Anda di halaman 1dari 129

HUBUNGAN SELF EFFICACY TERHADAP KECEMASAN

DAN KEMAMPUAN BERADAPTASI MAHASISWA PADA


TAHUN PERTAMA MENGIKUTI PENDIDIKAN
PERGURUAN TINGGI

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk


memperoleh gelar Sarjana Keperawatan

Oleh :

PUSPA RAFNADILA
1712101010072

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2021
HUBUNGAN SELF EFFICACY TERHADAP KECEMASAN
DAN KEMAMPUAN BERADAPTASI MAHASISWA PADA
TAHUN PERTAMA MENGIKUTI PENDIDIKAN
PERGURUAN TINGGI

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk


Memperoleh gelar Sarjana Keperawatan

Oleh :

PUSPA RAFNADILA
1712101010072

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2021

i
ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN SELF EFFICACY TERHADA KECEMASAN


DAN KEMAMPUAN BERADAPTASI MAHASISWA
TAHUN PERTAMA MENGIKUTI PENDIDIKAN
PERGURUAN TINGGI

Skripsi dengan judul:

Oleh:

PUSPA RAFNADILA
1712101010072

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan tim penguji skripsi


Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala

Banda Aceh, 14 Desember 2021

Pembimbing I, Pembimbing II,

Ns. Aiyub, S.Kep., M.Sc Ns. Elka Halifah, M.Kes


NIP. 197405312006041005 NIP. 198404072014012101

iii
iv
PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrahiim
Alhamdulillah…Alhamdulillahirabbil’alamin
Sujud syukur kupersembahkan kepadamu ya Allah sang penggenggam langit dan bumi, yang maha
pengasih dan penyayang. Dzat yang menganugrahkan kedamaian bagi jiwa-jiwa yang senantiasa
merindu akan kemaha besaran-Nya.
Shalawat beriring salam kupanjatkan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW.

Dengan kerendahan hati bersama keridhaanMu ya Allah, kupersembahkan karya sederhana ini
kepada orang yang aku kasihi dan aku sayangi:

Ayahanda tercinta M. Usman, S. Pd dan Ibunda tercinta Nurjanah, S. Pd yang selalu menyebutkan
nama putrinya ini di setiap doa-doamu. Kepada abangku tercinta Misbahul Anhar, S.IP dan
adikku tercinta Nazli Muhajir.. Terima kasih telah menjadi bagian hidupku yang sangat berharga.
Terima kasih telah melahirkan, membesarkan, membimbingku, dan memberikan kasih sayang tanpa
mengharap pamrih. Semoga Allah SWT selalu mengabulkan doa –doamu, menghapuskan dosa-
dosamu, memberi keberkahan dalam hidupmu, dan menjauhkanmu dari panasnya api neraka.
Aamiin..

Terima kasih kepada seluruh keluarga besar yang telah memberikan semangat, motivasi, dukungan
dan bantuan. Sungguh, Allah membalas kebaikan itu dengan sesuatu yang lebih indah.
Ucapan terima kasih yang tak terhingga untuk pembimbing skripsiku tercinta, Ns. Aiyub, S.Kep.,
M.Sc dan Ns. Elka Halifah, M.Kes. yang telah memberikan begitubanyak ilmu, meluangkan
waktu dan kesabarannya untuk membimbingku dalam kesuksesan di akhir masa studi sarjanaku.
Semoga bapak dan ibu selalu dalam lindungan-Nya dan diberikan keselamatan dunia- akhirat.
Aamiin..

Terima kasih juga kepada bapak Ners. Muhammad Yusuf, S.Kep., M.PH dan Ibu Ns. Sri
Novitayani, MNS yang telah bersedia menjadi penguji di seminar proposal dan sidang skripsi serta
telah memberikan banyak saran dan masukan. Terima kasih juga kepada seluruh tim penyusunan
skripsi dan dosen serta staf Fakultas Keperawatan Universitas Syiah.

Ucapan terima kasih yang terakhir ku persembahkan untuk sahabat-sahabatku tersayang yang
telah memberikan semangat dalam suka maupun duka yaitu Usi, Uwik, Uning, Ika, Iin. dan
seluruh teman – teman angkatan 2017 Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala.
Terima kasih bantuannya, sedih canda serta tawanya selama 4 tahun yang menjadi kenangan
terindah hidupku.

Akhir kata, terimakasih untuk segalanya, semoga skripsi ini bermanfaat..


“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia yang lain”
(HR. Thabrani dan Daruquthni)

Puspa Rafnadila

v
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN
TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS KEPERAWATAN

SKRIPSI
14 Desember 2021

xv + VI BAB + 71 halaman + 12 tabel + 1 skema + 13 lampiran

PUSPA RAFNADILA
1712101010072

HUBUNGAN SELF EFFICACY TERHADAP KECEMASAN DAN


KEMAMPUAN BERADAPTASI MAHASISWA PADA TAHUN
PERTAMA MENGIKUTI PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI

ABSTRAK
Kecemasan merupakan keadaan emosi dan perasaan khawatir yang sering
terjadi pada mahasiswa tahun pertama mengikuti pendidikan perguruan tinggi
tidak hanya itu kemampuan beradaptasi juga sering di alami mahasiswa tahun
pertama dimana suasana lingkungan baru membuat mereka harus menyesuaikan
diri agar mampu bertahan dilingkungan tersebut dan self efficacy diduga
berhubungan dengan penurunan tingkat kecemasan dan kemampuan beradaptasi
pada mahasiswa tahun pertama mengikuti perguruan tinggi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan self efficacy terhadap kecemasan dan
kemampuan beradaptasi mahasiswa pada tahun pertama mengikuti pendidikan
perguruan tinggi di Universitas Syiah Kuala. Teknik pengambilan sampel pada
penelitian ini adalah random sampling dengan jumlah sampel 224 responden.
Teknik pengumpulan data menggunakan tiga kuesioner baku yaitu General Self
Efficacy (GSE), Zung Self Rating Anxiety Scale (ZRAS), dan College Adjustment
Scale (CAS). Analisis bivariat menggunakan Chi-Square. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada hubungan self efficacy terhadap kecemasan pada
mahasiswa tahun pertama mengikuti pendidikan perguruan tinggi di Universitas
Syiah Kuala (p-value 0,000) dan ada hubungan self efficacy terhadap tingkat
kemampuan beradaptasi pada mahasiswa tahun pertama mengikuti pendidikan
perguruan tinggi di Universitas Syiah Kuala (p-value 0,002). Dan disarankan
kepada mahasiswa agar yakin terhadap diri sendiri serta dosen yang dapat
memberikan bimbingan dan arahan pada mahasiswa agar tidak cemas dan mampu
beradaptasi dalam perkuliahan ditahun pertama.

Kata Kunci : Self Efficacy, Kecemasan, Adaptasi


Daftar Bacaan : 14 buku, 10 skripsi, 28 jurnal, 2 artikel (1997 -2020)

vi
MINISTRY OF EDUCATION, CULTURE,
RESEARCH, AND TECHNOLOGY
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
NURSING FACULTY

UNDERGRADUATE THESIS
14 December, 2021

xv + VI chapters + 71 pages + 12 tables + 1 scheme + 13 appendices

PUSPA RAFNADILA
1712101010072

THE RELATIONSHIP OF SELF EFFICACY TOWARDS ANXIETY AND


STUDENTS' ADAPTABILITY IN THE FIRST YEAR OF HIGHER
EDUCATION

ABSTRACT
Anxiety is an emotional state and feeling of worry that often occurs in
first year students attending college education, not only that, the ability to adapt is
also often experienced by first year students where the new environment makes
them have to adapt to be able to survive in that environment and self-efficacy is
thought to be related to decreased levels of anxiety and adaptability in first year
college students. This study aims to determine the relationship of self-efficacy to
anxiety and adaptability of students in the first year of attending higher education
at Syiah Kuala University. The sampling technique in this study was random
sampling with a total sample of 224 respondents. Data collection techniques used
three standardized questionnaires, namely General Self Efficacy (GSE), Zung Self
Rating Anxiety Scale (ZRAS), and College Adjustment Scale (CAS). Bivariate
analysis using Chi-Square. The results showed that there was a relationship
between self-efficacy and anxiety in first-year students attending college at Syiah
Kuala University (p-value 0.000) and there was a relationship between self-
efficacy and adaptability in first-year students attending higher education at Syiah
Kuala University (P-value 0.000). p-value 0.002). And it is recommended for
students to be confident in themselves and lecturers who can provide guidance
and direction to students so that they are not anxious and are able to adapt in
lectures in the first year.

Keywords : Self Efficacy, Anxiety, Adaptation


References : 14 books, 10 these, 28 journals, 2 online website (1997 -2020).

vii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT,

berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi dengan judul

“Hubungan Self Efficacy Terhadap Kecemasan Dan Kemampuan

Beradaptasi Mahasiswa Pada Tahun Pertama Mengikuti Pendidikan

Perguruan Tinggi” ini dapat terselesaikan. Shalawat beserta salam tak lupa pula

di panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umat manusia

dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada Bapak Ns. Aiyub, S.Kep., M.Sc dan Ns. Elka Halifah, M.Kes

selaku dosen pembimbing yang telah menyempatkan waktu, tenaga dan pikiran

untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini. Selanjutnya ucapan terima kasih penulis kepada semua pihak yang

telah memberikan kontribusi dalam menyelesaikan penulisan skripsi tugas

terakhir ini.

1. Dr. Teuku Tahlil, S.Kp., MS selaku Penjabat Dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Syiah Kuala beserta jajarannya.

2. Ns. Ardia Putra, MNS selaku Wakil Dekan II, dan Ns. Sri Intan

Rahayuningsih, M.Kep., Sp.Kep.An selaku wakil dekan III Fakultas

Keperawatan Unsyiah.

3. Ns. Syarifah Rauzatul Jannah, S. Kep., MNS., Ph.D selaku Ketua Jurusan

Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala


viii
4. Ns. Hasmila Sari M.Kep., Sp.Kep.J selaku Koordinator Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala.

5. Ns. Arfiza Ridwan, MNS selaku Koordinator Skripsi dan Ibu Ns. Martina,

M.Kep., Sp.Kep.J selaku Sekretaris Pengurus Skripsi Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala beserta timnya

yang telah membantu kelancaran penyusunan skripsi ini.

6. Ners. Muhammad Yusuf, S.Kep., M.PH sebagai dosen penguji I dan Ns. Sri

Novitayani, MNS sebagai dosen penguji II yang sudah menyediakan waktu

untuk mengarahkan dan memberikan masukan dalam penelitian ini.

7. Seluruh dosen dan staf Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala yang

ikut membantu penulis dalam kelancaran penyusunan skripsi penelitian ini.

8. Ayahanda tercinta M.Usman S.Pd, Ibunda tersayang Nurjanah S.Pd, Abang

Misbahul Anhar, dan Adik Nazli Muhajir serta seluruh keluarga tercinta yang

selalu memberikan semangat, bantuan moril dan doa untuk keberhasilan serta

keselamatan selama menempuh pendidikan.

9. Uning, Uwik, Usi, Ika, Iin yang telah membantu mengarahkan, menuntun,

mendukung dan memberi semangat dalam suka maupun duka dalam

menyelesaikan skripsi penelitian ini.

ix
10. Reguler A yang telah membantu mengarahkan, menuntun, mendukung dan

memberi semangat dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Banda Aceh, 14 Desember 2021

Puspa Rafnadila

x
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ............................................................................................... i


LEMBAR ORISINALITAS ............................................................................... ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN ..................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iv
LEMBAR PERSEMBAHAN ............................................................................. v
ABSTRAK ........................................................................................................... vi
ABSTRACT ......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL................................................................................................ xiii
DAFTAR SKEMA .............................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian .................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian .................................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep Self Efficacy ............................................................... 9
B. Konsep Kecemasan ................................................................. 18
C. Konsep Adaptasi ..................................................................... 25

BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN


A. Kerangka Kerja Penelitian ...................................................... 31
B. Hipotesa Penelitian.................................................................. 32
C. Definisi Operational ................................................................ 32

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN


A. Jenis dan Desain Penelitian ..................................................... 34
B. Populasi dan Sampel ............................................................... 34
C. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 36
D. Alat Pengumpul Data .............................................................. 37
E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 41
F. Etika Penelitian ....................................................................... 42
G. Pengolahan Data...................................................................... 44
H. Analisa Data ............................................................................ 46

BAB V HASIL PENELITIAN


A. Hasil Penelitian ....................................................................... 49
B. Pembahasan ............................................................................. 59
C. Keterbatasan Penelitian ........................................................... 68

xi
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 69
B. Saran........................................................................................ 70

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional .................................................................... ...... 31

Tabel 4.1 Jumlah Populasi Sampel Mahasiswa Universitas Syiah Kuala.......... 34

Tabel 4.2 Jumlah Sampel di Perguruan Tinggi Universitas Syiah Kuala............ 35

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Data Demografi........... 49

Tabel 5.2 Tabulasi Silang antara Self Efficacy dengan Data Demografi...... ....... 50

Tabel 5.3 Tabulasi Silang antara Kecemasan dengan Data Demografi............... 51

Tabel 5.4 Tabulasi Silang antara Adaptasi dengan Data Demografi... ................. 52

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel


Self Efficacy ................................................................................. ....... 53

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel


Kecemasan ........................................................................................... 53

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel


Adaptasi ............................................................................................... 54

Tabel 5.8 Hubungan Self Efficacy terhadap Kecemasan...................................... 55

Tabel 5.9 Hubungan Self Efficacy terhadap Kemampuan Beradaptasi................ 56

xiii
DAFTAR SKEMA

Skema 3.1 Kerangka Konsep Penelitian .........................................................30

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Jadwal Kegiatan Penelitian


Lampiran 2: Anggaran Penelitian
Lampiran 3: Biodata
Lampiran 4: Lembar Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 5: Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 6: Kuesioner Penelitian
Lampiran 7: Surat Hasil Lulus Uji Etik
Lampiran 8: Surat Izin melakukan Uji Instrumen di Fakultas Bahasa Inggris
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry
Lampiran 9: Surat Izin Penelitian dari Fakultas Keperawatan Universitas Syiah
Kuala
Lampiran 10: Surat Selesai Melakukan Penelitian
Lampiran 11: Tabel Hasil Uji Instrumen
Lampiran 12: Master Table Hasil Penelitian
Lampiran 13: Hasil Analisa Data Penelitian

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tahun pertama perkuliahan merupakan masa-masa yang sulit bagi

mahasiswa dimana banyak perubahan yang terjadi terutama pada mereka

yang tinggal jauh dari orang tua, situasi ini membutuhkan penyesuaian pada

beberapa aspek, seperti beradaptasi dengan lingkungan baru, teman-teman

baru dan sistem pendidikan yang menuntut kemandirian dan tanggung jawab

yang besar. Mahasiswa baru sering mengalami tekanan akibat perubahan

keadaaan dan suasana yang menyebabkan mereka mengalami masalah seperti

stres, kesepian, dan perasaan tidak yakin terhadap kemampuan diri. Kondisi

ini sering dialami mahasiswa tahun pertama akibat kurangnya kemampuan

beradaptasi yang dapat menimbulkan kecemasan (Fuad, 2013).

Dalam masa transisi mahasiswa tahun pertama secara tidak langsung

melakukan penyesuaian diri dan beradaptasi terhadap lingkungan dan

permasalahan yang dihadapi di perguruan tinggi. Penyesuaian diri

merefleksikan bagaimana pencapaian seseorang dalam melewati berbagai

tuntutan di dalam perguruan tinggi dan bagaimana hal itu berdampak pada

perkembangan diri sehingga mahasiswa yang kesulitan beradaptasi dapat

mengalami gangguan dalam berinteraksi dengan lingkungannya yang

menyebabkan terhambatnya proses akademis dan penyesuaian terhadap

tempat tinggal baru (Arkoff, 1968, dalam Sharma, 2012). Begitu juga dengan

kecemasan yang merupakan salah satu kondisi normal yang dapat terjadi

1
2

terutama pada mahasiswa yang baru menjalani masa perkuliahan dikarenakan

masa perkuliahan adalah masa dimana terjadi peralihan dari masa remaja

menjadi dewasa, termasuk perkembangan secara psikologis, mahasiswa tahun

pertama memiliki kewajiban untuk belajar, tetapi juga harus memikirkan

keberlangsungan hidupnya kelak. Semua perubahan itu mengakibatkan

mahasiswa cenderung rentan mengalami masalah psikologis salah satunya

gangguan kecemasan (Adhi, Duarsa & Anggraini, 2020).

Kecemasan yang biasanya sering terjadi pada mahasiswa tahun pertama

disebabkan oleh mereka yang tinggal jauh dari orang tua, beban akademis,

dan kurangnya kemampuan dalam membangun hubungan sosial dengan

orang sekitar sehingga hal ini dapat mendatangkan rasa cemas yang

menimbulkan beberapa gejala seperti sulit tidur di malam hari, sering

mengalami mimpi buruk, merasa takut tanpa alasan dan gangguan kesehatan

fisik seperti sakit kepala, gangguan lambung dan pencernaan (Rahayu &

Arianti, 2020).

Kegagalan dalam mengatasi kecemasan dan kemampuan beradaptasi

sering terjadi akibat dari sikap mahasiswa yang tidak yakin terhadap

kemampuan diri dalam mengatasi masalah dan tugas-tugas yang dihadapi.

Keyakinan terhadap kemampuan diri dalam mengatur dan melaksanakan

rangkaian tugas untuk mendapatkan hasil yang diinginkan disebut dengan

self-efficacy (Irfan & Suprapti, 2014).

Menurut Bandura (1997) self efficacy adalah penilaian terhadap tindakan

seseorang dalam mencapai hal yang dinginkan atau mengatasi stress secara
3

efektif. Bandura juga mengartikan self efficacy sebagai keyakinan seseorang

pada kemampuannya dalam melakukan sesuatu, keyakinan ini biasanya

muncul dari berbagai sumber termasuk prestasi dan kegagalan yang pernah

dialami. Pada mahasiswa tahun pertama rendahnya self efficacy membuat

mereka tidak yakin dan tidak percaya akan kemampuan sendiri. Akibatnya

mereka mengalami berbagai permasalahan seperti kesulitan membangun

hubungan sosial, merasa rindu dengan daerah asal atau rumah (home sick),

masalah tempat tinggal, masalah kesehatan, keuangan dan beban akademis

(Putri, Dian Ayusta & Suprapti, 2014).

Penelitian Morton dan Boman (2014) di salah satu Unversitas di

Australia, menemukan adanya hubungan positif antara self-efficacy dan

optimisme mahasiswa tahun pertama dalam beradaptasi di lingkungan

universitas. Sementara penelitian Crede dan Niehorser (2011) menemukan

bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri dalam Proses

Belajar Mengajar (PBM) di pergurun tinggi adalah self efficacy. Menurutnya

penyesuaian diri terhadap PBM memiliki hubungan kuat dan positif terhadap

self efficacy.

Berdasarkan hasil penelitian Aulia (2015) tentang hubungan self efficacy

pada mahasiswa baru yang dilakukan di Fakultas Keperawatan Universitas

Syiah Kuala terdapat 37 dari 58 responden (63,8%) dengan kategori proses

seleksi dalam self efficacy mempunyai kecenderungan tingkat adaptasi yang

adaptif. Sedangkan 27 dari 43 responden (62,8%) mempunyai kecenderungan

tingkat adaptasi yang maladaptif.


4

Self efficacy juga berkaitan dengan tinggi rendahnya kecemasan yang di

alami mahasiswa baik dari segi lingkungan yang baru, hubungan sosial,

sistem pembelajaran dan akademis, terbukti dari penelitian yang dilakukan

Anwar (2009) tentang hubungan antara self efficacy dengan kecemasan

berbicara di depan umum didapatkan hasil 44,9% mahasiswa mengalami

kecemasan.

Sedangkan hasil penelitian tentang Hubungan Self-efficacy Terhadap

Tingkat Kecemasan Mahasiswa Tingkat Pertama Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung, Kecemasan dibentuk oleh self efficacy sebesar 47,5%

Sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan antara self efficacy terhadap

tingkat kecemasan (Saba, Lisiswamti & Cania, 2018). .

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas bahwa

tingginya self efficacy dapat mengurangi rasa cemas dan dapat meningkatkan

kemampuan adaptasi pada mahasiswa tahun pertama sehingga penulis tertarik

untuk mengetahui hubungan self efficacy terhadap kecemasan dan

kemampuan adaptasi mahasiswa tahun pertama di perguruan tinggi

Universitas Syiah Kuala.


5

B. Rumusan Masalah

Banyak permasalahan yang dihadapi mahasiswa tahun pertama selama

mengikuti proses belajar mengajar di perguruan tinggi. Mereka dituntut untuk

lebih mandiri dan mampu menyesuaikan diri sehingga tidak mengalami

kecemasan dan kesulitan dalam proses adaptasi. Self efficacy sangat penting

bagi mahasiswa dalam proses adaptasi. Mahasiswa yang memiliki self efficay

tinggi biasanya dapat mengatasi kecemasan dan mampu menyesuaikan diri

dengan lingkungan yang baru. Oleh karena itu penulis sangat tertarik untuk

meneliti “Hubungan self efficacy terhadap tingkat kecemasan dan

kemampuan adaptasi mahasiswa tahun pertama di perguruan tinggi

Universitas Syiah Kuala ”.


6

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

hubungan self efficacy terhadap tingkat kecemasan dan kemampuan

beradaptasi pada mahasiswa tahun pertama dalam mengikuti proses

pendidikan di Universitas Syiah Kuala.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

a. Mengetahui tingkat self efficacy pada mahasiswa tahun pertama di

Universitas Syiah Kuala.

b. Mengetahui tingkat kecemasan pada mahasiswa tahun pertama di

Universitas Syiah Kuala.

c. Mengetahui tingkat kemampuan adaptasi mahasiswa tahun pertama di

Universitas Syiah Kuala.


7

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi mahasiswa

Hasil penelitian dapat dijadikan bahan bacaan dan ilmu pengetahuan bagi

mahasiswa tahun pertama agar dapat meningkatkan self efficacy dengan

cara yakin terhada dengan cara yakin terhadap diri sendiri dan menjadikan

pengalaman keberhasilan sebagai motivasi dalam upaya pencegahan

tingkat kecemasan dan meningkatkan adaptasi dalam dunia perkuliahan

2. Fakultas Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan evaluasi dan referensi terkait Self

Efficacy terhadap tingkat kecemasan dan kemampuan beradaptasi pada

mahasiswa keperawatan, serta dosen dapat memberikan dukungan dan

arahan pada mahasiswa agar tidak cemas dan mampu beradaptasi dalam

perkuliahan ditahun pertama.

3. Pengembangan Ilmu Keperawatan jiwa

Hasil penelitian dapat di jadikan sebagai bahan bacaan dan menjadi

sumber referensi ilmu pengetahuan dan wawasan di bidang keperawatan

jiwa khususnya pengaruh self efficacy terhadap tingkat kecemasan dan

kemampuan adaptasi pada mahasiswa tahun pertama.

4. Pemecahan Masalah Praktik Keperawatan di Lapangan

Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan bahan informasi bagi tenaga

pengajar guna menyusun langkah strategis seperti melakukan skrining

terhadap mahasiswa yang mengalami gangguan mental emosional serta


8

manajemen stres atau konseling untuk meningkatkan self efficacy

mahasiswa.

5. Pengembangan metodologi Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian

selanjutnya atau riset-riset yang berkaitan dengan self efficacy terhadap

tingkat kecemasan dan proses adaptasi pada mahasiswa tahun pertama.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Self Efficacy

1. Pengertian Self efficacy

Bandura mendefinisikan self efficacy sebagai kemampuan diri

seseorang untuk merencanakan suatu tindakan yang mengarah kepada

pencapaian suatu tujuan tertentu. Bandura menggunakan istilah self efficacy

sebagai keyakinan terhadap kemampuan diri individu agar mampu

melakukan atau mengorganisasikan tindakan untuk pencapaian hasil agar

sukses dalam tugas-tugasnya. Dalam teori sosial kognitif Bandura self

efficacy merupakan faktor kognitif yang berhubungan dengan keyakinannya

bahwa dia mampu melakukan tindakan dengan memuaskan (Bandura,

1997).

(Bandura, 1986, dalam Abdullah, 2019) mendefinisikan self efficacy

sebagai penilaian terhadap kemampuan diri untuk melaksanakan suatu

kinerja pada tingkat tertentu. Bandura menyebut penilaian terhadap

kemampuan pribadi sebagai self efficacy, dan harapan hasilnya disebut

ekspektasi hasil. Dalam konteks perilaku yang berhubungan dengan

kesehatan, self efficacy sering dikonseptualisasikan sebagai kemampuan

yang dirasakan untuk melakukan perilaku dengan berbagai kondisi atau

hambatan. Konseptualisasi self-efficacy ini adalah kemampuan yang

dirasakan untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan mencapai target

(Williams, Rhodes & Island, 2017).

9
10

Menurut (Santrock, 2007, dalam Farhan & Usman, 2020) mengatakan

self-efficacy adalah kepercayaan yang dianut individu dalam hal

memperkirakan kemampuan yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah,

dan keyakinan dalam melakukan tugas. Sedangkan menurut (Ormrod,

2000) Self Efficacy didefinisikan sebagai keyakinan seseorang pada

kemampuan dirinya sendiri untuk menyelesaikan tugas dan mencapai tujuan

(Ma, Zeng & Ye, 2015) .

Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa self efficacy

adalah keyakinan individu terhadap tingkat kemampuan dirinya yang

dilakukan melalui tindakan untuk menyelesaikan tugas-tugas atau

permasalahan dalam hidupnya.

2. Klasifikasi Self efficacy

Pada dasarnya individu memiliki self efficacy dalam dirinya masing-

masing. Hanya saja ada hal yang membedakan tingkatan self efficacy antara

individu satu dan lainnya, apakah tergolong tinggi atau rendah. Bandura

menyatakan ciri-ciri dan tingkah laku individu yang memiliki self efficay

rendah dan tinggi (Hasanah, Dewi & Rosyida, 2019).

a. Ciri-ciri individu yang memiliki self efficacy tinggi

1) Aktif dalam memilih kesempatan yang terbaik

2) Mengolah situasi dan menetralkan masalah

3) Menetapkan tujuan dengan menciptakan standar

4) Mempersiapkan, merencanakan, dan melaksanakan tindakan

5) Mencoba dengan keras dan gigih


11

6) Dapat memecahkan masalah secara kreatif

7) Belajar dari pengalaman masa lalu

8) Memvisualisasikan kesuksesan

9) Membatasi stress

b. Ciri-ciri individu yang memiliki self efficacy rendah

1) Pasif

2) Menghindari tugas-tugas yang sulit

3) Mengembangkan aspirasi yang lemah

4) Memusatkan diri pada kelemahan diri sendiri

5) Tidak pernah mencoba

6) Menyerah dan menjadi tidak bersemangat

7) Menyalahkan masalalu karena kurangnya kemampuan

8) Khawatir, menjadi stress, dan menjadi tidak berdaya

9) Memikirkan alasan/atau pembenaran untuk kegagalan

3. Sumber-Sumber Self efficacy

Sumber-sumber self efficacy adalah stimulasi atau kejadian yang dapat

memberikan inspirasi atau pembangkit positif untuk berusaha

menyelesaikan tugas atau masalah yang dihadapi individu. Menurut

(Bandura, 1997, dalam Astuti & Gunawan, 2016) terdapat 4 sumber self

efficacy yaitu :

a. Mastery Experience

Adanya pencapaian prestasi dimasa lalu merupakan pengalaman

berharga bagi seseorang, tidak hanya keberhasilan namun juga adanya


12

kegagalan yang menjadikan hal tersebut sebagai pengalaman dimana

suatu keberhasilan harus membutuhkan usaha yang maksimal. Beberapa

kesulitan dan kegagalan diperlukan untuk membentuk karakter yang kuat

sementara keyakinan terhadap keberhasilan mendorong seseorang untuk

bangkit dan berusaha, kegagalan yang berhasil diatasi dengan baik dapat

meningkatkan self efficacy.

b. Vicarious Experience

Dengan melihat pengalaman dari orang lain adalah pengalaman

pengganti dimana individu dapat belajar melalui perbandingan sosial

individu dapat mengamati perilaku dan pengalaman orang sebagai proses

belajar. Individu akan memilih model yang menampilkan kesamaan

terhadap dirinya baik itu karakteristik pribadi seperti jenis kelamin, usia,

latar belakaang, dan tingkat pendidikan serta sosial ekonomi.

c. Verbal Persuasion

Sumber informasi ini dapat mempengaruhi bagaimana seseorang

bertindak atau berperilaku. Dengan persuasi verbal individu akan

mendapat sugesti bahwa ia mampu menyelesaikan masalah yang akan

dihadapi .Sebaliknya jika individu mendengar tentang kekurangan

dirinya hal tersebut dapat menimbulkan keraguan akan kemampuan yang

dimilikinya.

d. Psychological States

Dalam menilai kemampuan, individu meyakini adanya reaksi

psikologis yang menekan kondisi fisik dan emosional dapat


13

mempengaruhi self efficacy. Emosi yang kuat, rasa takut, dan cemas

dapat mengurangi efikasi diri begitu juga dengan keadaan fisik yang

melibatkan stamina dan kekuatan yang mengindifikasikan

ketidakmampuan secara fisik.

4. Proses Self efficacy

Bandura (1997) menyatakan bahwa untuk menghasilkan sebuah self

efficacy membuthkan proses yang mempengaruhi bagaimana cara berfikir,

merasakan sesuatu, dan memotivasi diri sendiri. Proses self efficacy tersebut

meliputi proses kognitif, motivasi, afektif, dan seleksi.

a. Proses kognitif

Proses kognitif merupakan proses berfikir yang termasuk didalamnya

adalah pemerolehan, pengorganisasian, dan penggunaan informasi.

Bandura menjelaskan bahwa pengaruh self efficacy terhadap kognitif

sangat bervariasi. Pertama, self efficacy yang kuat akan mempengaruhi

tujuan pribadi individu, self efficacy yang tinggi membuat individu

mampu mengatur rencana dan berkomitmen pada dirinya untuk mencapai

tujuan tersebut. Kedua, individu dengan self efficacy yang kuat akan

mempengaruhi bagaimana individu tersebut menyiapkan langkah-

langkah antisipasi apabila tujuannya gagal dan tidak terpenuhi.

b. Fungsi motivasi

Sebagian besar motivasi individu dibangkitkan oleh kognitif/pikiran.

Individu memberikan motivasi pada dirinya sendiri dan membentuk

keyakinan tentang apa yang dapat mereka lakukan, mengantisipasi hasil


14

dari suatu tindakan, membentuk tujuan bagi diri sendiri, dan

merencanakan tindakan untuk mencapai tujuan .

c. Fungsi afektif

Fungsi afektif merupakan proses pengaturan, kondisi emosi, dan reaksi

emosional. Keyakinan individu akan kemampuannya akan

memperngaruhi level stress dan depresi seseorang saat mereka

mengalamai situasi yang sulit. Self efficacy akan mempunyai kemampuan

coping dalam mengatasi besarnya stres dan depresi yang individu alami

pada situasi yang sulit dan menekan.

d. Proses seleksi

Keyakinan terhadap kemampuan diri sangat berperan dalam rangka

menentukan tindakan dan lingkungan yang dipilih individu untuk

menghadapi suatu tugas tertentu. Pilihan dipengaruhi oleh keyakinan

individu akan kemampuannya. Individu yang memiliki self efficacy

rendah akan menghindari suaru tugas yang melebihi kemampuannya,

tetapi sebaliknya individu akan mengambil tindakan dan menghadapi

suatu tugas apabila dia yakin terhadap kemampuannya.


15

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Self efficacy

Bandura (1997) menyatakan bahwa faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi self efficacy antara lain :

a. Budaya

Melalui nilai (values), kepercayaan (beliefs), dan proses pengaturan diri

(self-regulatory process) yang mempengaruhi self efficacy dan sebagai

konsekuensi dari keyakinan akan self efficacy.

b. Gender

Bandura (1997) menyatakan bahwa wanita memiliki self efficacy yang

tinggi. Wanita dapat mengelola perannya dengan baik, selain menjadi ibu

rumah tangga namun juga berperan sebagai wanita karir, hal ini

menunjukan wanita memiliki self efficacy lebih tinggi dibandingkan pria

yang bekerja.

c. Sifat dari tugas yang dihadapi

Derajat kesulitan tugas akan mempengaruhi penilaian individu tersebut

terhadap tingkat kemampuan dirinya sendiri. Semakin kompleks tugas

yang dihadapi individu maka semakin rendah individu tersebut menilai

dirinya sebaliknya jika individu tersebut dihadapi dengan tugas yang

mudah dan invidu mampu menyelesaikannya maka semakin tinggi

individu tersebut menilai kemampuannya.


16

d. Insentif eksternal

Faktor lain yang mempengaruhi self efficacy adalah insentif yang

diperolehnya baik itu pujian ataupun tanggapan positif dari orang lain

yang dapat meningkatkan self efficacy.

e. Status peran individu dalam lingkungan

Individu yang memiliki status yang lebih tinggi akan memperoleh derajat

kontrol yang lebih besar sehingga self efficacy yang dimilikinya tinggi.

Sedangkan individu yang memiliki status rendah akan memperoleh

derajat kontrol yang lebih kecil sehingga self efficacy yang dimilikinya

juga rendah.

f. Informasi tentang kemampuan diri

Individu akan memiliki self efficacy tinggi jika dia mendapat informasi

positif tentang dirinya, begitu juga sebaliknya individu akan memiliki

self efficacy rendah jika dia mendapat informasi negatif tentang dirinya.

6. Aspek-aspek self efficacy

Menurut Bandura (1997) terdapat tiga aspek dari self efficacy pada diri

manusia, yaitu :

a. Tingkatan (Level)

Adanya perbedaan tingkatan self efficacy yang di alami masing-masing

individu dikarenakan perbedaan tuntutan masalah yang dihadapi. Adanya

perbedaan tingkatan kesulitan atau kesukaran dalam menyelesaikan tugas

dan permasalahan secara optimal. Jika halangan untuk mencapai

keberhasilan dalam menyelesaikan masalah itu sedikit, maka


17

permasalahan lebih mudah untuk di atasi. Sehingga kemudian individu

akan memiliki self efficacy yang tinggi.

b. Keadaan Umum (Generality)

Individu mungkin akan menilai kemampuan diri melalui bermacam-

macam aktivitas dalam berbagai situasi tugas, mulai dari dalam

melakukan suatu aktivitas yang biasa dilakukan atau situasi tertentu

yanag tidak pernah dilakukan hingga serangkaiam tugas atau situasi sulit

dan bervariasi. Pada aspek generality individu akan menunjukkan

kemampuannya pada konteks tugas yang berbeda-beda, baik itu melalui

tingkah laku, kognitif dan afektifnya.

c. Kekuatan (strenght)

Merupakan keyakinan seseorang terhadap kemampuan yang dimilikinya.

Hal ini berkaitan dengan katahanan dan keuletan individu dalam

pemenuhan tugasnya. Individu yang memiliki keyakinan dan kemantapan

yang kuat terhadap kemampuannya untuk menyelesaikan suatu tugas

akan terus bertahan dalam usahanya meskipun banyak rintangan dan

kesulitan yang dihadapi. Dalam aspek ini pengalaman sangat

berpengaruh terhdap self efficacy. Pengalaman yang lemah akan

melemahkan keyakinannya pula begitu juga sebaliknya individu yang

memiliki kemampuan dan keyakinan yang kuat akan mampu bertahan.

7. Self efficacy pada Mahasiswa Tahun Pertama

Self effficacy memiliki pengaruh yang kuat terhadap mahasiswa tahun

pertama dimana proses penyesuian diri dan strategi menghadapi rasa cemas
18

terhadap permasalahan di lingkungan baru dapat diatasi oleh mahasiswa

yang memiliki self efficacy tinggi. self-efficacy berperan penting sebagai

faktor-faktor yang dapat memprediksi subjective well-being mahasiswa

tahun pertama. Temuan yang diperoleh Chemers, Hu, dan Garcia (2001)

menunjukkan bahwa mahasiswa dengan self-efficacy yang lebih tinggi

cenderung menganggap periode transisi ke perguruan tinggi sebagai

tantangan yang harus ditaklukkan daripada sebuah ancaman yang harus

dihindari. Mahasiswa tahun pertama dengan self-efficacy yang tinggi akan

memiliki keyakinan pada kompetensi serta pandangan positif dalam

menghadapi kehidupan perkuliahan. Kondisi tersebut akan membantu

mahasiswa tahun pertama untuk lebih mudah mencapai subjective well-

being yang baik di dalam kehidupannya (Novrianto & Marettih, 2018).

B. Konsep Ansietas (Kecemasan)

1. Pengetian Ansietas (Kecemasan)

Kecemasan adalah perasaan khawatir yang samar-samar yang disertai

dengan perasaan tidak pasti, tidak berdaya, terisolasi, dan perasaan yang

tidak nyaman (Stuart, 2013). Kecemasan merupakan keadaan emosi dan

pengalaman perasaan seseorang yang merupakan kekuatan dan tidak dapat

dilihat secara langsung (Stuart, 2016). Sedangkan menurut (Yunita &

Subardjo, 2018) kecemasan adalah suatu keadaan patologis yang ditandai

rasa khawatir dan ketakutan di sertai tanda somatik yang disebabkan oleh

sistem saraf autonom yang hiperaktif.


19

Kecemasan dapat digambarkan sebagai perasaan takut dan tidak

nyaman sebagai respon terhadap stress yang ekstrim dan berkepanjangan

(Gorman & Anwar, 2014). Istilah kecemasan juga digunakan untuk

menggambarkan perasaan seseorang yang merasa gelisah, ketakutan, atau

ketegangan dalam menanggapi pengalaman atau situasi yang tidak

diketahui, sehingga keputusan dibuat oleh orang tersebut adalah upaya

untuk mengatasi stres, trauma dan frustasi yang disebabkan oleh cemas

(Williams & Wilkins, 2012).

Menurut (Black & Andreasen, 2011) Kecemasan adalah kegelisahan,

ketegangan, atau ketidaknyamanan dari antisioasi bahaya, sumbernya

sebagian besar tidak diketahui. Kecemasan mungkin dianggap sebagai

patologis ketika sudah mengganggu sosial, pekerjaan, dan kenyamanan

emosional. Kecemasan biasanya dianggap sebagai reaksi normal terhadap

bahaya atau ancaman yang mengganggu integritas biologis atau konsep

diri. Kecemasan normal menghilang saat bahaya atau ancaman tidak ada

lagi (Townsend,2011).

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan

a. Faktor predisposisi

Faktor predisposisi adalah faktor pendukung yang mempengaruhi

kecemasan menurut Stuart (2013)antara lain:

1) Biologis

Kecemasan melibatkan satu sistem tertentu neuotransmitter dalam

perkembangan gangguan kecemasan disebut sistem GABA. Sistem


20

ini berfungsi untuk mengontrol aktivitas, atau laju pembakaran dari

neuron di bagian otak yang bertanggung jawab untuk menghasilkan

kecemasan. GABA adalah neurotransmitter penghambat yang

paling umum di otak. Selain itu kesehatan umum individu dan

riwayat keluarga juga mempengaruhi kecemasan.

2) Keluarga

Gangguan kecemasan sering terjadi dalam keluarga, Diperkirakan

sekitar 40% heritabilitas gangguan kecemasan dapat diturunkan.

Inidvidu dengan riwayat keluarga penyakit kejiwaan tiga kali lebih

beresiko terkena PTSD setelah terjadinya peristiwa traumatis,

meskipun ada bukti kuat untuk kerentanan genetik tetapi tidak ada

satupun gen spesifik yang telah diidentifikasi dengan jelas terkait

gangguan kecemasan.

3) Psikologis

Orang yang memiliki tingkat harga diri rendah akan mudah

mengalami kecemasan dimana mereka biasanya tidak yakin dengan

kemampuan diri ketika menghadapi masalah. Sifat psikologis yang

paling penting adalah ketahanan, Ketahanan adalah kemampuan

untuk mempertahankan keadaan normal meskipun dalam situasi

yang sulit. Ketahanan dikaitkan dengan jumlah faktor psikososial

pelindung, gaya koping, pandangan positif, keterkaitan

antarpribadi, pedoman moral, dukungan sosial, dan kognitif

fleksibilitas.
21

4) Perilaku

Kecemasan bisa terjadi akibat rasa frustasi yang ditimbulkan oleh

berbagai hal yang dapat mengganggu tujuan yang dinginkan seperti

kehilangan pekerja dan kegagalan dalam mencapai tujuan.

Kecemasan juga bisa muncul melalui konflik yang terjadi sehingga

dapat memunculkan perasaan khawatir dan tidak berdaya.

b. Faktor Presipitasi

Faktor presipitasi adalah faktor yang dapat menjadi pencetus kecemasan

menurut Stuart (2013) antara lain:

1) Ancaman terhadap integritas fisik

Faktor ini berhubungan dengan kondisi fisik seseorang seperti

adanya kecacatan atau penurunan kemampuan untuk melakukan

aktivitas sehari-hari, ketika seseorang merasa integritas fisiknya

terancam maka hal ini dapat menimbulkan kecemasan dan

memotivasi mereka untuk melakukan perawatan kesehatan.

2) Ancaman terhadap sistem diri

Ancaman terhadap diri seseorang yang dapat merugikan identitas

diri, harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi seperti

perceraian, perubahan status pekerjaan, dan kehilangan orang yang

berharga.
22

3. Tingkat Kecemasan

Ada 4 tingkat kecemasan menurut Stuart (2016) yaitu :

a. Kecemasan ringan

Kecemasan ini berhubungan dengan ketegangan yang dirasakan sehari-

hari, ini menyebabkan individu menjadi lebih waspada dan lapang

persepsi meningkat, kecemasan ini dapat meningkatkan kreativitas dan

memotivasi belajar.

b. Kecemasan sedang

Kecemasan ini membuat individu hanya berfokus pada hal yang penting

saja sehingga lapang persepsinya menyempit namun masih bisa

mengikuti perintah jika diarahkan.

c. Ansietas berat

Kecemasan ini sangat mengurangi persepsi individu dan hanya berfokus

pada hal yang rinci dan spesifik dan tidak dapat berpikir tentang hal lain

dan individu tersebut memerlukan banyak arahan untuk berfokus pada

hal lain.

d. Tingkat panik

Kecemasan ini berhubungan dengan peningkatan aktivitas motorik dan

penurunan kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, ada

perasaan seperti di teror dan ketakutan pada individu dan tidak mampu

melakukan hal lain walaupun dengan arahan serta kehilangan pemikiran

yang rasional.
23

4. Respon terhadap Kecemasan

Beberapa respon gerhadap kecemasan Stuart (2016) yaitu :

a. Respon fisiologis

1) Kardiovaskular : Palpitasi, jantung berdebar, tekanan darah

meningkat, penurunan denyut nadi.

2) Respirasi : Nafas cepat, sesak nafas, tekanan pada dada, pernapasan

dangkal, pembengkakan tenggorokan, terengah-engah.

3) Neuromuskular : Refleks meningkat, mudah terkejut, insomnia,

mata berkedip-kedip, wajah tegang, tungkai lemah, tremor,

kekakuan, kelemahan umum.

4) Gastrointestinal : Kehilangan nafsu makan, menolak makan, mual,

nyeri ulu hati, diare.

5) Saluran perkemihan : tidak dapat menahan kencinh, sering

berkemih.

6) Kulit : wajah kemerahan, berkeringat pada telapak tangan, gatal,

wajah pucat, diaphoresis.

b. Respon perilaku, kognitif, afektif

1) Perilaku : Kegelisahan, ketegangan fisik, reaksi terkejut, bicara

cepat, kurang koordinasi, menarik diri dari hubungan interpersonal,

melarikan diri dari masalah.

2) Kognitif : Perhatian terganggu, konsentrasi buruk, sering lupa,

kesalahan penilaian, hambatan berpikir, lapang persepsi menurun,


24

kreativitas menurun, produktivitas menurun, kebingungan,

kehilangan objektivitas, takut kehilangan kendali.

3) Afektif : Mudah terganggu, tidak sabar, gelisah tegang, ketakutan,

waspada, kekhawatiran, mati rasa, frustasi.

5. Kecemasan pada Mahasiswa Tahun Pertama

Penyebab kecemasan berasal dari dalam dan sumbernya sebagian besar

merupakan respon emosional terhadap bahaya atau ancaman yang

sumbernya biasanya dari luar yang dihadapi secara sadar bisa berupa

kekhawatiran, ketidaknyamanan, atau ketakutan (Subardjo, 2018).

Kecemasan cukup tinggi terjadi di kalangan mahasiswa terlebih di tahun

pertama perkuliahan adalah saat yang menegangkan, karena dapat

menimbulkan beberapa penyebab kecemasan seperti perubahan

lingkungan, berkurangnya dukungan sosial, tekanan akademis,

penyesuaian diri dengan teman sebaya, dan manajemen keuangan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kabede dkk pada mahasiswa

kedokteran sarjana di Addis Ababa, Ethiopia, 2016/2017 mahasiswa

kedokteran tahun pertama lebih mungkin mengalami kecemasan di

bandingkan mereka yang merupakan mahasiswa kedokteran 6 tahun dan di

dapatkan hasil 30,1% kecemasan yang terjadi pada mahasiswa kedokteran

(Kebede, Anbessie & Ayano, 2019).


25

C. Konsep Adaptasi

1. Pengertian Adaptasi

W.A Gerungan menjelaskan bahwa adaptasi adalah perubahan diri yang

sesuai dengan keadaan lingkungan atau mengubah lingkungan sesuai

dengan keinginan diri (Kemenkes, 2016). Adaptasi mengacu pada proses

dan hasil dimana pemikiran dan perasaan seseorang sebagai individu atau

kelompok menggunakan kesadaran dan pilihan untuk menciptakan integrasi

manusia dan lingkungannya (Roy & Andrews, 1991).

Menurut Safitri (2018), Adaptasi adalah proses perubahan menyertai

individu dalam merespon perubahan yang ada dilingkungannya yang dapat

mempengaruhi keutuhan tubuh, baik secara fisiologis, psikologis maupun

sosial yang akan menghasilkan perilaku adaptif.

2. Teori Adaptasi

Teori adaptasi Calista Roy merupakan model keperawatan yang

menjelaskan bahwa individu mampu mempertahankan dana meningkatkan

kesehatan dengan cara mempertahankan perilaku adaptif, penerapan teori

ini akan membantu seseorang beradaptasi terhadap perubahan kebutuhan

fisiologis, konsep diri, dan fungsi peran (Suryanti, 2018).

Terdapat 4 elemen utama dari teori adaptasi Roy dan Andrews (1991)

yaitu :

a. Manusia

Manusia baik itu individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat

merupakan fokus utama yang perlu diperhatikan, karena manusialah


26

yang menjadi penerima asuhan keperawatan yang dipandang sebagai

“Holistic Adaptif System” yang merupakan perpaduan antara konsep

sistem dam konsep adaptasi.

b. Lingkungan

Lingkungan merupakan stimulus bagi individu untuk meningkatkan

kemampuan adaptasi. Roy mendefinisikan lingkungan sebagai kondisi,

keadaan dan pengaruh-pengaruh disekitar individu yang dapat

mempengaruhi perkembangan dan perilaku individu.

c. Sehat

Roy mendefinisikan sehat adalah “A State and a process of being and

becoming an integrated and whole person”. Integritas individu dapat

ditunjukkan dengan kemampuan untuk mempertahankan diri, tumbuh,

reproduksi dan “mastery”. Asuhan keperawatan berdasarkan model Roy

bertujuan untuk meningkatkan kesehatan individu dengan cara

meningkatkan respon adaptifnya.

d. Keperawatan

Roy mendefinisikan bahwa tujuan keperawatan adalah untuk

meningkatkan respon adaptif individu dan menurunkan respon inefektif

individu, dalam kondisi sakit maupun sehat.

Roy mendefinisikan bahwa input sebagai stimulus yang merupakan

informasi atau energi dari lingkungan yang dapat menimbulkan respon,

dimana dibagi dalam tingkatan yaitu input, proses dan output ( Roy &

Andrews, 1991).
27

Input

Input atau masukan terdiri dari stimulus adaptasi yaitu :

a. Stimulus fokal yaitu stimulus langsung dengan efek segera,

misalnya : infeksi

b. Stimulus Kontekstual yaitu stimulus yang ada pada kondisi sekarang

dan berkontribusi mempengaruhi stimulus fokal.

c. Stimulus residual yaitu Stimulus yang sukar untuk diobservasi

meliputi kepercayan, sikap, sifat individu berkembang sesuai

pengalaman yang lalu, hal ini memberi proses belajar untuk

toleransi. Misalnya pengalaman nyeri pada pinggang ada yang

toleransi tetapi ada yang tidak.

1. Proses

Proses berhubungan dengan mekanisme koping seseorang, proses

koping adalah proses menanggapi dari stimulus yang ada melalui dua

jalan yaitu kognator dan regulator.

a. Subsistem regulator

Transmiter regulator sistem adalah kimia, neural atau endokrin.

Refleks otonom adalah respon neural dan brain sistem dan spinal

cord yang diteruskan sebagai perilaku output dari regulator system

b. Subsistem kognator

Kognator kontrol proses berhubungan dengan fungsi otak dalam

memproses informasi, penilaian dan emosi. Persepsi atau proses


28

informasi berhubungan dengan proses internal dalam memilih atensi,

mencatat dan mengingat.

Selanjutnya Roy mengembangkan proses internal dengan 4 mode

adaptasi yaitu (Roy & Andrews, 1991) :

1) Fisiologi

Fungsi berhubungan dengan struktur tubuh dan fungsinya dan

dapat dilihat dari beberapa hal yaitu : Oksigen, nutrisi, eliminasi,

aktivtas dan istirahat, proteksi, perasaan, cairan dan elektrolit,

fungsi saraf, dan fungsi endokrin.

2) Konsep Diri

Konsep ini berhubungan dengan psikososialseperti integritas

psikis antara lain persepsi. Aktivitas mental dan ekspresi

perasaan.

3) Fungsi peran

Konsep ini berhubungan dengan pola-pola interaksi dan

hubungan sosial dengan orang lain khususnya memerankan diri

dimasyarakat sesuai kedudukannya.

4) Ketergantungan (Interdependen)

Berfokus pada interaksi untuk saling memberi dan menerima

cinta/kasih sayang, perhatian dan saling menghargai.


29

c. Output

Output dari suatu sistem adalah perilaku yang dapat di amati baik itu

perilaku adaptif maupun maladaptif, Respon yang adaptif dapat

meningkatkan integritas seseorang sementara respon maladaptif

menandakan seseorang memiliki masalah pada dirinya.

2. Tingkat Adaptasi

Tingkat Adaptasi merupakan suaru kondisi dari proses kehidupan yang

kemungkinan terjadi. Menurut Roy dan Andrews (1991) tingkatan adaptasi

dibagi tiga yaitu :

a. Tingkat integritas

Merupakan tingkatan pertama dimana struktur dan proses kehidupan

bekerja bersama-sama dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia.

b. Tingkat Kompensasi

Tingkat kedua dimana kognator dan regulator telah aktif atau bekerja

dalam menangani proses integrasi kehidupan.

c. Tingkat Kompromi

Merupakan tingkat ketiga dimana terjadi bila tingkat kompensasi tidak

adekuat dan masalah adaptasi tidak terselesaikan

3. Adaptasi pada Mahasiswa Tahun Pertama

Tahun pertama tampaknya menjadi tahun paling sulit untuk beradaptasi

perguruan tinggi karena banyaknya kemungkinan kesulitan penyesuaian

yang dapat ditimbulkan. Penyesuaian diri merupakan suatu proses yang


30

berjalan dinamis dan bertujuan untuk tingkah laku seseorang agar tercipta

hubungan yang baik antara individu dengan lingkungannya.

Penyesuaian diri yang dihadapi oleh mahasiswa perantauan

menyangkut aspek akademis dan non-akademis, anatara lain aspek

psikologis, seperti rasa rindu ingin pulang (homesick) dan jarak geografis

dari keluarga, aspek kultural seperti harus menyesuaikan diri terhadap

norma sosial yang baru dan juga interaksi antara dosen dan mahasiswa yang

berbeda pengalaman orientasi nilai. Berdasarkan hasil analisis data yang

diperoleh dari penelitian Mitasari dan Istikomayanti (2017) tentang Studi

Pola Penyesuaian Diri Mahasiswa luar Jawa di Universitas Tribhuwana

Tunggadewi Malang diketahui bahwa rata-rata kondisi culture shock yang

dialami oleh mahasiswa yaitu sebesar 60% (kategori tinggi) dan faktor-

faktor yang menyebabkannya sebesar 48% (kategori sedang) meskipun

demikian kemampuan adaptasi mahasiswa juga tergolong tinggi yaitu

sebesar 51%. Kemampuan adaptasi mahasiswa dipengaruhi oleh beberapa

faktor yang mempengaruhi cepat lambatnya proses adaptasi dengan

persentase sebesar 54% (kategori tinggi).


BAB III

KERANGKA KONSEP PENELITIAN

A. Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konsep merupakan model konseptual dimana konsep-

konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang telah

dilakukan. Kerangka konsep ini terdiri dari variabel-variabel serta hubungan

variabel yang satu dengan yang lain (Notoatmodjo, 2018). Kerangka kerja

dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu satu variabel independen

dan dua variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah

self efficacy yang dikembangkan berdasarkan teori Bandura (1997).

Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah kecemasan dan

apatasi dimana konsep kecemasan di kembangkan dari beberapa referensi,

salah satunya Stuart (2016) dan konsep adaptasi dikembangkan berdasarkan

teori adaptasi Roy dan Adrews (1991).

Skema : 3.1 kerangka konsep penelitian

Variabel Independen Variabel dependen

Kecemasan

Self efficacy.

Adaptasi

31
32

B. Hipotesa Penelitian

Ha : Ada hubungan self efficacy terhadap kecemasan pada mahasiswa tahun

pertama di Universitas Syiah Kuala.

Ha : Ada hubungan self efficacy terhadap kemampuan beradaptasi pada

mahasiswa tahun pertama di Universitas Syiah Kuala.

C. Definisi Operasional

Untuk memudahkan pemahaman tentang variabel yang diukur dapat


dilihat pada berikut:
Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat ukur Cara Skala Hasil Ukur


Operasional Ukur Ukur
1 Self Efficacy Keyakinan akan Kuesioner Angket Ordinal Skor 10-25 =
mahasiswa kemampuan diri General (google self efficacy
tahun mahasiswa Self form) rendah
pertama dalam mencari Efficacy Skor 26-40 =
solusi dan (GSE) yang self efficacy
mengatasi terdiri atas tinggi
permasalahan 10
yang dihadapi pertanyaan
pada tahun dalam
pertama belajar bentuk
di Universitas skala likert
Syiah Kuala
2 Kecemasan Gangguan alam Kuesioner Angket Ordinal Kecemasan
mahasiswa perasaan Zung Self (google ringan =
tahun mahasiswa yang Rating form) skor 20-44
pertama ditandai dengan Anxiety Scale Kecemasan
Universitas perasaan (ZRAS) yang sedang =
Syiah Kuala ketakutan atau terdiri dari skor 45-59
kekhawatiran 20 Kecemasan
yang dialami pertanyaan berat = skor
mahasiswa tahun dalam bentuk 60-74
pertamadi skala likert Panik = 75-
Universitas Syiah 80
Kuala.
33

3 Kemampuan Kemampuan Kuesionser Angket Ordinal Kategori


beradaptasi adaptasi yang College (google tinggi
mahasiswa dimiliki Adjustment form) = x ≥ 51
tahun mahasiswa tahun Scale (CAS) Kategori
pertama pertama USK yang terdiri rendah
Universitas terhadap dari 16 = x < 51
Syiah Kuala penyesuaian pertanyaan
sosial, dalam bentuk
penyesuaian skala likert
akademik,
penyesuaian
kelembagaan dan
penyesuaian
pribadi.
BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Desain penelitian

Jenis penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif korelatif yang

merupakan jenis penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan

variabel dan melihat adanya hubungan antara variabel tersebut (Gray &

Sutherland, 2017). Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional

merupakan jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran/ observasi

data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat

(Nursalam, 2015).

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah sasaran akhir penelitian berupa objek yang memenuhi

kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2015). Populasi dalam penelitian

ini adalah mahasiswa angkatan 2020 Universitas Syiah Kuala.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian populasi yang digunakan sebagai subjek

penelitian yang merupakan perwakilan dari seluruh populasi

(Notoatmodjo, 2018). Teknik pengambilan sampel ini menggunakan

teknik Simple random sampling, teknik ini diseleksi secara acak dengan

pemilihan fakultas dibagi menjadi dua jurusan yaitu IPA dan IPS, tiga dari

jurusan Saintek (IPA) dan tiga jurusan Soshum (IPS) dengan pengambilan

sampel untuk menggunakan secarik kertas diletakkan di kotak, diaduk, dan

34
35

diambil secara acak sehingga dari jurusan IPA didapatkan mahasiswa

angkatan 2020 prodi FKIP Biologi dan Ilmu Keperawatan sebagai sample

penelitian, sementara untuk jurusan IPS didapatkan prodi jurusan Ekonomi

Akuntansi dan FKIP Bahasa Inggris.

Jumlah populasi sampel penelitian mahasiswa angkatan 2020

Universitas syiah kuala dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut :

Tabel 4.1 jumlah populasi sampel

Prodi Jumlah

FKIP Biologi 135


FKIP Bahasa Inggris 145
Ilmu Keperawatan 152
Ekonomi Akuntansi 196

Total 628

Untuk pengambilan minimal sampel yang akan diteliti dilakukan dengan

menggunakan rumus Slovin (Nursalam, 2017) sebagai berikut :

𝑁
n = 1+𝑁 (𝑒)2
628
n = 1+628 (0.05)2
628
n = 1+628 (0,0025)
628
n = 2.57

n = 244,35
n = 244
36

Keterangan :

n = jumlah sampel
N = besar populasi

e = toleransi ketidakstabilan (5%)

Berikut perhitungan sampel tiap prodi :

Tabel 4.2 jumlah sampel penelitian

No Proporsional Hasil Sampel


Prodi

1. FKIP Biologi 135 n= 52.5 53


n=628 x 244

2. Ilmu Keperawatan 152 n= 59 59


n= x 244
628

3. Ekonomi Akuntansi 196 n= 76.1 76


n=628 x 244

4. FKIP Bahasa Inggris 145 n= 56.3 56


n=628 x 244

Total 244

C. Tempat dan waktu penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di empat fakultas Universitas Syiah Kuala, yaitu

: FKIP Biologi, Ilmu Keperawatan, Ekonomi Akuntansi dan FKIP Bahasa

Inggris.

2. Waktu Penelitian

Waktu pengumpulan data untuk penelitian ini dilaksanakan 23 September

sampai 19 Oktober 2021.


37

D. Alat Pengumpulan Data

1. Alat pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner dalam bentuk google form. Kuesioner merupakan daftar

pertanyaan yang disusun dengan baik lalu diberikana kepada responden

dana dijawab dengan tanda tertentu (Notoatmodjo, 2018). Kuesioner

terdiri atas dua bagian antara lain :

a. Bagian A, merupakan data demografi bertujuan untuk mengetahui

karateristik responden yang meliputi : Nomor induk mahasiswa (NIM),

umur, jenis kelamin, Fakultas/prodi, tempat tinggal, status orang tua,

asal daerah, nomor Hp.

b. Bagian B, pertanyaan yang diajukan untuk variabel independen self

efficacy yang terdiri dari 10 item pertanyaan positif dengan

menggunakan kuesioner baku yaitu General Self Efficacy, Instrumen

penelitian ini dikembangkan oleh Schwarzer dan Jerussalem (1995).

Instrumen ini menggunakan model skala likert yang di modifikasi

dengan empat pilihan jawaban yaitu 4 = Sangat Setuju (SS), 3 = Setuju

(S), 2 = Tidak Setuju (TS), dan 1 = Sangat Tidak Setuju (STS). Skor

10-25 termasuk kategori self efficacy rendah dan skor 26-40 termasuk

kategori self efficacy tinggi (Isyuniarsasi, 2020).

c. Bagian C, Pertanyaan selanjutnya untuk variabel dependen yaitu

kecemasan menggunakan kuesioner baku Zung Self-Rating Anxiety

Scale (ZRAS) terdiri dari 20 pertanyaan. Setiap pertanyaan memiliki


38

lima kemungkinan jawaban untuk pertanyaan negatif yaitu 1 = Tidak

pernah, 2 = kadang-kadang, 3 = sering, 4 = selalu. Untuk kategori skor

20-44 termasuk ke dalam kecemasan ringan, skor 45-59 kecemasan

sedang, skor 60-74 kecemasan berat dan skor 75-80 kecemasan panik

(Hotijah, 2019).

d. Bagian D, Instrumen adaptasi menggunakan College Adjustment Scale

yang dikembangkan oleh Kaya dan Weber 2003 untuk mengukur empat

dimensi berbeda yaitu : Penyesuaian sosial (item 1-4), penyesuaian

akademik (item 5-8), penyesuaian kelembagaan (9-12), dan

penyesuaian pribadi (item 13-16), terdiri dari 16 item pertanyaan

dengan 9 pertanyaan positif dan 7 pertanyaan negatif dengan kategori

yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS), dan

Sangat Tidak Setuju (STS). Untuk penilaian pertanyaan positif yaitu 1 =

sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju. 3 = netral, 4 = setuju, 5 = sangat

setuju, sedangkan untuk pertanyaan negatif 1 = sangat setuju, 2 =

setuju, 3 = netral, 4 = tidak setuju, 5 = sangat tidak setuju. Untuk

kategori skor x ≥ 51 termasuk ke dalam kategori tingkat adaptasi tinggi

sedangkan skor x < 51 termasuk ke dalam kategori tingkat adaptasi

rendah.

2. Translation

Kuesioner General Self Efficacy (GSE) ini dikembangkan oleh

Schwarzer dan Jerussalem (1995) terdiri dari 10 item. General Self-

Efficacy Scale telah diadaptasikan ke dalam bahasa Indonesia oleh peneliti


39

bernama Novrianto dan dibantu oleh tenaga pengajar di Fakultas Psikologi

UIN Sultan Syarif Kasim Riau yang merupakan native speaker dalam

bahasa Inggris lalu diuji kepada 536 orang mahasiswa di Bandung

(Hartono, 2012). Dan kuesioner kecemasan Zung Self Rating Anxiety Scale

(ZRAS)) juga telah diadaptasi berdasarkan Pedoman Organisasi Kesehatan

Dunia oleh peneliti Setyowati salah satu tenaga pengajar di Unversitas

Airlangga ke dalam bahasa Indonesia ( Hotijah, 2019). Untuk kuesioner

college adjustment scale (CAS) telah di translate ke dalam bahasa

Indonesia oleh salah satu dosen Fakultas Keperawatan Universitas Syiah

Kuala.

3. Uji Validitas & Reliabilitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan apakah alat ukur yang

kita gunakan benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo,

2018). Untuk mengetahui apakah kuesioner yang kita susun tersebut

mampu mengukur hubungan ataupun pengaruh dari variabel independen

terhadap variabel dependen maka perlu dilakukannya uji korelasi dari tiap-

tiap item pertanyaan dengan skors total kuesioner, bila semua pertanyaan

mempunyai korelasi yang bermakna atau construct validity maka

kuesioner itu mengukur konsep yang kita ukur. Instrumen General Self

Efficacy (GSE) telah diuji kepada 536 orang mahasiswa di Bandung

dengan memperoleh nilai koefisien validitas 0.240 - 0.600 (Hartono,

2012). Untuk kuesioner kecemasan (ZRAS) telah diuji kepada 103 orang

mahasiswa di Universitas Jember dengan hasil koefisien validitas 0.663 -


40

0.918 (Hotijah, 2019). Selanjutnya untuk kuesioner adaptasi College

Adjustment Scale peneliti melakukan uji construct validity dengan taraf

signifikansi 5% yang dilakukan dengan melibatkan 20 orang mahasiswa

prodi bahasa inggris UIN Ar-raniry Banda Aceh. Suatu pertanyaan akan di

anggap valid apabila nilai r hitung sama dengan atau lebih besar dari r

tabel yaitu 0,444 (Hastono, 2016). Berdasarkan hasil uji kuesioner adaptasi

College Adjustment Scale didapatkan 2 dari 16 item pertanyaan yang tidak

valid yaitu memiliki nilai r hitung <0,444. Setelah diuji didapatkan nilai

validitas 0,504 dengan demikian jumlah pertanyaan untuk kuesioner

adaptasi dalam penelitian ini adalah 16 item pertanyaan.

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2018). Hal

ini berarti menunjukkan sejauh mana pengukuran itu tetap konsisten bila

dilakukan pengukuran lebih dari satu kali dengan menggunakan alat ukur

yang sama. Untuk kuesioner General Self Efficacy (GSE) Skala

pengukuran ini telah digunakan dalam berbagai proyek penelitian dan

telah diuji validitas dan reliabilitasnya dalam bahasa indonesia dengan

hasil Crobanch alpha = 0,800 (Hartono, 2012). Untuk Instrumen

kecemasan Zung Self Rating Scale (ZRAS) hasil croncbach’s Alpha =

0.965 (Hotijah, 2019). Adapun nilai Reabilitas pada instrumen adaptasi

College Adjustment Scale adalah 0,891. Berdasarkan hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa kuesioner adaptasi dinyatakan realibel dengan nilai

Cronbach Alpha ≥ 0,70 (Sugiyono, 2017).


41

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Tahap persiapan pengumpulan data

Persiapan pengumpulan data dilakukan setelah mendapat izin dari dosen

pembimbing dan dilanjutkan dengan mendapatkan izin dari Dekan dan

telah lulus uji etik dari Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala.

2. Tahap melakukan pengumpulan data

a. Peneliti meminta izin terlebih dahulu kepada kepala prodi jurusan yang

disudah ditentukan untuk melakukan penelitian.

b. Peneliti meminta data responden ke prodi untuk mnegetahui jumlah

responden.

c. Lalu peneliti menghubungi komting angkatan masing-masing jurusan

untuk memperkenalkan diri dan memberitahu tujuan dan meminta

bantuan menyebarkan link google form yang berisi pertanyaan

penelitian melalui aplikasi whatsapp.

d. Sebelum mengisi pertanyaan peneliti meminta persetujuan responden

untuk mengisi pertanyaan penelitian dengan mengklik pertanyaan

setuju di halaman awal google form.

e. Setelah dua minggu, peneliti mengumpulkan semua data dan

melakukan pemeriksaan kelengkapan data yang telah diisi.

f. Setelah selesai melakukan pengumpulan data, maka peneliti meminta

surat izin penelitian dari fakultas/prodi FKIP Biologi, Ilmu

Keperawatan, Ekonomi Akuntans dan FKIP Bahasa Inggris di

Universitas Syiah Kuala.


42

F. Etika penelitian

Penelitian ini telah dinyatakan lulus etik oleh tim penilai etik Fakultas

Keperawatan Universitas Syiah Kuala dengan nomor penelitian

111072270921 (lampiran).

Menurut Polit dan Beck dalam (Agus, 2015) terdapat 5 prinsip

keperawatan yaitu :

1. Autonomy

Dalam konteks penelitian, peneliti dituntut untuk memastikan bahwa

prinsip otonomi ditaati bagi mereka yang berpartisipasi dalam penelitian

perawatan kesehatan dengan memastikan hak mahasiswa untuk memilih

berpartisipasi atau tidak dalam penelitian dan berhak untuk mengundurkan

diri kapan saja tanpa konsekuensi.

2. Beneficence dan Non-maleficence

Beneficence berarti "melakukan kebaikan" Penelitian harus bermanfaat

bagi responden peneliti juga mengetahui tingkat efikasi diri, kecemasan

dan tingkat adaptasi individu dan menjadikan penelitian ini sebagai

masukan dan solusi untuk meningkatkan self efficacy agar terhindar dari

kecemasan dan mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Non-

maleficence berarti "tidak membahayakan/ tidak dirugikan”. Penelitian ini

tidak akan membahayakan responden baik dari segi fisik dan mental, dan

responden yang ikut dalam penelitian tidak dikenakan biaya apapun serta

responden juga berhak memutuskan untuk berpartisipasi atau tidak dalam

penelitian.
43

3. Justice

Dalam penelitian, setiap partisipan memiliki hak untuk mendapatkan

perlakuan yang sama dari peneliti. Responden diperlakukan secara adil dan

merata sebelum, selama dan setelah studi penelitian. Jika responden tidak

sesuai dengan kriteria, maka responden tidak diikutsertakan dalam

penelitian

4. Veracity

Kebenaran melibatkan konsep kebenaran tentang studi penelitian dan tidak

adanya penipuan. Individu berhak untuk mengatakan yang sebenarnya dan

tidak tertipu tentang segala aspek penelitian. Semua aspek suatu proyek

penelitian membutuhkan penjelasan dari peneliti, yang harus berusaha

semaksimal mungkin untuk memastikannya peserta memahami implikasi

selama penelitian dan prinsip kejujuran terkait dengan menghormati

otonomi .

5. Fidelity

Fidelity melibatkan konsep kepercayaan (ICN, 1996). Peserta menaruh

kepercayaan pada peneliti dan ini membutuhkan komitmen untuk

melindungi mereka. Peneliti harus memastikan bahwa partisipan memiliki

pemahaman tentang risiko, dan dengan demikian membina hubungan

saling percaya.
44

6. Confidentiality

Peneliti bertanggung jawab untuk memastikan kerahasiaan dan privasi

peserta penelitian dan data yang diperoleh dari mereka. Informasi pribadi

yang diperoleh peneliti tidak boleh mengarah pada identifikasi peserta

penelitian dan informasi ini tidak boleh tersedia untuk orang lain tanpa

persetujuan mereka.

G. Pengolahan Data

Langkah-langkah dalam metode pengolahan data (Notoatmodjo, 2018) :

1. Editing

Pada tahap ini data responden telah dikumpulkan dan dilakukan

pengecekan identitas lalu peneliti melakukan pemeriksaaan terhadap

jawaban kuesioner yang diisi responden dan mengoreksi kesalahan-

kesalahan dalam pengumpulan data.

2. Coding

Setelah data dikumpulkan peneliti memberikan kode agar memudahkan

dalam melakukan pengolahan data. Dalam penelitian ini, peneliti

memberikan kode sebagai berikut:

Data demografi

a. Kode responden : 1-224

b. Umur

1) Kode 1 untuk 18 tahum

2) Kode 2 untuk 19 tahun

3) Kode 3 untuk 20 tahun


45

4) Kode 4 untuk 21 tahun

c. Jenis Kelamin

1) Kode 1 untuk laki-laki

2) Kode 2 untuk perempuan

d. Fakultas/prodi

1) Kode 1 Fkip Biologi

2) Kode 2 Fkip Bahasa Inggris

3) Kode 3 Ilmu Keperawatan

4) Kode 4 Ekonomi Akuntansi

e. Asal Daerah

1) Kode 1 Banda Aceh

2) Kode 2 Luar Banda Aceh

3) Kode 3 Luar Aceh

f. Tempat tinggal

1) Kode 1 Orang tua

2) Kode 2 sewa/kost

3) Kode 3 Lain-lain

g. Status ibu

1) Kode 1 Hidup

2) Kode 2 Meninggal

h. Status ayah

1) Kode 1 Hidup

2) Kode 2 Meninggal
46

3. Transferring

Data yang telah diberi kode dimasukkan ke dalam microsoft excel secara

berurutan sesuai dengn kode yang telah ditentukan. Kemudian data

tersebut diolah dengan program komputer sesuai dengan pengolahan data

yang ditentukan sebelumnya.

4. Tabulating

a. Data yang telah dikelompokkan selanjutnya dimasukkan kedalam tabel

distribusi frekuensi agar memudahkan peneliti dalam mengintepretasikan

hasil penelitian yang telah dilakukan. Hasil penelitian dikategorikan

dengan rendah dan tinggi untuk variabel self efficacy serta ringan,

sedang, berat, dan panik untuk variabel kecemasan dan tinggi dan rendah

untuk variabel adaptasi.

H. Analisa data

1. Analisis Univariat

Analisa ini dilakukan untuk mendeskripsikan karateristik setiap

variabel penelitian. Pada umunya analisis ini hanya menghasilkan

distribusi dan presentasi dari tiap variabel dan subvariabel (Notoatmodjo,

2018).

Data untuk variabel adaptasi yang diperoleh akan diolah secara

komputerisasi dengan kategori ordinal dengan menentukan rata-rata atau

mean dari hasil untuk setiap variabel dengan rumus disebutkan dalam

Sugiyono (2017), yaitu :


47

x̄ = ∑ x
𝑛

Keterangan :

x̄ = nilai rata-rata

∑x = total nilai jawaban

N = Jumlah sampel

Selanjutnya setiap variabel dikelompokkan ke dalam kategori

masing-masing yang disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dan

ditentukan presentasi perolehannya dengan menggunakan rumus:

𝑓𝑖
P= x 100%
𝑛

Keterangan :

P = persentase

fi = frekuensi yang teramati

n = jumlah sampel

2. Analisa Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan

atau korelasi dari dua variabel yaitu independen dan dependen

(Notoatmodjo, 2018). Analisa yang digunakan yaitu uji Chi-Square

menggunakan program komputer yaitu Statistic Product and Service

Solution (SPSS). Ada beberapa ketentuan yang berlaku yaitu apabila p

value > 0.05 maka Ho diterima, sedangkan jika p-value < 0.05 maka Ho

ditolak(Notoatmodjo, 2010). Terdapat beberapa ketentuan dalan uji chi

square yaitu :
48

a. Bila pada tabel kontingensi lebih dari 2x2, misalnya 2x3, 3x3 dan

seterusnya, maka digunakan nilai “Pearson Chi-Square”.

b. Bila dijumpai tabel kontingensi 2x2, tidak dijumpai nilai e

(harapan) < 5, maka digunakan nilai “Continuity Correction”.

c. Bila pada tabel kontingensi 2x2, dijumpai nilai e (harapan) < 5, maka

digunakan nilai “Fisher’s Exact Test”.


BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
I. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan pada tanggal 23

sampai 29 September 2021 di Fakultas Keperawatan, Fakultas Keguruan Ilmu

Pendidikan dan Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala, terhadap 224

responden dengan aspek yang diteliti adalah Hubungan self efficacy terhadap

tingkat kecemasan dan kemampuan adaptasi mahasiswa tahun pertama di

perguruan tinggi Universitas Syiah Kuala. Teknik pengumpulan data

dilakukan dengan angket dalam bentuk google form. Adapun hasil penelitian

yang diperoleh dari responden adalah sebagai berikut :

1. Data Demografi
Data demografi responden pada penelitian ini meliputi : umur,

jenis kelamin, alamat, fakultas/prodi, tempat tinggal, asal daerah, status

orang tua. Berdasarkan tabel 5.1 dibawah ini, dapat disimpulkan bahwa

responden terbanyak berusia 19 tahun dengan total persentase (67%).

Sedangkan untuk jenis kelamin sebagian besar responden adalah

perempuan dengan persentase (85,3%). Untuk kategori fakultas/prodi,

responden terbanyak berasal dari prodi Ekonomi Akuntansi yang

berjumlah 76 responden (33,9%). Sementara untuk tempat tinggal

kebanyakan responden tinggal bersama orang tua (64,3%).

49
50

Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Data Demografi
(n=224)
No Kategori Frekuensi Presentase
1 Usia
18 tahun 46 20,5
19 tahun 150 67,0
20 tahun 23 10,3
21 tahun 5 2,2
2 Jenis Kelamin
Laki-laki 33 14,7
Perempuan 191 85,3
3 Program Studi
Ekonomi Akuntansi 76 33,9
Fkip Bahasa Inggris 56 25,0
Fkip Biologi 33 14,7
Ilmu Keperawatan 59 26,3
4 Asal Daerah
Aceh 203 90,6
Luar Aceh 21 9,4
5 Status Tempat Tinggal
Selama Kuliah
Tinggal bersama orang tua 144 64,3
Rumah sewa/kos 56 25,0
Lain-lain 24 10,7
6 Status Orang tua
Ibu
Hidup 218 97,3
Meninggal 6 2,7
Ayah
Hidup 196 87,5
Meninggal 28 12,5
Sumber: Data Primer (diolah, 2021)
51

Berdasarkan tabulasi silang antara data demografi dengan Self

Efficacy, kecemasan, dan kemampuan beradaptasi didapatkan hasil sebagai

berikut :

Tabel 5.2
Tabulasi silang antara Self Efficacy dengan Data Demografi
(n=224)
No Self Efficacy Rendah Tinggi
f % f %
1 Usia
18 tahun 10 4,5 36 16,0
19 tahun 26 11,6 124 55,3
20 tahun 6 2,6 17 7,5
21 tahun 0 0 5 2,2
2 Jenis Kelamin
Laki-laki 5 2,2 28 12,5
Perempuan 37 16,5 154 68,7
3 Asal Daerah
Aceh 36 16,0 167 74,5
Luar Aceh 6 2,6 15 6,7
4 Status Tempat Tinggal
Selama Kuliah
Tinggal bersama orang tua 22 9,8 122 54,4
Rumah sewa/kos 13 5,8 43 19,1
Lain-lain 7 3,1 17 7,5
5 Status Orang tua
Ibu
Hidup 42 18,7 176 78,5
Meninggal 0 0 6 2,6
Ayah
Hidup 41 18,3 155 69,1
Meninggal 1 0,4 27 12,0
52

Tabel 5.3
Tabulasi silang antara Kecemasan dengan Data Demografi
(n=224)
No Kecemasan Ringan Sedang Berat

f % f % f %
1 Usia
18 tahun 35 15,6 8 3,5 3 1,3
19 tahun 119 53,1 25 11,1 6 2,6
20 tahun 19 8,4 3 1,3 1 0,4
21 tahun 5 2,2 0 0 0 0
2 Jenis Kelamin
Laki-laki 29 12,9 3 1,3 1 0,4
Perempuan 149 66,5 33 14,7 9 4,0
3 Asal Daerah
Aceh 162 72,3 32 14,2 9 4,0
Luar Aceh 4 1,7 16 7,1 1 0,4
4 Status Tempat Tinggal
Selama Kuliah
Tinggal bersama orang tua 113 50,4 24 10,7 7 3,1
Rumah sewa/kos 45 20,0 8 3,5 3 1,3
Lain-lain 20 8,9 4 1,8 0
5 Status Orang tua
Ibu
Hidup 173 77,2 36 16,0 9 4,0
Meninggal 5 2,2 0 0 1 0,4
Ayah
Hidup 152 67,8 34 15,1 10 4,4
Meninggal 26 11,6 2 0,8 0 0
53

Tabel 5.4
Tabulasi silang antara Adaptasi dengan data demografi
(n=224)
No Adaptasi Rendah Tinggi

f % f %
1 Usia
18 tahun 22 9,8 24 10,7
19 tahun 70 31,2 80 35,7
20 tahun 7 3,1 16 7,1
21 tahun 1 0,4 4 1,8
2 Jenis Kelamin
Laki-laki 14 6,2 19 8,5
Perempuan 86 38,4 105 46,8
3 Asal Daerah
Aceh 93 41,5 110 49,1
Luar Aceh 7 3,1 14 6,2
4 Status Tempat Tinggal
Selama Kuliah
Tinggal bersama orang tua 64 28,5 80 35,7
Rumah sewa/kos 26 11,6 30 13,3
Lain-lain (Ponpes, asrama) 10 4,5 14 6,2
5 Status Orang tua
Ibu
Hidup 97 43,3 121 54,0
Meninggal 3 1,3 3 1,3
Ayah
Hidup 89 39,7 107 47,7
Meninggal 11 4,9 17 7,5
54

2. Analisa Univariat

a. Self Efficacy mahasiswa tahun pertama 2020 program studi Ekonomi

Akuntansi, Ilmu Keperawatan, Fkip Biologi, dan Fkip Bahasa Inggris

Universitas Syiah Kuala.

Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Self efficacy
(n=224)

No Self Efficacy Frekuensi Persentase


1 Rendah 42 18,8
2 Tinggi 182 81,3
Sumber: Data Primer (diolah, 2021)

Berdasarkan tabel 5.5 diatas dapat dilihat bahwa Self efficacy

responden berada dalam kategori tinggi dengan total persentase 81,3%.

b. Kecemasan pada mahasiswa tahun pertama 2020 program studi

Ekonomi Akuntansi, Ilmu Keperawatan, Fkip Biologi, dan Fkip Bahasa

Inggris Universitas Syiah Kuala.

Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Kecemasan
(n=224)

No Kecemasan Frekuensi Persentase


1 Ringan 178 79,5
2 Sedang 36 16,1
3 Berat 10 4,5
Sumber: Data Primer (diolah, 2021)

Berdasarkan tabel 5.6 diatas dapat dilihat bahwa kecemasan pada


kebanyakan responden berada dalam kategori ringan dengan total
persentase 79,5%.
55

c. Adaptasi pada mahasiswa tahun pertama 2020 program studi Ekonomi

Akuntansi, Ilmu Keperawatan, Fkip Biologi, dan Fkip Bahasa Inggris

Universitas Syiah Kuala.

Tabel 5.7
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Adaptasi
(n=224)

No Adaptasi Frekuensi Persentase


1 Rendah 100 44,6
2 Tinggi 124 55,4
Sumber: Data Primer (diolah, 2021)

Berdasarkan tingkat kemampuan adaptasi dari tabel 5.7 di atas dapat

disimpulkan tingkat kemampuan adaptasi responden berada pada kategori

tinggi dengan total persentase 55,4% .

3. Analisa Bivariat

Setelah data diolah dan dikelompokkan berdasarkan kategori diatas,

selanjutnya dilakukan analisa bivariat untuk mengetahui adanya hubungan

self efficacy dengan tingkat kecemasan dan kemampuan beradaptasi

mahasiswa tahun pertama program studi Ekonomi Akuntansi, Ilmu

Keperawatan, Fkip Biologi, dan Fkip Bahasa Inggris Universitas Syiah

Kuala.

Berdasarkan data analisa kategori diatas, dapat dilakukan

menggunakan korelasi Chi-Square Test menggunakan program SPPS

dengan asumsi uji Chi-Square terpenuhi apabila tabel 2x2 dan tidak

terdapat nilai espektasi (Expected Count) < 5 maka nilai yang harus

digunakan adalah “Continuity Correction”. Keputusan statistik diambil


56

berdasarkan kriteria pengujian apabila p value < level of significance

(alpha=0,05) maka Ho ditolak berarti terdapat hubungan yang signifikan

antara variabel independen dan variabel dependen, sebaliknya apabila p

value > level of significance (alpha=0,05) maka Ho diterima berarti tidak

terdapat hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel

dependen.

a. Hubungan Self efficacy terhadap kecemasan mahasiswa tahun pertama

mengikuti pendidikan perguruan tinggi Universitas Syiah Kuala.

Tabel 5.8
Hubungan Self efficacy terhadap kecemasan
(n=224)

Kecemasan p-
α
Total value
Ringan Sedang Berat

f % f % F % f

Rendah 23 54,8 13 31,0 6 14,3 42


Self
Efficacy 0,05 0.000
Tinggi 155 85,2 23 12,6 4 2,2 182

Total 178 79,5 36 16,1 10 4,5 224


Sumber: Data Primer (diolah, 2021)

Berdasarkan tabel 5.8 Hubungan Self efficacy terhadap kecemasan

Mahasiswa tahun pertama yang mengikuti pendidikan Program studi

Ekonomi Akuntansi, Ilmu Keperawatan, FKIP Biologi dan FKIP Bahasa

Inggris di perguruan tinggi Universitas Syiah Kuala dapat diketahui bahwa

terdapat 23 (54,8%) dari 42 responden dengan self efficacy rendah memiliki

tingkat kecemasan yang ringan, 13 (31,0%) memiliki tingkat kecemasan

yang sedang dan 6 (14,3%) memiliki tingkat kecemasan yang berat.


57

Sedangkan 155 (85,2%) dari 182 responden dengan self efficcay yang tinggi

memiliki tingkat kecemasan yang ringan, 23 (12,6%) responden memiliki

tingkat kecemasan sedang, dan 4 (2,2%) memiliki tingkat kecemasan yang

berat. Dari analisa uji hipotesis Pearson Chi Square didapatkan p-value

0,000 ≤ 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak yang berarti

adanya hubungan Self efficacy terhadap kecemasan mahasiswa tahun

pertama mengikuti pendidikan perguruan tinggi.

b. Hubungan Self efficacy terhadap kemampuan beradaptasi mahasiswa

tahun pertama mengikuti pendidikan perguruan tinggi Universitas Syiah

Kuala.

Tabel 5.9
Hubungan Self efficacy terhadap kemampuan beradaptasi
(n=224)

Adaptasi
Total p-
Self Efficacy α
value
Rendah Tinggi
f % f % f
Rendah 26 61,9 16 38,1 42 0,05 0,02
Tinggi 74 40,7 108 59,3 182
Total 29 12,9 195 87,1 224
Sumber: Data Primer (diolah, 2021)

Berdasarkan tabel 5.9 Hubungan Self efficacy terhadap kemampuan

beradaptasi Mahasiswa Tahun Pertama yang mengikuti pendidikan

Program studi Ekonomi Akuntansi, Ilmu Keperawatan, FKIP Biologi dan

FKIP Bahasa Inggris di perguruan tinggi Universitas Syiah Kuala dapat

diketahui bahwa terdapat 26 (61,9%) dari 42 responden dengan self

efficcay yang rendah memiliki tingkat kemampuan adaptasi yang rendah


58

juga, sementara untuk tingkat adaptasi tinggi hanya terdapat 16 (38,1%)

dari 42 responden. Sedangkan 108 (59,3%) dari 182 responden yang

memiliki self efficcay yang tinggi memilik tingkat kemampuan adaptasi

yang tinggi juga, sementara tingkat adaptasi rendah sebanyak 74 (40,7%)

dari 182 responden. Dari analisa uji hipotesis continuity correction

didapatkan p-value 0,02 ≤ 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho

ditolak yang berarti ada hubungan Self efficacy terhadap kemampuan

beradaptasi mahasiswa tahun pertama mengikuti pendidikan perguruan

tinggi.
59

B. Pembahasan

Peneliti akan menguraikan hasil penelitian yang diperoleh dan kemudian

dianalisis berdasarkan konsep-konsep terkait Hubungan Self efficacy terhadap

kecemasan dan kemampuan beradaptasi mahasiswa tahun pertama mengikuti

pendidikan perguruan tinggi Universitas Syiah Kuala.

1. Self efficacy

Berdasarkan hasil penelitian yang terdapat pada tabel 5.5

menunjukkan bahwa total responden berjumlah 224 orang dimana

sebanyak 182 responden (81,3%) memiliki self efficacy yang tinggi, dan

42 responden (18,8%) yang memiliki self efficacy rendah hal ini

menunjukkan bahwa self efficacy responden berada dalam rentang yang

positif.

Untuk hasil tabulasi silang pada tabel 5.2 antara self efficacy dengan

data demografi dari 224 responden, yang berusia 18 sampai 19 tahun

dengan self efficacy tinggi berjumlah 160 orang sedangkan responden yang

berusia 20 sampai 21 tahun dengan self efficacy tinggi berjumlah 22 orang.

Untuk jenis kelamin laki-laki dengan self efficacy tinggi berjumlah 28

orang sedangkan perempuan dengan self efficacy tinggi berjumlah 154

orang. Sementara untuk asal daerah responden berasal dari Aceh dengan

self efficacy tinggi berjumlah 167 orang sedangkan yang berasal dari luar

aceh berjumlah 15 orang. Untuk status tempat tinggal responden dengan

self efficacy tinggi yang tinggal bersama orang tua berjumlah 122 orang,

dan yang tinggal rumah sewa berjumlah 43 orang, sementara yang tinggal
60

di tempat lain seperti ponpes bejumlah 17 orang. Dan Status orang tua

responden dengan Ibu yang masih hidup sebanyak 176 orang mempunyai

self efficacy tinggi, sedangkan responden dengan ayah yang masih hidup

sebanyak 155 orang memiliki self efficacy tinggi, sehingga dapat

disimpulkan bahwa mayoritas mahasiswa Universitas Syiah Kuala

memiliki Self efficacy yang tinggi.

Hal ini didukung oleh pernyataan responden dimana sebanyak 193

dari 244 responden mengatakan “Apapun yang terjadi saya mampu

mengatasi masalah dengan baik” dan 217 dari 224 responden mengatakan

“Saya selalu dapat menyelesaikan masalah yang sulit jika saya berusaha

keras”. Sejalan dengan penelitian Komarraju dan Nadler (2013)

menyebutkan bahwa Ketekunan yang disertai dengan kegigihan dalam

berusaha, sebagaimana mahasiswa dengan self-efficacy tinggi dapat

berusaha secara terus-menerus untuk mencapai target walaupun

menghadapi kesulitan.

Bandura (1997) mengemukakan bahwa self-efficacy sangat

mempengaruhi tujuan yang ingin digapai individu, seberapa banyak usaha

yang dilakukan, ketekunan dalam menghadapi tantangan dan kegagalan,

serta kemampuan untuk mengatasi masalah terkait tujuan yang ingin

dicapai. Self-efficacy yang dimiliki oleh mahasiswa tahun pertama dalam

penelitian ini menggambarkan bagaimana mahasiswa tahun pertama

memiliki keyakinan pada kompetensi yang dimiliki dalam mengatasi

permasalahan dalam berbagai situasi.


61

2. Kecemasan

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.6 dapat dilihat bahwa

sebanyak 178 responden (79,5%) mengalami kecemasan ringan, 36

responden (16,1%) kecemasan sedang, dan 10 responden (4,5%)

mengalami kecemasan berat. Menurut Stuart dan Sundeens (1998)

kecemasan dapat didefinisikan suatu keadaan keprihatinan, rasa gelisaah,

ketidaktentuan, atau rasa takut atau persepsi ancaman dari sumber aktual

yang tidak diketahui.

Untuk hasil tabulasi silang pada tabel 5.3 antara Kecemasan dengan

data demografi dari 224 responden yang berusia 18 sampai 19 tahun

dengan tingkat kecemasan ringan berjumlah 154 orang sedangkan

responden yang berusia 20 sampai 21 tahun dengan tingkat kecemasan

ringan berjumlah 24 orang. Untuk jenis kelamin laki-laki dengan tingkat

kecemasan ringan berjumlah 29 orang sedangkan perempuan dengan

tingkat kecemasan ringan berjumlah 149 orang. Sementara untuk asal

daerah responden berasal dari Aceh dengan tingkat kecemasan ringan

berjumlah 162 orang sedangkan yang berasal dari luar aceh berjumlah 4

orang. Untuk status tempat tinggal responden dengan tingkat kecemasan

ringan yang tinggal bersama orang tua berjumlah 113 orang, dan yang

tinggal rumah sewa/kos berjumlah 45 orang sementara yang tinggal di

tempat lain seperti ponpes bejumlah 17 orang. Dan Status orang tua

responden dengan Ibu yang masih hidup sebanyak 173 orang mempunyai

tingkat kecemasan yang ringan, sedangkan responden dengan ayah yang


62

masih hidup sebanyak 152 orang memiliki tingkat kecemasan ringan,

sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas mahasiswa Universitas

Syiah Kuala memiliki tingkat kecemasan ringan.

Jika dilihat dari tabel 5.1 pada data demografi bahwa sebagian

besar tempat tinggal responden bersama orang tua sebanyak 144 orang

dan jumlah responden yang kost/sewa sebanyak 56 dan tempat tinggal

lainnya sebanyak 24. Berdasarkan hasil tabulasi silang dari 144 mahasiswa

yang tinggal dengan orang tua sebanyak 113 orang (78,5%) yang

mengalami kecemasan ringan, hal ini dipengaruhi oleh adanya dukungan

sosial langsung yang didapat mahasiswa karena kehadiran orang tua dapat

memberikan nasehat, memotivasi mahasiswa saat mengalami kendala

sehingga dukungan sosial nantinya dapat mempengaruhi cara seseorang

mengontrol dan menekan timbulnya kecemasan, sementara yang memiliki

tingkat kecemasan berat hanya 7 orang (4,9%).

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Rauf (2017) dimana dari 104 orang mahasiswa yang tinggal bersama

orang tua hanya 6 orang (15,4%) yang mengalami kecemasan berat

sementara selebihnya memiliki tingkat kecemasan yang ringan dan sedang.

Furhan dan Bochner (1986) mengatakan ada beberapa faktor

pencetus kecemasan pada mahasiswa tahun pertama salah satunya adalah

tinggal terpisah dengan orang tua. Hal ini sesuai dengan data demografi

pada penelitian dimana mahasiswa baru yang tinggal dengan orang tua
63

memiliki tingkat kecemasan yang lebih ringan dibandingkan mahasiswa

yang tinggal di kost/sewa.

3. Adaptasi

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.4 dapat dilihat bahwa

sebanyak 100 responden (44,6%) memiliki tingkat adaptasi rendah dan

124 responden (55,4%) memiliki tingkat adaptasi yang tinggi. Hal ini

menunjukkan bahwa tingkat kemampuan adaptasi mahasiswa tahun

pertama mengikuti pendidikan perguruan tinggi Universitas Syiah Kuala

berada dalam rentang positif (tinggi) yang artinya kebanyakan mahasiswa

tahun pertama bisa beradaptasi dengan lingkungan kampus.

Untuk hasil tabulasi silang pada tabel 5.4 antara Adaptasi dengan data

demografi dari 224 responden yang berusia 18 sampai 19 tahun dengan

tingkat adaptasi yang tinggi berjumlah 104 orang sedangkan responden

yang berusia 20 sampai 21 tahun dengan berjumlah 20 orang. Untuk jenis

kelamin laki-laki dengan tingkat adaptasi tinggi berjumlah 19 orang

sedangkan perempuan berjumlah 105 orang. Sementara untuk asal daerah

responden berasal dari Aceh dengan tingkat adaptasi yang tinggi

berjumlah 110 orang sedangkan yang berasal dari luar aceh berjumlah 14

orang. Untuk status tempat tinggal responden dengan tingkat adaptasi yang

tinggi yang tinggal bersama orang tua berjumlah 80 orang, dan yang

tinggal rumah sewa/kos berjumlah 30 orang sementara yang tinggal di

tempat lain seperti ponpes bejumlah 14 orang. Dan Status orang tua

responden dengan Ibu yang masih hidup sebanyak 121 orang mempunyai
64

tingkat adaptasi yang tinggi, sedangkan responden dengan ayah yang

masih hidup sebanyak 107 orang sehingga dapat disimpulkan bahwa

mayoritas mahasiswa Universitas Syiah Kuala memiliki tingkat adaptasi

yang tinggi.

Hal ini didukung oleh pernyataan responden dimana dari 224 orang

sebanyak 140 responden mengatakan “Saya puas dengan pengalaman

akademis saya di Universitas ini” dan sebanyak 171 responden

mengatakna “saya menyesuaikan diri dengan baik di universitas ini”. Hal

ini sejalan dengan penelitian Sari (2018) dimaan 30 dari 49 responden

mahasiswa baru Fakultas Keperawatan Universitas Islam Sumatera Utara

memiliki tingkat penyesuaian diri yang baik dalam bidang akademik dan

institusi pendidikan sebagai tempat menimba ilmu telah memberikan

kepuasaan kepada mahasiswa sehingga terbangun kelekatan antara

mahasiswa dengan kampus maupun kegiatan perkuliahan.

Dalam penelitian ini tinggi rendahnya tingkat adaptasi dapat juga

dipengaruhi dengan asal daerah yang terdapat dalam data demografi pada

penelitian, sebanyak 203 responden (96%) yang berasal dari aceh dan

sebanyak 21 (9,4%), mahasiswa yang berasal dari luar Aceh, jika dilihat

dari hasil tabulasi silang pada tabel 5.4 antara asal daerah dan kecemasan

sebanyak 124 responden memiliki tingkat adaptasi yang tinggi dimana 110

responden berasal dari dalam daerah (Aceh).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Nurfitrian (2016), dimana penyesuaian sosial sangat dipengaruhi oleh


65

tempat domisili responden. Dalam penelitian tersebut menemukan bahwa

mahasiswa dalam domisili (dalam kota) lebih mudah menyesuaikan diri

dengan lingkungan sosial dibandingkan dengan mahasiswa non domisili

(luar kota/ luar jawa).

4. Hubungan Self Efficacy terhadap Kecemasan Pada Mahasiswa

Tahun Pertama Mengikuti Pendidikan Perguruan Tinggi

Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang

signifikan p-value 0,000 (α < 0,05) antara self efficacy dengan kecemasan

pada mahasiswa tahun pertama dalam mengikuti pendidikan perguruan

tinggi. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin

tinggi self efficacy pada mahasiswa maka semakin rendah pula tingkat

kecemasan yang dialami, sebaliknya semakin rendah self efficacy

mahasiswa maka semakin tinggi pula tingkat kecemasan yang terjadi.

Mahasiswa yang memiliki self efficacy rendah biasanya tidak

memiliki keyakinan diri dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga

kurang fokus dalam menyelesaikan berbagai tugas akademik yang

diberikan. Akibatnya mereka sering merasa bahwa apa yang telah dan

akan dilakukan belum maksimal sehingga menimbulkan kecemasan akan

keberhasilan atau potensi kegagalan dalam mengikuti proses akademik.

Sementara mahasiswa dengan tingkat efikasi diri tinggi biasanya akan

lebih mudah menyesuaikan berbagai tugas akademik yang diberikan

(Syafitri, 2020).
66

Hal ini diperkuat oleh pernyataan Hartono (2012) dimana

kecemasan merupakan faktor yang dapat menurunkan performa akademik

dan self efficacy mahasiswa. Hasil penelitiannya tentang hubungan self

efficacy dengan tingkat kecemasan di Universitas Kedokteran Sebelas

Maret menunjukkan p-value 0.000 yang berarti memiliki hubungan yang

bermakna antara Self Efficacy dengan kecemasan.

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Utami, Karim dan Pebriani (2020) pada mahasiswa baru Fakultas

Keperawatan Universitas Riau dengan jumlah 107 responden didapatkan

bahwa tingkat kecemasan yang sedang memiliki efikasi tinggi sebanyak

87 responden (92,6%), sedangkan tingkat kecemasan berat memiliki

efikasi rendah sebanyak 9 responden (69,2%). Setelah dianalisis

hubungan kedua variabel didapatkan hasil p-value (< 0,05) yang berarti

ada hubungan yang signifikan antara kecemasan dengan efikasi diri pada

mahasiswa Keperawatan Universitas Riau.

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Duarsa, Oktafany dan

Anggraini (2018) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

bermakna antara efikasi diri dengan tingkat kecemasan pada mahasiswa

Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Lampung dengan hasil nilai

p = 0,0001. Nilai y yang diperoleh adalah - 0,657 yang menunjukkan

kekuatan korelasinya yang kuat antara efikasi diri dengan tingkat

kecemasan.
67

5. Hubungan Self Efficacy terhadap Kemampuan Beradaptasi Pada

Mahasiswa Tahun Pertama Mengikuti Pendidikan Perguruan Tinggi

Berdasarkan tabel 5.9 Dari analisa uji hipotesis continuity

correction didapatkan Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa terdapat

hubungan antara self-efficacy dengan kemampuan beradaptasi mahasiswa

tahun pertama dengan p-value 0.02. Hal ini dapat disimpulkan bahwa

makin tinggi self efficacy mahasiswa tahun pertama, maka makin tinggi

kemampuan mereka dalam beradaptasi terhadap lingkungan akademik.

Hasil penelitian ini sejalan dengan beberapa penelitian sebelumnya,

misalnya penelitian yang dilakukan oleh Hadi (2016) tentang hubungan

self-efficacy dengan penyesuaian diri mahasiswa didapatkan nilai r hitung

0.868 > dari nilai r tabel 0.195, yang berarti terdapat hubungan yang

signifikan antara self efficacy dengan proses adaptasi mahasiswa, dimana

makin tinggi self efficacy mahasiswa, maka makin tinggi pula kemampuan

adaptasi mereka.

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Aulia (2015) dimana self efficacy yang tinggi memiliki tingkat

kemampuan adaptasi yang tinggi dengan hasil p-value (0,004) < α artinya

terdapat hubungan yang signifikan antara variabel self efficacy dan

penyesuaian diri.

Penelitian juga didukung oleh penelitian Irfan dan Suprapti (2014).

Yang menunjukkan nilai signifikansi (p < 0,05). Hal ini menunjukkan

bahwa terdapat hubungan antara variabel self efficacy dengan variabel


68

penyesuaian diri terhadap perguruan tinggi pada mahasiswa baru Fakultas

Psikologi Universitas Airlangga.

Berdasarkan teori Bandura (1997) mengatakan bahwa individu yang

memiliki self efficacy akan dapat mempertanggung jawabkan

kemampuannya di hadapan orang lain yang sesuai dengan bakat dan

kemampuannya, orang yang memiliki self efficacy yang tinggi sebagai

orang yang percaya diri, optimis, sehingga dapat mencapai sesuatu hal

yang individu tersebut inginkan. Sedangkan individu yang memiliki self

efficacy yang rendah cenderung mempunyai pandangan yang sempit

tentang bagaimana cara terbaik untuk menyelesaikan suatu masalah.

C. Keterbatasan Penelitian

Beberapa keterbatan dalam penelitian ini, antara lain :

1. Terdapat 20 responden dari FKIP Biologi yang tidak mengisi google form

karena tidak didapatkan data responden sehingga tidak bisa dihubungi

secara langsung untuk mengisi google form penelitian.


BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut :

1. Dari hasil penelitian self efficacy pada mahasiswa tahun pertama

mengikuti pendidikan perguruan tinggi Universitas Syiah Kuala

menunjukkan bahwa bahwa Self efficacy responden berada dalam kategori

tinggi dengan total persentase 81,3% dan unruk self efficacy rendah 42

dengan total persentase 18,8%

2. Dari hasil penelitian tingkat kecemasan pada mahasiswa tahun pertama

mengikuti pendidikan perguruan tinggi Universitas Syiah Kuala

menunjukkan bahwa tingkat kecemasan berada dalam kategori ringan

sebanyak 178 responden (79,5%), sebanyak 36 responden (16,1) berada

dalam kategori sedang. Dan 10 responden (4,5%) berada dalam kategori

berat.

3. Dari hasil tingkat kemampuan adaptasi pada mahasiswa tahun pertama

mengikuti pendidikan perguruan tinggi Universitas Syiah Kuala

menunjukkan bahwa tingkat kemampuan adaptasi rendah sebanyak 29

responden (12,9%), sebanyak 195 responden (87,1%) berada dalam

kategori tinggi.

4. Dari analisa uji hipotesis Pearson Chi Square didapatkan p-value 0,000 ≤

0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak yang berarti adanya

69
70

5. hubungan Self efficacy terhadap kecemasan mahasiswa tahun pertama

mengikuti pendidikan perguruan tinggi.

6. Dari analisa uji hipotesis continuity correction didapatkan p-value 0,02 ≤

0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak yang berarti ada

hubungan Self efficacy terhadap kemampuan beradaptasi mahasiswa tahun

pertama mengikuti pendidikan perguruan tinggi.

B. Saran

1. Bagi Mahasiswa

Penelitian ini diharapkan agar mahasiswa tahun pertama dapat

meningkatkan self efficacy dengan cara yakin terhadap diri sendiri dan

menjadikan pengalaman keberhasilan sebagai motivasi dalam upaya

pencegahan tingkat kecemasan dan mempermudah proses adaptasi agar

mahasiswa memiliki pikiran yang positif dan dapat menyelesaikan

masalah dan tugas-tugas selama perkuliahan.

2. Fakultas Keperawatan

Diharapkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dapat

dijadikan evaluasi dan referensi terkait Self Efficacy terhadap tingkat

kecemasan dan kemampuan beradaptasi pada mahasiswa keperawatan,

serta dosen dapat memberikan dukungan dan arahan pada mahasiswa

agar tidak cemas dan mampu beradaptasi dalam perkuliahan ditahun

pertama.
71

3. Pengembangan Ilmu Keperawatan Jiwa

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi ilmu

pengetahuan di bidang keperawatan jiwa terkait hubungan self efficacy

terhadap kecemasan dan kemampuan beradaptasi pada mahasiswa tahun

pertama mengikuti pendidikan perguruan tinggi Universitas Syiah Kuala .

4. Pengembangan Metodologi Keperawatan

Peneliti menyarankan hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi

untuk penelitian lanjutan dan riset-riset yang berkaitan dengan self

efficacy terhadap kecemasan dan kemampuan beradaptasi mahasiswa

tahun pertama mengikuti pendidikan perguruan tinggi Universitas Syiah

Kuala.

5. Bagi Universitas

Disarankan kepada institusi pendidikan agar lebih memperhatikan

kondisi psikologis mahasiswa dengan melakukan intervensi berupa

skrining terhadap mahasiswa yang mengalami gangguan mental

emosional serta manajemen stres atau konseling.


DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, S. M. (2019). Social cognitive theory : A bandura thought review
published in 1982-2012. Psikodimensia, 18(1), 85-100.
Adhi, H., Duarsa, P., & Angraini, D. I. (2020). Hubungan efikasi diri dengan
tingkat kecemasan mahasiswa tahun pertama di Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung Tahun 2018. Medula. 10, 222–228.
Annisa, D. F., & Ifdil, I. (2016). Konsep kecemasan (anxiety) pada lanjut usia
(lansia). Konselor, 5(2), 93. https://doi.org/10.24036/02016526480-0-00
Anwar, A. I. D. (2009). Hubungan antara self-efficacy dengan kecemasan
berbicara di depan umum pada mahasiswa fakultas psikologi universitas
sumatera utara. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
Astuti, R., & Gunawan, W. (2016). Sources of career self-efficacy on adolescents.
Jurnal Psikogenesis, 4(2), 141–151.
Aulia, R. (2015). Hubungan self efficacy dengan tingkat kemampuan adaptasi
pada mahasiswa baru Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala.
Skripsi. Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh.
Bandura, A. (1997). Theoretical Perspectives: the nature of human agency. In
Self-efficacy:The exercise of control (p. 3). New york : Freeman
https://www.academia.edu/28274869/Albert_Bandura_Self_Efficacy_The_E
xercise_of_Control_W_H_Freeman_and_Co_1997_pdf
Bintang, P. M., Oktaria, D. & Oktafany. (2018). Hubungan mindful attention
awareness dan self efficacy mahasiswa tahun pertama Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung. Jurnal Kedokteran Universitas lampung, 2(2), 107-
113.
Black, DW & Andreasen, NC. (2011). Introductory textbook of pshyiciatry 5th
edition. Washington DC : American pshyiciatric publishing.
Chemers, M. M., Hu, L., & Garcia, B. (2001).Academic self-efficacy and first
year college students performance and adjustment. Journal of
Educational Psychology, 93(1), 55-64

Crede, M., & Niehorster, S. (2011). Adjustmentto collegeas measured by the


student adaptationt college questionnaire: A quantitative review of its
structure and Relationships with correlates and consequences. Educational
Psychology Review, 24, 133-165
Dewitz, S. J., & Walsh, W. B. (2002). Self-efficacy and college student
satisfaction. Journal of Career Assessment, 10(3), 315–326
Ervyna, 2014. Hubungan self efficacy diri dan self regulated learning terhadap
prestasi akademik pada mahasiswa yang Bekerja. Skripsi. Universitas Mercu
Buana.
Ferdian Farhan, F., & Usman, O. (2020). Relationship between self-control, self-
efficacy, self-esteem, group conformity with cheating behavior in students.
SSRN Electronic Journal. https://doi.org/10.2139/ssrn.3512457
Fuad, F. T. (2013). Hubungan antara penyesuaian diri di perguruan tinggi dan
stres psikologis pada mahasiswa tahun pertama fakultas psikologi
Universitas Indonesia. Skripsi. Universitas Indonesia.
Furnham, Bochner. 1986 . Culture Shock, 1st Ed. London & New York : Methuen
Gorman, L. M., and Anwar. R. (2014). Neebs fundamentals of mental health
nursing. Philadelphia: F. A. Davis Company.
Gray, J. R., Grove, S. K., & Sutherland, S. (2017). Burns and Grove’s the practice
of nursing research: appraisal, synthesis, and generation of evidence.
Elsevier, 8, 1–1192.
Hadi, I. (2016). Hubungan self efficacy dengan penyesuaian diri mahasiswa baru
di Universitas Negeri Jakarta. Skripsi. Fakultas Psikologi. Universitas
Negeri Jakarta.
Hasanah, U., Dewi, N., & Rosyida, I. (2019). Self-Efficacy Siswa SMP Pada
Pembelajaran Model Learning Cycle 7E (Elicit, Engange, Explore, Explain,
Elaborate , Evaluate , and Extend ). Prisma, 2, 551–555.
Hartono, D. (2012). Pengaruh Self Efficacy terhadap Tingkat Kecemasan
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Skripsi.
Universitas Sebelas Maret.
Hastono, S. (2016). Analisis Data Pada Bidang Kesehatan. Depok : Rajawali Pers
; Rajagrafindo Persada.
Hotijah, S. (2019). Hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada
mahasiswa baru luar pulau jawa. Skripsi. Fakultas Keperawatan. Universitas
Jember .
Irfan, M., & Suprapti, V. (2014). Hubungan self efficacy dengan penyesuain diri
terhadap perguruan tinggi pada mahasiswa baru Fakultas Psikologi
Universitas Airlangga. Jurnal Psikologi Pendidikan Dan Perkembangan,
3(3), 172–178.
Kebede, M. A., Anbessie, B., & Ayano, G. (2019). Prevalence and predictors of
depression and anxiety among medical students in Addis Ababa, Ethiopia.
International Journal of Mental Health Systems, 13(1), 1–8.
Kementrian Kesehatan RI. (2016). Psikologi. Jakarta: Kemenkes RI. Diakses pada
tanggal 20 Juli 2021 dari http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/Psikologi-Keperawatan-Komprehensif.pdf

Komarraju, M., & Nadler, D. 2013. Self-efficacy and academic achievement: why
do implicit beliefs, goals, and effort regulation matter? Learning and
Individual Differences. Elsevier. 25, 67– 72.
Ma, Z. W., Zeng, W. N., & Ye, K. Y. (2015). Gender differences in chinese
adolescents subjective well-being The mediating role of self-efficacy.
Psychological Reports, 116(1), 311–321.
Mitasari, Z., & Istikomayanti, Y. (2017). Studi pola penyesuaian diri mahasiswa
luar Jawa di Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang. Senaspro. 796-
803.
Morton, S., Mergler, A., & Boman, P. (2014). Managing the Transition: The role
of optimism and self-efficacy for first-year Australian University. Students.
Australian Journal of Guidance and Counselling, 24(1). 90-108
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S (2018). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Novrianto, R., & Marettih, A. K. E. (2018). Self-efficacy dan optimisme sebagai
prediktor subjective well-being pada mahasiswa tahun pertama. Mediapsi,
4(2), 83–91. https://doi.org/10.21776/ub.mps.2018.004.02.4
Novrianto, R., Marettih, A. K. E., & Wahyudi, H. (2019). Validitas konstruk
instrumen. Jurnal Psikologi, 15(1), 1–9.
Nurfitriana, P. (2016). Penyesuaian diri pada mahasiswa tahun pertama di
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Skripsi.
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Nursalam. (2015). Metodologi penelitian ilmu keperawatan: Pendekatan praktis.
Jakarta : Salemba Medika.

Ormord , J. E. (2000). Educational psychology: developing learners . (3rd ed.)


Upper Saddle River, NJ: Merrill/Prentice Hall.
Putri, A. D., & Suprapti, V. (2014). Hubungan antara Self Efficacy dengan
Subjective WellBeing pada Mahasiswa Baru Politeknik Elektronika Negeri
Surabaya (PENS) yang Kos. Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi. 3(3),
144–150.
Rahayu, M. N. M., & Arianti, R. (2020). Penyesuaian Mahasiswa Tahun Pertama
Di Perguruan Tinggi: Studi Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Uksw.
Journal of Psychological Science and Profession, 4(2), 73–84.
Rauf, S. N. (2017). Perbandingan tingkat kecemasan antara mahasiswa semester
satu program studi Pendidikan Dokter dan program studi Pendidikan Dokter
Gigi Universitas Hasanuddin angkatan 2017. Skripsi. Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin.
Roy. Sr. C., & Andrews, H.A (1991). The Roy adaptation model: The definitive
statement. Norwalk. CT: Appleton & Lange.
Saba, R. T., Lisiswanti, R., & Cania, E. (2018). Hubungan Self-efficacy Terhadap
Tingkat Kecemasan Mahasiswa Tingkat Pertama Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, 7, 12–16.
Safitri, A. (2018). Undergraduate thesis the correlation between anxiety level and
social adaptation at infertile pus with approach of adaptation model theory
calista roy. Skripsi. STIKES Insan Cendekia Medika.
Sari, R. D., & Maulina, B. (2018). Derajat stres mahasiswa baru Fakultas
Kedokteran ditinjau dari tingkat penyesuaian diri terhadap tuntutan
akademik. Jurnal Psikolog Pendidikan & Konseling, 4 (1), 1-5.
Sharma, B. (2012). Adjustment and Emotional Maturity Among First Year
College Students. Pakistan Journal of Social and Clinical Psychology. 9 (3),
32-37.
Stuart & Sundeen. (1998). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. St.
Louise: Mosby-Year Book.
Stuart, GW. (2013). Principles And Practice Of Psychiatric Nursing. Edisi 10. St.
Louis. Canada : Elsevier Moosby
Stuart, GW. (2016). Keperawatan Kesehatan Jiwa : Indonesia: Elsevier
Subardjo, S, Y, R . (2018) Perbedaan Tingkat Kecemasan pada Mahasiswa Baru
di Fakultas Ilmu Kesehatan dan Non Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Aisyiyah Yogyakarta. Jurnal Psikologi Intergratif. 6 (1), 18-28.
Suryanti. (2018). Aplikasi Model Konsep Keperawatan Calista Roy Pada Tn. N
Post Op Hernia Inguinalis Di Ruangan Safa Rs.Kota Bengkulu Provinsi
Bengkulu. Journal of Nursing and Public Health. 5(2), 81-87.
Syafitri, D. K.( 2020). “Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan Kecemasan
Berbicara Bahasa Asing di Depan Umum pada Mahasiswa Pendidikan
Bahasa Jepang Universitas Negeri Semarang Angkatan 2018”. Skripsi.
Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang. Universitas Negeri Semarang
Townsend, M.J. (2011). Essentials of psychiatric mental health nursing: Concepts
of care in evidence based practice 5th Ed. Philadelphia: F.A. Davis
Company.
Utami, G.T, Karim, D., & Pebriani, S. (2020). Hubungan Kecemasan Dengan
Efikasi Diri Pada Mahasiswa Baru Fakultas Keperawatan Universitas Riau.
Jurnal Online Mahasiswa FKp. 7(2), 72–78.
Williams, D., Rhodes, R. E., & Island, R. (2017). The Confounded Self-Efficacy
Construct: Review, Conceptual Analysis, and Recommendations for Future
ResearchHHS Public Access. HHS Public Access, 10(2), 113–128.
Williams, L., & Wilkins. (2012). Louise Rebraca Shives Basic Concepts of
Psychiatric-Mental Health Nursing. 8th edition. Philadelphia: Wolters
Kluwer Health.
Yunita, R., & Subardjo, S. (2018). Perbedaan Tingkat Kecemasan pada
Mahasiswa Baru di Fakultas Ilmu Kesehatan dan Non Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas ‘ Aisyiyah Yogyakarta. Jurnal Psikologi Integratif. 6
(1), 18-28.
Lampiran 1

Rencana Jadwal Penelitian

HUBUNGAN SELF EFFICACY TERHADAP KECEMASAN DAN KEMAMPUAN BERADAPTASI MAHASISWA PADA TAHUN
PERTAMA MENGIKUTI PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI

Jadwal Kegiatan
No Kegiatan Maret April Mei September Oktober November Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Judul Penelitian
2 Studi Kepustakaan
3 Penyusunan Proposal Penelitian
4 Pengambilan Data Awal
5 Seminar Proposal
6 Perbaikan Proposal
7 Uji Etik
8 Pelaksanaan Penelitian
9 Penyusunan Laporan
10 Ujian Skripsi
11 Perbaikan Skripsi
12 Penyerahan Skripsi

Mengetahui, Banda Aceh, 20 April 2021


Pembimbing I Pembimbing II Peneliti

Ns. Aiyub, S.Kep., M.Sc Ns. Elka Halifah, M.Kes Puspa Rafnadila
NIP. 197405312006041005 NIP. 198404072014012101 NIM. 1712101010072

49
Lampiran 2

Rencana Anggaran Biaya Penelitian

HUBUNGAN SELF EFFICACY TERHADAP KECEMASAN


DAN KEMAMPUAN BERADAPTASI MAHASISWA PADA
TAHUN PERTAMA MENGIKUTI PENDIDIKAN
KEPERAWATAN
No Uraian Jumlah (Rp)
1 Biaya Studi Kepustakaan
- Internet Rp. 100.000,00
2 Biaya Penyusunan Proposal
- Biaya Print Proposal Rp. 100.000,00
- 3 Rim Kertas A4 80 gr Rp. 150.000,00
- Biaya Fotocopy Proposal Rp. 100.000,00
3 Biaya Transportasi Rp. 50.000,00
4 Biaya Pelaksanaan Penelitian
- Voucher Pulsa Rp. 200.000,00
6 Biaya Penyusunan Skripsi
- Biaya Fotocopy Skripsi Rp. 150.000,00
- Cetak Skripsi Rp. 300.000,00
Rp. 1.150.0000,00

Mengetahui, Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Aiyub, S.Kep., M.Sc Ns. Elka Halifah, M.Kes

NIP. 197405312006041005 NIP. 198404072014012101

Banda Aceh, 13 April 2020


Penulis

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Puspa Rafnadila
NIM. 1712101010072
Lampiran 3

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Pribadi:
1. Nama : Puspa Rafnadila
2. NIM : 1712101010072
3. Tempat/TanggalLahir : Kota Fajar, 18 April 1999
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Status : Anak ke-2 dari 3 (tiga) bersaudara
6. Agama : Islam
7. Pekerjaaan : Mahasiswa
8. Alamat : Prada Utama, Lorong Cendana Barat, No. 11
9. Email : pusparafna@gmail.com
10. No hp : 082277108097
B. Identitas Orang Tua:
1. Ayah:
a. Nama : M.Usman S.Pd
b. Pekerjaan : PNS
2. Ibu:
a. Nama : Nurjanah S.Pd
b. Pekerjaan : PNS
3. Alamat : Jln. Mawar Merah, Gp. Jambo Apha,
Kec. Tapaktuan, Kab. Aceh Selatan
4. Riwayat Pendidikan:
1. TK : TK DHARMA WANITA Tahun 2005
2. SD : SDN 6 TAPAKTUAN Tahun 2011
3. SMP : SMPN 1 TAPAKTUAN Tahun 2014
4. SMA : SMAN 1 TAPAKTUAN Tahun 2017
5. Perguruan Tinggi : Fakultas Keperawatan Unsyiah Banda
Aceh 2017 – sekarang.
Lampiran 4

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN


Dengan Hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Puspa Rafnadila


NIM : 1712101010072
Alamat : Prada Utama, Lorong Cendana Barat No.11, Kec, Syiah Kuala,
Banda Aceh
Merupakan mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala
yang akan melakukan penelitian tentang “Hubungan Self Efficacy Terhadap
Kecemasan dan Kemampuan Beradaptasi Mahasiswa pada Tahun Pertama
Mengikuti Pendidikan Perguruan Tinggi” untuk menyelesaikan tugas akhir
(skripsi) sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana S1 Keperawatan.
Maka untuk memperoleh data-data yang akan menunjang penelitian ini
saya memohon kesediaan anda untuk menjawab beberapa pertanyaan yang
terdapat pada kuesioner melalui link yang akan saya kirimkan. Anda dapat
berpartisipasi ataupun tidak. Jika anda setuju untuk terlibat dalam penelitian ini,
mohon menandatangani lembar persetujuan menjadi responden yang telah
disediakan. Penelitian ini tidak akan menimbulkan kerugian pada anda karena
informasi yang diberikan akan dirahasiakan dan digunakan hanya untuk
kepentingan peneliti.
Besar Harapan saya terhadap partisipasi anda dalam pnelitian ini. Atas
kesediaan dan partisipasinya, saya ucapkan terima kasih.

Banda Aceh, Desember 2021


Hormat saya

Puspa Rafnadila
1712101010072
Lampiran 5

LEMBAR PERTANYAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa saya bersedia
untuk berpartisipasi dalam penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Fakultas
Keperawatan Universitas Syiah Kuala yang bernama Puspa Rafnadila, NIM
1712101010072, yang berjudul “Hubungan Self Efficacy Terhadap Kecemasan
dan Kemampuan Beradaptasi Mahasiswa pada Tahun Pertama Mengikuti
Pendidikan Perguruan Tinggi.”
Saya mengetahui informasi yang saya berikan ini sangat besar manfaatnya
bagi peningkatan dan pengembangan bidang ilmu keperawatan dimasa yang akan
datang.
Saya mengetahui bahwa tidak ada risiko yang akan terjadi pada saya. Jika
ada pertanyaan yang menimbulkan respon emosional yang tidak nyaman atau
berdampak negatif pada saya, saya berhak menghentikan dan mengundurkan diri
dari penelitian ini tanpa adanya sanksi atau kehilangan hak.
Saya mengetahui bahwa catatan/data mengenai penelitian ini akan
dirahasiakan. Semua berkas yang mencantumkan identitas subjek penelitian hanya
dipergunakan untuk pengolahan data pada peneliti saja.
Demikian secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun, saya
berperan serta dalam penelitian ini.

Banda Aceh, 2021

Responden

(........................)
Lampiran 6

KUISIONER PENELITIAN

HUBUNGAN SELF EFFICACY TERHADAP KECEMASAN DAN


KEMAMPUAN BERADAPTASI MAHASISWA PADA TAHUN
PERTAMA MENGIKUTI PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI

A. Data Demografi

NIM :
Umur
Jenis Kelamin : Perempuan
Laki-laki
Fakultas / prodi : Fkip Biologi
Ilmu Keperawatan
Ekonomi akuntansi
Fkip Bahasa Inggris

Tempat tinggal : Orang tua


Saudara
Kost/sewa
Lain-lain
Status Ibu : Hidup Meninggal
Ayah : Hidup Meninggal
Asal Daerah :
No. Hp :
Adaptasi Bahasa Indonesia General Self Efficacy Scale

Keterangan alternatif jawaban :

1. (STS) = sangat tidak setuju Skor 10-25 = self efficacy rendah


2. (TS) = tidak setuju Skor 26-40 = self efficacy tinggi
3. (S) = setuju
4. (SS) = sangat setuju

No Pertanyaan STS TS S SS

1 Saya selalu dapat menyelesaikan masalah


yang sulit jika saya berusaha keras.
2 Saya mampu mencari cara untuk
menyelesaikan masalah jika ada sesuatu
yang menghambat tujuan saya.
3 Mudah bagi saya untuk tetap pada tujuan
dan mencapai tujuan saya
4 Saya yakin bahwa saya dapat bertindak
dengan baik dalam situasi yang tidak
terduga.
5 Berkat kemampuan saya, saya tahu
bagaiman cara menghadapi situasi yang
tidak terduga.
6 Saya dapat menyelesaikan berbagai
permasalahan jika saya sungguh-sungguh
dalam melakukannya.
7 Saya dapat tetap tenang saat menghadapi
kesulitan karena saya dapat mengandalkan
kemampuan saya untuk mengatasi hal
tersebut.
8 Saat berhadapan dengan sebuah masalah,
saya mempunyai banyak ide untuk
mengatasinya
9 Ketika berada dalam situasi sulit, saya
dapat memikirkan cara untuk keluar dari
kesulitan tersebut.
10 Apapun yang terjadi, saya akan dapat
mengatasinya dengan baik.
Instrumen Kecemasan Zung Self Rating Anxiety Scale (ZRAS)

Keterangan : Skor :

1 = Tidak pernah 20-44 = kecemasan ringan

2 = kadang-kadang 45-59 = kecemasan sedang

3 = sering 60-74 = kecemasan berat

4 = selalu 75-80 = kecemasan panik

No Pertanyaan Tidak Kadang- Sering Selalu


Pernah Kadang
1 Saya merasa lebih gelisah atau
gugup dan cemas dari biasanya
2 Saya merasa takut tanpa alasan yang
jelas
3 Saya merasa seakan tubuh saya
berantakan atau hancur
4 Saya mudah marah tersinggung dan
panik
5 Saya merasa kesulitan mengerjakan
sesuatu atau merasa sesuatu yang
jelek terjadi
6 Kedua tangan dan kaki saya sering
gemetar
7 Saya sering terganggu oleh sakit
kepala, nyeri leher atau nyeri otot
8 Saya merasa badan saya lemah dan
mudah lelah
9 Saya merasa tidak dapat istirahat
atau duduk dengan tenang
10 Saya merasa jantung berdebar
dengan keras dan kencang
11 Saya sering mengalami pusing
12 Saya sering pingsan atau merasa
seperti pingsan
13 Saya mudah sesak napas tersengal-
sengal
14 Saya merasa kaku atau mati rasa dan
kesemutan pada jari-jari saya
15 Saya merasa sakit perut atau
gangguan pencernaan
No Pertanyaan Tidak Kadang- Sering Selalu
Pernah Kadang
16 Saya sering kencing dari pada biasanya
17 Saya merasa tangan saya dingin dan
sering basah oleh keringat
18 Wajah saya terasa panas dan
kemerahan
19 Saya sulit tidur dan tidak dapat istirahat
malam
20 Saya mengalami mimpi-mimpi buruk
College Adjustment Scale

Keterangan : Skor :

STS = Sangat tidak setuju Kategori tinggi = x ≥ 42


TS = Tidak setuju Kategori rendah = x < 42
N = Netral
S = Setuju
SS = Sangat Setuju

No Pertanyaan STS TS N S SS

1 Sejak masuk ke universitas ini saya


telah mengembangkan hubungan
pribadi yang dekat dengan
mahasiswa lain
2 Sebagian besar mahasiswa di
universitas ini memiliki nilai dan
sikap yang berbeda dari diri Saya
3 Sulit bagi Saya untuk bertemu dan
berteman dengan mahasiswa lain
4 Saya mudah bergaul dengan teman
sekamar saya
5 Saya secara teratur menghadiri
kelas saya
6 Saya puas dengan pengalaman
akademis saya di Universitas ini
7 Saya merasa senang dengan
program akademik dan mata kuliah
Saya
8 Saya merasa tugas akademis saya
sulit di kampus
9 Penting bagi Saya untuk lulus dari
perguruan tinggi
10 Saya lebih suka berada di
universitas lain
11 Kemungkinan saya akan mendaftar
di universitas ini nantinya
12 Saya yakin bahwa Saya membuat
keputusan yang tepat dalam
memilih untuk kuliah di universitas
ini
13 Saya sering merasa sendirian di
universitas ini
No Pertanyaan STS TS N S SS

14 Saya menyesuaikan diri dengan


baik dengan universitas

15 Saya sering merasa gugup dan


tegang
16 Saya merasa asrama/apartemen
saya seperti "rumah" sekarang.
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11

A. Hasil Uji Instrumen Self Efficacy, Kecemasan dan Kemampuan beradaptasi

Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 Total
** * * **
P1 Pearson Correlation 1 ,349 ,408 ,115 ,254 ,602 ,516 ,224 ,467 ,280 ,631
Sig. (2-tailed) ,131 ,074 ,630 ,279 ,005 ,020 ,342 ,038 ,233 ,003
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
* ** **
P2 Pearson Correlation ,349 1 ,499 ,341 ,274 ,386 -,077 ,568 ,422 ,391 ,640
Sig. (2-tailed) ,131 ,025 ,142 ,242 ,093 ,746 ,009 ,064 ,088 ,002
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
* * **
P3 Pearson Correlation ,408 ,499 1 -,031 ,277 ,328 ,211 ,397 ,450 ,228 ,566
Sig. (2-tailed) ,074 ,025 ,896 ,237 ,158 ,373 ,083 ,046 ,333 ,009
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** ** **
P4 Pearson Correlation ,115 ,341 -,031 1 ,759 -,031 ,158 ,612 ,370 ,342 ,602
Sig. (2-tailed) ,630 ,142 ,896 ,000 ,898 ,506 ,004 ,109 ,140 ,005
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** ** ** ** **
P5 Pearson Correlation ,254 ,274 ,277 ,759 1 ,170 ,350 ,691 ,568 ,569 ,789
Sig. (2-tailed) ,279 ,242 ,237 ,000 ,473 ,130 ,001 ,009 ,009 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** *
P6 Pearson Correlation ,602 ,386 ,328 -,031 ,170 1 ,355 ,210 ,170 ,180 ,518
Sig. (2-tailed) ,005 ,093 ,158 ,898 ,473 ,124 ,374 ,473 ,449 ,019
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
* *
P7 Pearson Correlation ,516 -,077 ,211 ,158 ,350 ,355 1 -,022 ,225 ,165 ,457
Sig. (2-tailed) ,020 ,746 ,373 ,506 ,130 ,124 ,927 ,340 ,487 ,043
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** ** ** ** * **
P8 Pearson Correlation ,224 ,568 ,397 ,612 ,691 ,210 -,022 1 ,564 ,501 ,757
Sig. (2-tailed) ,342 ,009 ,083 ,004 ,001 ,374 ,927 ,010 ,024 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
* * ** ** ** **
P9 Pearson Correlation ,467 ,422 ,450 ,370 ,568 ,170 ,225 ,564 1 ,759 ,765
Sig. (2-tailed) ,038 ,064 ,046 ,109 ,009 ,473 ,340 ,010 ,000 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** * ** **
P10 Pearson Correlation ,280 ,391 ,228 ,342 ,569 ,180 ,165 ,501 ,759 1 ,675
Sig. (2-tailed) ,233 ,088 ,333 ,140 ,009 ,449 ,487 ,024 ,000 ,001
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** ** ** ** ** * * ** ** **
Total Pearson Correlation ,631 ,640 ,566 ,602 ,789 ,518 ,457 ,757 ,765 ,675 1
Sig. (2-tailed) ,003 ,002 ,009 ,005 ,000 ,019 ,043 ,000 ,000 ,001
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Correlations
X1 VAR000
X01 X02 X03 X04 X05 X06 X07 X08 X09 X10 X11 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20
2 21
Pearson * *
- *
,53 ,704 ,704 ,05 ,15 ,07 ,31 1,00 ,54 ,704 ,09 **
Correlati 1 *
,241 *
,440 *
,440 ,230 ,01 ,230 ,230 ** * *
,241 ,633
8 3 7 8 7 0 3 4
on 7
X01
Sig. (2- ,01 ,82 ,50 ,74 ,17 ,94 ,01 ,69
,307 ,001 ,052 ,001 ,052 ,329 ,329 ,329 ,000 ,001 ,307 ,003
tailed) 4 6 9 3 3 4 3 5
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson * *
-
* *
,676 *
,676 ,18 ,22 ,44 ,32 *
,25 *
,09 **
Correlati ,538 1 ,311 ,482 *
,482 *
,068 ,18 ,068 ,068 ,538 ,482 ,311 ,568
9 8 0 6 5 6
on 7
X02
Sig. (2- ,42 ,33 ,42 ,05 ,16 ,27 ,68
,014 ,183 ,031 ,001 ,031 ,001 ,777 ,777 ,777 ,014 ,031 ,183 ,009
tailed) 5 3 9 2 1 8 7
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson
,31 ,41 ,41 ,09 ,17 ,30 ,33 1,00 ,59 *
Correlati ,241 1 ,219 -,057 ,219 -,057 ,077 ,077 ,077 ,241 ,219 ** **
,473
1 9 1 1 5 5 8 0 4
on
X03
Sig. (2- ,18 ,06 ,07 ,70 ,46 ,19 ,14 ,00
,307 ,354 ,811 ,354 ,811 ,748 ,748 ,748 ,307 ,354 ,000 ,035
tailed) 3 6 2 2 0 1 4 6
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson * *
,704 ,48 *
1,00 *
,31 ,23 *
,27 ,29 ,19 * *
,704 ,44 1,00 ,18 **
Correlati * *
,219 1 ,482 **
,482 ,487 ,487 ,487 * * **
,219 ,808
2 0 1 2 7 6 7 8 0 4
on
X04
Sig. (2- ,03 ,18 ,32 ,23 ,20 ,40 ,04 ,43
,001 ,354 ,031 ,000 ,031 ,030 ,030 ,030 ,001 ,000 ,354 ,000
tailed) 1 2 5 6 5 4 8 6
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson
,67 * *
1,00 ,08 ,30 ,18 ,47 ,36 ,17 *
,01 **
Correlati ,440 **
-,057 ,482 1 ,482 **
,270 *
,270 ,270 ,440 ,482 -,057 ,596
6 0 1 9 7 4 0 7 1
on
X05
Sig. (2- ,00 ,73 ,18 ,42 ,03 ,11 ,45 ,96
,052 ,811 ,031 ,031 ,000 ,249 ,249 ,249 ,052 ,031 ,811 ,006
tailed) 1 4 5 9 5 9 5 4
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson * *
,704 ,48 1,00 * *
,31 ,23 *
,27 ,29 ,19 * *
,704 ,44 1,00 ,18 **
Correlati * *
,219 **
,482 1 ,482 ,487 ,487 ,487 * * **
,219 ,808
2 0 1 2 7 6 7 8 0 4
on
X06
Sig. (2- ,03 ,18 ,32 ,23 ,20 ,40 ,04 ,43
,001 ,354 ,000 ,031 ,031 ,030 ,030 ,030 ,001 ,000 ,354 ,000
tailed) 1 2 5 6 5 4 8 6
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson
,67 *
1,00 *
,08 ,30 ,18 ,47 ,36 ,17 *
,01 **
Correlati ,440 **
-,057 ,482 **
,482 1 ,270 *
,270 ,270 ,440 ,482 -,057 ,596
6 0 1 9 7 4 0 7 1
on
X07
Sig. (2- ,00 ,73 ,18 ,42 ,03 ,11 ,45 ,96
,052 ,811 ,031 ,000 ,031 ,249 ,249 ,249 ,052 ,031 ,811 ,006
tailed) 1 4 5 9 5 9 5 4
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson -
,18 ,38 ,30 ,39 ,28 ,61 *
Correlati ,053 ,419 ,311 ,081 ,311 ,081 1 ,254 ,15 ,254 ,254 ,053 ,311 ,419 **
,503
9 9 2 6 5 9
on 7
X08
Sig. (2- ,42 ,09 ,19 ,51 ,08 ,22 ,00
,826 ,066 ,182 ,734 ,182 ,734 ,280 ,280 ,280 ,826 ,182 ,066 ,024
tailed) 5 0 6 0 4 2 4
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson
,22 ,38 ,19 ,28 ,70 ,17 ,56 **
Correlati ,157 ,411 ,232 ,309 ,232 ,309 1 ,352 **
,352 ,352 ,157 ,232 ,411 **
,570
8 9 3 8 0 7 4
on
X09
Sig. (2- ,33 ,09 ,41 ,21 ,00 ,45 ,01
,509 ,072 ,325 ,185 ,325 ,185 ,128 ,128 ,128 ,509 ,325 ,072 ,009
tailed) 3 0 5 7 1 6 0
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson
,06 * *
,25 ,35 ,54 ,20 ,09 1,00 1,00 ,48 *
,23 **
Correlati ,230 ,077 ,487 ,270 ,487 ,270 1 * ** **
,230 *
,487 ,077 ,662
8 4 2 0 8 2 0 0 8 7
on
X10
Sig. (2- ,77 ,28 ,12 ,01 ,38 ,69 ,02 ,31
,329 ,748 ,030 ,249 ,030 ,249 ,000 ,000 ,329 ,030 ,748 ,001
tailed) 7 0 8 4 0 9 9 5
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson -
,30 ,19 *
,19 ,08 * *
,26 ,56 *
Correlati ,078 ,18 ,091 ,277 ,187 ,277 ,187 ,540 1 ,540 ,540 ,078 ,277 ,091 **
,477
2 3 2 2 9 3
on 7
X11
Sig. (2- ,42 ,19 ,41 ,41 ,73 ,25 ,01
,743 ,702 ,236 ,429 ,236 ,429 ,014 ,014 ,014 ,743 ,236 ,702 ,034
tailed) 9 6 5 8 1 1 0
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson -
,44 * *
,28 ,19 ,29 ,42 ,18 *
Correlati ,317 ,175 ,296 ,474 ,296 ,474 ,15 ,208 1 ,208 ,208 ,317 ,296 ,175 ,496
0 8 2 8 9 6
on 7
X12
Sig. (2- ,05 ,51 ,21 ,41 ,20 ,05 ,43
,173 ,460 ,205 ,035 ,205 ,035 ,380 ,380 ,380 ,173 ,205 ,460 ,026
tailed) 2 0 7 8 2 9 3
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson
,32 ,39 ,70 ,08 ,29 ,07 ,51 *
Correlati -,017 ,305 ,197 ,360 ,197 ,360 **
,092 1 ,092 ,092 -,017 ,197 ,305 *
,458
6 6 0 2 8 5 3
on
X13
Sig. (2- ,16 ,08 ,00 ,73 ,20 ,75 ,02
,944 ,191 ,404 ,119 ,404 ,119 ,699 ,699 ,699 ,944 ,404 ,191 ,042
tailed) 1 4 1 1 2 3 1
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson
,06 * *
,25 ,35 1,00 ,54 ,20 ,09 1,00 ,48 *
,23 **
Correlati ,230 ,077 ,487 ,270 ,487 ,270 ** *
1 **
,230 *
,487 ,077 ,662
8 4 2 0 0 8 2 0 8 7
on
X14
Sig. (2- ,77 ,28 ,12 ,01 ,38 ,69 ,02 ,31
,329 ,748 ,030 ,249 ,030 ,249 ,000 ,000 ,329 ,030 ,748 ,001
tailed) 7 0 8 4 0 9 9 5
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson
,06 * *
,25 ,35 1,00 ,54 ,20 ,09 1,00 ,48 *
,23 **
Correlati ,230 ,077 ,487 ,270 ,487 ,270 ** * **
1 ,230 *
,487 ,077 ,662
8 4 2 0 0 8 2 0 8 7
on
X15
Sig. (2- ,77 ,28 ,12 ,01 ,38 ,69 ,02 ,31
,329 ,748 ,030 ,249 ,030 ,249 ,000 ,000 ,329 ,030 ,748 ,001
tailed) 7 0 8 4 0 9 9 5
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson * *
- *
1,00 ,53 ,704 ,704 ,05 ,15 ,07 ,31 ,54 ,704 ,09 **
Correlati ** *
,241 *
,440 *
,440 ,230 ,01 ,230 ,230 1 * *
,241 ,633
0 8 3 7 8 7 3 4
on 7
X16
Sig. (2- ,01 ,82 ,50 ,74 ,17 ,94 ,01 ,69
,000 ,307 ,001 ,052 ,001 ,052 ,329 ,329 ,329 ,001 ,307 ,003
tailed) 4 6 9 3 3 4 3 5
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson
*
,25 * *
,28 ,17 *
,26 ,42 ,07 * * * *
,40 **
Correlati ,543 ,338 ,448 ,177 ,448 ,177 ,488 ,488 ,488 ,543 1 ,448 ,338 ,652
5 5 7 9 9 5 5
on
X17
Sig. (2- ,27 ,22 ,45 ,25 ,05 ,75 ,07
,013 ,144 ,048 ,455 ,048 ,455 ,029 ,029 ,029 ,013 ,048 ,144 ,002
tailed) 8 2 6 1 9 3 7
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson * *
,704 ,48 1,00 *
1,00 *
,31 ,23 *
,27 ,29 ,19 * *
,704 ,44 ,18 **
Correlati * *
,219 **
,482 **
,482 ,487 ,487 ,487 * *
1 ,219 ,808
2 0 0 1 2 7 6 7 8 4
on
X18
Sig. (2- ,03 ,18 ,32 ,23 ,20 ,40 ,04 ,43
,001 ,354 ,000 ,031 ,000 ,031 ,030 ,030 ,030 ,001 ,354 ,000
tailed) 1 2 5 6 5 4 8 6
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson
,31 1,00 ,41 ,41 ,09 ,17 ,30 ,33 ,59 *
Correlati ,241 **
,219 -,057 ,219 -,057 ,077 ,077 ,077 ,241 ,219 1 **
,473
1 0 9 1 1 5 5 8 4
on
X19
Sig. (2- ,18 ,06 ,07 ,70 ,46 ,19 ,14 ,00
,307 ,000 ,354 ,811 ,354 ,811 ,748 ,748 ,748 ,307 ,354 ,035
tailed) 3 6 2 2 0 1 4 6
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson * *
,09 ,594 ,61 ,56 ,56 ,18 ,51 ,40 ,594 *
Correlati ,094 *
,184 ,011 ,184 ,011 ** **
,237 ** *
,237 ,237 ,094 ,184 *
1 ,551
6 9 4 3 6 3 5
on
X20
Sig. (2- ,68 ,00 ,01 ,01 ,43 ,02 ,07
,695 ,006 ,436 ,964 ,436 ,964 ,315 ,315 ,315 ,695 ,436 ,006 ,012
tailed) 7 4 0 0 3 1 7
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson * * * * * * * * * *
,633 ,56 *
,808 ,596 ,808 ,596 ,50 ,57 ,662 ,47 ,49 ,45 ,662 ,662 ,633 ,65 ,808 *
,55
Correlati * **
,473 * * * * * ** * * * * * * * ** *
,473 *
1
8 3 0 7 6 8 2 1
VAR000 on
21 Sig. (2- ,00 ,02 ,00 ,03 ,02 ,04 ,00 ,01
,003 ,035 ,000 ,006 ,000 ,006 ,001 ,001 ,001 ,003 ,000 ,035
tailed) 9 4 9 4 6 2 2 2
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 Total
X1 Pearson 1 ,401 -,276 ,139 ,302 ,337 ,272 ,224 ,208 -,212 -,029 ,282 -,257 ,442 -,042 ,337 ,208
Correlation
Sig. (2-tailed) ,079 ,239 ,558 ,196 ,146 ,246 ,342 ,380 ,369 ,904 ,229 ,275 ,051 ,859 ,146 ,379
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** * ** * * * * **
X2 Pearson ,401 1 ,443 ,575 ,265 ,541 ,656 ,069 ,500 ,536 ,279 ,388 ,332 ,500 ,409 ,541 ,799
Correlation
Sig. (2-tailed) ,079 ,050 ,008 ,259 ,014 ,002 ,774 ,025 ,015 ,234 ,091 ,153 ,025 ,074 ,014 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** ** * ** ** **
X3 Pearson -,276 ,443 1 ,666 ,055 ,319 ,408 -,430 ,291 ,920 ,469 ,200 ,600 ,139 ,722 ,319 ,647
Correlation
Sig. (2-tailed) ,239 ,050 ,001 ,816 ,171 ,074 ,058 ,214 ,000 ,037 ,398 ,005 ,558 ,000 ,171 ,002
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** ** * * ** ** ** ** **
X4 Pearson ,139 ,575 ,666 1 ,205 ,188 ,543 ,014 ,559 ,670 ,634 ,419 ,685 ,417 ,929 ,188 ,741
Correlation
Sig. (2-tailed) ,558 ,008 ,001 ,385 ,428 ,013 ,954 ,010 ,001 ,003 ,066 ,001 ,067 ,000 ,428 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
* ** * * *
X5 Pearson ,302 ,265 ,055 ,205 1 ,474 ,356 ,293 ,767 ,149 ,122 ,425 -,042 ,492 ,094 ,474 ,504
Correlation
Sig. (2-tailed) ,196 ,259 ,816 ,385 ,035 ,124 ,210 ,000 ,530 ,608 ,062 ,860 ,027 ,694 ,035 ,024
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
* * * * ** **
X6 Pearson ,337 ,541 ,319 ,188 ,474 1 ,459 ,050 ,385 ,372 ,195 ,494 ,031 ,183 ,114 1,000 ,644
Correlation
Sig. (2-tailed) ,146 ,014 ,171 ,428 ,035 ,042 ,833 ,094 ,106 ,410 ,027 ,895 ,439 ,631 ,000 ,002
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** * * * ** * ** * **
X7 Pearson ,272 ,656 ,408 ,543 ,356 ,459 1 ,163 ,551 ,578 ,268 ,537 ,152 ,722 ,335 ,459 ,729
Correlation
Sig. (2-tailed) ,246 ,002 ,074 ,013 ,124 ,042 ,493 ,012 ,008 ,254 ,015 ,521 ,000 ,149 ,042 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X8 Pearson ,224 ,069 -,430 ,014 ,293 ,050 ,163 1 ,221 -,174 ,091 ,274 ,003 ,061 -,184 ,050 ,015
Correlation
Sig. (2-tailed) ,342 ,774 ,058 ,954 ,210 ,833 ,493 ,349 ,462 ,704 ,243 ,988 ,798 ,438 ,833 ,950
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
* * ** * ** * * **
X9 Pearson ,208 ,500 ,291 ,559 ,767 ,385 ,551 ,221 1 ,386 ,309 ,570 ,443 ,551 ,454 ,385 ,720
Correlation
Sig. (2-tailed) ,380 ,025 ,214 ,010 ,000 ,094 ,012 ,349 ,093 ,185 ,009 ,050 ,012 ,045 ,094 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
* ** ** ** ** ** **
X10 Pearson -,212 ,536 ,920 ,670 ,149 ,372 ,578 -,174 ,386 1 ,380 ,371 ,584 ,231 ,594 ,372 ,708
Correlation
Sig. (2-tailed) ,369 ,015 ,000 ,001 ,530 ,106 ,008 ,462 ,093 ,098 ,108 ,007 ,327 ,006 ,106 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
* ** ** ** *
X11 Pearson -,029 ,279 ,469 ,634 ,122 ,195 ,268 ,091 ,309 ,380 1 ,179 ,699 ,031 ,731 ,195 ,537
Correlation
Sig. (2-tailed) ,904 ,234 ,037 ,003 ,608 ,410 ,254 ,704 ,185 ,098 ,450 ,001 ,895 ,000 ,410 ,015
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
* * ** * **
X12 Pearson ,282 ,388 ,200 ,419 ,425 ,494 ,537 ,274 ,570 ,371 ,179 1 ,302 ,383 ,263 ,494 ,617
Correlation
Sig. (2-tailed) ,229 ,091 ,398 ,066 ,062 ,027 ,015 ,243 ,009 ,108 ,450 ,195 ,095 ,263 ,027 ,004
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** ** ** ** ** *
X13 Pearson -,257 ,332 ,600 ,685 -,042 ,031 ,152 ,003 ,443 ,584 ,699 ,302 1 -,102 ,748 ,031 ,519
Correlation
Sig. (2-tailed) ,275 ,153 ,005 ,001 ,860 ,895 ,521 ,988 ,050 ,007 ,001 ,195 ,670 ,000 ,895 ,019
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
* * ** * **
X14 Pearson ,442 ,500 ,139 ,417 ,492 ,183 ,722 ,061 ,551 ,231 ,031 ,383 -,102 1 ,219 ,183 ,579
Correlation
Sig. (2-tailed) ,051 ,025 ,558 ,067 ,027 ,439 ,000 ,798 ,012 ,327 ,895 ,095 ,670 ,353 ,439 ,008
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** ** * ** ** ** **
X15 Pearson -,042 ,409 ,722 ,929 ,094 ,114 ,335 -,184 ,454 ,594 ,731 ,263 ,748 ,219 1 ,114 ,634
Correlation
Sig. (2-tailed) ,859 ,074 ,000 ,000 ,694 ,631 ,149 ,438 ,045 ,006 ,000 ,263 ,000 ,353 ,631 ,003
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
* * ** * * **
X16 Pearson ,337 ,541 ,319 ,188 ,474 1,000 ,459 ,050 ,385 ,372 ,195 ,494 ,031 ,183 ,114 1 ,644
Correlation
Sig. (2-tailed) ,146 ,014 ,171 ,428 ,035 ,000 ,042 ,833 ,094 ,106 ,410 ,027 ,895 ,439 ,631 ,002
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** ** ** * ** ** ** ** * ** * ** ** **
Total Pearson ,208 ,799 ,647 ,741 ,504 ,644 ,729 ,015 ,720 ,708 ,537 ,617 ,519 ,579 ,634 ,644 1
Correlation
Sig. (2-tailed) ,379 ,000 ,002 ,000 ,024 ,002 ,000 ,950 ,000 ,000 ,015 ,004 ,019 ,008 ,003 ,002
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 20 100,0
a
Excluded 0 ,0
Total 20 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,831 10

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 20 100,0
a
Excluded 0 ,0
Total 20 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,908 20

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 20 100,0
a
Excluded 0 ,0
Total 20 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,891 16
Lampiran 13

Hasil Analisa Data


A. Analisa Univariat
a. Data Demografi
Umur

Cumulati ve
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 18 tahun 46 20,5 20,5 20,5
19 tahun 150 67,0 67,0 87,5
20 tahun 23 10,3 10,3 97,8
21 tahun 5 2,2 2,2 100,0
Total 224 100,0 100,0

Jeni s Kelamin

Cumulat ive
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 33 14,7 14,7 14,7
Perempuan 191 85,3 85,3 100,0
Total 224 100,0 100,0

Program Studi

Cumulati ve
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Akuntansi 76 33,9 33,9 33,9
B.Inggris 56 25,0 25,0 58,9
Bi ol ogi 33 14,7 14,7 73,7
Ilmu Keperawatan 59 26,3 26,3 100,0
Total 224 100,0 100,0

Tempat tinggal

Cumulati ve
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Orangtua 144 64,3 64,3 64,3
Sewa/kos 56 25,0 25,0 89,3
Lain-lain 24 10,7 10,7 100,0
Total 224 100,0 100,0

Status Ibu

Cumulati ve
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Hidup 218 97,3 97,3 97,3
Meninggal 6 2,7 2,7 100,0
Total 224 100,0 100,0
Status Ayah

Cumulati ve
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Hidup 196 87,5 87,5 87,5
Meninggal 28 12,5 12,5 100,0
Total 224 100,0 100,0

Sel f Ef fi cacy

Cumulati ve
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 42 18,8 18,8 18,8
Tinggi 182 81,3 81,3 100,0
Total 224 100,0 100,0

Kecem asan

Cumulati ve
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ri ngan 178 79,5 79,5 79,5
Sedang 36 16,1 16,1 95,5
Berat 10 4,5 4,5 100,0
Total 224 100,0 100,0

Kemampuan B eradaptasi

Cumulati ve
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 29 12,9 12,9 12,9
Tinggi 195 87,1 87,1 100,0
Total 224 100,0 100,0

b. Tabulasi silang data demografi*Self Efficacy

Sel f Efficacy Total


Rendah Tinggi
Count Row % Count Row % Count Row %
Umur 18 tahun 10 21,7% 36 78,3% 46 100,0%
19 tahun 26 17,3% 124 82,7% 150 100,0%
20 tahun 6 26,1% 17 73,9% 23 100,0%
21 tahun 0 ,0% 5 100,0% 5 100,0%
Jenis Kel ami n Laki-laki 5 15,2% 28 84,8% 33 100,0%
Perempuan 37 19,4% 154 80,6% 191 100,0%
Tempat Orangtua 22 15,3% 122 84,7% 144 100,0%
tinggal Sewa/kos 13 23,2% 43 76,8% 56 100,0%
Lain-lain 7 29,2% 17 70,8% 24 100,0%
Status Ibu Hidup 42 19,3% 176 80,7% 218 100,0%
Meninggal 0 ,0% 6 100,0% 6 100,0%
Status Ayah Hidup 41 20,9% 155 79,1% 196 100,0%
Meninggal 1 3,6% 27 96,4% 28 100,0%
c. Tabulasi data demografi* Kecemasan

Kecemasan Total
Ri ngan Sedang Berat
Count Row % Count Row % Count Row % Count Row %
Umur 18 tahun 35 76,1% 8 17,4% 3 6,5% 46 100,0%
19 tahun 119 79,3% 25 16,7% 6 4,0% 150 100,0%
20 tahun 19 82,6% 3 13,0% 1 4,3% 23 100,0%
21 tahun 5 100,0% 0 ,0% 0 ,0% 5 100,0%
Jenis Kel amin Laki-laki 29 87,9% 3 9,1% 1 3,0% 33 100,0%
Perempuan 149 78,0% 33 17,3% 9 4,7% 191 100,0%
Tempat Orangt ua 113 78,5% 24 16,7% 7 4,9% 144 100,0%
tinggal Sewa/kos 45 80,4% 8 14,3% 3 5,4% 56 100,0%
Lain-lain 20 83,3% 4 16,7% 0 ,0% 24 100,0%
Status Ibu Hidup 173 79,4% 36 16,5% 9 4,1% 218 100,0%
Meninggal 5 83,3% 0 ,0% 1 16,7% 6 100,0%
Status Ayah Hidup 152 77,6% 34 17,3% 10 5,1% 196 100,0%
Meninggal 26 92,9% 2 7,1% 0 ,0% 28 100,0%

d. Tabulasi silang data demografi* Kemampuan beradaptasi


Kemampuan Beradaptasi Total
Rendah Tinggi
Count Row % Count Row % Count Row %
Umur 18 tahun 6 13,0% 40 87,0% 46 100,0%
19 tahun 20 13,3% 130 86,7% 150 100,0%
20 tahun 2 8,7% 21 91,3% 23 100,0%
21 tahun 1 20,0% 4 80,0% 5 100,0%
Jenis Kel amin Laki-laki 6 18,2% 27 81,8% 33 100,0%
Perempuan 23 12,0% 168 88,0% 191 100,0%
Tempat Orangt ua 16 11,1% 128 88,9% 144 100,0%
tinggal Sewa/kos 10 17,9% 46 82,1% 56 100,0%
Lain-lain 3 12,5% 21 87,5% 24 100,0%
Status Ibu Hidup 28 12,8% 190 87,2% 218 100,0%
Meninggal 1 16,7% 5 83,3% 6 100,0%
Status Ayah Hidup 22 11,2% 174 88,8% 196 100,0%
Meninggal 7 25,0% 21 75,0% 28 100,0%
B. Analisa Bivariat

Self Efficacy * Kecemasan

Crosstab

Kecemasan
Ringan Sedang Berat Total
Sel f Efficacy Rendah Count 23 13 6 42
Expected Count 33,4 6,8 1,9 42,0
% wit hi n Self Effi cacy 54,8% 31,0% 14,3% 100,0%
% wit hi n Kecemasan 12,9% 36,1% 60,0% 18,8%
Tinggi Count 155 23 4 182
Expected Count 144,6 29,3 8,1 182,0
% wit hi n Self Effi cacy 85,2% 12,6% 2,2% 100,0%
% wit hi n Kecemasan 87,1% 63,9% 40,0% 81,3%
Total Count 178 36 10 224
Expected Count 178,0 36,0 10,0 224,0
% wit hi n Self Effi cacy 79,5% 16,1% 4,5% 100,0%
% wit hi n Kecemasan 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 22,261 a 2 ,000
Li kelihood Ratio 18,622 2 ,000
Li near-by-Linear Association 22,160 1 ,000
N of Valid Cases 224
a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The
mi ni mum expected count is 1,88.
Self Efficacy * Kemampuan Beradaptasi

Crosstab

Kemampuan
Beradaptasi
Rendah Tinggi Total
Sel f Efficacy Rendah Count 12 30 42
Expected Count 5,4 36,6 42,0
% withi n Self Efficacy 28,6% 71,4% 100,0%
% withi n Kemampuan
41,4% 15,4% 18,8%
Beradaptasi
Tinggi Count 17 165 182
Expected Count 23,6 158,4 182,0
% withi n Self Efficacy 9,3% 90,7% 100,0%
% withi n Kemampuan
58,6% 84,6% 81,3%
Beradaptasi
Total Count 29 195 224
Expected Count 29,0 195,0 224,0
% withi n Self Efficacy 12,9% 87,1% 100,0%
% withi n Kemampuan
100,0% 100,0% 100,0%
Beradaptasi

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 11,198b 1 ,001
a
Conti nui ty Correcti on 9,556 1 ,002
Likelihood Ratio 9,423 1 ,002
Fisher's Exact Test ,004 ,002
Linear-by-Linear Associat ion 11,148 1 ,001
N of Valid Cases 224
a. Comput ed only for a 2x2 table
b. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,44.
Self efficacy Total
Tinggi Rendah Row
Count
Count Row % Count Row % %
Banda Aceh 41 85.4% 7 14.6% 48 100%
Asal Luar Banda
Daerah 126 81.3% 29 18.7% 155 100%
Aceh
Luar Aceh 15 71.4% 6 28.6% 21 100%

Kecemasan Total
Berat Sedang Ringan
Row
Row Row Count
Count Count Count Row % %
% %
Banda
1 2.1% 7 14.6% 40 83.3% 48 100%
Aceh
Asal Luar
Daerah Banda 8 5.2% 25 16.1% 122 78.7% 155 100%
Aceh
Luar Aceh 1 4.8% 16 76.2% 4 19.0% 21 100%

Kemampuan Beradaptasi Total


Tinggi Rendah Row
Count
Count Row % Count Row % %
Banda Aceh 42 87.5% 6 12.5% 48 100%
Asal Luar Banda 89.0% 11.0%
138 17 155 100%
Daerah Aceh
Luar Aceh 6 28.6% 15 71.4% 21 100%

Anda mungkin juga menyukai