No. Hasil eksplorasi penyebab masalah diidentifikasi penyebab masalah
1 Kurangnya minat baca pada Kajian Litetatur : Berdasarkan kajian
anak (literasi) 1. https://ejournal.unma.ac.id/index.php/cp/article/download/1922/1215 literatur serta wawancara (Mega Prasrihamni, 2021) teman sejawat dan pakar siswa belum terbiasa untuk membaca maka dapat disimpulkan siswa cenderung lebih senang menonton dari pada membaca analisis eksplorasi buku penyebab masalah dari bacaan yang dimiliki siswa masih sangat terbatas kurangnya minat baca waktu luang siswa lebih banyak digunakan untuk bermain anak antara lain : Gadget untuk bermedia sosial dari pada membaca artikel atau siswa belum terbiasa mencari pengetahuan di internet. untuk membaca siswa cenderung lebih 2. https://journal.unesa.ac.id/index.php/PD/article/download/1646/1091 senang menonton dari (Ony Dina Maharani, 2017) pada membaca buku ketersediaan buku, faktor situasional dan pola asuh orang tua bacaan yang dimiliki tidak semua anak mendapatkan buku yang berkualitas dan sesuai dengan siswa masih sangat usia. terbatas Faktor ekonomi atau rendahnya kesadaran orang tua untuk waktu luang siswa menyediakan buku bagi anak menyebabkan anak tidak lebih banyak mendapatkan buku yang dibutuhkan digunakan untuk bermain Gadget untuk bermedia sosial dari pada membaca artikel atau mencari pengetahuan di 3. https://journal.unismuh.ac.id/index.php/jrpd/article/download/7353/4503 internet. (Mafika Nurdia Bekti, Sofyan Susanto, Djoko Hari Supriyanto, 2022) ketersediaan buku, faktor situasional dan kurangya motivasi siswa untuk minat baca sedangkan dari faktor pola asuh orang tua lingkungan pengaruh dari teman tidak semua anak kurangnya motivasi dari keluarga di rumah. mendapatkan buku yang berkualitas dan sesuai 2. Hasil wawancara teman sejawat (Ni Putu Sri Sutari, M.Pd.) dengan usia. Kurangnya peran serta orang dewasa/guru dalam pembimbingan Faktor ekonomi atau membaca secara berkala. Misalnya sebagai contoh, ketika siswa rendahnya kesadaran menemukan kata-kata baru yang kurang dipahami artinya, orang tua untuk siswa cenderung akan mengabaikan atau menutup buku tersebut dan menyediakan buku menganggap buku yang dibaca merupakan buku yang sulit. bagi anak menyebabkan anak Kemudian kurangnya pemberian pemahaman bahwa dengan banyak tidak mendapatkan membaca siswa dapat mengembangkan ide-ide baru yang sangat buku yang dibutuhkan berguna untuk masa depannya. Di sekolah peran Selanjutnya, kurang menemukan model/ sosok orang dewasa/guru perpustakaan juga yang mau dan aktif menanamkan kebiasaan membaca buku pada belum maksimal, misal waktu luang, seperti saat jam istirahat dll. dengan jam wajib 3. Hasil wawancara pakar (Dr. Agus Sutikno, S.Pd.,M.S.I) kunjung perpus, tugas karena sejak dini budaya membaca tidak kita perkenalkan ke anak. resume buku, tugas Banyak diantara kita lebih suka mengajak anak jalan-jalan ke mall membuat cerita daripada diajak ke toko buku, atau perpustakaan. pendek, dan Lalu di rumah, tidak ada semacam perpus mini, meskipun hanya seterusnya. berupa rak buku yang berisi buku cerita, buku gambar misalnya. Lalu tempat ini dijadikan tempat untuk belajar, membaca, menulis, dan seterusnya. Di sekolah peran perpustakaan juga belum maksimal, misal dengan jam wajib kunjung perpus, tugas resume buku, tugas membuat cerita pendek, dan seterusnya. 2 Siswa kurang paham dengan Kajian Literatur : Analisis eksplorasi kaidah penulisan yang baik 1. https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40300/1/SITI penyebab masalah: dan benar (literasi) %20HAMDAH-FITK Rendahnya minat dan (Siti Hamdah, 2018) budaya membaca Rendahnya minat dan budaya membaca Anak kesulitan dalam Anak kesulitan dalam membedakan tanda baca membedakan tanda 2. https://core.ac.uk/download/pdf/78033172.pdf baca (Rizkiana, 2016) kurang kurang memperhatikan tanda baca memperhatikan tanda tidak memahami isi bacaan baca sulit konsentrasi. tidak memahami isi Hasil wawancara teman sejawat (Ni Putu Sri Sutari, M.Pd.) bacaan secara psikologis kurang konsentrasi dalam menyimak sulit konsentrasi. kemampuan membaca siswa masih rendah kemampuan membaca Pemparafase yang salah, dalam membaca anak seringkali melakukan siswa masih rendah pemenggalan (berhentimembaca) pada tempat yang tidak tepat atau Pemparafase yang tidak memperhatikan tanda baca, khususnya tanda koma salah, dalam membaca anak Hasil wawancara pakar (Dr. Agus Sutikno, S.Pd.,M.S.I) seringkali melakukan kurangnya kemampuan anak dalam mengenal huruf-huruf alfabetis pemenggalan sering kali di jumpai oleh guru yang sulit membedakan huruf besar / (berhentimembaca) capital dan huruf kecil. pada tempat yang praktik dan lingkungan literasi yang belum memadai tidak tepat atau tidak memperhatikan tanda baca, khususnya tanda koma praktik dan lingkungan literasi yang belum memadai
1. https://jurnal.umj.ac.id/index.php/fbc/article/download/4800/4258 penyebab masalah: Siswa masih belum (Radiusman, 2020) Guru yang memahami konsep Guru yang mengajarkan matematika hanya dengan menyampaikan materi mengajarkan matematika (numerasi) kepada siswa sehingga siswa hanya mampu menyelesaikan permasalahan matematika hanya matematika tanpa mengerti penyelesaian tersebut. dengan Less motivation ketika menyampaikan materi menemui soal cerita kepada siswa sehingga 2. http://repository.unmuhjember.ac.id/11318/11/k.%20ARTIKEL%20.pdf siswa hanya mampu (Yuliana Citra Fansi:2020) menyelesaikan latar belakang orang tua yang kurang memperhatikan anak dalam permasalahan belajar dirumah setiap harinya, matematika tanpa kurangnya pemahaman anak dalam memahami bilangan angka mengerti penyelesaian tersebut. bilangan, latar belakang kurang tertariknya anak dalam belajar di dalam kelas maupun di orang tua yang rumah. kurang 3. https://journal3.uin alauddin.ac.id/index.php/auladuna/article/view/26453/15046 memperhatikan (Nina Indriani1 , Zuha Prisma Salsabila2 , Alfira Nur Azizah Firdaus3, 2022) anak dalam belajar Kurang pahamnya anak mengenai konsep matematika terjadi dirumah setiap karena teori yang diberikan tidak disertai informasi atau contoh harinya, nyata yang dekat dengan peserta didik. kurangnya Hasil observasi menunjukkan bahwa pemahaman konsep pemahaman anak perkalian peserta didik yang dijelaskan dengan metode ceramah dalam memahami tanpa mengaitkan dengan hal-hal yang nyata yang diukur bilangan angka berdasarkan kemampuan menyatakan perkalian menjadi bilangan, penjumalahan berulang, menyelesaikan permasalahan kurang tertariknya berdasarkan sifat-sifat perkalian, menulisan model matematika anak dalam belajar dari soal cerita, dan mengaplikasikan konsep perkalian ke dalam di dalam kelas soal cerita menunjukkan prosentase yang rendah. maupun di rumah. teori yang diberikan tidak Hasil wawancara teman sejawat (Ni Putu Sri Sutari, M.Pd.) disertai informasi Disebabkan kemampuan memahami alur cerita yang masih rendah. atau contoh nyata Pemahaman kosa kata bahasa yang kurang, sehingga siswa hanya yang dekat dengan membaca sekilas kemudian terburu-buru menarik kesimpulan. peserta didik Siswa kurang paham konsep matematika sehingga menganggap kemampuan pelajaran matematika sulit dan kurang diminati. memahami alur Guru kurang menggunakan benda konkrit saat menjelaskan pada cerita yang masih rendah. siswa. Siswa jarang mengulangi kembali pelajaran yang telah Pemahaman kosa dijelaskan. Siswa merasa bebannya berkurang jika sudah selesai kata bahasa yang pelajaran matematika kurang Guru/ guru les lebih senang mengajarkan matematika cara cepat dari Guru kurang pada penanaman konsep yang memang membutuhkan waktu yang menggunakan cukup lama. benda konkrit saat menjelaskan pada Para guru menganggap jika anak bisa mengerjakan soal dengan cepat, siswa menggunakan cara menjawab yang cepat dan jawaban kebetulan pembelajaran benar, maka siswa dianggap sudah mengerti konsep dasar matematika kita lebih matermatika. cenderung pada hafalan. Belum banyak yang Hasil wawancara pakar (Dr. Agus Sutikno, S.Pd.,M.S.I) mengarah ke arah pembelajaran matematika kita lebih cenderung pada hafalan. Belum banyak yang pemahaman, masih mengarah ke arah pemahaman, masih sebatas learning to know . sebatas learning to know. 4 Siswa kurang percaya diri Kajian Literatur : Analisis eksplorasi untuk aktif bertanya di kelas 1. http://repository.unmuhjember.ac.id/6862/11/k.%20Artikel%20.pdf penyebab masalah: (Vivin Musriani, 2020) siswa kurang berlatih membaca, siswa kurang berlatih membaca, kurang percaya diri kurang percaya diri itu karena siswa tersebut kurang aktif, itu karena siswa mengalami kesulitan untuk bicara didepan umum dan berdiskusi tersebut kurang aktif, dengan temannya, mengalami kesulitan takut salah dengan jawaban yang ingin dia ungkapkan sehingga untuk bicara didepan siswa merasa minder pada saat diberi pertanyaan oleh guru. umum dan berdiskusi dengan temannya, 2. https://eprints.uny.ac.id/15411/1/Skripsi%20PDF.pdf takut salah dengan (Dewi Masithoh Citra Kususma Putri, 2014) jawaban yang ingin dia ungkapkan sehingga siswa Penggunaan media yang monoton membuat anak cepat bosan merasa minder pada saat diberi pertanyaan oleh akibatnya anak menjadi malas untuk mengikuti perintah yang guru diberikan pendidik. Penggunaan media Selain itu, peserta didik kurang dilatih untuk berani unjuk diri di yang monoton depan kelas, sehingga anak kurang berpartisipasi dan menjadi membuat anak cepat kurang percaya diri. bosan akibatnya anak menjadi malas untuk Hasil wawancara teman sejawat (Ni Putu Sri Sutari, M.Pd.) mengikuti perintah Kurangnya apresiasi terhadap siswa saat menjawab benar maupun yang diberikan salah. pendidik. Jika benar guru memberi pujian jika salah langsung ditegur dan Selain itu, peserta terkadang menasehatinya bukan secara klasikal melainkan didik kurang dilatih merujuk pada pribadi anak itu sendiri. untuk berani unjuk diri di depan kelas, Hasil wawancara pakar (Dr. Agus Sutikno, S.Pd.,M.S.I) sehingga anak kurang kurang memahami materi yang sedang dibahas, adanya penilaian berpartisipasi dan diri yang bersifat negatif yang mungkin datang dari keluarganya, menjadi kurang atau bisa juga dari sekolah, percaya diri. kurangnya penghargaan yang diberikan. Kurangnya apresiasi terhadap siswa saat menjawab benar maupun salah. kurang memahami materi yang sedang dibahas, adanya penilaian diri yang bersifat negatif yang mungkin datang dari keluarganya, atau bisa juga dari sekolah, 5 Adanya siswa Slow learner di Kajian Literatur : Analisis eksplorasi kelas 1. https://journal.trunojoyo.ac.id/personifikasi/article/view/702/0 penyebab masalah: (Dewi Mahastuti, 2011) anak lambat belajar umumnya mengalami anak lambat belajar umumnya mengalami kegagalan dalam kegagalan dalam memahami pelajaran dan konsep-konsep dasar di bidang memahami pelajaran akademik, misalnya membaca, menulis, matematika (berhitung) dan konsep-konsep dan bahasa, dasar di bidang kesulitan dalam menentukan arah, waktu, dan ukuran seperti arah akademik, misalnya kanan dan kiri, depan dan belakang, lebar dan sempit. membaca, menulis, Mempunyai daya ingat yang rendah. Anak lambat belajar sulit matematika bersosialisasi dengan lingkungan. (berhitung) dan Anak lambat belajar lebih sering pasif, minder dan menarik diri bahasa, dari pergaulan. kesulitan dalam menentukan arah, Hasil wawancara teman sejawat (Luciana Pratiwi, S.Pd) dari UDL waktu, dan ukuran Ada faktor internal dan eksternal yang menyebabkan anak terdeteksi seperti arah kanan dan slow learner. kiri, depan dan Faktor internal antara lain faktor genetik. belakang, lebar dan Faktor Eksternal bisa disebabkan kurang rangsangan pada anak atau sempit. pada otak, kurangnya motivasi belajar dan perbedaan budaya. Mempunyai daya Contohnya : mengikuti orangtuanya perbindah-pindah karena faktor ingat yang rendah. pekerjaan Anak lambat belajar sulit bersosialisasi dengan lingkungan. Anak lambat belajar lebih sering pasif, minder dan menarik diri dari pergaulan. Faktor internal antara lain faktor genetik. Faktor Eksternal bisa disebabkan kurang rangsangan pada anak atau pada otak, kurangnya motivasi belajar dan perbedaan budaya. Contohnya : mengikuti orangtuanya perbindah-pindah karena faktor pekerjaan 6 Komunikasi orangtua/wali Kajian Literatur : Analisis eksplorasi murid dengan guru kurang penyebab masalah: terjalin dengan baik 1. https://core.ac.uk/download/pdf/297216178.pdf sulit mencari orang (Anis Puspitaningtyas, 2016) tua dan rumah jauh, sebagian orang tua yang menganggap masalah belajar adalah urusan sekolah. orang tua tidak perhatian, 2. https://eprints.umm.ac.id/32026/ kesibukan orang tua, (Fatimah Azzahra, 2016) kemampuan orang sulit mencari orang tua dan rumah jauh, tua, orang tua tidak perhatian, faktor ekonomi dan kesibukan orang tua, orang tua yang over kemampuan orang tua, komunikasi dan guru. faktor ekonomi dan orang tua yang over komunikasi dan guru. Faktor selanjutnya Faktor selanjutnya yaitu berasal dari faktor dari guru yang yaitu berasal dari meliputi kurangnya motivasi guru untuk melakukan kunjungan faktor dari guru yang kepada wali murid (home visit), meliputi kurangnya kurangnya respon dari orang tua dalam proses komunikasi, motivasi guru untuk sulit menyesuaikan waktu dan kurang adanya kerjasama antara melakukan kunjungan guru dan wali kepada wali murid (home visit), Hasil wawancara teman sejawat (Ni Putu Sri Sutari, M.Pd.) kurangnya respon dari Guru kurang melibatkan orang tua terhadap berhasil tidaknya orang tua dalam pembelajaran siswa saat berada disekolah. proses komunikasi, Pemanggilan orang tua hanya dilakukan jika siswa ada kesalahan sulit menyesuaikan seperti tidak mengerjakan tugas, terlambat datang ke sekolah atau waktu dan kurang sering ijin. Namun ketika siswa memiliki prestasi menonjol guru adanya kerjasama jarang menyampaikan keunggulan dan potensi apa yang harus antara guru dan wali dilakukan sekolah dan orang tua agar siswa memperoleh hasil yang maksimal. Hasil wawancara pakar (Dr. Agus Sutikno, S.Pd.,M.S.I) Kesibukan masing-masing (guru sibuk, orang tua repot), sehingga jarang bertatap muka. Kepemilikan sarana komunikasi, orang tua yang tidak memiliki HP akan terputus komunikasinya, karena tidak bisa mengakses informasi di WAG kelas yang diberikan oleh guru. Berbagai kesibukan, tidak bisa rutin mencermati setiap informasi yang diberikan guru melalui WAG, sehingga ada loss information. 7 Guru belum maksimal Kajian literatur : Analisis eksplorasi dalam mengeksplor 1. http://www.gurusiana.id/read/nurhamidah/article/guru-tidak-kreatif-dan-inovatif- penyebab masalah: pembelajaran inovatif 4065000 Pada masa serba (Nur Hamidah, 2020) digital seperti Pada masa serba digital seperti sekarang masih dijumpai guru yang sekarang masih mengajar dengan menyuruh siswa menyalin catatan di papan tulis. dijumpai guru yang Setiap hari siswa hanya diberi ceramah selanjutnya disuruh mengajar dengan mengerjakan soal-soal. menyuruh siswa Guru sekarang hampir setiap hari melakukan kegiatan menyalin catatan di pembelajaran di dalam kelas. papan tulis. Siswa hanya bertindak sebagai pendengar pasif yang selalu Setiap hari siswa membayangkan hal-hal yang disampaikan oleh guru sehingga hanya diberi ceramah segala yang diterima masih bersifat abstrak. selanjutnya disuruh mengerjakan soal- 2. https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/hp/article/view/34597 soal. (Indah Fajar Friani, Sulaiman, Mislinawati, 2020) Guru sekarang hampir setiap hari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP ) guru kurang memahami melakukan kegiatan langkah- langkah pembelajaran sesuai sintak yang ada pada model pembelajaran di pembelajaran. dalam kelas. Guru kurang mampu mengarahkan siswa yang kurang pintar untuk terlibat aktif Siswa hanya dengan bekerjasama dalam kelompok, bertindak sebagai terkendala dalam menyediakan alat dan bahan jika diperlukan pendengar pasif yang dalam melakukan proyek selalu Hasil wawancara teman sejawat (Ni Putu Sri Sutari, M.Pd.) membayangkan hal- Beban kerja diluar tugas mengajar yang lebih banyak, sehingga guru hal yang kelelahan untuk/tidak punya cukup waktu mendesai pembelajaran disampaikan oleh untuk pertemuan berikutnya. guru sehingga segala Hasil wawancara pakar (Dr. Agus Sutikno, S.Pd.,M.S.I) yang diterima masih Guru merasa berada pada zona nyaman. bersifat abstrak. Kemudian lingkungan sekolah yang tidak kondusif untuk bergerak Guru merasa berada maju. pada zona nyaman. Tidak ada dorongan dari pimpinan, tidak adanya program Kemudian pengembangan diri, tidak didukung pendanaan dan sarpras sekolah. lingkungan sekolah Ini bisa dirubah dengan menciptakan sistem yang kondusif untuk yang tidak kondusif maju, membuat program pengembangan guru, ada dana yang untuk bergerak maju. memadai, fasilitas mendukung. Beban kerja diluar tugas mengajar yang lebih banyak, sehingga guru kelelahan untuk/tidak punya cukup waktu mendesai pembelajaran untuk pertemuan berikutnya. Guru kurang Kajian Literatur : Analisis eksplorasi mengoptimalkan sarana dan penyebab masalah: prasarana yang ada di 1. https://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/keluarga/article/viewFile/ Sarana pra-sarana sekolah 1933/1094 untuk pelajaran (Tyas Kusworowati:2020) ketrampilan kurang Sarana pra-sarana untuk pelajaran ketrampilan kurang memadai memadai kondisi sarana kondisi sarana prasarana pelajaran ketrampilan kurang prasarana pelajaran mendukung karena peralatan yang sudah lama, ketrampilan kurang Guru belum terbuka terhadap hal-hal baru dalam mengatasi mendukung karena keterbatasan sarana prasarana pembelajaran ketrampilan peralatan yang sudah disekolah lama, 2. http://ejournal.unp.ac.id/index.php/bahana/article/viewFile/3808/3041 Guru belum terbuka sarana dan prasarana belum mencukupi atau memenuhi batas terhadap hal-hal baru standar dalam mengatasi keterbatasan sarana Hasil wawancara teman sejawat (Ni Putu Sri Sutari, M.Pd.) prasarana Letak LCD yang kurang baik mungkin terlalu tinggi, fokus tulisan pembelajaran kurang sehingga terlihat buram, terlalu terang sehingga silau saat ketrampilan disekolah membaca /menonton tayangan video atau LCD yang jarang di Letak LCD yang gunakan mengakibatkan jamur sehingga menganggu konsentrasi kurang baik belajar siswa sarana prasarana yang ada terbatas, sehingga Hasil wawancara pakar (Dr. Agus Sutikno, S.Pd.,M.S.I) tidak mendukung. Karena memang sarana prasarana yang ada terbatas, sehingga tidak mendukung. Keterbatasan kemampuan guru dalam menggunakan sarpras yang ada. Jika ini yang terjadi perlu diadakan pelatihan terkait kemampuan yang perlu dikembangkan tersebut.
Kurangnya peran serta Kajian Literatur : Analisis eksplorasi
orangtua siswa dalam 1. https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/MI/article/download/ penyebab masalah: pembelajaran interaktif 39024/19656/95820 Bentuk motivasi yang Bentuk motivasi yang diberikan oleh orang tua hanya pada diberikan oleh orang pembiayaan dan kata-kata nasihat tua hanya pada keseharian anak masih kurang mendapakan perhatian karena pembiayaan dan kata- orang tua sibuk bekerja. kata nasihat Fasilitas yang diberikan orang tua kepada anak kurang keseharian anak memadai. masih kurang 2. http://eprints.ums.ac.id/94735/1/Naspub%20Fix.pdf mendapakan perhatian Selama ini orang tua telah melimpahkan tanggung jawab karena orang tua pembelajaran anaknya kepada guru sekolah sibuk bekerja. latar belakang pendidikan orang tua Fasilitas yang Tingkat ekonomi orang tua diberikan orang tua Hasil wawancara teman sejawat (Ni Putu Sri Sutari, M.Pd.) kepada anak kurang Orang tua jarang dilibatkan untuk membantu mendesain memadai. pembelajaran di kelas. Orang tua jarang Guru menganggap bahwa orang tua akan menambah beban dilibatkan untuk fikiran guru karena terlalu banyak ide dan masukan yang membantu mendesain membuat guru semakin bingung. pembelajaran di kelas. Hasil wawancara pakar (Dr. Agus Sutikno, S.Pd.,M.S.I) Guru menganggap kurangnya pemahaman orang tua akan materi pembelajaran, bahwa orang tua akan sehingga kesulitan membelajarkan ke anaknya. menambah beban Selain itu, ada faktor kesibukan seperti bekerja sampai sore, fikiran guru karena sampai malam sehingga tidak sempat mendampingi belajar anak. terlalu banyak ide dan masukan yang membuat guru semakin bingung. kurangnya pemahaman orang tua akan materi pembelajaran, sehingga kesulitan membelajarkan ke anaknya. Guru kesulitan dalam Kajian Literartur: Analisis eksplorasi membagi atau mencari 1. https://ejurnal.iainlhokseumawe.ac.id/index.php/itqan/article/ penyebab masalah: waktu dalam pembuatan download/107/65 guru kurang mampu model dan media (Said Alwi : 2020) menggunakan media pembelajaran yang inovatif guru kurang mampu menggunakan media pembelajaran pembelajaran guru kurang meningkatkan pengetahuannya tentang media guru kurang pembelajaran, meningkatkan Hasil wawancara teman sejawat (Ni Putu Sri Sutari, M.Pd.) pengetahuannya Beban kerja diluar tugas mengajar yang sering mendadak serta tentang media lebih banyak dari tugas guru membuat guru kesulitan memilih pembelajaran, mana yang harus didahulukan. Beban kerja diluar tugas mengajar Hasil wawancara pakar (Dr. Agus Sutikno, S.Pd.,M.S.I) Banyaknya tugas Kesulitan guru dalam membagi waktu: tambahan guru Banyaknya tugas tambahan guru seperti sebagai bendahara, seperti sebagai kesiswaan, kurikulum, dan lainnya. bendahara, Adanya peran ganda di masyarakat dan di rumah sehingga kesiswaan, waktu habis untuk kegiatan kemasyarakat dan rumah tangga. kurikulum, dan Terbelenggu oleh administrasi guru yang harus dimiliki, lainnya. sehingga kebingungan mana yang harus dikerjakan dahulu. Adanya peran ganda Terjebak pada kegiatan rutinitas di sekolah (mengajar-koreksi- di masyarakat dan di mengajar-koreksi) rumah sehingga Kurangnya ide karena jarang mengikuti kegiatan ilmiah atau waktu habis untuk kurangnya membaca. kegiatan kemasyarakat dan Guru merasa pada berada pada zona nyaman, enggan untuk rumah tangga. bergerak maju kea rah yang lebih nyaman Terbelenggu oleh administrasi guru yang harus dimiliki, sehingga kebingungan mana yang harus dikerjakan dahulu. Terjebak pada kegiatan rutinitas di sekolah (mengajar- koreksi-mengajar- koreksi) Kurangnya ide karena jarang mengikuti kegiatan ilmiah atau kurangnya membaca.