Anda di halaman 1dari 15

Modul Kuliah Statistik Bidang Sosek (PPK 324

Modul 3

UJI STATISTIKA PARAMETRIK UNTUK


KASUS DUA POPULASI

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Dengan mempelajari modul ini diharapkan mahasiswa mampu memahami dan
menerapkan tehnik uji statistik parametrik untuk kasus dua populasi.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mempelajari dan memahami pendahuluan mahasiswa dapat:
1. Mengerti dan memahami definisi contoh bebas dan terikat
2. Mengerti dan memahami berbagai teknik analisis nilai tengah populasi dan
analisis ragam untuk dua sampel bebas
3. Menerapkan berbagai teknik analisis nilai tengah populasi dan analisis ragam
untuk dua sampel bebas.

KEGIATAN BELAJAR

A. Pengertian Contoh Bebas dan Terikat

Uji statistik parametrik kasus dua populasi adalah uji yang digunakan dengan tujuan
untuk membandingkan dua nilai statistik dalam menduga nilai parameter populaisnya.
Untuk melakukan uji ini kita perlu menarik contoh dari dua populasi yang mewakili setiap
contoh tersebut. Karakterisitik dua populasi ini bisa sama (homogoen) atau dianggap sama
atau bahkan berbeda sama sekali dari segi faktor yang mempengaruhi variabel yang akan
diukur dan dibandingkan tersebut. Data variabel yang sama akan menghasilkan nilai yang
berbeda apabila karakterisitik populasinya juga berbeda. Hal ini akan berimplikasi pada
kesimpulan yang akan dihasilkan dalam pengujian hipotesis statistiknya. Oleh karena itu
perlu dibedakan asal sampel yang harus diambil datanya. Apabila dua data yang akan
dikumpulkan berasal sampel yang sama, maka ini dikatakan data berasal dari sampel
terikat (dependent samples) atau berpasangan (paired samples). Demikian juga sebaliknya,
apabila data yang dikumpulkan berasal dari populasi yang berbeda, maka kasus ini disebut
dengan dua sampel bebas.

Contoh:
1. Kita tertarik untuk melihat dampak pencabutan subsidi pupuk tahun 2001 terhadap
pendapatan petani padi. Untuk itu kita kumpulkan data dengan mewawancarai 30
petani padi yang menanam padi sebelum dan sesudah pencabutan subsidi. Petani
tersebut ditanya berapa besar pendapatannya sebelum dan sesudah pencabutan
subsidi. Misalnya data untuk pendapatan sebelum subsidi dicabut ditanyakan
pendapatan tahun 2000, sedangkan untuk setelah subsidi dicabut data pendapatan

Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Unsri 17


-Modul 3-
Modul Kuliah Statistik Bidang Sosek (PPK 324
tahun 2001. Dalam hal ini contoh-contoh yang diperoleh dikatakan contoh dari dua
populasi yang terikat.
2. Seorang peneliti tertarik untuk mengetahui apakah ada perbedaan pendapatan antara
petani yang menggunakan pupuk Urea Prill dengan Urea Tablet. Untuk tujuan ini ia
mewawancarai sebanyak 40 orang petani yang menggunakan pupuk Urea Prill dan 35
orang juga yang menggunakan pupuk Urea Tablet dan dicatat pendapatan masing-
masing selama musim tanaman rendengan. Dalam kasus ini, data yang diperoleh
merupakan data dari dua himpunan contoh yang berasal dari dua populasi yang
bebas.

B. Penarikan Kesimpulan Untuk Dua Nilai Tengah Contoh Bebas

1. Untuk Contoh Ukuran Besar


(n >30; n >30 )
Apabila dua himpunan contoh bebas dengan ukuran n dan n (masing-masing
n>30), yang diambil secara acak dari dua populasi besar yang bebas dengan nilai tengah 
dan  dan ragam  dan  maka distribusi selisih dua nilai tengah contoh -
memiliki karakteristik sebagai berikut :
1) Kira-kira menyebar normal
2) Memiliki nilai tengah  _ =  -
3) Memiliki standar error =

Sehingga uji statistik yang akan dipakai adalah uji Z:

....................................................................... (3.1)

Rumus (3.1) ini dapat digunakan jika dan diketahui. Namun biasanya 12 dan 22
sulit untuk diketahui, oleh karena itu yang digunakan adalah ragam sampel S 12 dan S22 ,
sehingga uji statistik yang akan digunakan adalah :

...................................................................... (3.2)

dimana dan adalah ragam contoh untuk masing-masing populasi yang diuji.

2. Untuk Contoh Ukuran Kecil


(n1  30, n2  30)
Apabila ukuran contoh yang kita ambil relatif kecil (n1  30), n2  30) dan populasi
diperkirakan berasal dari suatu populasi yang berdistribusi normal, maka sebelum uji
dilaksanakan, hal pertama yang harus dilakukan yaitu menguji ragam contoh dari kedua
populasi tersebut terlebih dahulu. Uji keragaman ini gunanya untuk mengetahui apakah

Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Unsri 18


-Modul 3-
Modul Kuliah Statistik Bidang Sosek (PPK 324
kedua ragam asal sampel tersebut sama atau tidak sama, yang dalam bentuk hipotesis dapat
dirumuskan sebagai berikut :

Pengujian ini dilakukan menggunakan uji-F dengan hipotesis : dan


. Bila kesimpulannya terima H0, berarti ragam populasi pertama dapat
dianggap sama dengan ragam populasi kedua (yang selanjutnya disebut KASUS I).
Sebaliknya bila kesimpulan tolak H0, berarti ragam dari kedua populasi itu kita anggap
berbeda (disebut sebagai KASUS II). Pemecahan masalah untuk kedua kasus ini, adalah
dengan menggunakan sebaran t-student, namun rumus keduanya berbeda.

KASUS 1:

..................................................................................... (3.3)

dimana :

....................................................................... (3.4)

dan
KASUS II:

........................................................................ (3.5)

dengan derajat bebas dipilih dari nilai terkecil antara: derajat bebas pembilang
derajat bebas penyebut .
Penentuan pilihan untuk menggunakan KASUS I atau KASUS II, dalam uji ini
adalah dengan mengunakan uji-F sebagai berikut :

, yang dibandingkan dengan F-tabel.

Untuk mendapatkan nilai F-tabel, harus dicari terlebih dahulu derajat bebas untuk
pembilang (dbpm) dan penyebut (dppn) pada Tabel F. Berikut ini contoh mendapatkan nilai
F-tabel tersebut. Misalkan ukuran sampel pertama (n 1) adalah 10 dan sampel kedua (n2)
adalah 20 dengan tingkat kepercayaan () 0,05. Maka nilai kritis satu arah (sisi kanan)
untuk F-tabel adalah: F(dbpm, dbpn, ) atau F(9, 19; 0,05) = 2,42. Untuk melihat dalam
tabel F seperti berikut ini:
Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Unsri 19
-Modul 3-
Modul Kuliah Statistik Bidang Sosek (PPK 324

Derajat bebas (db) pembilang

...................... 9 .....................

d .
b .
.
p .
e .
n .
y
e 19 2,42
b
u .
t .

Untuk uji dua arah, maka nilai alpha dibagi dua. Daerah kritis untuk uji dua arah seperti
digambarkan berikut ini.

Catatan:
1. Pada uji F, gunakan ragam sampel yang bernilai relatif lebih besar sebagai pembilang
(pm), yang bernila kecil sebagai penyebut (pn).
2. Untuk uji F dua arah, apabila nilai ekor kanan wilayah kritis telah didapat, maka nilai
ekor kirinya dapat diperoleh dengan menggunakan rumus:

................................................. (3.6)

Contoh:
1. Dari contoh kasus soal nomor dua, diperoleh data sebagai berikut :
Pupuk N Pendapatan rata-rata Simpangan baku
(Rp juta/ha) pendapatan (Rp juta/ha)
Prill 40 2,03 0,6
Tablet 40 2,21 0,6
Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Unsri 20
-Modul 3-
Modul Kuliah Statistik Bidang Sosek (PPK 324

Ujilah apakah pendapatan petani yang menggunakan pupuk Urea Prill lebih rendah
dibandingkan dengan pupuk Urea Tablet,

Jawab :
Karena kasus ini sampel ukuran besar (n > 30), maka langsung dilakukan uji hipotesis dua
nilai tengah dengan hipotesis sebagai berikut:

-1,645 -1,34 0 Z
Kesimpulan :
Terima H0, artinya bahwa pendapatan petani padi yang menggunakan pupuk Urea Prill
memang tidak lebih rendah dibandingkan petani yang menggunakan pupuk Urea Tablet.

2. Dari dua desa dengan jenis tanah yang berbeda, kita peroleh data sebagai berikut :

Perlakuan N Produksi padi Ragam

Desa A 30 2,03 33,95


Desa B 30 2,21 24,97

Apakah produksi padi di Desa B yang memiliki jenis tanah lebih baik mampu
menghasilkan produksi padi yang lebih tinggi ?, gunakan

Jawab :
Kasus ini merupakan kasus data sampel ukuran kecil, maka langkah-langkah
penyelesaiannya adalah:

Langkah I
Menentukan apakah penyelesaian akan menggunakan KASUS I atau KASUS II dengan
menggunakan uji keragaman (uji-F)
Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Unsri 21
-Modul 3-
Modul Kuliah Statistik Bidang Sosek (PPK 324

0 0,54 1,387 1,85

Kesimpulan :
Terima Ho, berarti kita dapat menyatakan bahwa dan penyelesaian akan
dilakukan dengan kasus I.

Langkah II :

Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Unsri 22


-Modul 3-
Modul Kuliah Statistik Bidang Sosek (PPK 324

-1,28 -0,128 0 t
Kesimpulan :
Terima Ho, artinya produksi padi untuk Desa A dan Desa B tidak berbeda nyata.

3. Bila dari contoh soal dua di atas, ragam produksi padi Desa B lebih kecil lagi :

Perlakuan n Produksi padi Ragam

Desa A 30 2,03 33,95


Desa B 30 2,21 17,97
Apakah produksi padi di Desa B yang memiliki jenis tanah lebih baik mampu
menghasilkan produksi padi yang lebih tinggi ?, gunakan

Jawab :

Karena ukuran sampel 30, maka langkah-langkah pengujian adalah

Langkah I
Menentukan apakah penyelesaian akan menggunakan KASUS I atau KASUS II.

1,889

0 0,54

Kesimpulan :
Tolak Ho, berarti , dan penyelesaian akan dilakukan dengan KASUS II.
Langkah 2 :

HB : A = B atau A - B = 0
Ha : A  B
 : 0,10
n1 – 1 : 29 dan n2 – 1 = 29, jadi db = 29 db paling kecil

Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Unsri 23


-Modul 3-
Modul Kuliah Statistik Bidang Sosek (PPK 324
F(29, 29, 0,10) = 1,31

t =

t = = - 1,86

-1,86 -1,31

Kesimpulan :
Tolak Ho, artinya telah terjadi kenaikan produksi padi setelah penyuluhan berlangsung.

C. Penarikan Kesimpulan untuk Dua Ragam dari Dua Contoh Bebas

Penyelasaian masalah ini dilakukan persis sama dengan penyelesaian untuk


memilih Kasus I dan Kasus II, pada penarikan kesimpulan untuk dua nilai tengah contoh
bebas berukuran kecil. Pengujuian dilakukan dengan uji F seperti yang telah ditunjukkan.

F=

Dimana untuk F tabel dihitung sebagai berikut :


F(dbpn, dbpm, 1- ) = 1/F( dbpm, dbpn, )
dbpn = n1 – 1, dbpm = n2 – 1

Sifat – sifat nilai F :


1. Tidak bernilai negatif, bernilai nol atau positif
2. Sebaran F tidak simetris
3. Sebaran F berbeda – beda sesuai dengan derajat bebasnya masing-masing

Bentuk sebaran F kira – kira sbb :

1. Daerah penolakan sisi (ekor) kanan

Pm = pembilang
Pn = Penyebut
Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Unsri 24
-Modul 3-
Modul Kuliah Statistik Bidang Sosek (PPK 324

0 F(dbpm, dbpn, )

2. Daerah penolakan sisi (ekor) kiri

1 -
a

0 F (dbpn, dbpm, 1 - )

Contoh :
Suatu studi mengenai dampak bantuan kredit permodalan yang diberikan kepada petani
dilakukan di Desa A. Dalam studi diambil dua kelompok sampel, yaitu petani yang
mendapat bantuan dan tidak mendapat bantuan kredit. Data pendapatan rata-rata dua
kelompok tersebut ternyata sama yaitu Rp 6,5 juta per tahun. Data hasil studi secara
lengkap seperti pada tabel berkut:

Kelompok petani N Pendapatan rata-rata (Rp000/th) S2 (Rp000/th)


Mendapat kredit 30 6.500 136,3
Tidak mendapat kredit 32 6.500 105,4

Mengingat rata-rata pendapatan petani sama, maka peneliti untuk melihat dampak bantuan
kredit dilihat dari ragam pendapatannya ?. Ujilah dengan uji dwi arah pada  = 0,05.

Jawab :
HB : B2 = I2 atau B2/I2 = 1
HB : B2  I2 atau B2/I2  1

Untuk uji dwi arah pada  = 0,05 maka :


F (29, 31, 0,025) = 2,07 dan
F (31, 29, 0,975) = 1/2,07 = 0,48

/2 = 0,025
Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Unsri 25
-Modul 3-
Modul Kuliah Statistik Bidang Sosek (PPK 324
1,29  / 2 = 0,025
0 0,48 2,07

Perhitungan :

F* =

Dengan demikian nilai F* berada di daerah penerimaan.

Kesimpulan :
Terima Ho, berarti ragam dari pendapatan antara kedua kelompok tani berbeda sehingga.

SOAL – SOAL:
1. Untuk melihat variasi kecepatan mencangkul antara petani Jawa dan Sumatra,
dilakukan suatu pengamatan yang melibatkan masing-masing 35 orang petani Jawa dan
Sumatra. Ternyata rata-rata kecepatan mencangkul tanah bagi petani Jawa adalah 198
jam/ha, dan untuk petani Sumatra 203 jam/ha. Namun ketika dilihat variasi
kecepatannya, ternyata untuk petani Jawa diperoleh angka S2 = 36 jam dan untuk
petani Sumatra S2 = 22,5 jam. Apakah berdasarkan data yang ada dapat dikatakan
bahwa variasi kecepatan pada petani Jawa lebih tinggi dari pada petani Sumatra ?
Gunakan  = 0,05
2. Selanjutnya berdasarkan data pada soal nomor satu di atas, apakah dapat disimpulkan
bahwa kecepatan mencangkul petani Jawa lebih tinggi daripada petani Sumatra ?  =
0,05
3. Berdasarkan soal nomor satu, seandainya petani Sumatra berupaya memperbaiki
keterampilan mencangkul mereka, sehingga variasi kecepatannya antara petani dengan
petani yang lain menjadi lebih kecil, misalnya diperoleh S2 = 12,7 jam. Apakah anda
masih dapat membuat kesimpulan bahwa kecepatan mencangkul petani Jawa lebih
tinggi dari petani Sumatra ?

D. Analisis untuk Dua Nilai Tengah Contoh tidak Bebas

Prosedur pengujian yang dilakukan pada bagian ini, sangat berbeda dengan cara-cara
yang telah dikemukakan terdahulu. Pasangan bagian ini data yang diperoleh umumnya
merupakan data yang berpasangan, misalnya :
1. Kemampuan membajak sebelum dan sesudah penyuluhan.
2. Produksi pada sebidang sawah, dengan penggunaan pupuk A dan Pupuk B pada dua
musim yang berbeda.

Kedua data yang berpasangan yang diperoleh dari hasil pengamatan tersebut, dapat diuji
dan ditarik kesimpulan dengan asumsi bahwa faktor-faktor lain dianggap sama.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan sebaran t yang dapat dirumuskan sebagai


berikut :

Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Unsri 26


-Modul 3-
Modul Kuliah Statistik Bidang Sosek (PPK 324

t=

Dimana :
1. db = n – 1
2. d = selisih nilai tengah pengamatan rata-rata

3. Sd =

4. d= beda nilai tengah


5. n = jumlah pengamatan yang berbeda

Nilai pengamatan d yang diperoleh dari contoh, diasumsikan kira-kira menyebar


normal dengan nilai tengah populasi d, dan simpangan baku 2. Karena simpangan baku
populasi d tidak diketahui, maka nilainya diperkirakan berdasarkan simpangan baku
contoh Sd.

Contoh:
Seorang sosiologi mempelajari pengaruh penerapan system penyuluhan yang baru terhadap
jam kerja wanita tani per minggu. Hasilnya diperoleh nilai sebagai berikut:

Desa Air Beliti :


N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sebelum 12
penyuluhan 15 25 27 30 41 17 18 21 20
X1
Sesudah 14
penyuluhan 16 26 26 28 35 19 22 21 25
X2

Desa Air Sugihan:


N 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Sebelum 29
penyuluhan 35 41 27 19 20 21 22 25 25
X1
Sesudah 30
penyuluhan 31 33 37 32 35 31 29 29 31
X2

Desa Air Mas :


n 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Sebelum
penyuluhan 27 29 31 40 42 45 32 33 39 30

Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Unsri 27


-Modul 3-
Modul Kuliah Statistik Bidang Sosek (PPK 324
X1
Sesudah
penyuluhan 30 31 31 39 36 37 37 35 36 36
X2

Dapatkah kita membuat kesimpulan pada tingkat  = 5 %, bahwa penyuluhan tersebut


mampu membuat wanita tani bekerja lebih aktif di sawah ?

Jawab:
Ho : d = 0
Ha : d > 0
 = 0,05
tdb() = t29(0,05)= 1,70

n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
d=(x2 – x1) 2 1 1 -1 -2 -6 -2 4 0 5
d2 4 1 1 1 4 36 4 16 0 25

N 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
d=(x2 – x1) 1 -4 -8 10 13 15 10 7 4 6
d2 1 16 64 100 169 225 100 49 16 36
N 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
d=(x2 – x1) 3 2 0 -1 -6 -8 5 2 -3 6
d2 9 4 0 1 36 64 25 4 9 36

= = = 5,68

Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Unsri 28


-Modul 3-
Modul Kuliah Statistik Bidang Sosek (PPK 324

0 1,70 1,93

t= = = 1,93

Jadi t berada pada daerah kritik. Kesimpulan tolak Ho, artinya penyuluhan tersebut telah
mampu membuat wanita tani di 3 desa contoh bekerja lebih aktif di sawah.

E. Analisa untuk Dua Proporsi

Uji ini dilakukan bila kita ingin membandingkan proporsi dari contoh. Pendekatan ini
dilakukan dengan menggunakan sebaran Z.

Z=

Dimana :
1. Probabilittas yang diamati adalah p’ = x/n.
x adalah jumlah pengamatan yang sukses dari n percobaan
2. q’ =1 – p’

3. p adalah peluang untuk sukses dalam satu percobaan yang mengikuti peluang binomial
dengan n ulangan dari populasi bebas. Distribusi contoh diperkirakan
berdistribusi normal, dengan nilai tengah = dan standar error =

4. Hipotesis nol ditulis : atau . Bila p tidak diketahui, maka dapat


diinterpolasi sebagai berikut :

Contoh :

Satu perusahaan pembuat alat-alat pertanian ditolak oleh importir satu negara, karena
peralatan yang dikapalkan pada periode pengiriman terakhir, menunjukkan jumlah barang
yang rusak melebihi jumlah barang yang ditolelir. Untuk mengecek kembali, dan
menyatakan perbandingan dengan hasil pengamatan para importir, perusahaan pembuat
telah mengirimkan seorang peneliti. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :

Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Unsri 29


-Modul 3-
Modul Kuliah Statistik Bidang Sosek (PPK 324
Jumlah barang yang
Pelaksana penelitian Jumlah contoh
rusak
Importir (a) 500 30
Produsen (b) 600 28

Lakukanlah pada pengujian pada  = 0,02, untuk melihat apakah penelitian dari pihak
importir menunjukkan jumlah barang yang rusak lebih besar dari yang diperkirakan oleh
pihak produsen

Jawab :
, atau (tidak berbeda)
, atau (claim importer )

Selanjutnya p, diperkirakan sebagai berikut :


q = 1 – 0,053 = 0,947

maka : Z = = 0,956

0 0,956 2,05

Kesimpulan : Terima Ho, artinya pernyataan importer tentang jumlah peralatan yang rusak
sama dengan yang diperoleh dalam penelitian pihak produsen.

SOAL :
1. Seorang peneliti tertarik melakukan penyelidikan tentang penggunaan pupuk urea pil
dan urea tablet. Ia ingin mengtahui apakah benar produktifitas padi yang menggunakan
pupuk urea tablet akan lebih tinggi dibandingkan pupuk urea pil yang selama ini telah
dipergunakan oleh sebagian besar petani. Untuk itu peneliti ini menggunakan kedua
jenis pupuk tersebut dan mencatat tingkat produktivitasnya pada musim tanam yang
sama. Hasil penyelidikan tersebut adalah :
Produktivitas padi bila menggunakan
Petani
Pupuk Urea Prill (ton/ha) Pupuk Urea Tablet (ton/ha)
Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Unsri 30
-Modul 3-
Modul Kuliah Statistik Bidang Sosek (PPK 324
1. 6,6 7,0
2. 6,8 7,1
3. 7,0 7,0
4. 6,5 6,0
5. 7,0 7,4
6. 6,3 6,8
7. 8,0 7,7
8. 5,7 6,0
9. 6,8 7,4
10. 4,9 5,5
11. 6,9 7,0
12. 6,8 6,1
13. 7,0 7,4
14. 6,1 6,0
15. 7,1 7,0
16. 6,5 6,8
17. 8,0 7,5
18. 5,7 6,2
19. 6,5 7,2
20. 6,9 7,5
21. 7,0 7,0
22. 5,6 7,1
23. 6,0 7,0
24. 6,6 6,0
25. 5,5 7,4
26. 6,3 6,5
27. 8,0 7,2
28. 5,4 6,0
29. 4,8 6,4
30. 4,9 6,5

Dari data diatas apakah sudah cukup mendukung untuk menyimpulkan bahwa dengan
penggunaan pupuk urea tablet produktivitas padi akan meningkat dibandingkan dengan
bila menggunakan pupuk urea pril, gunakan a = 0,05
2. Suatu survey dilakukan di kota Palembang dan Jambi mengenai kesukaan konsumen
terhadap pemakaian minyak goring kelapa sawit. Bila 128 orang konsumen di koat Jambi
dari 300 sampel dan 149 dari 400 sampel di kota Palembang memilih menggunakan
minyak kelapa sawit, apakah data tersebut cukup mendukung untuk menyimpulkan bahwa
kedua proporsipemakaian minyak kelapa sawit kedua kota tersebut tidak berbeda. Gunakan
a = 0,05

Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Unsri 31


-Modul 3-

Anda mungkin juga menyukai