Anda di halaman 1dari 14

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Nama : Dela Destian

Masalah yang telah Analisis eksplorasi


No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi penyebab masalah

1 Kurangnya minat baca pada Kajian Litetatur : Berdasarkan kajian


anak (literasi) 1. https://ejournal.unma.ac.id/index.php/cp/article/download/1922/1215 literatur serta wawancara
(Mega Prasrihamni, 2021) teman sejawat dan pakar
 siswa belum terbiasa untuk membaca maka dapat disimpulkan
 siswa cenderung lebih senang menonton dari pada membaca analisis eksplorasi
buku penyebab masalah dari
 bacaan yang dimiliki siswa masih sangat terbatas kurangnya minat baca
 waktu luang siswa lebih banyak digunakan untuk bermain anak antara lain :
Gadget untuk bermedia sosial dari pada membaca artikel atau  siswa belum terbiasa
mencari pengetahuan di internet. untuk membaca
 siswa cenderung lebih
2. https://journal.unesa.ac.id/index.php/PD/article/download/1646/1091 senang menonton dari
(Ony Dina Maharani, 2017) pada membaca buku
 ketersediaan buku, faktor situasional dan pola asuh orang tua  bacaan yang dimiliki
 tidak semua anak mendapatkan buku yang berkualitas dan sesuai dengan siswa masih sangat
usia. terbatas
 Faktor ekonomi atau rendahnya kesadaran orang tua untuk  waktu luang siswa
menyediakan buku bagi anak menyebabkan anak tidak lebih banyak
mendapatkan buku yang dibutuhkan digunakan untuk
bermain Gadget untuk
bermedia sosial dari
pada membaca artikel
atau mencari
pengetahuan di
3. https://journal.unismuh.ac.id/index.php/jrpd/article/download/7353/4503 internet.
(Mafika Nurdia Bekti, Sofyan Susanto, Djoko Hari Supriyanto, 2022)  ketersediaan buku,
faktor situasional dan
 kurangya motivasi siswa untuk minat baca sedangkan dari faktor pola asuh orang tua
lingkungan pengaruh dari teman  tidak semua anak
 kurangnya motivasi dari keluarga di rumah. mendapatkan buku yang
berkualitas dan sesuai
2. Hasil wawancara teman sejawat (Ni Putu Sri Sutari, M.Pd.) dengan usia.
 Kurangnya peran serta orang dewasa/guru dalam pembimbingan  Faktor ekonomi atau
membaca secara berkala. Misalnya sebagai contoh, ketika siswa rendahnya kesadaran
menemukan kata-kata baru yang kurang dipahami artinya, orang tua untuk
 siswa cenderung akan mengabaikan atau menutup buku tersebut dan menyediakan buku
menganggap buku yang dibaca merupakan buku yang sulit. bagi anak
menyebabkan anak
 Kemudian kurangnya pemberian pemahaman bahwa dengan banyak
tidak mendapatkan
membaca siswa dapat mengembangkan ide-ide baru yang sangat
buku yang dibutuhkan
berguna untuk masa depannya.
 Di sekolah peran
 Selanjutnya, kurang menemukan model/ sosok orang dewasa/guru
perpustakaan juga
yang mau dan aktif menanamkan kebiasaan membaca buku pada
belum maksimal, misal
waktu luang, seperti saat jam istirahat dll.
dengan jam wajib
3. Hasil wawancara pakar (Dr. Agus Sutikno, S.Pd.,M.S.I) kunjung perpus, tugas
 karena sejak dini budaya membaca tidak kita perkenalkan ke anak. resume buku, tugas
Banyak diantara kita lebih suka mengajak anak jalan-jalan ke mall membuat cerita
daripada diajak ke toko buku, atau perpustakaan. pendek, dan
 Lalu di rumah, tidak ada semacam perpus mini, meskipun hanya seterusnya.
berupa rak buku yang berisi buku cerita, buku gambar misalnya. Lalu
tempat ini dijadikan tempat untuk belajar, membaca, menulis, dan
seterusnya.
 Di sekolah peran perpustakaan juga belum maksimal, misal dengan
jam wajib kunjung perpus, tugas resume buku, tugas membuat cerita
pendek, dan seterusnya.
2 Siswa kurang paham dengan Kajian Literatur : Analisis eksplorasi
kaidah penulisan yang baik 1. https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40300/1/SITI penyebab masalah:
dan benar (literasi) %20HAMDAH-FITK  Rendahnya minat dan
(Siti Hamdah, 2018) budaya membaca
 Rendahnya minat dan budaya membaca  Anak kesulitan dalam
 Anak kesulitan dalam membedakan tanda baca membedakan tanda
2. https://core.ac.uk/download/pdf/78033172.pdf baca
(Rizkiana, 2016)  kurang
 kurang memperhatikan tanda baca memperhatikan tanda
 tidak memahami isi bacaan baca
 sulit konsentrasi.  tidak memahami isi
Hasil wawancara teman sejawat (Ni Putu Sri Sutari, M.Pd.) bacaan
 secara psikologis kurang konsentrasi dalam menyimak  sulit konsentrasi.
 kemampuan membaca siswa masih rendah  kemampuan membaca
 Pemparafase yang salah, dalam membaca anak seringkali melakukan siswa masih rendah
pemenggalan (berhentimembaca) pada tempat yang tidak tepat atau  Pemparafase yang
tidak memperhatikan tanda baca, khususnya tanda koma salah, dalam
membaca anak
Hasil wawancara pakar (Dr. Agus Sutikno, S.Pd.,M.S.I) seringkali melakukan
 kurangnya kemampuan anak dalam mengenal huruf-huruf alfabetis pemenggalan
sering kali di jumpai oleh guru yang sulit membedakan huruf besar / (berhentimembaca)
capital dan huruf kecil. pada tempat yang
 praktik dan lingkungan literasi yang belum memadai tidak tepat atau tidak
memperhatikan tanda
baca, khususnya tanda
koma
 praktik dan
lingkungan literasi
yang belum memadai

3 Numerasi : Kajian Literatur : Analisis eksplorasi


1. https://jurnal.umj.ac.id/index.php/fbc/article/download/4800/4258 penyebab masalah:
 Siswa masih belum (Radiusman, 2020)  Guru yang
memahami konsep  Guru yang mengajarkan matematika hanya dengan menyampaikan materi mengajarkan
matematika (numerasi) kepada siswa sehingga siswa hanya mampu menyelesaikan permasalahan matematika hanya
matematika tanpa mengerti penyelesaian tersebut. dengan
 Less motivation ketika menyampaikan materi
menemui soal cerita kepada siswa sehingga
2. http://repository.unmuhjember.ac.id/11318/11/k.%20ARTIKEL%20.pdf
siswa hanya mampu
(Yuliana Citra Fansi:2020) menyelesaikan
 latar belakang orang tua yang kurang memperhatikan anak dalam permasalahan
belajar dirumah setiap harinya, matematika tanpa
 kurangnya pemahaman anak dalam memahami bilangan angka mengerti penyelesaian
tersebut.
bilangan,
 latar belakang
 kurang tertariknya anak dalam belajar di dalam kelas maupun di
orang tua yang
rumah.
kurang
3. https://journal3.uin alauddin.ac.id/index.php/auladuna/article/view/26453/15046 memperhatikan
(Nina Indriani1 , Zuha Prisma Salsabila2 , Alfira Nur Azizah Firdaus3, 2022) anak dalam belajar
 Kurang pahamnya anak mengenai konsep matematika terjadi dirumah setiap
karena teori yang diberikan tidak disertai informasi atau contoh harinya,
nyata yang dekat dengan peserta didik.  kurangnya
 Hasil observasi menunjukkan bahwa pemahaman konsep pemahaman anak
perkalian peserta didik yang dijelaskan dengan metode ceramah dalam memahami
tanpa mengaitkan dengan hal-hal yang nyata yang diukur bilangan angka
berdasarkan kemampuan menyatakan perkalian menjadi bilangan,
penjumalahan berulang, menyelesaikan permasalahan  kurang tertariknya
berdasarkan sifat-sifat perkalian, menulisan model matematika anak dalam belajar
dari soal cerita, dan mengaplikasikan konsep perkalian ke dalam di dalam kelas
soal cerita menunjukkan prosentase yang rendah. maupun di rumah.
 teori yang
diberikan tidak
Hasil wawancara teman sejawat (Ni Putu Sri Sutari, M.Pd.) disertai informasi
 Disebabkan kemampuan memahami alur cerita yang masih rendah. atau contoh nyata
Pemahaman kosa kata bahasa yang kurang, sehingga siswa hanya yang dekat dengan
membaca sekilas kemudian terburu-buru menarik kesimpulan. peserta didik
 Siswa kurang paham konsep matematika sehingga menganggap  kemampuan
pelajaran matematika sulit dan kurang diminati. memahami alur
 Guru kurang menggunakan benda konkrit saat menjelaskan pada cerita yang masih
rendah.
siswa. Siswa jarang mengulangi kembali pelajaran yang telah
Pemahaman kosa
dijelaskan. Siswa merasa bebannya berkurang jika sudah selesai kata bahasa yang
pelajaran matematika kurang
 Guru/ guru les lebih senang mengajarkan matematika cara cepat dari  Guru kurang
pada penanaman konsep yang memang membutuhkan waktu yang menggunakan
cukup lama. benda konkrit saat
menjelaskan pada
 Para guru menganggap jika anak bisa mengerjakan soal dengan cepat,
siswa
menggunakan cara menjawab yang cepat dan jawaban kebetulan
 pembelajaran
benar, maka siswa dianggap sudah mengerti konsep dasar matematika kita lebih
matermatika. cenderung pada
hafalan. Belum
banyak yang
Hasil wawancara pakar (Dr. Agus Sutikno, S.Pd.,M.S.I) mengarah ke arah
 pembelajaran matematika kita lebih cenderung pada hafalan. Belum banyak yang pemahaman, masih
mengarah ke arah pemahaman, masih sebatas learning to know . sebatas learning to
know.
4 Siswa kurang percaya diri Kajian Literatur : Analisis eksplorasi
untuk aktif bertanya di kelas 1. http://repository.unmuhjember.ac.id/6862/11/k.%20Artikel%20.pdf penyebab masalah:
(Vivin Musriani, 2020)  siswa kurang berlatih
membaca,
 siswa kurang berlatih membaca,  kurang percaya diri
 kurang percaya diri itu karena siswa tersebut kurang aktif, itu karena siswa
 mengalami kesulitan untuk bicara didepan umum dan berdiskusi tersebut kurang aktif,
dengan temannya,  mengalami kesulitan
 takut salah dengan jawaban yang ingin dia ungkapkan sehingga untuk bicara didepan
siswa merasa minder pada saat diberi pertanyaan oleh guru. umum dan berdiskusi
dengan temannya,
2. https://eprints.uny.ac.id/15411/1/Skripsi%20PDF.pdf  takut salah dengan
(Dewi Masithoh Citra Kususma Putri, 2014) jawaban yang ingin dia
ungkapkan sehingga siswa
 Penggunaan media yang monoton membuat anak cepat bosan merasa minder pada saat
diberi pertanyaan oleh
akibatnya anak menjadi malas untuk mengikuti perintah yang guru
diberikan pendidik.  Penggunaan media
 Selain itu, peserta didik kurang dilatih untuk berani unjuk diri di yang monoton
depan kelas, sehingga anak kurang berpartisipasi dan menjadi membuat anak cepat
kurang percaya diri. bosan akibatnya anak
menjadi malas untuk
Hasil wawancara teman sejawat (Ni Putu Sri Sutari, M.Pd.)
mengikuti perintah
 Kurangnya apresiasi terhadap siswa saat menjawab benar maupun yang diberikan
salah. pendidik.
 Jika benar guru memberi pujian jika salah langsung ditegur dan  Selain itu, peserta
terkadang menasehatinya bukan secara klasikal melainkan didik kurang dilatih
merujuk pada pribadi anak itu sendiri. untuk berani unjuk
diri di depan kelas,
Hasil wawancara pakar (Dr. Agus Sutikno, S.Pd.,M.S.I)
sehingga anak kurang
 kurang memahami materi yang sedang dibahas, adanya penilaian
berpartisipasi dan
diri yang bersifat negatif yang mungkin datang dari keluarganya,
menjadi kurang
atau bisa juga dari sekolah,
percaya diri.
 kurangnya penghargaan yang diberikan.
 Kurangnya apresiasi
terhadap siswa saat
menjawab benar
maupun salah.
 kurang memahami
materi yang sedang
dibahas, adanya
penilaian diri yang
bersifat negatif yang
mungkin datang dari
keluarganya, atau bisa
juga dari sekolah,
5 Adanya siswa Slow learner di Kajian Literatur : Analisis eksplorasi
kelas 1. https://journal.trunojoyo.ac.id/personifikasi/article/view/702/0 penyebab masalah:
(Dewi Mahastuti, 2011)  anak lambat belajar
umumnya mengalami
 anak lambat belajar umumnya mengalami kegagalan dalam kegagalan dalam
memahami pelajaran dan konsep-konsep dasar di bidang memahami pelajaran
akademik, misalnya membaca, menulis, matematika (berhitung) dan konsep-konsep
dan bahasa, dasar di bidang
 kesulitan dalam menentukan arah, waktu, dan ukuran seperti arah akademik, misalnya
kanan dan kiri, depan dan belakang, lebar dan sempit. membaca, menulis,
 Mempunyai daya ingat yang rendah. Anak lambat belajar sulit matematika
bersosialisasi dengan lingkungan. (berhitung) dan
 Anak lambat belajar lebih sering pasif, minder dan menarik diri bahasa,
dari pergaulan.  kesulitan dalam
menentukan arah,
Hasil wawancara teman sejawat (Luciana Pratiwi, S.Pd) dari UDL waktu, dan ukuran
 Ada faktor internal dan eksternal yang menyebabkan anak terdeteksi seperti arah kanan dan
slow learner. kiri, depan dan
 Faktor internal antara lain faktor genetik. belakang, lebar dan
 Faktor Eksternal bisa disebabkan kurang rangsangan pada anak atau sempit.
pada otak, kurangnya motivasi belajar dan perbedaan budaya.  Mempunyai daya
Contohnya : mengikuti orangtuanya perbindah-pindah karena faktor ingat yang rendah.
pekerjaan Anak lambat belajar
sulit bersosialisasi
dengan lingkungan.
 Anak lambat belajar
lebih sering pasif,
minder dan menarik
diri dari pergaulan.
 Faktor internal antara
lain faktor genetik.
 Faktor Eksternal bisa
disebabkan kurang
rangsangan pada anak
atau pada otak,
kurangnya motivasi
belajar dan perbedaan
budaya. Contohnya :
mengikuti
orangtuanya
perbindah-pindah
karena faktor
pekerjaan
6 Komunikasi orangtua/wali Kajian Literatur : Analisis eksplorasi
murid dengan guru kurang penyebab masalah:
terjalin dengan baik 1. https://core.ac.uk/download/pdf/297216178.pdf  sulit mencari orang
(Anis Puspitaningtyas, 2016) tua dan rumah jauh,
 sebagian orang tua yang menganggap masalah belajar adalah urusan sekolah.  orang tua tidak
perhatian,
2. https://eprints.umm.ac.id/32026/
 kesibukan orang tua,
(Fatimah Azzahra, 2016)
 kemampuan orang
 sulit mencari orang tua dan rumah jauh,
tua,
 orang tua tidak perhatian,
 faktor ekonomi dan
 kesibukan orang tua, orang tua yang over
 kemampuan orang tua, komunikasi dan guru.
 faktor ekonomi dan orang tua yang over komunikasi dan guru.  Faktor selanjutnya
 Faktor selanjutnya yaitu berasal dari faktor dari guru yang yaitu berasal dari
meliputi kurangnya motivasi guru untuk melakukan kunjungan faktor dari guru yang
kepada wali murid (home visit), meliputi kurangnya
 kurangnya respon dari orang tua dalam proses komunikasi, motivasi guru untuk
 sulit menyesuaikan waktu dan kurang adanya kerjasama antara melakukan kunjungan
guru dan wali kepada wali murid
(home visit),
Hasil wawancara teman sejawat (Ni Putu Sri Sutari, M.Pd.)  kurangnya respon dari

Guru kurang melibatkan orang tua terhadap berhasil tidaknya orang tua dalam
pembelajaran siswa saat berada disekolah. proses komunikasi,
 Pemanggilan orang tua hanya dilakukan jika siswa ada kesalahan  sulit menyesuaikan
seperti tidak mengerjakan tugas, terlambat datang ke sekolah atau waktu dan kurang
sering ijin. Namun ketika siswa memiliki prestasi menonjol guru adanya kerjasama
jarang menyampaikan keunggulan dan potensi apa yang harus antara guru dan wali
dilakukan sekolah dan orang tua agar siswa memperoleh hasil yang
maksimal.
Hasil wawancara pakar (Dr. Agus Sutikno, S.Pd.,M.S.I)
 Kesibukan masing-masing (guru sibuk, orang tua repot), sehingga
jarang bertatap muka.
 Kepemilikan sarana komunikasi, orang tua yang tidak memiliki HP
akan terputus komunikasinya, karena tidak bisa mengakses informasi
di WAG kelas yang diberikan oleh guru.
 Berbagai kesibukan, tidak bisa rutin mencermati setiap informasi
yang diberikan guru melalui WAG, sehingga ada loss information.
7  Guru belum maksimal Kajian literatur : Analisis eksplorasi
dalam mengeksplor 1. http://www.gurusiana.id/read/nurhamidah/article/guru-tidak-kreatif-dan-inovatif- penyebab masalah:
pembelajaran inovatif 4065000  Pada masa serba
(Nur Hamidah, 2020) digital seperti
 Pada masa serba digital seperti sekarang masih dijumpai guru yang sekarang masih
mengajar dengan menyuruh siswa menyalin catatan di papan tulis. dijumpai guru yang
 Setiap hari siswa hanya diberi ceramah selanjutnya disuruh mengajar dengan
mengerjakan soal-soal. menyuruh siswa
 Guru sekarang hampir setiap hari melakukan kegiatan menyalin catatan di
pembelajaran di dalam kelas. papan tulis.
 Siswa hanya bertindak sebagai pendengar pasif yang selalu  Setiap hari siswa
membayangkan hal-hal yang disampaikan oleh guru sehingga hanya diberi ceramah
segala yang diterima masih bersifat abstrak. selanjutnya disuruh
mengerjakan soal-
2. https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/hp/article/view/34597 soal.
(Indah Fajar Friani, Sulaiman, Mislinawati, 2020)  Guru sekarang
hampir setiap hari
 rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP ) guru kurang memahami melakukan kegiatan
langkah- langkah pembelajaran sesuai sintak yang ada pada model pembelajaran di
pembelajaran. dalam kelas.
 Guru kurang mampu mengarahkan siswa yang kurang pintar untuk terlibat aktif  Siswa hanya
dengan bekerjasama dalam kelompok, bertindak sebagai
 terkendala dalam menyediakan alat dan bahan jika diperlukan pendengar pasif yang
dalam melakukan proyek selalu
Hasil wawancara teman sejawat (Ni Putu Sri Sutari, M.Pd.) membayangkan hal-
 Beban kerja diluar tugas mengajar yang lebih banyak, sehingga guru hal yang
kelelahan untuk/tidak punya cukup waktu mendesai pembelajaran disampaikan oleh
untuk pertemuan berikutnya. guru sehingga segala
Hasil wawancara pakar (Dr. Agus Sutikno, S.Pd.,M.S.I) yang diterima masih
 Guru merasa berada pada zona nyaman. bersifat abstrak.
 Kemudian lingkungan sekolah yang tidak kondusif untuk bergerak  Guru merasa berada
maju. pada zona nyaman.
 Tidak ada dorongan dari pimpinan, tidak adanya program  Kemudian
pengembangan diri, tidak didukung pendanaan dan sarpras sekolah. lingkungan sekolah
 Ini bisa dirubah dengan menciptakan sistem yang kondusif untuk yang tidak kondusif
maju, membuat program pengembangan guru, ada dana yang untuk bergerak maju.
memadai, fasilitas mendukung.  Beban kerja diluar
tugas mengajar yang
lebih banyak,
sehingga guru
kelelahan untuk/tidak
punya cukup waktu
mendesai
pembelajaran untuk
pertemuan
berikutnya.
Guru kurang Kajian Literatur : Analisis eksplorasi
mengoptimalkan sarana dan penyebab masalah:
prasarana yang ada di 1. https://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/keluarga/article/viewFile/  Sarana pra-sarana
sekolah 1933/1094 untuk pelajaran
(Tyas Kusworowati:2020) ketrampilan kurang
 Sarana pra-sarana untuk pelajaran ketrampilan kurang memadai
memadai  kondisi sarana
 kondisi sarana prasarana pelajaran ketrampilan kurang prasarana pelajaran
mendukung karena peralatan yang sudah lama, ketrampilan kurang
 Guru belum terbuka terhadap hal-hal baru dalam mengatasi mendukung karena
keterbatasan sarana prasarana pembelajaran ketrampilan peralatan yang sudah
disekolah lama,
2. http://ejournal.unp.ac.id/index.php/bahana/article/viewFile/3808/3041  Guru belum terbuka
 sarana dan prasarana belum mencukupi atau memenuhi batas terhadap hal-hal baru
standar dalam mengatasi
keterbatasan sarana
Hasil wawancara teman sejawat (Ni Putu Sri Sutari, M.Pd.) prasarana
 Letak LCD yang kurang baik mungkin terlalu tinggi, fokus tulisan pembelajaran
kurang sehingga terlihat buram, terlalu terang sehingga silau saat ketrampilan disekolah
membaca /menonton tayangan video atau LCD yang jarang di  Letak LCD yang
gunakan mengakibatkan jamur sehingga menganggu konsentrasi kurang baik
belajar siswa  sarana prasarana yang
ada terbatas, sehingga
Hasil wawancara pakar (Dr. Agus Sutikno, S.Pd.,M.S.I) tidak mendukung.
 Karena memang sarana prasarana yang ada terbatas, sehingga
tidak mendukung.
 Keterbatasan kemampuan guru dalam menggunakan sarpras yang
ada. Jika ini yang terjadi perlu diadakan pelatihan terkait
kemampuan yang perlu dikembangkan tersebut.

Kurangnya peran serta Kajian Literatur : Analisis eksplorasi


orangtua siswa dalam 1. https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/MI/article/download/ penyebab masalah:
pembelajaran interaktif 39024/19656/95820  Bentuk motivasi yang
 Bentuk motivasi yang diberikan oleh orang tua hanya pada diberikan oleh orang
pembiayaan dan kata-kata nasihat tua hanya pada
 keseharian anak masih kurang mendapakan perhatian karena pembiayaan dan kata-
orang tua sibuk bekerja. kata nasihat
 Fasilitas yang diberikan orang tua kepada anak kurang  keseharian anak
memadai. masih kurang
2. http://eprints.ums.ac.id/94735/1/Naspub%20Fix.pdf mendapakan perhatian
 Selama ini orang tua telah melimpahkan tanggung jawab karena orang tua
pembelajaran anaknya kepada guru sekolah sibuk bekerja.
 latar belakang pendidikan orang tua  Fasilitas yang
 Tingkat ekonomi orang tua diberikan orang tua
Hasil wawancara teman sejawat (Ni Putu Sri Sutari, M.Pd.) kepada anak kurang
 Orang tua jarang dilibatkan untuk membantu mendesain memadai.
pembelajaran di kelas.  Orang tua jarang
 Guru menganggap bahwa orang tua akan menambah beban dilibatkan untuk
fikiran guru karena terlalu banyak ide dan masukan yang membantu mendesain
membuat guru semakin bingung. pembelajaran di kelas.
Hasil wawancara pakar (Dr. Agus Sutikno, S.Pd.,M.S.I)  Guru menganggap
 kurangnya pemahaman orang tua akan materi pembelajaran, bahwa orang tua akan
sehingga kesulitan membelajarkan ke anaknya. menambah beban
 Selain itu, ada faktor kesibukan seperti bekerja sampai sore, fikiran guru karena
sampai malam sehingga tidak sempat mendampingi belajar anak. terlalu banyak ide dan
masukan yang
membuat guru
semakin bingung.
 kurangnya
pemahaman orang tua
akan materi
pembelajaran,
sehingga kesulitan
membelajarkan ke
anaknya.
Guru kesulitan dalam Kajian Literartur: Analisis eksplorasi
membagi atau mencari 1. https://ejurnal.iainlhokseumawe.ac.id/index.php/itqan/article/ penyebab masalah:
waktu dalam pembuatan download/107/65  guru kurang mampu
model dan media (Said Alwi : 2020) menggunakan media
pembelajaran yang inovatif  guru kurang mampu menggunakan media pembelajaran pembelajaran
 guru kurang meningkatkan pengetahuannya tentang media  guru kurang
pembelajaran, meningkatkan
Hasil wawancara teman sejawat (Ni Putu Sri Sutari, M.Pd.) pengetahuannya
 Beban kerja diluar tugas mengajar yang sering mendadak serta tentang media
lebih banyak dari tugas guru membuat guru kesulitan memilih pembelajaran,
mana yang harus didahulukan.  Beban kerja diluar
tugas mengajar
Hasil wawancara pakar (Dr. Agus Sutikno, S.Pd.,M.S.I)  Banyaknya tugas
Kesulitan guru dalam membagi waktu: tambahan guru
 Banyaknya tugas tambahan guru seperti sebagai bendahara, seperti sebagai
kesiswaan, kurikulum, dan lainnya. bendahara,
 Adanya peran ganda di masyarakat dan di rumah sehingga kesiswaan,
waktu habis untuk kegiatan kemasyarakat dan rumah tangga. kurikulum, dan
 Terbelenggu oleh administrasi guru yang harus dimiliki, lainnya.
sehingga kebingungan mana yang harus dikerjakan dahulu.  Adanya peran ganda
 Terjebak pada kegiatan rutinitas di sekolah (mengajar-koreksi- di masyarakat dan di
mengajar-koreksi) rumah sehingga
 Kurangnya ide karena jarang mengikuti kegiatan ilmiah atau waktu habis untuk
kurangnya membaca. kegiatan
kemasyarakat dan
 Guru merasa pada berada pada zona nyaman, enggan untuk
rumah tangga.
bergerak maju kea rah yang lebih nyaman
 Terbelenggu oleh
administrasi guru
yang harus dimiliki,
sehingga
kebingungan mana
yang harus
dikerjakan dahulu.
 Terjebak pada
kegiatan rutinitas di
sekolah (mengajar-
koreksi-mengajar-
koreksi)
 Kurangnya ide
karena jarang
mengikuti kegiatan
ilmiah atau
kurangnya membaca.

Anda mungkin juga menyukai