Anda di halaman 1dari 13

1

BUKU AJAR
BAB III
KRITERIA INVESTASI

Disusun Oleh:

Dr. Hadi Mahmudi, M.Si.

Sujadi ,SE. MM.

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis


Universitas Mataram
Agustus 2017
2

BAB III
KRITERIA INVESTASI

Kompetensi Akhir
Setelah mempelajari, membahas, mengkaji dan mendiskusikan isi BAB III
diharapkan: mahasiswa mampu menerapkan berbagai metode kriteria investasi secara
berurutan.

Indikator
Indikator keberhasilan yang diharapkan adalah Mahasiswa dapat:
1. Menjelaskan dan menghitung Net Present Worth Atau Net Present Value (NPV)
2. Menjelaskan dan menghitung Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C Ratio)
3. Menjelaskan dan menghitung Net Benefit Cost ratio (Net B/C Ratio)
4. Menjelaskan dan menghitung Internal Rate Of return (IRR)
5. Menjelaskan dan menghitung Profitability Ratio(PV/K)
6. Menjelaskan dan menghitung Payback Periods
3

Bagan Hubungan Antar Indikator Dengan Kemampuan Akhir

Menjelaskan dan menghitung Net Present Worth


Atau Net Present Value (NPV)

Menjelaskan dan menghitung Gross Benefit Cost


Ratio (Gross B/C Ratio)

Menjelaskan dan menghitung Net Benefit Cost ratio


(Net B/C Ratio)

Menjelaskan dan menghitung Internal Rate Of


return (IRR)

Menjelaskan dan menghitung Profitability


Ratio(PV/K)

Menjelaskan dan menghitung Payback Periods


4

3.1. Pendahuluan
Pada BAB ini akan dibahas peranan urutan /tahapan penghitungan dari
berbagai kriteria investasi.Yang lebih khusus akan membahs kriteria investasi
yang sifatnya sebagai pengambil keputusan apakah proyek akan diterima atau
ditolak.
BAB ini juga berisilam beberapa materi rambahan dari kriteria investasi
yang difat dasarnya bukan merupakan alat untuk menerima atau menolak tapi
lebih kepada pengayaan tentang kondisi proyek jika dijalankan, tapi penting
sebagai pendukung dalam pengambilan keputusan.
BAB ini juga sebagai kunci dari mata kuliah ini sehingga proporsi
pertemuan juga merupakan yang terbanyak dibanding dengan pokok bahasan
yang lain dari buku ini. Jika mahasiswa telah mempelajari dan menguasai materi
dalam bab ini maka sebagian besar pengetahuan tentang penilaian proyek telah
mampu dijalankan.

3.2. Net Present Worth Atau Net Present Value (NPV)

NPV adalah merupakan selisih antara benefit (Penerimaan) dengan


cost(pengeluaran) yang telah di discount value. Kriteria ini mengatakan bahwa
proyek akan dipilih apabila NPV>0. Dengan demikian jika suatu proyek
mempunyai NPV <0, maka tidak akan dipilih dan tidak layak untuk dijalankan.
Dalam analisa proyek, rumus NPV ditulis sebagai berikut:

b 1−c 1 b 2−c 2 bn−cn


NPV = kt + + 2
+ …+ n
(1+i) ( 1+i ) (1+i)
n
Bt−Ct −Kt
NPV = ∑
t =1 (1+ i)n
Dimana:
Kt = merupakan capital yang digunakan pada tahun ke-1 sampai dengan tahun ke
–n
b1,b2,…..,bn adalah penerimaan pada tahun ke – 1 sampai dengan tahun ke- n
5

c1,c2,….,cn adalah pengeluaran pada tahun ke – 1 sampai dengan tahun ke – n


i sama dengan tingkat discount rate.
Guna memahami rumus di atas , di bawah ini diberikan contoh data hipotesisi
sebagai berikut (Perhitungan dalam ribuan rupiah)
Tabel .3. Perhitungan Net Present Value

Tahun K C B df=10% NB=


Bdf-Cdf-
Kxdf Cxdf Bxdf
Kdf

0 65 - - 1,0 65,00 - - -65

1 25 2 4 0,909 22,73 1,82 3,64 -20,91

2 10 5 15 0,826 8,26 4,13 12,39 0

3 - 7 22 0,751 - 5,26 16,52 11,26

4 - 8 28 0,683 - 5,46 19,12 13,66

5 - 10 40 0,621 - 6,21 24,84 18,63

6 - 11 46 0,564 - 6,20 25,94 19,74

7 - 12 50 0,513 - 6,16 25,65 19,49

8 - 15 50 0,467 - 7,01 23,35 16,34

9 - 20 45 0,424 - 8,48 19,08 10,60

10 - 25 40 0,385 - 9,63 15,40 5,77

100 115 340 - 95,99 60,36 185,93 29,60

Dengan demikian , besarnya NPV yang dimaksud adalah sebesar Rp 29,60


(dalam ribuan rupiah). Maka proyek tersebut layak untuk diterima atau
dikerjakan.
6

3.3. Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C Ratio)

Di dalam Gross B/C Ratio merupakan perbandingan / ratio dari jumlah


benefit kotor dengan biaya kotor yang telah dipresent valuekan. Kriteria ini
memberi pedoman bahwa proyek akan dipilih apabila Gross B/C Ratio>1 dan
sebaliknya jika Gross B/C < 1 maka proyek akan ditolak.
Dalam analisa proyek ,rumus gross B/C ditulis sebagai berikut:

n
bt
∑ (1+i)t
t=1
Gross B/C = n

∑ Ct + Kt
(1+i)t
t =1

Untuk memberi penjelasan masalah ini akan dimbilkan contoh dari tabel di atas,
maka :
n n
bt Ct + Kt 185 ,93
∑ (1+i)t = 185,93 dan ∑
( 1+i)
t = 156,35 sehingga gross B/C ratio =
156,35
t =1 t =1

= 1,19

3.4. Net Benefit Cost ratio (Net B/C Ratio)

Net B/C ratio adalah merupakan perbandingan antara benefit bersih dari
tahun yang bersangkutan yang telah dipresent valuekan (pembilang/bersifat +)
dengan biaya bersih dalam tahun di mana B,- C (penyebut/bersifat -) yang telah
dipresent valuekan, yaitu biaya kotor > benefit kotor. Kriteria ini memberi
pedoman bahwa proyek akan dipilih apabila Net B/C Ratio>1 dan sebaliknya.
Rumus Net B/C Ratio adalah sebagai berikut:
7

∑ bt−ct−kt
(1+i)t
t =1
Net B/C ratio = n

∑ bt−ct−kt
(1+i)
t
t =1

Guna memberi penjelasan mengenai hal ini akan diberikan contoh dengan tabel 3
di atas.
n

∑ bt−ct−kt
(1+ i)t
= 115,53 (pembilang)
t =1

∑ bt−ct−kt
(1+ i)
t = 85,91 (penyebut)
t =1

115 ,53
Dengan demikian besarnya Net B/C Ratio adalah = 1,34 .
85,91

3.5. Internal Rate Of return (IRR)

Ukuran selanjutnya untuk kriteria investasi adalah IRR. IRR adalah suatu
tingkat discount rate yang menghasilkan NPV sama dengan nol.Dengan demikian
apabila hasil perhitungan IRR > dari social opportunity cost of capital (SOCC)
dikatakan proyek feasible , bila sama dengan SOCC berarti pulang pokok (break
even poit) dan jika lebih kecil dari SOCC maka proyek not feasible .
Untuk menentukan besarnya nilai IRR harus dihitung nilai NPV 1 dan nilai NPV2
dengan cara coba coba.Apabila nilai NPV1 telah menunjukkan angka positif maka
discount factor yang ke-2 harus lebih besar dari SOCC dan sebaliknya apabila
NPV1 menunjukkan angka negative maka discount factor yang ke dua berada di
bawah SOCC.
Berdasarkan hasil percobaan ini , nilai IRR berada antara nilai NPV positif
dan nilai NPV negative yaitu pada NPV=0. Formula untuk IRR dapat dirumuskan
sebagai berikut:

NPV 1
IRR = i1 + .(i2-i1)
NPV 1−NPV 2
Dimana:
i1 = tingkat discount rate yang menghasilkan NPV1
8

i2 = tingkat discount rate yang menghasilkan NPV2


dari contoh sebelumnya maka jika dicari IRR-nya akan menghasilkan sebagai
berikut:
9

Tabel. 4. Langkah Mencari IRR

df=16
Thn K C B % Kxdf Cxdf Bxdf NB= Bdf-Cdf-Kdf
                 
0 65 - - 1.000 65.000 0.000 0.000 -65.000
1 25 2 4 0.862 21.552 1.724 3.448 -19.828
2 10 5 15 0.743 7.432 3.716 11.147 0.000
3 - 7 22 0.641   4.485 14.094 9.610
4 - 8 28 0.552   4.418 15.464 11.046
5 - 10 40 0.476   4.761 19.045 14.283
6 - 11 46 0.410   4.515 18.880 14.365
7 - 12 50 0.354   4.246 17.691 13.446
8 - 15 50 0.305   4.575 15.251 10.676
9 - 20 45 0.263   5.259 11.833 6.574
10 - 25 40 0.227   5.667 9.067 3.400
  100 115 340 - 93.983 43.366 185,93 -1.428

IRR = 10% +6% { 2 9 ,6 0


}
2 9 , 6 0−(−1,4 28)
= 10%+6% (29,60/31,03) =15,72%

Hal ini juga bisa dijelaskan dengan grafik seperti terlihat di bawah ini:

NPV

NPV1=29,60

NPV=0

NPV2=-1,43 10% 15,72% 16 %


Gambar.2. Hubungan NPV dengan Rate(i)
Seperti terlihat dalam grafik tersebut, nilai NPV1 adalah sebesar 29,60 dan NPV2
= -1,43 dengan discount factor pertama sebesar 10% dan discount factor yang
10

ke dua sebesar 16% . Seperti terlihat pada grafik pada tingkat bunga 15,72 %
maka NPV = 0

3.6. Profitability Ratio(PV/K)

Profitability Ratio menunjukkan perbandingan antara penerimaan dengan


biaya modal (K) yang digunakan setelah dipresent valuekan. Angka perbandingan
ini kadang kadang dipakai sebagai perhitungan rentabilitas dari suatu investasi di
atas tingkat discount rate. Pofitability Ratio ini biasanya mendekati hasil dalam
perhitungan Net B/C Ratio. Sehingga proyek akan dipilih bilamana PV/K >1 .
Sebaliknya apabila PV/K<1 maka proyek akan ditolak.
Dalam analisa proyek rumus Profitability Ratio yang sering ditulis adalah:
n

∑ bt−ct
(1+i)
t
t =1
PV/K = n
Kt
∑ (1+i)t
t =1

Dari contoh sebelumnya diketahui bahwa besarnya :


n n

∑ bt−ct t
=¿ 125,56 dan ∑
Kt
t
=¿ 95,99
t =1 (1+i) t =1 (1+i)

Sehingga kalua angka angka tersebut dimasukkan ke dalam rumus diperoleh hasil
sebagai berikut:
125,56
PV/K = =¿1,31
95,9 9

3.7. Payback Periods

Payback Period merupakan jangka waktu periode yang diperlukan untuk


membayar kembali (mengembalikan) semua biaya biaya yang telah dikeluarkan
di dalam investasi suatu proyek.Analisis Payback Period dalam evaluasi proyek
perlu juga ditampilkan untuk mengetahui berapa lama proyek yang dikerjakan
baru dapat mengembalikan investasi. Semakin cepat dalam pengemblian biaya
investasi sebuah proyek semakin baik proyek tersebut karena semakin lancar
perputaran modal.
11

Rumus untuk menghitung Pay Bac Period adalah:


n n

PBP = Tp-1 + i=1


∑ Ii−∑ Bicp−1
i=1
Bp
Dimana:
PBP = Pay Back Period
Tp-1 = Tahun sebelum terdapat PBP
Ii = Jumlah Investasi yang telah didiscount
Bicp-1 = Jumlah Benefit yang telah didiscount sebelum PBP
Bp = Jumlah benefit pada PBP
Berdasarkan perhitungan pada discount factor , besarnya PBP dihitung sebagai
berikut:
95,99−82, 81
PBP =7+
16,3 3
PBP = 7 +0,808
PBP = 7 tahun,9 bulan ,21 hari

3.8. Rangkuman

NPV adalah merupakan selisih antara benefit (Penerimaan) dengan


cost(pengeluaran) yang telah di discount value. Kriteria ini mengatakan bahwa proyek
akan dipilih apabila NPV>0. Dengan demikian jika suatu proyek mempunyai NPV <0,
maka tidak akan dipilih dan tidak layak untuk dijalankan.
Gross B/C Ratio merupakan perbandingan / ratio dari jumlah benefit kotor dengan
biaya kotor yang telah dipresent valuekan. Kriteria ini memberi pedoman bahwa proyek
akan dipilih apabila Gross B/C Ratio>1 dan sebaliknya jika Gross B/C < 1 maka proyek
akan ditolak.
Net B/C ratio adalah merupakan perbandingan antara benefit bersih dari tahun
yang bersangkutan yang telah dipresent valuekan (pembilang/bersifat +) dengan biaya
bersih dalam tahun di mana B,- C (penyebut/bersifat -) yang telah dipresent valuekan,
yaitu biaya kotor > benefit kotor. Kriteria ini memberi pedoman bahwa proyek akan
dipilih apabila Net B/C Ratio>1 dan sebaliknya.
12

IRR adalah suatu tingkat discount rate yang menghasilkan NPV sama dengan
nol.Dengan demikian apabila hasil perhitungan IRR > dari social opportunity cost of
capital (SOCC) dikatakan proyek feasible , bila sama dengan SOCC berarti pulang
pokok (break even poit) dan jika lebih kecil dari SOCC maka proyek not feasible . Untuk
menentukan besarnya nilai IRR harus dihitung nilai NPV 1 dan nilai NPV2 dengan cara
coba coba.Apabila nilai NPV1 telah menunjukkan angka positif maka discount factor
yang ke-2 harus lebih besar dari SOCC dan sebaliknya apabila NPV 1 menunjukkan angka
negative maka discount factor yang ke dua berada di bawah SOCC. Berdasarkan hasil
percobaan ini , nilai IRR berada antara nilai NPV positif dan nilai NPV negative yaitu
pada NPV=0.
Profitability Ratio menunjukkan perbandingan antara penerimaan dengan biaya
modal (K) yang digunakan setelah dipresent valuekan. Angka perbandingan ini kadang
kadang dipakai sebagai perhitungan rentabilitas dari suatu investasi di atas tingkat
discount rate. Pofitability Ratio ini biasanya mendekati hasil dalam perhitungan Net B/C
Ratio. Sehingga proyek akan dipilih bilamana PV/K >1 . Sebaliknya apabila PV/K<1
maka proyek akan ditolak.
Payback Period merupakan jangka waktu periode yang diperlukan untuk
membayar kembali (mengembalikan) semua biaya biaya yang telah dikeluarkan di dalam
investasi suatu proyek.Analisis Payback Period dalam evaluasi proyek perlu juga
ditampilkan untuk mengetahui berapa lama proyek yang dikerjakan baru dapat
mengembalikan investasi. Semakin cepat dalam pengemblian biaya investasi sebuah
proyek semakin baik proyek tersebut karena semakin lancar perputaran modal.

3.9. Tes Formatif

Jelaskan dan buatkan contoh perhitungan istilah berikut:


1. Net Present Worth Atau Net Present Value (NPV)
2. Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C Ratio)
3. Net Benefit Cost ratio (Net B/C Ratio)
4. Internal Rate Of return (IRR)
5. Profitability Ratio(PV/K)
6. Payback Periods
13

3.10. Umpan Balik


Setelah membaca bagian penyajian di atas maka untuk mengetahui sejauh
mana tingkat pemahaman anda terhadap materi pada BAB III ini anda bisa
melakukan perhitungan Net Present Worth Atau Net Present Value (NPV), Gross
Benefit Cost Ratio (Gross B/C Ratio), Net Benefit Cost ratio (Net B/C Ratio),
Internal Rate Of return (IRR), Profitability Ratio(PV/K), Payback Periods

3.11. Tindak Lanjut


Setelah anda mampu melakukan umpan balik pada BAB III maka anda
bisa melanjutkannya dengan mempelajari serangkaian teknis analisis pada BAB
IV tentang Penggunaan Kriteria Investasi Untuk Memilih Berbagai Kemungkinan
Investasi

3.12. Daftar pustaka

1. Clive Gray dkk (2007),Pengantar Evaluasi Proyek, Edisi Kedua, Gramedia


Pustaka Utama, Jakarta
2. Kadariah dkk (1978), Pengantar Evaluasi Proyek, Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
3. Pudjosumarto,Muljadi(1998), Evaluasi Proyek, Uraian Singkat dan Soal
Jawaban,Liberty, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai