BUKU AJAR
BAB III
KRITERIA INVESTASI
Disusun Oleh:
BAB III
KRITERIA INVESTASI
Kompetensi Akhir
Setelah mempelajari, membahas, mengkaji dan mendiskusikan isi BAB III
diharapkan: mahasiswa mampu menerapkan berbagai metode kriteria investasi secara
berurutan.
Indikator
Indikator keberhasilan yang diharapkan adalah Mahasiswa dapat:
1. Menjelaskan dan menghitung Net Present Worth Atau Net Present Value (NPV)
2. Menjelaskan dan menghitung Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C Ratio)
3. Menjelaskan dan menghitung Net Benefit Cost ratio (Net B/C Ratio)
4. Menjelaskan dan menghitung Internal Rate Of return (IRR)
5. Menjelaskan dan menghitung Profitability Ratio(PV/K)
6. Menjelaskan dan menghitung Payback Periods
3
3.1. Pendahuluan
Pada BAB ini akan dibahas peranan urutan /tahapan penghitungan dari
berbagai kriteria investasi.Yang lebih khusus akan membahs kriteria investasi
yang sifatnya sebagai pengambil keputusan apakah proyek akan diterima atau
ditolak.
BAB ini juga berisilam beberapa materi rambahan dari kriteria investasi
yang difat dasarnya bukan merupakan alat untuk menerima atau menolak tapi
lebih kepada pengayaan tentang kondisi proyek jika dijalankan, tapi penting
sebagai pendukung dalam pengambilan keputusan.
BAB ini juga sebagai kunci dari mata kuliah ini sehingga proporsi
pertemuan juga merupakan yang terbanyak dibanding dengan pokok bahasan
yang lain dari buku ini. Jika mahasiswa telah mempelajari dan menguasai materi
dalam bab ini maka sebagian besar pengetahuan tentang penilaian proyek telah
mampu dijalankan.
n
bt
∑ (1+i)t
t=1
Gross B/C = n
∑ Ct + Kt
(1+i)t
t =1
Untuk memberi penjelasan masalah ini akan dimbilkan contoh dari tabel di atas,
maka :
n n
bt Ct + Kt 185 ,93
∑ (1+i)t = 185,93 dan ∑
( 1+i)
t = 156,35 sehingga gross B/C ratio =
156,35
t =1 t =1
= 1,19
Net B/C ratio adalah merupakan perbandingan antara benefit bersih dari
tahun yang bersangkutan yang telah dipresent valuekan (pembilang/bersifat +)
dengan biaya bersih dalam tahun di mana B,- C (penyebut/bersifat -) yang telah
dipresent valuekan, yaitu biaya kotor > benefit kotor. Kriteria ini memberi
pedoman bahwa proyek akan dipilih apabila Net B/C Ratio>1 dan sebaliknya.
Rumus Net B/C Ratio adalah sebagai berikut:
7
∑ bt−ct−kt
(1+i)t
t =1
Net B/C ratio = n
∑ bt−ct−kt
(1+i)
t
t =1
Guna memberi penjelasan mengenai hal ini akan diberikan contoh dengan tabel 3
di atas.
n
∑ bt−ct−kt
(1+ i)t
= 115,53 (pembilang)
t =1
∑ bt−ct−kt
(1+ i)
t = 85,91 (penyebut)
t =1
115 ,53
Dengan demikian besarnya Net B/C Ratio adalah = 1,34 .
85,91
Ukuran selanjutnya untuk kriteria investasi adalah IRR. IRR adalah suatu
tingkat discount rate yang menghasilkan NPV sama dengan nol.Dengan demikian
apabila hasil perhitungan IRR > dari social opportunity cost of capital (SOCC)
dikatakan proyek feasible , bila sama dengan SOCC berarti pulang pokok (break
even poit) dan jika lebih kecil dari SOCC maka proyek not feasible .
Untuk menentukan besarnya nilai IRR harus dihitung nilai NPV 1 dan nilai NPV2
dengan cara coba coba.Apabila nilai NPV1 telah menunjukkan angka positif maka
discount factor yang ke-2 harus lebih besar dari SOCC dan sebaliknya apabila
NPV1 menunjukkan angka negative maka discount factor yang ke dua berada di
bawah SOCC.
Berdasarkan hasil percobaan ini , nilai IRR berada antara nilai NPV positif
dan nilai NPV negative yaitu pada NPV=0. Formula untuk IRR dapat dirumuskan
sebagai berikut:
NPV 1
IRR = i1 + .(i2-i1)
NPV 1−NPV 2
Dimana:
i1 = tingkat discount rate yang menghasilkan NPV1
8
df=16
Thn K C B % Kxdf Cxdf Bxdf NB= Bdf-Cdf-Kdf
0 65 - - 1.000 65.000 0.000 0.000 -65.000
1 25 2 4 0.862 21.552 1.724 3.448 -19.828
2 10 5 15 0.743 7.432 3.716 11.147 0.000
3 - 7 22 0.641 4.485 14.094 9.610
4 - 8 28 0.552 4.418 15.464 11.046
5 - 10 40 0.476 4.761 19.045 14.283
6 - 11 46 0.410 4.515 18.880 14.365
7 - 12 50 0.354 4.246 17.691 13.446
8 - 15 50 0.305 4.575 15.251 10.676
9 - 20 45 0.263 5.259 11.833 6.574
10 - 25 40 0.227 5.667 9.067 3.400
100 115 340 - 93.983 43.366 185,93 -1.428
Hal ini juga bisa dijelaskan dengan grafik seperti terlihat di bawah ini:
NPV
NPV1=29,60
NPV=0
ke dua sebesar 16% . Seperti terlihat pada grafik pada tingkat bunga 15,72 %
maka NPV = 0
∑ bt−ct
(1+i)
t
t =1
PV/K = n
Kt
∑ (1+i)t
t =1
∑ bt−ct t
=¿ 125,56 dan ∑
Kt
t
=¿ 95,99
t =1 (1+i) t =1 (1+i)
Sehingga kalua angka angka tersebut dimasukkan ke dalam rumus diperoleh hasil
sebagai berikut:
125,56
PV/K = =¿1,31
95,9 9
3.8. Rangkuman
IRR adalah suatu tingkat discount rate yang menghasilkan NPV sama dengan
nol.Dengan demikian apabila hasil perhitungan IRR > dari social opportunity cost of
capital (SOCC) dikatakan proyek feasible , bila sama dengan SOCC berarti pulang
pokok (break even poit) dan jika lebih kecil dari SOCC maka proyek not feasible . Untuk
menentukan besarnya nilai IRR harus dihitung nilai NPV 1 dan nilai NPV2 dengan cara
coba coba.Apabila nilai NPV1 telah menunjukkan angka positif maka discount factor
yang ke-2 harus lebih besar dari SOCC dan sebaliknya apabila NPV 1 menunjukkan angka
negative maka discount factor yang ke dua berada di bawah SOCC. Berdasarkan hasil
percobaan ini , nilai IRR berada antara nilai NPV positif dan nilai NPV negative yaitu
pada NPV=0.
Profitability Ratio menunjukkan perbandingan antara penerimaan dengan biaya
modal (K) yang digunakan setelah dipresent valuekan. Angka perbandingan ini kadang
kadang dipakai sebagai perhitungan rentabilitas dari suatu investasi di atas tingkat
discount rate. Pofitability Ratio ini biasanya mendekati hasil dalam perhitungan Net B/C
Ratio. Sehingga proyek akan dipilih bilamana PV/K >1 . Sebaliknya apabila PV/K<1
maka proyek akan ditolak.
Payback Period merupakan jangka waktu periode yang diperlukan untuk
membayar kembali (mengembalikan) semua biaya biaya yang telah dikeluarkan di dalam
investasi suatu proyek.Analisis Payback Period dalam evaluasi proyek perlu juga
ditampilkan untuk mengetahui berapa lama proyek yang dikerjakan baru dapat
mengembalikan investasi. Semakin cepat dalam pengemblian biaya investasi sebuah
proyek semakin baik proyek tersebut karena semakin lancar perputaran modal.