Anda di halaman 1dari 42

Landscape

Tips Praktis Memotret Landscape


Saturday, November 2nd, 2013 - Landscape
Gampang atau sulitkah memotret lansekap itu? Jawabnya tentulah bisa gampang dan bisa sulit.
Gampangnya, ke mana pun mata memandang, itulah lansekap.

Semudah itukah memotret lansekap? Ya, apabila itu sudah memenuhi sejumlah hal, atau sebutlah
persyaratan, untuk mendapatkan hasil yang optimal.

Pada akhir pekan kali ini, tipsfotografi.net sekali lagi akan membahas fotografi landscape dan dalam
kesempatan kali ini tentangKiat Praktis Memotret Landscape.
Ok langsung saja simak artikel di bawah ini, semoga bisa berguna untuk yang belajar tips fotografi
landscape. Jangan lupa share hasil foto landscape Anda di twitter @tipsmemotretataupun
di fb.com/tipsmemotret serta di Google+ lensakita ya.

Tips Praktis Memotret Landscape


Jangan Abaikan Waktu
Memotret lansekap selalu berkaitan dengan waktu, dan sepertinya ini menjadi hal paling utama yang
perlu diperhatikan. Artinya, waktu kita perlu tepat saat melakukan pemotretan.
Berkaitan dengan waktu yang tepat ini, ada istilah yang sangat popular dalam fotografi lansekap,
yakni golden time. Dari sebutannya sudah jelas bahwa yang dimaksud adalah waktu terbaik untuk
memotret. Waktu tersebut adalah satu jam menjelang dan dua jam setelah mentari terbit; serta dua
jam menjelang mentari tenggelam dan satu jam setelah mentari tenggelam.

Satu jam sebelum dan sesudah mentari terbit atau tenggelam merupakan waktu yang bagus untuk
merekam suasana; kita bisa mendapatkan blue hour yang bagus sekali.

Dua jam sesudah mentari terbit, dan dua jam sebelum mentari tenggelam, itulah waktu untuk
mendapatkan sinar mentari yang paling bagus. Sinar yang lembut keemasan menjadikan lansekap
terlihat indah dan sangat menarik. Sesudahnya, sinar matahari menjadi terlalu kuat/keras dan
menyilaukan. Keelokan lansekap pun menjadi sangat berkurang.

Biasanya ketika hendak hunting lansekap, kita usahakan berangkat sepagi mungkin dan tiba di lokasi
satu jam sebelum matahari terbit. Mulai sekitar pukul 10.00 sampai 14.00, kita manfaatkan untuk
beristirahat. Pada sekitar pukul 14.30, kita mulai bergerak lagi untuk hunting sampai satu jam setelah
mentari tenggelam. Untuk hasil yang optimal, pengaturan waktu tak boleh diabaikan.

Lokasi Sama, Hasil Beda


Di manapun lansekap tersaji, kita bisa membuat fotonya. Namun hasil foto yang bagus dan tidak
biasa, tentunya, tidak dibuat seperti pada umumnya. Angle sejuta umat perlu ditinggalkan dan kita
cari sudut pengambilan yang berbeda.

Setidaknya kita perlu sedikit bergeser dari angle yang digunakan sebagian besar orang atau kita perlu
memotretnya dengan posisi low angle atau high angle untuk memperoleh hasil yang beda. Bisa pula
kita masukkan sesuatu yang menjadi ikon daerah ke dalam frame kita.

Lebih bagus lagi kalau kita berjalan beberapa meter dari spot yang biasa digunakan banyak orang.
Dengan begitu, sangat dimungkinan kita bisa mendapatkan hasil foto yang berbeda dari tempat yang
sudah banyak dikunjungi itu. Malah bisa-bisa foto kita menjadi sedikit eksklusif. Lokasi boleh sama,
tapi hasil beda.

Suasana & Mood


Selain waktu dan tempat, satu hal lagi yang perlu kita perhatikan adalah suasana. Ini bisa memberi
mood sehingga foto kita seperti berjiwa.

Misalnya, suasana pagi akan mengantar kita ke suasana yang gembira, sehingga semua yang kita
lihat akan begitu ceria. Menjelang sore seakan membawa rasa nyaman untuk menyambut malam.
Mendung juga akan memberi atmosfer yang berbeda.

Ketika berada di kawasan subtropis, musim semi, panas, gugur dan musim dingin, masing-masing
memberi atmosfer yang berbeda pada foto-foto yang kita hasilkan. Menjelang musim gugur, misalnya,
akan muncul dedaunan yang beraneka warna; sementara pada musim dingin salju nan putih akan
mendominasi suasana.

Cari Informasi
Dalam hunting lansekap, alangkah baiknya bila kita sempatkan untuk menyurvei lokasi sehari
sebelumnya. Ini dimaksudkan agar kita tahu spot terbaiknya, dan jam berapa harus sudah berada di
lokasi pada saat pemotretan.

Atau, kita bisa mencari informasi jauh hari sebelum sampai di tempat tujuan, dengan bertanya kepada
teman, misalnya, dan browsing di internet sembari melihat-lihat foto-foto yang pernah dibuat
sebelumnya oleh rekan-rekan fotografer. Setelah itu baru kita berangkat ke lokasi dan melakukan
survei singkat; pemotretan dilakukan keesokan harinya.

Ketika sampai di tujuan ternyata cuaca tidak bersahabat untuk pemotretan, tak perlu kesal dan
kecewa. Tetaplah memotret, yang setidaknya hasilnya kelak bisa dijadikan referensi. Pulanglah
dengan lapang dada dan rencanakan trip berikutnya, karena Roma tidak dibangun dalam sehari.

Mudah-mudahan Tips Praktis Memotret Landscape ini bisa berguna untuk teman-teman semua.
Jika tulisan ini bermanfaat jangan lupa share tulisan ini kepada sahabat lainnya melalui facebook,
twitter, google+ dll. Kunjungi terus tipsfotografi.net untuk mendapatkan update artikel tips
fotografi terbaru selanjutnya. Salam fotografi
Tips Memotret ROL atau Rays Of Light
Wednesday, June 19th, 2013 - Landscape, Tips Dan Trik

Bagikan artikel ini: Twitter Facebook Google +

Advertisement

Atas permintaan follower @tipsmemotret, akhirnya menulistips memotret ROL atau Rays Of Light.
Menurut pengalaman penulis sendiri, untuk mengabadikan momen ROL yang baik, yang paling
utama adalah membutuhkan momen ROL itu sendiri.
Artikel tips fotografi sebelumnya sudah kami ulas tentang Tips Membuat Efek ROL dengan
Photoshop. Tips untuk mendapatkan ROL carilah tempat yang sedikit teduh tapi terkena sinar cahaya
dari matahari atau cahaya lainnya, dan selanjutnya adalah lebih peka saja.

Selain pagi hari, waktu sunset dimana matahari ketutup awan juga sering ada ROL. Tidak kalah
indahnya dengan penampakan ROL dipagi hari, karena rol saat sunset kadang lebih dahsyat karena
pas awan dan sinar agak-agak berwarna keemasan (asal langit gak mendung saja).

foto
oleh mihakrofel
Memotret matahari terbit dan tenggelam dapat sangat berkesan. Memotret sinar matahari
membutuhkan setting kamera tertentu dan juga mata yang dapat mengevaluasi kualitas cahaya. Lalu
bagaimana teknis untuk mendapatkan foto ROL yang baik ? Berikut ini ada beberapa tips dan trik
memotret rays of light atau ROL:
Tips Memotret ROL atau Rays Of Light
1. Teknis untuk mendapatkan foto ROL yang pertama adalah pilih waktu memotret saat pagi-
pagi sekali atau saat senja. Waktu optimal untuk memotret ROL atau Rays Of Light adalah
antara jam sebelum hingga 1/2jam setelah matahari terbenam. Cahaya matahari amat
dramatis pada jam-jam ini. Tingginya kontras pada saat siang hari membuatnya sulit untuk
dipotret. Saat pagi hari dan senja, kabut dan partikel lain di udara akan merefleksikan cahaya
matahari lebih jelas, menciptakan sinar matahari yang lebih jelas pada foto. Jika kabut pada
pagi hari nyaris tak ada, kreasikan sendiri asapnyaseperti yang dibuat di film-film. Sinar
matahari akan terefleksi dari partikel-partikel debu asap. Anda akan mendapatkan efek yang
sama.
2. Tips Memotret ROL kedua cobalah untuk menyembunyikan matahari di balik pohon atau
cabangnya untuk memaksimalkan rays of light. Cara ini akan membantu Anda mendapatkan
ROL jika terdapat sedikit kabut atau uap dari embun di udara ketika sinar matahari
menerobos masuk, ini akan menonjolkan sinar matahari yang tertangkap.
3. Pilih lokasi dengan kontras yang tinggi dimana cahaya matahari jatuh ke background yang
lebih gelap, seperti saat menerobos pepohonan yang rimbun atau dari sebuah jendela ke
dalam ruangan yang gelap. Kontras dari background yang gelap akan menggambarkan sinar
matahari dengan lebih jelas.
4. Komposisikan foto Anda sedemikian rupa hingga matahari tidak menjadi bagian langsung dari
komposisi. Cobalah untuk bersembunyi di balik pohon atau batang pohon untuk
memaksimalkan rays of light. Akan lebih menguntungkan jika terdapat sedikit kabut atau uap
air untuk merefleksikan cahaya dan membuatnya terlihat lebih indah, juga menjaga agar sinar
matahari langsung tidak mendominasi rays of light yang ada.
5. Ukur foto Anda dan pilih setting kamera berdasarkan bacaan metering kamera Anda. Setting
kamera untuk memotret ROL ini akan bervariasi hasilnya berdasarkan background dan
setting pilihan Anda. Situasi kontras yang tinggi, seperti cahaya matahari pada background
yang gelap, dapat menipu saat metering, jadi memilih setting yang sedikit lebih rendah
daripada yang direkomendasikan light meter dapat memaksimalkan keberhasilan Anda.
Jangan gunakan flash Anda. Pilih setting aperture (bukaan) kecil untuk memaksimalkan depth
of field dan gunakan shutter speed yang lebih lama untuk mengkompensasi sedikitnya
cahaya yang masuk.
Tips Singkat Mendapatkan Foto ROL
1. Berangkat pagi (04.00)
Lihat langit ; ada bintang dan bulan
Lebih baik jika Alloh kasih hujan di jam 21.00-24.00 atau jam 01.00 03.00.

setelah itu langit cerah, berbintang dan sinar rembulan muncul.


2. Sholat Subuh (04.45) jika Anda muslim
3. Doa (04.48) minta sama yang punya ROL sejati : Tuhan, Alloh. supaya di berikan cahaya
abadinya dan Rol muncul di spot yang biasa muncul rol.
4. Siapkan alat (kamera, lensa, batrey, memory)
5. Menuju spot yang biasa ROL muncul dan perhatikan cahaya matahari yang datang
Smoga artikel tips fotografi tentang tips memotret ROL atau Rays Of Light ini bisa Anda praktekkan
dan berguna untuk belajar teknik fotografi ROL. Jangan lupa share hasil foto Anda di twitter
@tipsmemotret ataupun facebook tipsmemotret. Salam fotografi !
Teknik Fotografi Memotret Milky Way atau Bima Sakti
Tuesday, May 7th, 2013 - Landscape
Bagikan artikel ini: Twitter Facebook Google +

Advertisement

Artikel fotografi berikut ini akan sharing teknik fotografi Tips dan Trik Motret MILKY WAY atau
dalam bahasa Indonesia di kenal dengan nama yang biasa disebut Bima Sakti. Milky Way berasal
dari bahasa Latin Via Lactea, diambil lagi dari bahasa Yunani Galaxias yang berarti susu.
Adalah galaksi spiral yang memiliki 200-400 miliar bintang dengan diameter 100.000 tahun cahaya
dan ketebalan 1000 tahun cahaya.

Galaxy Milky Way terlihatnya sebagai pita kabut bercahaya putih yang membentang pada bola langit.
Pita kabut atau aura cemerlang ini sebenarnya adalah kumpulan jutaan bintang dan juga sevolume
besar debu dan gas yang terletak di piringan/bidang galaksi. Pita ini tampak paling terang di sekitar
rasi Sagitarius, dan lokasi tersebut memang diyakini sebagai pusat galaksi.

credit foto
oleh dragoncd
Tips memotret milky way atau bima sakti, kita tentu harus tahu dulu, dimana posisi milky way
berada. Untuk itu kita butuh aplikasi astronomy bernama STELLARIUM untuk melihat dimana, dan
kapan milky way tadi muncul. Aplikasi STELLARIUM ini bisa Anda dapatkan gratis di stellarium.org,
aplikasi ini tersedia utk windows, mac dan linux.
Tips Memotret Bima Sakti atau Milk Way

Setelah aplikasi astronomi terinstal, ikuti langkah-langkah di bawah ini dengan baik :

1. Buka stellarium , dan tentuin terlebih dahulu posisi dimana Anda tinggal sekarang ini, dengan
cara meng klik location windows
2. Selanjutnya, kita mesti pilih dulu lokasi kita di lokasi yang ada di stellarium. Masukan nama
daerah, pastikan nama daerah anda ada di daftar, centang/pilih use as default utk
menetapkan tempat/lokasi setiap anda membuka stellarium.
3. Klik date time/windows. Jam/waktu saat ini ( sama dengan jam yg ada di laptop/pc Anda).
Tanggal/bulan/tahun sama juga dengan pc/laptop Anda.
4. Sekarang kita masuk ke bagian terpenting, perhatikan gambar di bawah ini

Panah 1 : Ubahlah waktu/jam sampai waktu menjadi gelap/malam sampai milky way
terlihat, dalam contoh ini, milky way terlihat sekitar jam 1:55:3 WIB
Panah 2 : Klik untuk munculin azzimuthal grid untuk melihat ketinggian milky way
Panah 3 : klik atmosphere untuk menghilangkan atmosphere, sehingga langit terlihat
bersih dan milky way bisa terlihat jelas.
Panah 4 : Perhatiikan di tanda panah terlihat huruf S , singkatan dari soulth (selatan), yang
berarti milky way akan terlihat di daerah SELATAN dari tempat Anda tinggal.
Panah 5 : Ini lah yang dinamakan milky way, Anda bisa lihat bahwa milky membentang dari
selatan ke arah timur.
Berdasarkan data-data di atas sudah bisa diambil kesimpulan, galaksi bima sakti/Milk Way akan
terlihat sekitar jam 1.55wib. Milk Way akan membentang dari selatan ke timur. Dari data inilah kita
baru bisa memulai untuk mempersiapkan kemana dan kapan kita akan belajar fotografi Bima Sakti
atau Milk Way ini.
Syarat Memotret Bima Sakti atau Milk Way
Hindari polusi atau kebocoran cahaya, carilah lokasi motret bima sakti ke daerah pegunungan
yg jauh dari polusi lampu-lampu kota, karena cahaya lampu membuat milky way terlihat
redup.
Hindari AWAN, karena awan membuat milky way / bima sakti terhalang dan tidak kelihatan.
Cari foreground yang bagus agar foto milky way atau foto bima sakti Anda lebih terlihat
dramatis, misal celah perbukitan, atau lereng-lereng tebing
Settting Kamera Untuk Motret Milky Way atau Bima Sakti
Gunakan diafragma terbesar di kamera Anda, misal : F/2.8 atau F/3,5
Gunakan speed terendah, dalam hal ini 30 detik. Jangan gunakan speed melebihi 30 detik,
seperti 40s, 60s atau 90 s, karena semakin lama rana terbuka, membuat bintang kelihatan
bergaris (seperti motret star trail )
Gunakan cable release dan tripod utk menghindari gambar jadi blur
Gunakan ISO maksimal 1250
Hindari menggunakan format JPEG, tapi gunakan format RAW untuk motret milky way,
supaya foto nya lebih tajam/bagus dan enak untuk di edit nanti di PS atau di Lightrrom.
Baca artikel fotografi tentang Keuntungan Menggunakan Format RAW Saat Pemotretan.
Gunakan manual fokus dan infinity untuk mendapatkan tajam maksimal. Baca Definisi
Hyperfocal Distance Dalam Landscape Photography.
Mulailah memotret

Karena kita berada di daerah khatulistiwa, saat yg paling bagus utk motret Milky Way atau Bima Sakti
adalah sekitar bulan maret s/d Agustus. Di bulan-bulan ini lah pusat galaxy milky Way tepat berada di
belakang rasi sagitarius. Sehingga kita (di khatulistiwa) bisa melihat milky way terang benderang di
langit malam. Di luar bulan-bulan tadi, posisi milky way kurang bagus terlihat. Palingan cuma terlihat
bagian redup nya doang, karena titik paling terangnya berada di bawah ufuk.

Saat belajar teknik fotografi memotret milk way atau bim sakti, jangan pernah berharap foto Anda
bebas dari noise. Karena kita menggunakan ISO tinggi, bisa saja kita menggunakan iso rendah
seperti 400 atau 800, tapi efek milky way tidak kelihatan alias gelap. Selamat mencobatips memotret
galaksi bima sakti ini, jangan lupa dishare hasilnya.
Tips Memotret Pantai
Monday, February 18th, 2013 - Landscape
Bagikan artikel ini: Twitter Facebook Google +

Advertisement

Belajar fotografi ini akan sharing tenang tips memotret pantai agar lebih indah. Dimana-mana
pantai selalu menjadi daya tarik tersendiri untuk melakukan kegiatan fotografi. Namun untuk
mendapatkan foto liburan Anda pantai dengan hasil maksimal terkadang menemui kendala. Ikuti tips
fotografi memotret pantai berikut ini agar mendapat foto liburan berikutnya dengan maksimal.

Setiap kali penulis pergi berlibur memotret di pantai, salah satu hal yang penulis sering lakukan
adalah mengambil kamera dan memotret apa saja yang terlihat oleh mata. Dengan cara ini, penulis
akhirnya dapat dengan cepat untuk membiasakan diri dengan tempat baru.

Penulis sendiri kebetulan menyukai fotografi pantai, karena di pantai kita bisa mendapatkan banyak
pelajaran menarik dan menemukan hal kecil lainnya. Dari pasir, batu, karang dan kehidupan laut
lainnya yang bisa menjadi objek fotografi untuk memotret di pantai.

Tips memotret objek pantai adalah dengan cara mengambil gambar dengan menceritakan sebuah
cerita dari tempat tersebut. Di bawah ini adalah beberapa tips fotografi sederhana memotret pantai
yang mudah-mudahan bisa membantu Anda dapat menemukan subjek yang menarik dan
membingkainya foto Anda dengan unik dan menarik.
Temukan Subyek Menarik Di Pantai

Ketika memotret pantai insting pertama yang bisa dilakukan adalah mengarahkan kamera dan
memotret ke hamparan pasir, batu besar atau air laut. Mungkin foto kita tampak hebat pada saat itu,
namun dengan cara begitu biasanya menghasilkan foto yang tidak memiliki focal point yang menarik.

Image by Paulo Brandao


Oleh karena itu hal pertama yang harus dilakukan adalah mencari sesuatu yang menarik yang akan
dijadikan sebagai titik utama di foto pantai Anda, dan kemudian menggabungkan dengan komposisi
foto yang indah. Berikut adalah beberapa ide memotret di pantai:

Pasir Menjadi substansi yang lembut, pasir pantai terus-menerus didorong oleh gelombang, ditiup
oleh angin dan diinjak-injak, menciptakan sebuah susunan bentuk yang menarik dan selalu berubah
teksturnya. Carilah pemandangan yang enak dilihat misalnya dari bukti, atau saluran di mana air
mengalir kembali ke laut. Juga bisa mempertimbangkan struktur pasir buatan manusia seperti istana
pasir dan patung.

Batu Pantai penuh daerah batu-batu, dari mulai tebing berbatuan sampai kerikil-kerikil di
tepian panti. Masing-masing memiliki penampilan yang berbeda dan daya tarik visual yang
berbeda. Sebuah favorit pribadi saya adalah mengambil foto close-up dari beberapa kerikil
bulat di pasir basah.
Puing-puing Laut sebersih apapun akan ada segala macam puing-puing yang menarik ke
pinggir pantai, seperti potongan kayu apung atau kerang. Anda dapat memotret mereka saat
bedan-benda tersebut tergeletak di atas pasir, atau mengatur mereka ke dalam pola yang
lebih abstrak untuk memotretnya dengan close-up.
Satwa liar Pantai yang diciptakan penuh dengan satwa liar, seperti bintang laut, kepiting,
burung yang terbang di atas tebing-tebing di pinggir pantai yang dapat dijadikan objek
menarik memotret di pantai dan bisa juga sebagai tempat belajar fotografi yang nyaman.
Air Tentu saja air merupakan bagian penting dari pantai dimanapun, oleh karena itu banyak
fotografer landscape melakukan pemotretan di saat sunset atau sunrise di pinggir pantai agar
dapat merekam terjangan ombak air laut dalam sebuah cerita foto slow speed yang
sempurna.
Benda buatan manusia Sebagian besar pantai khususnya di daerah wisata, biasanya
mengandung beberapa struktur buatan manusia, seperti gubuk pantai atau perahu nelayan.
Benda-benda buatan manusia tersebut bisa menjadi objek menarik memotret di laut atau
pantai.
Komposisi Foto Pantai

Seperti halnya jenis fotografi lainnya, sekali lagi komposisi merupakan bagian penting dari fotografi
pantai. Mencari komposisi yang akan memandu mata pemirsa menikmati foto pantai yang indah. Hal
ini sering dapat menjadi yang terbaik dicapai dengan memasukkan semacam latar depan atau
foreground yang menarik, misalkan saja batu, binatang dan lainnya. Anda juga bisa mencoba
memasukan garis pantai yang melengkung, rumput laut, tapak kaki di atas pasir sebagai foreground
yang menarik.
Sertakan objek latar depan dan latar belakang untuk menarik mata pemirsa. Image by Toby Keller
Saat memotret pantai yang meliputi laut dan pasir, ingat aturan sepertiga bagian atau biasa disebut
rule of thirds untuk menempatkan horizon perbatasan air dan langit dalam bingkai foto Anda.
Pencahayaan Foto Pantai

Kebanyakan foto pantai orang di tengah hari, ketika matahari sudah di atas kepala. Sehingga
mendapatkan pencahayaan yang keras, dengan highlight yang sangat terang dan bayangan yang
sangat gelap. Sudah tentu dengan pencahayaan sperti ini akan mengurangi detail foto pantai kita.

Sebaliknya, cobalah memotret pantai saat pagi haru atau di akhir hari, atau bahkan di sekitar
matahari terbit dan terbenam, untuk mendapatkan kualitas cahaya yang lebih lembu. Saat-saat jam
seperti itu juga bisa menghasilkan beberapa warna yang fantastis, dengan bayang-bayang panjang
yang membawa keluar tekstur pantai.

Gunakan Filter Polarizing

Filter polarisasi bekerja dalam fotografi pantai dengan ajaib, meningkatkan biru langit dan umumnya
membuat warna yang lebih cerah dan tajam. Filter CPL juga dapat digunakan untuk mempengaruhi
tampilan air karena filter CPL berfungsi mengurangi refleksi, yang memungkinkan Anda untuk melihat
ke dalam air laut.
Dapatkan Eksposur yang Tepat

Pasir seperti salju, adalah zat yang sangat reflektif, mengirimkan banyak cahaya ke sensor kamera
Anda. Jika Anda menempatkan kamera Anda dalam mode auto eksposur sering akan over-
kompensasi, underexposing dan mendapatkan foto pantai yang gelap dan kusam. Coba manfaatkan
fitur kompensasi eksposur kamera Anda untuk mendapatkan eskporure yang tepat.

Untuk daerah dengan banyak kontras, seperti perbatasan antara pasir yang terang benderang dan
area gelap, Anda mungkin tidak akan mampu mendapatkan kedua area dengan expsore dengan
benar. Pilih daerah mana Anda ingin benar terkena dan menggunakan spot metering untuk
memastikan mendapatkan gambar yang lebih baik. Atau Anda juga dapat menambahkan filter GND
agar mudah mendapatkan exposure.

Ingat karena memotret pantai rawan dengan pasir, selalu kenakan tali pengaman di sekitar
pergelangan tangan Anda atau leher agar aman, masukkannya kamera ke dalam tas pelindung setiap
kali Anda tidak memotret, dan tidak pernah meletakkan kamera Anda di pasir. Semoga artikel tips
fotografi memotret pantai ini berguna. Selamat hunting.
Tips Fotografi Memotret Bulan
Tuesday, February 5th, 2013 - Landscape
Bagikan artikel ini: Twitter Facebook Google +

Advertisement

Tips memotret bulan tidak segampang melihat keindahannya. Gunakan tips-tips fotografi untuk
mendapatkan pencahayaan, pengaturan kamera, komposisi dan tempat untuk memotret Bulan.
Karena bulan salah satu subjek yang lumayan tidak gampang untuk difoto.

Memotr
et Bulan saat senja. Image by jah

Tantangan berat saat memotret bulan adalah menemukan eksposur yang tepat. Memang benar
dengan pemikiran bahwa memotret lunar atau yang berhubungan dengan bulan itu fotografi yang
mahal. Benar adanya, karena untuk mendapatkan foto bulan yang sampai detail memerlukan lensa
tele yang harganya cukup mahal sekali.

Sekarang jauhkan anggapan motret bulan itu fotografi yang mahal. Kita bisa mendapatkan foto bulan
dengan hasil foto bulan yang fantastik menggunakan peralatan fotografi yang kita miliki sekarang.

Tips fotografi memotret bulan berikut ini akan mengajarkan Anda bagaimana untuk memotret bulan
seperti seorang profesional. Tips fotografi ini juga dapat membantu Anda untuk mendapatkan hasil
foto astrophotography yang keren terlepas dari anggaran dan pengalaman tentunya.
Tips Cara Memotret Bulan
Mengetahui Tahapan Bulan

Bulan bergerak mengorbit (jalan yang dilalui oleh objek) mengelilingi Bumi, sehingga dapat
memberikan berbagai bentuk atau false. Setiap fase bulan memberikan tampilan yang berbeda dan
nuansa. Bulan purnama adalah terang, tapi memilik cahaya yang cukup datar.
Gibbous moon dan kuartal cenderung menjadi objek yang paling menarik, sebagai pencahayaan
menghasilkan bayangan di permukaan Bulan yang dapat menyinari sawah dan pegunungan. Bulan
sabit adalah tergelap, namun dapat digunakan untuk menekankan suatu langit malam jika tidak
membosankan.

Memotret Bulan di Waktu Yang Tepat

Waktu terbaik untuk memotret bulan adalah saat senja (sebelum matahari terbit atau setelah matahari
terbenam), dengan waktu tersebut bulan dekat dengan cakrawala. Pada waktu hari ada cahaya sisa
di langit, yang membantu memilih detail di sekitarnya dan menambahkan warna menarik untuk langit
dan awan. Hal ini menghasilkan foto yang lebih atmosfer.

Anda akan menemukan tingkat cahaya berubah dengan cepat, jadi datang lebih awal agar Anda
banyak waktu untuk menyiapkan dan bersiap-siap. Fase bulan yang berbeda muncul baik terhadap
brightnesses yang berbeda dari langit, jadi tetap memotret seluruh senja untuk mendapatkan foto
bulan yang bagus.

Cobalah memotret bulan di malam hari untuk mendapatkan keindahan bulan. Hal ini sangat efektif
bila menggunakan lensa panjang. Bulan ini juga dapat dilihat pada siang hari, meskipun tidak
menonjol sehingga sangat baik digunakan untuk melengkapi beberapa kepentingan menjadi
foreground agar subjek utama tidak sendiri.

Gunakan kalkulator moonrise dan moonset untuk menemukan hari dimana bisa mendapatkan fase
bulan yang tepat
sesuai yang dikehendaki. Anda bisa gunakan kalkulator moonrise dan moonset ini menggunakan link
ini http://www.timeanddate.com/worldclock/moonrise.html

Isi Frame

Jika Anda memiliki lensa tele panjang, Anda bisa mendapatkan beberapa, gambar bulan yang
memilik detail yang fantastis. Untuk mendapatkan foto bulan yang memiliki detail Anda harus
menggunakan lensa terpanjang misalnya 300mm yang telah dianggap minimal, atau dengan 800mm
lebih disukai :).
Anda
akan membutuhkan lensa panjang untuk menangkap rincian dari permukaan Bulan. Image by Nick.

Anda juga bisa menggunakan teleconverters untuk mendapatkan foto bulan yang detail. Sebagai
contoh, Anda bisa melampirkan dua teleconverters 2x dengan lensa 200mm untuk memberikan focal
length 800mm. Ini akan mengurangi sedikit kualitas gambar Anda, tetapi lebih baik untuk
memperbesar foto yang diambil dengan menggunakan lensa standar.

Sertakan Bunga Sebagai Foreground

Jika Anda tidak memiliki anggaran untuk membeli lensa tele, maka Anda bisa mendapatkan beberapa
foto bulan yang keren cukup menggunakan lensa apapun, bahkan yang dengan lensa sudut lebar
sekalipun. Komposisi, ya Anda harus bermain menyesuaikan komposisi yang sesuai.
Gunaka
n objek latar depan untuk menambahkan konteks untuk foto bulan Anda. Image byWendell.

Anda bisa mencoba memotret Bulan melalui celah tumbuhan atau naik di atas pegunungan untuk
mendapatkan siluet agar menambah suasana dan konteks foto, sehingga memiliki lensa pendek
bahkan lensa wide sekaligus kalau kita mau mencoba bereksperimen tidak menjadi halangan
memotret bulan.

Kelemahan menggunakan teknik ini adalah sulitnya mendapatkan exposure yang tepat. Untuk
mengakali ini, selain menggunakan filter ND bisa juga dengan melakukan pengambilan gambar dua
kali. Gambar pertama dengan background gelap dan satunya detail foto bulannya. Kemudian
digabungkan menggunakan photoshop.

Mengurangi Getaran untuk Ketajaman

Sekali lagi kami mengingatkan bahwa kamera goyang bisa menjadi masalah yang nyata dalam
fotografi bulan atau fotografi lainnya. Terutama ketika menggunakan lensa sangat panjang. Gerakan
sedikit dapat menyebabkan foto terlihat kabur, ini akan merusak hasil foto kita. Sangat penting untuk
meminimalkan getaran sebagai berikut:

Gunakan tripod Sebuah tripod yang kokoh dan stabil sangat penting. Hal ini akan
mengurangi goyangan kamera, dan melindungi terhadap sumber-sumber eksternal getaran
seperti angin.
Memicu rana dari jarak jauh Gunakan kabel release atau remote untuk menghilangkan
goyangan akibat menekan tombol shutter. Jika Anda tidak memiliki satu ini, mengaktifkan
kamera Anda self-timer untuk efek yang sama.
Gunakan mirror lock-up Bahkan gerakan mirror kamera Anda dapat mengaburkan foto
Anda. Mode mirror lock-up ini akan bekerja dengan membuka cermin terlebih dahulu sebelum
Anda menekan tombol shutter. Jika kamera Anda memiliki pengaturan ini, hidupkan untuk
ketajaman foto yang ekstra.
Temukan Pengaturan Kamera yang tepat
Memilih pengaturan setingan kamera yang benar sangat penting saat memotret bulan, dan bisa
menjadi salah satu hal yang paling sulit untuk mendapatkannya. Karena dengan berbagai kondisi
pemotretan, tidak ada satupun setingan pengaturan kamera yang cocok dalam segala situasi.

Pilih pengaturan secara manual autoexposure Kamera Anda tidak akan mengatasi dengan
pencahayaan terhadapan bulan terang dan langit gelap, jadi beralihlah ke modus manual.
Mulailah dengan pengaturan difragma f/11, atur kecepatan ISO kamera Anda sekecil mungkin
misal ISO 100, dan kecepatan rana 1/250 per detik. Gunakan autofocus kamera Anda untuk
fokus di bulan, kemudian beralih ke mode fokus manual untuk mengunci jarak fokus.
Tes dan perbaiki Ambil foto bulan beberapa jepretan dan lihat hasilnya pada layar LCD
kamera Anda, zoom untuk memeriksa detail dan eksposur. Sesuaikan pengaturan yang
sesuai dan ulangi proses pemotretannya lagi. Bila menggunakan lensa sangat panjang,
cobalah untuk menjaga kecepatan rana Anda di bawah 1/2 detik untuk mengurangi blur.
Gunakan bracketing exposure Sebagai ide cadangan tambahan yang baik adalah untuk
menggunakan pengaturan braket eksposur.
Edit dengan Photoshop

Anda dapat menggunakan perangkat lunak editing digital untuk men-tweak foto bulan Anda sampai
terlihat seperti yang Anda inginkan. Misalnya, Anda dapat menggabungkan beberapa gambar
sehingga Bulan dan sekitarnya keduanya terekspos dengan sempurna, atau bahkan reposisi atau
mengubah ukuran Bulan untuk mendapatkan komposisi yang sempurna.
Menggunakan perangkat
lunak untuk memanipulasi foto Anda masih kontroversial, tetapi cara ini dapat menghasilkan
beberapa gambar keren. Foto ini menggabungkan 2 eksposur terpisah. Image by James Jordan.
Cukup sampai disini tips memotret bulan ini, semoga artikel fotografi ini bisa bermanfaat untuk
kita belajar fotografi. Anda juga bisa membaca Tips Fotografi Memotret Air Terjun yang Menakjubkan.
Tips Fotografi Memotret Air Terjun yang Menakjubkan
Friday, February 1st, 2013 - Landscape

Bagikan artikel ini: Twitter Facebook Google +

Advertisement

Air terjun terlihat indah tapi secara teknis sulit untuk memotret ari terjun. Temukan cara dan teknis
kreatif fotografi air terjun berikut ini. Air terjun menjadi subjek favorit pagi pecinta fotografi
landscape. Dengan keindahan gerakan air yang selalu berubah karakternya semakin menambah
keindahan alamnya.

Geraka
n adalah aspek kunci dari air terjun, jadi pastikan untuk memasukkannya ke dalam foto Anda. Image
by Paul Bica.
Namun memotret air terjun menjadi tantangan tersendiri jika belum memahami teknisnya. Tips
fotografi berikut tentang tips memotret air terjun yang akan membantu Anda mengambil gambar air
terjun yang menakjubkan. Karena jika kita sudah menguasai sisi teknis dan memiliki rasa kreatif
memotret subjek air terjun itu menjadi sangat menarik.
Tips Memotret Air Terjun
Abadikan Gerakan Air Terjun

Salah satu hal yang paling menarik tentang air terjun adalah gerakan airnya itu sendiri. Dari aliran air
yang berkelok-kelok di bebatuan, percikan dari semburan air yang menabrak bebatuan. Air terjun
selalu penuh energi dan keindahan.

Kunci untuk menangkap gerakan air terjun ini adalah memilih pengaturan kamera terbaik sebelum
kita mulai memotret. Atur kamera Anda ke pilihan Shutter Priority or Manual mode untuk pengaturan
detailnya sebagai berikut:
1. Shutter Speed

Setiap air terjun itu berbeda, dan tidak ada satu patokan shutter speed atau kecepatan rana yang
digunakan, tetapi jika kita ingin menangkap gerakan air terjun, kita harus menggunakan kecepatan
rana lambat, biasanya digunakan 0.3 detik hingga beberapa detik sampai efek mendapatkan efek
yang diinginkan.

Aturan praktis memotret air terjun yang baik adalah memulai dengan kecepatan 1 detik dan tes
mengambil gambar. Cek hasil fotonya pada layar LCD kamera Anda dan sampai Anda mendapatkan
efek kabut atau efek lainnya.

2. Gunakan Tripod

Dengan kecepatan rana rendah kita tidak akan dapat memegang kamera dengan tangan. Sebuah
tripod kokoh merupakan aksesori kamera digital penting memotret air terjun.

3. ISO

Set ISO Anda serendah mungkin, biasanya sekitar ISO 100 atau lebih rendah bila memungkinkan.
Hal ini mengurangi sensitivitas kamera kita, memungkinkan kita untuk menggunakan kecepatan rana
lambat tanpa overexposure. Menggunakan setingan ISO rendah juga memiliki manfaat tambahan
untuk mengurangi noise.

4. Diafragma

Menggunakan pengaturan aperture lensa hingga semsempit mungkin akan mengabitkan waktu
bukaan rana semakin lama. Namun dengan menggunakan setingan bukaan kecil akan memberikan
kedalaman maksimum foto air terjun kita, serta membuat detail fokus foto yang maksimal.

5. Filter

Jika kita tidak bisa mendapatkan pengaturan shutter speed lambat maka kita harus menggunakan
beberapa filter untuk mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke sensor kamera. Filter neutral density
(ND) bisa digunakan untuk mengurangi cahaya serta merubah efek warna air terjun.

Filter alternatif lainnya yang sangat baik adalah filter polarisasi (CPL). Filter CPL dapat melakukan
pekerjaan yang sama seperti filter ND dan juga memiliki manfaat tambahan untuk mengurangi refleksi
(misalnya dari air, batu basah, dan daun) dan meningkatkan saturasi warna untuk gambar yang lebih
jelas.

Memotret air terjun di waktu yang tepat

Sinar matahari yang sangat cerah dengan mudah dapat merusak foto air terjun. Karena kekuatan
cahaya yang menyinari air terjun akan menyulitkan kita untuk mendapatkan exposure yang tepat. Hal
ini juga menyebabkan banyaknya refleksi di air di benda yang basah.
Hindari sinar matahari terang
untuk menjaga eksposur Anda bahkan. Image by Nicholas.

Untuk menghindari masalah ini, memotret air terjun disarankan saat setelah dan sesudah matahari
terbit atau terbenam. Karen saat waktu tersebut cahaya matahari masih lembut dan lebih menyebar.
Saat matahari terbit dan ternggelam membuat kita lebih mudah untuk mendapatkan eksposur yang
baik. Selain itu cahaya yang masuk ke sensor kamera juga akan berkurang sehingga memungkinkan
kita untuk menggunakan setingan kamera dengan kecepatan rana lambat. Hari mendung juga bisa
menghasilkan kondisi pencahayaan yang sangat baik untuk alasan yang sama.

Cari Komposisi yang Menarik

Dengan semua aspek teknis memotret air terjun yang perlu dipertimbangkan, sangat mudah untuk
melupakan sisi kreatif memotret air terjun itu sendiri. Air terjun yang sama seperti subjek fotografi
lainnya yang sudah banyak diunggah jejaring sosial, dan itu kita perlu meluangkan waktu untuk
memilih komposisi menarik.

Mencari Sudut Pandang yang Tidak Biasa

Ketika dihadapkan dengan memotret air terjun, kebanyakan orang akan memotret dengan berdiri
tepat di tepi sungai atau hilir dan mengarahkan kamera kita secara langsung di air terjun. Dengan
cara begini kita akan mendapatkan foto air terjun yang membosankan, karena sudah sangat sering
melihat foto air terjun dengan sudut pandang seperti itu.

Mencari
sudut yang tidak biasa. Image by Jeff Smallwood.

Luangkan waktu menjelajahi sekitar air terjun untuk menemukan komposisi yang lebih menarik.
Cobalah memotret dari atas, melalui pohon atau semak-semak, dari balik air terjun, atau dari atas
sungai untuk mencari sudut pandang yang tidak biasa dan lebih kreatif.

Sertakan Pemandangan atau Orang

Harus dikatakan bahwa banyak air terjun terlihat sangat mirip satu sama lainnya, dan kadang-kadang
kita mendapatkan perasaan bahwa jika kita pernah melihat salah satu air terjun yang sama padahal
kedatangan pertama. Sebuah cara yang bagus untuk memotret air terjun dengan memasukkan
unsur-unsur lain yang menambah keindahan air terjun tersebut.

Foreground batu, jembatan, dan tanaman semuanya dapat membantu untuk memberikan konteks
foto kita lebih menarik. Dengan cara ini dapat memberikan penampilan rasa yang lebih baik yang
pernah kita lihat sebelumnya.

Memotret air terjun dengan bentuk landscape

Karena air terjun cenderung tinggi dan kurus, kebanyakan orang memegang kamera mereka dengan
cara portait. Sekali lagi, ini sering menghasilkan foto yang sama seperti foto air terjun yang sudha
ada. Memegang kamera Anda dalam orientasi landscape mungkin tampak wajar, tapi hal ini akan
memaksa Anda untuk mengambil foto dengan lebih kreatif dengan cara membingkai semua
keindahan di sekitar air terjun.

Belajar fotografi untuk memotret air terjun dapat menjadi subjek sulit. Mendapatkan gambar air terjun
yang sempurna membutuhkan kesabaran, pendekatan metodis, dan sejumlah eksperimen untuk
mendapatkan foto air terjun yang menakjubkan. Memotret air terjun juga bisa menggunakan 6 Tips
Fotografi Landscape yang sudah kami tulis sebelumnya. Selamat hunting !

6 Tips Fotografi Landscape


Wednesday, January 30th, 2013 - Landscape

Bagikan artikel ini: Twitter Facebook Google +

Advertisement

Landscape ada di mana-mana, dan memberikan subjek untuk belajar fotografi yang menarik. Pelajari
cara memotret landscape dengan cara yang menyampaikan arti dari sebuah kedalaman landscape
melalui artikel 6 Tips Fotografi Landscape berikut ini . Baca juga artikel yang sudah kami tulis
tentang tips memotret landscape.

Image
by Piero.
Kita dikelilingi oleh pemandangan yang indah, mengesankan dan menakjubkan. Pemandangan yang
dikemas dengan detail menarik, penuh warna sehingga tidak mengherankan bahwa pemandangan
adalah salah satu genre fotografi yang paling populer yang biasa disebut fotografi landscape.

Sayangnya, kadang-kadang bisa sulit untuk menerjemahkan pemandangan ke sebuah foto yang
menakjubkan. Terlalu sering kita dibiarkan dengan memotret yang datar, tidak melakukan
pengambilan gambar dengan sempurna.

Kunci untuk fotografi landscape yang benar adalah memilih waktu yang akan meningkatkan adegan
kecantikan alami pemandangan tersebut. Ketika kita menggabungkan ini dengan sudut pandang dan
komposisi yang menyampaikan kedalaman dan keagungan, kita telah memiliki resep atau tips untuk
foto landscape yang benar-benar menakjubkan.
6 Tips Fotografi Landscape
1. Pilih Spot Menarik

Kita dikelilingi oleh pemandangan yang memberikan kesempatan untuk belajar foto landscape, dari
padang rumput, pegunungan, persawahan dan lainnya. Pilih lokasi yang terdekat untuk
mempermudah mengeksplorasi dan untuk menemukan cara-cara baru yang tidak biasa untuk
memotret landscape.

Setelah Anda berada di lokasi , dan bahkan sebelum kita mengambil kamera dari kantungnya, lihat
dan tempat terbaik untuk memotret. Memang mudah jika datang ke lokasi dimana telah banyak orang
memotret di lokasi tersebut. Cobalah untuk menemukan lokasi yang berbeda untuk membuat foto
landscape yang menarik.

2. Foreground, middleground dan Background

Foto landscape yang menarik biasanya selalu mencakup unsur-unsur middleground, foreground dan
background untuk menambah kedalaman pada foto landscape tersebut. Dan mengundang mata
pemirsa untuk mengeksplorasi setiap sudut gambar dalam pikiran mereka.

Image by Marsh Gardiner.

Gunakan aperture sempit (bukaan kecil) untuk memaksimalkan kedalaman pemandangan, sehingga
semua bidang foto landscape kita berada dalam area fokus yang tajam. Tentu saja dengan
mempersempit aperture kita meningkatkan waktu bukaan rana, jadi pastikan untuk menggunakan
tripod untuk menopang kamera digital kita.

Menggunakan kamera dengan sudut lebar akan memudahkan perspektif foto landscape kita. Dengan
lensa lebar juga dapat meningkatkan cerita dalam foto. Lensa wide juga memiliki manfaat tambahan
untuk meningkatkan variasi rentang jarak fokus.

3. Lead the Eye

Buatlah foto landscape Anda sehingga fitur alami mengarah mata pemirsa ke dari foreground hingga
backgrund. Contoh sempurna mencakup aliran berkelok-kelok atau barisan pohon yang seolah
nampak bergerak ke kejauhan.

4. Waktu

Awal dan akhir hari adalah waktu terbaik untuk melakukan fotografi landscape. Pencahayaan di posisi
rendah mampu menciptakan bayangan yang menarik, menciptakan detail yang dalam, dan serta
warna langit bisa menambah suasana foto landscape yang menakjubkan. Waktu sekitar fajar dan
senja yang dikenal sebagai golden hour , dan profesional setuju bahwa waktu tersebut adalah waktu
terbaik untuk memotret landscape.

Hindari matahari siang jika memungkinkan. Sinar matahari yang cerah saat siang hari menciptakan
banyak kontras dalam foto kita, sehingga mudah untuk kehilangan detail di highlight atau bayangan,
atau keduanya. Lampu overhead yang keras saat siang hari juga cenderung meratakan deatil dari
foto landscape kita.

5. Gunakan Filter Polarizing

Banyak fotografer landscape yang telah menggunakan filter polarisasi , dan untuk alasan
mendapatkan foto yang baik , filter tersebut benar-benar melakukan keajaiban yang bekerja pada foto
landscape, mengubah langit jadi semakin biru, membawa keluar warna hijau yang terlihat subur di
sekitar dedaunan, dan menghilangkan refleksi yang mengganggu.

Ingatlah bahwa setiap filter yang kita gunakan akan meningkatkan waktu bukaan, membuat tripod
bahkan lebih penting. Baca juga artikel tentang Alasan Menggunakan Filter dalam Fotografi.
6. Hilangkan Awan

Jika Anda dihadapkan dengan langit yang memiliki warna kusam, mempertimbangkan untuk
memotong awan adalah ide cemerlang. Melakukan pemotongan awan kusam dapat menciptakan foto
yang tidak biasa (kita sudah terbiasa untuk melihat langit dalam fotografi landscape).

Semoga 6 Tips Fotografi Landscape untuk pemula ini bisa untuk bahan tambahan tips
fotografi landscape Anda. Selamat beraktivitas teman !
Tips Saat Memotret Fotografi Panorama
Friday, December 28th, 2012 - Landscape, Photoshop
Bagikan artikel ini: Twitter Facebook Google +

Advertisement

Ada beberapa cara dan tips membuat foto panorama, bisa dengan menggunakan kamera yang
memiliki fasilitas panorama atau dengan aplikasi/software seperti photoshop. Fotografi panorama
termasuk jenis fotografi yang memerlukan teknik sendiri.

credit http://www.flickr.com/photos/lsydney/

Foto panorama biasanya dibuat dengan memotret beberapa gambar/foto dan digabungan bersama-
sama dengan menggunakan media digital untuk mendapatkan gambar/foto yang jauh lebih besar dan
luas dengan skala atau ukuran serta detil yang tidak bisa dilakukan oleh format pemotretan standart.

Teknik Dasar Fotografi Panorama


Tips memotret panorama adalah dengan mendapatkan foto dengan memiliki detail dan ketajaman
gambar yang bagus. Selain itu, hal terpenting dalam fotografi panorama adalah memastikan setiap
foto yang akan digabungkan bisa menjadi satu bagian tanpa memeliki celah/terlihat adanya proses
penggabungan.
Tips menggabungkan foto panorama yang baik kuncinya dari foto yang diambil sebelumnya. Pastikan
foto yang akan digabungkan adalah foto yang tajam, gunakan kombinasi exposureagar
mendapatkan Depth of Field yang merata. Setelah mendapatkan pengaturan exposure yang tepat,
kuncilah dengan menggunakan mode manual.

Dan hal terpenting lainnya, kuncilah fokus agar mendapatkan keragaman titik fokus. Karena foto
panorama adalah gabungan dari beberapa foto, jadi intinya seluruh pengaturan kamera harus tetap
sama di semua pengambilan seri foto tersebut.

Teknik Memotret Panorama

Faktor yang paling penting saat proses penggabungan foto panorama adalah seperti apa foto yang
diambil. Semakin kecil perbedaan pada tepian setiap foto, maka sekamin kecil juga media digital
mengoreksi distorsi setia foto.

Cara paling sederhana memotret panorama adalah dengan memotret dalam posisi portrait. Dengan
bentuk portrait maka saat proses penggabungan akan meminimalisir perubahan prespektif di setiap
foto. Coba kita praktekkan memotret kembang api tahun baru dengan panorama nanti ya.

Memotret panorama dengan hanya menggunakan pegangan tangan bisa saja, asal kita bisa menjaga
kamera tetap stabil dan menggunakan shutter speed yang cukup cepat. Tripod dengan bracket
khusus untuk panorama tetap menjadi cara terbaik untuk menghasilkan foto yang tajam serta bebas
dari blur. Memutar kamera sedekat mungkin dengan nodal point merupakan hal yang bagus saat
pengambilan foto panorama.
Cara Menggabungkan Foto Panorama Dengan Photoshop

Jika sudah memiliki beberapa foto serial yang dirasa bagus, saatnya proses penggabungan foto-foto
tersebut dengan fitur photomerge di photoshop. Cara menggabungkan foto panorama menggunakan
photoshop adalah cara yang mudah dan sederhana. Selain photoshop juga ada beberapa software
untuk membuat foto panorama, namun kali ini hanya akan dibahas tentang photoshop saja.

Buka Photoshop
Select File Automate Photomerge
Klik Browse dan pilih gambar yang akan digabungkan
Pastikan pilihan Blend Images tercentang
Klik OK untuk memulai proses penggabungan

Setelah foto panorama sudah digabungkan, kita tinggal melakukan cropping untuk menghilangkan
kurva atau lengkungan yang ada di tepian gambar, kemudian kita juga masih bisa melakukan
pengolahan digital lagi untuk mendapatkan hasil yang kita inginkan misalkan menambah ketajaman
dll.
Semoga artikel tips fotografi membuat foto panorama ini bisa berguna, selamat mencoba, jangan
lupa dishare hasilnya
Bagaimana Memotret Lampu-Lampu Kendaraan Di Malam Hari
Tuesday, November 20th, 2012 - Landscape
Bagikan artikel ini: Twitter Facebook Google +

Advertisement

Cara memotret lampu-lampu kendaraan dimalam hari yang biasa disebut dengan teknik Light Trail
adalah dengan cara menggunakan shutter speed yang lama/lambat (slow speed/long exposure).
Memotret light trail mudah dilakukan jika mendapatkan tempat dimana dilewati kendaran saat waktu
sudah gelap (senja/malam hari).

Credit Dave Banbury/ flickr.com/photos/85242090@N02


Tips untuk mendapatkan foto light trail yang bagus tentu saja harus mencari tempat yang menarik.
Tentukan objek yang akan dijadikan foreground, background, framing yang akan dimasukkan ke
frame foto kita nantinya. Tidak ada kamera khusus untuk mempraktekan memotret Light Trail atau
lampu-lampu kendaraan di malam hari ini.

Tempat-tempat yang cocok untuk memotret lampu kendaraan dimalam hari atau light trail adalah
dimana tempat tersebut bisa melihat lampu-lampu kendaraan yang sedang lewat. Bahkan di sebrang
kendaraan yang lewat jika ada gedung-gedung bertingkat atau apapun itu yang menarik bisa
dijadikan background foto kita nantinya akan membuat foto light trail kita lebih menarik.

Prinsip cara memotret light trail atau lampu kendaran dimalam hari adalah shutter speed lambat
untuk memungkinkan kamera merekam alur cahaya yang dihasilkan lampu kendaraan yang sedang
lewat. Juga gunakan iso rendah untuk mendapatkan foto yang tajam dan mengurangi efek noise.
Bermainlah dengan setingan aperture untuk mendapatkan Depth of Field atau ruang tajam yang
diinginkan.
Aksesoris untuk perlengkapan memotret light trail selain tripod, filter ND jika dirasa perbedaan cahaya
terang gelapnya terlalu jauh, lens hood untuk mengurangi/menghindari flare yang berasal dari cahaya
di sekitar kamera. Menggunakan kabel release atau remotre shutter dan jika tidak memilikinya bisa
menggunakan setingan timer kamera untuk mengurangi goncangan saat menekan tombol shuter.
Tips Memotret Light Trail
Waktu : timing yang tepat untuk memotret lampu-lampu kendaraan biasanya dilakukan di
malam hari. Namun kita bisa mencoba waktu senja hari disaat langit masih memiliki cahaya
yang berwarna.
Lokasi : foto light trail biasa diambil dari sisi jalan, kita bisa mencoba naik gedung/loteng
bahkan bukit ataupun jembatan penyebrangan untuk memotret light trail.
Komposisi : yes komposisi berlaku untuk semua foto. Foto light trail pun diharuskan
memiliki poin of interest. Gunakan teknik Rule of Thirds untuk mendapatkan foto light
trail/lampu-lampu kendaraan yang menarik.
Kreatif : gunakan imajinasi dan kreatif Anda, potretlah dari berbagai posisi untuk
mendapatkan foto light trail yang tidak biasa namun menghasilkan foto luar biasa.
Tulisan ini hanya tips bagaimana menghasilkan foto Light Trails, pada prakteknya Anda diperlukan
untuk bereksperimen secara terus menerus. Dan perlu Anda ingat cara memotret light
trail bukanlah satu hal yang sulit untuk dilakukan jika kita rajin berlatih. Selamat hunting !
Shooting Sunrise & Sunset Around Indonesia
Thursday, November 8th, 2012 - Artikel, Landscape

Bagikan artikel ini: Twitter Facebook Google +

Advertisement

When the sun starts and ends the day, dazzling colors always decorate the horizon, to where
photographers sharpen their senses to capture the moment. And moment never comes twice that it
challenges outdoor photography enthusiasts.

The enchanting colors frequently stuns the photographers, making them neglect to manage their
creativity. They just shoot one photo without exploring any other possibilities, repeat it again and again
for years, and the photo remains the same. In fact, we can actually create a lot of alternatives only in
one spot since each moment has its own characteristic.

A proverb says, Everything is always the same under the same sun. Every place on Earth has its
sunrise and sunset because we are under the same sun. However, photographs of sunset and
sunrise are not merely to put the horizon line precisely.

There are so many specific elements in every location that we can make them as a distinguishing
marker for sunrise and sunset photos. At Sanur Beach, Bali, we can combine the sunrise with a
fishing boat or with coconut trees, or combine all the elements to make it more captivating. Tanah Lot
Temple and the rocks along the shore can be foreground and background that never remain the same
everytime we hunt for sunset in the area.
We live in the same universe, but theres always a unique space for us to create distinctive photos.
Technique can be trained and learned, but taste and significance embedded in every photograph is
like a characteristical finger print of the photographer.

Tips Fotografi Memotret Petir


Thursday, October 25th, 2012 - Landscape
Bagikan artikel ini: Twitter Facebook Google +

Advertisement

Musim hujan sepertinya sudah datang, nah saatnya nulis tips fotografi cara memotret petir (kilat
atau halilintar). Saat musim hujan akan ada momen indah yang telah dinanti para penggemar
fotografi. Kemunculan cahaya petir dan kilatan halilintar akan menjadi obyek menarik untuk di
abadikan.

copyright flickr.com/photos/76446523@N05
Lighting Hunter sebutan para pemburu petir di luar negeri sana. Kemunculan petir yang tidak dapat
diduga membuat teknik memotret petir menjadi cukup sulit. Meski telah banyak artikel yang
mengulas tips memotret kilatan halilintar, faktor kesabaran dan keburuntungan menjadi bagian
terpenting saat memotret petir selain harus menguasai tekniknya.
Selain kesabaran, saat memotret petir juga harus memikirkan keselamatan. karena seperti kita
ketahui kilatan petir dapat menyakiti bahkan membunuh kita bila terkena samberan cahaya petir yang
memiliki aliran listrik yang cukup kuat. Jadi hati-hati dalam memilih lokasi pemotretan, Ambil foto atau
menyingkir dari lokasi berbahaya.

Tips sederhana memotret petir adalah dengan menunggu penuh kesabaran melihat bagian langit
mana yang mempunyai frekuensi petirnya sering terjadi. Secara teknik, memotret petir
diperlukan teknik slow speed untuk menangkap cahaya petir agar lebih sempurna. Sementara itu
setingan diafragma bisa menggunakan bukaan lebar ataupun kecil tergantung seperti apa foto yang
diinginkan.
Lensa yang cocok untuk memotret petir adalah lensa wide (lebar) agar dapat menangkap sudut
yang lebih luas. Dengan lensa lebar, kita bisa mudah mengatur komposisi foto misalkan dengan
memasukkan rumah, gedung, pepohonan ke dalam frame untuk mendapatkan foto yang bagus.
Berikut tutorial bagaimana cara memotret atau membuat foto Petir, termasuk apa saja yang
dibutuhkan.
Perlengkapan Memotret Petir
1. Tripod, untuk membuat kamera tetap stabil
2. Camera yang memiliki fitur manual
3. Kabel release atau Remote, penting untuk mengunci shutter selama beberapa detik dalam
mode bulb jika diperlukan
4. Sabar untuk menunggu petir datang

Prinsip memotret cahaya petir adalah biarkan petir menjadi Flash atau sumber cahaya bagi foto anda.
Ketika kita melepaskan shutter dan kita kunci dalam waktu tertentu, saat shutter terbuka dan petir
menyambar, maka petir akan merekam jalannya cahaya dalam sensor kamera anda sampai waktu
dimana anda menutup shutter kamera anda.

Tips Memotret Petir


Gunakan tripod dan kabel release jika ada, kalau tidak ada gunakan timer.
Gunakanlah manual focus, dan focusing di tempat yang kira-kira petir menyambar. Akan lebih
bagus lagi kalau anda menerapkan Teknik Hyperfocal untuk mendapatkan fokus yang tajam
sampai ke titik tak terhingga (infinity).
Set ISO rendah, karena ketika anda membuka shutter selama 20 detik atau lebih Petir ini
sudah cukup terang untuk memberikan eksposure di sensor.
Gunakan aperture yang kecil jika ingin mendapatkan foto yang tajam dari ujung ke ujung.
Gunakan mode RAW sehingga bisa di adjust kemudian untuk mendapatkan keseimbangan
warna yang lebih bagus.
Gunakan filter ND atau GND jika awannya masih terlalu terang
Bisa dicoba menggunakan AF mode di setting AI-servo/AF-C
Continous shooting mode, biasa disebut nge-brust yang sekali jepret bisa dapet 5 frame atau
lebih tergantung fitur kamera kita.

Setelah kita arahkan kamera ke area dimana kira-kira petir akan muncul, selanjutnya tembakkan
shutter dengan kabel release atau remote, kunci dan tunggu hingga beberapa detik. Coba lagi foto
petir berikutnya, tembak, kunci, tunggu lagi, dan ulangi lagi sampai anda mendapat pola aliran petir
yang paling bagus.
Pastikan hasil foto-foto petir setelah menerapkan teknik memotret petir tidak under exposure atau
over exposure. Jika fotonya terlalu gelap, turunkan F-stop number atau naikkan ISO, sebaliknya bila
fotonya terlalu terang, naikkan F-stop number atau turunkan ISO. Terapkan teknik segitiga exposure
dan juga aturan komposisi.

Ketika anda berada dalam lokasi dan waktu yang banyak terdapat petir menyambar, ambil foto
sebanyak-banyaknya. Anda tidak akan pernah tahu kapan petir yang sempurna akan menyambar,
sehingga setelah shutter anda selesai menangkap gambar dalam satu waku exposure, tembakkan
shutter lagi dan lagi. Jangan habiskan waktu untuk mereview hasilnya atau anda akan ketinggalan
petir yang bagus. Selamat mencoba !
Tips Memotret Slow Speed Agar Lebih Dinamis
Wednesday, October 3rd, 2012 - Landscape

Bagikan artikel ini: Twitter Facebook Google +

Advertisement

Tips memotret slow speed atau SS adalah memotret dengan cara menggunakan shutter
speed yang rendah (nilai besar). Dengan menggunakan teknis slow speed akan mendapatkan foto
yang memiliki kesan lebih dinamis. Pada artikel memahami shutter speed disebutkan, slow speed
digunakan pada kondisi kurang cahaya, karena shutter dibuka lebih lama agar kamera dapat
mengumpulkan cukup cahaya untuk menghasilkan gambar yang kita inginkan.

Namun dalam fotografi, selain digunakan dikondisi kurang cahaya, teknis slow speed juga bisa
digunakan untuk memberikan kesan dinamis di beberapa obyek yang bergerak, misalnya air terjun,
ombak air laut, pergerakan bintang dimalam hari dan lain-lain. Pada artikel kali ini akan
diberikan tips-tips memotret dengan teknis slow speed pada obyek bergerak seperti ait terjun dan
lainnya tersebut.
Hal yang perlu dipahami saat memotret obyek bergerak seperti air, baik itu di laut, di danau maupun
air terjun, harus ada sedikit perhitungan yg harus dilakukan untuk mendapatkan foto sesuai dengan
yang kita inginkan. Misalnya kita ingin memotret slow speed air terjun dan kita juga ingin
memasukkan batu sebagai foreground di dalam hasilnya. Artinya kita ingin mendapatkan area
tajam/DOF yang lebar. Maka disarankan menggunakan setingan apperture/bukaan diafragma kecil
antara F16 sampai F22.
Kemudian exposure time atau shutter speed juga harus diperhitungkan seperti apa hasil foto yang
kita inginkan. Semakin deras air terjunnya semakin sedikit juga waktu yang kita butuhkan untuk
membuat air terjun menjadi halus. Jika kita masih ingin memperlihatkan batu-batu di bawah air
kelihatan detailnya, maka shutter speed 1-3 detik sudah cukup. Karena jika semakin lama shutter
speednya, akan membuat air semakin halus dan akan mengaburkan batu-batu yang ada di bawah
permukaan air.

Ok berikut ini akan kamis sharing beberapa tips cara memotret slow speed air terjun, ombak air
laut dan lainnya yang mesti diperhatikan sebelumnya, jika Anda memiliki tambahan silahkan
tambahkan di form komentar ya.
Tips Memotret Dengan Teknis Slow Speed
1. Tripod dan Kabel/Remote Release : tripod adalah wajib
hukumnya saat ingin memotret dengan menggunakan teknis
exposure time yang lama atau dikenal dengan slow speed.
Dengan tripod kita bisa mengurangi gerakan pada kamera yang
mengakibatkan hasil foto jadi blur. Jika tidak memiliki cable
release kita bisa memanfaatkan fitur shutter timer pada kamera
digital kita.
2. Waktu : waktu yang tepat memotret slow speed adalah sama
seperti memotret landscape pagi hari atau sore hari saat cahaya
belum terlalu kuat.
3. Mode Manual atau Aperture Priority : Jika anda sudah
memahami teknik segitiga exposure mode manual adalah sebagai
pilihan. Jika Anda tidak mau pusing mode aperture priority (A/AV)
adalah pilihan yang tepat. Seting aperture kamera sesuai
ketajaman/DOF yang kita inginkan. F5.6 hingga F11 atau F 16
hingga F22 menjadi pilihan jika ingin mendapatkan DOF yang selebar-lebarnya.
4. Shutter Speed : Semakin lama setingan shutter speed, semakin halus efek air terjunnya, namun
detail dibalik air akan hilang. Karena speed maksimum kamera umumnya hanya sampai 30 detik,
maka jika Anda ingin membutuhkan waktu lebih dari itu, gunakan setingan BULB (B) namun perlu
remote/kabel release.
5. ISO : Gunakan setingan ISO sekecil mungkin untuk mendapatkan shutter speed yang lambat. Juga
mempertahakan foto agar lebih tajam dan terhindar dari NOISE.
6. Filter : Dalam memotret slow speed, pada umumnya
menggunakan filter untuk mengurangi cahaya yang masuk.
Penggunaan filter tanpa tujuan yang jelas harus dihindari.
Karena setiap penambahan filter di depan lensa akan
semakin menurunkan kualitar foto kita. Beberapa jenis filter
yang biasa digunakan : CPL, GND, ND.
7. Komposisi : Nah masih ingat artikel tentang
unsur/elemen penting dalam fotografi ? gabungkan teknis
memotret landscape dan Rule of Third saat memotret slow
speed ombak air laut atau air terjun untuk mendapatkan
hasil yang maksimal.
8. Latihan : Tidak ada yang instan di dunia ini selain mie.
Maka sering-seringlah latihan untuk mendapatkan hasil
yang diinginkan dan melihat website galeri foto untuk
mencari inspirasi (bukan untuk meniru).
Tips memotret slow speed ini bisa Anda kombinasikan dengan tips memotret landscape pada artikel
fotografi sebelumnya agar hasil foto slow speednya lebih menawan. Selamat Mencoba !
Tips Memotret Sunrise dan Sunset
Saturday, September 29th, 2012 - Landscape, Sunrise, Sunset

Bagikan artikel ini: Twitter Facebook Google +

Advertisement

Tips memotret sebelumnya sudah dibahas tentang tips fotografi landscape, kali ini akan
mengulas tips memotret foto sunset dan sunrise agar terlihat lebih hidup. Dalam fotografi
landscape, sunset dan sunrise adalah waktu yang umumnya ditunggu-tunggu untuk memotret. Ada
istilah yang mengatakan, seseorang belum bisa disebut fotografer landscape, jika belum memotret
Sunrise atau Sunset :).
Ada yang bilang juga, cara memotret sunset/sunrise merupakan salah satu yang harus dipelajari
dan dilakukan jika sedang serius mempelajari fotografi. Karena jika Anda sudah dapat memotret
suasana sunset atau sunrise dengan baik, setidaknya ada kepuasan tersendiri sudah dapat
melampaui tahapan wajib dalam pelajaran fotografi dasar.
Namun jika Anda sudah pernah mencoba memotret sunset atau sunrise tetapi kurang puas dengan
hasilnya, mari kita simak tips memotret sunset dan sunrise agar dapat hasil yang optimal berikut
ini :

credit foto : nationalgeographic

Tips/Cara Memotret Foto Sunset dan Sunrise


1. Riset Lokasi

Sebelum mendatangi lokasi untuk memotret sunset atau sunrise, ada baiknya menari informasi
mengenai lokasi tersebut. Bagaimana menuju ke sana, apa saja yang perlu dipersiapkan, bagaimana
kondisi di lokasi. Jangan sampai sudah jauh-jauh datang ternyata tidak mendapatkan sunset ataupun
sunrise .

2. Cari Referensi

Setelah mendapatkan informasi lokasi memotret sunrise atau sunset, perlu juga mencari referensi
foto-foto apa saja yang sudah pernah diambil oleh fotografer lain. Bukan soal meniru, namun
sebaliknya. Harapan dengan mencari referensi agar jangan sampai foto kita mempunyai kemiripan,
ambil dari sudut dan angle yang berbeda.

3. Berangkat Lebih Awal

Datang lebih awal untuk persiapan serta menentukan spot di mana Anda akan memotret, mengingat
momen sunset atau sunrise tidak berlangsung lama. Golden hours adalah saat 1-2 jam sebelum
matahari terbenam (sunset) hingga 30 menit sebelum matahari terbenam, dan 1-3 jam sejak matahari
terbit, dimana golden light atau sinar matahari akan membuat warna keemasaan pada object. Blue
hours adalah beberapa saat, biasanya hingga 20-30 menit setelah matahari terbenam (sunset),
dimana matahari sudah tebenam, tapi langit belum gelap hitam pekat. Pada saat ini langit akan
berwarna biru.

4. Gunakan Tripod dan Kabel Release

Karena momen sunrise atau sunset adalah saat dimana bumi sudah minim akan cahaya matahari,
makan harus menggunakan kecepatan rana yang rendah/mabat untuk mendapatkan exposure yang
tepat. Maka gunakanlah tripod dan kabel release (jika ada), untuk membantu mengurangi getaran.
Sekedar tips jika tidak memiliki kabel release bisa memanfaatkan shutter timer kamera.

5. Tentukan Objek Foto untuk Foreground

Meski tujuan utama adalah memotret sunset/sunrise, namun jangan lupa memberikan tambahan
foreground agar foto anda lebih berdimensi. Macam foreground untuk sunset/sunrise bisa dalam
dalam bentuk orang, pohon, rumah, kapal perahu, ataupun yang lain. Jika FG tidak ingin dijadikan
foto siluet, gunakan flash untuk memberikan cahaya pada objek FG nya. Caranya metering ke sekitar
matahari, fokus ke foreground dan jepret .

6. Gunakan Filter

Filter sangat berguna untuk membuat efek-efek gradasi cahaya yang lebih bagus saat memotret
sunrise ataupun sunset. Dengan menggunakan filter ND, GND ataupun CPL dan lainnya, Anda akan
mendapatkan efek gradasi yang lebih dramatis.

7. Gunakan Lensa Tele atau Lensa Wide

Memotret sunset atau sunrise menggunakan lensa wide/sudut lebar (wide angel) merupakan hal yang
biasa, tetapi jangan hanya terpaku pada lensa itu. Manfaatkan rentang lensa yang lain, misalnya
lensa tele. Agar mendapatkan detail dari mataharinya.

8. Gunakan White Balance Cloudy

Seperti pada artikel tips memotret tentang Definisi dan Cara Setting White Balance telah dijelaskan,
preset WB cloudy bermanfaat jika kita memotret cuaca mendung dan saat pagi hari atau senja hari.
Dengan setingan white balance cloudy, bisa menambah dan memperkuat warna kuning kecoklatan
pada warna matahari.
9. Gunakan Spot Metering

Untuk mendapatkan foto sunset atau sunrise yang bagus dengan exposure yang tepat, gunakan
mode metering spot atau mode sunset scene jika Anda menggunakan kamera saku untuk memotret
sunset/sunrise. Baca juga artikel Memahami Fungsi Metering Kamera Digital. Lakukan metering di
sekitar matahari dan jangan tepat di mataharinya.

10. Buatlah Foto Siluet


Foto siluet masih menjadi daya tarik dijadikan foreground/FG pada foto sunrise atau sunset. Karena
foto siluet dapat memberikan cerita sendiri pada foto tersebut. Jadi jangan hanya terpaku pada
pemandangan langit sunset dan sunrise saja. Cara memotret siluet cukup mudah, arahkan metering
kamera ke cahaya yang paling terang (sekitar matahari) kemudian arahkan fokus pada obyek yang
akan dijadikan siluet bisa berupa manusia atau apapun yang ada di dekat Anda. Jangan lupa konsep
Rule of Third ya :).
11. Perhatikan Matahari

Jangan sampai terlena dengan obrolan bersama teman misalnya, perhatikan kapan saat sunset atau
sunrise tiba. Jika sudah tiba, jangan berhenti untuk memotret dan jangan lewatkan momennya. Dan
juga jangan buru-buru untuk mengemas kamera jika matahari sudah melewati garis horizon. Karena
cahaya sunset saat matahari baru tenggelam alam akan mengeluarkan cahaya yang indah. Dan
begitu juga saat pagi hari/sunrise, cahaya saat matahari belum kelihatan juga mengeluarkan cahaya
dan warna indah.

12. Berdoalah

Seperti pada artikel tips fotografi landscape, 90% butuh waktu dan tempat yang tepat. Begitu juga
dengan memotret sunrise dan sunset butuh kesabaran dan keberuntungan, sudah jauh-jauh datang
tiba-tiba datang hujan apa mau dikata ? :).

Nah 12 tips memotret foto sunrise dan sunset ini bisa anda padukan dengan tips memotret
landscape juga. Ok teori sudah, sekarang saatnya kita praktek. Selamat Mencoba.
Tips Memotret Foto Landscape
Friday, September 28th, 2012 - Landscape, Sunrise, Sunset
Bagikan artikel ini: Twitter Facebook Google +

Advertisement

Apakabar kawan ? sehat kan ? baiklah, tips memotret kali ini tentang tips memotret foto landscape
agar lebih menarik. Bukan berarti penulis sudah memahami betul tips fotografi landscape, namun
lewat artikel ini hanya sekedar sharing tips dasar. Selebihnya Andalah yang harus menentukannya.
Jenis fotografi ini ada yang bilang 90% butuh berada ditempat dan waktu yang tepat.

Selain ketepatan waktu dan tempat, sisanya kita tinggal jepret sudah jadi foto landscape :). Tips
dasar memotret landscape adalah sabar. Sabar menunggu datangnya matahari, sabar menunggu
matahari tenggelam, dan lain-lain. Jenis fotografi ini juga selalu mengingatkan kita atas kebesaran
SANG PENCIPTA dan selalu membuat kita bersyukur kita masih mampu menghirup udara pagi yang
sejuk disertai lukisan cahaya karya-Nya.
Langkah dasar untuk mendalami fotografi landscape adalah dengan mendefinisikan alam sebagai
rasa tersendiri. Dengan rasa tersebut, kita mampu membayangkan foto yang akan diambil dan
mengantisipasinya bahkan sebelum memegang kamera sekalipun sudah terbayang seperti apa hasil
fotonya.
Cara memotret foto landscape termudah adalah dengan mengisolasi elemen yang paling penting
dan mewakili dari seluruh elemen yang ada. Fotografi landscape harus berusaha memilih
elemen/unsur yang bisa memperkuat POI atau Point Of Interest, kemudian tidak memasukkan
elemen lainnya sebagus apapun jika akhirnya hanya memperlemah elemen yang menjadi POI-nya.
Baiklah, berikut ini adalah kumpulan tips memotret foto landscape, ada baiknya terlebih dahulu
Anda baca artikel tentang Konsep Rule of Third, POI atau Point Of Interest, Depth of Field (DOF) dan
juga artikel tentang segitiga exposure.
Kumpulan Tips Fotografi Landscape
1. Maksimalkan Depth of Field (DOF)

Sebagai keharusan tersendiri, foto landscape selayaknya tajam dari foreground hingga ujung horizon
atau background. Masih ingat artikel definisi aperture dan DOF/Depth of Field kan ? nah artikel itu
sebagai modal awal kita. Cara untuk mendapatkan ketajaman foto landscape yang seluas-luasnya
(DOF lebar) gunakan bukaan diafragma/aperture yang sekecil mungkin yang ditandai dengan F
angka besar, misalnya f14, f16, f18, f22, f32, dst.

Cara untuk mendapatkan foto tajam pada landscape dengan cara menerapkan teknis Hyperfocal
Distance dengan meletakan titik fokus pada posisi yang tepat untuk mendapatkan bidang fokus yg
seluas-luasnya yg dimungkinkan sehingga akan tajam dari depan/foreground hingga ke background.
2. Gunakan Tripod dan Cable Release

credit foto: Yadi Yasin

Karena kita menggunakan setingan bukaan diafragma kecil (F number besar) untuk mendapatkan
DOF selebar-lebarnya, semakin lama juga exposure yang didapatkan. Untuk itu, untuk mengurangi
gerakan/goyangan kamera, sangat disarankan menggunakan tripod dan cable release.

3. Cari Titik Fokus atau Focal Point


Yang dimaksud titik fokus disini bukanlah lokasi tempat kita mengarahkan fokus lensa. Namun titik
dimana mata penikmat foto akan pertama kali tertuju kemudian menjelajah seisi area foto. Focal point
bukannlah POI ( point of interest ), tapi POI juga bisa menjadi focal point. Justru focal point yang akan
menjadi titik awal untuk mengeksplorasi POI.

Sebuah foto landscape tanpa focal point akan terlihat sebagai foto landscape yang datar. Aturan Rule
of Third sangat berpengaruh sebagai cara peletakan focal point. Focal point bisa berupa berupa
bangunan (yg kecil atau unik diantara dataran kosong), pohon (yg berdiri sendiri), batu (atau
sekumpulan batu), orang atau binatang, atau siluet bentuk yg kontrast dgn BG, dst.

4. Carilah Foreground (FG) Yang Kuat

Karena foreground juga bisa menjadi focal point sebuat foto landscape, maka jangan lupakan untuk
memposisikan foreground dengan benar. Bahkan Mas Yadi Yasin seorang fotografer spesialis
landscape mengatakan, foreground yang baik menentukan sukses tidaknya sebuah foto landscape.
Ada juga yang bilang foto landscape tanpa foreground sama seperti sayur tanpa garam :).
Foreground foto landscape bisa berupa apa saja tinggal kita jeli melihat dan mengolahnya misalnya
bebatuan, ranting, rumput dll.

5. Pilih langit atau daratan

Ok saatnya anda memilih, ingin menonjolkan awan yang lagi bergelora atau ingin menonjolkan
daratan yang memiliki batuan yang memukau ? Jangan serakah, tonjolkan kekuatan dan biarkan saja
kelemahannya. Saat sunset atau sunrise langit memang akan sangat menggoda. Tetapi tetap ingatlah
aturan komposisi rule of third.

Berikan bagian yang ingin ditonjolkan sebanyak 2/3 dari frame. Letakkan garis horizon, di 1/3 bagian
atas kalau kita ingin menonjolkan Foregroundnya-nya, atau letakkan horizon di 1/3 bagian bawah,
kalau kita ingin menonjolkan langitnya.

Seberapa bagus pun daratan dan langit yang kita temui/hadapi saat memotret, membagi 2 sama
bagian antara langit yang dramatis dan daratan/FG yang menarik akan membuat foto landscape
menjadi tidak focus, krn kedua bagian tersebut sama bagusnya.

Tapi, ingatlah aturan Rule of Third bukan berarti tidak bisa dilanggar. Gunakan visi anda sendiri saat
memotret. Sudah tahu aturannya ? Kalo begitu sekarang waktunya untuk dilanggar
6. Tangkap Momen Gerakan Alam

Sebagian orang berharap foto landscape adalah foto yang damai dengan pemandangan yang tenang.
Foto landscape tidak hanya tentang langit dan bumi. Namun semua elemen alam baik yang bergerak
ataupun diam. Bahkan dengan menangkap pergerakan alam seperti air terjun, ganasnya ombak air
laut, awan yang sedang berjalan dan lainnya mampu menjadikan foto landscape lebih menarik.

7. Golden Hours & Blue hours

Dalam fotografi landscape, cahaya dari samping muncul saat pagi hari dan sore hari. Pada waktu ini,
warna warni terlihat sangat bagus dan landscape terlihat sangat hidup. Golden hours adalah saat 1-
2 jam sebelum matahari terbenam (sunset) hingga 30 menit sebelum matahari terbenam, dan 1-3 jam
sejak matahari terbit, dimana golden light atau sinar matahari akan membuat warna keemasaan
pada object.

Blue hours adalah beberapa saat, biasanya hingga 20-30 menit setelah matahari terbenam (sunset),
dimana matahari sudah tebenam, tapi langit belum gelap hitam pekat. Pada saat ini langit akan
berwarna biru.

8. Cek Garis Horizon

Meskipun sekarang dgn mudah kesalahan ini dapat di koreksi dgn software foto editor tapi saya
masih berkeyakinan get it right the first time akan lebih optimal kata seorang Yadi yasin. Dua hal
penting sebelum menekan tombol shutter yang harus diperhatikan, apakah horizon sudah lurus dan
apakah horizon sudah di komposisikan dengan baik.

9. Jangan Terpaku Satu Titik


Saat memotret foto landscape kadang sering terpaku di sudut pandang atau angle di satu titik yang
sudah umum kita lihat hasil foto sebelumnya. Carilah view yang berbeda, coba view sejajar dengan
tanah, atau naik ke atas pohon. Biarkan imajinasi anda mengalir dan mencari view yang sesuai
dengan visualisasi dan imajinasi anda.
10. Pergunakan Alat Bantu

Meskipun semakin canggih fitur software pengolah


foto untuk memperbaiki hasil foto. Namun jika kita sudah melakukan pengambilan gambar dengan
benar, kita akan lebih ngirit waktu untuk itu bukan ? John Tefon, seorang spesialis photoshop pernah
mengatakan motret itu 100% dan editing itu juga 100%.
Selain tripod dan cable release, berikut ini alat bantu filter untuk mendapatkan foto landscape agar
lebih baik:
CPL filter
ND filter
Graduated ND filter
Graduated color filter
Bubble level jika tdk ada grid pada view finder atau gunakan focusing screen dgn grid, sangat
membantu untuk mencapai levelnya horizon
Demikian artikel tentang 10 Tips Memotret Foto Landscape ini, mudah-mudahan bisa berguna
untuk Anda. Jangan segan untuk memberi komentar sekedar mengoreksi ataupun ingin
menambahkan tips memotret landscape agar lebih bagus hasilnya. Selamat Mencoba !

Anda mungkin juga menyukai