Anda di halaman 1dari 5

Dalam CP, kompetensi yang ingin dicapai ditulis dalam paragraf yang memadukan antara

pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau disposisi untuk belajar. Sementara karakter dan kompetensi
umum yang ingin dikembangkan dinyatakan dalam profil pelajar Pancasila secara terpisah. Dengan
dirangkaikan sebagai paragraf, ilmu pengetahuan yang dipelajari peserta didik menjadi suatu rangkaian
yang berkaitan.

CP dirancang dengan banyak merujuk kepada teori belajar Konstruktivisme dan pengembangan
kurikulum dengan pendekatan “Understanding by Design” ( pengajaran pemahaman melalui desain)

MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN (TP)

Pendidik memiliki alternatif untuk merumuskan tujuan pembelajaran dengan beberapa alternatif di
bawah ini:

■ Alternatif 1. Merumuskan tujuan pembelajaran secara langsung berdasarkan CP

■ Alternatif 2. Merumuskan tujuan pembelajaran dengan menganalisis ‘kompetensi’ dan ‘lingkup


Materi’ pada CP.

■ Alternatif 3. Merumuskan tujuan pembelajaran Lintas Elemen CP

Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)


Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan:

1. Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang lebih umum bukan tujuan pembelajaran harian (goals,
bukan objectives);

2. Alur tujuan pembelajaran harus tuntas satu fase, tidak terpotong di tengah jalan;

3. Alur tujuan pembelajaran perlu dikembangkan secara kolaboratif, (apabila guru mengembangkan,
maka perlu kolaborasi guru lintas kelas/tingkatan dalam satu fase. Contoh: kolaborasi antara guru kelas I
dan II untuk Fase A;
4. Alur tujuan pembelajaran dikembangkan sesuai karakteristik dan kompetensi yang dikembangkan
setiap mata pelajaran. Oleh karena itu sebaiknya dikembangkan oleh pakar mata pelajaran, termasuk
guru yang mahir dalam mata pelajaran tersebut;

5. Penyusunan alur tujuan pembelajaran tidak perlu lintas fase (kecuali pendidikan khusus);

6. Metode penyusunan alur tujuan pembelajaran harus logis, dari kemampuan yang sederhana ke yang
lebih rumit, dapat dipengaruhi oleh karakteristik mata pelajaran, pendekatan pembelajaran yang
digunakan (misal: matematik realistik);

7. Tampilan tujuan pembelajaran diawali dengan alur tujuan pembelajarannya terlebih dahulu, baru
proses berpikirnya (misalnya, menguraikan dari elemen menjadi tujuan pembelajaran) sebagai lampiran
agar lebih sederhana dan langsung ke intinya untuk guru;

8. Karena alur tujuan pembelajaran yang disediakan Kemendikbudristek merupakan contoh, maka alur
tujuan pembelajaran dapat bernomor/huruf (untuk menunjukkan urutan dan tuntas penyelesaiannya
dalam satu fase);

9. Alur tujuan pembelajaran menjelaskan SATU alur tujuan pembelajaran, tidak bercabang (tidak
meminta guru untuk memilih). Apabila sebenarnya urutannya dapat berbeda, lebih baik membuat alur
tujuan pembelajaran lain sebagai variasinya, urutan/alur perlu jelas sesuai pilihan/keputusan penyusun,
dan untuk itu dapat diberikan nomor atau kode; dan

10. Alur tujuan pembelajaran fokus pada pencapaian CP, bukan profil pelajar Pancasila dan tidak perlu
dilengkapi dengan pendekatan/strategi pembelajaran (pedagogi)
Pendidik dianjurkan untuk melakukan asesmen-asesmen berikut ini:
1. Asesmen formatif, yaitu asesmen yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan
balik bagi pendidik dan peserta didik untuk memperbaiki proses belajar.
a. Asesmen di awal pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui kesiapan peserta didik
untuk mempelajari materi ajar dan mencapai tujuan pembelajaran yang direncanakan.
Asesmen ini tidak untuk dilaporkan dalam rapor.
b. Asesmen di dalam proses pembelajaran yang dilakukan selama proses pembelajaran untuk
mengetahui perkembangan peserta didik dan sekaligus pemberian umpan balik yang cepat.
Biasanya asesmen ini dilakukan sepanjang atau di tengah kegiatan/langkah pembelajaran
(PTS, PHB, dll) dan dapat juga dilakukan di akhir langkah pembelajaran (PAS)
2. Asesmen sumatif, yaitu asesmen yang dilakukan untuk memastikan ketercapaian keseluruhan
tujuan pembelajaran. Asesmen ini dilakukan pada akhir proses pembelajaran atau dapat juga
dilakukan sekaligus untuk dua atau lebih tujuan pembelajaran, sesuai dengan pertimbangan
pendidik dan kebijakan satuan pendidikan. Asesment ini biasanya dilakukan di akhir program
yang digunakan untuk mengevaluasi kualitas program kelayakannya apakah program dilanjut
atau tidak.
Kedua jenis asesmen ini tidak harus digunakan dalam suatu rencana pelaksanaan pembelajaran atau
modul ajar, tergantung pada cakupan tujuan pembelajaran.

Sementara itu pada SMK, terdapat bentuk penilaian atau asesmen khas yang membedakan
dengan jenjang yang lain, yaitu:

a. Asesmen Praktik Kerja Lapangan (PKL)


b. Uji Kompetensi Kejuruan (UKK)
c. Ujian Unit Kompetensi (UUK)
Ujian Unit Kompetensi dapat dilaksanakan setiap tahun atau semester oleh satuan pendidikan
terakreditasi. Hasil dari ujian unit kompetensi adalah predikat capaian kompetensi sebagaimana
ditetapkan oleh penyelenggara, sertifikat keahlian, dan/atau skill passport sebagai bekal
menghadapi Uji Kompetensi Keahlian di akhir masa pembelajaran
d.
e.

Anda mungkin juga menyukai