Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS KUALITAS PRODUK NUGGET MABELL UNTUK

MENGURANGI JUMLAH DEFECT DENGAN METODE QUALITY


CONTROL CIRCLE (QCC) DI PT. PETRA SEJAHTERA ABADI

Haerul hidayatullah1), Rusmalah2)

Program Studi Teknik Industri, Universitas Pamulang, Indonesia


Jl. Surya Kencana No. 1 Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang
Selatan, Banten 15417
1) hairulhidayatullah@gmail.com
2) dosen00926@unpam.ac.id

ABSTRAK

PT. Petra Sejahtera Abadi merupakan perusahaan yang bergerak dalam


memproduksi makanan olahan dari bahan daging ayam maupun daging sapi dengan
proses pembekuan seperti; sosis, smoke beef, spicy chick, spicy wings, nugget, rollade,
dan kornet. Saat ini produk nugget merupakan salah satu produk unggulan yang banyak
diminati oleh para konsumen. berdasarkan track record dari produk nugget ini memiliki
produk defect sebanyak 12% yaitu dengan rata rata 304 pcs sehari melebihi standart
yang seharusnya, Perusahaan berusaha keras dalam menekan produk defect guna
menurunnya defect pada produk nugget mabel tersebut pada 5% Penelitian ini akan
dilakukan di PT. Petra Sejahtera Abadi dan Menekan kesalahan yang di akibatkan oleh
human error penelitian ini akan dimulai dari pengumpulan data dan membandingkan
hasil actual lapangan menggunakan dengan laporan checksheet pemilihan metode
Quality Control Circle akan di akhiri dengan kesimpulan dari hasil actual dilapangan
nantinya akan digunakan untuk pengambilan keputusan dalam implementasi Quality
Control Circle (QCC). Manfaat dari penelitian ini adalah meminimalisir produk defect
yang terjadi pada bagian rasa, tekstur dan bentuk.

Kata Kunci : Quality Control Circle (QCC), Produk Defect, Improving

ABSTRACT 

PT. Petra Sejahtera Abadi is a company that is engaged in producing


processed food from chicken and beef with a freezing process such as; sausage, smoked
beef, spicy chick, spicy wings, nuggets, rollade, and corned beef. Currently, nuggets are
one of the superior products that are in great demand by consumers. based on the track
record of this nugget product, it has a defect product of 12%, namely 304 pcs a day,
exceeding the standard that should be, the Company strives to suppress product defects
in order to reduce defects in the mabel nugget product at 5% This research will be
conducted at PT. Petra Sejahtera Abadi and suppressing errors caused by human error.
This research will start from collecting data and comparing the actual results in the field
using a checksheet report on the selection of the Quality Control Circle method, ending
with conclusions from the actual results in the field which will be used for decision
making in implementation. Quality Control Circle (QCC). The benefit of this research is
to minimize product defects that occur in the taste, texture and shape.

Keywords: Quality Control Circle (QCC), Product Defect, Improving


I. PENDAHULUAN

Di dalam era globalisasi seperti sekarang ini, sektor industri pangan olahan
daging ayam maupun daging sapi dengan proses pembekuan memegang peran yang
penting dalam kehidupan manusia sehari-hari. Dalam era persaingan industri pangan
olahan tersebut yang semakin kompetitif, industri ini dituntut untuk mengembangkan
mutu prosesnya. Untuk memenangkan persaingan pangsa pasar maka perusahaan tersebut
harus melakukan salah satu strategi untuk meningkatkan kualitas proses produksi maupun
kualitas produk yang dihasilkan. Kualitas suatu produk merupakan salah satu kriteria
yang menjadi pertimbangan pelanggan dalam memilih produk. Kualitas produk semata-
mata ditentukan oleh konsumen sehingga kepuasan konsumen hanya dapat dicapai
dengan memberikan kualitas yang baik. Kualitas produk dibangun perusahaan dengan
memperhatikan kebutuhan dan keinginan kostumer karena suatu pabrik indsutri tidak
akan eksis apabila produk yang dibuat atau dipesan tidak sesuai dengan keinginan
konsumen.
Standarisasi produk pada dasarnya telah ditentukan oleh perusahaan untuk
memuaskan para konsumen yang memesan produk. Namun di dalam proses produksi
masih sering terjadi ketidak sesuaian sehinggan mengakibakan produk yang dihasilkan
cacat (defect). Di PT. Petra Sejahtera Abadi sendiri produk cacat banyak disumbangkan
dari minimnya parameter pengendalian kualitas untuk mengurangi jumlah cacat produk
Nugget Mabell itu sendiri. Sehingga mengakibatkan jumlah jenis cacat bentuk, rasa, dan
tekstur Nugget Mabell yang paling dominan. Metode yang banyak digunakan dan cocok
untuk mengurangi jumlah cacat produk sosis adalah dengan menggunakan metode
Quality Control Circle (QCC), karena Quality Control Circle lebih memfokuskan pada
perbaikan (improving), menekan kesalahan, dan meminimalisir produk-produk yang
cacat. Dengan demikian metode Quality Control Circle (QCC) tepat digunakan
dalam penelitian ini.
A. Delapan Langkah Pemecahan Masalah dalam QCC
1. Menentukan pokok dari masalah biasanya mengacu pada aspek quality, safety,
maupun productivity. Dalam menentukan tema juga dapat dibantu oleh data yang
bisa berbentuk check sheet atau laporan harian.
2. Menetapkan Target, Target diperlukan sebagai tolak ukur keberhasilan QCC. Kita
dapat menetapkan target atas kesepakatan team.
3. Analisa Kondisi Yang Ada, Analisa kondisi diperlukan untuk mendapatkan
gambaran secara detail dari masalah. Kita dapat menggunakan Diagram Tulang
Ikan (Fishbone Diagram).
4. Menentukan Sebab Akibat, Data yang kita peroleh dalam analisis kondisi yang ada
(Fishbone Diagram).
5. Mengetahui akar permasalahan Maka perlu disusun suatu rencana penanggulangan
dan tindakan. evaluasi dari hasil lapangan harus dibuat secara jelas agar dapat
mudah dipahami.
6. Melaksanakan Tindakan, Dalam langkah ini barulah dilakukan proses
penanggulangan/tindakan sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan
sebelumnya. Perlu dicatat aktual perbandingan dengan rencana yang sudah dibuat.
Perbandingan diperlukan karena seringkali aktual prosesnya tidak sesuai dengan
rencana awal.
7. Memeriksa Hasil, Evaluasi atau memeriksa hasil dilakukan untuk membandingkan
antara target yang ditentukan dengan kondisi aktual yang didapatkan setelah
dilakukan tindakan penanggulangan.
8. Standarisasi dan Rencana Berikutnya, Ini merupakan langkah terakhir yaitu
dimana proses analisa yang dihasilkan jika memang dapat memberikan dilakukan
standarisasi agar perbaikan ini terus dilakukan secara terus – menerus dan
dilakukan dalam proses kerja yang sebenarnya, sehingga permasalahan yang sama
tidak terulang atau bisa diminimalkan.
B. Faktor penyebab masalah kualitas
1. Manpower (Tenaga Kerja) Kurangnya pengetahuan atau kurangnya keterampilan
dasar yang berkaitan dengan mental, fisik, kelelahan, ketidakpedulian, dan lain-
lain.
2. Machines (Mesin-Mesin)
Tidak adanya sistem perawatan preventif terhadap mesin-mesin produksi, termasuk
fasilitas dan peralatan lain yang tidak sesaui dengan spesifikasi tugasnya.
3. Methode (Metode Kerja)
Tidak adanya prosedur dan metode kerja yang benar, prosedur atau metode kerja
yang ada tidak jelas, atau tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya.
4. Materials (Bahan Baku)
Tidak adanya spesifikasi kualitas dari bahan baku tersebut yang akan digunakan
serta tidak adanya penanggungan yang baik terhadap bahan baku tersebut.
5. Media
Berhubungan dengan tempat kerja dan waktu kerja yang tidak memperhatikan
aspek-aspek kebersihan, kesehatan, keselamatan kerja, ventilasi atau penerangan
yang kurang.
6. Motivation (Motivasi)
Tidak adanya sikap kerja yang benar dan profesional (tidak ada kerja sama dalam
Tim), mungkin disebabkan karena adanya pemberian jasa yang tidak adil pada
tenaga kerja
7. Money (Keuangan)
Berkaitan dengan ketiadaan dukungan keuangan yang tidak memadai guna
memperlancar proyek peningkatan kualitas proyek yang diterapkan.

II. METODOLOGI PENELITIAN


A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 15 Januari 2022 dengan tempat
penelitian PT. Petra Sejahtera Abadi di Jl. Intan 01 Cidokom, Gunung Sindur, Bogor.
B. Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan di PT. Petra sejahtera Abadi mengenai pengendalian
kualitas produk mabell nugget menggunakan metode quality control circle (QCC) lebih
memfokuskan pada perbaikan (Improving) dengan pendekatan PDCA. Konsep QCC akan
mengidentifikasi permasalahan kualitas apa saja yang menjadi penyebab terjadinya
defect, yang terdiri dari 8 langkah penyelesaian dan dibantu dengan seven tools yang
menjadi alat untuk pemecahan masalah.
Jenis pengumpulan data yang diambil terdiri dari data kuantitatif berupa data
mengenai jumlah produksi, jumlah cacat yang ditemukan dan data kualitatif berupa
informasi bagan proses produksi, jenis cacat, informasi temuan cacat, dan penyebab
terjadinya cacat. Metode-metode yang dilakukan pada pengambilan data kualitatif dan
kuantitatif. Seperti pada Gambar 1.
Identifikasi masalah kualitas produk
mabell nugget

PDCA

Tahap Plan
-menentukan Analisa kondisi di lapangan
-penyebab reject dominan

Tahap Do
-membuat rencana perbaikan produk
-melaksanakan perbaikan produk

Tahap Check
-melakukan evaluasi hasil dari perbaikan

Tahap Action
-mengaplikasikan 8 langkah standarisasi

Kesimpulan

Selesai
(sumber: Pengolahan Sendiri)
Gambar 1. Alur Metode Penelitian
Siklus PDCA dalam kegiatan pengendalian kualitas dilakukan dengan
menggunakan prinsip Plan-Do-Check-Action. Pengendalian dimulai dari proses awal
hingga hasil akhir dan tindakan penanggulangan. Dan dikenal sebagai Siklus Desing.
Siklus Deming adalah model perbaikan berkesinambungan yang dikembangkan oleh
seorang pion ir TQM, yaitu Dr. W. Edwards Deming.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. PENERAPAN 8 LANGKAH QUALITY CONTROL CIRCLE (QCC)
Langkah-langkah penyelesaian masalah dalam penelitian ini adalah dengan
menerapkan 8 langkah QCC secara beruntun. Tindakan perbaikan akan diselesaikan
dalam jangka waktu 3 bulan yaitu dari bulan oktober 2018 sampai dengan bulan
Desember 2018 diharapkan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
Setelah rencana kegiatan disusun maka akan segera dilaksanakan langkah-langkah
tindakan perbaikan Quality Control Circle (QCC), langkah-langkah tersebut terdiri dari
delapan langkah tindakan perbaikan yang akan dilaksanakan secara berurutan dimulai
dengan langkah yang pertama hingga dengan langkah yang paling akhir. Delapan langkah
tersebut antara lain:

1. Menentukan pokok permasalahan


Penelitian ini memiliki permasalahan pada nugget mabell yang mengalami
kecacatan pada setiap produksinya. Identifikasi jenis cacat pada proses produksi
pembuatan nugget mabell Kecacatan yang terjadi berupa nugget yang tidak sesuai dengan
spesifikasi yaitu nugget yang mengalami tekstur yang terlalu lembek yang dikarenakan
nugget tidak matang, aroma nugget yang tidak standar, dan nugget yang tidak sesuai yaitu
tidak atau patah Kecacatan tersebut merupakan masalah kualitas yang terjadi hampir
setiap harinya sehingga dapat menurunkan keinginan pelanggan untuk melakukan
pembelian pada produk mabell nugget. Berikut adalah Table 1. hasil identifikasi.
Tabel 1 Hasil identifikasi jenis defect
Jenis Deskripsi
Defect
Tekstu Terjadi downtime sehingga suhu produk yang seharusnya -13℃ menurun.
r
Rasa Kurangnya gramasi bahan baku premix
Bentuk Pada wadah nugget masih terdapat minyak sehingga Ketika dilakukan blast frezzer
minyak menempel pada produk sehingga nugget banyak yang patah
sumber : PT. Petra Sejahtera Abadi)

Formulir terstruktur yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis


data. Check sheet sangat sederhana dan memiliki format tertentu, yang dapat membantu
pengguna mencatat data perusahaan secara sistematis. Kemudian dibuat daftar data yang
dikumpulkan pada daftar periksa untuk mencatat frekuensi kejadian tertentu selama
pengumpulan data Tabel 2. menyajikan hasil dari check sheet.
Tabel 2 Laporan Cheksheet
Total
Jumlah
No Hari Tanggal Tekstur Rasa Bentuk Produk
Produksi
Defect
1 Senin 09/05/2022 10500 346 332 368 1046
2 Selasa 10/05/2022 12000 358 382 411 1151
3 Rabu 11/05/2022 11500 422 416 425 1263
4 Kamis 12/05/2022 12000 465 419 390 1274
5 Jumat 13/05/2022 13000 387 392 397 1176
6 Selasa 17/05/2022 10000 426 445 434 1305
7 Rabu 18/05/2022 11500 451 447 463 1361
8 Kamis 19/05/2022 10500 462 428 409 1299
9 Jumat 20/05/2022 12000 447 462 418 1327
      103000 3764 3723 3715 11202

(sumber : PT. Petra Sejahtera Abadi, 2022)

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa total produksi dari 9 Januari hingga 20 Januari
2022 sebesar 103.000 nugget mabell, total defect pada tekstur sebesar 3764, jenisdefect
pada rasa sebesar 3723, dan jenis cacat bentuk tidak sesuai/patah 3715, Total cacat
produksi nugget mabell dari 9 Januari hingga 20 Januari 2022 yaitu sebesar 11202 nugget
mabell. Tujuan utama dari peta kendali adalah untuk mencegah terjadinya cacat.
Pada proses Peta kendali yang digunakan pada penelitian ini yaitu jenis peta
kendali atribut untuk defective atau cacat. Peta kendali yang digunakan pada penilitan ini
adalah peta kendali 𝑝, karena data yang didapatkan memiliki nilai jumlah 𝑛 yang tidak
konstan

Peta Kendali P-Chart


0.14

0.12

0.1

0.08

0.06

0.04

0.02

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9

proporsi ucl lcl


(sumber: pengolahan sendiri)
Gambar 2. Peta kendali P-Chart
Gambar 2 merupakan hasil untuk pembuatan peta kendali 𝑝. Dari hasil tersebut dapat
dilihat bahwa cacat yang melewati garis batas atas dan batas bawah yaitu berjumlah 3.
(sumber: pengolahan sendiri)
Gambar 3. Histogram
Berdasarkan pada data histogram diatas dapat diketahui bahwa performansi dari
nilai cacat dari masing-masing kecacatan masih cukup tinggi setiap harinya sehingga di
butuhkan evaluasi pada produk mabell nugget, Diketahui dari perhitungan bahwa jumlah
kelas yang akan dibuat histogram sebanyak 4 Gambar 3 adalah histogram yang
melukiskan jumlah cacat produk nugget mabell yang terjadi pada bagian tekstur, rasa dan
bentuk.

Diagram Pareto
100% 1600
90% 1400
80%
1200
70%
60% 1000
50% 800
40% 600
30%
400
20%
10% 200
0% 0
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Selasa Rabu Kamis Jumat

Total Produk Defect % kumulatif


(sumber: Pengolahan sendiri)
Gambar 4. Diagram pareto
Dari gambar pareto diatas adalah jumlah cacat paling banyak terjadi pada hari
rabu sebanyak (1361 : 10968 x 100%) = 12% dan standar defect perusahaan dalam
merework produk yaitu sebesar 5% sehingga didapatkan lah tema dalam hasil identifikasi
tersebut yaitu “penurunan jumlah defect pada produk nugget mabell yang terjadi pada
bagian tekstur, rasa dan bentuk”
2. Menyajikan data dan menetapkan target
Dalam menetapkan target dalam penekanan untuk menurunkan angka defect
yaitu 11% menjadi 5% pada produk mabell nugget seperti pada data yang sudah ada
diatas maka atas kesepakatan team quality control harus melakukan perbaikan pada
beberapa factor yang menjadi penyebab utama terjadi nya masalah tersebut beberapa
perbaikan tersebut akan di lakukan pada area produksi.
No Defect Aktual Target
1 Tekstur 3.68% 1.66%
2 Rasa 3.64% 1.66%
3 Bentuk 3.63% 1.66%
Total 11% 5%

3. Menentukan penyebab
Proses selanjutnya adalah mencari penyebab akar dari masalah menggunakan
diagram fishbone. Diagram fishbone adalah metode terstruktur yang mengunakan analisis
lebih tepat pada masalah tersebut untuk mengetahui penyebab dari masalah. Diagram

fishbone adalah diagram yang menunjukkan hubungan sebab akibat dan dapat digunakan
untuk menemukan atau menganalisis penyebab suatu masalah sehingga dapat
diselesaikan dengan lebih mudah Diagram fishbone dapat menganalisis penyebab
masalah hingga mendapatkan akar permasalahan tersebut sehingga cocok digunakan
sebagai alat analisis penyebab masalah. Pada penelitian ini, dilakukan analisa pencarian
akar masalah untuk seluruh jenis cacat yang dihasilkan pada proses produksi nugget
mabell Diagram fishbone untuk mengetahui dimana dan bagaimana produk tersebut bisa
mengalami cacat pada bagian tekstur yang terlalu lembek atau tidak matang, nugget yang
tidak sesuai bentuknya atau patah dan nugget yang pada rasanya tidak konsisten dan tidak
sesuai.
(Sumber: pengolahan sendiri)
Gambar 5. Diagram Fishbone Tekstur

Sumber: pengolahan sendiri


Gambar 6. Diagram fishbone rasa

Sumber: Pengolahan Sendiri


Gambar 7. Diagram Fishbone Bentuk

4. Hasil Analisa Fishbone


Berdasarkan Gambar 5. Diagram fishbone dapat di ketahui apa saja penyebab
dari masalah yang terjadi yang mengakibatkan tekstur dari produk nugget mabell tidak
sesuai standar berikut penjelasan factor factor tersebut :
1.1 Factor Metode
a. Operator produksi tidak melaksanakan pekerjaan sesuai instruksi kerja (IK).
b. Tidak adanya waktu tunggu produk after frying
c. Pengambilan pada bahan baku tidak vivo
1.2 Factor Man
a. Operator kurang arahan dari leader
b. Operator produksi tidak biasa menjalan pekerjaan tersebut
c. operator produksi terlalu banyak ngobrol
d. Operator produksi tidak mengunakan sarung tangan
1.3 Factor Material
a. Breadcrumb tidak sepenuhnya bagian luar nugget
b. Adonan tidak mencapai suhu standar
c. Kurangnya suhu pada buttering yaitu -0c
1.4 Factor Alat/Mesin
a. Kawat conveyor sering lepas
b. Keterbatasan alat untuk checking dan Sarung tangan mudah sobek
c. Mesin blast frezzer sering error
Perlu diketahui produk frozen adalah produk yang sangat rentan terhadap suhu
dan downtime dan factor penyebab terjadinya tekstur nugget yang tidak sesuai penyebab
dominan terjadi karna factor manusia dan metode pengerjaannya yang terlalu asal yang
mengakibatkan tekstur produk nugget mabell menjadi defect tidak standar.
Berdasarkan pada Gambar 6. Di atas menggambarkan diagram fishbone mencari
akar masalah dari produk mabel yang mengalamai rasa yang tidak konsisten dan sering
berubah ubah berkut ini adalah factor factornya:
1.1 Factor Metode
a. Tidak melakukan pekerjaan sesuai IK (Instruksi Kerja)
b. Pengambilan daging tidak Vivo
c. Karung isi breadcrumb mudah robek
1.2 Faktor Mesin/Alat
a. Kurang alat pengukur suhu
b. Mesin frying tidak bekerja secara maksimal
c. Tidak ada pentilasi udara di area frying
1.3 Factor Man
a. Operator bekerja asal dan ceroboh dalam melakukan pekerjaan
b. Operator terlalu banyak bercanda dan tidak focus
c. Operator tidak peduli pada kualitas tidak mengunakan sarung tangan dan
masker
1.4 Faktor Material
a. Air yang gunakan terlalu banyak
b. Tekstur emulsi oil terlalu encer
c. Gramasi pada bahan baku garam tidak konsisten pada beratnya
Pada diagram fishbone di atas di ketahui bahwa penyebab terjadinya defect pada
rasa nugget yaitu karna factor manusia dan material yang dalam pengerjaannya operator
tidak menggunakan sarung tangan masker/ keamanan pangannya di kesampingkan dan
terburu dalam pengerjaan dari factor materialnya juga tidak mendungkung yang mana
peneliti menemukan beberapa bahan baku yang tidak sesuai dalam gramasi garam dan
terlalu berlebihan menggunakan air.
Berdasarkan Gambar 7. Di atas menggambarkan Analisa masalah pada produk
mabell nugget yang mengalami defect pada bentuknya dan tidak sedikit juga yang
mengalami patah karna beberapa factor seperti berikut ini:
1.1 Factor material
a. Gramasi tepung terlalu over tidak sesuai IK
b. Penggunaan air terlalu banyak
c. Breadcrumb menggumpal
1.2 Factor Man
a. Operator selalu roling area
b. Operator bekerja terburu buru
c. Operator tidak menjalankan SOP
1.3 Faktor Metode
a. Proses taruh produk ke wadah terlalu kasar
b. Proses loading dus dilempar
c. Suhu adonan -3c tidak sampai pada standarnya sehingga teralu encer
1.4 Faktor Alat/Mesin
a. Alat yang di gunakan untuk packing nugget terlalu tajam pada bagian
ujungnya
b. Wadah nugget melebihi kapasitas
c. Metal detector sering error.
Berdasarkan diagram fishbone d atas perlu di ketahui bahwa penyebab
dari terjadinya defect dominan pada manusia dan alat/mesin yang di gunakan
sehingga nugget mabell menjadi tidak sesuai pada bentuknya tidak sesuai dan
tidak sedikit juga banyak nugget yang patah karna alat yang di gunakan pada
saat pemindahan produk dari wadah
5. Rencana Perbaikan
Dalam memecahkan masalah dan meminimalisir penyebab yang ada maka
perbaikan dilakukan pada pemilihan langkah perbaikan yang paling efektif dan efisien.
Selanjutnya mengumpulkan informasi dan menganalisis permasalahan yang terjadi
menggunakan prinsip 5W1H (What, When, Where, Why, dan Who). Berikut ini adalah
Tabel 5W1H untuk merencanakan perbaikan.
Tabel 3 5W1H

NO FACTOR WHAT WHY WHERE WHEN WHO HOW


1 Kurang Membuat IK Supaya lebih Semua line Setelah Leader leader Melakukan diskusi
kejelasan pada baru dan lebih teratur pada mulai dari mengetahui pada setiap dengan leader seluruh
Instruksi Kerja mudah di pekerjaan Gudang akar masalah line area lalu membuat IK
pahami premix sampai yang baru
loading
2 Kurang alat Menyediakan Agar tidak Mulai dari line Setelah di buat Setiap yang Melakukan diskusi
pengukur suhu alat ukur suhu kelolosan pada meatprep/prod permintaan mengunakan dengan leader produksi
pada setiap line produk yang uksi sampai dan alat alat tersebut mengenai suhu produk
tidak line loading tersebut dating yang harus standar
mencapai suhu
di bawah
standar
3 Operator Memberikan Agar operator Di setiap line Di setiap Leader dari Memberitahu secara rinci
mengesampingk arahan pada mengetahui peragantian setiap divisi mengenai pentingnya
an kualitas operator Ketika bahwa selain shift mulai mulai dari kualitas pada produk
brefing kuantitas dari shift 1 Gudang, QC
mengenai perusahaan sampai shift 3 dan produksi
pentingnya pun harus
kualitas mencapai
kualitas yang
baik pada
produknya
4 Mesin frying Melakukan Supaya mesin Di area frying Pada Engineering Membuat laporan pada
tidak maksimal perbaikan secara dapat bekerja seminggu frying setiap frying di gunakan
berkala pada secara sekali telah berapa KG dalam
mesin maksimal dan dilakukan pemasakan dan membuat
produk pun pengechekan minimal/maximal
terhindar dari pada mesin
tidak matang frying
5 Bahan baku/ Melakukan Supaya rasa Digudang Setelah RND RND Setelah Melakukan diskusi
pemix nugget perbaikan pada dari produk premix/bahan melakukan menetapkan dengan RND mengenai
tidak konsisten gramasi bahan tetap terjaga baku trial pada Spec produk produk nugget mabell
pada gramasinya baku dan dan tetap bahan baku yang pasti yang tidak konsisten lalu
menetabkan konsisten melakukan Trial bahan
Spec yang pasti baku yang konsisten
dan tidak
berubah ubah
dari RND
Tabel 3. 5W1H rencana perbaikan

Nugget mabell yang mengalami defect pada bagian tekstur, rasa dan bentuk disebabkan
oleh empat faktor, yaitu metode, mesin, manusia, dan material. Faktor metode disebabkan
oleh operator yang tidak menjalan IK dengan baik. Faktor mesin disebabkan oleh mesin
yang tidak bekerja secara maksimal dan jarang di lakukan check/perbaikan. Faktor
manusia disebabkan oleh operator yang mengesamping kan kualitas karna di kejar oleh
target. material disebabkan oleh premix yang pada gramasinya tidak pernah konsisten dan
berubah ubah sehingga pada spec tidak sesuai. Langkah selanjutnya yaitu menyusun
rencana perbaikan dan mengembangkan penanggulangan dengan menggunakan 5W+1H.
Seperti pada Tabel 3 merupakan rencana perbaikan yang dihasilkan dari analisis 5W+1H.
Berdasarkan Tabel 3, didapatkan beberapa faktor faktor yang menyebabkan terjadinya
defect pada nugget mabell yang selanjutnya akan dilakukan perbaikan terhadap produk.
Faktor-faktor tersebut yaitu kurang kejelasan pada SOP, operator mengesampingkan
kualitas, mesin frying tidak bekerja secara maksimal, bahan baku/premix nugget tidak
konsisten pada gramasinya.
6. Melakukan perbaikan
Proses perbaikan dilaksanakan sesuai dengan rencana perbaikan yang telah
ditetapkan. Pelaksanaan akan dilakukan secara efektif dan efisien, akan dipantau agar
semua terlaksana dan selesai pada waktu yang telah ditetapkan. Pelaksanaan perbaikan ini
perlu dicatat dari hasil data actual di lapangan dan di cocokan dengan rencana yang
dibuat. Perbandingan diperlukan karena seringkali actual proses tidak sesuai dengan
rencana awal yang telah disepakati dilakukan pengechekan pada checksheet untuk
melihat hasil dari proses tersebut apakah berhasil atau gagal setelah dilakukan perbaikan.
7. Hasil evaluasi perbaikan pada produk nugget mabell
Tahap evaluasi dilakukan setelah dilakukan tahapan perbaikan di mana pada
tahap perbaikan ini dilakukan implementasi dari diagram tulang ikan yang telah
diidentifikasi akar permasalahannya. Tahapan evaluasi ini dilakukan pengecekan kembali
dari hasil tahapan perbaikan, apakah perbaikan yang dilakukan dapat mengurangi tingkat
kecacatan yang terjadi. Tabel 4 menampilkan check sheet setelah perbaikan.
Table 4. laporan checksheet setelah perbaikan

Jumlah Total Produk


hari tanggal Tekstur Aroma Bentuk
produksi Defect

Kamis 02/06/2022 11000 107 105 103 315


Jumat 03/06/2022 12000 98 101 106 305
Senin 06/06/2022 11500 102 93 95 290
Selasa 07/06/2022 10000 105 91 106 302
Rabu 08/06/2022 13000 104 100 97 301
Kamis 09/06/2022 11500 110 102 95 307
Jumat 10/06/2022 11000 106 92 97 295
Senin 11/06/2022 10500 108 96 103 307
Selasa 11/06/2022 12000 109 101 107 317
102500 949 881 909 2739
(sumber: PT. Petra Sejahtera Abadi)

Berdasarkan Tabel 4, didapatkan total produksi mulai dari 02 Juni 2022 hingga
14 Juni 2022 yaitu sebesar 2739 nugget mabell. Dapat diketahui juga total cacat nugget
mabell dengan jenis defect tekstur sebesar 949, jenis defect rasa sebesar 881 dan jenis
defect bentuk tidak sesuai/patah sebesar 909, Total cacat produksi nugget mabell dari 02
Juni 2022 hingga 14 Juni 2022 yaitu sebesar 2739 nugget mabell. mengilustrasikan peta
kendali 𝑝, histogram dan diagram Pareto Berdasarkan ketiga gambar tersebut, dapat
dilihat dengan dilakukannya perbaikan, cacat yang terjadi dapat berkurang, yang kurang
cukup signifikan pada nugget mabell jenis bentuk memiliki penurunan persen cacat
paling tinggi yaitu sebesar 2,77% sedangkan defect jenis tekstur memiliki penurunan
persen cacat paling rendah yaitu sebesar 2.62% dan untuk defect jenis bentuk nugget
mabell yang tidak sesuai mengalami penurunan 2.69% Berikut ini merupakan tabel hasil
evaluasi perbaikan yang diperoleh.

Peta kendali P-Chart


0.035
0.03
0.025
0.02
0.015
0.01
0.005
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9

Proporsi ucl lcl

(Sumber: Pengolahan sendiri)


Gambar 8. Diagram p-Chart
(Sumber: Pengolahan Sendiri)
Gambar 9. Histogram

Diagram Pareto
100% 320
90% 315
80% 310
70% 305
60%
300
50%
295
40%
30% 290
20% 285
10% 280
0% 275
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Senin Selasa Rabu Kamis

Total produk defect % Kumulatif


(Sumber: Pengolahan Sendiri)
Gambar 10. Diagram Pareto

IV. KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat tiga jenis
defect yang terjadi pada produk mabell nugget, yaitu nugget yang mengalami tekstur
yang tidak matang, nugget yang mengalami rasa yang tidak sesuai dan tidak konsisten,
bentuk nugget yang tidak sesuai dan patah. Terdapat 5 faktor yang menyebabkan cacat
pada produk nugget mabell yaitu kurang kejelasan pada IK (Instruksi Kerja, kurang alat
ukur, operator mengesamingkan kualitas, mesin frying tidak bekerja secara maksimal,
dan berat gramasi pada premix berubah ubah dan tidak konsisten. Usulan yang diberikan
pada penelitian ini yaitu dengan membuat IK lebih mudah di mengerti oleh operator di
tempel di setiap linenya, melakukan diskusi dengan leader divisi divisi terkait
pengendalian kualitas, memberitahu secara rinci pada operator pentingnya kualitas pada
produk, Membuat laporan pada setiap frying di gunakan telah berapa KG dalam
pemasakan dan membuat minimal/maximal, Melakukan diskusi dengan RND mengenai
produk nugget mabell yang tidak konsisten lalu melakukan Trial bahan baku yang
konsisten. Persentase penurunan cacat sebelum dan setelah dilakukan perbaikan yaitu
sebesar 8%.

Anda mungkin juga menyukai