FOTOGRAFI DESAIN
Cara Memotret yang Baik, Dimulai dari Persiapan hingga Menjadi Foto
OLEH :
DEWI IRAWATI
2014170201010
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memotret saat melakukan pendakian gunung memiliki tantangan tersendiri
dibandingkan memotret di tempat-tempat lain. Bagaimanapun biasanya tujuan
utama kita mendaki gunung adalah menikmati keindahan alam selama pendakian,
berharap
bisa
mencapai
puncak
gunung
tersebut
dan
yang
terpenting
BAB II
PEMBAHASAN
1.
2.
Cari Informasi dan Lihat Foto-Foto dari Gunung yang Hendak Didaki
Mencari informasi mengenai gunung yang hendak dituju dari berbagai sumber
baik internet, dari teman-teman yang pernah kesana, dll, akan membantu kita
memahami seperti apa kondisi gunung tersebut. Biasanya setiap gunung memiliki
tempat-tempat yang sangat terkenal dan menjadi icon, misalnya Danau
Ranukumbolo di Gunung Semeru, Danau Segara Anak di Gunung Rinjani, dll. Hal
ini akan memberikan gambaran kepada kita berbagai kemungkinan untuk
melakukan pemotretan bentang alam gunung tersebut.
Jika memungkinkan cobalah melihat-lihat terlebih dahulu foto-foto yang
pernah terekam oleh fotografer-fotografer yang pernah berkunjung kesana. Hal ini
akan memberikan gambaran mengenai objek-objek disana dan kemungkinankemungkinan yang bisa anda lakukan untuk menghasilkan foto-foto yang berbeda
dari yang sudah pernah diabadikan sebelumnya.
3.
Anda mungkin punya seabrek lensa di rumah. Namun membawa semua lensa
tersebut saat mendaki gunung tentunya bukan keputusan terbaik karena akan
menambah beban selama pendakian dan menguras energi, kecuali jika anda
menggunakan jasa porter atau asisten pribadi khusus untuk membawa
perlengkapan-perlengkapan tersebut selama pendakian.
Pilihlah lensa yang benar-benar dibutuhkan. Objek yang paling dominan pada
saat pendakian adalah pemandangan/ bentang alam. Setelah itu mungkin
mengabadikan aktivitas teman-teman anda selama pendakian dan yang terakhir
adalah objek-objek makro dan close up seperti bunga, serangga, dll. Dari ketiga
objek tersebut, pemandangan/ bentang alamlah yang paling mendominasi foto-foto
selama pendakian.
Salah satu lensa yang mungkin patut dipertimbangkan untuk dibawa pada saat
mendaki gunung adalah lensa wide (wide lens). Lensa ini biasanya memiliki
panjang focal length sekitar 10-40 mm. Dari namanya, wide, dengan lensa ini kita
bisa menangkap/ memasukkan view yang lebar/ luas dalam sebuah bidang foto,
sehingga sangat cocok untuk memotret pemandangan atau bentang alam
pegunungan. Beberapa contoh lensa wide di pasaran misalnya Canon EF-S 10-22
mm f/3,5-4,5 USM, Tokina 11-16 mm f/2,8 DX, Nikon AF-S DX 10-24 mm f/3,5-4,5
DX, dll.
Foto di atas diambil dengan menggunakan lensa wide 10-22 mm. Dapat dilihat
bahwa dengan lensa wide memberikan keleluasaan untuk mengambil view
pemandangan selebar mungkin. View selebar ini tentunya tidak akan bisa diperoleh
jika menggunakan lensa telephoto, katakanlah misalnya lensa 55-250 mm, dari
posisi yang sama seperti gambar di atas.
Lantas apakah lensa telephoto atau lensa standard zoom yang umumnya
memiliki sudut pandang atau view lebih sempit dibanding lensa wide tidak bagus
untuk dibawa pada saat mendaki gunung? Tentu saja tidak demikian. Setiap lensa
dirancang memiliki fungsi dan kelebihan masing-masing. Lensa telephoto atau
lensa standard zoom dengan rentang focal length yang cukup panjang memiliki
kelebihan tersendiri. Salah satunya adalah lensa ini memungkinkan kita untuk
memotret objek dari jarak yang cukup jauh.
Berapa buah lensa yang harus dibawa pada saat mendaki gunung? Jawabannya
ditentukan oleh berbagai faktor diantaranya beban dan kebutuhan anda. Semakin
banyak lensa yang dibawa tentunya akan semakin menambah beban selama
pendakian. Biasanya dua buah lensa dengan rentang focal length yang saling
melengkapi sudah lebih dari cukup untuk memotret berbagai objek di gunung.
Lebih dari itu, biasanya akan jarang dipakai. Bagaimana jika seandainya anda
hanya ingin membawa satu buah lensa saja karena tidak ingin repot misalnya?
Mungkin lensa dengan rentang focal length yang lebar seperti lensa 18-200 mm,
lensa 18-135 mm atau lensa 24-105 mm bisa jadi pilihan. Lensa seperti ini
memungkinkan anda memotret berbagai objek mulai dari jarak dekat hingga jarak
jauh karena rentang focal length-nya cukup lebar.
4.
sederhananya adalah pada saat mendaki gunung, ketika cuaca cerah, anda mungkin
sering menjumpai langit dengan warna biru yang menawan. Jika pada saat
memotret, anda kurang puas dengan warna biru langit yang tertangkap oleh kamera
anda, maka tidak ada salahnya mencoba menggunakan filter ini untuk
meningkatkan saturasi. Pelajarilah cara penggunaan filter ini agar hasil yang anda
peroleh maksimal.
b.
dari gelap hingga terang dari bagian atas hingga kira-kira setengah bagian filter.
Perhatikan contoh gambar Filter GND berikut.
Filter GND
Filter ini berguna untuk menurunkan intensitas/ jumlah cahaya yang masuk ke
lensa. Salah satu kondisi yang sering dijumpai pada saat memotret pemandangan di
gunung adalah perbedaan gelap terang yang terlalu tinggi antara dua area dari
sebuah objek yang difoto. Sekarang bayangkan anda sedang memotret
pemandangan padang ilalang di gunung dimana diatasnya terdapat langit dan awan.
Ya, bayangkan setengah dari objek yang anda foto adalah padang ilalang beserta
gunung dan setengah bagian atasnya lagi langit dan awan. Lalu anda bersiap
memotret, dan klik!. Ternyata ketika anda melihat hasil foto, bagian padang
ilalang dan gunung tertangkap dengan baik sedangkan bagian awan dan langit
sangat terang dan putih sehingga tidak enak dilihat. Atau sebaliknya, bagian padang
ilalang dan gunung terlihat sangat gelap sedangkan awan dan langit tertangkap
dengan sempurna. Jika anda pernah mengalami hal seperti ini, Filter GND adalah
salah satu solusinya.
c.
benturan, goresan, tetesan air, debu, dll, selama pendakian berlangsung. Filter UV
hampir selalu terpasang di mulut lensa. Bagaimanapun tidak bisa dipungkiri
umumnya harga lensa lebih mahal daripada filter. Oleh karena itu, lebih baik filter
yang rusak daripada lensa. Selain itu dengan menggunakan filter akan
memudahkan dalam perawatan. Jika terkena debu dan air cukup yang dibersihkan
filter-nya bukan mulut lensanya.
5.
7.
8.
9.
10.
11.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Persiapkan fisik dan stamina yang baik adalah hal yang utama dalam
melakukan pendakian. Stamina dan fisik yang bugar akan membuat anda lebih
bersemangat dan siap pada saat memotret di gunung. Mencari informasi mengenai
gunung yang hendak dituju dari berbagai sumber baik internet, dari teman, dll, akan
sangat membantu memberikan gambaran kepada kita berbagai kemungkinan untuk
melakukan pemotretan bentang alam gunung yang didaki. Siapkan memory card
dan baterai cadangan sesuai kebutuhan anda. Kosongkan memory card anda dan
charge baterai sebelum memulai perjalanan. Lindungi diri anda dari cuaca yang
berubah-rubah, jalur pendakian yang terkadang ekstrim dan berbahaya, serta
perlengkapan kamera dari hal-hal yang bisa merusaknya seperti hujan, benturan,
dll.
DAFTAR PUSTAKA
*
http://potret777.blogspot.co.id/2010/12/fotografi-desain.html