Anda di halaman 1dari 4

Cara Mengamati Gerhana Matahari

Gerhana Matahari Total yang akan terjadi pada tanggal 9 Maret 2016 mendatang menjadi fenomena
langka sekaligus fenomena yang sangat istimewa. Hal tersebutdikarenakan hamper sebagian
lintasan bayangan umbra dari gerhana matahari total akan melintasi wilayah kepulauan Indonesia
dan selebihnya melintasi samudra pasifik. Fenomena Gerhana Matahari Total 9 maret 2016 merupakan
fenomena gerhana matahari total ke lima yang terjadi setelah Indonesia merdeka pada 17 Agustus
1945. Setelah fenomena gerhana matahari total 9 maret 2016 terjadi maka peristiwa gerhana
matahari total selanjutnya yang akan melintasi beberapa kepulauan di Indonesia dapat kita saksikan
pada tahun 2042 sehingga saking lamanya waktu yang di butuhkan untuk melihat gerhana matahari
total di langit Indonesia maka fenomena ini pun menjadi fenomena yang monumental dan sangat
ditunggu-tunggu oleh para pecinta astronomi. Ilmuwan baik dari dalam negeri maupun mancanegara
turut juga berbondong-bondong untuk mendatangi lokasi terjadinya Gerhana Matahari Total yang
melalui sebagian wilayah Indonesia. Tentu sangat disayangkan bila kita tidak dapat melihat
fenomena Gerhana Matahari Total. Namun bagaimana cara mengamati Gerhana Matahari yang
benar? Lalu apa dampaknya jika kita salah mengamati Gerhana Matahari?
Sebagian wilayah Indonesia akan mengalami Gerhana Matahari Total, sedangkan sebagian wilayah
lain akan mengalami Gerhana Matahari Sebagian. Jika kita “flashback” pada 33 tahun yang lalu atau
tepatnya pada 1983, fenomena gerhana matahari total juga terjadi di Indonesia. Saat itu masyarakat
di Indonesia dihimbau untuk tidak melihat Gerhana Matahari oleh pemerintah mengingat dampak
yang akan ditimbulkan dari pengamatan gerhana cukup berbahaya. Selain dilarang melihat gerhana,
pada tahun 1983 masih banyak mitos-mitos yang beredar seputar gerhana. Sebagian masyarakat
yang telah mengerti kejadian alam tersebut pada waktu itu menyiasati pengamatan gerhana dengan
menggunakan pantulan bayangan matahari melalui ember yang diisi air atau ada juga yang
menggunakan Roll film pada kamera. Bahkan siaran di televise juga menyarankan teknik-teknik
tersebut. Lalu sudah tepatkah teknik tersebut untuk pengamatan gerhana matahari?

Gerhana Matahari Total merupakan peristiwa dimana cahaya matahari yang akan memancar ke
bumi terhalang oleh Bulan. Pada saat puncak gerhana, sesaat bumi akan terlihat gelap karena
matahari tertutup sempurna oleh bayangan bulan. Namun ketika sudah melewati fase puncak, maka
sedikit demi sedikit matahari akan terbuka. Mengapa kita dilarang melihat matahari secara
langsung? Hal tersebut dikarenakan radiasi cahaya matahari yang sampai ke mata kita sangatlah
tinggi. Bayangkan saja ketika siang hari, tanpa melihat matahari dan hanya melihat langit saja mata
kita terasa silau. Intensitas cahaya matahari dan radiasi yang sangat tinggi tersebut berpotensi
merusak retina mata yang merupakan tempat jatuhnya cahaya. Kondisi seperti ini disebut sebagai
“Solar Retinopathy” . ”Solar Retinopathy terjadi ketika cahaya terang dari matahari membanjiri retina
yang berada di bagian belakang bola mata. Retina adalah rumah bagi sel-sel peka cahaya yang
memungkinkan penglihatan manusia dapat tercipta. Ketika sel-sel peka cahaya tersebut
mendapatkan rangsangan oleh sinar matahari dalam jumlah berlebih, maka sel-sel tersebut akan
melepaskan bahan kimia dalam bola mata yang dapat merusak retina mata itu sendiri. Akibatnya
penglihatan menjadi buram bahkan dapat menimbulkan kebutaan permanen. Hal tersebut yang
dikhawatirkan pada saat terjadi gerhana. Pada fase puncak, matahari memang menjadi gelap,
namun perlahan akan terbuka dan cahayanya sampai ke mata kita. Tidakhanya di wilayah yang
terkena Gerhana Matahari Total, bahaya yang sama juga mengancam pengamat di wilayah yang
terkena Gerhana Matahari Sebagian. Pada wilayah yang terkena Gerhana Matahari Total maupun
Gerhana Matahari Sebagian harus menggunakan alat perantara untuk mengamati Gerhana
Matahari.

Namun demikian anda tidak perlu khawatir karena ada beberapa cara untuk mengamati Gerhana
Matahari dengan aman diantaranya yaitu:
1.Pinhole
Pinhole atau pengamatan menggunakan tekhnik Lubang Jarum adalah teknik pengamatan yang
paling aman untuk mengamati gerhana matahari. Pengamatan matahari menggunakan tekhnik
Lubang Jarum merupakan tekhnik dimana proyeksi dari cahaya matahari yang dilewatkan melalui
ruang sempit kemudian diproyeksikan pada sebuah bidang datar ruangan gelap. Pada bidang datar
tersebut, kita dapat melihat proses
gerhana matahari.
Alat proyeksi Lubang Jarum sederhana
dapat dibuat dengan menggunakan dua
buah lembar kertas atau karton, kertas
aluminium, selotip, gunting/cutter, dan
jarum.
Dasar teknik pinhole untuk pengamatan
gerhana Matahari.

Selain menggunakan kertas seperti gambar di atas, pinhole juga dapat dilakukan menggunakan jari-
jari tangan kita.

Menggunakan proyeksi bayangan Matahari pada celah-celah jari tangan sebagai cara mengamati
gerhana matahari.
2.Saringan
Cara mudah dan aman untuk
mengamati gerhana matahari adalah
menggunakan saringan. Saringan
sehari-hari yang biasa kita gunakan
untuk memasak di dapur, dapat menjadi
alat sederhana untuk mengamati proses
gerhana. Caranya adalah dengan berdiri
membelakangi matahari sehingga
gambar matahari akan terproyeksi di
tanah. Letakkan selembar kertas putih
sebagai layar proyeksi bila berdiri di
rerumputan.
Menggunakan celah-celah pada saringan untuk mengamati proyeksi cakram Matahari saat
gerhana matahari berlangsung.

3.Bayangan pohon
Tak perlu
menggunakan
alat, bahkan
bayangan pohon
pun dapat
digunakan
sebagai cara
aman mengamati
gerhana
matahari. Ruang
diantara
dedaunan pada
sebuah pohon
merupakan
lubang jarum
yang alami dan
dapat digunakan
sebagai proyeksi
gambar matahari.
Menggunakan proyeksi bayangan
pohon sebagai salah satu cara
mengamati gerhana Matahari.
4.KacamataMatahari
Kacamata Matahari dapat digunakan
untuk melihat Gerhana Matahari secara
langsung. Kacamata Matahari sudah
dilengkapi solar filter atau filter matahari
yang dapat mengurangi intensitas
radiasi cahaya matahari yang sampai
ke mata.
Mengamati Matahari dengan
Kacamata Matahari.
Namun ada hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam menggunakan Kacamata matahari yakni:
– Tempelkan kacamata pada mata, baru tengadahkan kepala mengarah ke matahari.
– Lakukan pengamatan dengan kacamata ini setidaknya tidak lebih dari 2 menit berturut-turut.
Istirahatkan mata sebelum melakukan pengamatan kembali
– Bekali diri dengan topi atau pelindung kepala lain saat melakukan pengamatan di bawah terik
matahari.

5. Teleskop/Binokuler
JANGAN PERNAH mengarahkan teleskop atau binokuler ke matahari TANPA MENGGUNAKAN
filter matahari. Pengamatan dengan teleskop/binokuler ini tergolong berbahaya sehingga harus
dilakukan oleh orang yang sudah ahli. Filter yang digunakan untuk teleskop juga merupakan filter
khusus. Filter diletakkan di bagian depan teleskop untuk mengurangi intensitas radiasi cahaya
matahari.
Teleskop telah dilengkapi dengan filter Matahari dimana filter matahari diletakkan di bagian
depan tabung teleskop atau lensa obyektif teleskop.

Anda mungkin juga menyukai