Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PADA

Ny.A DENGAN UROLITHIASIS DI RS AL. DR. F X


SUHARJO AMBON

Ruang : Paviliun Anggrek

Tanggal pengkajian : 14-11-2021

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny,A
Tempat /Tgl Lahir : Ambon, 10 Agustus 1986
Umur : 35 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Halong
Sts.perkawinan : Menikah
Agama : Kristen protestan
Suku : Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Tanggal masuk RS : 13-11-2021
Sumber Informasi : Suami
No RM : 067700
Keluarja yang dapat di hubungi : Suami
Pendidikann : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Halong
II. STATUS KESEHATAN SAAT INI

Alasan kunjuangan/ Keluhan utama nyeri pada perut bagian bawah tembus hingga
belakang
P : nyeri bertambah parah ketika buang air kecil
Q : seperti tertusuk-tusuk.
R : nyeri pada perut bagian bawah tembus belakang, menyebar kebagian genitalia
S : Skala nyeri 6 (sedang)
T : hilang timbul
1. Riwayat keluhan utama : : Klien masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri pada
daerah perut bagian bawah tembus hingga belakang serta menyebar ke bagian genitalia.
Nyeri dirasakan saat buang air kecil.
2. Faktor pencetus : Nyeri pinggang, perut kanan bagian bawah
3. Lamanya keluhan : Sejak pagi
4. Timbulnya Keluhan : 5-10 Menit
5. Faktor yang memberat : Saat memulai aktivitas
6. Diagnosa medic : urolithiasis

III. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

1. Penyakit yang di alami


a) Kecelakaan : Klien mengatakan tidak pernah mengalami
kecelakaan
b) Pernah di rawat : Klien mengatakan pernah dirawat di RS yang
sama
c) Operasi : Klien mengatakan pernah operasi dengan penyakit
yang sama
d) Alergi : Klien mengatakan tidak ada alergi dengan
makanan ataupun obat
e) Imunisasi : Sudah Lengkap
f) Kebiasaan : Klien sebelum masuk RS makan tidak teratur
g) Obat-obatan : Klien mengatakan tidak ada obat-obatan yang
dikomsumsi

IV. GENOGRAM

35

Keterangan :

: Laki-Laki : Perempuan x : Meninggal


: Garis serumah : Klien ? : Tidak Diketahui
: Garis Perkawinan : Garis Perkawinan

Komentar:
G1 : Kakek dan Nenek pasien telah meninggal dunia karena faktor usia .
G2 : Ibu pasien anak ke kedua dari empat bersaudara sedangkan ayah pasien
adalah ayah tiri pasien sejak kecil dan tidak memiliki riwayat penyakit
menular
G3 : Klien anak bungsu dari tiga bersaudara dan hanya klien yang memiliki
penyakit perkemihan
V. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN
A. POLA PERSEPSI KESEHATAN DAN PEMELIHARAAN KESEHATAN
1. Keadaan sebelum sakit:
Klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit ia tidak terlalu memperhatikan
kesehatannya tetapi setelah masuk rumah sakit klien mengatakan ternyata kesehatan
sangatlah penting dan saat sakit sangatlah tidak nyaman.
2. Riwayat penyakit saat :
a) Keluhan utama :
Nyeri pada perut bagian bawah tembus hingga belakang.
b) Riwayat keluhan utama :
Klien masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri pada daerah perut bagian bawah
tembus hingga belakang serta menyebar ke bagian genitalia. Nyeri dirasakan saat buang
air kecil.

c) Riwayat penyakit yang pernah dialami :


klien pernah masuk RS dengan keluhan yang sama

d) Riwayat kesehatan keluarga :


Dari hasil genogram dan yang pasien katakan tidak ada keluarga yang mempunyai
penyakit yang sama

3. Pemeriksaan fisik :
a) Kebersihan rambut : Rambut pasien tampak bersih tidak kotor
b) Kulit kepala : kulit kepala bersih dan tidak ada ketombe
c) Kebersihan kulit : Kulit pasien tampak normal tidak terlalu kering maupun
berminyak
b) Higiene rongga mulut : Lidah tampak bersih, mukosa bibir lembab
c) Kebersihan genetalia : Bersih
d) Kebersihan anus : Bersih
B. POLA NUTRISI DAN METABOLIK
1. Keadaan sebelum sakit :
Klien mengatakan sebelum masuk RS Ny.A makan 2x sehari siang, dan malam. Klien
mengkonsumsi nasi,ikan, dan sayur dengan porsi makan 1porsi. Minum 6-7 gelas/hari
air putih.

Berat badan : 62 kg
Tinggi badan : 167 cm
Jenis makanan : Nasi,Ikan, Sayur
Makanan yang disukai : Tidak ada
Nafsu makan : Baik
Perubahan berat badan 6 bulan terakhir : Baik
2. Keadaan sejak sakit :
Klien mengatakan makan 3x sehari pagi,sang, dan malam. Klien mengkomsumsi
bubur dengan porsi makan hanya setengah porsi.

Diet biasa : Tidak ada


Rasa mual : Tidak ada
Porsi makan : 3 porsi
Nafsu makan : Baik
Cairan intake :1-2gelas

3. Observasi :
Klien tampak makan 3x sehari tetapi klien hanya menghabiskan stengah porsi saja.
4. Pemeriksaan fisik :
a) Keadaan rambut : Rambut bersih dan tidak rontok
b) Hidrasi kulit : Kulit klien tampak tidak kering
c) Palpebra/conjungtiva : Lapisan pada permukaan dalam kelopak mata normal dan
tidak anemis
d) Sclera : Normal
e) Hidung : Hidung pasien kesimetrisan dan tampak simetris
f) Rongga mulut : Normal , gusi : tidak dikaji
g) Gigi : Nampak bersih gigi palsu : tidak ada
h) Kemampuan mengunyah keras : Klien mengatakan masih mampu mengunyah
makanan yang keras
i) Lidah : Lidah klien tampak bersih
j) Pharing : Normal
k) Kelenjar getah bening : Klien tidak memilki kelenjar getah bening
l) Kelenjar parotis : Klien tidak memilki kelenjar karotis
m)Abdomen :
 Inspeksi: Normal
 Auskultasi : Tidak ada bissing usus
 Palpasi : Tidak ada bengkak dan benjolan
 Perkusi : Ada nyeri perut

n) Kulit :

 Edema : Tidak ada pembengkakan cairan di tubuh klien


 Auskultasi : Kulit klien tidak terlihat kekuningan
 Tanda-tanda radang : Tidak ada tanda-tanda radang pada kulit pasien

o) Lesi : Klien tampak tidak memilki lesi

C. POLA ELIMINASI
1. Keadaan sebelum sakit :
Klien mengatakan sebelum sakit klien makan 2x/hari
 BAB
Frekuensi : 2-3x / hari
Waktu : pagi
Konsitensi : normal
 BAK
Frekuensi : 5-6x/ hari …. Cc
Warna : kuning
Bau : pesing

2. Keadaan sejak sakit :


Klien mengatakan sejak sakit klien makan 3x/hari tetapi klien hanya
menghabiskan stengah porsi
 BAB
Frekuensi : 2-3x/ hari
Waktu : tidak menentu
Konsistensi : normal

 BAK
Frekuensi : 5-6x/ hari
Warna : kuning keruh
Bau : pesing
3. Observasi :
Klien tamapak masih bisa berinteraksi dengan dokter, perawat, dan keluarga dengan baik.
4. Pemeriksaan fisik :
a) Peristaltik usus : 15 x/menit
b) Palpasi kandung kemih : Penuh Kosong
c) Nyeri ketuk ginjal : Positif Negatif
d) Mulut uretra : Tidak terdapat peradangan
e) Anus :
 Peradangan : Tidak ada tanda-tanda peradangan
 Hemoroid : Tidak ada
 Fistula : Tidak ada

D. POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN


1. Keadaan sebelum sakit :
Klien mengatakan sebelum sakit baik aktivitas ringan maupun berat bisa melakukannya
sendiri
 Kegiatan dalam pekerjaan : melakukan pekerjaan ringan
 Olaraga : 1 minggu 3 kali
 Frekuensi : 15-30 menit
 Kegiatan di waktu luang : refresing bersama kelurga

2. Keadaan sejak sakit :


Klien mengatakan untuk aktivitas ringan masih bisa melakukannya sendiri dan
untuk aktivitas berat membutuhkan bantuan keluarga maupun atau perawat
 Kegiatan dalam pekerjaan : melakukan pekerjaan ringan
 Olaraga : 1 minggu 2 kali
 Frekuensi : 15-20 menit
 Kegiatan di waktu luang : Beristirahat

3. Observasi :
a.Aktivitas harian :
 Makan : 0 mandiri
 Mandi : 2 bantuan orang
 Pakaian : 2 bantuan orang
 Kerapihan : 2 bantuan penuh
 Buang air besar : 2 bantuan orang
 Buang air kecil : 1 bantuan orang
 Mobilisasi di tempat tidur : 1 bantuan orang
0 : mandiri
1 : bantuan dengan alat
2 : bantuan orang
3 : bantuan alat dan orang
4 : bantuan penuh

b) Postur tubuh : Normal


c) Gaya jalan : Lambat karena klien merasa nyeri
d) Anggota gerak yang cacat : Tidak ada
e) Fiksasi : Normal
f) Tracheostomi : Tidak ada
4. Pemeriksaan fisik
a) Tekanan darah
Berbaring :120/80 mmHg
Duduk : 120/ 80 mmHg
Berdiri : 120/80mmHg
Kesimpulan : Hipotensi ortostatik : Positif Negatif
b) Nadi : 80 x/menit
c) Kulit :
Keringat dingin : Tidak ada
Basah : Tidak ada

d) JVP : tidak terkaji


Kesimpulan :tidak terkaji

e) Perfusi pembuluh kapiler kuku : Di saat kuku klien selesai di tekan tamapak
pembuluh darah kapiler

f) Thorax dan pernapasan


 Inspeksi:
Bentuk thorax : kelihatan normal
Retraksi intercostal : Klien tampak bernafas dengan normal
Sianosis : Pada kulit tidak terdapat kulit membiru
Stridor : Tidak terdapat suara
 Palpasi :
Vocal premitus : Normal
Krepitasi : Tidak ada suara tulang yang bergesekan
 Perkusi :
Sonor Redup Pekak

Lokasi :

 Auskultasi :
Suara napas : Normal
Suara ucapan : Normal
Suara tambahan : Bunyi jantung memiliki irama yang teratur

g) Jantung
 Inspeksi :
Ictus cordis : Tidak tampak
 Palpasi :
Ictus cordis : Tidak tampak
 Perkusi :
Batas atas jantung : Terdapat di ICS 2
Batas bawah jantung : Terdapat di ICS 3
Batas kanan jantung : Terdapat di ICS 4
Batas kiri jantung : Terdapat di ICS 5
 Auskultasi :
Bunyi jantung II A : Dup
Bunyi jantung II P : Dup
Bunyi jantung I T : Lup
Bunyi jantung I M : Lup
Bunyi jantung III irama gallop : Tidak ada / Tidak terdengar
Murmur : Suara jantung pasien terdengar Lup-dup dan tidak ada suara
tambahan lainnya
Bruit : Aorta : Tidak ada sobekan di lapisan dalam pembuluh darah besar yang keluar
dari jantung.
A.Renalis : Tidak terdapat penyempitan arteri yang mengangkut darah
menuju ginjal.
A. Femoralis : Arteri dibagian paha tidak ada masalah
h) Lengan dan tungkai
 Atrofi otot : Positif Negatif

Rentang gerak:
Kaku sendi : Klien tampak tidak memiliki kaku pada persendian. Nyeri
Nyeri sendi : Tidak ada nyeri sendi
Fraktur : Tidak ada tulang yang patah
Parese : Tidak ada anggota gerak badan yang mengalami kelemahan
Paralisis : Tidak ada

Uji kekuatan otot


Kanan kiri

tangan 5 5

kaki 4 4

Keterangan :
Nilai 5: kekuatan penuh
Nilai 4: kekuatan kurang dibandingkan sisi yang lain
Nilai 3: mampu menahan tegak tapi tidak mampu melawan tekanan
Nilai 2: mampu menahan gaya gravitasi tapi dengan sentuhan akan jatuh
Nilai 1: tampak kontraksi otot, ada sedikit gerakan
Nilai 0: tidak ada kontraksi otot, tidak mampu bergerak

 Refleks fisiologi : Pasien tampak tidak ada pergerakan yang mengalami masalah.
 Refleks patologi :
Babinski, Kiri : Positif Negatif
Kanan : Positif Negatif
Clubing jari-jari:
Varises tungkai:
i) Columna vetebralis:
Inspeksi : Lordosis Kiposis Skoliosis
Palpasi: Kaku kuduk:
E. POLA TIDUR DAN ISTIRAHAT
1. Keadaan sebelum sakit :
Klien mengatakan tidur siang 2-3 jam, tidur malam 7-8 jam
Malam : pukul 21.00-03.00
Siang : pukul 15.00-16.00
Lama tidur/hari : 6=7 jam / hari
Kesulitan dalam tidur : tidak ada
2. Keadaan sejak sakit :
Klien mengatakan tidur siang 1 jam dan tidur malam 4-5 jam. Klien mengatakan
sering terbangun akibat nyeri perut bagian bawah
Malam : pukul 01.00-05.00
Siang : tidak perna
Lama tidur/hari : 3-4 jam/ hari
3. Observasi :
Klien tampak mengalami sedikit masalah perubahan pada pola tidur akibat nyeri
yang dirasakan bagian bawah perut
Ekspresi wajah mengantuk : Positif Negatif
Banyak menguap : Positif Negatif
Palpebra inferior berwarna gelap : Positif Negatif

F. POLA PERSEPSI KOGNITIF


1. Keadaan sebelum sakit : Klien mengatakan bisa melakukan aktivitas berbicara
dengan orang lain dan mengerti apa yang dibicarakan oleh orang lain dan tidak
ada keluhan nyeri ataupun gangguan sakit lainnya
2. Keadaan sejak sakit : Klien sering menanyakan apakah penyakit yang
dideritanya bisa disembuhkan dan klien juga berpersepsi bahwa penyakitnya
dapat disembuhkan dengan jalan lain selain proses pembedahan misalnya dengan
pengobatan tradisional.
3. Observasi :
Klien tampak masih bisa melakukan aktivitas berbicara dengan baik dan
mengerti apa yang dibicarakan orang lain
4. Pemeriksaan fisik :
a). Penglihatan
 Kornea : Kornea jernih dan rata
 Pupil : Pupil mata simetris dan berwrna hitam
 Lensa mata : Lensa mata pasien tampak bening
 Tekanan intra okuler (TIO) : Normal

b). Pendengaran
 Pina : Normal
 Kanalis : Normal
 Membran timpani : Tidak ada membrane timpani atau gendang
telinga yang pecah

c) Pengenalan rasa pada gerakan lengan dan tungkai :


Klien mengatakan masih bisa merasakan gerakan pada lengan dan tungkai
dengan normal
G. POLA PERSEPSI DAN KONSEP DIRI
1. Keadaan sebelum sakit :
Klien sadar mengenal dirinya sebagai seorang ibu rumah tangga dengan satu
anak. Klien tidak menyadari kalau dirinya mengalami urolithiasis
2. Keadaan sejak sakit :
Klien mengatakan sudah mengetahui informasi tentang penyakitnnya, tetapi klien
merasa cemas memikirkannya. Klien mengatakan yang terpenting sekarang
adalah ia cepat sembuh dan menjalani aktivitasnya seperti semula.
3.Observasi :
Klien tampak merasa gelisah dengan penyakit yang dideritanya dan
membutuhkan pertolongan
a) Kontak mata : Klien tampak merespon atau melihat pada saat di tanya
b) Rentang perhatian: Klien tampak merespon atau perhatian pada saat di tanya
c) Suara dan cara bicara : Suara dan cara bicara pasien terdengar jelas.
d) Postur tubuh : Normal
4. Pemeriksaan fisik :
a) Kelainan bawaan yang nyata : Klien tidak memilki kelainan bawaan
b) Bentuk/postur tubuh : Normal
c) Kulit : Kulit klien tidak kering maupun berminyak
TTV:
- TD : 120/80 mmHg
-N : 70x/menit
-S : 34,8°C
- SPO2 : 97%
- P : 20X/Menit

H. POLA PERAN DAN HUBUNGAN DENGAN SESAMA


1. Keadaan sebelum sakit :
Klien mengatakan pola interaksi dengan tetangga dan keluarga baik
2.Keadaan sejak sakit :
Klien masih bisa berinteraksi dengan orang lain dengan baik.
3. Observasi :
Klien tampak masih bisa berinteraksi dengan dokter, perawat, dan
keluarga

I. POLA REPRODUKSI DAN SEKSUALITAS


1. Keadaan sebelum sakit :
Klien mengatakan sebelum sakit sering berhubungan seksual dengan suami 3
minggu sekali.
2. Keadaan sejak sakit :
Klien mengatakan sejak sakit tidak pernah melakukan berhubungan seksual.
3. Observasi :
Klien tampak tidak berkeinginan untuk berhubungan seksual karena klien merasa
nyeri di daerah perkemihannya
4. Pemeriksaan fisik :
Klien tampak merasa nyeri di bagian bawah perut
TTV:
- TD : 120/80 mmHg
-N : 70x/menit
-S : 34,8°C
- SPO2 : 97%
- P : 20X/Menit

J. POLA MEKANISME KOPING DAN TOLERANSI TERHADAP STRES


1. Keadaan sebelum sakit :
Pasien mengatakan mampu mengatasi masalah yang terjadi pada dirinya.
2. Keadaan sejak sakit :
Klien mengatakan tidak mampu mengatasi masalah ataupun stress yang
dialami
3. Observasi :
Klien tampak masih mampu menangani setiap masalah yang dihadapi
termaksud penyakit yang dideritanya
K. POLA SISTEM NILAI KEPERCAYAAN
1. Keadaan sebelum sakit :
Klien sadar dan mengetahui agama yang dianutnya katolik.
2. Keadaan sejak sakit :
Klien menganut agama katolik dan pasien percaya dengan pertolongan tuhan
beliau akan sembuh.
3. Observasi :
Klien sangat percaya dengan pertolongan Tuhan beliau akan sembuh
VI.UJI SARAF KRANIAL
1. Nervus I (Olfaktorius) :
Fungsi saraf sensorik penciuman pasien masih normal, pasien masih bisa
membedakan berbagai macam bau ketika dicoba dengan menutup mata.
2. Nervus II (Optikus) :
Fungsi saraf sensorik penglihatan masih normal, pasien bisa membedakan warna,
angka, dan huruf ketika dicoba dengan menggunakan snelend card.
3. Nervus III, IV, dan VI (Okulomotoris, troklearis, abdusens) :
Saraf motorik untuk mengangkat kelopak mata keatas, kontraksi pupil, dan
sebagian gerakan ekstraokuler ketika dicoba dengan cara meminta kepada pasien
untuk menggerakan bola mata secara berputar, menggerakan konjungtiva, refleks
pupil dan inpeksi kelopak mata pasien tampak tidak masalah pasien mampu
melakukannya.
4. Nervus V (Trigeminus) :
Sensorik : Ketika pasien disuruh memejamkan mata kemudian disentuh
menggunakan kapas pada dahi atau pipi pasien mampu merasakannya dan pada
saat menyentuh permukaan kornea dengan kapas pasien juga masih mampu
merasakannya tampak tidak ada masalah.
Motorik : setelah pemeriksaan dengan cara menggerakkan rahang kesemua sisi,
kemudian meminta pasien untuk memejamkan dan membuka mata tampak tidak
ada masalah pasien mampu melakukannya.
5. Nervus VII (fasialis)
Sensorik : Ketika pasien disuruh memejamkan mata dan menjukurkan lida keluar
pasien masih mampu membedakan rasa dari makanan yang diberikan seperti gula
dan garam.
Motorik : Pasien masih mampu menunjukan ekspresi wajah ketika disuruh
senyum, bersiul, mengangkat alis mata, menutup dan membuka kelopak mata.
6. Nervus VIII (Akustikus)
Setelah dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan test webber dan rinne pasien
tampak saraf sensorik pendengaran dan keseimbangan baik tidak ada masalah.
7. Nervus IX (glosofaringeus)
Motorik : Setelah dilakukan pemeriksaan dengan menyentuhkan
tongspastel ke posterior faring pasien. Pasien tampak ada refleks muntah.
Sensorik : Pasien mampu membedakan rasa manis dan asam.
8. Nervus X (vagus) :
Setelah dilakukan pemeriksaan dengan cara pasien disuruh membuka mulut
lebarlebar dan disuruh berkata ‘ahh’ tidak terlihat terjadi regurgitasi ke hidung.
Dan setelah dilakukan observasi denyut jantung pasien tidak terdapat takikardi
atau bradikardi.
9. Nervus XI (aksesorius spinalis) :
Setelah dilakukan pemeriksaan dengan cara pasien menegok kesatu sisi melawan
tangan pemeriksa, kemudian dilakukan palpasi di wajah pasien tampak normal
tidak ada masalah.
Selanjutnya, Pasien diminta mengangkat bahu tetapi bahu nya ditekan dan pasien
mampu mengangkatnya.
10. Nervus XII (hipoglosus) :
Setelah dilakukan pemeriksaan dengan cara pasien diminta menjulurkan dan
menarik lidah beberapa kali terkoordinasi tampak normal pasien mampu
melakukannya.
VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Data Laboratorium/Diagnostik yang signifikasi
Tanggal Nama Hasil Satuan Nilai
Pemeriksaan Rujukan
09-11-2021 WBC 11,9 103/µL 4.00-
10.0
RBC 4,37 106/ml 4.00-
6.00
HGB 11,5 g/dl 12.00-
16.00
HCT 38,0 % 37.0-
48.0
MCV 79,7 fl 80-
97.0
MCH 26,6 pg 26-
33.5
MCHC 33,4 pg 31.5-
35.0
PLT 521 103/µL 150-
400
Creatinine 0,9 mg/dl 0.7-1.2
Glukosa 94 mg/dl 70-180
SGOT 38 U/L <45
SGPT 38 gr/dL <41
Ureum 23 mg/dL 19-44
VIII. TERAPI MEDIS YANG DIBERIKAN
Obat-obatan

Tanggal Obat Rute Dosis Waktu


10/11/2021 RL 500 Ml IVFD 20 tpm
Keterolac IV 30 mg 09.00-17.00
/2x1
Ranitidin IV 50 08.00-16.00
mg/2x1
Ciprofloxacin IV 500 09.10-18.00
mg/2x1
KLASIFIKASI DATA
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
Klien mengatakan: DO:
- nyeri pada perut bagian bawah tembus - k/u : lemas
hingga belakang
- wajah meringis
- Tidur hanya 3-4 jam
-TTV:
- Setiap kali BAK kencingnya keluar sedikit-
- TD : 120/80 mmHg
sedikit dan berwarna kuning keruh tetapi
tuntas meskipun terasa sakit. -N : 70x/menit
- Nyeri dirasakan terutama saat buang air kecil. -S : 34,8°C
P : nyeri bertambah parah ketika buang - SPO2 : 97%
air kecil
- P : 20X/Menit
Q : seperti tertusuk-tusuk.
R : nyeri pada perut bagian bawah
tembus belakang, menyebar kebagian
genitalia
S : Skala nyeri 6 (sedang)
T : hilang timbul
ANALISA DATA

n Data Etiologi Masalah


o
1. DS : Klien mengatakan: Faktor Ekstrinsik Nyeri akut
(Asupan air
 nyeri pada perut bagian bawah mengandung kapur)
tembus hingga belakang

DO :
Proses kristalisasi dan
- lemas agresi substansi
- wajah meringis ↓
TTV: Td: 120/80 mmHg Pengendapan batu
-N : 70x/menit ↓
-S : 34,8°C Pembentukan Batu
- SPO2 : 97% Saluran Kemih

- P : 20X/Menit ↓
Respon Obstruksi
Penekanan pada saraf
P : nyeri bertambah parah
ketika buang air kecil ↓
Q : seperti tertusuk-tusuk. Penekanan pada saraf
R : nyeri pada perut bagian ↓
bawah tembus belakang,
Mengaktifkan mediator
menyebar kebagian genitalia
kimia (Histamin dan
S : Skala nyeri 6 (sedang) bradikinin)
T : hilang timbul ↓
Menstimulasi pelepasan
prostaglandin di
hipotalamus

Nyeri
dipersepsikan(nyeri
kolik)

Nyeri Akut
2.
DS : Klien mengatakan:
- klien sudah mengetahui
informasi tentang penyakitnnya
- Klien mengatakan sangat
cemas dengan kondisi
kesehatannya saat ini
substansi Ansietas
- Klien sering bertanya pada
perawat tentang kondisinya. ↓

- Klien mengatakan susah Pengendapan batu


untuk memulai tidur ↓
dikarenakan memikirkan
penyakit yang dialaminnya. Pembentukan Batu
Saluran Kemih
DO :

TTV: Td: 120/80 mmHg
Perubahan status
-N : 70x/menit kesehatan
-S : 34,8°C ↓
- SPO2 : 97% Ansietas
- P : 20X/Menit
- Klien sering menanyakan
apakah penyakit yang
dideritanya bisa disembuhkan.
- Klien nampak gelisah dan
sering ke meja perawat bertanya
mengenai kondisinya
- Klien berulang kali bertanya
kepada perawat mengenai
tindakan operasi.

3.
DS: Klien mengatakan:
- setiap kali BAK kencingnya
keluar sedikit-sedikit dan
berwarna kuning keruh tetapi
tuntas meskipun terasa sakit.
- Klien mengatakan sering
bolakbalik WC (> 10 kali/24
jam) untuk buang air kecil
- Nyeri dirasakan terutama saat
buang air kecil
Faktor Ekstrinsik
(Asupan air
DO: Gangguan Eliminasi
mengandung kapur)
Urin
 Urine tampak kuning keruh ↓
 Kandung kemih tidak teraba Proses kristalisasi dan
agresi substansi

Pengendapan batu

Pembentukan Batu
Saluran Kemih

Hambatan aliran urine

Gangguan eliminasi
urine

DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO Diagnosa
1. Nyeri akut berhubungan dengan respon obstruksi batu pada ginjal

2. Gangguan Eliminasi Urin berhubungan dengan pembentukan batu saluran


kemih

3. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan


INTERVENSI KEPERAWATAN
NAMA PASIEN : Ny. A RUANGAN : Bangsal
UMUR : 35 Tahun NO. REGISTER :20-xx-xx
JENIS KELAMIN : Perempuan Dx MEDIS : Urolithiasis

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional


1. Nyeri berhubungan dengan Setelah 1. Bina 1.Agar tercipta
Infeksi saluran kemih melakukan hubungan komunikasi yang
ditandai dengan tindakan saling baik dalam
keperawatan percaya mendapatkan
Ds: Klien mengatakan
selama 2x6 jam
-Nyeri pada perut bagian diharapkan nyeri 2. Monotoring 2.untuk mengetahui
TTV dan TTV
bawah tembus hingga berkurang
belakang dengan kreteria skala nyeri 3.Agar pasien
hasil: nyaman
- P: nyeri bertambah parah 3. Atur posisi
ketika buang air kecil Nyeri perut yang 4.Agar nyeri pasien
berkurang, skala nyaman berkurang
- Q: seperti tertusuk-tusuk nyeri menurun, untuk 5.Untuk
- R: nyeri pada perut klien dapat pasien
beristirahat dan mempercepat
bagian bawah tembus
tampak rileks penyembuahan
belakang 4. Ajarkan
teknik
- S: skala nyeri 6 (sedang)
relaksasi
nafas
dalam
Do: Klien tampak
- Lemas 5. Lanjutkan
- Wajah meringis kolaborasi
dengan
TTV : dokter
- TD: 120/80mmHg dalam
- N : 70x/menit pemberian
- S : 34,80 C teraphy
- SPO2: 97% nyeri
- P :20x/menit

Setelah
melakukan
2. tindakan
keperawatan
Ansietas berhubungan 1.Nyatakan dengan 1.Agar perilaku
selama 2x6 jam
dengan perubahan status jelas harapan klien sesuai dengan
diharapkan
kesehatan ditandai terhadap klien harapan dari
tingkat kecemsan
dengan : perawat, agar dapt
berkurang 2. Jelaskan semua
diajak bekerja sama
DS: dengan kreteria prosedur dan apa
dalam prosedur
hasil: yang di rasakan
- Klien mengatakan pengobatan
selama prosedur
sudah mengetahui Agar klien tidak
2. Untuk
informasi tentang merasa khwatir 3. Pahami
mengetahui tingkat
penyakitnnya dan takut dengan prespektif klien
kecemasan yang
kondisinya terhadap situasi
dialami klien
- Klien mengatakan stress
sangat cemas 3. Untuk
dengan kondisi memudahkan
kesehatannya saat ketegangan terhadap
ini kekhawatiran dalam
relaksasi otot.

- Klien sering
bertanya pada
perawat tentang
kondisinya.

- Klien mengatakan
susah untuk
memulai tidur
dikarenakan
memikirkan
penyakit yang
dialaminnya.
DO :
TTV: Td: 120/80 mmHg
-N : 70x/menit
-S : 34,8°C
- SPO2 : 97%
- P : 20X/Menit
- Klien serinmenanyakana
pakah penyakit yang
dideritanya bisa
disembuhkan.
- Klien nampak gelisah dan
sering ke meja perawat
bertanya mengenai
kondisinya
Setelah di
lakukan tindakan
3.
keperawatan
selama 2x24 jam 1. Anjurkan
Eliminasi urin (Disuria, dapat berkemih
Frekuensi, dan bau) memperhatikan setiap 2-3
berhubungan dengan pola eliminasi jam
Ds : Klien mengatakan: secara adekuat. 2. Palpasi
Dengan kriteria kandung
- Setiap kali BAK hasil: kemih
kencingnya keluar setiap 4
sidikit-sedikit dan jam
berwarna kuning 3. Bantu 1. Anjurkan
1. Klien
keruh tetapi tuntas Klien ke mencegah
dapat
meskipun merasa kamar kecil terjadinya
berkemih
sakit penumpukan
3 jam
urin dalam
2. Klien
- Klien mengatakan vesical
tidak
sering bolak-balik urinaria.
kesulitan
WC (>10 kali/24 saat
jam) untuk buang 2. Untuk
berkemih
air kecik mengetahui
3. Klien
adanya
tidak
ditensi
merasa
- Nyeri dirasakan kandung
sakit
terutama saat buang kemih.
pada saat
air kecil
BAK
Do : Klien tampak : 3. Untuk
- Urine tampak memudahkan
kuning keruh Klien dapat
- Kandung kemih berkemih.
tidak teraba
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

NO Tgl/jam Implementasi Evaluasi

1. 11-11-2021 1. Membina hubungan S : Klien mengatakan


saling percaya
08.15 WIT - Nyeri perut bagian
2. Hasil : Klien dapat bawah masih terasa
berkomunikasi - Nyeri timbul 5-10
dengan baik dan bisa menit
memberikan - Masih merasa lemas
informasi yang - Sakalah nyeri ringan 2-
adekuat pada saat 3
pengkajian
O : Klien Tampak

3. Mengkaji TTV. TTV :


Hasil :
TD : 120/80 mmHg N
TD : 120/80 mmHg
N : 70x/menit
N
S : 37,6℃
N : 70x/menit
SPO2: 97%
S : 37,6℃
P : 20x/menit
SPO2: 97%
P : 20x/menit A: Masalah nyeri teratasi
sebagian
4. Mengatur posisi
yang anyaman untuk P: Intervensi dilanjutkan
klien.
Hasil : klien merasa
nyaman dengan
posisi semifowler
yang diberikan

5. Mengajarkan teknik
relaksi relaksasi
distraksi.
Hasil : Klien mampu
mengalihkan rasa
nyerinya

6. Melanjutkan
kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian teraphy
sesuai indikasi.
Hasil : Klien
diberikan teraphy :
IVFD RL 20 TPM
Inj. IV Keterolac 30
mg/2x1
Inj. IV Ranitidin 50
mg/2x1
Inj. IV Ciprofloxacin
11-11-2021 500 mg/2x1
1. Menjelaskan
pentingnya makanan S. Klien menyatakan
bagi proses sering terbangun karna
ingin BAK
penyembuhan. Hasil:
O. Jam tidur siang saat
Klien memahami sakit hanya 1 jam dan
yang dijelaskan jam tidur malam saat
perawat . sakit 3-4 jam
A. Masalah sebagian
2. Memberikan teratasi
makanan dalam P. Intervensi dilanjutkan
keadaan hangat dan
lunak. Hasil :
Klien
mengkomsumsi
bubur

3. Melanjutkan
kolaborasi dengan
petugas gizi dalam
pemberian diet
TKTP. Hasil :
Diet yang diberikan
makanan lunak

3. 11-11-2021 1. Menjelaskan S : Kien mengatakan :


berkemih setiap
2-3 jam. Hasil : - Nyeri perut bagian
Klien setiap 2-3 bawah mulai berkurang
jam selalu BAK - Sudah rajin untuk BAK
dan rajin minum
2. Memberikan dan - Rasa sakit berkurang
mengontrol pada saat BAK
lingkungan yang
dapat O : Klien tampak :
mempengaruhi - Klien tidak tampak
nyeri seperti meringis
suhu ruangan, - Klien sudah tidak
pencahayaan dan merasa sakit saat BAK
kebisingan
(berulang) A : Masalah eliminasi teratasi
Hasil : sebagian
membatasi
P : Intervensi dihentikan klien
pengunjung dan
pulang
mengontrol
kebisingan

3. Melanjutkan A:
klien untuk
meningkatkan
banyak istirahat
Hasil : Klien
dapat banyak
istirahat

Anda mungkin juga menyukai