Anda di halaman 1dari 49

MODAL, PEMBIAYAAN DAN

ANALISA KELAYAKAN HUTAN


RAKYAT
Oleh
Hari Kaskoyo, Ph.D
Pendahuluan
 Kegiatan dalam hutan rakyat meliputi:
 Pembibitan

 Penanaman

 Pemeliharaan

 Pemanenan

 Pemasaran

 Kegiatan-kegiatan tersebut memerlukan


biaya.
Modal
 Diperlukan untuk membiayai kegiatan-kegiatan
dalam HR.
 Beberapa pembagian modal:
 Modal tetap, modal kerja, dan modal tumbuh.
 Modal sendiri dan modal pinjaman.

 Modal konkret dan modal abstrak.

 Modal uang dan skill.

 Modal aktif dan pasif.

 Modal jangka panjang dan jangka pendek


Pembiayaan atau kredit
 Penyediaan uang atau tagihan yg dpt dpersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
pinjam-meminjam antara Bank Pelaksana dengan
Debitur yang mewajibkan Debitur melunsi utangnya stlh
jangka waktu ttt dengan pemberian bunga (prinsip
bank umum).
 Penyediaan dana atau tagihan yg dipersamakan dg itu
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara
Bank Pelaksana dg Debitur yg mewajibkan debitur utk
mengembalikan dana atau tagihan tsb stlh jangka
waktu ttt dg imbalan/bagi hasil/margin.
Pembiayaan atau kredit
 Diberikan dg pertimbangan tertentu.
 Diberikan dg resiko misalnya:
 Kegagalan panen krn perubahan cuaca.
 Kegagalan krn serangan hama dan penyakit.

 Mutu yg kurang baik.


Pembiayaan atau kredit
 Ada asuransi usaha
 Sistem resi gudang
Beberapa sumber modal/kredit
 Perorangan
 Bank Pemerintah
 Bank Komersial
 Bank Desa
 Koperasi
 Organisasi sosial
Beberapa faktor yang mempengaruhi
pembiayaan kredit
 Tingkat bunga
 Agunan
 Jenis usaha/komoditas
 Pengikatan/proses kredit
 Jangka waktu
Biaya Tetap
 Yang dimaksud biaya tetap adalah biaya yang
jumlahnya tidak tergantung dari banyak sedikitnya
jumlah output. Bahkan bila untuk sementara
produksi dihentikan, biaya tetap ini harus tetap
dikeluarkan dalam jumlah yang sama.

9
Biaya Tetap
 Yang termasuk dalam biaya tetap ini misalnya:

gaji tenaga administrasi, penyusutan mesin,


penyusutan gedung dan peralatan lain, sewa tanah,
sewa kantor dan sewa gudang. Dalam jangka
panjang biaya tetap ini akan mengalami
perubahan.

10
Biaya Variabel

 Biaya variabel merupakan biaya yang besarnya berubah-


ubah tergantung dari banyak sedikitnya output yang
dihasilkan. Semakin besar jumlah output semakin besar
pula biaya variabel yang harus dikeluarkan.

11
Biaya Variabel
 Yang termasuk dalam biaya variabel ini adalah
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,
bahan bakar, listrik dsb. Biaya tetap dan biaya
variabel ini jika dijumlahkan hasilnya merupakan
biaya total. Jika digambarkan dalam kurva, maka
pola biaya tetap total (TFC), biaya variabel total
(TVC) dan biaya total (TC) dapat dilihat sebagai
berikut:

12
Kelayakan usaha
 NPV
 BCR
 IRR
NPV
 NPV (Net Present Value) : merupakan manfaat
bersih tambahan (nilai sekarang bersih) yang
diterima proyek selama umur proyek pada tingkat
discount factor tertentu.

𝑛 𝐵𝑡 −𝐶𝑡
 Rumus : NPV = σ𝑡=1
1+𝑖 𝑡
 Jika : NPV > 0, berarti kegiatan layak jalan dan
sebaliknya
B/C

 Net B/C : merupakan manfaat bersih tambahan


yg diterima proyek dari setiap 1 satuan biaya
yang dikeluarkan (tanpa satuan)

𝐵𝑡 − 𝐶𝑡
 Rumus : σ𝑛𝑡=1
1+𝑖 𝑡
𝑁𝑒𝑡 𝐵/𝐶 =
𝐶𝑡 − 𝐵𝑡
σ𝑛𝑡=1
1+𝑖 𝑡
B/C

 Gross B/C : merupakan yang diterima proyek


dari setiap satu satuan biaya yang dikeluarkan
(tanpa satuan).

𝐵𝑡
 Rumus : σ𝑛
𝑡=1 1+𝑖 𝑡
Gross 𝐵/𝐶 = 𝐶𝑡
σ𝑛
𝑡=1 1+𝑖 𝑡
IRR

 IRR (Internal Rate of Return) : merupakan tingkat


pengembalian internal yaitu kemampuan suatu
proyek menghasilkan return (satuannya %).
 IRR merupakan tingkat discount rate yang
membuat NPV proyek = 0.
 Jika IRR > Tk, maka layak dilaksanakan
 Rumus: NPV 1
IRR  i1  (i 2  i1)
NPV 1  NPV 2
CONTOH SOAL
 Seorang pengusaha hutan rakyat jabon, menginvestasikan modalnya sebagai
berikut:
 Dana investasi: Rp. 100.000.000,- dialokasikan selama 3 tahun, yaitu tahun
persiapan Rp. 65.000.000,- tahun pertama Rp. 25.000.000, dan tahun kedua Rp.
10.000.000,-. Kegiatan budidaya dimulai setelah tahun ke-1 mulai dari kegiatan
penanaman.
 Jumlah biaya operasi dan pemeliharaan berdasarkan rekapitulasi dari berbagai
biaya pada tahun pertama sebesar Rp 2.000.000,- per tahun dan untuk tahun-
tahun berikutnya seperti pada tabel 1.
 Benefit dari kegiatan pengusahaan jabon ini adalah jumlah produksi dari
pengambilan kayu bakar, penjarangan dan pemanenan hasil. Kegiatan produksi
dimulai pada tahun pertama dengan jumlah penghasilan Rp 4.000.000,- sedang
tahun-tahun berikutnya seperti terlihat pada tabel 1. Berdasarkan data di atas,
apakah rencana pengusahaan hutan rakyat jabon tersebut layak untuk
dikembangkan bila dilihat dari segi NPV dengan diskon faktor sebesar 10%?
NPV, B/C, IRR
Discounted
Tahun Kapital Cost Benefit DF 10% DF 15% NB Disc NB DF 16% NB Disc NB
K C B NB

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

0 65 0 0 1,000 65,00 0,00 0,00 -65,00 1,000 -65 -65,00 1,000 -65 -65,00
1 25 2 4 0,909 22,73 1,82 3,64 -20,91 0,870 -23 -20,01 0,862 -23 -19,83
2 10 5 15 0,826 8,26 4,13 12,39 0,00 0,756 0 0,00 0,743 0 0,00
3 0 7 22 0,751 0,00 5,26 16,52 11,27 0,658 15 9,87 0,641 15 9,62
4 0 8 28 0,683 0,00 5,46 19,12 13,66 0,572 20 11,44 0,552 20 11,04
5 0 10 40 0,621 0,00 6,21 24,84 18,63 0,497 30 14,91 0,476 30 14,28
6 0 11 46 0,564 0,00 6,20 25,94 19,74 0,432 35 15,12 0,410 35 14,35
7 0 12 50 0,513 0,00 6,16 25,65 19,49 0,376 38 14,29 0,354 38 13,45
8 0 15 50 0,467 0,00 7,01 23,35 16,35 0,327 35 11,45 0,305 35 10,68
9 0 20 45 0,424 0,00 8,48 19,08 10,60 0,248 25 6,20 0,263 25 6,58
10 0 25 40 0,385 0,00 9,63 15,40 5,78 0,247 15 3,71 0,227 15 3,41

Total 100 115 340 - 95,99 60,35 185,94 29,60 - 125 1,97 - 125 -1,43
NPV, B/C, IRR
 Hasil menunjukkan bahwa NPV > 0, ini berarti
gagasan usaha hutan rakyat jabon layak dilakukan,
besarnya NPV yang dimaksud adalah sebesar Rp
29.60 juta.
NPV, B/C, IRR

Discounted
Tahun Capital Cost Benefit DF 10% DF 15% NB Disc NB DF 16% NB Disc NB
K C B NB
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

0 65 0 0 1,000 65,00 0,00 0,00 -65,00 1,000 -65 -65,00 1,000 -65 -65,00
1 25 2 4 0,909 22,73 1,82 3,64 -20,91 0,870 -23 -20,01 0,862 -23 -19,83
2 10 5 15 0,826 8,26 4,13 12,39 0,00 0,756 0 0,00 0,743 0 0,00
3 0 7 22 0,751 0,00 5,26 16,52 11,27 0,658 15 9,87 0,641 15 9,62
4 0 8 28 0,683 0,00 5,46 19,12 13,66 0,572 20 11,44 0,552 20 11,04
5 0 10 40 0,621 0,00 6,21 24,84 18,63 0,497 30 14,91 0,476 30 14,28
6 0 11 46 0,564 0,00 6,20 25,94 19,74 0,432 35 15,12 0,410 35 14,35
7 0 12 50 0,513 0,00 6,16 25,65 19,49 0,376 38 14,29 0,354 38 13,45
8 0 15 50 0,467 0,00 7,01 23,35 16,35 0,327 35 11,45 0,305 35 10,68
9 0 20 45 0,424 0,00 8,48 19,08 10,60 0,248 25 6,20 0,263 25 6,58
10 0 25 40 0,385 0,00 9,63 15,40 5,78 0,247 15 3,71 0,227 15 3,41

Total 100 115 340 - 95,99 60,35 185,94 29,60 - 125 1,97 - 125 -1,43
NPV, B/C, IRR

Perhitungan Net B/C Ratio, sbb:

 N B ()
i
NetB / C  i 1
n

 N B ( )
i 1
i

115,51
NetB / C   1,34
85,91

 Hasil perhitungan menunjukkan bahwa Net B/C > 1,


berarti pengusahaan hutan rakyat jabon tersebut layak
untuk dikerjakan.
NPV, B/C, IRR

Discounted
Tahun Capital Cost Benefit DF 10% DF 15% NB Disc NB DF 16% NB Disc NB
K C B NB
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

0 65 0 0 1,000 65,00 0,00 0,00 -65,00 1,000 -65 -65,00 1,000 -65 -65,00
1 25 2 4 0,909 22,73 1,82 3,64 -20,91 0,870 -23 -20,01 0,862 -23 -19,83
2 10 5 15 0,826 8,26 4,13 12,39 0,00 0,756 0 0,00 0,743 0 0,00
3 0 7 22 0,751 0,00 5,26 16,52 11,27 0,658 15 9,87 0,641 15 9,62
4 0 8 28 0,683 0,00 5,46 19,12 13,66 0,572 20 11,44 0,552 20 11,04
5 0 10 40 0,621 0,00 6,21 24,84 18,63 0,497 30 14,91 0,476 30 14,28
6 0 11 46 0,564 0,00 6,20 25,94 19,74 0,432 35 15,12 0,410 35 14,35
7 0 12 50 0,513 0,00 6,16 25,65 19,49 0,376 38 14,29 0,354 38 13,45
8 0 15 50 0,467 0,00 7,01 23,35 16,35 0,327 35 11,45 0,305 35 10,68
9 0 20 45 0,424 0,00 8,48 19,08 10,60 0,248 25 6,20 0,263 25 6,58
10 0 25 40 0,385 0,00 9,63 15,40 5,78 0,247 15 3,71 0,227 15 3,41

Total 100 115 340 - 95,99 60,35 185,94 29,60 - 125 1,97 - 125 -1,43
NPV, B/C, IRR

 Dari contoh 1 (tabel 1), Gross B/C dapat dihitung sbb:

 B (1  i ) n

GrossB / C  i 1
n

 i
C
i 1
(1  i ) n

185,93
GrossB / C   1,19
156,35

 Gross B/C menunjukkan bahwa pengusahaan hutan rakyat jabon


layak dikerjakan.
NPV, B/C, IRR

Discounted
Tahun Capital Cost Benefit DF 10% DF 15% NB Disc NB DF 16% NB Disc NB
K C B NB
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

0 65 0 0 1,000 65,00 0,00 0,00 -65,00 1,000 -65 -65,00 1,000 -65 -65,00
1 25 2 4 0,909 22,73 1,82 3,64 -20,91 0,870 -23 -20,01 0,862 -23 -19,83
2 10 5 15 0,826 8,26 4,13 12,39 0,00 0,756 0 0,00 0,743 0 0,00
3 0 7 22 0,751 0,00 5,26 16,52 11,27 0,658 15 9,87 0,641 15 9,62
4 0 8 28 0,683 0,00 5,46 19,12 13,66 0,572 20 11,44 0,552 20 11,04
5 0 10 40 0,621 0,00 6,21 24,84 18,63 0,497 30 14,91 0,476 30 14,28
6 0 11 46 0,564 0,00 6,20 25,94 19,74 0,432 35 15,12 0,410 35 14,35
7 0 12 50 0,513 0,00 6,16 25,65 19,49 0,376 38 14,29 0,354 38 13,45
8 0 15 50 0,467 0,00 7,01 23,35 16,35 0,327 35 11,45 0,305 35 10,68
9 0 20 45 0,424 0,00 8,48 19,08 10,60 0,248 25 6,20 0,263 25 6,58
10 0 25 40 0,385 0,00 9,63 15,40 5,78 0,247 15 3,71 0,227 15 3,41

Total 100 115 340 - 95,99 60,35 185,94 29,60 - 125 1,97 - 125 -1,43
NPV, B/C, IRR

IRR  i1 
NPV1
i2  i1 
( NPV1  NPV2 )

IRR  15% 
1,97
16%  15%  15,58%
(1,97  (1,43))

 Hasil perhitungan menunjukkan bahwa IRR


15,58% lebih besar dari SDR sebesar 15%,
berarti pengusahaan hutan rakyat jabon
tersebut layak untuk dikerjakan.
PR1 K13
 Diketahui seorang petani yg menanam sengon seluas 5 ha
membuat estimasi biaya dan manfaat sebagai berikut :
- Umur panen 9 tahun
- Tingkat DF yg berlaku 10 %
- Biaya per ha yg dikeluarkan pada tahun ke-0, ke-1 dan
ke-2 masing-masing sebesar Rp 10 jt, Rp 5 jt dan Rp 4 jt
- Manfaat per ha yang diterima pada tahun ke-5, 7 dan
9 masing-masing sebesar Rp 2 jt, Rp 5 jt, Rp 100 jt.
Hitunglah : Kriteria investasi proyek tersebut dengan 4
kriteria NPV, Net B/C, Gross B/C dan IRR!
- Bagaimana kesimpulannya ?
Payback Period
 Penentuan jangka waktu yg dibutuhkan utk menutup
initial investment dari suatu proyek dg menggunakan
cash flow yg dihasilkan oleh proyek tersebut (Arifin dan
Fauzi, 1999).
 Metode yg mengukur seberapa cepat investasi bisa
kembali dlm satuan tahun (Usnan dan Suwarsono,
1994).
 Menunjukkan berapa lama suatu investasi akan bisa
kembali.
 Menunjukkan perbandingan “initial investment” dg
aliran kas tahunan.
Payback Period
 Kelemahannya tidak memperhatikan cash flow setelah
Payback (NPV = 0)
 Jika Net Cash Flownya tetap, maka rumusnya Payback
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡
Period =
𝑁𝑒𝑡 𝐶𝑎𝑠ℎ 𝐹𝑙𝑜𝑤
 Jika Net Cash Flownya tidak tetap, maka rumusnya
𝑎−𝑏
Payback Period = n + x 1 tahun
𝑐−𝑏
 n = th terakhir arus kas blm bisa menutup investasi;
 a = jml investasi mula-mula;
 b = jml kumulatif arus kas pd th ke-n;
 c = jml kumulatif arus kas pd th ke n+1
Payback Period
 Contoh dg data hipotetik
Th Cash Flow Cash Flow Th Cash Flow Cash Flow
Sengon (Rp) Kumulatif (Rp) Jabon (Rp) Kumulatif (Rp)
0 -10.000.000 0 -10.000.000
1 -2.000.000 1 -3.000.000
2 -1.000.000 2 -2.000.000
3 -1.000.000 3 -1.000.000
4 5.000.000 5.000.000 4 6.000.000 6.000.000
5 10.000.000 15.000.000 5 12.000.000 18.000.000
6 10.000.000 26.000.000 6 15.000.000 33.000.000
7 100.000.000 126.000.000 7 150.000.000 183.000.000
Payback Period
14 𝑗𝑡 −5 𝑗𝑡
 PP Sengon = 4 + x 1 th
15 𝑗𝑡 −5 𝑗𝑡
= 4,9 th
16 𝑗𝑡 −6 𝑗𝑡
 PP Jabon = 4 + x 1 th
18 𝑗𝑡 −6 𝑗𝑡
= 4,83 th
PR2
 Seorang pengusaha ingin berinvestasi dalam
pengusahaan hutan rakyat akasia.Hitunglah berapa
Payback Periodnya jika kegiatan ini membutuhkan
investasi awal sebesar 550.000.000 dan diharapkan
menghasilkan arus kas masuk berikut:
 Tahun 1 = 75 000.000
Tahun 2 = 140 000.000
Tahun 3 = 200 000.000
Tahun 4 = 110 000.000
Tahun 5 = 60 000.000
BEP (Break Even Point)
merupakan analisis untuk menentukan tingkat produksi
yang dilakukan oleh perusahaan agar semua biaya
produksinya dapat tertutupi. Untuk melakukan analisis
pulang pokok, terdapat beberapa asumsi yang harus
diperhatikan, antara lain:
1.Biaya produksi perusahaan dapat dikelompokkan
pada biaya tetap dan biaya variabel.
2.Perubahan biaya variabel total seiring dengan
perubahan penjualan produk perusahaan, tetapi biaya
variabel per unitnya tetap.
BEP (Break Even Point)
3.Biaya tetap tidak mengalami perubahan,
walaupun terjadi perubahan penjualan produk
perusahaan.
4.Harga jual produk adalah tetap pada saat
dianalisis.
5.Perusahaan hanya memproduksi dan menjual
satu produk saja.
BEP (Break Even Point)
 Secara matematis, analisis BEP dapat
dirumuskan sebagai berikut:
FC
BEP (unit) 
P - VC
FC FC
BEP (Rupiah)  
1 - VC 1 - VC
P S
BEP (Break Even Point)
Diketahui:
1. Harga produk kayu sengon dijual sebesar
Rp.500.000/m3 dan produksi kayu hutan rakyat
sengon tersebut adalah 30 m3.
2. Biaya tetap dalam pengusahaan hutan rakyat
sengon sebesar Rp.20.000.000
3. Biaya variabelnya sebesar Rp.300.000
Hitung:
Jumlah produk agar mencapai BEP!
BEP (Break Even Point)
 Jawab:

FC
BEP (unit) 
P - VC
20.000.000
BEP (unit)   100 unit
500.000 - 300.000
FC FC
BEP (Rupiah)  
1 - VC 1 - VC
P S
20.000.000
BEP (Rupiah)   Rp.50.000.000
1 - 300.000
500.000
PR3
 Seorang petani hutan rakyat mampu menghasilkan
bahan baku untuk chip pulp sebesar 100.000 kg.
Harga jual chip perkg adalah Rp 5000,-. Jika
biaya tetapnya adalah Rp 150.000.000,- dan
biaya variable sebesar Rp 250.000.000,- maka
hitunglah BEP nya!
BEP (Break Even Point)
Analisis pulang pokok di atas dapat digunakan untuk
keadaan yang berubah secara linear. Analisis pulang pokok
berikut ini akan dibahas mengenai analisis pulang pokok
untuk keadaan yang berubah secara tidak linear. Secara
matematis, analisis pulang pokok tidak linear dapat
dirumuskan sebagai berikut:

TR = TC

Keterangan:
TR = penerimaan total
TC = biaya total
Contoh
Diketahui:
fungsi harga dan biaya pengusahaan hutan rakyat
jati adalah sebagai berikut
1. P = -5Q + 500
2. TC = Q2 + 22Q + 4.000
Hitung:
1. Jumlah m3 produk kayu jati agar mencapai BEP!
2. Pendapatan maksimal pengusaha hutan rakyat tsb!
3. Keuntungan maksimal pengusaha hutan rakyat tsb!
Pembahasan
TR = P x Q
= (-5Q + 500) x Q
= -5Q2 + 500Q
TC = Q2 + 22Q + 4.000
TC = TR
Q2 + 22Q + 4.000 = -5Q2 + 500Q
Q2 + 22Q + 4.000 + 5Q2 - 500Q = 0
6Q2 - 478Q + 4.000 =0
Q2 - 79,67Q + 666,67 =0
Pembahasan
- b  b2  4 . a . c
Q1,2 
2.a
- (-79,67)  (-79,67)2  4 . 1 . 666,67
Q1,2 
2 .1

79,67  60,67 140,34


Q1    70,17  70 unit
2 2

79,67  60,67 19
Q2    9,5  10 unit
2 2
Pembahasan
Untuk Q1 = 70 unit
TR = -5Q2 + 500Q
= -5 (70)2 + 500 (70)
= 10.500
P = -5Q + 500
= -5 (70) + 500
= -350 + 500
= 150
Pembahasan
Untuk Q2 = 10 unit
TR = -5Q2 + 500Q
= -5 (10)2 + 500 (10)
= 4.500
P = -5Q + 500
= -5 (10) + 500
= -50 + 500
= 450
Pembahasan
Jadi BEP tercapai pada saat:
 BEP1  Q1 = 70 unit (m3) dan P1 = 150

 BEP2  Q2 = 10 unit (m3) dan P2 = 450


Pembahasan
Pendapatan maksimal tercapai pada puncak (saat
turunan fungsi keuntungan=0)
yaitu: Q = -b/2a, sehingga:
TR = -5Q2 + 500Q
b
Q
2.a
 500  500
Q   50 unit
2 . (5)  10
Pembahasan
TR = -5Q2 + 500Q
= -5 (50)2 + 500 (50)
= -12.500 + 25.000
= 12.500
Berdasarkan pada perhitungan di atas, dapat
diketahui penerimaan total maksimalnya adalah
sebesar 12.500 yang dicapai pada saat penjualan
produk sebesar 50 unit.
Pembahasan
Keuntungan maksimal, dicapai pada saat:
Laba = TR – TC
= (-5Q2 + 500Q) – (Q2 +22Q + 4.000)
= -6Q2 + 478Q - 4000
b
Q
2.a
 478  478
Q   39,8  40 unit
2 . (-6)  12
Pembahasan
Laba = TR – TC
= (-5Q2 + 500Q) – (Q2 +22Q + 4.000)
= -6Q2 + 478Q - 4000
= -6 (40)2 + 478 (40) - 4.000
= -9.600 + 19.120 - 4000
= 5.520
Berdasarkan pada perhitungan di atas, dapat
diketahui Laba maksimalnya adalah sebesar 5.520
yang dicapai pada saat penjualan produk sebesar
40 unit

Anda mungkin juga menyukai