Anda di halaman 1dari 23

MERDEKA

BELAJAR
(PRO)
DEPARTEMEN PEMBINAAN MUTU DAN PRESTASI
ANGGOTA TIM PMP

Fitria Nursari Rafly Anada Lafatah


Syahrani Andrisa Siregar
Mentari Destriani Putri Sari Wahyuningsih
Rindah
Rosuanti Simbolon Muhammad Rizky
Anggi Yhurike Presticia
Aprilia Dina Asnawati Rifdah Jazilah
Shafaretta Mutiara
Ertha Wulandari Muhammad Tareq Akbar
Saydatina Salwa
Indah Permata Sari Jutira Ayu
Rizqy Pramudhya
Reza Fariza Roy Hanatul Janah
Alfiyatun Afifah Jatnika
Indri Mariska Salsabila Putri Amari
Muhammad Rizky Ananda
Afifa Adinda
“Memberi kebebasan dan otonomi kepada lembaga
pendidikan, dan merdeka dari birokrasi, dosen dibebaskan
dari birokrasi yang berbelit, serta mahasiswa diberikan
kebebasan untuk memilih bidang yang mereka sukai.”

—Nadiem Anwar Makarim


Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan
Dept. PMP Presents

MERDEKA
BELAJAR
LIMITASI

Sebagai tim pro, kami


menerapkan limitasi dalam
arena diskusi ini, yaitu
Merdeka Belajar di
Lingkungan Kampus
(Kampus Merdeka)
LATAR BELAKANG
Dalam rangka menyiapkan mahasiswa menghadapi perubahan sosial, budaya,
dunia kerja dan kemajuan teknologi yang pesat, kompetensi mahasiswa harus disiapkan
untuk lebih gayut dengan kebutuhan zaman. Link and match tidak saja dengan dunia
industri dan dunia kerja tetapi juga dengan masa depan yang berubah dengan cepat.
Perguruan Tinggi dituntut untuk dapat merancang dan melaksanakan proses
pembelajaran yang inovatif agar mahasiswa dapat meraih capaian pembelajaran
mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara optimal dan selalu
relevan.
Kebijakan Merdeka Belajar merupakan wujud pembelajaran di perguruan
tinggi yang otonom dan fleksibel sehingga tercipta kultur belajar yang inovatif, tidak
mengekang, dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Pembelajaran dalam Kampus
Merdeka memberikan tantangan dan kesempatan untuk pengembangan inovasi,
kreativitas, kapasitas, kepribadian, dan kebutuhan mahasiswa, serta mengembangkan
kemandirian dalam mencari dan menemukan pengetahuan melalui kenyataan dan
dinamika lapangan seperti persyaratan kemampuan, permasalahan riil, interaksi sosial,
kolaborasi, manajemen diri, tuntutan kinerja, target dan pencapaiannya. Melalui
program merdeka belajar yang dirancang dan diimplementasikan dengan baik, maka
hard dan soft skills mahasiswa akan terbentuk dengan kuat.
DEFINISI MERDEKA BELAJAR
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), merdeka mempunyai tiga arti,
yakni sebagai berikut: 1) Bebas (dari perhambaan, penjajahan, dan sebagainya), berdiri
sendiri; 2) Tidak terkena atau lepas dari tuntutan; 3) Tidak terikat, tidak bergantung
kepada orang atau pihak tertentu, leluasa.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki arti
“berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Belajar adalah sebuah kegiatan untuk
mencapai kepandaian atau ilmu. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas
dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan
pengubahan kelakuan.
Merdeka belajar bermakna kemerdekaan belajar, yakni memberikan
kesempatan belajar sebebas-bebasnya dan senyaman-nyamannya kepada anak didik
untuk belajar dengan tenang, santai dan gembira tanpa stres dan tekanan dengan
memperhatikan bakat alami yang mereka punyai, tanpa memaksa mereka mempelajari
atau menguasai suatu bidang pengetahuan di luar hobi dan kemampuan mereka,
sehingga masing-masing mereka mempunyai portofolio yang sesuai dengan
kegemarannya. Merdeka belajar adalah kemerdekaan berpikir.
EMPAT KEBIJAKAN MERDEKA BELAJAR

0 UN MENJADI ASESMEN 0 USBN


DISERAHKAN
KOMPETENSI MINIMUM
1 DAN SURVEI KARAKTER 2 KE SEKOLAH

0 PENYEDERHANAAN
RENCANA PELAKSANAAN
0 SISTEM ZONASI
DIPERLUAS (TIDAK
3 PEMBELAJARAN (RPP) 4 TERMASUK DAERAH 3T)
EMPAT POIN KAMPUS MERDEKA
Hak belajar tiga
2 Proses re-akreditasi 4 semester di luar
dilakukan secara
program studi dan
otomatis dan sukarela
perubahan definisi SKS

1 Otonomi bagi PTN dan 3 Syarat menjadi


PTS dalam pembukaan
PTN-BH dipermudah
program studi baru
1. OTONOMI BAGI PTN DAN PTS DALAM
MEMBUKA PROGRAM STUDI BARU

Otonomi ini diberikan jika PTN dan PTS tersebut memiliki akreditasi A dan B,
dan telah melakukan kerja sama dengan organisasi dan/atau universitas yang
masuk dalam QS Top 100 World Universities. Pengecualian berlaku untuk
prodi kesehatan dan pendidikan. Seluruh prodi baru akan otomatis
mendapatkan akreditasi C. Dilansir dari situs resmi Kemdikbud, Mendikbud
menjelaskan bahwa kerja sama dengan organisasi akan mencakup
penyusunan kurikulum, praktik kerja atau magang, dan penempatan kerja
bagi para mahasiswa. Kemendikbud akan bekerja sama dengan perguruan
tinggi dan mitra prodi untuk melakukan pengawasan dan tracer study wajib
dilakukan setiap tahun.
2. PROSES RE-AKREDITASI DILAKUKAN
SECARA OTOMATIS DAN SUKARELA

Akreditasi yang sudah ditetapkan Badan Akreditasi Nasional Perguruan


Tinggi (BAN-PT) tetap berlaku selama 5 tahun namun akan diperbaharui
secara otomatis. Pengajuan re-akreditasi PT dan prodi dibatasi paling cepat
2 tahun setelah mendapatkan akreditasi yang terakhir kali. Untuk perguruan
tinggi yang berakreditasi B dan C bisa mengajukan peningkatan akreditasi
kapanpun. Evaluasi akreditasi akan dilakukan BAN-PT jika ditemukan
penurunan kualitas yang meliputi pengaduan masyarakat dengan disertai
bukti yang konkret, serta penurunan tajam jumlah mahasiswa baru yang
mendaftar dan lulus dari prodi ataupun perguruan tinggi.
3. SYARAT MENJADI PTN-BH DIPERMUDAH

Kemendikbud akan mempermudah persyaratan PTN BLU (Badan Layanan


Umum) dan Satker (Satuan Kerja) untuk menjadi PTN BH tanpa terikat status
akreditasi. Hingga saat ini, hanya perguruan tinggi berakreditasi A yang
dapat menjadi PTN BH.
4. HAK BELAJAR TIGA SEMESTER DI LUAR
PROGRAM STUDI DAN PERUBAHAN DEFINISI SKS
Perguruan tinggi wajib memberikan hak bagi mahasiswa untuk secara sukarela, jadi
mahasiswa boleh mengambil ataupun tidak sks di luar kampusnya sebanyak dua
semester atau setara dengan 40 sks. Ditambah, mahasiswa juga dapat mengambil sks di
prodi lain di dalam kampusnya sebanyak satu semester dari total semester yang harus
ditempuh. Ini tidak berlaku untuk prodi kesehatan.Di sisi lain, saat ini bobot sks untuk
kegiatan pembelajaran di luar kelas sangat kecil dan tidak mendorong mahasiswa untuk
mencari pengalaman baru, terlebih di banyak kampus, pertukaran pelajar atau praktik
kerja justru menunda kelulusan mahasiswa. Lebih lanjut, Mendikbud menjelaskan
terdapat perubahan pengertian mengenai sks. Setiap sks diartikan sebagai ‘jam
kegiatan’, bukan lagi ‘jam belajar’. Kegiatan di sini berarti belajar di kelas, magang atau
praktik kerja di industri atau organisasi, pertukaran pelajar, pengabdian masyarakat,
wirausaha, riset, studi independen, maupun kegiatan mengajar di daerah terpencil.
Setiap kegiatan yang dipilih mahasiswa harus dibimbing oleh seorang dosen yang
ditentukan kampusnya. Daftar kegiatan yang dapat diambil oleh mahasiswa dapat
dipilih dari program yang ditentukan pemerintah dan/atau program yang disetujui oleh
rektornya.
MANFAAT MERDEKA BELAJAR -
KAMPUS MERDEKA
• Menjadikan dunia perkuliahan lebih fleksibel dan tidak monoton, sehingga
tercipta kultur belajar yang inovatif, tidak mengekang, dan sesuai dengan
kebutuhan mahasiswa.
• Memberikan kesempatan mahasiswa untuk mendalami studi yang diambil
• Memberikan wadah kepada mahasiswa untuk terjun ke masyarakat
• Mahasiswa Bisa mempersiapkan diri untuk terjun di dunia kerja
• Memfasilitasi ruang belajar yang lebih luas
• Memberikan kesempatan untuk memperoleh lebih banyak pengetahuan
• Sebagai wadah dan fasilisator bagi mahasiswa untuk terjun ke
masyarakat.Meningkatkan link and match dengan dunia usaha dan dunia
industri, serta untuk mempersiapkan mahasiswa dalam dunia kerja sejak
awal.Mempermudah untuk mewujudkan tri dharma perguruan tinggi.
PERNYATAAN
SETUJU
Dengan ini, kami sebagai tim pro
menyatakan bahwa kami setuju
dengan kebijakan Merdeka
Belajar.
ALASAN SETUJU

Kami setuju dengan mosi Merdeka


Belajar karena kebijakan ini
memiliki banyak manfaat,
khususnya memberi kebebasan
kepada para pelajar untuk
menentukan dan
mengembangkan sendiri
potensinya.
POIN ARGUMEN TIM PRO

1 2 3

Kebijakan Merdeka Kebijakan Merdeka Kebijakan Merdeka


Belajar – Kampus Belajar – Kampus Belajar – Kampus
Merdeka dapat Merdeka Merdeka merupakan
meningkatkan inovasi menghindari upaya pemerintah
dan kreativitas mahasiswa dari stres dalam memajukan
mahasiswa akademik sistem pendidikan
Indonesia
POIN 1
MENINGKATKAKAN INOVASI DAN
KREATIVITAS MAHASISWA
• Dalam program Kampus Merdeka, mahasiswa bisa mengambil perkuliahan selama
tiga semester di luar prodinya dan 2 semester di luar kampus.
• Penerapan Kampus Merdeka bertujuan membuat mahasiswa nantinya memiliki
kemampuan untuk menguasai beragam keilmuan yang berguna di dunia kerja. Hal ini
dapat diwujudkan melalui program pengabdian dan mengajar di daerah terpencil
yang masuk ke dalam SKS.
• Selama ini pertukaran mahasiswa dianggap menunda kelulusan. Dengan adanya
Kampus Merdeka, mahasiswa tidak perlu khawatir tertundanya kelulusan. Pertukaran
pelajar ini akan bermanfaat bagi mahasiswa dalam mengembangkan potensi,
inovasi, kreasi, dan relasinya.
POIN 2:
MENGHINDARI MAHASISWA
DARI STRES AKADEMIK

Merdeka Belajar memberikan kesempatan bagi para pelajar untuk memilih cara apa
yang akan mereka gunakan untuk mengembangkan potensinya, baik di bidang
akademik maupun nonakademik. Dalam lingkungan Kampus Merdeka, mahasiswa
dibebaskan memilih mata kuliah yang akan mereka ambil. Dengan demikian, mahasiswa
tidak dibebankan mata kuliah yang tidak sesuai dengan bidang dan kemampuan mereka
sehingga mahasiswa terhindar dari stres akademik.
POIN 3:
UPAYA MEMAJUKAN SISTEM
PENDIDIKAN INDONESIA
Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka diharapkan mampu menjawab
tantangan perguruan tinggi untuk menghasilkan lulusan yang sesuai
perkembangan zaman, kemajuan IPTEK, tuntutan dunia usaha dan dunia
industri, hingga dinamika masyarakat. Jika tujuan ini tercapai, sistem
pendidikan Indonesia akan maju dan mampu bersaing dengan sistem
pendidikan internasional.
PROPOSAL

Kebijakan Merdeka Belajar –


Kampus Merdeka dan program-
program yang diberikan
hendaknya terus diterapkan dan
dilakukan controlling serta di-
upgrade agar menjadi lebih baik
lagi.
KESIMPULAN
Kebijakan Merdeka Belajar merupakan wujud pembelajaran di
perguruan tinggi yang otonom dan fleksibel sehingga tercipta kultur
belajar yang inovatif, tidak mengekang, dan sesuai dengan
kebutuhan mahasiswa. Pembelajaran dalam Kampus Merdeka
memberikan tantangan dan kesempatan untuk pengembangan
inovasi, kreativitas, kapasitas, kepribadian, dan kebutuhan
mahasiswa, serta mengembangkan kemandirian dalam mencari dan
menemukan pengetahuan melalui kenyataan dan dinamika
lapangan seperti persyaratan kemampuan, permasalahan riil,
interaksi sosial, kolaborasi, manajemen diri, tuntutan kinerja, target
dan pencapaiannya. Melalui program merdeka belajar yang
dirancang dan diimplementasikan dengan baik, maka hard dan soft
skills mahasiswa akan terbentuk dengan kuat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai