Anda di halaman 1dari 12

2

2. Korelasi antara keaktifan berorganisasi dengan presetasi akademik

Respoden Skor Keaktivan Prestasi


Berorganisasi Akademik
(X) (Y)
A 70 75
B 80 50
C 60 60
D 50 90
E 65 65
F 75 70
G 85 45
H 55 80
I 45 85
J 90 40
Penyelesaian :
1. Menghitung nilai koefisien korelasi 
Tabel Untuk Menghitung nilai 

Respon Keaktifan Prestasi RI RII d d2


den Berorganisasi Akademik
(X) (Y)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
A 70 75 6 7 -1 1
B 80 50 8 3 5 25
C 60 60 4 4 0 0
D 50 90 2 10 -8 64
E 65 65 5 5 0 0
F 75 70 7 6 1 1
G 85 45 9 2 7 49
H 55 80 3 8 -5 25
I 45 85 1 9 -8 64
J 90 40 10 1 9 81
Jumlah - - - - 0 310

Dari tabel kerja didapat nilai d 2


= 310 , N = 10
107

Maka dilakukan perhitungan nilai 

6d 2
 xy = 1 6.310
=1
N (N 2
 10(102 
1) 1)

= 1  1860 18600
=1 = 1- 1,8787 = - 0,8787
10.99  990

1.1. Interpretasi terhadap nilai ro h


Nilai  h = - 0,8787 ( negatif ) Rumusan hipotesisnya adalah :
Ho : Tidak terdapat korelasi negatif yang signifikan antara keaktifan berorganisasi
dengan prestasi akademik.
Ha : Terdapat korelasi negatif yang signifikan antara keaktifan berorganisasi
dengan prestasi akademik

Menentukan nilai t

1.1.1. Menentukan nilai db


db = N = 10
1.1.2. Melihat nilai t pada tabel Rank Spearman Correlation untuk tingkat

kesalahan 1% dan 5%
Pada tingkat kesalahan 1% = 0,794
t
= 0,648
Pada tingkat kesalahan 5%
t

1.2. Uji Hipotesis dengan membandingkan  h dengan t


nilai

 h = -0,8787, maka h = 0,8787

Pada taraf signifikan 5%


t = 0,648. Maka  h > t berarti , pada

tingkat kesalahan 5%, Ho ditolak, Ha diterima. Jadi, pada tingkat kesalahan 5%


disimpulkan terdapat korelasi negatif yang signifikan antara keaktifan
berorganisasi dengan prestasi akademik.
Pada taraf signifikan 1% t = 0,794. Maka  h > t berarti , pada
106

tingkat kesalahan 1 %, Ho pun ditolak, Ha diterima. Jadi, pada tingkat


kesalahan 1% terdapat pula korelasi negatif yang signifikan antara keaktifan
berorganisasi dengan prestasi akademik.

Kesimpulan

Dari analisis di atas dapat disimpulkan, bahwa baik pada tingkat kesalahan 5%
maupun 1% sama – sama menolak Ho dan menerima Ha , yang berarti baik pada
tingkat kesalahan 5% maupun 1% terdapat korelasi negatif yang signifikan
antara keaktifan berorganisasi dengan prestasi akademik.

3. Korelasi antara penilaian juri I dengan penilaian juri II

Respoden Penilaian Juri I Penilaian Juri II


(X) (Y)
A 50 60
B 89 90
C 90 89
D 70 71
E 60 67
F 57 62
G 78 79
H 65 66
I 85 85
J 79 80
Penyelesaian :
2. Menghitung nilai koefisien korelasi 
Tabel Untuk Menghitung nilai 

Respon Penilaian Penilaian RI RII d d2


den Juri I (X) Juri II (Y)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
A 50 60 1 1 0 0
B 89 90 9 10 -1 1
C 90 89 10 9 1 1
D 70 71 5 5 0 0
E 60 67 3 4 -1 1
F 57 62 2 2 0 0
G 78 79 6 6 0 0
H 65 66 4 3 1 1
I 85 85 8 8 0 0
J 79 80 7 7 0 0
Jumlah - - - - 0 4
107

Dari tabel kerja didapat nilai d 2


= 4 , N = 10
106

Maka dilakukan perhitungan nilai 

6d 2
 xy = 1 6.4
=1
N (N 2
 10(102 
1) 1)

= 1  24 24
=1 = 1- 0,024 = 0.976
10.99  990

2.1. Interpretasi terhadap nilai ro h


Nilai  h = 0,976 (positif) Rumusan hipotesisnya adalah :
Ho : Tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara penilaian juri I dengan
penilaian juri II
Ha : Terdapat korelasi positif yang signifikan antara penilaian juri I dengan
penilaian juri II

Menentukan nilai t

2.1.1. Menentukan nilai db


db = N = 10
2.1.2. Melihat nilai t pada tabel Rank Spearman Correlation untuk tingkat

kesalahan 1% dan 5%
Pada tingkat kesalahan 1% = 0,794
t
= 0,648
Pada tingkat kesalahan 5%
t

2.2. Uji Hipotesis dengan membandingkan  h dengan t


nilai

 h = 0,976 , maka h = 0,976

Pada taraf signifikan 5%


t = 0,648. Maka  h > t berarti , pada

tingkat kesalahan 5%, Ho ditolak, Ha diterima. Jadi, pada tingkat kesalahan 5%


disimpulkan korelasi positif yang signifikan antara penilaian juri I dengan
penilaian juri II.
107

Pada taraf signifikan 1% t = 0,794. Maka  h > t berarti , pada

tingkat kesalahan 1 %, Ho pun ditolak, Ha diterima. Jadi, pada tingkat


kesalahan 1% terdapat pula korelasi positif yang signifikan antara penilaian juri
I dengan penilaian juri II.

Kesimpulan

Dari analisis di atas dapat disimpulkan, bahwa baik pada tingkat kesalahan 5%
maupun 1% sama – sama menolak Ho dan menerima Ha , yang berarti baik pada
tingkat kesalahan 5% maupun 1% terdapat korelasi positif yang signifikan
antara penilaian juri I dengan penilaian juri II.

4. Korelasi antara tingkat Pendidikan dengan


kegemaran membaca

Tingkat Pendidikan Menengah Pendidikan Jumlah


ke atas
Kegemaran Rendah
membacaa
Gemar Membaca 70 10 80
Tidak Gemar Membaca 10 110 120
Jumlah 80 120 200

Digunakan Teknik analisis korelasi phi


1. Menghitung nilai indeks korelasi
Rumus yang digunakan :
ad  bc
 =
a  ba  cb  d c 
d
a = 70, b = 10, c = 10, d = 110
Maka :
70.110  10.10 7700  100
 = = = 0,791
808012012 92160000
0
Jadi
h = 0,791
2. Rumusan Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah :
Ho : h
106

= 0 : Tidak terdapat korelasi yang signifikan antara tingkat Pendidikan dengan


kegemaran membaca.
Ha :
h  0 : Terdapat korelasi yang signifikan antara tingkat Pendidikan dengan
kegemaran membaca.

3. Interpretasi Terhadap Nilai Indeks Korelasi


Interpretasi Secara Sederhana .
h = 0,791 . Dengan melihat tabel ancar-ancar interpretasi nilai r, nilai
0,791 terletak pada interval 0,71 - 0,90 yang berarti antara tingkat pendidikan
dengan kegemaran membaca terdapat relasi yang kuat.
9

Interpretasi Secara Cermat / Pengujian Hipotesis


Interpretasi dengan secara cermat adalah dengan membandingkan nilai 

hasil perhitungan (  h ) dengan nilai r pada tabel (rt) = t .

N = 200
db = 100 –2 = 198
Pada tabel db = 198 tidak ada, maka digunakan db =
200 Pada taraf kesalahan 5% , nilai rt = t = 0,138

Pada taraf kesalahan 1%, nilai rt = t = 0,181

Membandingkan nilai h dengan t .

h = 0,791 sehingga h = 0,791

Pada taraf kesalahan 5% , nilai rt =


t = 0,138, berarti h > t maka Ho

ditolak, Ha diterima. Dengan demikian, disimpulkan pada taraf kesalahan 5%


terdapat korelasi yang signifikan antara tingkat Pendidikan dengan kegemaran
membaca.
h = 0,082 sehingga h = 0,082

Pada taraf kesalahan 1% , nilai rt =


t = 0,181, berarti h > t maka Ho

ditolak, Ha diterima. Dengan demikian, disimpulkan pada taraf kesalahan 1%


tidak terdapat terdapat korelasi yang signifikan antara tingkat Pendidikan dengan
kegemaran membaca.

5. Korelasi antara penguasaan teori dengan


praktikum Ibadah

Penguasaan Teori Teori Tinggi Teori Rendah Jumlah

Praktikum
Praktikum Tinggi 8 2 10
Praktikum Rendah 2 8 10
Jumlah 10 10 20

Digunakan Teknik analisis korelasi phi


10

4. Menghitung nilai indeks korelasi


Rumus yang digunakan :

 = ad  bc
a  ba  cb  d c 
a = 8, db = 2, c = 2, d = 8
Maka :
8.8  2.2 64  4
 = = = 0,6
10101010 10000

Jadi
h = 0,6
5. Rumusan Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah :
Ho : h
= 0 : Tidak terdapat korelasi yang signifikan antara penguasaan teori
dengan praktikum ibadah.
Ha :
h  0 : Terdapat korelasi yang signifikan penguasaan teori dengan praktikum
ibadah.

6. Interpretasi Terhadap Nilai Indeks Korelasi


Interpretasi Secara Sederhana .
h = 0,6 . Dengan melihat tabel ancar-ancar interpretasi nilai r, nilai 0,6
terletak pada interval 0,41 - 0,70 yang berarti antara penguasaan teori dengan
praktikum ibadah terdapat korelasi yang cukup/sedang.
11

Interpretasi Secara Cermat / Pengujian Hipotesis


Interpretasi dengan secara cermat adalah dengan membandingkan nilai 

hasil perhitungan (  h ) dengan nilai r pada tabel (rt) = t .

N = 20
db = 20 –2 = 8
Pada tabel db = 8 tidak ada, maka digunakan db = 20
Pada taraf kesalahan 5% , nilai rt = t = 0,444

Pada taraf kesalahan 1%, nilai rt = t = 0,561

Membandingkan nilai h dengan t .

h = 0,6 sehingga h = 0,6

Pada taraf kesalahan 5% , nilai rt =


t = 0,444, berarti h > t maka Ho

ditolak, Ha diterima. Dengan demikian, disimpulkan pada taraf kesalahan 5%


terdapat korelasi yang signifikan antara penguasaan teori dengan praktikum
ibadah.
h = 0,6 sehingga h = 0,6

Pada taraf kesalahan 1% , nilai rt =


t = 0,561, berarti h > t maka Ho

ditolak, Ha diterima. Dengan demikian, disimpulkan pada taraf kesalahan 1%


tidak terdapat korelasi yang signifikan antara penguasaan teori dengan praktikum
ibadah.
12

Anda mungkin juga menyukai