Syahrul
Dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar
Email: syahrulab@yahoo.co.id
Abstrak
Masalah kualitas tenaga kerja dan relevansi pendidikan pada berbagai jenis
merupakan faktor utama yang dan jenjang pendidikan, baik pendidikan
mempengaruhi perkembangan dan menengah maupun pendidikan tinggi. Pada
pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. pendidikan tinggi, kecenderungan yang
Artinya bahwa kualitas sumber daya umum adalah diciptakannya dua jalur
manusia merupakan unsur penentu pendidikan, yakni pertama, jalur yang lebih
keberhasilan pembangunan nasional. menekankan pada penguasaan dan
Pengalaman negara-negara maju seperti pengembangan konsep dasar IPTEK, yakni
Jepang dan Amerika telah memperkuat program sarjana; dan yang kedua lebih
kenyataan tersebut. mengutamakan pada penguasaan
Salah satu upaya pemerintah untuk dan pengembangan teknik aplikasinya dalam
memperoleh tenaga terampil yang sesuai proses produksi, yakni program diploma.
dengan variasi/ beragamnya kebutuhan Sehubungan dengan hal tersebut beberapa
lapangan kerja (industri/perusahaan) adalah perguruan tinggi negeri maupun swasta di
melakukan perluasan, peningkatan mutu Indonesia, menyelenggarakan pendidikan
Jurnal MEDTEK, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2011
akademik (Strata Satu) dan pendidikan dalam memasuki dunia kerja. Mahasiswa D-
profesional (Diploma Tiga). Seiring dengan 3 sebagai calon tenaga kerja tingkat madya
perluasan mandat IKIP Ujung Pandang diharapkan memiliki kematangan vokasional
menjadi Universitas Negeri Makassar tahun yang memadai sebelum mereka terjun ke
1997, Fakultas Teknik Universitas Negeri dunia kerja. Dengan kematangan vokasional
Makassar juga menyelenggarakan program yang tinggi maka dapat diprediksi tingkat
Diploma Tiga (D-3), yang membuka enam keberhasilan mereka dalam menangani suatu
jurusan, yakni jurusan Teknik Elektro, pekerjaan sesuai dengan jurusan (bidang
Elektronika, Bangunan, Otomotif, Mesin dan, studi) yang ditekuni.
jurusan PKK. Dalam hubungannya dengan fase-fase
Sebagai pendidikan yang berbasis perkembangan individu, seseorang
akademik dan profesional, maka pendidikan dikatakan matang vokasionalnya apabila ia
program Diploma Tiga (D-3) lebih memperoleh kemajuan-kemajuan sejalan
menekankan pada kompetensi untuk dengan fase-fase perkembangan karirnya.
menangani pekerjaan dalam bidang tertentu. Kematangan vokasional sebagai sebuah
Sebagai calon tenaga kerja yang memiliki konsep dipengaruhi oleh berbagai faktor.
kewenangan sebagai ahli madya, lulusan Super dan Overstreet (dalam Osipow, 1983)
program D-3 selain menguasai pengetahuan mengemukakan lima faktor yang berkaitan
dan keterampilan yang sifatnya teknis juga dengan kematangan vokasional, diantaranya
perlu didukung dengan keterampilan faktor bio-sosial (jenis kelamin, usia, dan
konseptual dan keterampilan dalam intelegensi), faktor lingkungan (pekerjaan
hubungan antar manusia. Program D-3 orang tua, tempat tinggal, keakraban
diharapkan akan menghasilkan lulusan yang keluarga, kurikulum), faktor aspirasi
mempunyai kesiapan untuk terjun ke vokasional (aspirasi pendidikan, aspirasi
lapangan kerja sesuai dengan bidang pekerjaan), faktor kepribadian (ciri-ciri
keahliannya. Akan tetapi, harapan sering kepribadian dan penyesuaian kepribadian),
tidak sejalan dengan kenyataan. Sudah dan faktor prestasi (prestasi belajar, kegiatan
menjadi sorotan umum masyarakat bahwa di kampus dan tempat tinggal). Dengan
lulusan lembaga pendidikan formal masih demikian, faktor-faktor yang berkaitan
kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan dengan kematangan vokasional cukup
yang relevan, karena keterampilan yang kompleks. Interaksi antara faktor-faktor
dimiliki belum sesuai dengan apa yang tersebut mempengaruhi kesiapan individu
dibutuhkan oleh perusahaan atau pihak untuk mencapai penguasaan tugas-tugas
industri. Lulusan pendidikan formal hampir perkembangan yang sesuai dengan tahap
60% sampai 70% memerlukan latihan khusus perkembangan individu.
untuk membekali mereka sehingga memiliki Ciri-ciri seseorang yang matang
kemampuan yang lebih memadai untuk siap vokasionalnya adalah (a) pilihan karirnya
terjun ke dunia kerja (BPS, 2003). Kenyataan relatif konsisten, (b) pilihan karirnya
ini, diduga salah satu penyebabnya adalah realistik, (c) mandiri melakukan pilihan karir,
karena rendahnya kematangan vokasional dan (d) memiliki sikap pilihan karir yang
mahasiswa ketika menempuh pendidikan. positif. (Super, 1994). Lebih lanjut
Kematangan vokasional merupakan tingkat dikemukakan pula bahwa ciri-ciri seseorang
kesiapan individu untuk menyelesaikan yang belum matang karirnya adalah (a)
tugas-tugas perkembangan karir seiring pemikiran tentang pilihan karir belum
dengan perkembangan biologis dan mantap atau masih berubah-ubah, (b) pilihan
sosialnya (Super, 1990). karirnya tidak realistik, (c) individu belum
Bagi mahasiswa D-3 kematangan mandiri dalam mengambil keputusan karir,
vokasional penting, karena mereka harus (d) ragu-ragu dalam mengambil keputusan
melakukan suatu pilihan karir yang tepat karir.
dan mempersiapkan diri dengan matang Berdasarkan uraian tersebut, maka
Syahrul, Analisis Model Kematangan Vokasional Mahasiswa Program D-3 Teknik Elektro FT UNM
Pengalaman
Organisasi ED1 ED2
Kematangan
Vokasional
OIS EFDIRI
Bimbingan
Karir Diri KEGORG
OES KV1
Prestasi
Akademik
KEMVOK KV2
BKR
KV3
Gambar 1. Kerangka konseptual Model BIMKAR
PA
Dalam penelitian ini, selain
pengungkapan yang bersifat deskriptif
tentang kematangan vokasional mahasiswa,
PA1 PA2
juga berhipotesis tentang adanya hubungan
antara variabel bimbingan karier,
pengalaman organisasi, efikasi diri, dan Gambar 2. Konsep dasar model struktural
prestasi akademik dengan kematangan persamaan
vokasional mahasiswa, baik langsung
maupun secara tidak langsung. Keterangan:
Variabel Endogen:
a. Variabel laten kematangan vokasional
METODE (KEMVOK) terdiri dari tiga subvariabel
Penelitian ini adalah penelitian ex-post terukur:
facto. Populasi penelitian ini adalah 1) Persepsi terhadap bidang studi atau
mahasiswa program Diploma Tiga Jurusan jurusan (KV1),
Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas 2) Sikap pilihan karir (KV2),
Negeri Makassar yang berjumlah 105 orang, 3) Kemampuan pilihan karir (KV3).
sedangkan sampel dalam penelitian ini b. Variabel laten efikasi-diri (AFDIRI) terdiri
sebanyak 80 orang yang diplih secara dari dua subvariabel terukur:
random sederhana dari berbagai angkatan. 1) Pemahaman diri (ED1),
Syahrul, Analisis Model Kematangan Vokasional Mahasiswa Program D-3 Teknik Elektro FT UNM
2) Perencanaan masa depan (ED2). value lebih besar dari nilai signifikansi =
c. Variabel laten prestasi akademik (PA) 0.05, maka model fit dengan data. Analisis
terdiri dari dua subvariabel terukur: dilakukan dengan menggunakan analisis
1) Kelompok mata kuliah teori (PA1), faktor konfirmatori dengan Lisrel untuk
2) kelompok mata kuliah praktek PA2). masing-masing variabel manifes, diperoleh
hasil sebagai berikut:
Variabel Eksogen:
a. Variabel laten Bimbingan Karir (BIMKAR) a. Hasil analisis konfirmatori Variabel
terdiri dari dua subvariabel terukur: Eksogen
1) Bimbingan karir di kampus (BKS) Variabel laten eksogen KEGORG
2) Bimbingan karir di rumah (BKR). dengan variable manifest OIS dan OES, maka
b. Variabel laten pengalaman organisasi diperoleh hasil analisis yang menunjukkan
(KEGORG) terdiri dari dua subvariabel bahwa kedua variable manifes memberikan
terukur: sumbangan berarti terhadap latent variable
1) Keaktifan dalam kegiatan organisasi di KEGORG dengan nilai factor loding masing-
kampus (OIS), masing lebih besar dari 0.3.
2) Keaktifan dalam kegiatan organisasi di Variabel laten eksogen BIMKAR
luar kampus (OES). dengan variable manifest BKS dan BKR,
Pengumpulan data dalam penelitian ini maka diperoleh hasil analisis yang
menggunakan beberapa metode, antara lain menunjukkan bahwa kedua variable manifes
metode angket, dokumentasi dan tes. Metode memberikan sumbangan berarti terhadap
angket digunakan untuk meperoleh data: latent variable BIMKAR dengan nilai factor
variabel bimbingan karier, variabel loding masing-masing lebih besar dari 0.3.
pengalaman organisasi, variabel efikasi diri, Selanjutnya, berdasarkan analisis untuk
dan kematangan vokasional. Metode melihat kesesuaian model dengan data, hasil
dokumentasi digunakan untuk mendapatkan analisis ini menunjukkan bahwa model fit
data prestasi akademik mahasiswa yang dengan data. Hal tersebut ditandai dengan
tersedia pada dokumentasi jurusan Teknik nilai chi-squares = 0.04, df = 1, dan P-values =
Elektro. 0.84889, serta RMSEA = 0.000.
Teknik analisis data menggunakan
teknik Structural Equation Modeling (SEM) b. Hasil analisis konfirmatori Variabel
dengan program LISREL (Linear Structural Endogen
Relationship) versi 8,51, yang diperkenalkan Variabel laten endogen EFDIRI dengan
oleh Joreskog dan Sorbom (1989). Analisis ini variable manifest ED1 dan ED2, maka
digunakan untuk mengkonfirmasikan model diperoleh hasil analisis yang menunjukkan
yang ditawarkan secara teoritis yang bahwa kedua variable manifes memberikan
dilakukan dalam dua tahap, yaitu analisis sumbangan berarti terhadap latent variable
untuk measurement model dan structural EFDIRI dengan nilai factor loading masing-
model. masing lebih besar dari 0.3.
Variabel laten endogen KEMVOK
dengan variable manifest KV1, KV2, dan
HASIL DAN PEMBAHASAN KV3, maka diperoleh hasil analisis yang
Hasil Analisis Model Pengukuran menunjukkan bahwa kedua variable manifes
Analisis tahap pertama ini dilakukan memberikan sumbangan berarti terhadap
untuk menguji kesesusian model latent variable KEMKOV dengan nilai factor
pengukuran untuk masing-masing variabel loding masing-masing lebih besar dari 0.3.
dengan data. Kriteria yang dibutuhkan Variabel laten endogen PA dengan
adalah membandingkan nilai peluang P- variable manifest PA1 dan PA2, maka
value yang diperoleh hasil perhitungan diperoleh hasil analisis yang menunjukkan
dengan nilai signifikansi = 0.05. Jika nilai P- bahwa kedua variable manifes memberikan
Jurnal MEDTEK, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2011
sumbangan berarti terhadap latent variable tersebut dapat dilakukan uji hipoptesis
PA dengan nilai factor loding masing-masing lainnya. Rangkuman hasil analisis model
lebih besar dari 0.3. persamaan struktural tertera pada Gambar 5.
Selanjutnya, berdasarkan analisis untuk
melihat kesesuaian model dengan data, hasil
analisis ini menunjukkan bahwa model fit
dengan data. Hal tersebut ditandai dengan
nilai chi-squares = 5.98, df = 11, dan P-values =
0.87494, serta RMSEA = 0.000.
Joreskog, K. & Sorbom, D. (1993). Lisrel 88 : West, D.K., 1988. Comparations of career
Structural Equation Modeling with the maturity and its relationship with academic
SIMPLIS Command Language. Hillsdale, performance. Journal of American Indian
NJ : Scientific Software International. Education. 27, 213-222.
Lent, R.W., Brown, S.D., & Larkin, KC., 1986.
Self-Efficacy in the prediction of
academic performance and preceived
career options. Journal of counseling
Psychology, 33. 364-369.