Febby Dwi Cahyani (Penggolongan Obat)
Febby Dwi Cahyani (Penggolongan Obat)
Nim : 201091011
Prodi/semester : Sarjana Terapan Kebidanan/4
Mata kuliah : Farmakologi
Tugas penggolongan obat
Soal di gcr : Penggolongan obat
Jawaban
Soal gcr :
1. Penggolongan obat berdasarkan jenisnya
Obat bebas, yaitu obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa resep dokter. Obat
ini ter golong obat yang paling aman, dapat dibeli tanpa resep di apotik dan bahkan juga
dijual di warung-warung. Obat bebas biasanya digunakan untuk mengobati dan meringankan
gejala penyakit. Tanda khusus untuk obat bebas adalah berupa lingkaran berwarna hijau
dengan garis tepi berwarna hitam.
Obat bebas terbatas, adalah segolongan obat yang dalam jumlah tertentu aman dikonsumsi
namun jika terlalu banyak akan menimbulkan efek yang berbahaya. Obat ini dulunya
digolongkan kedalam daftar obat W. Tidak diperlukan resep dokter untuk membeli obat bebas
terbatas. Disimbolkan dengan lingkaran biru tepi hitam. Biasanya obat bebas terbatas
memiliki peringatan pada kemasannya sebagai berikut:
P No. 1: Awas! Obat Keras. Bacalah aturan, memakainya ditelan
P No. 2: Awas! Obat Keras. Hanya untuk dikumur, jangan ditelan
P No. 3: Awas! Obat Keras. Hanya untuk bagian luar dari badan
P No. 4: Awas! Obat Keras. Hanya untuk dibakar.
P No. 5: Awas! Obat Keras. Tidak boleh ditelan
P No. 6: Awas! Obat Keras. Obat Wasir, jangan ditelan
Contoh: obat antimabuk seperti antimo, obat anti flu seperti noza, decolgen, dan lain-lain.
Obat wajib apotek, adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker pengelola apotek
tanpa resep dokter. Obat wajib apotek dibuat bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam menolong dirinya sehingga tercipta budaya pengobatan sendiri yang tepat,
aman, dan rasional.
Obat keras, adalah obat yang berbahaya sehingga pemakaiannya harus di bawah pengawasan
dokter dan obat hanya dapat diperoleh dari apotek, puskesmas dan fasilitas pelayanan
kesehatan lain seperti balai pengobatan dan klinik dengan menggunakan resep dokter. Obat
ini memiliki efek yang keras sehingga jika digunakan sembarangan dapat memperparah
penyakit hingga menyebabkan kematian. Obat keras dulunya disebut sebagai obat daftar G.
Obat keras ditandai dengan lingkaran merah tepi hitam yang ditengahnya terdapat huruf “K”
berwarna hitam.
Psikotropika dan narkotika. Psikotropika merupakan zat atau obat yang secara alamiah
ataupun buatan yang berkhasiat untuk memberikan pengaruh secara selektif pada sistem
syaraf pusat dan menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku. Obat golongan
psikotropika masih digolongkan obat keras sehingga disimbolkan dengan lingkaran merah
bertuliskan huruf “K” ditengahnya. Sedangkan narkotika merupakan obat yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan
perubahan kesadaran dari mulai penurunan sampai hilangnya kesadaran, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Narkotika disimbolkan
dengan lingkaran merah yang ditengahnya terdapat simbol palang (+).
2. - Nama kimia adalah nama ilmiah , berdasarkan struktur molekul obat. Ada berbagai sistem
nomenklatur kimia dan dengan demikian berbagai nama kimia untuk satu zat.
- Nama generik merupakan nama sesuai dengan penamaan zat aktif sediaan yang ditetapkan oleh
farmakope indonesia dan INN (International non-propietary Names) dari WHO, tidak memakai nama
dagang maupun logo produsen. Sedangkan
- Nama dagang obat adalah adalah obat dengan nama sediaan yang ditetapkan pabrik pembuat dan
terdaftar di departemen kesehatan negara yang bersangkutan, obat nama dagang disebut juga obat
merek terdaftar.
3. Obat generik memiliki dua jenis yaitu generik bermerek dan generik berlogo dan perbedaannya
yaitu, obat generic berlogo lebih sederhana dengan obat generic bermerek. Obat generic bermerek
menggunakan kemasan sesuai keinginan produsen. dalam obat generic bermerek terdapat perbedaan
pelarut obat dan beberapa zat tambahan. Contohnya : Lansoprazole(generik berlogo) dan
Amoksan(generik bermerek)
5. Obat yang pernah(sering saya konsumsi) adalah obat maag(Aluminium hidroksid) bermerek
polysilane, obat tersebut termasuk jenis obat bebas(terdapat logo hijau dengan garis lingkar hitam
pada kemasan), untuk cara penggunaannya diminum 1 jam sebelum makan atau sesudah makan pada
saat diperlukan, dan efek(indikasi) setelah minum obat tersebut rasa nyeri pada perut bagian atas
berangsur angsur hilang
Soal divideo:
1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor
100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3465). Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud
dengan : Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika.
2. Psikotropika adalah zat atau obat alami/sintetis bukan narkotik berkhasiat psikoaktif dapat
menyebabkan perubahan aktivitas mental dan perilaku serta menimbulkan dependensi secara fisik dan
psikis bila tanpa pengawasan. Golongan obat ini digunakan untuk terapi gangguan psikiatrik yang
berpengaruh terhadap taraf kualitas hidup pasien.
Obat psikotropika dibedakan atas 2 macam yaitu:
a. Neuroleptik : menekan fungsi syaraf tertentu (major tranqulizer) obat ini kadang
disebut obat hipnotik atau antipsikotik
b. Ataraktika atau anksiolitika atau minor tranqilizer digunakan untuk neuritis seperti
gelisah, takut, stress Kadang obat ini juga disebut obat sedatif.
3. Penggolongan obat
Penggolongan obat berdasarkan mekanisme kerja obat.
a. Obat yang bekerja pada penyebab penyakit, misalnya penyakit akibat bakteri atau
mikroba. Contoh: antibiotik.
b. Obat yang bekerja untuk mencegah kondisi patologis dari penyakit. Contoh: vaksin,
dan serum.
c. Obat yang menghilangkan simtomatik/gejala, seperti meredakan nyeri. Contoh:
analgesik.
d. Obat yang bekerja menambah atau mengganti fungsi-fungsi zat yang kurang. Contoh:
vitamin dan hormon. Pemberian placebo adalah pemberian obat yang tidak
mengandung zat aktif, khususnya pada pasien normal yang menganggap dirinya
dalam keadaan sakit. Contoh: aqua pro injeksi dan tablet placebo.
Penggolongan obat berdasarkan lokasi pemakaian.
a. Obat dalam yaitu obat-obatan yang dikonsumsi peroral (melalui mulut). Contoh:
tablet antibiotik, parasetamol.
b. Obat luar yaitu obat-obatan yang dipakai secara topikal/tubuh bagian luar. Contoh:
sulfur salep, caladine, dan lain-lain.
Penggolongan obat berdasarkan efek yang ditimbulkan
a. Sistemik: obat atau zat aktif yang masuk ke dalam peredaran darah.
b. Lokal: obat atau zat aktif yang hanya berefek/menyebar/mempengaruhi bagian
tertentu tempat obat tersebut berada, seperti pada hidung, mata, kulit, dan lain-lain.
Penggolongan obat berdasarkan asal obat.
a. Alamiah: obat obat yang berasal dari alam (tumbuhan, hewan dan mineral) seperti,
jamur (antibiotik), kina (kinin), digitalis (glikosida jantung). Dari hewan: plasenta,
otak menghasilkan serum rabies, kolagen.
b. Sintetik: merupakan cara pembuatan obat dengan melakukan reaksi-reaksi kimia,
contohnya minyak gandapura dihasilkan dengan mereaksikan metanol dan asam
salisilat.
4. Obat wajib apotek, adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker pengelola apotek tanpa
resep dokter. Obat wajib apotek dibuat bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
menolong dirinya sehingga tercipta budaya pengobatan sendiri yang tepat, aman, dan rasional.
Contoh: Amoxicillin, Ampicillin, Ciprofloxacin, Kloramfenicol, Tetracyclin, Sefadroksil,
Metronidazo.
- Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun
semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan
dapat menimbulkan ketergantungan. Narkotika dibagi dalam 3 golongan yaitu
a. Narkotika golongan I
adalah narkotika yang paling berbahaya. Daya adiktifnya sangat tinggi. Golongan ini
digunakan untuk penelitian dan ilmu pengetahuan. Contoh : ganja, heroin, kokain, morfin,
dan opium.
b. Narkotika golongan II
adalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan
penelitian. Contoh : petidin, benzetidin, dan betametadol.
c. Narkotika golongan III
d. adalah narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan
penelitian. Contoh: kodein dan turunannya.
6. Perubahan Undang Undang
A. Perubahan uu 44 tahun 2019(Narkotika)
bahwa terdapat zat psikoaktif baru (new psychoactive berpotensi penyalahgunaan dan
membahayakan kesehatan masyarakat yang belum termasuk dalam golongan narkotika
sebagaimana diatur dalam Lampiran I Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 50 Tahun 2018 tentang Perubahan
Penggolongan Narkotika.
B. Perubahan uu 57 tahun 2017(Pisikotropika)
bahwa terdapat obat keras yang mempunyai potensi mengakibatkan sindroma ketergantungan
yang belum termasuk dalam Golongan Psikotropika sebagaimana diatur dalam Lampiran
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika dan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 3 Tahun 2017 tentang Perubahan Penggolongan Psikotropika.
7. - Obat Paten. Adalah hak paten yang diberikan kepada industri farmasi pada obat baru yang
ditemukannya berdasarkan riset Industri farmasi tersebut diberi hak paten untuk memproduksi dan
memasarkannya, setelah melalui berbagai tahapan uji klinis sesuai aturan yang telah ditetapkan secara
internasional. Obat yang telah diberi hak paten tersebut tidak boleh diproduksi dan dipasarkan dengan
nama generik oleh industri farmasi lain tanpa izin pemilik hak paten selama masih dalam masa hak
paten. Berdasarkan U.U No 14 tahun 2001, tentang paten, masa hak paten berlaku 20 tahun (pasal 8
ayat 1) dan bisa juga 10 tahun (pasal 9). Contoh yang cukup populer adalah Norvask. Kandungan
Norvask (aslinya Norvasc) adalah amlodipine besylate, untuk obat antihipertensi.
- Obat Generik berlogo. Obat generik berlogo adalah Obat generik yang mencantumkan logo
produsen (tapi tidak memakai nama dagang), misalkan sediaang obat generik dengan nama
amoksisilin (ada logo produsen Kimia Farma).
- Obat Generik bermerek(Nama dagang). Obat nama dagang adalah obat dengan nama sediaan yang
ditetapkan pabrik pembuat dan terdaftar di departemen kesehatan negara yang bersangkutan, obat
nama dagang disebut juga obat merek terdaftar. Contoh: amoksan, diafac, pehamoxil, dan lain-lain.
8. obat yang aman untuk ibu hamil dan menyusui di bagi menjadi beberapa katagori yaitu :
- Kategori A
Kategori A berarti bahwa obat tersebut aman untuk janin. Berdasarkan studi kontrol yang dilakukan
pada ibu hamil, penggunaan obat kategori A tidak menunjukkan adanya risiko gangguan terhadap
janin Hal tersebut berlaku selama kehamilan trimester pertama maupun selanjutnya. Oleh karena itu,
obat kategori A disebut memiliki risiko yang sangat kecil dalam membahayakan janin.
Obat untuk ibu hamil yang termasuk kategori A, di antaranya:
Asam folat
Zink
Levotiroksin
Vitamin B6
Vitamin C.
- Kategori B
Kategori B berarti bahwa obat cukup aman untuk janin. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada
hewan, penggunaan obat kategori B tidak menunjukkan adanya risiko gangguan terhadap janin.
Sayangnya, studi terkontrol lanjutan terkait konsumsi obat kategori B pada ibu hamil juga belum
pernah dilakukan.
Intinya, obat untuk ibu hamil kategori B dapat menimbulkan sedikit efek samping pada hewan
percobaan. Namun, efek samping serupa tidak dialami pada wanita hamil.
Obat maupun kandungan makanan/minuman yang termasuk kategori B, di antaranya:
Amoxicillin
Ampicillin
Caffeine
Fosfomycin
Glucagon
Ibuprofen oral
Insulin
Metformin
Tetracycline topikal.
Tranexamic acid
Vancomycin oral.
- Kategori C
Kategori C mengindikasikan bahwa obat berisiko menyebabkan gangguan kehamilan.
Oleh karena itu, obat kategori C hanya dianjurkan jika manfaat yang diperoleh ibu maupun janin lebih
besar daripada risiko yang ditimbulkannya.
Berdasarkan riset yang dilakukan pada hewan, penggunaan obat kategori C menimbulkan efek
samping terhadap kehamilan. Sementara studi lanjutan pada manusia belum pernah dilakukan.
Obat kategori C untuk ibu hamil, antara lain:
Albumin
Aspirin
Beta carotene
Codeine, dan parasetamol
Desoximetasone topikal
Dopamine
Nicotine oral
Rifampicin
Tramadol.
- Kategori D
Disampaikan dr. Reza Fahlevi, Sp. A, obat untuk ibu hamil yang masuk dalam kategori D terbukti
dapat menimbulkan risiko berbahaya pada janin.
“Oleh karena itu, obat kategori D hanya digunakan pada kondisi darurat: ketika tidak ada persediaan
ot lain yang lebih aman bagi bumil,” tegas dr. Reza.
Obat untuk ibu hamil kategori D, meliputi:
Alprazolam
Cisplatin
Diazepam
Kanamycin
Phenytoin
Tamoxifen
Valproic acid.
- Kategori X
Obat yang termasuk kategori X tidak direkomendasikan bagi ibu hamil maupun wanita usia subur.
Obat ini terbukti sangat berbahaya bagi janin.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa obat kategori X menyebabkan abnormalitas janin.
Obat ini juga dapat meningkatkan risiko gangguan kehamilan berkali-kali lipat. Obat kategori X yang
tidak aman bagi ibu hamil, antara lain:
Atorvastatin
Clomifene
Coumarin
Danazol
Estradiol
Flurazepam
Misoprostol
Oxytocin
Simvastatin
Warfarin.