Anda di halaman 1dari 22

Mutually Exclusive Project

dan
Cost Effectiveness
Oleh:
Dr. Ir. Maryadi, M.Si.
Kriteria Investasi
Pemilihan proyek perlu dilakukan karena terbatasnya dana,
waktu, dan tenaga dalam mengerjakan suatu proyek.
Pemilihan dilakukan agar proyek yang dipilih benar-benar
memberikan manfaat maksimum dari peluang yang
tersedia dalam batas-batas kemampuan investasi.

Analisis kriteria investasi dapat dilakukan dengan:


1.Mutually exclusive alternative project
2.Cross over discount rate analysis.
3.Cost Effectiveness

2
Mutually exclusive project

Mutually exclusive alternative project adalah memilih salah


satu alternatif dari beberapa alternatif karena tidak mungkin
melakukan beberapa proyek dalam waktu bersamaan
karena terbatasnya dana, waktu, maupun tenaga yang
diperlukan.

Apabila hasil kriteria investasi tidak konsisten di antara


kegiatan usaha, perlu dipertimbangkan beberapa faktor, a.l.
jumlah investasi dan jangka waktu pengembalian proyek.

3
Mutually Exclusive Project

• Dua Proyek adalah Mutually Exclusive


apabila diterimanya proyek yang satu
berarti proyek yang lain harus ditolak.
• Tidak mungkin dipilih lebih dari satu
proyek jadi hanya ada satu alternatif
proyek
• Misal antara proyek besar dan kecil.

4
Pemilihan antara proyek besar dan kecil
Proyek Kecil Proyek Besar
Tahun
TC TB TC TB
1 550 0 1650 0
2 6 155 1100 0
3 6 155 110 500
4 6 155 110 600
5 6 155 110 750
6 - 20 6 155 110 900
  664 2945 4730 15350

5
Dari hasil perhitungan kedua proyek diperoleh hasil sbb:

No. Kriteria Investasi P-Kecil P-Besar


1. NPV 18% 205,43 < 341,22
2. Gross B/C Ratio 18% 1,42 > 1,13
3. Net B/C Ratio 18% 1,44 > 1,16
4. IRR 26,81% > 20,56%

Selisih NPV Proyek = 341,22 – 205,43 = Rp 135,79 juta


Kapan kita memeilih proyek besar ?
Kapan Kita memilih proyek kecil ?
6
Tabel 1. Cash Out Flows dan Cash In Flows proyek A, B, dan C

Thn Proyek A Proyek B Proyek C


TC Benefit TC Benefit TC Benefit
0 750 0 400 0 200 0
1 400 400 275 275 285 155
2 360 375 80 250 40 160
3 210 500 80 250 40 170
4 220 500 80 250 40 170
5 230 600 100 300 45 180
6 340 600 100 300 45 180
7 250 600 100 300 45 180
8 250 600 100 350 45 190
9 250 600 100 350 45 190
10 250 600 100 350 45 190
3150 5425 1515 2975 875 1765

7
Hasil perhitungan kriteria investasi dari proyek A, B, dan C
seperti terlihat pada tabel 2 berikut:

Tabel 2. NPV, IRR, dan Net Benefit Cost Ratio Proyek A,B,
dan C
No Nama NPV IRR (%) Net Benefit
Proyek (Rp juta) Cost Ratio
1 Proyek A 296,03 26,11 1,39
2 Proyek B 256,25 30,06 1,58
3 Proyek C 172,56 30,56 1,39

8
Dari NPV, proyek A lebih baik dari proyek B dan C.
Dari IRR, proyek C lebih baik dari proyek A dan B.
Dari NBCR, proyek B lebih baik dari A dan C.
Perlu melihat aspek lainnya: jumlah investasi, umur
ekonomis proyek, jangka waktu pengembalian investasi
(pay back period), lokasi proyek, lingkungan masyarakat
sekitar, adat istiadat setempat, dan prospek pengembangan
usaha di masa datang.
Misal, jumlah investasi proyek A Rp 1.100 juta, proyek B Rp 595
juta, dan proyek C Rp 450 juta sedangkan dana yang
tersedia pada investor Rp 1.100 juta, maka meski dapat
membiayai proyek A, investor lebih baik memilih proyek B
yang menghasilkan NPV Rp 256,25 juta dan IRR sebesar
30,06%.

9
Kriteria lain adalah dengan melihat Pay back period,
yaitu jangka waktu pengembalian investasi.
Semakin cepat proyek tersebut dapat
mengembalikan investasi, semakin baik karena
investasi yang telah dikembalikan dapat digunakan
untuk proyek lain yang dapat menghasilkan benefit
baru bagi perusahaan.

Pembangunan konstruksi proyek juga harus


diperhatikan. Semakin lama pembangunan
konstruksi, semakin lama untuk mendapatkan
benefit.

10
Cross Over Discount Rate Analysis (CODR)

CODR adalah salah satu peralatan analisis yang


digunakan dalam pemilihan proyek apabila social
opportunity cost (SOCR) sebagai discount factor sulit
untuk diketahui (karena seringnya perubahan tingkat
bunga atau karena pengaruh ekonomi secara
keseluruhan).

Dari NPV dengan berbagai discount rate yang digunakan,


ternyata jumlah investasi yang relatif besar tidak selalu
memberikan benefit yang besar, tetapi tergantung pada
biaya operasi dan pemeliharaan, serta benefit kotor yang
diberikan proyek tersebut.

11
Dengan mengetahui discount rate pada titik CODR dapat
dipilih proyek mana yang lebih baik untuk dikerjakan, yi.
tergantung pada NPV dari proyek pada SOCC yang
digunakan.

Contoh: Perhatikan tabel 3 berisi perkiraan total cost,


benefit, dan net benefit, dari proyek A dan B.
Besarnya net present value dari proyek A dan B
berdasarkan pada beberapa discount rate dapat dilihat
pada tabel 4.

12
Tabel 3. Total Cost, Benefit, dan Net Benefit Proyek A dan B
Thn Total Cost Benefit Net Benefit
A B A B A B
0 35.00 30.00 0.00 0.00 -35.00 -30.00
1 37.00 46.00 22.00 26.00 -15.00 -20.00
2 48.00 10.00 28.00 25.00 -20.00 15.00
3 10.00 11.00 32.00 28.00 22.00 17.00
4 10.00 12.00 34.00 30.00 24.00 18.00
5 10.00 12.00 37.00 32.00 27.00 20.00
6 12.00 14.00 41.00 37.00 29.00 23.00
7 12.00 14.00 44.00 39.00 32.00 25.00
8 13.00 11.00 48.00 39.00 35.00 28.00
9 13.00 11.00 52.00 42.00 39.00 31.00
10 13.00 11.00 56.00 45.00 43.00 34.00
143.00 132.00 394.00 343.00 191.00 161.00

13
 Dari perhitungan, NPV pada berbagai discount rate
pada masing-masing proyek tidak proporsional.
 Proyek B (NPV Rp 41,08 juta) lebih elastis dibanding
proyek A (NPV Rp 43,73 juta).
 Pada tk discount rate 25%, NPV proyek A lebih kecil
dari proyek B.
 Apabila social opportunity cost of capital (SOCC) yang
berlaku di masyarakat lebih besar dari tingkat CODR
pilihan terhadap proyek B lebih menguntungkan dari
proyek A.
 Sebaliknya apabila SOCC yang digunakan lebih kecil
dari CODR berarti pilihan terhadap proyek A akan lebih
menguntungkan.
14
Tabel 4. Nilai Present Value dari Proyek A dan B pada
Berbagai Discount Factor

Discount Proyek A Proyek B


Rate
15% 43,73 41,08

18% NPV1 29,79 NPV 1 29,50

21% NPV2 18,49 NPV2 20,06

25% 6,58 10,01

30% -4,57 0,49

15
Slope dari NPV yang menggunakan bermacam-macam
discount rate apabila digambarkan dalam sebuah kurva
adalah berbentuk cekung. Proyek A lebih elastis daripada
Proyek B, dengan demikian titik perpotongan antara NPV
Proyek A dengan NPV Proyek B adalah titik
keseimbangan antara nilai NPV proyek A dan Proyek B
pada discount rate tertentu.

(NPVB1  NPVA1)
CODR i1 
NPVA1  NPVA2 NPVB1  NPVB2
( ) ( )
i1  i2 i1  i2

16
(NPVB1  NPVA1)
CODR i1 
NPVA1  NPVA2 NPVB1  NPVB2
( ) ( )
i1  i2 i1  i2

(29,50  29,79)
CODR  0,18 
29,79 18,49) 29,50  20,06
( )( )
0,18  0,21 0,18  0,21
CODR  0,1847 18,47%
Nilai NPV pada titik perpotongan:
NPVA1  NPV A2
NPVE  (iCODR  i1 )  ( NPVA1 )
i1  i2
29,79 18,49
NPVE  (0,19  0,18)  29,75
0,18  0,21
NPVE  Rp.25,98( juta)
17
Pemilihan Kegiatan usaha/Proyek dengan
Analisis Kriteria Investasi

 Berdasarkan pd hasil
perhitungan, CODR adalah
seperti pada grafik Berikut.
NPV 191  SOCC yang berlaku di masy.
Proyek A Berada di atas CODR (18,47%),
161 berarti Proyek B lebih
menguntungkan.
 Sebaliknya, apabila SOCC lebih
kecil dari CODR, pilihan thd
Proyek A memberikan NPV lebih
CODR besar daripada Proyek B.
25,98

Proyek B

18,47%
18
Pendekatan Cost Effectiveness
• Jika manfaat tidak dapat dikuatifikasi
dengan baik, atau beberapa alternatif atau
cara pelaksanaan proyek yang memberi
hasil/manfaat yang sama.
• Jadi yang dicari adalah cara yang
mempunyai biaya terendah (least cost).

19
• Misalkan suatu proyek yang dapat dijalankan
dengan tiga macam teknik sbb:
No. Teknik A Teknik B Teknik C

0 - 30.000 30.000
1 18.000 15.000 12.000
2 18.000 15.000 12.000
3 18.000 15.000 12.000
4 18.000 15.000 12.000
5 18.000 15.000 42.000
6 18.000 15.000 12.000
7 18.000 15.000 12.000
8 18.000 15.000 12.000
9 18.000 15.000 12.000
10 18.000 15.000 12.000
180.000 180.000 180.000

20
Cara pendekatan adalah:
• Metode perbandingan biaya tahunan (the
annual cost method of comparison)
• Metode perbandingan the present value’
(the present worth method of comparison)

21

Anda mungkin juga menyukai