Anda di halaman 1dari 12

Nomor urut :

Usulan Garis Besar


Laporan Tugas Akhir

RE-DESIGN SISTEM DRAINASE RUAS JALAN SUTAN


SYAHRIR, KOTA SURAKARTA DENGAN PENERAPAN
SUSTAINABLE URBAN DRAINAGE SYSTEM (SUDS)

Disusun Oleh :
Akhmad Rizqi Kurniawan
21080119130076

Diperiksa Oleh :
Dr. Ir. Anik Sarminingsih, M.T., IPM

DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2022
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saluran drainase secara umum berfungsi untuk menampung limpasan air hujan untuk
kemudian dialirkan menuju kolam penampungan atau sungai. Drainase perkotaan didefinisikan
tidak terbatas pada teknik pembuangan kelebihan air namun lebih luas lagi berkaitan dengan
aspek kehidupan yang terdapat dalam kawasan perkotaan. Seperti yang telah disebutkan
sebelumnya, air hujan perlu ditampung dan dialirkan dengan baik agar tidak menggenang. Oleh
karena itu, perlu dibuat saluran untuk menampung air hujan yang terdapat pada permukaan
tanah dan mengalirkannya menuju suatu saluran pembuangan. Saluran pembuangan berfungsi
untuk mengalirkan air lebih lanjut menuju tempat pembuangan air atau sungai. Drainase
merupakan bagian penting dari perencanaan tata ruang dan infrastruktur suatu kawasan, dengan
banyak manfaat, dan keberadaannya harus dijaga dan dirawat semaksimal mungkin.

Kota Surakarta merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang sering dilanda banjir.
Kota Surakarta terletak di daerah dataran rendah antara pegunungan Merbabu dan Lawu. Kota
Surakarta juga berbatasan dngan sungai besar yaitu Sungai Bengawan Solo di sisi selatan Kota
Surakarta. Dari Sungai Bengawan Solo dan anak Sungai Bengawan Solo, Kota Surakarta sering
mengalami banjir.

Kecamatan Banjarsari merupakan salah satu kecamatan di Kota Surakarta yang sering
tergenang banjir. Peristiwa tersebut pada umumnya disebabkan karena tidak terkendalinya
aliran sungai, luapan sungai, serta diakibatkan pula oleh ketidakseimbangan input-output pada
saluran drainase kota. Menurut Walikota Surakarta, dari keseluruhan saluran drainase yang
ada, sekitar 40% tidak berfungsi secara optimal dikarenakan tingkat sedimentasi yang tinggi
sehingga sering muncul genangan air seusai hujan.

Salah satu kawasan pada Kecamatan Banjarsari yang sering tergenang banjir adalah
ruas Jalan Sutan Syahrir. Jalan Sutan Syahrir merupakan jalan kolektor sekunder yang melalui
Kelurahan Setabelan dan Kestalan. Berdasarkan data dari BPBD Kota Surakarta dan
perhitungan pada program, kedua kelurahan tersebut masuk dalam kategori rawan sedang
banjir (Bimantyoso dkk, 2019). Mengutip dari laman Solopos (07/03/2021) beberapa ruas
jalan di Kawasan Pasar Darurat Pasar Legi tergenang air setinggi 30 sentimeter dan salah
satunya adalah ruas Jalan Sutan Syahrir. Menurut salah satu petugas BPBD genangan air
disebabkan oleh lambatnya laju aliran air yang masuk ke saluran drainase akibat kurangnya
volume saluran dan sampah yang menyumbat saluran tersebut.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dijabarkan permasalahan sistem drainase di
Kecamatan Banjarsari terletak pada banyak titik rawan genangan air dan kondisi drainase yang
sudah tidak sesuai dengan alih tata guna lahan serta perubahan iklim Kota Surakarta. Aliran
limpasan air hujan yang masuk ke saluran drainase tidak berfungsi secara maksimal akibat
sedimentasi dan penumpukan sampah di saluran drainase sehingga mengakibatkan genangan
salah satunya di kawasan ruas Jalan Sutan Syahrir.

Permasalahan sistem drainase yang terjadi di Kecamatan Banjarsari perlu dilakukan


re-design dengan meninjau ulang tata guna lahan saat ini dan perubahan iklim yang
berpengaruh. Perencanaan sistem drainase harus dilakukan berdasarkan peraturan dan
pedoman-pedoman yang ada serta harus menentukan rekayasa apa yang sesuai dengan daerah
tersebut dan dapat diterapkan dilapangan. Di Indonesia, standar untuk sistem drainase
dikeluarkan oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN) yaitu SNI 02-2406-1991 tentang Sistem
Drainase Perkotaan.

1.3 Pembatasan Masalah


Perencanaan ini dibatasi pada permasalahan terkait :

1. Objek perencanaan adalah sistem drainase


2. Perencanaan dilaksanakan pada ruas Jalan Sutan Syahrir, Kota Surakarta
3. Perencanaan drainase dilaksanakan dengan konsep Sustainable Urban Drainage
System (SUDS)

1.4 Perumusan Masalah, Tujuan, dan Manfaat

1.4.1 Rumusan Masalah


1. Apakah sistem drainase pada ruas Jalan Sutan Syahrir, Kota Surakarta masih
sesuai dengan kondisi saat ini dengan mempertimbangkan perubahan tata guna
lahan dan perubahan iklim yang terjadi ?
2. Bagaimana konsep rancangan dan perencanaan Sustainable Urban Drainage
System (SUDS) yang sesuai untuk diterapkan di ruas Jalan Sutan Syahrir, Kota
Surakarta ?
1.4.2 Tujuan Perencanaan
1. Menganalisis apakah DED sistem drainase ruas Jalan Sutan Syahrir, Kota
Surakarta masih dapat menampung beban limpasan sesuai perencanaan.
2. Memberikan rekomendasi perencanaan sistem drainase dengan penerapan konsep
Sustainable Urban Drainage System (SUDS) yang cocok diterapkan di ruas Jalan
Sutan Syahrir, Kota Surakarta.

1.4.3 Manfaat Perencanaan


1. Bagi pihak perencana pembangunan sistem drainase
Sebagai bahan evaluasi untuk pengembangan sistem drainase yang menerapkan
Sustainable Urban Drainage System (SUDS) di ruas Jalan Sutan Syahrir, Kota
Surakarta
2. Bagi perancang

Menambah wawasan dan pengetahuan tentang perancangan sistem drainase


sesuai dengan konsep SUDS serta dapat mengaplikasikan teori dan ilmu yang
telah diterima selama masa perkuliahan.
1.5 Kerangka Pikir Perencanaan

Judul: Masalah:

Re-Design Sistem Drainase ruas 1. Pertumbuhan penduduk yang semakin


Jalan Sutan Syahrir, Kota Surakarta meningkat
dengan Penerapan Sustainable Urban 2. Sistem drainase yang sudah ada belum
Drainage System (SUDS) mengarah pada SUDS

T Data:
ujuan:
1. Menganalisis apakah drainase ruas
Jalan Sutan Syahrir dapat menampung Peta administrasi, Peta TGL, Peta
pakah ED
beban aliran sesuai perencanaan. RTRW, Peta Hidrologi

2. Memberikan rekomendasi metode


drainase SUDS yang cocok diterapkan
Pengumpul
di ruas Jalan Sutan Syahrir

Primer Sekunder

Output: Outcome:

1. Analisis SWMM Rekomendasi metode Analisis


2. Gambar Desain drainase SUDS yang
3. Rancangan cocok diterapkan di
Anggaran Biaya ruas Jalan Sutan Kesimpulan dan
4. Spesifikasi Teknik Syahrir Rekomendasi
BAB 2
PENGANTAR LITERATUR

2.1 Drainase
Menurut Hardjosuprapto (1998), drainase perkotaan adalah suatu prasarana kota yang
intinya berfungsi untuk mengendalikan dan mengalirkan limpasan air hujan secara aman.
Selain itu, menurut Suripin (2004) drainase juga diartikan sebagai suatu tindakan teknis untuk
mengurangi kelebihan air, baik yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air
lainya pada suatu kawasan kota, sehingga fungsi kawasan kota tidak terganggu.

Sistem drainase perkotaan memiliki tujuan untuk mengalirkan secepat mungkin air
lebih (air hujan dan air kotor) dari kawasan perkotaan ke luar kawasan sehingga tidak
menimbulkan ketidak nyamanan di kawasan yang bersangkutan (konsep lama). Adapun
manfaat dari sistem drainase perkotaan sendiri adalah meningkatkan kesehatan, kenyamanan
dan keasrian daerah permukiman pada khususnya serta seluruh daerah perkotaan pada
umumnya.

2.2 Sustainable Urban Drainage System (SUDS)


Sustainable Urban Drainage Systems (SUDS) adalah teknik untuk mengelola air dari
sumber yang berbeda untuk tujuan yang berbeda, yang berbeda dari paradigma konvensional
sistem drainase. SUDS sering digunakan dalam desain tapak untuk mencegah banjir dan polusi.
Metode ini menitikberatkan pada pengendalian aliran air di permukaan tanah (air hujan), yang
dapat dikelola dan digunakan sebagai sumber air baku dan kehidupan akuatik dengan cara
menginfiltrasi air sebanyak-banyaknya ke dalam tanah (termasuk konservasi air), sebagai
sumber air, fasilitas masyarakat, potensi penataan ruang luar, serta pemanfaatan air lainnya.
Empat metode umum yang umum digunakan, yaitu: terasering buatan, saluran filter,
permukaan penyerap, serta kolam dan lahan basah. Pengontrol harus ditempatkan sedekat
mungkin dengan sumber air limpasan untuk memperlambat aliran air untuk mencegah banjir
dan erosi.

2.3 Analisis Hidrologi


Menurut Triatmodjo (2008) Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air di bumi,
baik mengenai terjadinya, peredaran dan penyebarannya, sifat-sifatnya dan hubungan dengan
lingkungannya terutama dengan makhluk hidup. Analisa hidrologi pada umumnya adalah
mengendalikan banjir, analisa seluruh elemen hidrologi, besaran rancangan hidrologi,
hidrograf satuan, analisis frekuensi, banjir rancangan, dan aspek lingkungan hidrologi.
2.3.1 Data Curah Hujan
Intensitas merupakan karakteristik hujan yang sangat penting. Jika semua faktor sama,
kenaikan intensitas hujan di dalam DAS akan mengakibatkan debit yang dihasilkan semakin
besar. Hujan dengan durasi yang singkat, tetapi intensitasnya sangat tinggi dapat mengkibatkan
aliran permukaan yang cepat dan kurva kenaikan yang tajam pada hidrograf aliran (Indarto,
2016). Hujan lokal dengan intensitas dan durasi tertentu akan menghasilkan aliran permukaan
yang lebih sedikit dibandingkan hujan yang meluas ke seluruh wilayah DAS. Jika lokasi hujan
yang dekat dengan outlet DAS akan menghasilkan puncak hidrograf dan banjir yang cepat
terjadi. Sementara jika lokasi hujan terjadi di bagian hulu DAS, hidrograf aliran permukaan
yang terjadi pada outlet DAS akan lebih lama dan puncak hidrograf lebih rendah.

2.3.2 Perhitungan Curah Hujan


Menurut Sosrodarsono dkk (2003), data curah hujan yang diperlukan untuk
penyusunansuatu rancangan pemanfaatan air dan rancangan pengendalian banjir adalah curah
hujan rata- rata di seluruh daerah yang bersangkutan, bukan curah hujan pada satu titik tertentu.
Curah hujan ini disebut curah hujan wilayah atau curah hujan daerah yang dinyatakan dalam
mm. Dalam perhitungan curah hujan rata-rata ada beberapa metode yang dapat digunakan yaitu
metode Aritmatik, metode Poligon Thiessen, dan metode Isohyet.

2.3.3 Analisis Debit Rencana


Debit rencana (Qr) adalah debit dengan periode ulang tertentu (T) yang diperkirakan
akan melalui suatu sungai atau bangunan air. Periode ulang adalah waktu hipotetik dimana
suatu kejadian dengan nilai tertentu, debit rencana misalnya, akan disamai atau dilampaui 1
kali dalam jangka waktu hipotetik tersebut. Hal ini tidak berarti bahwa kejadian tersebut akan
berulang secara teratur setiap periode ulang tersebut (I Made Kamiana, 2011).

2.4 EPA SWMM


Storm Water Management Model (SWMM) merupakan model dinamik simulasi
hujan- aliran (rainfall-runoff) yang digunakan untuk simulasi kuantitas maupun kualitas
limpasan permukaan terutama dari daerah perkotaan. Limpasan permukaan yang dihasilkan
berasal daridaerah tangkapan hujan yang menerima hujan. Beban limpasan permukaan tersebut
kemudian dialirkan melalui sistem saluran pipa, saluran terbuka, tampungan, pompa, dan
sebagainya. EPA SWMM 5.1 menghitung kuantitas dan kualitas limpasan permukaan di setiap
daerah tangkapan hujan, dan debit, kedalaman, kecepatan, dan variabel lainnya dalam tiap
saluran selama periode simulasi dengan tahapan waktu tertentu. EPA SWMM 5.1 memiliki
kemampuan untuk menghitung baik aspek hidrologi maupun hidrolika dari suatu sistem
drainase. Perangkat lunak ini dapat menghitung berbagai proses hidrologi untuk menghasilkan
limpasan dari daerah perkotaan yang mencakup :

1. Hujan bervariasi fungsi waktu atau hyetograph

2. Evaporasi

3. Akumulasi salju dan pencairannya

4. Intersepsi hujan dari tampungan cekungan

5. Infiltrasi dari lapisan tanah yang tak jenuh

6. Perkolasi dalam lapiran air tanah

7. Aliran antara dari air tanah dan sistem drainase

8. Pnelusuran tampungan untuk aliran permukaan

9. Intersepsi dan retensi hujan/limpasan dengan berbagai praktik pembangunan


berdampak rendah atau low impact development (LID)
BAB 3
METODE PERENCANAAN

3.1 Diagram Alir Perencanaan


Gambaran umum tahapan Re-Design sistem drainase ini sebagai berikut :

Gambar 3.1 Diagram Alir Perencanaan


Sumber : Analisis Penulis, 2022
3.2 Metode Perencanaan
Perencanaan membutuhkan beberapa tahapan dalam pelaksanaannya agar dapat
mencapai tujuan yang diinginkan. Metode merupakan serangkaian kegiatan yang sistematis
dan memudahkan penulis dalam melakukan perencanaan. Dalam perencanaan ini, terdapat
beberapa tahapan yang dilakukan, yang meliputi:

1. Persiapan

2. Pengumpulan data primer dan data sekunder

3. Memodelkan data

4. Evaluasi dan pembahasan

5. Penarikan kesimpulan

3.3 Peralatan-Bahan/Metode Survey dan Perhitungan

3.3.1 Metode Survey

1. Pengumpulan data primer berupa:


- Kondisi sistem drainase yang sudah ada
- Profil saluran drainase
- Bangunan-bangunan drainase
2. Pengumpulan data sekunder berupa:
- Peta wilayah/kota
- Peta sistem drainase
- Peta rencana tata ruang
- Peta hidrologi
- Peta daerah genangan
- Data hidrologi
3.3.2 Metode Perhitungan
1. Menentukan daerah tangkapan beserta luasannya
2. Menentukan curah hujan harian maksimum
3. Menntukan hujan wilayah
4. Menentukan curah hujan rancangannya
5. Memastikan ketepatan dalam pemilihan distribusi
6. Menentukan curah hujan periode ulang tertentu
7. Menentukan hubungan intensitas-durasi-frekuensi hujan (IDF)
8. Menghitung debit banjir rencana mengacu pada penggunaan lahan yang ada
dengan menentukan koefisien pengaliran yang sesuai
9. Menghitung dimensi saluran
DAFTAR PUSTAKA

Bambang, Triatmodjo. 2008. Hidrologi Terapan. Beta Offset. Jakarta

CIRIA, 2000. Sustainable Urban Drainage Systems: Design Manual fot Scotland and Northern
Ireland. CIRIA C521, Construction Industry Research and Information Association,
London, ISBN 0 86017 521 9.

Hamdikatama, B., dkk. 2019. Pemetaan Daerah Rawan Banjir di Kota Surakarta Menggunakan
Sistem Informasi Geografis. Indonesian Journal on Networking and Security. 9 (1).
Surakarta

Hardjosuprapto, Moh. Masduki. 1998. Drainase Perkotaan. Departemen Pekerjaan Umum


Jawa Barat.

Indarto. 2016. Hidrologi, Metode Analisis dan Tool untuk Intepretasi Hidrograf Aliran Sungai.
Jakarta: Bumi Aksara

Kamiana, I Made. 2011. Teknik Perhitungan Debit Rencana Bangunan Air. Yogyakarta: Graha
Ilmu.

Sosrodarsono Suyono, Kensaku Takeda. 2003. Hidrologi Untuk Pengairan. Pradnya Paramita.
Jakarta.

Suripin. 2004. Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. Yogyakarta: ANDI Offset.

Anda mungkin juga menyukai