Anda di halaman 1dari 6

Statistika, Vol. 4, No.

1,Tahun 2016

PEMODELAN KUALITAS HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2


MENGGUNAKAN PARTIAL LEAST SQUARE (PLS)

Rama Hiola1, Bambang Widjanarko Otok2, Reni Hiola3

1,3
Faculty Science Health and Sportmanship, University Country of Gorontalo, Gorontalo,
2
Laboratory of Environmental and Health Statistic, ‘Sepuluh Nopember’ Institute of Technology (ITS),
Surabaya, (INDONESIA)

E-mails: 1hiola.rama@gmail.com, 2dr.otok.bw@gmail.com, 3hiola.reni@gmail.com

ABSTRAK

Diabet Melitus (DM) memberikan dampak bagi pasien diantaranya adalah dampak fisik dan dampak psikologis,
salah satu dampak psikologis yang ditimbulkan adalah kecemasan. Proses Penyembuhan yang dapat diberikan
pada pasien yang mengalami kecemasan adalah penyuluhan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh
kecemasan terhadap kualitas hidup pasien DM tipe 2 berdasarkan penyuluhan menggunakan PLS. Hasil
penelitian menunjukkan kecemasan berpengaruh signifikan terhadap kualitas hidup pasien DM tipe 2, proses
penyuluhan dapat memperkuat pengaruh kecemasan terhadap kualitas hidup pasien DM tipe 2. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa proses penyuluhan dapat menurunkan kecemasan dan meningkatkan kualitas hidup pasien
DM, dengan penyuluhan dalam hal besarnya pengaruh (kontribusi) kecemasan terhadap kualitas hidup pada
pasien DM tipe 2.

Kata Kunci: Diabetes Mellitus Tipe 2, Penyuluhan, PLS

PENDAHULUAN menurunkan kecemasan dan meningkatkan


Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kualitas hidup pasien yang menjalani dialisis.
metabolik yang ditandai dengan peningkatan Menurut [3] kualitas hidup merupakan
kadar gula darah akibat gangguan pada sekresi persepsi individu terhadap posisi mereka dalam
insulin, kerja insulin atau keduanya. Terdapat 3 kehidupan dan konteks budaya serta sistem nilai
kategori DM, yaitu tipe 1, tipe 2, dan diabetes dimana mereka hidup dan dalam hubungannya
gestasional. Diabetes tipe 2 yang umumnya dengan tujuan individu, harapan, standar dan
timbul akibat resistensi insulin terkait perubahan perhatian. Penelitian yang dilakukan [4]
gaya hidup. Penderita DM tipe 2 sebanyak 90 menunjukkan bahwa tingkat kecemasan pada
persen dari semua kasus [1]. durasi yang panjang dapat berakibat terhadap
DM juga memberikan dampak bagi pasien kualitas hidup pasien DM. Sehingga kecemasan
diantaranya adalah dampak fisik dan dampak berhubungan dengan kualitas hidup pasien DM.
psikologis. Dampak fisik yaitu retinopati Estimasi IDF tahun 2035 penderita DM
diabetic, nefropati diabetic, dan neuropati mencapai 592 juta orang. Indonesia sekarang
diabetic. Salah satu dampak psikologis yang telah berada pada peringkat ke-empat jumlah
sering terjadi adalah kecemasan. Kecemasan penderita diabetes terbanyak. Hasil Riskesdas
adalah suatu reaksi emosional yang timbul oleh tahun 2013 jumlah penderita DM di Indonesia
penyebab tidak pasti dan tidak spesifik yang terjadi peningkatan dari 1,1 persen pada tahun
dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman dan 2007 menjadi 2,1 persen pada tahun 2013 [1].
merasa terancam. Tindakan yang dapat diberikan Menurut Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur
pada pasien yang mengalami kecemasan adalah tahun 2011, Lamongan menduduki peringkat ke-
penyuluhan dan terapi PMR. Hasil penelitian empat dengan DM sebanyak 4138 kasus. RS X
yang dilakukan [2] menyebutkan bahwa PMR merupakan salah satu rumah sakit swasta terbesar
di Lamongan, yang mempunyai Klub DM untuk
penderita DM. RS X mencatat jumlah pasien DM
8
Statistika, Vol. 4, No. 1,Tahun 2016

pada bulan Januari-Februari 2015 di instalasi indikator berhubungan dengan variabel


rawat inap sebanyak 87 pasien, sedangkan di latennya. Model persamaan untuk outer model
instalasi rawat jalan sebanyak 805 pasien. reflective (model A) adalah:
Berdasarkan uraian di atas, maka pada x  Λx ξ   x (2)
penelitian ini akan dilakukan identifikasi y  Λy η  ε y (3)
pengaruh faktor kecemasan terhadap kualitas 3. Bobot Penghubung (Weight Relations)
hidup pasien DM tipe 2 di RS X setelah Bobot penghubung merupakan bobot yang
dilakukan penyuluhan dengan pendekatan PLS. menghubungkan model oouter dan model
PLS merupakan suatu metode analisis multivariat inner untuk membentuk estimasi variabel laten
yang didasarkan pada data tidak mempunyai eksogen dan laten endogen.
asumsi distribusi, skala pengukuran mengguna-
kan semua tipe skala, dan ukuran sampel yang Evaluasi model meliputi 2 tahap, yaitu
kecil [5]. evaluasi model pengukuran dan evaluasi model
Penelitian sebelumnya menunjukkan struktural sebagai berikut.
semakin lama dan semakin banyak komplikasi 1. Evaluasi terhadap Model Pengukuran
pada pasien yang menderita DM maka terjadi Evaluasi model pengukuran dilakukan
penurunan dari kualitas hidup [6]. Serta penelitian untuk mengetahui validitas dan reliabilitas model.
yang dilakukan oleh [7] menunjukkan bahwa ada Evaluasi model pengukuran sebagai berikut.
pengaruh signifikan antara dukungan keluarga a. Validitas Konvergen
yang digambarkan oleh reflektor dengan kualitas Validitas konvergen digunakan untuk
hidup pasien DM tipe 2 di wilayah kerja mengetahui validitas dari masing-masing
Puskesmas Situ menggunakan PLS. indikator dalam model. Validitas konvergen dapat
dilihat dari nilai loading factor  0.5 [10].
TINJAUAN PUSTAKA b. Validitas Diskriminan
Partial least square (PLS) merupakan suatu Validitas diskriminan berhubungan dengan
metode analisis yang powerfull dan sering juga pengukur (variabel indikator) dari konstruk yang
disebut soft modeling karena menghilangkan berbeda tidak saling berkorelasi. Validitas
asumsi-asumsi pada Ordinary Least Square diskriminan dari model reflektif dapat dievaluasi
(OLS) [8]. Metode estimasi atau pendugaan dengan cross loading dari setiap indikator.
parameter dalam PLS menggunakan metode Metode ini mempertimbangkan korelasi indikator
kuadrat terkecil (least square method) [9]. (loading factor) dengan konstruknya, dan
Estimasi dihitung dengan cara iterasi, iterasi akan konstruk lainnya [10].
berhenti jika telah mencapai kondisi konvergen. c. Reliabilitas Komposit
Model analisis jalur dalam PLS terdiri dari tiga Estimasi jalur struktural cenderung lebih
set hubungan yaitu: akurat untuk mengestimasi skor konstruk.
1. Model Struktural (Inner Model) Keandalan variabel laten yang diperkirakan oleh
Model struktural atau inner model merupakan PLS, lebih disarankan dengan reliabilitas
model yang menunjukkan hubungan atau komposit [11]. Reliabilitas komposit digunakan
kekuatan estimasi antar variabel laten atau untuk mengevaluasi langkah dalam membangun
konstruk berdasarkan pada teori substantif. konsistensi reliabilitas internal. Rumus yang
Persamaan model struktural adalah sebagai dapat digunakan adalah sebagai berikut [5].
berikut. 2
 k

η  β0  β η  Γ ξ  ζ (1)  λi 
ρc   i  (4)
 
2
Dimana, η merupakan vektor konstruk 
k
 k
 λi    1  i
2

i 
endogen, ξ merupakan vektor konstruk
i

2. Evaluasi terhadap Model Struktural


eksogen, dan ζ merupakan vektor variabel Model struktural dievaluasi dengan melihat
residual. signifikansi hubungan antar konstruk (variabel
2. Model Pengukuran (Outer Model) laten). Nilai signifikansi konstruk dapat dilihat
Model pengukuran merupakan model yang dari nilai t test (critical ratio) proses
menunjukkan bagaimana setiap variabel bootstrapping. Kemudian dilanjutkan dengan
9
Statistika, Vol. 4, No. 1,Tahun 2016

melihat nilai R2 untuk setiap variabel laten dengan   f 1  . Fungsi tersebut dapat
endogen. dijabarkan sebagai    111   1 .
Pengidentifikasian criteria global Setelah merancang model pengukuran (outer
optimization untuk mengetahui goodness of fit model), maka selanjutnya untuk merancang
model juga dapat dilakukan pada PLS path model struktural (inner model) dan mengetahui
modeling [9]. GoF index diperoleh dari akar indikator-indikator terobservasi dari masing-
kuadrat dari nilai average communality index dan masing variabel laten serta mengetahui hubungan
average R-squares, sebagai berikut. antar variabel laten, langkah yang dilakukan
GoF  com  R 2 (5) adalah mengkonstruksi diagram jalur (path
diagram). Diagram jalur dapat digambarkan
METODOLOGI PENELITIAN sebagai berikut.
A. Sumber Data  y1
1
1 X1  x1
Y1
Data yang digunakan dalam penelitian ini
 y2 2
merupakan data sekunder, yang merpakan data 2 x 2 Y2
X2
x3 1  y3 X1
hasil survei DQOL dan Kecemasan. DQOL 1  11
 y4 3
3 X3
X
Y3
X1
diukur berdasarkan 21 item pertanyaan yang 1 x 4
 y5 4
4 1 1 Y4
dikembangkan oleh [19] dan kecemasan diukur X4
X
1 X1
berdasarkan kuisioner HARS yang dikembangkan Y5 5
X1 X1
oleh [20] berisi 12 item pertanyaan.
Gambar
X1 1 Model Struktural Lengkap
X
B. Variabel Penelitian 1

Variabel yang digunakan dalam penelitian


Evaluasi Model Pengukuran terdiri dari:
ini mencakup variabel sosiodemografi, kualitas
a. Uji Validitas Konvergen
hidup, dan kecemasan pasien diabetes mellitus
Hasil uji validitas konvergen setelah
tipe 2 di RS X. Variabel laten endogen (Kualitas
dilakukan Penyuluhan PMR pada iterasi terakhir
hidup): Diet (y1), Hubungan dengan Orang Lain
menunjukkan indikator kecemasan yang dapat
(y2), Aspek Keuangan (y3), Memori kognisi (y4),
dikatakan valid yaitu respon fisiologis, respon
dan Tingkat Energi (y5). Variabel laten eksogen
kognitif, dan respon perilaku. Sedangkan
(Kecemasan): Respon Afektif (x1), Respon
indikator kualitas hidup yang dapat dikatakan
Fsiologis (x2), Respon Kognitif (x3), dan Respon
valid setelah dilakukan penyuluhan adalah diet
Perilaku (x4).
dan memori kognisi.
Langkah analisis yang akan dilakukan
Hasil uji validitas konvergen untuk
untuk mencapai tujuan pada penelitian ini adalah
indikator kecemasan sebelum dilakukan
melakukan estimasi koefisien weight, path, dan
penyuluhan yaitu respon perilaku dapat dikatakan
loading pada masing-masing kelompok.
valid. Sedangkan indikator kualitas hidup
i. Mengambil sampel bootstrap dengan
sebelum dilakukan penyuluhan yang dapat
pengulangan sebanyak k.
dikatakan valid adalah aspek keuangan, memori
ii. Memodelkan SEM hasil sampel
kognisi, dan tingkat energi.
bootstrap.
b. Uji Validitas Diskriminan
iii. Mengulang langkah sebelumnya sebanyak
Hasil uji validitas diskriminan untuk proses
B kali
penyembuhan dengan penyuluhan dan terapi
iv. Memilih model terbaik dari berbagai
PMR serta sebelum dan setelah dilakukan
replikasi.
penyuluhan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Uji Validitas Diskriminan
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Setelah Penyuluhan Sebelum Penyuluhan
Dalam penelitian ini, struktur model yang Variabel Variabel
laten laten
dibentuk terdiri dari variabel laten eksogen yaitu Indikator
Kualitas
Indikator
Kualitas
Kecemasan 1  , dan variabel laten endogen yaitu Cemas
Hidup
Cemas
Hidup
kualitas hidup   . Secara matematis dapat ditulis D -0.26 0.672 AK -0.318 0.546
AK -0.589 0.945 MK -0.503 0.848
RF 0.743 -0.351 RP 1.00 -0.59
10 RK 0.677 -0.414
RP 0.823 -0.491
Statistika, Vol. 4, No. 1,Tahun 2016

Tabel 4. Nilai R2 dan Communality


Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui R2 Communality
Setelah Sebelum Setelah Sebelum
bahwa setiap indikator memiliki korelasi yang Laten
Penyuluh Penyuluha Penyuluh Penyuluh
lebih tinggi dengan konstruknya dibandingkan an n an an
dengan konstruk lainnya. KH 0.321 0.348 0.673 0.509
Cemas 0.562 1.000
c. Uji Reliabilitas Rata-
0.321 0.348 0.618 0.755
Pemeriksaan selanjutnya adalah rata
pemeriksaan reliabilitas konstruk, yakni dengan
Berdasarkan nilai R2 untuk pasien DM tipe
melihat output composite reliability. Hasil uji
2 setelah dilakukan proses penyembuhan dengan
reliabilitas pada pasien DM tipe 2 di RS X
penyuluhan menunjukkan kualitas hidup pasien
sebelum dan setelah dilakukan penyuluhan dapat
DM tipe 2 mampu menjelaskan kecemasan
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas sebesar 32.1%, model yang dihasilkan memiliki
kemampuan yang cukup dalam menjelaskan data.
Composite Reliability
Variabel Evaluasi Model Struktural Sebelum dan Setelah
Laten Setelah Sebelum Dilakukan Penyuluhan
Penyuluhan Penyuluhan Berdasarkan nilai R2 untuk pasien DM tipe
Cemas 0.793 1.00
2 sebelum dilakukan proses penyembuhan dengan
KH 0.800 0.664
menunjukkan kualitas hidup pasien DM tipe 2
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui sebelum dilakukan proses penyembuhan dengan
nilai composite reliability lebih besar dari 0.5. penyuluhan mampu menjelaskan kecemasan
Artinya indikator dapat dikatakan konsinsten sebesar 34.8%, model yang dihasilkan memiliki
dalam mengukur variabel latennya (konstruknya). kemampuan yang kuat dalam menjelaskan data.
Hasil uji signifikansi model pengukuran Dapat diketahui kualitas hidup pasien DM tipe 2
pada pasien DM tipe 2 di RS X setelah dilakukan setelah dilakukan proses penyembuhan dengan
penyuluhan menunjukkan indikator-indikator penyuluhan mampu menjelaskan kecemasan
berpengaruh signifikan terhadap variabel sebesar 32.1%, model yang dihasilkan memiliki
latennya, begitu juga sebelum dan setelah kemampuan yang cukup dalam menjelaskan data.
dilakukan penyuluhan. Nilai GoF untuk Proses Penyembuhan
Hasil pengujian signifikansi model dengan penyuluhan pada Pasien DM Tipe 2
struktural setelah dilakukan analisis bootstrap sebesar 0.445 dengan perhitungan sebagai
proses penyembuhan dapat diketahui pada Tabel berikut.
3. Proses penyembuhan dengan penyuluhan GoF  com  R  0.618  0.321  0.445
menunjukkan kecemasan berpengaruh signifikan Hal ini menunjukkan bahwa performa model
terhadap kualitas hidup pasien DM tipe 2. proses penyembuhan dengan penyuluhan secara
keseluruhan termasuk dalam kategori tinggi.
Tabel 3. Hasil Uji Signifikansi Model struktural untuk proses penyembuhan
Bootstrap Sample dengan penyuluhan pada pasien DM tipe 2 di RS
Original Sample
t hitung X adalah:
Sample Mean
Kualitashidup  0.567 kecemasan
Setelah
Penyuluhan
-0.567 -0.598 4.216 Semakin meningkat kecemasan   maka akan
Sebelum menurunkan kualitas hidup pasien DM setelah
-0.590 -0.594 3.839
Penyuluhan dilakukan proses penyembuhan dengan
Nilai R2 dan Communality Setelah dan Sebelum dilakukan
penyuluhan sebesar 56.7%.
Penyuluhan dapat dilihat pada Tabel 4.

9
11
Statistika, Vol. 4, No. 1,Tahun 2016

KESIMPULAN DAN SARAN Validation of The Turkish Diabetes Quality


Berdasarkan hasil analisis kecemasan of Life (DQOL) Measure. Quality Life
terhadap kualitas pasien DM tipe 2 di RS X Research, 16(5), 873-879. Diakses pada 27
dengan menggunakan PLS, dapat disimpulkan Januari 2016, dari
bahwa: http://www.jstor.org/stable /27641317.
1. Respon fisiologis, respon kognitif, dan [3] WHO. (2004). Introducing the WHOQOL
respon perilaku setelah dilakukan Instruments. Diakses pada 18 Januari 2016,
penyuluhan dapat dikatakan berpengaruh dari
signifikan terhadap kecemasan. Diet dan http://dept.washington.edi/yqol/docs/whoqo
memori kognisi setelah dilakukan l_infopf.
penyuluhan berpengaruh signifikan terhadap [4] Yusra, A. (2011). Hubungan antara
kualitas hidup. Respon perilaku sebelum Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup
dilakukan penyuluhan dapat dikatakan Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di
berpengaruh signifikan terhadap kecemasan. Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit
Aspek keuangan, memori kognisi, dan Umum Pusat Fatmawati Jakarta. Tesis.
tingkat energi sebelum dilakukan penyuluhan Universitas Indonesia, Jakarta.
berpengaruh signifikan terhadap kualitas [5] Hair, J. F., Hult, G. T. M., Ringle, C. M., &
hidup. Kecemasan berpengaruh signifikan Sarstedt, M. (2014). A Primar on Partial
terhadap kualitas hidup pasien DM tipe 2 Least Squares Structural Equation
sebelum dan setelah dilakukan proses Modeling (PLS-SEM). USA: SAGE
penyembuhan dengan penyuluhan. Publication.
2. Hasil uji perbandingan sub grup [6] Anas, Y., Rahayu, W., & Andayani, T. M.
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan (2008). Kualitas Hidup pada Pasien
yang signifikan antara sebelum dan setelah Diabetes Mellitus Tipe 2 Rawat Jalan di
dilakukan penyuluhan tidak ada perbedaan Rumah Sakit Umum Tidar Magelang.11
yang signifikan dalam hal besarnya pengaruh Jurnal Ilmu Farmasi dan Farmasi Klinik,
(kontribusi) kecemasan terhadap kualitas 5(1), 10-13.
hidup, sehingga proses penyembuhan dapat [7] Rahmawati, F., Setiawati, E. P., & Solehati,
memperkuat pengaruh kecemasan terhadap T. (2014). Pengaruh Dukungan Keluarga
kualitas hidup pasien DM tipe 2 di RS X. terhadap Kualitas Hidup Pasien Diabetes
Berdasarkan hal diatas maka saran untuk Mellitus Tipe 2. Diakses pada 19 Januari
penelitian selanjutnya sebagai berikut. 2016, dari
1. Diharapkan pada penelitian selanjutnya http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/
untuk menggunakan metode studi gaussian.
longitudinal serta menggunakan instrumen [8] Hair, J. F., Black, W. C., Babin, B. J., &
penelitian sesuai dengan karakteristik Anderson, R. E. (2010). Multivariate Data
responden. Analysis (7th ed.). New York: Prentice Hall.
2. Perlu dikembangkan penelitian lanjutan pada [9] Ghozali, I., & Latan, H. (2012). Partial
pelayanan yang lebih luas sehingga diketahui Least Square, Konsep, Teknik, dan Aplikasi
keefektifan penggunaan proses penyembuhan SmartPLS 2.0 M3. Semarang: Badan
dengan penyuluhan dalam menurunkan Penerbit Universitas Diponegoro.
kecemasan dan meningkatkan kualitas hidup [10] Hair, J. F., Sarstedt, M., Hopkins, L.,
pasien DM tipe 2. Kuppelwieser, V. G. (2013). Partial Least
Squares Structural Equation Modeling
DAFTAR PUSTAKA
(PLS-SEM). Europian Business Review,
26(2), 108-121. Diakses pada 17 Februari
[1] Depkes, R. I. (2013). Riset Kesehatan 2016, dari http://dx.doi.org/10.1108/EBR-
Dasar 2013. Jakarta: Depkes RI. 10-2013-0128.
[2] Yildrim, A., Akinci, F., Gozu, H., Sargin, [11] Chin, W. W., Marcolin, B. I., & Newsted,
H., Obey, E., & Sargin, M. (2007). P. R. (1996). A Partial Least Square Latent
Translation, Cultural Adaptation, Cross- Variable Modeling Approach For

12
Statistika, Vol. 4, No. 1,Tahun 2016

Measuring Interaction Effects: Results from


A Montecarlo Simulation Study and Voice
Mail Emotion/Adoption Study. Ohio:
Proceedings of Seventeenth International
Conference on Information System.
[12] Efron, B. & Tibshirani, R. J. (1993). An
Introduction to The Bootstrap. New York:
Chapman and Hall, Inc.
[13] Sekaran, U. (2011). Metodologi Penelitian
(4th ed.). Jakarta: Salemba.
[14] American Diabetes Association. (2011).
Diagnosis and Classification Of Diabetes
Mellitus. Diabetes Care, 9, 34-62.
[15] Black, J. M., & Hawks, J. H. (2009).
Medical Surgical Nursing Clinical
Management for Positive Outcomes (8th
ed.). Missouri: Elsevier.
[16] Varcarolis, E. M. (2006). Foundations of
Psychiatri Mental Health Nursing. St. Luis:
Elsevier Saunders.
[17] North American Nursing Diagnosis
Association. (2009). Diagnosa
Keperawatan dan Klasifikasi. Jakarta: EGC.
[18] Perry, G. A., & Potter, A. P. (2005).
Fundamental Keperawatan (6th ed.).
Jakarta: EGC.
[19] Goh, S. G. K., Rusli, B. N., & Khalid, B. A.
K. (2014). Development and Validation of
The Asian Diabetes Quality of Life
(AsianDQOL) Questionnaire. Diabetes
Research and Clinical Practice, 1-48.
[20] Slametiningsih. (2012). Pengaruh Logo
Terapi Individu Paradoxical Intention
terhadap Penurunan Kecemasan pada
Pasien Gagal Ginjal Kronik (GGK) yang
Menjalani Terapi Hemodialisa di RS Islam
Cempaka Putih Jakarta Pusat. Tesis.
Universitas Indonesia, Jakarta.

9
13

Anda mungkin juga menyukai