Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH

FOTOGRAFI DESAIN
Cara Memotret yang Baik, Dimulai dari Persiapan hingga Menjadi Foto

OLEH :
DEWI IRAWATI

2014170201010

Prodi : Ilmu Komunikasi


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas 45 Mataram
2015

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Memotret saat melakukan pendakian gunung memiliki tantangan tersendiri
dibandingkan memotret di tempat-tempat lain. Bagaimanapun biasanya tujuan
utama kita mendaki gunung adalah menikmati keindahan alam selama pendakian,
berharap

bisa

mencapai

puncak

gunung

tersebut

dan

yang

terpenting

menyelesaikan pendakian tersebut dengan aman dan selamat. Memotret hanyalah


hal kedua alias pelengkap yang bertujuan untuk mengabadikan setiap momen di
perjalanan. Lain halnya jika anda memang secara khusus ingin melakukan sesi
pemotretan di gunung.
Cuaca dan keadaan alam yang berubah-ubah, jalur pendakian yang terkadang
berbahaya, waktu yang terbatas, keharusan untuk tetap selaras dengan jadwal
pendakian yang telah disepakati bersama dengan tim, kesiapan fisik, dll, menuntut
kita untuk lebih siap dan cekatan dalam mengabadikan pemandangan dan momenmomen selama pendakian berlangsung. Namun dengan berbagai tantangan dan
keterbatasan tersebut bukan berarti kita tidak bisa mengabadikan keindahan
pemandangan dan setiap momen dengan baik. Berikut beberapa tips yang mungkin
bisa dicoba.
B. RUMUSAN MASALAH
Masalah yang akan dibahas selanjutnya pada makalah ini adalah bagaimana
cara memotret yang baik dimulai dari pemotretan hingga menjadi foto khususnya
saat pendakian.

BAB II

PEMBAHASAN

1.

Persiapkan Fisik dengan Baik


Tidak bisa dipungkiri mendaki gunung adalah aktivitas yang membutuhkan
kesiapan fisik dan stamina. Membawa kamera dan perlengkapannya pada saat
mendaki gunung jelas akan menambah beban dan memerlukan energi ekstra,
apalagi jika anda membawa kamera DSLR. Selain menambah beban, energi dan
konsentrasi kita sedikit banyak akan tersita untuk memastikan kamera dan
perlengkapannya tetap aman selama dalam perjalanan, baik dari benturan, hujan,
dll. Oleh karena itu, persiapkan fisik dan stamina anda sebaik mungkin menjelang
pendakian. Stamina dan fisik yang bugar akan membuat anda lebih bersemangat
dan siap pada saat memotret di gunung.

2.

Cari Informasi dan Lihat Foto-Foto dari Gunung yang Hendak Didaki
Mencari informasi mengenai gunung yang hendak dituju dari berbagai sumber
baik internet, dari teman-teman yang pernah kesana, dll, akan membantu kita
memahami seperti apa kondisi gunung tersebut. Biasanya setiap gunung memiliki
tempat-tempat yang sangat terkenal dan menjadi icon, misalnya Danau
Ranukumbolo di Gunung Semeru, Danau Segara Anak di Gunung Rinjani, dll. Hal
ini akan memberikan gambaran kepada kita berbagai kemungkinan untuk
melakukan pemotretan bentang alam gunung tersebut.
Jika memungkinkan cobalah melihat-lihat terlebih dahulu foto-foto yang
pernah terekam oleh fotografer-fotografer yang pernah berkunjung kesana. Hal ini
akan memberikan gambaran mengenai objek-objek disana dan kemungkinankemungkinan yang bisa anda lakukan untuk menghasilkan foto-foto yang berbeda
dari yang sudah pernah diabadikan sebelumnya.

3.

Bawalah Lensa yang Benar-Benar Dibutuhkan

Anda mungkin punya seabrek lensa di rumah. Namun membawa semua lensa
tersebut saat mendaki gunung tentunya bukan keputusan terbaik karena akan
menambah beban selama pendakian dan menguras energi, kecuali jika anda
menggunakan jasa porter atau asisten pribadi khusus untuk membawa
perlengkapan-perlengkapan tersebut selama pendakian.
Pilihlah lensa yang benar-benar dibutuhkan. Objek yang paling dominan pada
saat pendakian adalah pemandangan/ bentang alam. Setelah itu mungkin
mengabadikan aktivitas teman-teman anda selama pendakian dan yang terakhir
adalah objek-objek makro dan close up seperti bunga, serangga, dll. Dari ketiga
objek tersebut, pemandangan/ bentang alamlah yang paling mendominasi foto-foto
selama pendakian.
Salah satu lensa yang mungkin patut dipertimbangkan untuk dibawa pada saat
mendaki gunung adalah lensa wide (wide lens). Lensa ini biasanya memiliki
panjang focal length sekitar 10-40 mm. Dari namanya, wide, dengan lensa ini kita
bisa menangkap/ memasukkan view yang lebar/ luas dalam sebuah bidang foto,
sehingga sangat cocok untuk memotret pemandangan atau bentang alam
pegunungan. Beberapa contoh lensa wide di pasaran misalnya Canon EF-S 10-22
mm f/3,5-4,5 USM, Tokina 11-16 mm f/2,8 DX, Nikon AF-S DX 10-24 mm f/3,5-4,5
DX, dll.

Salah satu pemandangan di Danau Ranukumbo, Semeru

Foto di atas diambil dengan menggunakan lensa wide 10-22 mm. Dapat dilihat
bahwa dengan lensa wide memberikan keleluasaan untuk mengambil view
pemandangan selebar mungkin. View selebar ini tentunya tidak akan bisa diperoleh
jika menggunakan lensa telephoto, katakanlah misalnya lensa 55-250 mm, dari
posisi yang sama seperti gambar di atas.
Lantas apakah lensa telephoto atau lensa standard zoom yang umumnya
memiliki sudut pandang atau view lebih sempit dibanding lensa wide tidak bagus
untuk dibawa pada saat mendaki gunung? Tentu saja tidak demikian. Setiap lensa
dirancang memiliki fungsi dan kelebihan masing-masing. Lensa telephoto atau
lensa standard zoom dengan rentang focal length yang cukup panjang memiliki
kelebihan tersendiri. Salah satunya adalah lensa ini memungkinkan kita untuk
memotret objek dari jarak yang cukup jauh.

Pagi di Danau Ranukumbulo, Semeru

Foto di atas diambil dengan menggunakan lensa 24-70 mm (lensa standard


zoom), dengan melakukan zoom-in lensa ke focal length 64 mm. Sudah bisa
dipastikan saya tidak akan bisa mengambil foto seperti ini dari posisi yang sama
jika menggunakan lensa wide 10-22 mm yang saya miliki, karena focal length
terpanjangnya hanya 22 mm. Inilah salah satu kelebihan lensa telephoto atau lensa
standard zoom dengan focal length yang cukup panjang dibandingkan dengan lensa
wide.

Berapa buah lensa yang harus dibawa pada saat mendaki gunung? Jawabannya
ditentukan oleh berbagai faktor diantaranya beban dan kebutuhan anda. Semakin
banyak lensa yang dibawa tentunya akan semakin menambah beban selama
pendakian. Biasanya dua buah lensa dengan rentang focal length yang saling
melengkapi sudah lebih dari cukup untuk memotret berbagai objek di gunung.
Lebih dari itu, biasanya akan jarang dipakai. Bagaimana jika seandainya anda
hanya ingin membawa satu buah lensa saja karena tidak ingin repot misalnya?
Mungkin lensa dengan rentang focal length yang lebar seperti lensa 18-200 mm,
lensa 18-135 mm atau lensa 24-105 mm bisa jadi pilihan. Lensa seperti ini
memungkinkan anda memotret berbagai objek mulai dari jarak dekat hingga jarak
jauh karena rentang focal length-nya cukup lebar.
4.

Bawalah Filter yang Benar-Benar Dibutuhkan


Pada saat memotret mungkin anda membutuhkan filter tertentu untuk
mengatasi kekurangan atau menciptakan efek tertentu pada foto. Ada banyak sekali
jenis filter yang dijual diluar sana, seperti Filter CPL, Filter ND, Filter GND,
Filter Sunset, Warm Filter, Cool Filter, dll. Namun anda tidak perlu membawa
terlalu banyak filter, karena pastinya akan semakin merepotkan dan menambah
beban selama pendakian. Selain itu seperti halnya lensa, kemungkinan nantinya
hanya beberapa filter yang benar-benar terpakai. Pilihlah filter yang benar-benar
dibutuhkan sesuai dengan objek yang hendak difoto. Filter berikut mungkin bisa
jadi pilihan anda untuk dibawa pada saat mendaki gunung.
a.

Filter CPL (Circular Polarizing)


Salah satu kegunaan filter ini adalah untuk meningkatkan saturasi. Contoh

sederhananya adalah pada saat mendaki gunung, ketika cuaca cerah, anda mungkin
sering menjumpai langit dengan warna biru yang menawan. Jika pada saat
memotret, anda kurang puas dengan warna biru langit yang tertangkap oleh kamera
anda, maka tidak ada salahnya mencoba menggunakan filter ini untuk

meningkatkan saturasi. Pelajarilah cara penggunaan filter ini agar hasil yang anda
peroleh maksimal.
b.

Filter GND (Graduated Neutral Density).


Filter ini berbentuk kaca (baik bulat maupun petak) dimana terdapat gradasi

dari gelap hingga terang dari bagian atas hingga kira-kira setengah bagian filter.
Perhatikan contoh gambar Filter GND berikut.

Filter GND

Filter ini berguna untuk menurunkan intensitas/ jumlah cahaya yang masuk ke
lensa. Salah satu kondisi yang sering dijumpai pada saat memotret pemandangan di
gunung adalah perbedaan gelap terang yang terlalu tinggi antara dua area dari
sebuah objek yang difoto. Sekarang bayangkan anda sedang memotret
pemandangan padang ilalang di gunung dimana diatasnya terdapat langit dan awan.
Ya, bayangkan setengah dari objek yang anda foto adalah padang ilalang beserta
gunung dan setengah bagian atasnya lagi langit dan awan. Lalu anda bersiap
memotret, dan klik!. Ternyata ketika anda melihat hasil foto, bagian padang
ilalang dan gunung tertangkap dengan baik sedangkan bagian awan dan langit
sangat terang dan putih sehingga tidak enak dilihat. Atau sebaliknya, bagian padang
ilalang dan gunung terlihat sangat gelap sedangkan awan dan langit tertangkap

dengan sempurna. Jika anda pernah mengalami hal seperti ini, Filter GND adalah
salah satu solusinya.
c.

Filter UV (Ultra Violet)


Saya pribadi menggunakan Filter UV lebih untuk melindungi lensa dari

benturan, goresan, tetesan air, debu, dll, selama pendakian berlangsung. Filter UV
hampir selalu terpasang di mulut lensa. Bagaimanapun tidak bisa dipungkiri
umumnya harga lensa lebih mahal daripada filter. Oleh karena itu, lebih baik filter
yang rusak daripada lensa. Selain itu dengan menggunakan filter akan
memudahkan dalam perawatan. Jika terkena debu dan air cukup yang dibersihkan
filter-nya bukan mulut lensanya.
5.

Perlukah Membawa Tripod?


Membawa tripod atau tidak pada saat mendaki gunung terkadang memang
menimbulkan dilema. Tripod akan membantu mencegah kamera dari goncangan
dan getaran dan memungkinkan kita memotret pada kondisi cahaya yang minim.
Pemandangan di gunung tidak hanya indah di siang hari saja, namun juga
mempesona pada malam dan pagi hari sebelum hingga beberapa saat setelah
matahari terbit. Pada saat-saat tersebut, kondisi cahaya biasanya minim sehingga
tidak memungkinkan kita memotret sambil memegang kamera di tangan. Saat
itulah dibutuhkan tripod untuk menghindari goncangan pada kamera. Namun disisi
lain masalahnya adalah membawa tripod saat mendaki gunung akan menambah
beban yang dibawa. Ini akan menguras energi lebih tentunya. So, which one is your
choice? Pilihan ini mungkin lebih bersifat personal choice karena keduanya punya
kelebihan dan kekurangan tersendiri.
Beberapa faktor yang mungkin perlu anda pertimbangkan saat hendak
memutuskan akan membawa tripod atau tidak adalah jumlah beban yang anda
bawa, kemampuan dan kondisi fisik anda dan kebutuhan anda dalam memotret.

6. Persiapkan Memory Card dan Baterai Cadangan


Gunung menyajikan pemandangan dan momen-momen yang tidak terduga.
Jadi jangan sampai anda kehilangan kesempatan dan momen berharga tersebut
hanya karena memory card penuh dan energi baterai habis. Siapkan memory card
dan baterai cadangan sesuai kebutuhan anda. Kosongkan memory card anda dan
charge baterai sebelum memulai perjalanan.
Bagaimana jika saat ini anda belum memiliki memory card atau baterai
cadangan namun ingin tetap bisa memaksimalkan daya tahan baterai dan bisa
memotret lebih banyak? Mungkin beberapa hal berikut bisa dicoba:
(1) Lebih selektif dalam memotret untuk menghemat space di memory card
dan memperlama daya tahan baterai. Usahakan tidak memotret objek yang sama
sampai berkali-kali. Perkirakan kapan kira-kira harus memotret. Minimalisir
memotret objek-objek yang mungkin tidak terlalu penting. Jangan sampai ketika
berada di puncak gunung anda tidak bisa mengabadikannya karena memory card
atau energi baterai habis misalnya.
(2) Rubah kualitas foto (image quality). Misalnya kalau biasanya anda
memotret dengan kualitas L (Large) mungkin bisa diganti ke M (Medium). Hal ini
akan lebih menghemat space di memory card jika memang intensi anda adalah
ingin memotret lebih banyak lagi.
(3) Kurangi melihat-lihat (review) foto sambil melihat di LCD Monitor kamera
karena pastinya akan mempercepat habisnya energi baterai.
Saya biasanya membawa enam buah baterai dan lebih dari 30 GB memory
card setiap kali mendaki gunung. Enam buah baterai cukup bagi saya untuk
digunakan sepanjang pendakian mulai dari berangkat hingga turun dari gunung.
Sedangkan 30 GB lebih memory card memungkinkan saya memotret dengan
format RAW+JPG serta mengambil beberapa foto dari berbagai sudut dan posisi.

7.

Lindungi Perlengkapan Kamera Anda


Lindungi perlengkapan kamera anda dari hal-hal yang bisa merusaknya seperti
hujan, benturan, dll. Persiapkan tempat atau tas yang aman dan baik. Lapisi tempat/
tas tersebut dengan pelindung hujan (cover). Jangan lupa membawa jas anti hujan
(rain coat) yang cukup lebar sehingga bisa menutupi tas kamera anda.
Memotret memang menyenangkan dan tidak jarang membuat kita terlena,
apalagi jika melihat pemandangan yang luar biasa. Terkadang hasrat kita untuk
tidak mau kehilangan momen membuat kita tidak sungkan memotret pada kondisi
yang sebenarnya bisa merusak kamera dan perlengkapannya. Hal ini pernah saya
alami saat mendaki Gunung Sindoro. Waktu itu saya memaksakan diri memotret
dalam kondisi hujan. Akibatnya dapat dilihat pada salah satu foto berikut.

8.

Utamakan Keselamatan Diri Anda


Mendaki gunung bukanlah aktivitas sembarangan. Kita berhadapan dengan
alam yang sulit diprediksi dan cuaca yang berubah-rubah serta jalur pendakian
yang terkadang ekstrim dan berbahaya, yang setiap saat bisa mengancam
keselamatan dan jiwa kita.
Jika kondisi tidak memungkinkan untuk memegang kamera misalnya karena
jalur yang ekstrim dan berat, ada baiknya masukkan terlebih dahulu kamera ke
dalam tas dan fokuslah pada pendakian. Jika telah keluar dari jalur berat tersebut,
anda bisa kembali mengeluarkan kamera dan siap memotret kembali. Keselamatan
diri anda jauh lebih penting dari apapun saat melakukan pendakian.
Ketika menuju Puncak Syarif di Gunung Merbabu, saya terporosok dan jatuh
ke dalam sebuah lubang di pinggir jalur dengan kedalaman sekitar satu meter
karena terlalu asik memotret. Untungnya waktu itu saya tidak mengalami cedera
apa-apa dan kamera serta lensa tidak mengalami kerusakan meskipun dipenuhi
pasir dan debu.

9.

Pintar-Pintarlah Mencuri Waktu


Saat melakukan pendakian bersama tim anda, tentunya tim memiliki jadwal
pendakian yang telah ditentukan. Kapan harus berangkat, kapan saat singgah, dll.
Anda sebagai salah satu bagian tim tentunya tidak bisa berlama-lama memotret dan
harus mengikuti jadwal tim. Pintar-pintarlah mencuri waktu! Bergeraklah dan
memotretlah secepat mungkin. Jangan terlalu lama di satu tempat.

10.

Cobalah Berbagai Spot dan Sudut


Pemandangan di gunung menyediakan berbagai kemungkinan dan variasi spot
dan sudut dalam memotret. Jangan terpaku pada sebuah spot. Cobalah semua
kemungkinan. Anda akan menghasilkan berbagai foto dengan komposisi dan
perspektif yang berbeda.

11.

Selalu Ada Objek Menarik Untuk Dipotret


Mungkin ada saat-saat dimana kita merasa kehabisan akal untuk menciptakan
foto yang menarik dan berbeda saat berada di gunung. Hal ini saya alami ketika
mendaki Gunung Lawu. Hampir sepanjang perjalanan foto-foto yang dihasilkan
terkesan datar karena pemandangan yang didominasi hutan. Ketika sampai di
sebuah tempat, saya mencoba berhenti. Melihat sekeliling. Mencoba menjauh dan
mendekat. Yahaaaa...! Akhirnya saya menemukan objek ini. Setidaknya foto ini
sedikit mengobati rasa kurang puas saya.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Persiapkan fisik dan stamina yang baik adalah hal yang utama dalam
melakukan pendakian. Stamina dan fisik yang bugar akan membuat anda lebih
bersemangat dan siap pada saat memotret di gunung. Mencari informasi mengenai
gunung yang hendak dituju dari berbagai sumber baik internet, dari teman, dll, akan
sangat membantu memberikan gambaran kepada kita berbagai kemungkinan untuk
melakukan pemotretan bentang alam gunung yang didaki. Siapkan memory card
dan baterai cadangan sesuai kebutuhan anda. Kosongkan memory card anda dan
charge baterai sebelum memulai perjalanan. Lindungi diri anda dari cuaca yang
berubah-rubah, jalur pendakian yang terkadang ekstrim dan berbahaya, serta
perlengkapan kamera dari hal-hal yang bisa merusaknya seperti hujan, benturan,
dll.

DAFTAR PUSTAKA
*

http://potret777.blogspot.co.id/2010/12/fotografi-desain.html

sumber-sumber dari internet

Anda mungkin juga menyukai