Kedua, Pressure (Tekanan). yang melakukan suap dengan tujuan
Tekanan merupakan desakan yang untuk memperlancar atau sebagai
menjadi niat utama seseorang untuk ucapan terima kasih kepada pihak lain
melakukan dan menyembunyikan yang berhasil meloloskan tindakan
kecurangan. Dalam konteks ini ada proyek yang terindikasi korupsi.
beberapa bentuk tekanan yang timbul
52
JSPG: Journal of Social Politics and Governance E-ISSN 2685-8096 || P-ISSN 2686-0279
Vol.2 No.1 Juni 2020
partai politik dapat memiliki kesibukan Sebab, partai politik butuh dana
baru yakni berbisnis-berpolitik. operasional yang berasal dari kader
Tetapi bisa disimpulkan, banyak yang sukses dalam menapaki karir
pihak yang tidak sependapat partai politik.
politik memiliki sayap bisnis. Sebab Disinilah kemudian peran
motivasi utama orang berpartai akan akuntansi forensik harus bisa ikut
bergeser ke motivasi bisnis. Partai mendeteksi dini kecenderungan
politik, pada akhirnya tidak lagi terjadinya fraud (kecurangan). Perlu
dipandang sebagai tempat pengabdian, diketahui bahwa profesi akuntansi
tetapi telah bergeser menjadi lahan forensik di Indonesia semakin
mencari pekerjaan. Artinya usulan berkembang sejak adanya krisis
sayap bisnis banyak ditolak karena moneter 1997. Terutama dalam sektor
akan membuat orang bergabung dalam publik yang memang memiliki angka
sebuah partai berdasarkan kecederungan yang tinggi terhadap
kepentingan bisnis dan bukan motif berbagai kecurangan (fraud) seperti
persamaan ideologi semata. Kalau korupsi dan suap. Bila ditelisik
kultur dan logika partai sebagai akuntansi forensik dan audit forensik
lembaga politik telah bergeser pada memiliki makna yang sama. Audit
kultur dan logika bisnis, maka akan forensik tentu berbeda dengan audit
muncul dilema baru. Akhirnya kedepan umum, karena audit umum harus
makin banyak partai politik yang memberikan opini audit, sedangkan
didirikan dengan logika bisnis (Alfian, audit forensik tidak ditujukan untuk
2009). memberikan opini audit. Dengan
Pada praktiknya pendanaan begitu akuntansi forensik merupakan
partai tidak dapat menggantungkan profesi baru dalam audit kecurangan.
semata-mata pada iuran anggota yang Akuntan forensik lahir dari tanggung
membuktikan bahwa tidak ada jawab fraud auditor untuk melakukan
satupun partai politik di Indonesia investigasi terhadap kasus di sekitar
yang dapat menjalankan masalah keuangan yang mengarah
operasionalnya hanya dari iuran pada konsekuensi hukum (Karyono,
anggota. Bahkan untuk keperluan 2013).
mengikuti ajang kontestasi politik Dalam praktiknya akuntansi
elektoral, sudah dipastikan akan forensik meliputi bidang yang lebih
banyak partai politik yang bergantung luas seperti (1) dalam penyelesaian
pada perolehan sumbangan. sengketa antar individu (2) di
Sumbangan pihak lain merupakan perusahaan swasta dengan berbagai
salah satu sarana bagi memenuhi bentuk hukum, perusahaan tertutup
pundi-pundi pendanaan partai politik. maupun yang memperdagangkan
Melihat kenyataan ini tentulah saham atau obligasinya di bursa, joint
kemungkinan adanya fraud ventura, special purposes companies (3)
(kecurangan) yang dilakukan oleh diperusahaan yang sebagian atau
kader partai plitik akan semakin besar. seluruh sahamnya dimiliki negara, baik
55
JSPG: Journal of Social Politics and Governance E-ISSN 2685-8096 || P-ISSN 2686-0279
Vol.2 No.1 Juni 2020
yang kuat bisa dipastikan elit partai perlindungan dari tindakan semena-
politik yang memiliki karakter mena atau terdampak konsekuensi
pemburu rente bisa memanfaatkan buruk karena telah melaporkan
kekuasaan yang dimiliki untuk kecurangan.
kepentingan pribadi. Hal itu Oleh sebab itu diperlukan
mengonfirmasi bahwa kecenderungan hotline khusus untuk
seseorang melakukan fraud whistleblower sebagai infrastruktur
dikarenakan; Pressure (tekanan), dasar yang dibutuhkan untuk
Opportunity (peluang), Rationalization mendorong orang-orang berani
(Rasionalisasi), Comptence/capability melaporkan segala bentuk fraud
(kompetensi) dan Arrogance (kecurangan). Salah satu alternatif
(arogansi). Dari beberapa faktor penerapan whistleblowing adalah
tersebut, tentu langkah preventif selain dengan menggunakan kotak saran
pengendalian internal bisa diterapkan anonim. Dengan kotak saran anonim
untuk menekan terjadinya korupsi ini setiap whistleblower akan berani
politik. Salah satu alternatif dalam melaporkan terjadinya kecurangan.
pengendalian internal tersebut adalah Selain itu, sistem pelaporan
penerapan teori akuntansi forensik whistleblowing juga diusulkan
dalam pengelolaan keuangan partai menggunakan saluran media sosial.
politik. Bila kemudian terdengar ada Dikarenakan media sosial saat ini
gejala korupsi politik, maka partai sangat banyak digunakan oleh
politik bisa membuat tim khusus audit masyarakat untuk saluran informasi
forensik untuk melakukan audit keseharian. Meski studi lanjutan
investigasi dalam kasus tersebut. tentang pemanfaatan media sosial
Selain itu, penerapan akuntansi untuk whistleblowing memang belum
forensik dalam pengelolaan keuangan banyak ditemukan.
partai politik sejatinya dengan Dengan kata lain, peran
membangun saluran whistleblowing. akuntansi forensik dalam partai politik
Sebab saluran whistleblowing yang adalah mendorong penggunaan sistem
merupakan bagian dari akuntansi whistleblowing untuk mendeteksi
forensik telah dapat memainkan peran segala kemungkinan kecurangan
penting dalam lingkungan kontrol (fraud) yang dilakukan oleh kader
internal organisasi dan auditor internal partai. Saluran whistleblowing ini
(Read & Rama, 2003). Dengan diharapkan bisa mudah diakses oleh
whistleblowing dapat mendorong publik sehingga publik tidak enggan
setiap individu yang berani secara untuk melaporkan segala kecurangan
diam-diam untuk dapat melaporkan yang telah dilakukan oleh elit partai
kemungkinan kecurangan, aktivitas politik. Dengan saluran ini akan bisa
yang tidak jujur atau kecurangan lain mendorong publik untuk aktif
yang dilakukan oleh elit partai politik. berpartisipasi memberikan pelaporan
Meski pada kenyataannya para bila menemui indikasi fraud
whistleblower akan mencari (kecurangan) yang dilakukan oleh elit
58
JSPG: Journal of Social Politics and Governance E-ISSN 2685-8096 || P-ISSN 2686-0279
Vol.2 No.1 Juni 2020
62