A. Kompetensi Inti
B. Kompetensi Dasar
Pengetahuan
3.4 Menerapkan cara perawatan diferensial
F. Langkah-Langkah Kegiatan
1. Bentuklah kelompok dengan 1 kelompok sebanyak 4 orang.
2. Identifikasilah komponen komponen diferensial beserta fungsinya.
3. Lakukanlah dengan cermat pemeriksaan komponen-komponen diferensial
4. Lakukanlah dengan cermat cara perawatan diferensial.
5. Lakukan diskusi dengan teman satu kelompokmu untuk membahas hasil pemeriksaan
diferensial.
6. Buatlah kesimpulan dari hasil pemeriksaan komponen- komponen diferensial.
7. Presentasikanlah cara perawatan diferensial
LEMBARAN PENGAMATAN
I. RUBRIK PENILAIAN DISKUSI
∑ Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal (20)
Kriteria Nilai
A = 80 – 100 : Baik Sekali
B = 70 – 79 : Baik
C = 60 – 69 : Cukup
D = ‹ 60 : Kurang
G. Pengamatan
Mengamati sikap siswa ketika mengikuti proses belajar mengajar baik dalam bentuk
kelompok maupun individu.
Aspek Pengamatan
No. Nama Siswa Nama Fungsi Cara
Bertanya Menjawab
Komponen Komponen Perawatan
1.
2.
3.
4.
H. Hasil dan Analisis
Berdasarkan hasil pengamatan maka dapat di simpulkan :
Aspek nama komponen : 95% siswa mengenal nama komponen diferensial
Aspek fungsi komponen : 95% siswa mengetahui fungsi komponen diferensial
Aspek cara perawatan : 80% siswa mengetahui cara perawatan diferensial
Aspek bertanya : 100% siswa bertanya mengenai materi diferensial
Aspek menjawab : 80% siswa menjawab pertanyaan mengenai diferensial
I. Kesimpulan
Melihat proses pembelajaran dapat disimpulkan bahwa siswa antusias, dengan adanya
media yang mendukung hal ini terlihat, siswa telah mampu menjelaskan nama
komponen komponen diferensial dan cara perawatan diferensial.
J. Daftar Pustaka
A. Kompetensi Dasar
4.4 Merawat berkala diferensial
C. Topik Praktikum
Cara perawatan diferensial
D. Tujuan Praktikum
1. 1. Siswa dapat melakukan pemeriksaan komponen-
komponen diferensial
. 2. Siswa dapat mempraktekan perawatan berkala
diferensial
E. Deskrispi Teori
Differential atau sering dikenal dengan nama gardan adalah komponen pada mobil
yang berfungsi untuk meneruskan tenaga mesin ke poros roda. Putaran roda semuanya
berasal dari proses pembakaran yang terjadi dalam ruang bakar. Proses pembakaran
inilah yang kemudian akan menggerakkan piston untuk bergerak naik turun. Lalu gerak
naik turun piston ini akan diteruskan untuk memutar poros engkol. Gerak putar poros
engkol ini akan diteruskan untuk memutar roda gila / flywheel. Putaran roda gila akan
diteruskan untuk memutar kopling kemudian diteruskan memutar transmisi ke as kopel
lalu ke gardan. Gardan akan meneruskan putaran ini ke as roda dan as roda akan
memutar roda, sehingga kendaraan dapat berjalan. Jadi urutan perpindahan tenaga dan
putaran dari mesin sampai ke roda, sehingga kendaraan atau mobil dapat berjalan.
Gambar 3.1
Uni Gardan (Differential)
Fungsi Gardan
Posisi mesin pada mobil untuk truck atau khusunya mobil yang menggunakan as kopel,
memiliki posisi mesin yang memanjang ke depan. Sehingga arah putaran dari roda gila jelas
tidak searah dengan arah putaran roda. Maka gardan inilah yang membuat arah dari putaran
mesin menjadi searah dengan arah putaran roda (yaitu maju ke depan
2. Memperbesar momen
Momen adalah tenaga putaran dari sebuah benda yang berputar. Putaran poros engkol
mempunyai tenaga atau momen. Tenaga dari suatu benda yang berputar dengan cepat adalah
kecil, sedangkan tenaga dari benda yang berputar lambat adalah besar. Seperti kita ketahui
bahwa selambat – lambatnya mesin berputar memiliki kecepatan minimal 600 rpm.
Maksudnya adalah dalam satu menit poros engkol berputar 600 kali. Sedangkan pada
kecepatan tinggii memiliki kecepatan hingga 12.000 rpm, berarti poros engkol berputar
12.000 kali dalam 1 menit. Agar tenaga dari poros engkol ini menjadi besar, maka kecepatan
putaran dari poros engkol ini harus diperlambat. Disinilah gardan memperlambat kecepatan
putaran dari poros engkol tersebut, sehingga tenaga putar atau momen menjadi besar dan
mobil dapat bergerak atau berjalan.
3. Membedakan putaran roda kiri dan kanan saat membelok
Pada saat mobil berbelok, putaran roda bagian dalam cenderung lebih lambat daripada
putaran roda bagian luar. Hal ini dimaksudkan agar mobil dapat berbelok dengan baik dan
tidak slip. Jika kedua roda antara yang kiri dan kanan selalu sama, maka mobil tak akan
membelok. Di sinilah gardan membuat putaran roda kiri dan kanan tidak sama, sehingga
mobil dapat membelok dengan baik
Gambar 3.2
Letak Gardan pada mobil
Jadi jelaslah bahwa gardan memiliki fungsi yang sangat penting pada mobil, sehingga mobil
tersebut dapat berjalan dengan baik.
Langkah Kerja Gardan Fungsi utama gardan adalah membedakan putaran roda kiri
dan kanan pada saat mobilsedang membelok. Hal itu dimaksudkan agar mobil dapat
membelok dengan baik tanpamembuat kedua ban menjadi slip atau tergelincir.
Adapun cara kerja gardan adalah sebagai berikut :
1. Pada saat mobil berjalan lurus
Pada saat mobil berjalan lurus keadaan kedua ban roda kiri dan kanan sama – sama dalam
kecepatan putaran yang sama. Dan juga beban yang ditanggung roda kiri danroda kanan
adalah sama. Sehingga urutan perpindahan putaran dari as kopel akanditeruskan untuk
memutar drive pinion. Drive pinion akan memutar ring gear, dan ringgear bersama-sama
dengan differential case akan berputar. Dengan berputarnya differential case, maka pinion
gear akan terbawa berputar bersama dengan differentialcase karena antara differential case
dan pinion gear dihubungkan dengan pinion shaft. Karena beban antara roda kiri dan roda
kanan adalah sama saat jalan lurus, maka pinion gear akan membawa side gear kanan dan
side gear kiri untuk berputar dalamsatu kesatuan. Jadi dalam keadaan jalan lurus sebenarnya
pinion gear tidak berputar, pinion gear hanaya membawa side gear untuk berputar bersama-
sama dengan differential case dalam kecepatan putaran yang sama. Bila differential case
berputar satu kali, maka side gear juga berputar satu kali juga, demikian seterusnya
dalamkeadaan lurus. Putaran side gear ini kemudian akan diteruskan untuk menggerakkan
asroda dan kemudian menggerakkan roda.
2. Pada saat kendaraan membelok :
Pada saat mobil sedang membelok beban yang ditanggung pada roda bagian dalamadalah
lebih besar daripada beban yang ditanggung roda bagian luar. Misalkan sebuahmobil sedang
belok ke kiri, maka beban pada roda kiri akan lebih besar daripada bebanroda kanan. Dengan
demikian urutan perpindahan tenaganya adalah sebagai berikut ; Putaran dari as kopel akan
diteruskan untuk memutar drive pinion. Drive pinion akanmemutar ring gear. Dengan
berputarnya ring gear maka differential case akan terbawa juga untuk berputar. Karena beban
roda kiri lebih besar dari roda kanan saat belok kekiri , maka side gear sebelah kiri akan
memberi perlawanan terhadap pinion gear.
H. Gambar Kerja
Beri tanda pada sisi penutup bantalan dan rumah diferensial kemudian
lepas tutup bantalan.
Lepaskan baut penutup bantalan.
Beri tanda, lepas baut pengikat gigi korona secara bertahap dan
menyilang.
Lepas gigi korona ( Jangan memukul di satu tempat hingga lepas )
Lepaskan pin pengunci, jaga staking pada pin pengunci, gunakan
pin diameter 5 mm (0,20 in).
Lepaskan pin silang (poros gigi planet), gunakan batang logam lunak dan
palu.
Lepas shim penyetel, perhatikan ketebalan dan posisi shims yang dilepas.
Lepaskan mur flange dengan menahan flenge dengan Holder pinion
flange.
Lepaskan unit pinion drive menggunakan batang logam lunak dan diktok
dengan palu.
Lepaskan bantalan dalam pada pinion drive jika perlu/rusak
menggunakan separator dan ditekan (pres).
Paasang bantalan poros pinion dengan ring pembatas lama dan perhatikan
posisi ring pembatas sisi miring menghadap ke gigi pinion.
Pasang poros pinion dengan pengencangan sesuai pesifikasi pada buku
pedoman perbaikan, dan jangan lupa memasang pipa pembatas.
Pasang pin kunci. Setelah pemasangan pin kunci, ketok rumah transmisi untuk
mengunci pin pengunci.
Pasang gigi korona, momen pengencangan sesuai dengan buku pedoman
perbaikan.
Perhatikan ! :
o Jangan lupa memasang pengunci baut.
Pasang bantalan samping pada unit diferensial dengan ketebalan shims sesuai
dengan spesifikasi pada buku pedoman perbaikan. Topang sisi yang
berlawanan dengan pilot untuk mencegah kerusakan bantalan.
Masukkan unit diferensial dengan outer race ke sisi dudukan bantalan.
Pasang tutup bantalan dan sejajarkan dengan tanda yang dibuat pada saat
pembongkaran.
Kencangkan baut tutup bantalan samping dengan torsi sementara ± 2/3 dari
yang tertera pada buku pedoman perbaikan.
Setel celah bebas (backlesh) antara gigi korona dengan gigi pinion sesuai
dengan buku pedoman perbaikan.
Kencangkan baut tutup dudukan bantalan samping dengan momen
pengencangan sesuai dengan buku pedoman perbaikan.
Ukur run-out ring gear.
I. Langkah Kerja
Langkah-langkah pemeliharan diferensial
1. Pelepasan unit rumah deferensial pada rumah poros roda belakang.
Angkat kendaraan dan disangga dengan Jack (penyangga) pada rangka.
Lepaskan roda.
Keluarkan minyak/oli diferensial.
Lepaskan poros propeller.
Lepaskan sensor kecepatan ABS (jika ada).
Lepaskan klip pengikat kabel rem parkir dan lepaskan bagian equalizer
Lepaskan mur pemegang dudukan bantalan poros roda.
Lepaskan poros-poros roda, pastikan tidak merusak seal oli.
Lepaskan baut dan mur pengikat unit diferensial.
Lepaskan unit diferensial
2. Pembongkaran unit deferensial.
Menggunakan pegangan rumah deferensial, dan perbaiki diferensial
diatas bangku/meja kerja
Sebelum dibongkar terlebih dahulu periksa / ukur celah kebebesan kontak gigi
pinion dengan gigi krona
Beri tanda pada sisi penutup bantalan dan rumah diferensial kemudian lepas
tutup bantalan.
Lepaskan baut penutup bantalan.
Lepaskan unit diferensial.
Lepaskan bantalan saming (jika dianggap perlu/rusak), jika tidak diberi label
pada outer race bantalan sisi kanan dan kiri agar tidak tertukar posisi pada saat
pemesanan kembali.
Lepas bantalan samping (jika perlu/rusak) menggunakan Side bearing puller.
Beri tanda, lepas baut pengikat gigi korona secara bertahap dan menyilang.
Lepas gigi korona ( Jangan memukul di satu tempat hingga lepas
Lepaskan pin pengunci, jaga staking pada pin pengunci, gunakan
pin diameter 5 mm (0,20 in).
Lepaskan pin silang (poros gigi planet), gunakan batang logam lunak dan
palu.
Lepas gigi pinion.
Lepas roda gigi samping.
Lepas thrust washer
Lepas shim penyetel, perhatikan ketebalan dan posisi shims yang dilepas.
Lepaskan mur flange dengan menahan flenge dengan Holder pinion flange.
Lepaskan unit pinion drive menggunakan batang logam lunak dan diktok
dengan palu.
Lepaskan bantalan dalam pada pinion drive jika perlu/rusak menggunakan
separator dan ditekan (pres).
Lepas shim penyetel ketinggian pinion.
Lepas outer race bantalan.
lepas seal oli/minyak.
Lepas bantalan luar.
Lepaskan outer race bantalan dalam (1) dan bantalan luar (2) dengan
menggunakan bilah dan palu.
3. Pemeriksaan dan Perbaikan
Perbaiki atau ganti komponen yang diperlukan jika keausan, kerusakan, korosi
atau kondisi abnormal lainnya ditemukan saat pemeriksaan.
Periksa bagian berikut ini:
Ring gear, pinion gear.
Bearing.
Side gear, pinion gear, cross pin.
Rumah diferensial.
Thrust washer.
Seal oli.
4. Pemasangan /Perakitan unit deferensial.
Gunakan bilah dan palu pasang outer race depan dan belakang.
Paasang bantalan poros pinion dengan ring pembatas lama dan perhatikan
posisi ring pembatas sisi miring menghadap ke gigi pinio
Pasang poros pinion dengan pengencangan sesuai pesifikasi pada buku
pedoman perbaikan, dan jangan lupa memasang pipa pembatas
Ukur preload bantalan dengan menggunakan torsi meter. Perhatikan
pembacaan skala yang diperlukan untuk memutar flens
Mengukur/kontrol tinggi pinion sesuai dengan spesifikasi pada buku
pedoman perbaikan.
Dengan penitik, ketok mur flens pada dua titik.
Pasang thrust washer.
Pasang roda gigi samping.
Pasang perlengkapan pinion dengan menghubungkannya dengan
roda gigi samping, sambil memutar kedua roda gigi pinion secara
bersamaan
ke arah yang sama.
Pasang pin silang (poros gigi planet).
o Pastikan lubang pada pin silang segaris dengan lubang pin kunci
pada rumah diferensial.
o Periksa/ukur celah antara gigi planet dengan rumah diferensial :
(spesifikasi lihat pada buku pedoman perbaikan) dan gigi-gigi
harus dapat berputar tanpa terasa ada hambatan.
o Ukur backlesh antara gigi samping dan roda gigi pinion.
Pasang pin kunci. Setelah pemasangan pin kunci, ketok rumah transmisi
untuk mengunci pin pengunci.
Pasang gigi korona, momen pengencangan sesuai dengan buku pedoman
perbaikan.
Jangan lupa memasang pengunci baut.
o Kencangkan baut dalam urutan diagonal seperti pada gambar dan
beratahap.
Pasang bantalan samping pada unit diferensial dengan ketebalan shims
sesuai dengan spesifikasi pada buku pedoman perbaikan. Topang sisi
yang berlawanan dengan pilot untuk mencegah kerusakan bantalan.
Masukkan unit diferensial dengan outer race ke sisi dudukan bantalan.
Pasang tutup bantalan dan sejajarkan dengan tanda yang dibuat pada
saat pembongkaran.
Kencangkan baut tutup bantalan samping dengan torsi sementara ± 2/3
dari yang tertera pada buku pedoman perbaikan.
Setel celah bebas (backlesh) antara gigi korona dengan gigi pinion
sesuai dengan buku pedoman perbaikan
Kencangkan baut tutup dudukan bantalan samping dengan momen
pengencangan sesuai dengan buku pedoman perbaikan.
Ukur run-out ring gear.
Periksa permukaan kontak, oleskan cairan pewarna/cat tidak permanen
pada gigi korona kemudian diputar hingga tampak bekas kontak
permukaan gigi.
Kencangkan baut tutup.
Torsi: 108 N · m (11.0kg · m)
Pasang unit penggerak axle pada rumah axle.
Pasang poros propeller sesuai tanda pada saat melepas.
Pasang poros axle kiri dan kanan. Kencangkan baut penahan poros axle.
Isi pelumas sesuai dengan SOP.
Pasang roda kendaraan.
Angkat kendaraan dengan dongkrak dan ambil jack stand dari bawah
kendaraan
Turunkan kendaraan dan kencangkan mur roda sesuai dengan SOP.
Bersihkan tempat praktek.
Kembalikan alat dan bahan pada tempat semul
J.Data Pengamatan
Pencapaian
No Komponen/Subkomponen Penilaian Kompetensi
Ya Tidak
I Persiapan Kerja
1.1. Penggunaan pakaian kerja.
1.2. Persiapan tools and equipment
1.3. Menggunakan buku manual
Skor Komponen :
II Proses
I. Merawat diferensial
1. Melepas diferensial
2. Pembongkaran diferensial
3. Pemeriksaan diferensial
4. Pemasangan diferensial
Skor Komponen :
Pencapaian
No Komponen/Subkomponen Penilaian Kompetensi
Ya Tidak
III Hasil Kerja
3.1. Hasil pelaksanaan pemeriksaan komponen diferensial
3.2. Hasil pelaksanaan csrs perawatan diferensial
Skor Komponen :
IV Sikap Kerja
4.1. Prosedur pemeriksaan
4.2. Keselamatan kerja
4.3. Kebersihan Alat, Area kerja dan kendaraan/ Media
Skor Komponen :
V Waktu
5.1. Waktu penyelesaian praktik
Skor Komponen :
L. Pembahasan
Nilai praktikum siswa didapat dari jumlah NK.
Nilai praktikum siswa yang lulus , nilainya lebih besar sama dengan kriteria
ketuntasan mnimal.
Nilai praktikum siswa yang tidak lulus, nilainya yang kurang dari kriteria
ketuntasan minimal.
N. Daftar Pustaka
1. Anonim (1994). Training Manual Drive Train Group, Jakarta :
Penerbit PT. Toyota-Astra Motor.
2. Anonim (tt). Step 2 Materi Pelajaran Chassis Group, Jakarta :
Penerbit PT. Toyota-Astra Motor.
3. Anonim (2004). N-Step Step 2 Chasis Training Materials Text, Jakarta
Penerbit PT. NISSAN.
4. Anonim (2003). Training Textbook-Technician’s B2, Jakarta :
Penerbit PT. HINO MOTORS SALES INDONESIA.
5. Karim Nice (2000). How Differential Work, www. howstuffworks.com