Anda di halaman 1dari 67

PENINGKATAN KUALITAS KERJA PERAWAT

&
MUTU PELAYANAN

Oleh :
Ns. Yogie Erlangga Haq, S.Kep., M.Kep.
BIODATA
Cirebon, 31 Mei 1986

Laki-Laki

Menikah

Indonesia

Gajah Mada Rt. 001 / 001, Cipete – Pinang Kota Tangerang

082298494944

yogieerlanggahaq@gmail.com

36710279688
SEMANGAT PAGI….
PAGI..PAGI..SEMANGAT..
LUAR BIASA!
POKOK BAHASAN
PENDAHULUAN

LINGKUNGAN KERJA

SUMBER DAYA MANUSIA PERAWAT

KUALITAS PELAYANAN
KEPERAWATAN

MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN


PENDAHULUAN
Corona Virus Disease (COVID-19) telah menjadi masalah global sampai
saat ini.

(Handayani, dkk., 2020)


PENDAHULUAN
Perubahan Pola Kerja :

Kinerja karyawan serta kualitas dari pelayanan bisa menurun karena hal ini.

(Sasaki et al, 2020)


PENDAHULUAN
PERAWAT  SDM dengan peranan besar di
pelayanan kesehatan terutama Rumah Sakit
hampir melebihi 50% Kerja dan tugasnya lebih
banyak dibanding tenaga lain.

Tugas dan fungsi  Mendukung pelayanan


medik berupa Asuhan Keperawatan. (Gibson;
Sutrisnoputri, dkk., 2018)
PENDAHULUAN

Mutu Pelayanan rumah sakit sangat


dipengaruhi oleh kinerja para pegawai rumah
sakit, salah satunya perawat.

(Sasmita, dkk 2019)


PENDAHULUAN

Kualitas SDM perawat harus


dikembangkan dan diarahkan agar
bisa mencapai tujuan yang
diharapkan.

(Sasmita, dkk 2019)


LINGKUNGAN KERJA
Segala sesuatu yang dapat
mempengaruhi kinerja perawat
dalam melaksakan pekerjaannya
sehingga akan diperoleh hasil
kerja yang maksimal  Didukung
Fasilitas Kerja.

(Widyaningrum, 2019)
Apa sih Manfaat
Lingkungan Kerja
Menciptakan gairah kerja

- Lingkungan Kerja Kondusif :


 Produktivitas kerja dan prestasi kerja meningkat
 Menciptakan kinerja perubahan yang lebih baik

 Lingkungan kerja yang kondusif 


Komunikasi yang baik antara atasan dan
bawahan maupun sesama rekan.

(Widyaningrum, 2019)
MEMBANGUN SUASANA KONDUSIF DI LINGKUNGAN KERJA

“Suasana kerja termasuk pemicu


utama yang berdampak pada
produktifitas.”

Suasana kerja yang nyaman, kondusif


dan membuat betah dalam proses
penyelesaian suatu pekerjaan adalah
harapan setiap instansi kerja dan idaman
https://bkd.trenggalekkab.go.id/2021/04/07/bagaimana-membangun-suasana-kondusif-
setiap karyawan.
di-lingkungan-kerja-bagian-i/ (diakses 29 Februari 2022)
BEBERAPA VARIABEL YANG BERPENGARUH

1. VARIABEL APRESIASI

2. VARIABEL PUNISMENT YANG BIJAKSANA

3. VARIABEL KESEIMBANGAN KERJA DAN KEHIDUPAN PRIBADI

https://bkd.trenggalekkab.go.id/2021/04/07/bagaimana-membangun-suasana-kondusif-
di-lingkungan-kerja-bagian-i/ (diakses 29 Februari 2022)
1. VARIABEL APRESIASI
Penghargaan atas prestasi kerja menjadi unsur penting untuk memicu motivasi dan
produktivitas kerja.

 Tidak melulu berasal dari instansi kerja berupa bonus atau tambahan gaji

 Justru yang terpenting berasal dari rekan kerja dan atasannya.

Suasana kerja saling menghargai dan menghormati sebagai dasar untuk


menciptakan keakraban kerja akan meminimalkan resiko terjadinya benturan
sikap yang tidak perlu.

https://bkd.trenggalekkab.go.id/2021/04/07/bagaimana-membangun-suasana-kondusif-
di-lingkungan-kerja-bagian-i/ (diakses 29 Februari 2022)
2. VARIABEL PUNISMENT YANG BIJAKSANA

Punisment / hukuman memang hanya bersifat hitam-putih, benar-salah.

Sifat hukuman yang kaku itu tidak bisa dihindari, karena seperti itulah hakekat
sebuah aturan.

Yang menjadi persolan bukan terletak pada apa yang tertulis namun pada
aplikasinya di tingkat lapangan.

 Setiap individu itu unik, dan pasti berbeda dengan individu lain.

https://bkd.trenggalekkab.go.id/2021/04/07/bagaimana-membangun-suasana-kondusif-
di-lingkungan-kerja-bagian-i/ (diakses 29 Februari 2022)
lanjutan….VARIABEL PUNISMENT YANG
BIJAKSANA
Demikian pula kalau misalnya terjadi pelanggaran aturan, maka latar belakang
terjadinya pelanggaran tersebut bisa berbeda walaupun untuk kasus yang sama.

Penjatuhan punisment harus dilakukan dengan hati-hati dan bijak agar efek jera
sebagai tujuan sebuah hukuman tercapai.

Tidak mematikan kreativitas dan motivasi kerja dengan harapan individu tersebut
walau pernah melakukan pelanggaran tetap bisa memberikan kontribusi positif
dalam instansinya.

https://bkd.trenggalekkab.go.id/2021/04/07/bagaimana-membangun-suasana-kondusif-
di-lingkungan-kerja-bagian-i/ (diakses 29 Februari 2022)
3. VARIABEL KESEIMBANGAN KERJA DAN
KEHIDUPAN PRIBADI
Performa Kerja ↓

KELELAHAN Berpengaruh Pada Kualitas Hidup


KERJA

Motivasi Kerja ↓

Kelelahan kerja juga bisa disebabkan munculnya masalah pribadi yang terbawa dalam
lingkungan kerja

https://bkd.trenggalekkab.go.id/2021/04/07/bagaimana-membangun-suasana-kondusif-
di-lingkungan-kerja-bagian-i/ (diakses 29 Februari 2022)
lanjutan….VARIABEL KESEIMBANGAN KERJA DAN
KEHIDUPAN PRIBADI
Jangan menghilangkan perhargaan kepada
rekan kerja yang sedang bermasalah,
apalagi rekan kerja tersebut tetap berusaha
menyelesaikan pekerjaannya dengan
sebaik-baiknya.

Walaupun sedang tertimpa masalah berilah


apresiasi yang bagus untuknya karena
belum tentu kita bisa menyelesaikan
pekerjaan seperti dirinya apabila
menghadapi masalah yang sama.
https://bkd.trenggalekkab.go.id/2021/04/07/bagaimana-membangun-suasana-kondusif-
di-lingkungan-kerja-bagian-i/ (diakses 29 Februari 2022)
Salah satu tips :

“Hindari bergosip mengenai kelemahan atau permasalahan rekan


kerja, bahkan bersikap memandang sebelah mata serta
merendahkan rekan kerja yang sedang tersandung masalah”
MOTIVASI KERJA

Kebutuhan Fisiologis
Pemberian daya penggerak
yang menciptakan Kebutuhan Rasa Aman
kegairahan kerja seseorang,
agar mereka mau bekerja Kebutuhan Sosial
sama, bekerja efektif dan
terintegrasi dengan segala
Kebutuhan Penghargaan
upayanya untuk mencapai
kepuasan dalam bekerja
Kebutuhan Aktualisasi Diri
(Sutrisno, 2019)
JENIS-JENIS LINGKUNGAN KERJA

 Lingkungan Kerja Fisik

 Lingkungan Kerja Non Fisik


Lingkungan Kerja Fisik
1. Lingkungan kerja yang langsung
berhubungan dengan individu

2. Lingkungan perantara atau lingkungan umum


dapat juga disebut lingkungan kerja yang
(Widyaningrum, 2019)
mempengaruhi kondisi manusia
Lingkungan Kerja Non Fisik

Semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik dengan
atasan maupun dengan sesama rekan kerja ataupun hubungan dengan bawahan.

(Widyaningrum, 2019)
“Hubungan kerja yang terbentuk, sangat
mempengaruhi psikologis individu.”
UNTUK MENCIPTAKAN HUBUNGAN-HUBUNGAN YANG
HARMONIS DAN EFEKTIF, PEMIMPIN PERLU :
1. Meluangkan waktu untuk mempelajari
aspirasi-aspirasi emosi pegawai

2. Pengelolaan hubungan kerja dan


pengendalian emosional di tempat kerja

(Widyaningrum, 2019)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
LINGKUNGAN KERJA
• Pengetahuan, keterampilan, kemampuan,
Faktor Personal/Individu kepercayaan diri, motivasi, dan komitmen yang
dimiliki oleh setiap individu

• Kualitas dalam memberikan dorongan, semangat,


Faktor Kepemimpinan
arahan, dan dukungan yang diberikan atasan

• Sistem kerja, fasilitas kerja atau infrastruktur yang


Faktor Sistem diberikan oleh organisasi, proses organisasi, dan
kultur kinerja dalam organisasi

Faktor Kontekstual • Tekanan dan perubahan lingkungan eksternal dan


(Situasional) internal

(Widyaningrum, 2019)
(Aprilia H. D., Siti A., 2017)
SUMBER DAYA MANUSIA PERAWAT
DEFINISI SUMBER DAYA MANUSIA PERAWAT

Merupakan tenaga kesehatan yang


memberikan kontribusi besar terhadap
pelayanan kesehatan dirumah sakit
dalam hal pelayanan langsung kepada
pasien.

(Gunawan, 2015)
SUMBER DAYA MANUSIA YANG BERKUALITAS AKAN
MENGACU PADA :

Pengetahuan (Knowledge)
Keterampilan (Skill)
Kemampuan yang lebih
berorientasi pada daya Kemampuan (Abilities)
fikir serta penguasaan Kemampuan dan
ilmu yang luas yang penguasaan teknis
Kemampuan yang
dimiliki perawat operasional di bidang
tertentu yang dimiliki terbentuk dari sejumlah
perawat kompetensi yang
dimiliki oleh seorang
perawat yang mencakup
loyalitas, kedisiplinan,
kerjasama dan tanggung
jawab
(Marwoto, 2012)
KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN
DEFINISI KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN
Merupakan fokus utama kegiatan
pengelolaan di bidang keperawatan,
terwujudnya pelayanan keperawatan yang
berkualitas melalui pelaksanaan program
pengendalian mutu yang berkesinambungan,
keterlibatan, dan komitmen seluruh staf
keperawatan serta pimpinan sebagai
motivator.

(Rohita dan Yetti, 2017)


DEFINISI KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN
Kualitas Pelayanan Yang Baik akan
memberikan kepuasan dan kenyamanan
pada pasien serta meningkatkan
kepercayaan pasien.

Kualitas Pelayanan Yang Buruk akan


mengakibatkan ketidakpuasan pada
pasien dan memunculkan berbagai
keluhan.
(Rohita dan Yetti, 2017)
DIMENSI KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN

Wujud (Tangible)

Keandalan (Reliability)

Tanggung jawab (Responsiveness)

Jaminan (Assurance)

Empati (Empathy)
(Sesrianty et al, 2019)
INDIKATOR KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN
MENURUT DEPKES RI, MELIPUTI :
❶ Keselamatan Pasien

❷ Perawatan Diri

❸ Kepuasan Pasien

❹ Kecemasan

❺ Kenyamanan

❻ Pengetahuan

(Yahya, 2013)
CARA UNTUK MENCAPAI KINERJA PERAWAT YANG
OPTIMAL
1. Kehidupan kerja-rumah
2. Desain pekerjaan
3. Konteks kerja
4. Tujuan kehidupan kerja yang berkualitas

(Dluha Maf’ula, Nursalam, Tintin Sukartini, 2022)


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPERNGARUHI
KUALITAS KEHIDUPAN KERJA PERAWAT
1. Faktor Individu
2. Faktor Sosial dan Lingkungan
3. Faktor Operasional
4. Faktor Administrasi

(Winarsih, Nursalam, dan Dian, 2015)


KOMPONEN-KOMPONEN DALAM KUALITAS
KEHIDUPAN KERJA PERAWAT
1. Kompensasi yang Seimbang
2. Pengembangan Karir
3. Keselamatan Lingkungan Kerja
4. Komunikasi
5. Keterlibatan Karyawan
6. Penyelesaian Masalah
7. Fasilitas yang Tersedia
8. Rasa Bangga Terhadap Organisasi
9. Rasa Aman Terhadap Pekerjaan

(Samanthi, 2015; Pratama, 2016; dan Nafi’ah, 2016)


DAMPAK KUALITAS KEHIDUPAN KERJA PERAWAT

Penerapan kualitas kehidupan kerja yang baik pada perawat berdampak positif pada
pekerjaannya dan organisasi. (Hidayah, 2018)
TIGA MANFAAT PENERAPAN KUALITAS KEHIDUPAN
KERJA PERAWAT
1. Meningkatkan komitmen terhadap organisasi
2. Meningkatkan produktivitas kerja
3. Meningkatkan efektivitas organisasi

(Angelia, 2013)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA
PERAWAT AGAR DAPAT MENINGKATKAN KUALITAS
PELAYANAN
1. Motivasi
2. Supervisi
3. Pengembangan Karier
4. Lingkungan Kerja

(Winarsih, Nursalam, dan Dian, 2015)


(Miming Oxyandi, 2018)
(Health Sciences and Pharmacy Journal, Vol. 1, No. 1, Desember 2017:30-37)
(Amalia Fardiana, 2018)
MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN
PENGERTIAN MUTU

Merupakan standar yang ditetapkan pada sebuah proses pelayanan kesehatan,


baik hasilnya dapat berupa barang atau jasa.

(Awaludin & Perceka, 2019)


MUTU PELAYANAN KESEHATAN

Adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa


pelayanan kesehatan yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk
serta penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi.

(Cut Sriyanti, SST., M.Keb, 2016)


DIMENSI MUTU PELAYANAN KESEHATAN
Berikut ini adalah dimensi mutu layanan kesehatan dilihat dari berbagai stake
holder :
 Pemakai jasa pelayanan kesehatan.

 Pemberi layanan kesehatan.

 Penyandang dana pelayanan kesehatan.

 Pemilik sarana layanan kesehatan.

 Administrator layanan kesehatan.

(Cut Sriyanti, SST., M.Keb, 2016)


PELAYANAN KESEHATAN YANG BAIK HARUS MEMILIKI
BERBAGAI PERSYARATAN POKOK SEPERTI

 Tersedia (Available) dan Berkesinambungan (Continuous)

 Dapat Diterima (Acceptable) dan Wajar (Appropriate)

 Mudah Dicapai (Accessible)

 Mudah Dijangkau (Affordable)

 Bermutu (Quality)

(Cut Sriyanti, SST., M.Keb, 2016)


PROGRAM PENJAGAAN MUTU
Suatu upaya yang dilaksanakan secara berkesinambungan, sistematis, objektif,
dan terpadu dalam menetapkan masalah dan penyebab masalah mutu pelayanan
kesehatan berdasarkan standar yang telah ditetapkan;

(Cut Sriyanti, SST., M.Keb, 2016)


TUJUAN PROGRAM PENJAGAAN MUTU
 TUJUAN ANTARA  Yang ingin dicapai oleh program menjaga mutu ialah
diketahuinya mutu pelayanan.

 TUJUAN AKHIR  Yang ingin dicapai oleh program menjaga mutu ialah
makin meningkatnya mutu pelayanan.

(Cut Sriyanti, SST., M.Keb, 2016)


MANFAAT PROGRAM MENJAGA MUTU
 Dapat meningkatkan efektivitas pelayanan kesehatan.

 Dapat meningkatkan efisiensi pelayanan kesehatan.

 Dapat meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.

 Dapat melindungi pelaksana pelayanan dari kemungkinan munculnya gugatan


hukum.

(Cut Sriyanti, SST., M.Keb, 2016)


PENGEMBANGAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN
Langkah-langkah pengembangan mutu pelayanan harus dimulai dari :
 Perencanaan
 Pengembangan jaminan mutu
 Penentuan standar hingga monitoring dan evaluasi hasil

 Terdiri Dari Tiga Tahap :


1. Tahap Pengembangan Strategi

2. Tahap Tranformasi

3. Tahap Integrasi

(Menurut Amchan dalam Muninjaya, 2014)


BENTUK PROGRAM MENJAGA MUTU (QUALITY
ASSURANCE) DITINJAU DARI PELAKSANAANNYA

Program Program Program


menjaga mutu menjaga mutu menjaga mutu
Prospektif Konkuren Retrospektif

(Cut Sriyanti, SST., M.Keb, 2016)


KEGIATAN MENJAGA MUTU DAPAT
MENYANGKUT DIMENSI BERIKUT
 Memilki Kemampuan Teknik :

1. Keterampilan dan kemampuan pegawai yang dapat dipertanggungjawabkan atau


diandalkan (dependability),

2. Ketepatan (accuracy),

3. Ketahanan uji (reliability), dan

4. Konsisten (consisten) serta dijalankan berdasarkan standar pelayanan ada.

(Luan, dkk, 2018)


DIMENSI MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN

Mutu Pelayanan Keperawatan merupakan standar pelayanan keperawatan yang


ditetapkan, sehingga menimbulkan kepuasan bagi setiap pasien.

(Luan, dkk, 2018)


BEBERAPA CARA DALAM MENINGKATKAN MUTU
PELAYANAN
1. Menciptakan rasa aman, suasana kerja yang kondusif serta lakukan promosi
secara reguler.

2. Menempatkan petugas sesuai dengan kapasitas, minat dan motivasi kerjanya


agar memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak.

3. Meningkatkan keterampilan, kesempatan pengembangan diri dan


bimbingan perencanaan karier agar perawat dan bidan merasa mantap dalam
pencapaian kariernya.

(Djati dalam Wijaya, 2012)


lanjutan….BEBERAPA CARA DALAM MENINGKATKAN
MUTU PELAYANAN
4. Mengembangkan fleksibilitas dan otonomi pelaksanaan tugas tetapi tetap
memegang teguh tanggung jawab.

5. Mengembangkan sistem monitoring, peningkatan kinerja dan pemahaman


terhadap nilai dan tujuan rumah sakit untuk menjaga kesesuaian visi dan misi.

(Djati dalam Wijaya, 2012)


KESIMPULAN
Kualitas kerja perawat dalam kategori baik maka diharapkan akan
berdampak pada mutu pelayanan. Mutu pelayanan dapat dijaga /
dipertahankan dengan baik jika sudah memiliki Standar Profesi,
Standar Pelayanan, dll, maka proses menjaga mutu dapat
dilakukan salah satunya adalah dengan melakukan Audit
“Aksi adalah kunci dasar untuk
semua kesuksesan”
- Pablo Picasso -

Anda mungkin juga menyukai