Anda di halaman 1dari 35

Asuhan keperawatan gawat nafas pediatrik

Kusmini Suprihatin, M.Kep, Ns.Sp.Kep.An

Webinar PPNI Tangerang Minggu tanggal 6 Maret 2022


Anak bukan miniatur dewasa
Bayi bukan anak

Anak bukan bayi

Anak bukan dewasa


GAWAT NAFAS
PADA BAYI
Pendahuluan
Penyebab morbiditas utama pada anak.

Presentasi kejadian menurut usia kehamilan adalah 60-80% terjadi pada


bayi yang lahir dengan usia kehamilan kurang dari 28 minggu, 15-30%
pada bayi antara 32-36 minggu dan jarang sekali ditemukan pada bayi
cukup bulan (matur).
Setiap tahun, diperkirakan terdapat 15 juta bayi lahir prematur.
Angka kejadian kelahiran prematur di Indonesia berada di peringkat 10
besar dari 184 negara, atau sebanyak 15.5 kelahiran prematur tiap 100
kelahiran hidup.

Data dari WHO (2014), Indonesia memiliki jumlah bayi prematur


terbanyak nomor 5 di dunia, yaitu sebanyak 675.700 bayi.

Di Indonesia, dari 950.000 BBLR yang lahir setiap tahun diperkirakan


150.000 bayi di antaranya menderita SGNN, dan sebagian besar berupa
PMH
• Populasi anak di Indonesia sebesar 85 juta jiwa dengan tingkat kematian anak di
Indonesia mencapai 32/1000 kelahiran (SDKI 2017).

• World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa kematian anak-anak


biasanya terjadi pada 24 jam pertama setelah masuk rumah sakit.(WHO, 2016).

• Penyebab kematian anak terbanyak antara lain kecelakaan, tenggelam, komplikasi


akibat kelahiran prematur, pneumonia, sepsis, diare, malaria, dan malnutrisi (WHO
dalam UNICEF. 2020).
Definisi

Sindrom Gawat Nafas pada Neonatus (SGNN) atau


respiratory distress syndrome, RDS merupakan
kumpulan gejala klinis pada bayi baru lahir berupa
kesulitan bernafas, yang ditandai dengan gejala utama
takipnea (frekuensi pernafasan > 60 x/menit), sianosis
sentral ( lidah biru pada suhu ruangan), retraksi dan
merintih.
Etiologi

Tegangan
paru
meningkat

Paru kolaps

Pematangan
paru belum GAGAL NAFAS
sempurna

Kurangnya
surfactan
Surfactan
Surfactan adalah lesitin
Patofisiologi
Surfactan tinggi pada bayi dg
usia kehamilan 24 minggu
Surfactan matang di usia
kehamilan 35 minggu

Produksi dan sekresi surfactan


terganggu karena prematuritas

Kelenturan paru berkurang

Kestabilan alveolus terganggu


saat akhir ekspirasi

Gangguan ventilasi dan perfusi

Hipoksemia pada bayi


Manifestasi klinis
Terjadi pada 24 jam pertama, biasanya 4 jam sudah muncul

Dispneu
Merintih (grunting)
Takipneu (FP > 60x/menit)
Retraksi dinding dada
Pernafasan cuping hidung
Sianosis
hipoksia
Pengkajian
• Identitas
• Riwayat Kesehatan saat ini
• Riwayat kehamilan, persalinan
• Kondisi saat lahir
• Pemeriksaan fisik
Bagaimana pengkajian jika
anak masuk melalui IRD ??

https://www.youtube.com/watch?v=mZG2OhM9Jh0
SAGA adalah Segitiga Asesmen Gawat Anak merupakan suatu
metode pengenalan anak secara sederhana "hanya" dengan
melihat anak. Ada 3 aspek yang dinilai Yaitu Tampilan, Usaha
Nafas dan Sirkulasi

https://www.youtube.com/watch?v=7OF0uz8IsTY
Buku Resusitasi PediatriUKK ERIA IDAI, 2021
https://www.youtube.com/watch?v=WW5Lh8A0niA
https://www.youtube.com/watch?v=7OF0uz8IsTY
SDKI--Diagnosis Keperawatan
• D.0003 Gangguan Pertukaran gas
• D.0004 Gangguan ventilasi spontan
• D.0032 Risiko deficit nutrisi
• D.0036 Risiko ketidakseimbangan cairan
• D.0037 Risiko ketidakseimbangan elektrolit
SIKI--Perencanaan
• L01014 Pemantauan Respirasi
• L01026 Terapi oksigen
• L01002 Dukungan ventilasi
• L01011 Manajemen Jalan Nafas
L01014 Pemantauan Respirasi
Observasi:
- Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan usaha nafas.
- Monitor pola nafas
- Monitor produksi sputum
- Monitor adanya sumbatan jalan nafas
- Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
- Auskultasi bunyi nafas
- Monitor asaturasi oksigen
- Monitor AGD, x ray

Terapeutik:
- Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
- Dokumentasikan hasil pemantauan

Edukasi:
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Informasikan hasil pemeriksaan jika perlu
L01026 Terapi Oksigen
Observasi:
- Monitor kecepatan aliran oksigen secara periodik
- Monitor osisi alat terapi oksigen
- Monitor efektifitas terapi oksigen
- Monitor tanda-tanda hipoventilasi
- Monitor tanda dan gejala toksikasi oksigen dana atelectasis
- Monitor integritas mukosa hidung akibat pemasangan oksigen

Terapeutik:
- Bersihkan secret dari mulut, hidung dan trakea
- Pertahankan kepatenan jalan nafas
- Siapkan dan atur peralatan pemberian oksigen
- Berikan oksigen tambahan
- Tetap berikan oksigen saat pasien ditransportasi
- Gunakan peraalatan oksigen yg sesuai dg tk mobilitas pasien

Edukasi:
- Ajarkan keluarga cara menggunakan oksigen di rumah
Kolaborasi:
- Penentuan dosis oksigen
- Penggunaan oksigen saat aktifitas/tidur
L01002 Dukungan ventilasi

Observasi:
- Identifikasi adanya kelelahan otot bantu nafas
- Identifikasi efek perubahan posisi terhadap status pernafasan
- Monitor status respirasi dan oksigenasi
- Pertahankan kepatenan jalan nafas
- Berikan posisi yang menunjang kepatenan jalan nafas
- Fasilitasi perubahan posisi senyaman mungkin
- Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan

Edukasi
- Edukasi pada orang tua tentang Tindakan yang dilakukan

Kolaborasi
Pemberian bronkodilator jika perlu
SOP--Standar Prosedur Operasional

• Respirasi. Hal 15-80


• Sirkulasi. 83-131
• Nutrisi dan cairan 133
• Pertumbuhan dan
perkembangan. 545-578
SLKI--Evaluasi
L. 01003. Pertukaran gas: (hal 94)
Oksigenasi dan atau eliminasi karbondioksida pada
membrane alveoli-kapiler dalam batas normal. Ekspektasi
meningkat
- Dispnea menurun
- Bunyi nafas tambahan menurun
- Takikardia menurun
- Analisa gas darah membaik

L01005. Respons ventilasi mekanik (hal 104)


Efektifitas pertukaran alveolar dan perfusi jaringan yang
didukung oleh ventilasi mekanik. Ekspektasi meningkat
- FiO2 memenuhi kebutuhan
- Tingkat kesadaran meningkat
- Saturasi oksigen meningkat
- Sekresi jalan nafas menurun
- Suara nafas tambahan menurun
- Infeksi paru menurun

Anda mungkin juga menyukai