Anda di halaman 1dari 2

Nama : Hitaloka Septy Kusuma

NIM : 21040121130078
Kelas : C – PWK

Permasalahan Prasarana di Kota Bandar Lampung

Sumber : https://republika.co.id/berita/qbt9zf396/buruknya-drainase-sebabkan-banjir-
di-bandar-lampung

Prasarana perkotaan menjadi penunjang utama dalam suatu proses dalam


kota yang akan menentukan arah dari perkembangan kota tersebut (Diwiryo, 1996).
Salah satu prasarana atau utilitas kota yang disoroti di Kota Bandar Lampung yaitu
sistem drainase. Wilayah sistem drainase Kota Bandar Lampung dibuat sesuai
dengan arah aliran drainase yang ada, dan dibagi atas 4 sistem atau zona drainase,
yaitu: Sistem I (Zona Teluk Betung), Sistem II (Zona Tanjung Karang), Sistem III
(Zona Panjang), dan Sistem IV (Zona Kandis) (Siswanto, 2021).
Permasalahan sistem drainase di Kota Bandar Lampung dapat dibagi menjadi
beberapa faktor yaitu kesadaran masyarakat dan partisipasi pihak swasta. Dalam hal
kesadaran masyarakat, permasalahan yang sering terjadi dari sistem drainase yang
ada secara umum adalah kesadaran masyarakat dan kepedulian masyarakat yang
masih rendah didalam menjaga kebersihan lingkungan. Kondisi ini dibuktikan dengan
masih banyaknya sampah di saluran, gorong-gorong dan badan sungai, serta
banyaknya endapan sedimen di saluran.
Oleh karena itu perlu dilakukan sosialisasi secara terus menerus agar
masyarakat ikut menjaga kelestarian lingkungan khususnya badan sungai, dan
memprioritaskan penanganan drainase untuk kegiatan pemeliharaan saluran. Selain
itu ditinjau dari aspek partisipasi dunia usaha (pihak swasta) dalam konteks
pengelolaan drainase lingkungan masih sangat rendah baik dalam penyediaan
prasarana maupun dari sisi pemeliharaan saluran drainase. Hal ini perlu terus
dilakukan sosialisasi dari pemerintah untuk mengajak pihak swasta terlibat dalam
kegiatan pembangunan maupun pengelolaan drainase lingkungan.
Konsep smart infrastructure yang didapatkan dari preseden dapat menjadi
solusi atas permasalahan drainase di Kota Bandar Lampung. Terdapat dua konsep
smart drainage yaitu Undergrown Drainage India dan Smart Drain Singapore. Konsep
Undergrown Drainage India menggunakan sistem drainase bawah tanah
menggunakan sensor (aliran, level, suhu, dan gas) GSM dan GPS yang mana alat ini
semua akan menghasilkan sistem yang mampu mengetahui ketinggian air, suhu
atmosfer dan gas beracun. Jika ada aliran yang meluap sensor GPS akan mengirim
sinyal kepada pengelola untuk langsung dapat dilakukan tindakan. Sedangkan,
konsep Smart Drain Singapore bekerja menggunakan sensor yang diletakan di bawah
penutup aliran drainase yang berguna untuk mendeteksi gas berbahaya yang ada di
dalam drainase, dan untuk memantau banjir (Diah Mayang Sari, 2022).

DAFTAR PUSTAKA
Diah Mayang Sari, M. Z. (2022). KAJIAN PENGEMBANGAN SMART
INFRASTRUCTURE PADA ASPEK PRASARANA PERKOTAAN DI KOTA
BANDAR LAMPUNG. JURNAL PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN
KEBIJAKAN, 91-102.

Siswanto. (2021). Sistem drainase yang berwawasan lingkungan di Kota Bandar


Lampung. Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik Universitas Lampung , 22-26.

Anda mungkin juga menyukai