Anda di halaman 1dari 17

TUGAS KEWIRAUSAHAAN

“ GERBANG MASA DEPAN GEMILANG ”

NAMA : Kezia Angkotamony

NPM : 12186213210023

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

FAKULTAS TEOLOGIA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

2021-2022
I PENDAHULUAN

1. Rumusan masalah
a. Masalah Ekonomi
Jika kita kita berbicara tentang masalah ekonomi yang terjadi di Maluku ataupun
di Indonesia berarti karena terbatasnya sumber daya untuk memenuhi kebutuhan
manusia yang tidak terbatas dan beragam. Kelangkaan adalah suatu kondisi di mana
manusia tidak mempunyai cukup sumber daya untuk memuaskan kebutuhannya.
Bukan saja karena kekurangan atau keterbatasan pada sumber daya melainkan
ketidak pedulian dari setiap masyarakat baik dimaluku atupun di Indonesia. Karena
apa? Jika kita lihat bahwa Maluku sendiri mempunyai banyak sekali sumber daya dari
lautan dan daratan, dari lautan sendiri kita bisa memanfaatkannya menjadi tempat
wisata dan bisa menjadikan itu sebagai bisnis, kemudian pada daratan sendiri jika
mempunyai lahan yang luas dan kosong kita bisa membangun penginapan-
penginapan ataupun membangun hotel.
Bukan saja itu, tetapi jika kita peduli dan mau berusaha banyak lahan kosong
bahkan subur yang bisa kita gunakan sebagai pusat penanaman pala,cengkih ataupun
kelapa sawit bisa saja kita menanam bawang merah dan membudidayakan semua itu.
Jika kita mau peduli mungkin saja kita tidak bersusah payah dalam membeli atau
memproduksi barang-barang ataaupun rempah-rempah dari luar daerah.
Kita harus bisa lebih peduli dan peka terhadap lingkungan yang ada disekitar kita
demi untuk membangun usaha dan juga untuk kebutuhan hidup.

b. Masalah Teologi
Untuk masalah teologi sendiri kita bisa lihat tentang cara pikir masing-masing
orang. Ada orang berfikir bahwa berwirausaha itu bagus dalam arttian kita bisa dapat
untung dan dari untung itu kita bisa pakai untuk kebutuhan sehari-hari. Dan ada juga
orang yang berfikir bahwa berwirausaha itu berarti kita memakan untung banyak dari
pembeli ataupun pelanggan kita.
Kemudian jika disanggut pautkan dengan teologi ataupun gereja berarti kita harus
berfikir bahwa gereja sendiri membuthkan uang dalam pembangun gereja sendiri
atapun pembangun jemaat (yatim piatu, janda dan duda)
Disini adapun pemikiran Mastra yang menekankan peran konteks dengan
mengembangkan perekonomian yang dimana memanfaatkan sumber daya local yang
tersedia. Disini Mastra mengambil contoh bahwa gereja di Bali menggunakan arus
pariwisata untuk menggerakkan perekonomian gereja.
Jadi gereja juga membutuhkan perekonomian dalam membangun setiap kerja di
dalam gereja, dan semua itu juga dilakukan demi untuk mensejahterahkan jemaat..

II TEORI KEWIRAUSAHAAN

1. Defenisi kewirausahaan
Kewirausahaan ini pembagian dari 2 suku kata yakni “wira” dan “usaha”. Wira
sendiri bisa diartikan sebagai berani dan usaha diartikan sebagai kormosil atau kegiatan-
kegiatan yang mendatangkan keuntungan.
Secara sederhana kewirausahaan adalah keberanian untuk melakukan kegiatan-
kegiatan usaha yang bersifat kormosil
Defenisi dari kewirausahaan sendiri yakni kewirausahaan adalah seorang penemu
dan individu yang mampu bahkan seseorang yang mengembangkan sesuatu yang unik,
beda dan yang baru.
2. Modal kewirausahaan
Modal dari sebuah usaha umumnya adalah uang. Tetapi dari sebuah usaha kita
bahkan tidak memerlukan uang. Catatan pentingnya ialah uang bukan satu-satunya dan
bukan yang utama karena uang merupakan modal yang kesekian adapun modal yang
pertama dan yang lebih utama.
Modal utama adalah kepercayaan. Kepercayaan bukanlah modal usaha tetapi
kepercayaan merupakan kehidupan. Urainnya jika kita percaya dalam melakukan usaha
baru usaha itu bisa berjalan dengan segala baik tetapi jika kita tidak punya kepercayaan
dalam berusaha mingkin usaha akan berjalan tetapi tidak sebaik yang kita pikirkan pasti
semua itu berjalan hanya sekedar hitung bulan karena tidak percaya.
Adapun beberapa modal usaha antara lain ;
1. Keberanian ( kemampuan anda untuk mengatasi rasa takut )
Berbicara tentang keberanian berarti kita harus melawan segala rasa takut,
bagaimana kita mau berusaha sedangkan kita tidak yakin ataupun tidak berani
dalam berusaha. Berani juga bagaimana kita bisa berani mengambil resiko
tentang adanya untung dan rugi. Kita juga harus berani mencoba untuk
berusaha jika jita mau mencoba pasti perlahan rasa takut dalam berbisnis itu
hilang.
2. Konsep bisnis
Konsep berarti tujuan dari usaha atau apa yang akan kita buat dan kelola
dalam berusaha/bisnis. Kita harus punya metode dan konsep yang jelas ada
arah yang akan kita tujuh. Disitulah bagaimana jika kita berbisnis tanpa
konsep pasti apapun yang kita lakukan pasti tidak terarah dan bisa saja kacau
balau untuk itu konsep sangat diperlukan dalam mengarahkan sebuah usaha.

3. Networking anda ( jaringan reelasi )


Didalam berusaha kita bukan saja memerlukan uang tetapi juga
membutuhkan jaringan atau relasi yang baik dan banyak. Guna dari jaringan
dan relasi disini ialah jika kita melakukan usaha kita perlu adanya langganan
disitulah relasi dan jaringan berfunsi. Jaringan yyang dimaksud disini ialah
teman,sahabat,keluarga dan siapapun kerabat dekat kita, mereka semua bisa
saja menjadi pelanggan utama kita karena kita bisa mempromosikan setiap
usaha yang mau kita jalankan dan bahkan mereka juga bisa menjadi agen
promosi usaha kita.
4. Spiritual support ( gairah dan semangat )
Dalam usaha kita membutuhkan yang namanya gairah dan semangat guna
untuk bagaimana usaha yang kita jalankan bisa semakin lebih maju berkat
semangat yang berkoar-koar dan gairah untuk hidup lebih sejahterah. Tetapi
semangat dan gairah itu harus dipaduhkan dengan iman kita kepada Tuhan
yang Mahha Esa agar Tuhan bisa membuka jalan kita dalam berusaha.
5. Kreativitas dan inovasi
Kita berusaha membutukan kreativitass dan inovasi dari seorang wirausaha
karena jika kita mau berusaha kita harus bisa menciptakan hal yang baru dan
beda bahkan bisa di bilang sesuatu yang kreativ. Kreatif berarti kita yang
mampu menciptakan peluang-peluang baru. contohnya kita bisa berjualan pop
ice bgaimana kita bisa kreativ dalam pembuattan kemasan yang menarik
bukan saja kemasan tetapi juga rasa yang baru dan enak dengan mengunakan
varian toping popice yang banyak dan menarik perhatian pembeli.
6. Equity ( uang/asset )
Modal uang juga sangat penting baik dalam membelikan bahan ataupun alat-
alat dalam berbisnis dan berusaha. Uang juga merupakan penentu berapa
besar uasaha yang akan kita jalankan, jika uang yang kita punya sedikit
mungkin usaha yang kita buat juga tidak terlalu besar dan sebaliknya jika kita
mempunyai uang yang banyak berarti tidak menutup kemungkinan usaha
yang akan kita bangun pasti juga besar.
7. Keberuntungan (lucky)
Dalam sebuah usaha pasti kita punya tujuan yaitu meraih keuntungan. Untuk
itu bekerja keraslah dan minta tuntunan Tuhan agar kita tidak bekerja sendiri
melaikan Tuhan ada beserta kita.
3. Jenis- jenis kewirausahaan yang porspektif di Maluku
Kewirausahaaan yang prospektif dimaluku yakni perikanan, perkebunan, pariwisata, serta
pertambangan dan energy.
a. Perikanan
Budidaya rumput laut.
Permintaan pasar internasional terhadap rumput laut semakin meningkat dari
tahun ke tahun, sedangkan negara penghasil rumput laut saat ini hanya berasal dari
beberapa negara yakni Indonesia (50%) Philipina (35%) dan negara lain (15%).
Kondisi wilayah Maluku yang diliputi perairan sangat kondusif untuk menjadi lahan
budidaya rumput laut. Data Kementerian Perindustrian (2012) menyebutkan target
dan peluang produk karagenan (produk dari rumput laut jenis Euchema=salah satu
dari 3 jenis rumput laut) sejak tahun 2014 Indonesia bisa memproduksi 30.000
ton/tahun yang akan menyerap tenaga kerja sekitar 111.000 orang, dan itu akan
menghasilkan devisa Negara sebesar US$ 156 juta/tahun. Peluang ini bisa
dimanfaatkan oleh pemerintah dan masyarakat Maluku dengan menggiatkan
sosialisasi peluang dan metode membangun usaha budidaya rumput laut di Maluku.
Strategi untuk memacu usaha budidaya rumput laut berkembang pesat bisa dilakukan
pemerintah dengan menambah kapasitas pabrik yang ada, membangun industri pada
titik tertentu yang bahan baku tersedia dan memonitor perkembangan dunia tentang
penggunaan rumput laut.
Modal yang dibutuhkan untuk budidaya rumput laut juga tergolong tidak terlalu
besar, teknologinya sederhana, pemeliharaannya mudah dan masa budidaya hanya 45
hari.
Maluku yang memiliki lahan subur untuk rumput laut dan hasil perikanan yang
melimpah sangat sesuai jika terdapat sentra-sentra produksi diversifikasi olahan ikan
dan rumput laut.
Pada sebuah even pameran nasional produk olahan khas daerah, yang
berlangsung di Jogjakarta tahun 2011 diketahui bahwa dodol rumput laut dari Ambon
memiliki prospek pasaran yang sangat potensial karena rumput laut asal Maluku
punyacita rasa khas dan tidak dimiliki daerah lain. Selain diolah menjadi dodol,
rumput laut juga bisa diolah menjadi selai, manisan, permen dan lain-lain. Prospek
pengolahan rumput laut sangat banyak, mulai dari teknologi sederhana sampai
teknologi canggih, dari industri rumah tangga, sampai industri pengolahan lanjutan.
b. Usaha berbasis pariwisata
PARIWISATA
Provinsi Maluku dikenal sebagai daerah “seribu pulau”memiliki potensi dan daya
tarik wisata sangat besar, terutama untuk pengembangan wisata bahari serta didukung
oleh wisata sejarah, wisata budaya, dan wisata alam. Potensi dan daya tarik wisata
tersebut tersebar hampir merata di setiap daerah di Provinsi Maluku, dan sangat
potensial untuk dijadikan objek wisata yang menarik bagi wistawan dalam dan luar
negeri.
Untuk mengoptomalkan pemanfaatan potensi dan daya tarik wisata yang dimiliki,
berbagai upaya terus dilakukan Pemerintah Provinsi Maluku antara lain melalui
upaya peningkatan investasi dibidang pariwisata. Oleh karena itu, Pemerintah daerah
berupaya membangun infrastruktur pendukung kegiatan pariwisata antara lian
trasnportasi, telekomunikasi, air bersih dan kelistrikan. Selain upaya pembangunan
infrastruktur, kebijakan pengembangan potensi pariwisata di Provinsi Maluku
diarahkan antara lain pada pengembangan produk pariwista berbasis pada wisata
bahari, sejarah, bufaya dan alam.
Wisata Alam salah satunya yaitu Pantai, contohnnya: Pengembangan Pariwisata
Pantai Hunimua dan Pantai Namalatu di Pulau Ambon ini salah satu yang bisa
dijadikan sebagai wirausaha dengan mengunakan alam sekitar.
c. Pertanian dan Perkebunan
Potensi Perkebunan yang menonjol di Provinsi Maluku adalah kelapa, cengkeh,
pala, dan Cokelat. Komuditas ini tumbuh dan berkembang melalui usaha perkebunan
rakyat yang sudah terkenal sejak zaman Portugis memasuki wilayah Maluku sekitar
500 tahun silam. Potensi Investasi untuk sektor perkebunan adalah kerjasama
perdagangan dan ekspor pala, hilirisasi produk perkebunan dan pengolahan skala
menengah untuk produk turunan.
Rempah Mendunia
Pala Maluku merupakan rempah yang sudah mendunia sejk abad ke-9. Artinya,
kualitasnya sudah tidak diragukan, termasuk komuditas lainnya seperti cengkeh dan
kelapa. Maluku termasuk penghasil pala terbesar ketiga di Indonesia. Sedangkan
untuk cengkeh, Maluku penghasil terbesar di Indonesia.
Produksi

Pala : 5.020 ton/tahun

Cengkeh : 20.805 ton/tahun

Kelapa : 96.914 ton/tahun

Kakao : 11.425 ton/tahun

Gaharu : 8.000 m3/tahun


Potensi Perkebunan di Provinsi Maluku sangat terbuka lebar. Keunikan pulau-
pulau di Maluku menyimpan potensi beberapa komuditas yang sangat disukai pasar
dunia seperti pala, cengkeh dan kelapa. Usaha perkebunan rakyat masih tergolong
dikelola secara konvensional dan turun temurun. Masuknya perkebunan besar milik
negara maupun swasta mendorong komuditas Maluku kedepan terus berkembang.
Komoditas perkebunan yang menonjol di Provinsi Malukuadalah kelapa, cengkeh,
pala dan kakao.
Peluang Investasi
- Industri pengolahan utama dan limbah kelapa, seperti sabut, arang tempurung,
dan gula kelapa
- Industri minyak atsiri berbasis komoditas cengkeh dan pala
- Industri pangan berbasis komoditas kelapa, pala, dan kakao
- Industri kimia, farmasi, dan kosmetik berbasis komoditas pala dan cengkeh
- Pengembangan usaha perkebunan kakao melalui peningkatan produktivitas dan
mutu kakao
- Pemasaran produk hasil perkebunan kelapa, cengkeh, pala, dan kakao

III PENGALAMAN BERUSAHA

1. Pengalaman usaha yang pernah saya terapkan yaitu penjualan es cincau


Semua itu berawal dari hari-hari yang gabut dimana pada sore hari saya bersama
saudara perempuan kita membuat es ala-ala es cincau dan rasanya itu enak dari situlah
pemikiran saya dan saudara saya bagaimana kalau kita usaha es cincau.
Kemudian kita sepakat untuk usaha es cincau dan pada saat itu kita membagi
tugas dalam usaha dimana saudara saya tugasnya untuk membuat es cincau dan saya
sendiri bertugas untuk mencari pasaran dan juga menjualnya. Disaat saya mencari
pasaran jaringan yang saya punya ialah teman-teman kuliah saya dan kebetulan cuaca
juga mendukung panas maka pasti es cincau itu akan diminati oleh teman-teman saya.
Kemudian alat dan bahan yang kita butuhkan dan pakai yaitu
- Alat ; panci, sendok, toples, tempat pudding, pisau, parudan, papan pengiris,
sedotan, gelas es cincau
- Bahan : jeli es cincau, kopi, gula, susu kental manis putih

Modal awal

1. Es cincau 3 bungkus : Rp.15.000


2. Kopi 6 bungkus : Rp. 30.000
3. Gula ½ kg : Rp. 9.000
4. Susu kental manis : Rp. 18.000
5. Gelas cincau : Rp. 15.000
6. Sedotan : Rp. 10.000
Total : Rp. 97.000

Penjualan

1pcs : Rp. 5.000

35pcs terjual

Jadi 35pcs x Rp. 5.000 = Rp. 175. 000

Laba/keuntungan

Omset-modal

Rp.175.000- Rp. 97.000 = Rp.78.000

Jadi laba yang di dapat Rp. 78.000

Dari penjualan diatas adapun kita mengunakan modal berani dalam berusaha,
mengunakan relasi atau jaringan dalam mencari pasaran, semangat dan gairah dalam usaha,
kreativ dan inovasi mulai dari bungkusan dan juga dari rasa kemudian kepercyaan kita dapatkan
juga karena bisa memuaskan dan tidak mengecewakan teman-teman, modal yang dipakai juga
uang karena semua bahan bahkan alat ada yang kami beli, dan adapun keuntungan yang kita
dapatkan walaupun sedikit karena kita mulai dari yang kecil dan mau membangun yang lebih
besar.

IV TEOLOGI KEWIRAUSAHAAN

1. Konteks Teologi kewirausahaan ( manusia sekarang dan manusia dulu menjadi


dasar untuk transaksi)
Teologi kewirausahaan harus dimulai dari manusia yang melahirkan teologi itu;
a. Manusia zaman Alkitab Perjanjian lama, Israel, perjanjian baru: gereja mula-mula
dalam relasi dengan manusia sekitar.
b. Konteks berteologi kewirausahaan
Yang berteologi adalah umat, masyarakat kita yang membutuhkan norma dan aturan.
Memahami kewirausahaan dalam prospektif bible, paham betul manusianya dulu.
“ siapakah manusia pada zaman Alkitab ditulis jawabannya adalah manusia PL, PB,
mula-mula, eropa sama seperti kita.
Perspektif kewirausahaan sama dengan kita sekarang
Aktivitas yang berhubungan dengan makan
- Rumah makan
- Butuh makan
- Pakaian : ladang keirausahaan
- Transportasi/kendaraan
- Tempat tinggal
- Keperluan diri
c. Sepanjang kewirausahaan pada zaman Alkitab memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar
manusia seiring dengan teknologi yang mereka miliki sangat sederhana.
d. Kewirausahaan ada semenjak kita ada, manusia tidak bisa menghasilkan barang untuk
dirinya sendiri, karena manusia penuh dengan keterbatasan, contohnya: manusia bisa
menghasilkan gandum tapi tidak bisa menenun. Disitulah terjadi proses bisnis/barter.
Perdagangan berhubungan antar Negara, kekurangan diberi kenegara saling mengisi,
berbicara teologi kewirausahaan dan bisnis lahir dari realitas, saling membutuhkan,
saling mengisi supaya terjalin dengan baik.

Teologi bisnis untuk mengisi ruang yang kosong dalam berbisnis, teologi adalah
rambu-rambu untung mengusu aktivitas ini. Contohnya: hukum tentang neraca ada
aturannya, neraca alat timbang dam alat ukur.

2. Kekayaan vs kemiskinan ( perlihatkan kitab suci menolak kekayaan )


Alkitab tidak memiliki sikap buruk terhadap kekayaan
Sastra hikmat adalah sastra yang menghasilkan tulisan hikmat; buku-buku sasrtra
yaitu Ayub, KidungAgung, Penghotbah. Sastra hikmat adalah nasihat untuk mencari
kebenaran.
Adapun dalam kitab Amsal 3:14-15 bagaimana kitab ini mempersiapkan anak
muda untuk masa depan yang indah dibumi.
Pembahasan berikutnya yaitu orang kaya yang kafik, karena konteks sosial,
ekonomi yang tidak baik adapun 3 golongan dalam kitab perjanjian lama yakni; golongan
politisis, tuan tanah, dan budak. Yang kaya adalah tuan tanah sedangkan masyarakat
Israel adalah masyarakat yang agrasif pertanian dan peternakan. Dalam sistem
perbudakan kita bisa tahu bawah meraka tidak digaji dan rumah. Rumusnya ialah orang
kaya adalah orang yang berada di atas penderitaan orang lain.
Dalam kita Lukas 12: 13-15 yang berbicara tentang orang kaya yang bodoh,
didalam kitab ini kata yang paling menonjol ialah ketamakan, dan pada dasarnya
ketamakan merupakan sikap selalu ingin beroleh lebih, serakah atau juga kerakusan.
Sikap ini memperlihatkan bawah banyak orang kaya yang mempunyai sikap tamak, tetapi
didalam berwirausaha siapa sih yang tidak mau untung lebih dari usahanya, oleh karena
itu jika dibawa dalam konteks wirausaha berarti tamak itu adalah sikap yang wajar dan
bisa di maklumi asalkan tidak mengambil untung lebih dari seharusnya ataupun tidak
menaikan harga-harga sesuka hati.

3. Nilai-nilai kewirausahaan dalam sastra hikmat

Orang bijak adalah orang yang mampu menyesuaikan diri dengan


tatanan/tuntutan/aturan. Baik tuntutan alam maupun sosial demi mencapai kebahagiaan
hidup. Tujuan dari hikmat adalah mencapai hidup bahagia. Adapun nilai-nilai sastra
hikmat/ sastra hidup;

a. Jujur dan adil


b. Kerja sama
c. Rajin
d. Hemat demi beriventasi
e. Sabar
f. Rendah hati
g. Sopan
h. Lemah lembut
i. Disiplin

4. Nilai-nilai kewirausahaan dalam talenta


Perumpamaan talenta ( matius 25: 14-30)
Nilai tentang talenta: banyak orang punya kesan hamba yang menerima talenta itu
tidak bekerja karena uang kecil, padahal 1 talenta itu memiliki harga 6.000 dinar/
Rp.100.000per hari berarti 6.000 x Rp. 100.000 = 600.000.00,- , 2 talenta Rp.
1.200.000.000 dan 5 talenta Rp. 3.000.000.000
Beberapa nilai kewirausahaan dalam perumpamaan talenta
a. Nilai kepercayaan
Seorang tuan yang memberikan kepercyaan kepada hamba-hambanya untuk
memperoleh kepercayaan. Memberi kepercayaan penting dan dan harus karena kita
bisa kerja sendiri. Mendelegasikan kepercayaan
b. Nilai laba/keuntungan
Dalam berwirausaha kita juga membutuhkan keuntungan tiidak mungkin dalam
berusaha kita menginginkan untuk mendapatkan kerugian.
c. Nilai baik dan setia/ kesetiaan
Kesetiaan dalam berwirausaha itu juga penting. Jika kita setia dalam melakukan
sesuatu dengan perlahan atau kecil pasti ada hal yang besar yang dapat kita dapatkan.
Bisa dilihat dari perumpamaan talenta yaitu setia dari perkara kecil maka akan
diberikan tanggung jawab atau perkara yang lebih besar.
d. Bertanggung jawab
Bertanggung jawab dalam hal-hal yang kecil dan akan mendapatkan hal-hal yang
besar. Dalam kewirrausahaan jika kita bertanggung jawab maka setiap kerja yang kita
kerjakkan akan menghasilkan sesuatu yang besar dan berguna.

5. Prinsip-prinsip kewirausahaan I WAYAN MASTRA


Pokok-pokok pikiran dalam teologi Mastra
a. Pentingnya kemandirian untuk jati diri dan martabat
Tugas gereja menurut mastra, adalah membbuat program-program yang yang bisa
menolong memberdayakan orang supaya bisa mandiri agar nantinya bisa menolong
orang lain. Semua ini dilakukan agar mengangkat martabat manusia supaya bisa
dihargai di masyarakat dan memberikan makna hidup yang tidak saja untuk
menerima berkat tetapi juga untuk memberkati. Mastra menekan dalam konsep
menjadi berkat ini, usaha-usaha untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi ini
bukanlah akhiran, melainkan sarana untuk dapat memberkati orang lain.
b. Orang Kristen diberkati untuk bisa memberkati
Mastra merefleksikan panggilan dan janji berkat Tuhan kepada Abrham dalam
kejadian 12:1-3 untuk mengembangkan teologi memberdayakan orang untuk menjadi
berkat bagi orang lain.
Mastra melandaskan panggilan untuk menjadi denga menarik benang merah dan
panggilan Allah kepada Abraham untuk menjadi berkat dalam perjanjian lama sampai
ke panggilan Allah kepada setiap orang Kristen untuk berbuah dan menjadi berkat
dalam perjanjian baru pada Yohanes 15:16, “ bukan kamu yang memilih aku,
melainkan akulah yang memilih kamu. Dan aku telah menetapkan kamu, supaya
kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu
mintakepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.” Mastra kemudian
menekankan makin banyak berkat yang diterima maka makin besar pula kemampuan
untuk memberi agar dapat menjadi berkat.
Mastra mendoorng mengembangkan cita-cita setinggi mungkin, karena kalau
gagal, pencapaianya akan masih lebih tinggi ketimbang pencapaian cita-cita yang
rendah.
c. Mengembangkan sikap hidup yang lebih suka untuk memberi dari pada menerima
Ilustrasi tangan “ untuk menjadi berkat bagi orang lain, kita harus membalikan
telapak tangan menengadah ke bawah untuk memberikan berkatbagi orang lain. Kita
tidak bisa memberikan berkat jika tangan kita menengadah ke atas—jadi kita harus
bekerja”. Mastra menekankan keberadaan orang yang memberkati adalah keberadaan
sebagai pemberi dan bukan sebagai penerima.
d. Kesatuan Holistik Tubuh, Roh dan Jiwa
Mastra menggunakan ketrimanunggalan manusia atas pikiran, hati, dan perut.
Mastra menggunakan teks Alkitab dari 3 Yohanes 1:2, Paulus dalam ucapan ini
berharap jemaat yang membacanya bukan saja jiwanya dalam keadaan selamat dan
berkelimpahan berkat rohani, tetapi tubuh jasmani juga dalam keadaan sehat dan
berkelimpahan berkat materi atau makmur.
Menurut Mastra, gereja sebagai tubuh gereja sebagai tubuh Kristus harus
bertumbuh mengikuti pola pertumbuhan Kristus yang menyangkut seluruh aspek
yakni, jasmani, mental maupun Rohani, sebagaimana dalam Lukas 2: 52. Dalam teks
ini Mastra berpendapat bahwa gereja harus bertumbuh sesuai dengan empat ukuran
pertumbuhan Yesus, yskni
- Kebijaksanaan menyangkut segi intelektual dan mental
- Kekuatan jasmani,menyangkut segi materi, ekonomi dan juga kebudayaan
- Spiritualitas, menyangkut hidup kerohanian sebagai anugerah yang diberikan
Tuhan.
- Kemasyarakatan, menyangkut hidup sosial sehingga gereja makin lama makin
disukai dan dapat mempengaruhi hidup masyarakat.
e. Pentingnya memperlihatkan kasih Kristus dalam wujud yang nyata
Mastra membandingkan arti Yerusalem sebagai kota yang kudus lewat
keberadaan bait Allah dikota itu dengan keberadaan diri selaku orang Kristen yang
yang menjadi rumah Roh Kudus ( 1 kor 3:6). Kemudian Mastra melanjutkan dengan
memperlihatkan pohon kehidupan (Why 22:1-3), dimana ia mengartikan air sebagai
aliran kuasa dan kasih Allah yang tetap, tak berkesudahan, yang memberikan
kehidupan bagi orang-orang yang mengandalkan diri pada-Nya; pohom-pohon
kehidupan sebagai manusia yang dipenuhi oleh kasih Allah sehingga merekapun
menghasilkan buah terus-menerus, tak henti-henti; dan daun-daun pohon ini, yang tak
perna layu, seperti rramuan obat-obatan dri daun-daunan yang dikenal luas di Bali
yang memberikan kekuatan, kesegaran, dan kesembuhan.
Jadi, menurut Mastra kepedulian sosial adalah bagian penting dari injil. Ia
memperlihatkan bahwa pemberitaan injil hanya dibatasi pada keyakinan teoritis tanpa
menghasilkan buah-buah
f. Menghasilkan buah
Mastra menegaskan agar jemaat gereja Bali yang kecil tidak menutup diri seperti
“ghetto”. Mersa cepat puas karena hanya memikirkan kenyamanan diri sendiri oleh
karena rasa diri telah berkecukupan sehingga tidak mau memperhatikan dan melayani
sesama. Fungsi sebgai contoh dan menjadi model seperti itu bagi Mastra sangat
penting, sebab pohon dikenal hanya dari buahnya.karena itu saksi Kristus perlu
disaksikan lewat tindakan sosial.
g. Teologi Perut : Membangun semangat berwiraswasta dan peran pendeta untuk
memberi contoh
Melalui “teologi perut” ini Mastra menekankan pentingnya mengusahakan
kemandirian gerejadengan kepemilikan sumber daya yang memadai untuk mencukupi
kebutuhan dirinya sendiri dan juga untuk bisa berbagi dengan orang lain. Mastra
meyakini bahwa bahwa orang Kristen seharusnya tidak tetap tinggal dalam
kemiskinan, bahkan ia berpendapat bahwa orang Kristen seharunya menjadi
“kapitalis” dala arti orang yang senantiasa mengembangkan modal, seperti dalam
perumpamaan Yesus tentang pelipat gandaan talenta.
Ia mendorong semangat berwiraswasta dikalangan para pendeta dan pasangan
suami dan istri mereka untuk berbisnis kecil-kecilan seperti: bertenak ayam,
membudidayakan anggrek, dan mengelola penginapan.
h. Pesan konteks
Mastra menekankanperan konteks dengan mengembangkan perekonomian dengan
memanfaatkan sumber daya local yang tersedia. Sebagaimana di barat menggunakan
aliran air atau angina untuk menjalankan mesin penggilingan gandun atau mesin
pemukul besi atau mesin pembangkit listrik, maka gereja Bali pun menggunakan arur
pariwisata untuk menggerakan perekonomian gereja.

Anda mungkin juga menyukai