Anda di halaman 1dari 25

ASKEP PADA BAYI

DENGAN ASFIKSIA

Suwito, SKep., Ns.


Pengertian
Asfiksia neonatorum adalah keadaan
bayi baru lahir yang tidak dapat
bernafas spontan dan teratur dalam 1
menit setelah lahir.

(Rahmawati & Ningsih, 2016).


Prevalensi
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan angka kematian
bayi baru lahir di Indonesia menurut SDKI 2012/2013
adalah 20/1000 kelahiran hidup, salah satu penyebab utama
kematian bayi baru lahir adalah asfiksia. Di Indonesia
prevalensi asfiksia sekitar 3% kelahiran atau setiap tahunnya
sekitar 144/900 kelahiran dengan asfiksia sedang dan berat.
Faktor yang berkaitan dengan kejadian asfiksia yaitu faktor
ibu, faktor bayi, dan faktor tali pusat. Pengaruh Umur
Kehamilan pada Bayi Baru Lahir dengan Kejadian Asfiksia
(Herawati, 2019)
Anatomi
Etiologi
Faktor Ibu Faktor Janin
 Primi tua  Gawat janin
 Riwayat obstetrik jelek  Kehamilan ganda
 Grande multipara  Letak sungsang
 Masa gestasi  Letak lintang
 Anemia  Berat lahir
 Ketuban pecah dini  Faktor dari plasenta
 Partus lama
 Panggul sempit
 Infeksi intrauterine
(Rahmawati & Ningsih, 2016).
Klasifikasi Berdasarkan APGAR Score

1. Nilai APGAR 7 – 10 disebut asfiksia ringan


Bayi dianggap sehat dan tidak memerlukan penanganan khusus.
2. Nilai APGAR 4 – 6 disebut asfiksia sedang
Biasanya didapatkan frekuensi jantung > 100x/menit, tonus otot
kurang baik atau baik, kulit berwarna biru, masih ada refleks.
3. Nilai APGAR 0 – 3 disebut asfiksia berat
Didapatkan frekuensi jantung < 100 x/menit, tonus otot buruk,
kulit bayi berwarna biru dan kadang – kadang pucat, refleks tidak ada.
Pada asfiksia dengan henti jantung yaitu bunyi jantung fetus
menghilang
tidak lebih dari 10 menit sebelum lahir lengkap atau bunyi jantung
menghilang post partum.
APGAR
PENGKAJIAN DATA
UMUM
A. DATA BAYI B. DATA IBU
1. Nama inisial pasien : 1. Nama :
2. Tanggal Lahir : 2. Umur :
3. Alamat : 3. Pekerjaan :
4. Pekerjaan : 4. Hub dengan pasien :
5. Tanggal masuk RS : 5. Alamat :
6. Nomor Rekam Medis :
7. Diagnosa Medis :
Asfiksia berat
RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama
Bayi kesulitan bernafas
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Bidan membawa bayi ke IGD tdk bernapas
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Kaji riwayat kehamilan/persalinan (prenatal, misalnya
lilitan tali pusat, presentasi janin abnormal, hipoksia
ibu, eklampsia, natal, misalnya terdapat gangguan HIS,
neonatal, misalnya trauma persalinan, perdarahan
rongga tengkorak, kelainan bawaan hernia diafragmatik
atresia atau stenosis jalan nafas
RIWAYAT KESEHATAN
4. Riwayat kesehatan keluarga
Kaji apakah dalam keluarga pernah mengalami
penyakit yang sama atau penyakit lainnya.
APGAR SCORE
KEBUTUHAN DASAR

 Sirkulasi: nadi apikal dapat berfluktuasi dari 110


sampai 180x/menit. Tekanan darah 60 sampai 80
mmHg (sistolik), 40 sampai 45 mmHg (diastolik),
bunyi jantung, lokasi di mediastinum dengan titik
intensitas tepat di kiri dari mediastinum pada ruang
intercostal III/IV, murmur biasa terjadi selama
beberapa jam pertama kehidupan, tali pusat putih dan
bergelatin, megandung 2 arteri dan 1 vena
2) Eliminasi: dapat berkemih saat lahir
3) Makanan/cairan: berat badan 2500-4000 gram,
panjang badan 44-45 cm, turgor kulit elastis
(bervariasi sesuai gestasi)
4) Neuro sensori: tonus otot (fleksi hipertonik dari semua
ekstremitas), sadar dan aktif mendemonstrasikan reflex
menghisap selama 30 menit pertama setelah kelahiran (periode
pertama reaktivitas), penampilan asimetris (molding, edema,
hematoma), menangis kuat, sehat, nada sedang (nada menangis
tinggi menunjukkan abnormalitas genetic, hipoglikemia, atau
reflek narkotik yang memanjang).
5) Pernafasan: skor Apgar 1-5 menit, skor optimal
harus antara 7-10, rentang dari 30-60 permenit, pola
periodik dapat terlihat, bunyi nafas bilateral, kadang-
kadang krekles umum pada awalnya silindrik thorak
(kartilago xifoid menonjol, umum terjadi).
6) Keamanan: kulit lembut, fleksibel, pengelupasan
tangan/kaki dapat terlihat, warna merah muda atau
kemerahan, mungkin belang-belang menunjukkan memar
minor (misal: kelahiran dengan forceps), atau perubahan
warna harlequin, petekie pada kepala/ wajah (dapat
menunjukkan peningkatan tekanan berkenaan dengan
kelahiran atau tanda nukhal), bercak portwine, nevi
telengiektasis (kelopak mata, antara alis mata, atau pada
nukhal) atau bercak Mongolia (terutama punggung bawah
dan bokong) dapat terlihat. Abrasi kulit kepala mungkin
ada (penempatan elektroda internal).
ANALISA DATA
DATA SUBYEKTIF DAN DATA KEMUNGKINAN MASALAH
OBYEKTIF PENYEBAB

DS : Bidan mengatakan bayi Persalinan lama, Gangguan ventilasi


yg dikirim tidak bernapas lilitan tali pusat, spontan
presentasi janin (D.0004)
DO : Sianosis, akral dingin, abnormal
SpO2 turun, PCO2 meningkat,
frekuensi nadi meningkat, ASFIKSIA
Apnea, volume tidal menurun
Janin kekurangan O2
dan CO2 meningkat

gangguan
metabolisme

Gangguan ventilasi
spontan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan ventilasi spontan b.d gangguan metabolisme
yang ditandai dengan SpO2 turun, PCO2 meningkat,
frekuensi nadi meningkat dan volume tidal menurun

TUJUAN
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x2 jam
ventilasi spontan meningkat dengan kriteria hasil
Volume tidal cukup meningkat (4), Takikardi cukup
membaik (4), PCO2 cukup membaik (4), PO2 cukup
membaik (4)
INTERVENSI
Dukungan Ventilasi (I.01002)
Observasi
 Identifikasi adanya kelelahan otot bantu napas

 Identifikasi efek perubahan posisi terhadap

status pernapasan
 Monitor status respirasi dan oksigenasi
INTERVENSI
Dukungan Ventilasi (I.01002)
Terapeutik
 Pertahankan kepatenan jalan napas

 Berikan oksigen sesuai kebutuhan

 Gunakan bag-valve jika perlu


INTERVENSI
Pemantauan Respirasi (I.01014)
Observasi
 Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya

napas
 Monitor pola napas

 Monitor adanya sumbatan jalan napas

 Auskultasi bunyi napas

 Monitor saturasi Oksigen

 Monitor nilai AGD


INTERVENSI
Pemantauan Respirasi (I.01014)
Terpeutik
 Dokumentasikan hasil pemantauan

Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan

 informasikan hasil pantauan, jika perlu


INTERVENSI
Manajemen Ventilasi Mekanik (I.01013)
Observasi
 Periksa indikasi ventilasi mekanik

 Monitor efek ventilator terhadap saturasi oksigen

Terapeutik
 Lakukan penghisapan lendir

 Ganti sirkuit ventilator setiap 24 Jam

 Dokumentasikan respon terhadap ventilator


INTERVENSI
Manajemen Ventilasi Mekanik (I.01013)
Kolaborasi
 Kolaborasi pemilihan mode ventilator

 Kolaborasi penggunaan PS atau PEEP untuk

meminimalkan hipoventilasi alveolus


Terima kasih ....

Anda mungkin juga menyukai