Penyusun
Amin Iskandar, S.Pd
Pada hari ini Rabu tanggal 27 bulan September tahun 2017 Bahan Ajar Mata
Pelajaran PEMELIHARAAN SASIS DAN PEMINDAH TENAGA
KENDARAAN RINGAN Kompetensi Keahlian TEKNIK KENDARAAN
RINGAN OTOMOTIF Sekolah SMK NEGERI 1 MONDOKAN telah diverifikasi
oleh Ketua Jurusan/Ketua Program Keahlian TEKNIK KENDARAAN RINGAN
ii
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunianya kami dapat menyelesaikan bahan ajar / modul mata pelajaran
Pemeliharaan Sasis dan Pemindah Tenaga Kendaraan Ringan untuk kelas XII
semester I. Modul ini dibuat untuk mempermudah proses belajar mengajar yang
dilaksanakan di sekolah.
iii
DESKRIPSI MATA PELAJARAN
iv
2. KD pada KI keterampilan
4.10 Merawat berkala sistem kemudi dan power steering
C. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan menggali informasi dari referensi dan diskusi siswa dapat
menjelaskan komponen sistem kemudi dan power steering sesuai buku
literatur dengan teliti, santun, bekerjasama dan menghargai pendapat orang
lain.
2. Melalui kegiatan menggali informasi dari referensi dan diskusi siswa dapat
mengurutkan prosedur pemeriksaan kondisi komponen kemudi dan power
steering sesuai buku literatur dengan teliti, santun, bekerjasama dan
menghargai pendapat orang lain.
3. Dengan kegiatan praktik siswa dapat melakukan pemeriksaan sistem
kemudi sesuai Service Manual dengan teliti, konsisten, rasa percayadiri,
teliti dan disiplin.
4. Dengan kegiatan praktik siswa dapat melakukan prosedur pemeriksaan
kondisi komponen kemudi power steering sesuai service Manual dengan
teliti, konsisten, rasa percayadiri, teliti dan disiplin
v
DAFTAR ISI
D. Rangkuman............................................................................. 14
E. Latihan Soal............................................................................ 14
BAB II Prosedur Pemeriksaan Sistem Kemudi
A. Deskripsi Singkat.................................................................. 15
B. Tujuan Pembelajaran ......................................................... 15
C. Materi
Prosedur Pemeriksaan Sistem Kemudi.................................. 15
D. Rangkuman............................................................................ 21
E. Latihan Soal.......................................................................... 22
Daftar Pustaka............................................................................... 23
vi
BAB I
Identifikasi Sistem Kemudi
A. Deskripsi Singkat
Komponen sistem kemudi adalah sumber umum dari keluhan pengemudi.
Pemakaian ban hampir sepenuhnya tergantung pada kondisi dan penyetelan
komponen kemudi. Sistem kemudi adalah sekelompok bagian yang mengirimkan
gerakan kemudi ke roda depan, dan kadang-kadang bagian roda belakang,. Tujuan
utama dari sistem kemudi adalah untuk memungkinkan pengemudi untuk
mengarahkan kendaraan. Ketika kendaraan sedang berjalan lurus ke depan, sistem
kemudi harus menjaga kestabilan kendaraan tanpa memerlukan sopir untuk
melakukan koreksi .
B. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan menggali informasi dari referensi dan diskusi siswa dapat
menjelaskan komponen sistem kemudi dan power steering sesuai buku literatur
dengan teliti, santun, bekerjasama dan menghargai pendapat orang lain.
C. Uraian Materi
Komponen Sistem Kemudi
Komponen sistem kemudi adalah sumber umum dari keluhan pengemudi.
Pemakaian ban hampir sepenuhnya tergantung pada kondisi dan penyetelan
komponen kemudi. Sistem kemudi adalah sekelompok bagian yang mengirimkan
gerakan roda kemudi ke roda depan, dan kadang-kadang bagian roda belakang,.
Tujuan utama dari sistem kemudi adalah untuk memungkinkan pengemudi untuk
mengarahkan kendaraan. Ketika kendaraan sedang berjalan lurus ke depan, sistem
kemudi harus menjaga kestabilan kendaraan tanpa memerlukan sopir untuk
melakukan koreksi .
1
Sistem kemudi juga harus memungkinkan pengemudi untuk merasakan
kondisi jalan (umpan balik melalui roda kemudi tentang kondisi permukaan
jalan). Sistem kemudi harus membantu mempertahankan kontak ban ke jalan
yang baik. Sistem kemudi harus menjaga sudut yang tepat antara ban baik
selama berbelok dan lurus ke depan. Pengemudi harus mampu mengubah
kendaraan dengan sedikit usaha.
Semua sistem kemudi terdiri beberapa bagian umum. Setiap sistem
kemudi, apapun jenisnya, pasti memiliki roda kemudi, poros kemudi dan kolom,
sambungan fleksibel, sambungan universal, lengan kemudi, dan soket bola.
2
a) Ukuran roda kemudi.
Ukuran roda kemudi memiliki efek pada usaha yang
dikeluarkan oleh sopir untuk membelokkan kendaraan. Semakin besar
roda kemudi, semakin sedikit upaya yang diperlukan untuk
mengubahnya. Hal ini karena momen yang diberikan oleh roda kemudi
lebih besar.
3
mereka adalah untuk mudah patah ketika tekanan yang cukup menerpanya,
mencegah cedera pada pengemudi.
Sambungan fleksibel.
Sebuah sambungan kemudi fleksibel dipasang di bagian bawah batang
kemudi, sebelum perangkat kemudi. Sambungan ini memungkinkan untuk sedikit
variasi dalam keselarasan antara poros dan roda gigi kemudi. Hal ini juga
menyerap getaran. Disk sambungan biasanya karet fleksibel. Batang kemudi berisi
yoke yang terhubung ke disk di dua titik berlawanan satu sama lain (180 °). Yoke
lain terhubung ke disk pada 90 ° dari poros sambungan. Yoke ini menempel pada
poros potongan yang mengarah ke perangkat kemudi, atau mungkin melekat pada
poros kemudi. Disk karet menyerap getaran kecil dari bagian lain dari sistem
kemudi. Yoke dirancang untuk menyediakan sambungan fleksibel.
4
kemudi melekat pada bagian bawah dashboard , biasanya melalui mur dan baut .
Pada beberapa kendaraan , bagian bawah kolom melekat pada pelapis peredam
panas. Kolom kemudi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1) Memastikan kekakuan (pendukung) untuk poros kemudi.
2) Memastikan gerakan kemudi halus
3) Meredam kebisingan.
4) Mencegah mengurangi cedera pada sopir jika terjadi kecelakaan.
5) Memiliki kerugian gesekan rendah.
6) Memastikan kendaraan aman dari pencurian.
Kolom kemudi dapat terlipat bagian bawah kolom kemudi berlubang dan
jaring Jika pengemudi terbentur roda kemudi saat kecelakaan, daerah berlubang
akan terlipatt, sehingga kolom memendek.
5
Komponen.
Konstruksi dari tipe ini adalah posisi dari pinion gear berada dipinggir rak,
dan inner tie rod terpasang ditengah batang rak. Keuntungan dari tipe ini adalah
perubahan sudut kemiringan (sudut camber) roda depan kecil jika terjadi
pemegasan suspense, hal itu dikarenakan inner tie rod relative panjang. Namun
demikian dlam hal penyetelan panjang inner tie rod relative sulit dikarenakan
letaknya yang terjepit bodi kendaraan.
6
b) Pinion ditengah inner tie rod dipinggir.
Konstruksi ini lebih efisien dan kompak, banyak dipakai pada kendaraan modern
saat ini.
7
4. Komponen sambungan kemudi.
8
Relay rod digunakan untuk meneruskan gerakan kemudi dari lengan
pitman ke tie rod pada setiap sisi kendaraan. Relay rod memiliki sambungan bola
(ball joint) dipasang secara permanen, Beberapa kendaraan memiliki bagian
tambahan linkage disebut batang penghubung. Batang yang menghubungkan
menempel batang relay untuk lengan pitman.
c. Idler Arms.
Jika sambungan kemudi tidak didukung pada sisi lain pada lengan
Pitman, sambunga (linkage) akan jatuh. itu, lengan idler dipasang pada frame
berseberangan dengan lengan Pitman. Ujung lengan idler melekat pada relay rod
melalui sambungan bola (ball joint).
d.Tie Rods.
9
e.Hydraulic Damper.
10
Power steering sistem.
Adalah peralatan tambahan pada sistem kemudi, untuk meringankan kerja
pengemudian kendaraan.
Komponen power steering terdiri dari:
a. Steering gear
b. Coller fluid
c. Control valve
d. Power steering pump
Hal–hal yang mempengaruhi berat-ringannya beban pada sistem kemudi
adalah :
a. Kecepatan.
b. Kesalahan penyetelan geometri roda.
c. Profil ban.
d. Tekanan ban.
e. Perbandingan gigi kemudi.
Sistem power steering menggunakan pompa minyak baling-baling dengan
sistem kontrol aliran fluida, sehingga bervariasi dengan putaran mesin.
11
1.Power steering pump.
12
Cara kerja :
Jika rotor berputar maka vane akan terlempar keluar menekan dinding cicin cam
sehingga akan menghisap dan menekan fluida. Regulator valve.
2. Control valve.
Berfungsi untuk mengatur aliran fluida dari pompa untuk diarahkan ke
silinder sebelah kiri atau kanan ( pada saat belok ) atau dikembalikan ke reservoir
( pada saat jalan lurus ).
3. Reservoir Tank
13
D. Rangkuman
Sistem kemudi pada kendaraan berfungsi untuk : Merubah arah gerak
kendaraan melalui roda depan, dengan cara memutar roda kemudi Komponen
yang terdapat pada sistem kemudi adalah sebagai berikut :
Komponen sistem kemudi
1. Steering wheels (roda kemudi).
2. Kolom dan poros kemudi.
3. Roda gigi kemudi.
4. Komponen sambungan kemudi
E. Latihan Soal
1. Tentukan komponen yang harus ada pada setiap sistem kemudi
Kunci Jawaban
1. Setiap sistem kemudi, apapun jenisnya, pasti memiliki roda kemudi, poros
kemudi dan kolom, sambungan fleksibel, sambungan universal, lengan
kemudi, dan soket bola.
2. Semakin besar roda kemudi, semakin sedikit upaya yang diperlukan untuk
mengubahnya. Hal ini karena momen yang diberikan oleh roda kemudi
lebih besar.
14
BAB II
PROSEDUR PEMERIKSAAN SISTEM KEMUDI DAN POWER
STEERING
A. Deskripsi Singkat
Sistem kemudi merupakan bagian penting dalam kendaraan. Untuk
menjaga sistem kemudi agar bekerja optimal , perlu dilakukan pemeriksaan.
Pemeriksaan yang benar dapat mencegah dapat mencegah kerusakan pada sistem
kemudi. Prosedur pemeriksaan sistem kemudi dan power steering yang benar
dapat kita pelajari pada modul ini.
B. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan menggali informasi dari referensi dan diskusi siswa dapat
mengurutkan prosedur pemeriksaan kondisi komponen kemudi dan power
steering sesuai buku literatur dengan teliti, santun, bekerjasama dan menghargai
pendapat orang lain.
C. Materi
Prosedur Pemeriksaan Sistem Kemudi
1. Pemeriksaan Steering Coulomn
15
Gerakkan roda keatas-bawah, kiri-kanan, maju-mundur dan periksa
apakah roda kemudi terpasang dengan baik pada main shaft, apakah main shaft
keadaannya longgar dan apakah steering coulomn terpasang dengan kuat.
Putar roda depan hingga pada posisi lurus kemudian putar roda kemudi
perlahan-lahan tetapi jangan sampai roda bergerak. Besarnya gerakan roda
kemudi pada saat ini disebut dengan kebebasan (free play). Besarnya kebebasan
tergantung pada model mobil, tetapi biasanya tiak melebihi dari 30 mm. Bila
kebebasannya berlebihan, penyebabnya dapat berasal dari salah satu diantara
yang tersebut berikut :
a. Mur roda kemudi kurang keras
b. Keausan atau penyetelan steering gear yang tidak tepat
c. Linkage joint aus
d. Pemasangan linkage bracket longgar
e. Bantalan roda longgar
f. Main shaft joint longgar
16
3. Pemeriksaan Kelonggaran Steering Linkage
17
5. Pemeriksaan Steering Gear Berat
Gerakkan roda kemudi yang berat biasanya disebabkan oleh tahanan
yang terlalu besar pada sistem kemudi atau oleh gaya pengembalian roda-roda
yang berlebihan setelah belok.
Dongkrak naik bagian depan kendaraan. Lepaskan steering gear dan stearing
linkage agar dapat memeriksa bagian-bagian satu persatu. Bila gerakan gigi
kemudi (steering gear) berat, penyebabnya mungkin kerusakan pada gigi
kemudi, penyetelan preload yang tidak tepat, minyak atau gemuk kurang,
bearing atau bushingnya cacat.
18
play pada roda kemudi sebelum roda mulai bergerak. (Limit : 30 mm atau
kurang). Jika free play melebihi batas, periksa poros kemudi dan sambungan
kemudi dari kelonggaran. Perbaiki atau ganti jika perlu.Jika free play melebihi
batas, menempatkan roda kemudi dalam posisi lurus ke depan dengan mesin mati.
Kemudian, dengan beban 5 N dalam arah melingkar di roda kemudi dan ukuran
free play. Nilai standar maksimal : 10 mm. Jika free play melebihi nilai standar
lagi, ganti gear box steering dan linkage. Kemudian, memeriksa dan
menyesuaikan torsi total pinion.
tempatkan roda depan pada alat pengukur radius putar dan ukur sudut belok.
Nilai standar :Inner wheels : 36°30`. ± 1°30`.
Outer wheels (For reference) : 31°40`.
Jika nilai-nilai standar tidak terpenuhi, toe-in mungkin salah. Sesuaikan toe-in dan
recheck sudut kemudi
19
Periksa ketegangan belt dengan salah satu metode dibawah ini dan
bandingkan dengan ukuran standart.
Tabel 1. Standar ketegangan drive belt pompa hidrolis
Ketika Drive Belt Drive Belt
Item
diperiksa baru lama
Deflection
13.0 – 17.0 11.0 – 13.0 14.0 – 16.0
(mm)
Jika ketegangan atau frekuensi diluar nilai standar, maka setel dengan
lagkah sebagai berikut :
1. Kendorkan mur tension pulley.
2. Setel lendutan (defleksi) drive belt melalui baut penyetel.
3. Kencangkan mur tension pulley 48 Nm
Periksa kembali defleksi drive belt, jika perlu setel ulang.
20
Parkir kendaraan pada permukaan yang datar dan menghidupkan mesin.
Tanpa menjalankan kendaraan, putar kemudi beberapa kali sampai temperature
cairan mencapai 50° C sampai 60°C. Dengan mesin berjalan, memutar kemudi
sepenuhnya kiri dan kanan beberapa kali.Periksa cairan minyak dalam reservoir
apakah berbusa atau seperti susu. Periksa perbedaan tingkat cairan antara mesin
berhenti dan hdup. Jika perbedaannya adalah 5 mm atau lebih, bleding sistem
hidrolis.
D. Rangkuman
Untuk menjaga kinerja sistem pada kendaraan perlu adanya pemeriksaan
untuk menghindari terjadinya kerusakan pada sistem tersebut. Pemeriksaan pada
sistem kemudi perlu dilakukan untuk menjaga kinerja sistem tersebut. Prosedur
pemeriksaan yang benar sangat dibutuhkan dalam kegiatan tersebut. Prosedur
pemeriksaan sistem kemudi sebagai berikut :
a. Pemeriksaan steering coulumn
b. Pemeriksaan kebebasan roda kemudi
c. Pemeriksaan Kelonggaran Steering Linkage
d. Pemeriksaan Kelonggaran Bantalan Roda (Wheel Bearing)
e. Pemeriksaan Steering Gear Berat
Prosedur pemeriksaan Power steering sebagai berikut :
a. Memeriksa free play roda kemudi
b. Memeriksa sudut belok
c. Memeriksa ketegangan drive belt pompa hidrolis
d. Memeriksa level minyak power steering
21
E. Latihan Soal
Jawaban
1. Jika ketegangan atau defleksi drive belt diluar nilai standar, maka setel
dengan lagkah sebagai berikut :
a. Kendorkan mur tension pulley
b. Setel lendutan (defleksi) drive belt melalui baut penyetel.
c. Kencangkan mur tension pulley 48 Nm.
2. Kebebasan berlebihan pada roda kemudi dapat berasal dari salah satu
diantara yang tersebut berikut :
a. Mur roda kemudi kurang keras
b. Keausan atau penyetelan steering gear yang tidak tepat
c. Linkage joint aus
d. Pemasangan linkage bracket longgar
e. Bantalan roda longgar
f. Main shaft joint longgar
22
Daftar Pustaka
23