Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diare adalah penyakit yang terjadi ketika terjadi perubahan
konsistensi feses selain dari frekuensi buang air besar. Seseorang
dikatakan menderita Diare bila feses lebih berair dari biasanya, atau bila
buang air besar tiga kali atau lebih, atau buang air besar yang berair tapi
tidak berdarah dalam waktu 24 jam (Kemenkes RI, 2011).
Menurut data World Health Organization (WHO) pada tahun 2009,
Secara global setiap tahunnya ada sekitar 2 miliar kasus diare dengan
angka kematian 1.5 juta pertahun. Di negara berkembang, rata-rata anak
usia di bawah 3 tahun mengalami episode diare 3 kali dalam setahun.
Setiap episodenya diare akan menyebabkan kehilangan nutrisi yang
dibutuhkan anak untuk tumbuh, sehingga diare merupakan penyebab
utama malnutrisi pada anak.
Pengetahuan petugas dalam tata laksana diare tahun 2009
menunjukan 43,7% yang Mengetahui anamnesa penderita diare dengan
benar, 29,9 % yang tahu menetapkan klasifikasi derajat dehidrasi, 33,3%
yang tahu tata laksana diare tanpa dehidrasi, 12,6 % yang tahu tata
laksana diare dehidrasi ringan /sedang dan 14,9% yang tahu tatalaksana
diare dehidrasi berat. Dari hasil pemantauan tata laksana diare tahun
2009 masih rendah karena masih di bawah 50%.
Program P2 Diare yaitu program pelayanan kesehatan di
Puskesmas untuk pengendalian penyebaran dan dampak penyakit diare
melalui upaya pencegahan dan meningkatkan kualitas pelayanan serta
meningkatkan jangkauan program P2 Diare. Program P2 Diare
merupakan adalah upaya kesehatan meliputi kegiatan penemuan dan
pengobatan penderita diare. Pertemuan lintas sektor dan program terkait
sistem kewaspadaan dini, penanggulangan KLB, pemantapan logistik dan
monitoring/evaluasi. Hingga saat ini, penyakit diare masih merupakan
masalah kesehatan masyarakat di indonesia. Hal ini dapat dilihat dengan
meningkatnya angka kesakitan diare dari tahun ke tahun. diare
merupakan penyebab kematian nomor 4 pada semua umur dalam
kelompok penyakit menular.
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan masyarakat
merupakan sarana kesehatan yang penting dalam meningkatkan derajat

1
kesehatan. Sesuai fungsinya, petugas puskesmas melaksanakan
pengawasan dan pengendalian kepada masyarakat untuk mencegah
penyakit dan meningkatkan kesehatan setiap individu, keluarga dan
lingkungannya secara mandiri dan mengembangkan upaya kesehatan
bersumber daya masyarakat.
UPT Puskesmas Mentikan merupakan bagian dari Dinas Kesehatan
Kota Mojokerto. Sebagai tombak pelayanan masyarakat, puskesmas
telah berupaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yaitu antara
lain dengan melaksanakan program P2 Diare. Program ini dilaksanakan
oleh satu orang perawat yang merupakan pemegang P2 Diare dibantu
oleh instansi terkait.

B. Tujuan Pedoman
11 Tujuan Umum
Menurunkan angka kesakitan dan kematian karena diare bersama
lintang program dan sektor terkait.
12 Tujuan Khusus
a. Tercapainya penurunan angka kesakitan
b. Terlaksanannya tatalaksana diare sesuai standar
c. Diketahuinya situasi epidemologi dan besarnya masalah
penyakit diare dimasyarakat, sehingga dapat dibuat
perencanaan dalam pencegahan, penanggulangan maupun
pemberantasannya pada semua jenjang pelayanan.
d. Tersusunya rencana kegiatan pengendalian penyakit diare
disuatu wilayah kerja yang meliputi target, kebutuhan logistik
dan pengelolaannya.

C. Sasaran Pedoman
Sasaran pedoman program P2 Diare adalah penanggung jawab
program P2 Diare, semua unit pelayanan kesehatan serta petugas
kesehatan di jaringan pelayanan UPT Puskesmas Mentikan.

D. Ruang Lingkup Pedoman


Ruang lingkup pedoman meliputi (yg terlibat di program)
1. Penanggung jawab P2 Diare
2. Nakes di semua unit pelayanan UPT Puskesmas Mentikan.
3. Nakes di semua jaringan pelayanan Puskesmas Mentikan

2
E. Batasan Operasional
1. Penemuan penderita diare yang diobati dipuskesmas dan kader
2. Cakupan pelayanan diare
3. Proporsi penderita diare balita yang diberi tablet zinc
4. Case fatality rate KLB diare (toleransi <1%)

3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Sumber daya utama yang diperlukan untuk penyelenggaraan P2
Diare UPT Puskesmas Mentikan adalah Sumber Daya Manusia (SDM
Kesehatan). Yang dimaksud dengan kualifikasi SDM, sama halnya
dengan job spesisifikasi,yaitu minimal golongan / jabatan,masa kerja
minimal,pendidikan minimal,pengalaman kerja, nilai performance
(kinerjanya) dan standar kompetensi.
Pengelolaan pelayanan P2 Diare hendaknya dilakukan oleh
koordinator yang mempunyai kapasitas di bidang P2 Diare. Penanggung
jawab pelayanan P2 Diare UPT Puskesmas Mentikan dipilih dari tenaga
ahli P2 Diare yaitu pejabat fungsional Kesehatan memiliki pengetahuan
dan keterampilan tentang P2 Diare dibuktikan dengan pernah
mendapatkan pelatihan tentang Program P2 Diare di UPT Puskesmas
Mentikan menurut analisa beban kerja petugas adalah 1 orang petugas
P2 diare sebagai koordinator program di bantu dengan beberapa petugas
fungsional lain sebagai pelaksana di pelayanan dan di masyarakat.
Adapun pola ketenagaan yang ada di unit pelayanan P2M UPT
Puskesmas Mentikan saat ini adalah sebagai berikut :

P2 PM (Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular)


KUALIFIKASI
(STATUS PENDIDIKAN NAMA PETUGAS
NO NAMA POGRAM
PELATIHAN)
Bidan PTT / Sarjana / DIII
1 Imunisasi Is Pujiati
Kesehatan
PNS Paramedis / Sarjana /
2 P2 DBD Dwi Hertanti
DIII Kesehatan
PNS Paramedis / Sarjana /
3 P2 Diare Kholifah
DIII Kesehatan
PNS Paramedis / Sarjana /
4 P2 TB Yuni Retnowati
DIII Kesehatan

4
PNS Paramedis / Sarjana /
5 P2 MH/Kusta Anis S
DIII Kesehatan
PNS Paramedis / Sarjana /
6 P2 IMS Rida Priantiningtiyas
DIII Kesehatan
PNS Paramedis / Sarjana /
7 P2 ISPA Diaz P
DIII Kesehatan
PNS Paramedis / Sarjana /
8 Wabah Surveilans Izah Novitri
DIII Kesehatan
PNS Paramedis / Sarjana /
9 Perkesmas Ismawati
DIII Kesehatan

Untuk UPT Puskesmas Mentikan, Kualifikasi Sumber Daya Manusia


sudah sesuai,namun sebagian petugas belum mengikuti pelatihan
tentang program diare. Akan terus diupayakan agar tercapai pola
ketenagaan yang ideal.

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Distribusi Ketenagaan Unit Pelayanan P2 Diare UPT Puskesmas
Mentikan. Menyebar di Puskesmas Induk dan di Puskesmas Pembantu,
sebagai petugas pelayanan di masing masing Poli Umum dan Poli KIA
KB.

C. JADWAL KEGIATAN
Jadwal Kegiatan Unit Pelayanan P2 Diare di UPT Puskesmas
Mentikan sesuai dengan jam dinas setiap hari di UPT Puskesmas
Mentikan. Yaitu :
senin – kamis jam 08.00 – 12.00 WIB.
Jum’at jam 08.00 – 10.00 WIB dan
sabtu jam 08.00 – 11.00 WIB
Kecuali bila terjadi potensi KLB (Kejadian Luar Biasa).

5
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Standar Fasilitas
1. Fasilitas & Sarana
Dalam pelaksanaan kegiatan, dibutuhkan beberapa sarana atau
fasilitas bagi menunjang keterlaksanaanya kegiatan program P2 Diare.
Beberapa sarana atau fasilitas penunjang yang dapat membantu tugas
program P2 Diare yaitu :
a. Alat Transportasi Kendaraan berfungsi untuk menunjang kegiatan
P2 Diare menuju lokasi kejadian.
b. Alat Komunikasi Alat komunikasi berperan penting dalam
menunjang komunikasi dengan lintas program dan lintas sektor
dalam pelaksanaan kegiatan P2 Diare.
c. Alat pemeriksaan medis. Untuk melakukan pemeriksaan fisik.
d. Alat Pencatatan dan Pelaporan
1) Laptop atau computer dapat digunakan sebagi sarana
mencatat laporan dan mengirimkan laporan ke DINKES Kota.
2) Form MTBS, laporan bulanan diare, register Diare

6
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN


1. PERENCANAAN
Perencanaan pelayanan program P2 Diare dibuat oleh
penanggung jawab upaya pada awal tahun melalui tahapan :
a. Pengumpulan data dan identifikasi masalah
Penanggung jawab upaya mengumpulkan data yang diperlukan
untuk perencanaan meliputi data capaian tahun sebelumnya, hasil
umpan balik dari masyarakat melalui survei, pertemuan, keluhan
atau pengaduan.
b. Analisis masalah
Hasil identifikasi masalah yang ditemukan kemudian dilakuakn
analisis oleh penanggung jawab upaya dan pelaksana kegiatan
tentang penyebab dan pemecahan masalah. Analisis akar
masalah menggunakan diagram tulang ikan atau analisis akar
masalah (AAM). Pemilihan pemecahan masalah menggunakan
metode USG, NGT atau MICUA
c. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
Penanggung jawab upaya kemudian menyusun RUK berdasarkan
pemecahan masalah untuk tahun berikutnya (H+1)
d. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
Penanggung jawab kegiatan menyusun RPK untuk tahun berjalan
(H) berdasarkan alokasi dana yang telah disetujui untuk
puskesmas dengan memperhatikan RUK yang telah disusun tahun
sebelumnya. Penyusunan RPK dilaksanakan secara bersama-
sama melalui pertemuan koordinasi lintas program di puskesmas.
2. PELAKSANAAN
Berdasarkan RKP yang telah tersusun, penanggung jawab
berupaya melaksanakan melaksanakan kegiatan melalui tahapan :
a. Penyusunan Kerangka Acuan Kegiatan (KAK)
KAK dibuat untuk setiap kegiatan yang tercantum dalam RPK.
b. Penyusunan jadwal kegiatan dan kesepakatan jadwal kegiatan 

7
Penanggung jawab berupaya menyusun jadwal kegiatan
berdasarkan KAK yang telah dibuat.
c. Sosialisasi jadwal kegiatan
Jadwal kegiatan yang telah disusun kemudian disosialisasikan
melalu pertemuan lokakarya mini puskesmas, lokakarya mini lintas
sektor, media komunikasi dan distribusi langsung kepada sasaran
program
d. Pelaksanaan kegiatan
Penanggung jawab upaya melaksanakan kegiatan dengan cara :
1. Mengorganisasi tim pelaksana kegiatan
2. Mempersiapkan kebutuhan logistik kegiatan seperti alat tulis,
pengecekan alat kesehatan yang digunakan, pengecekan
bahan misalnya stok dan kondisi obat-obatan, dan lain-lain.
3. Selesai pelaksanaan kegiatan dengan sasaran program dan
lintas program jika ada perubahan jadwal.
4. Selesai pelaksanaan kegiatan, penanggung jawab upaya
membuat laporan dan mendokumentasikan seluruh hasil
kegiatan.

B. Metode Kegiatan
Metode kegiatan program P2 Diare adalah:
1. Penemuan/ deteksi dini kasus diare balita. Mendeteksi dini balita
yang mengalami penyakit diare dengan cara pemeriksaan dan
pengkajian di tempat posyandu balita setiap wilayah kerja
puskesmas.
2. Penyuluhan cara penanganan diare pada balita dan cara pemberian
zink dan oralit pada balita di setiap posyandu balita wilayah kerja
puskesmas.
3. Bekerja sama dengan kader dan jejaring untuk pelaporan diare dan
penemuan kasus diare di wilayah kerja puskesmas.

C. Langkah Kegiatan
1. Perencanaan (P1) Penanggung jawab P2 Diare merencanakan
kegiatan melalui POA BOK (plan of action Bantuan Operasional
Kesehatan) pada kegiatan yang bersumber dana APBN.
2. Penggerakan pelaksanaan (P2) Pada kegiatan P-2 petugas
melakukan: Membuat jadwal kegiatan Mengkoordinasikan dengan

8
bendahara pengeluaran atau bendahara BOK Mengkoordinasikan
dengan lintas program tentang kegiatan yang akan dilaksanakan
Melaksanakan kegiatan
3. pengawasan pengendalian penilaian (P3) petugas mencatat hasil
kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan petugas membuat notulen
pada kegiatan yang berupa pertemuan petugas mengevaluasi
kegiatan

9
BAB V
LOGISTIK

Logistik yang dibutuhkan untuk pengendalian penyakit diare adalah


oralit, zinc, obat KLB diare. Kemasan obat yang disediakan adalah oralit 200
ml, tablet zinc 20 mg, untuk obat paket KLB diare adalah oralit, ringer laktat
500 ml, giving set dan wing needle ukuran anak dan dewasa. IV catheter
dengan ukuran sesuai kebutuhan dan tetrasiklin 500 mg

10
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/PROGRAM

Pelaksanaan pelayanan UKM diselenggarakan dengan senantiasa


memperhatikan keselamatan pasien atau sasaran program melalui
mekanisme pelaporan sesuai dengan indeks keselamatan pasien yang telah
ditetapkan. Mutu pelayanan kesehatan adalah kinerja yang menunjuk pada
tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, yang di satu pihak dapat
menimbulkan kepuasan kepada setiap pasien sesuai dengan tingkat
kepuasan rata-rata penduduk, serta dipihak lain tata cara
penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah
ditetapkan.

11
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Pelaksanaan pelayanan program P2 Diare di Puskesmas


Mentikan diselenggarakan dengan senantiasa memperhatikan keselamatan
kerja tenaga kesehatan. Dalam penjelasan Undang-undang No. 23 Tahun
1992 tentang kesehatan, telah mengamanatkan salah satu diantaranya
adalah setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja agar
tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan
lingkungan sekitarnya.
Tenaga kesehatan yang perlu kita perhatikan yaitu semua tenaga
kesehatan yang merupakan suatu institusi dengan jumlah petugas kesehatan
dan non kesehatan yang cukup besar. Kegiatan tenaga atau petugas
kesehatan mempunyai resiko berasal dari faktor fisik, kimia, ergonomik dan
psikososial.

12
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

A. Pengendalian mutu program


Sasaran mutu ditetapkan berdasarkan standar kinerja atau standar
pelayanan minimal yang meliputi indikator penyelenggaraan upaya
puskesmas. Perencanaan disusun dengan memperhatikan kebutuhan
dan harapan pelanggan serta upaya peningkatan mutu pelayanan adalah
pemilihan aspek pemeliharaan yang akan ditinggikan indikator, kriteria
serta standar yang digunakan untuk mengukur mutu pelayanan
kesehatan, yaitu :
1. Indikator adalah ukuran atau cara mengukur sehingga menunjukkan
suatu indikasi dan merupakan suatu variabel untuk bisa melihat
suatu perubahan.
2. Kriteria adalah spesifikasi dari indikator
Dalam melaksanakan upaya peningkatan mutu pelayanan maka
harus memperhatikan prinsip dasar sebagai berikut :
a. Aspek yang dipilih untuk ditingkatkan
b. Keprofesian
c. Efisiensi
d. Keamanan pasien
e. Kepuasan pasien
f. Sarana dan lingkungan fisik

B. Tujuan Pengendali mutu program


1. Terwujudnya pelayanan berkualitas
2. Meningkatkan kepuasaaan masyarakat terhadap kualitas pelayanan
di Puskesmas.
3. Untuk meningkatkan cukupan pelayanan yang bermutu

C. Jenis Kegiatan Pengendali Mutu Program


Jenis kegiatan pengendalian mutu program P2 Diare adalah :
1. Penemuan penderita diare yang diobati dipuskesmas dan kader
2. Menghitung cakupan pelayanan diare yang dilayani dalam satu tahun
3. Menghitung angka penggunaan oralit
4. Menghitung angka penggunaan RL

13
5. Menghitung proporsi penderita diare balita yang diberi tablet zinc
6. Menghitung jumlah case fatality rate KLB diare

14
BAB IX
PENUTUP

Setiap petugas puskesmas akan selalu berusaha mewujudkan Visi


Puskesmas, yaitu puskesmas terdepan yang memberikan pelayanan
kesehatan secara paripurna dan merata. Untuk itu, kita akan mengerahkan
segenap tenaga dan pikiran serta kemampuan yang kita punya.
Terlaksananya program P2 Diare pelayanan Puskesmas merupakan
salah satu jalan untuk mencapai pelayanan yang bermutu dan
mengutamakan kepuasan masyarakat sesuai motto serta janji layanan
puskesmas. Semoga program ini akan banyak bermanfaat bagi
pengembangan puskesmas khususnya dan bagi masyarakat umumnya.

15

Anda mungkin juga menyukai