ii
A. Peran Perkantoran ................................................................................................ 89
B. Fungsi Perkantoran............................................................................................... 90
A. Organisasi Kantor ................................................................................................. 92
TATA RUANG KANTOR ................................................................................................ 101
A. Perancangan Tata Ruang .................................................................................. 101
B. Tujuan Pengaturan Tata Ruang ....................................................................... 103
C. Asas Pokok Tata Ruang .................................................................................... 104
D. Tahap-tahap Menentukan Tata Ruang Agar Terstruktur.............................. 105
Prinsip-prinsip Tata Ruang ............................................................................................ 108
E. Macam-macam Tata Ruang Kantor ................................................................. 108
Keuntungan tata ruang kantor bersekat/berkamar adalah: ............................ 109
F. Kondisi Lingkungan dan Fisik Tata Ruang Perkantoran .............................. 111
KEPEMIMPINAN KANTOR ........................................................................................... 115
A. Pengertian Kepemimpinan....................................................................................... 115
B. Teori Kepemimpinan................................................................................................. 118
D. Gaya Kepemimpinan ............................................................................................... 124
E. Jenis-jenis pemimpin ................................................................................................. 128
F. Kekuatan/Power ......................................................................................................... 128
G. Perbedaan Pemimpin dengan Manajer ........................................................... 129
EFISIENSI SISTEM KERJA .......................................................................................... 131
A. Asas – Asas Efisiensi Dalam Pekerjaan Perkantoran ............................... 131
B. Penerapan Efisiensi Perkantoran ..................................................................... 136
Tujuan Efisiensi ............................................................................................................... 136
SISTEM DAN PROSEDUR ........................................................................................... 146
A. Pengertian Sistem dan Prosedur ...................................................................... 146
B. Keuntungan Sistem dan Prosedur ................................................................... 161
TEKNOLOGI INFORMASI PERKANTORAN ............................................................. 165
A. Pengertian Teknologi Informasi Perkantoran ................................................. 165
Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap Perkantoran ...................................... 172
A. Kantor Maya (Virtual Office) .............................................................................. 174
SISTEM INFORMASI KANTOR ................................................................................... 176
A. Konsep Dasar Sistem Informasi kantor .................................................................. 176
B. Otomatisasi Perkantoran........................................................................................... 177
iii
C. Sistem Informasi Manajemen ............................................................................ 181
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 193
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat
Hidayah Nya, buku ajar Manajemen Perkantoran ini dapat tersusun.
Buku ajar ini disusun untuk mempermudah mahasiswa dalam mempelajari mata kuliah
Manajemen Perkantoran pada Jurusan Pendidikan Ekonomi dan Administrasi, Khususnya
Program Studi D3 Sekretari dan Konsentrasi Administrasi Perkantoran.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak
yang telah membantu dan mendukung sehingga tersusunnya buku ajar Manajemen
Perkantoran, ucapan terima kasih ini terutama penyusun sampaikan kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Jakarta yang telah memberikan kesempatan kepada
penyusun untuk menerbitkan buku ajar ini.
2. Pembantu Rektor Bidang Akademik Universitas Negeri Jakarta, yang telah
mendukung penerbitan buku ajar ini.
3. Ketua Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) Universitas Negeri Jakarta, yang
telah memfasilitasi penyusun dalam menerbitkan buku ajar ini.
4. Kepala Pusat Pengembangan Akademik Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP)
Universitas Negeri Jakarta yang telah mendukung penerbitan buku ajar ini.
5. Dekan Fakultas Ekonomi yang telah membeikan kesempatan kepada penyusun
menerbitkan buku ini.
6. Ketua Jurusan Ekonomi dan Administrasi yang juga telah memberikan kesempatan
kepada penyusun untuk mewujudkan buku ajar ini.
Serta seluruh pihak yang telah membantu penyusunan buku ajar ini. Semoga kebaikan
yang telah diberikan menjadi pahala yang berlimpah dari Allah SWT.
Semoga buku ajar ini dapat dimanfaatkan oleh para mahasiswa Universitas Negeri
Jakarta, khususnya dalam mempelajari kepemimpinan.
Terima kasih.
Jakarta, 21 November 2014
Marsofiyati, M. Pd.
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Buku ajar Manajemen Perkantoran ini dipersiapkan untuk mempermudah
Mahasiswa dalam mempelajari teori Manajemen Perkantoran pada Program Studi D3
Sekretari dan Konsentrasi Administrasi Perkantoran, dengan adanya buku ini diharapkan
mahasiswa dan para pembaca memperoleh pengetahuan tentang perkantoran secara
umum yang akan menuntun apa saja yang merupakan kegiatan, tugas, wewenang dan
tanggung jawab dalam pengelolaan perkantoran secara efektif dan efisien.
Buku ajar ini didahului dengan teori tentang office administration dan office
management, dimana istilah tersebut sering digunakan bergantian untuk memperoleh
konsep manajemen perkantoran. Secara ringkas, buku ini memuat tentang pengertian
manajemen perkantoran, ruang lingkup peranan manajemen perkantorn, fungsi-fungsi
manajemen perkantoran, peran manajemen perkantoran dalam menyelenggarakan fungsi
pelayanan, pekerjaan dan pelayanan perkantoran, peran dan fungsi perkantoran,
organisasi kantor, tata ruang kantor, kepemimpinan kantor, efisiensi sistem kerja, sistem
dan prosedur, teknologi informasi perkantoran, dan sistem informasi kantor.
B. Tujuan
Setelah mempelajari buku ini mahasiswa dapat memahami dan merinci serta
menerapkan dasar, konsep, teori dan aktivitas Perkantoran secara prosedural serta
susunan kerangka, kegiatan, wewenang dan tanggungg jawab dalam pengelolaan
perkantoran.
C. Manfaat
Manfaat buku Manajemen Perkantoran ini adalah sebagai buku pedoman
perkuliahan dan rujukan untuk mengelola perkantoran yang lebih baik. Pemahaman yang
baik tentang manajemen perkantoran akan menghasilkan keputusan yang tepat dan
tindakan yang efektif dan efisien.
Manajemen Perkantoran| 1
D. Ruang Lingkup
Buku ini terdiri dari 14 Bab dengan 13 pokok bahasan yang membahas pengertian
manajemen perkantoran, ruang lingkup peranan manajemen perkantoran, fungsi-fungsi
manajemen perkantoran, peran manajemen perkantoran dalam menyelenggarakan fungsi
pelayanan, pekerjaan dan pelayanan perkantoran, peran dan fungsi perkantoran,
organisasi kantor, tata ruang kantor, kepemimpinan kantor, efisiensi sistem kerja, sistem
dan prosedur, teknologi informasi perkantoran, dan sistem informasi kantor.
Manajemen Perkantoran| 2
BAB II
Elemen Manajemen
Seluruh kegiatan manajemen dapat berjalan dengan baik ditentukan oleh berbagai
macam sumber daya. Secara umum kita mengenal sumber daya dalam manajemen
sebagai elemen manajemen, berikut ini enam elemen Manajemen atau yang biasa
dikenal dengan the Six M’s:
Manajemen Perkantoran| 3
1. Material
Material adalah bahan baku yang dipergunakan dalam proses kegiatan suatu
organisasi.
2. Machines
Machines adalah peralatan yang digunakan untuk mengolah bahan baku tersebut.
3. Money
Money adalah sejumlah uang atau dana yang digunakan untuk memperoleh bahan
baku, peralatan, sewa, dan biaya upah atau gaji karyawan/pegawai.
4. Methods
Methods adalah metode atau cara yang digunakan dalam menjalankan seluruh
kegiatan.
5. Market
Market adalah tempat atau pihak yang menerima produk yang dihasilkan oleh
organisasi. Market (pasar) ini merupakan sumber awal dan akhir informasi yang
diperoleh sebagai dasar membuat keputusn untuk membuat produk.
6. Men
Adalah semua orang yang terlibat dalam kegiatan.
B. Perkantoran Modern
Kata kantor berasal dari bahasa Belanda ”kantoor”. Kantor juga dapat berarti ruang
kerja; ruang berkumpul; ruang dimana pengusaha beserta pegawainya menjalankan
aktivitas-aktivitas pekerjaannya; tempat kedudukan pimpinan suatu administrasi; instansi,
badan, jawatan, atau organisasi.
Kantor dalam bahasa Inggris disebut dengan ”office”, artinya kewajiban, tugas,
fungsi (duty, task, function); jabatan (tenure of official position); markas atau ruang
dimana seorang, pengusaha dan stafnya menjalankan aktivitas usaha pokoknya
(quarters, or staff or collective authority of company, government department); Jasa
pelayanan (service, kind help); tugas pekerjaan, komposisi dari urusan-urusan tertentu
(the work which it is some body’s duty to do, work, and duties); tempat, gedung, yang
dipakai sebagai pusat tempat kerja tata usaha (place, building, rooms, of business and
clerical works).
Manajemen Perkantoran| 4
J.C. Denyer (1973) mengartikan kantor „„the office”. It is any room where clerical
work is normally carried on, whatever name it may be given (Tempat dimana biasanya
pekerjaan kantor dilakukan dengan nama apapun juga diberikan kepada tempat itu).
Sedangkan Atmosudirdjo menyebutkan Kantor adalah unit organisasi yang terdiri atas
tempat, staf personil dan operasi ketatausahaan, guna membantu pimpinan.
Adapun tujuan kantor adalah:
1. Menerima informasi, dalam bentuk surat, penerimaan telepon, pesanan, faktur, dan
berbagai laporan kegiatan.
2. Merekam dan menyimpan data dan informasi.
3. Mengatur informasi
4. Memberikan informasi
5. Melindungi aset dalam berbagai kegiatan dan mengantisipasi segala hal yang tidak
menguntungkan.
Secara umum, sasaran utama suatu kantor adalah pelayanan dan dukungan
terhadap pihak berkepentingan terlaksana sedemikian rupa sehingga menyenangkan
pihak yang berkepentingan itu serta meningkatkan citra organisasi.
Terdapat sedikitnya 5 kata sepadan untuk istilah kantor, yakni:
1. Jasa, adalah aktivitas ekonomi yang melibatkan sejumlah interaksi dengan konsumen
atau dengan barang-barang.
2. Jabatan, adalah sekumpulan pekerjaan yang berisi tugas-tugas yang sama atau
berhubungan satu dengan yang lain, dan yang pelaksanaannya meminta kecakapan,
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang juga sama meskipun tersebar di
berbagai tempat.
3. Gedung Kantor, adalah barang atau benda tidak bergerak yang dapat menunjang atau
mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerja.
4. Ruang Kerja, adalah sebuah ruangan yang dijadikan sebagai tempat untuk bekerja.
5. Biro, adalah usaha yang mengkhususkan diri pada penyediaan jasa bidang tertentu.
Manajemen Perkantoran| 5
C. Manajemen Perkantoran
Perbedaan istilah office administration dengan office management (Gie, 2000):
1. W. H. Evans ”for our purpose, we may define Office Administration as the function
which involves the management and direction of all phases of the business operation
which impinge upon data processing, communications, and organization memory.”
(Bagi maksud-maksud kita, kita dapat mendefinisikan administrasi perkantoran
sebagai fungsi yang menyangkut manajemen dan pengarahan semua tahap operasi
perusahaan yang mengenai pengolahan bahan keterangan, komunikasi, dan ingatan
organisasi).
2. Arthur Grager ”Office management is the function of administering the communication
and record services of an organization.”
(Manajemen Perkantoran adalah fungsi tata-penyelenggaraan terhadap komunikasi
dan pelayanan warkat dari suatu organisasi).
3. William Leffingwell & Edwin Robinson ”Office Management as a function, is that
branch of the art and science of management which is concerned with the efficient
performance of office work, whenever and wherever that work is to be done.”
(Manajemen perkantoran sebagai suatu fungsi adalah cabang dari seni dan ilmu
manajemen yang bekenaan dengan pelaksanaan pekerjaan perkantoran secara
efisien, bilamana dan dimanapun pekerjaan itu harus dilakukan).
4. Littlefield & Peterson ”The term office management will be used in such a broad
sense in this book; it will be consedered to encompass the management of office
work wherever and by whomever performed`”
(Istilah manajemen perkantoran akan dipakai dalam arti luas demikian itu di dalam
buku ini; ini akan dianggap meliputi manajemen mengenai pekerjaan perkantoran
dimanapun dan oleh siapapun dilakukan).
5. John Neuner & Benjamin Haynes ”For this reason office management covers a
narrower filed than the term ’management’ generally implies, office management
concerning itself to a large extent with office supervision.”
6. Hal Nourse, ”It seems to me that office management in the broader sense might
embrace, not only the generally accepted office service functions, but also the areas
of -functional control and administrative direction of most clerical and paperwork.”
(Tampaknya bagi kami manajemen perkantoran dalam arti yang lebih luas dapat
mencakup tidak hanya fungsi-fungsi pelayanan perkantoran yang telah diterima pada
umumnya, melainkan juga bidang-bidang mengenai kontrol fungsional dan
pengarahan administratif terhadap kebanyakan pekerjaan kertas dan tulis).
Manajemen Perkantoran| 6
7. Edwin Robinson ”Office management is concerned with the direction and supervision
of office work.”
(Manajemen perkantoran berkenaan dengan pengarahan dan pengawasan terhadap
pekerjaan perkantoran).
8. William spriegel & Ernest Davies ”Office management is the over-all direction of
clerical activities as distinguished from such activities as transportation,
manufacturing, warehousing, and sales.”
(Manajemen perkantoran adalah pengarahan menyeluruh terhadap aktivitas-aktivitas
tulis sebagaimana dibedakan dari aktivitas-aktivitas seperti pengangkutan,
kepabrikan, pergudangan, dan penjualan).
9. George Terry ”Office Management can be defined as the planning, controlling, and
organizing of office work, and actuating those performing it so as to achieve the
predetermined objectives. It deals with the life cycle of business information and data
from their creation through their maintenance, distribution, and retention, if of
permanent value, or destruction if obsolete.”
(Manajemen perkantoran dapat didefinisikan sebagai perencanaan, pengendalian,
dan pengorganisasian pekerjaan perkantoran, serta penggerakkan mereka yang
melaksanakannyaagar mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan lebih dahulu. Ini
bersangkut paut dengan peredaran hidup data dan keterangan perusahaan dari sejak
penciptaannya melalui pemeliharaan, penyebaran, dan penyimpanannya kalau
memiliki nilai tetap atau pemusnaannya kalau usang).
Manajemen Perkantoran| 7
Fungsi yang disebut manajemen perkantoran menurut para ahli itu meliputi
rangkaian aktivitas yang berikut:
Manajemen dan pengarahan (Evans)
Tata-penyelenggaraan (Grager)
Pelaksanaan secara efisien (Leffingwell & Robinson)
Manajemen (Littlefield & Peterson)
Pengawasan (Neuner & Haynes)
Pengendalian dan pengarahan (Nourse)
Pengarahan dan pengawasan (Robinson)
Pengarahan (Spriegel & Davies)
Perencanaan, Pengendalian, dan pengorganisasi serta penggerakan (Terry).
Dengan demikian pada pokoknya manajemen perkantoran merupakan rangkaian
aktivitas merencanakan, mengorganisasi (mengatur dan menyusun), mengarahkan
(memberikan arah dan petunjuk), mengawasi, dan mengendalikan (melakukan kontrol)
sampai menyelenggarakan secara tertib sesuatu hal. Hal atau sasaran yang terkena oleh
rangkaian kegiatan itu pada umumnya ialah pekerjaan perkantoran (office work).
Edwin Robinson (Business Organization and Practice, 1953) menyebutkan bahwa
selain pekerjaan perkantoran, masih ada 4 faktor lainnya yang tersangkut oleh
manajemen perkantoran, yaitu pegawai perkantoran, material-perlengkapan, persyaratan,
dan metode dari office work, sedang menurut John H. MacDonald (Office Management,
1947) fungsi office management bertalian dengan 6 hal yang berikut:
1. Kepegawaian perkantoran (Office personnel)
2. Metode perkantoran (Office methods)
3. Perlengkapan perkantoran (Office equipment)
4. Faktor-faktor fisis dalam kantor (Physical factors)
5. Biaya perkantoran (Office costs)
6. Haluan perkantoran (Office policies).
Manajemen Perkantoran| 8
BAB III
RUANG LINGKUP PERANAN MANAJEMEN PERKANTORAN
Kantor terdiri dari beberapa komponen yaitu manusia, sarana fisik yang terdiri dari
material, mesin atau perlengkapan dan peralatan serta uang atau dana, dan sarana non
fisik yang terdiri dari metode dan pasar (market) sebagai pihak yang akan menerima atau
menggunakan produk yang dihasilkan. Pengelolaan yang baik dan efektif dari ketiga
komponen akan meningkatkan nilai yang tinggi bagi perusahaan. Peran penting
manajemen perkantoran dalam perusahaan antara lain:
1. Membantu pihak manajerial dalam membuat keputusan.
2. Membantu bagian lain memberikan pelayanan administrasi.
3. Membantu meningkatkan pelayanan pelanggan.
Menurut Denyer (Umam, 2014) Ada beberapa aspek yang terdapat dalam
manajemen perkantoran, yaitu:
1. Tujuan yang dapat dirumuskan untuk menilai dan menetapkan keberhasilan,
mengarahkan dan mengoordinasikan elemen-elemen manajemen;
2. Organisasi meliputi kegiatan penyusunan pembentukan staf dan alokasi tugas untuk
stef tersebut;
3. Metode adalah urutan pelaksanaan cara dan tempat pelaksanaan manajemen;
4. Personalia meliputi perekrutan staf, tempat, latihan, promosi, dan penghentian
karyawan;
5. Lingkungan meliputi bangunan kantor, perabot, dan kondisi jasmani di dalam kantor;
6. Mesin dan perlengkapan mencakup segenap benda mati yang digunakan di dalam
kantor untuk membentuk pelaksanaan kerja.
Manfaat positif dari pengelolaan bagian perkantoran secara profesional adalah:
1. Efisiensi perusahaan
2. Meningkatkan kinerja atau performance perusahaan
3. Membangun image positif perusahaan
Manajemen Perkantoran| 9
3. Mengelola lingkungan fisik, agar tercipta kenyamanan kerja sehingga karyawan lebih
produktif dalam bekerja.
4. Membuat standar kerja yang akan di gunakan untuk evaluasi kinerja pekerjaan
kantor.
B. Tugas/Kegiatan Kantor
Secara umum tugas/kegiatan kantor diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Tugas Pokok (substantif)
Tugas pokok disebut juga dengan kegiatan substantif/operatif, yaitu kegiatan-
kegiatan yang secara langsung berhubungan dengan tujuan organisasi. Oleh karena
tugas pokok berhubungan langsung dengan tujuan organisasi, maka tugas pokok masing-
masing organisasi berbeda-beda. Contohnya tugas pokok Perguruan Tinggi berbeda
dengan tugas pokok Rumah Sakit, di mana pada Perguruan Tinggi dosen yang
memegang peranan dalam melaksanakan tugas pokok yaitu Tri Dharma Perguruan
Tinggi, sedangkan pada Rumah sakit dokter yang memegang peranan dalam
melaksanakan tugas pokoknya yaitu mengobati atau menyembuhkan orang sakit.
2. Tugas Penunjang (fasilitatif)
Tugas penunjang disebut juga dengan kegiatan fasilitatif/administratif, yaitu kegiatan
yang tidak berhubungan langsung dengan tujuan organisasi, yang bersifat membantu,
melayani, memudahkan dan memperlancar tugas pokok. Tugas penunjang/pekerjaan
administratif, diantaranya adalah pekerjaan yang menangani kepegawaian, keuangan dan
perlengkapan. Tugas penunjang disebut juga pekerjaan kantor, dan biasanya pekerjaan
kantor di setiap unit relatif sama.
a. Pekerjaan Kantor
Kegiatan yang ada di lingkungan perkantoran disebut dengan pekerjaan kantor atau
kegiatan tata usaha kantor. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia tata usaha
adalah penyelenggaraan urusan tulis-menulis, di perusahaan, negara, dan sebagainya,
sedangkan penata usaha adalah orang yang menyelenggarakan tata usaha. Penata
usaha disebut juga dengan administrator tata usaha. Gie (2000:17) menyatakan bahwa
tata usaha merupakan segenap rangkaian aktivitas menghimpun, mencatat, mengolah,
menggandakan, mengirim dan menyimpan keterangan-keterangan yang diperlukan dalam
setiap organisasi.
Manajemen Perkantoran| 10
Gie (2000) menyatakan bahwa pada intinya tata usaha kantor berwujud melalui
enam pola perbuatan, yaitu:
1. Menghimpun
Kegiatan mencari dan mengusahakan tersedianya segala keterangan yang tadinya
belum ada atau berserakan dimana-man sehingga siap untuk dipergunakan bilamana
diperlukan.
2. Mencatat
Kegiatan membubuhkan dengan berbagai peralatan tulis keterangan-keterangan
yang diperlukan sehingga berwujud tulisan yang dapat dibaca, dikirim dan disimpan.
Dalam lebih berguna. perkembangan teknologi modern sekarang ini termasuk pula
materi keterangan-keterangan itu dengan alat-alat perekam suara sehingga dapat
didengar, misalnya hasil rekaman.
3. Mengolah
Bermacam-macam kegiatan mengerjakan keterangan-keterangan dengan maksud
menyajikan dalam bentuk yang lebih berguna.
4. Menggandakan
Kegiatan yang memperbanyak dengan berbagai cara dan alat sebanyak jumlah yang
diperlukan.
5. Mengirim
Kegiatan menyampaikan dengan berbagai cara dan alat dari satu pihak kepada pihak
lain.
6. Menyimpan
Kegiatan menaruh dengan berbagai cara dan alat di tempat tertentu yang aman.
2. Communications (Komunikasi)
Mailing (Pengiriman surat)
Messenger Service (Pelayanan Pesuruh)
Pneumatic tubes (Pipa hantaran)
Telephones (Telepon)
Wiring layouts (Susunan kabel)
Telephone dictation (Pendiktean telepon)
Interoffice telephone system (Sistem telepon antarkantor)
Telegraph and cable service (Telegraf dan pelayanan kawat)
Bulletin Boards (Papan pengumuman)
Reception service (Pelayanan terima tamu)
Manajemen Perkantoran| 13
7. Methods (Metode)
Data processing (Pengolahan bahan keterangan)
Office surveys (Penyelidikan perkantoran)
Measurement of clerical output (pengukuran hasil kerja tulis)
Scheduling of routines (Penjadwalan prosedur rutin)
Charting procedures (Prosedur pembaganan)
Use of films (Pemakaian film)
Statistical analysis (Analisis statistik)
8. Records (Warkat)
Forms coordination (Pengorganisasian formulir)
Form design (Perancangan formulir)
Correspondence services (Pelayanan surat-menyurat)
Form letters (Pola surat)
Letterwriting reviews (Peninjauan surat-menyurat)
Typing pools (Ruang terpusatkan kerja tik)
Reporting methods (Metode pelaporan)
Surveys (Penyelidikan)
Disposal of records (Penyingkiran warkat)
Microfilming (Pembuatan film kecil)
Retention schedules ( Jadwal penyimpanan)
Archival practices and storage (Praktek Kearsipan dan penyimpanan)
Manajemen Perkantoran| 14
b. Peran Tata Usaha Sebagai Tugas/Kegiatan Penunjang Perkantoran
Setiap pekerjaan operatif untuk mencapai tujuan tertentu dalam suatu organisasi
tentu mempunyai segi ketatausahaan. Hal ini telah ditegaskan oleh Littlefield dan
Peterson sebagai berikut:
“Setiap pekerjaan dalam suatu organisasi dewasan ini mempunyai segi-segi
pekerjaan perkantoran atau pekerjaan kertas. Dalam kebanyakan pekerjaan-pekerjaan
segi ini hanyalah sebagai akibat dari aktivitas pokok yang dapat berupa produksi,
penjualan, keuangan, pembelian, kepegawaian, teknik, atau salah satu dari banyak
pekerjaan lainnya. Walaupun demikian segi-segi pekerjaan kertas itu harus diurus.”
Selanjutnya kantor dimana tatausaha dilaksanakan kini tidak lagi dapat dipandan
sebagai tempat kerja tambahan saja dalam sesuatu badan usaha, melainkan telah
merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam setiap organisasi yang ingin mencapai
sesuatu tujuan.
Jadi, pelaksanaan setiap pekerjaan operatif apapun dan dalam sesuatu organisasi
manapun tentu dilaksanakan tatausaha. Dalam garis besarnya tatausaha ini mempunyai
3 peranan pokok yaitu:
1. Melayani pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan operatif untuk mencapai tujuan dari
organisasi.
2. Menyediakan keterangan-keterangan bagi pucuk pimpinan organisasi itu untuk
membuat keputusan atau melakukan tindakan yang tepat.
3. Membantu kelancaran perkembangan organisasi sebagai suatu keseluruhan.
Manajemen Perkantoran| 15
keterangan-keterangan bagi tindakan-tindakan kontrol dari pimpinan juga disebut oleh
Terry dalam perumusannya mengenai pekerjaan perkantoran.
Tatausaha mempunyai 3 ciri utama yaitu:
1. Bersifat pelayanan.
2. Bersifat merembes ke segenap bagian dalam organisasi.
3. Dilaksanakan oleh semua pihak dalam organisasi.
Ciri yang pertama berarti bahwa tatausaha merupakan pekerjaan pelayanan. Telah
dijelaskan bahwa tatausaha melayani pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan operatif untuk
mencapai tujuan dari suatu organisasi. Terry menyebut tatausaha sebagai service work
(pekerjaan pelayanan) yang mempunyai fungsi memudahkan atau meringankan
(facilitating function), yang dilakukan untuk menolong pekerjaan-pekerjaan lain agar dapat
berjalan secara lebih efektif, sedang Harry Wylie dan Robert Brecht menyebut kantor
tatausaha sebagai service unit (satuan organisasi pelayanan) yang tujuannya adalah
memberikan pelayanan kepada berbagai bagian dalam perusahaan.
Konsekuensi dari sifat pelayanan itu ialah bahwa tatausaha dan kantornya tidak
bisa berdiri sendiri. Tatausaha harus selalu dikaitkan dengan pekerjaan operatif atau
fungsi substansi lainnya. Sedang kantor tatausaha tentu senantiasa merupakan bagian
dari suatu organisasi yang berusaha mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam perusahaan,
tatausaha tidak langsung mendatangkan laba sebagaimana yang dilakukan oleh
pekerjaan operatif seperti penjualan atau prosuksi. Tatausaha hanya memberikan
berbagai pelayanan dan bantuan agar sasatuan-satuan operatif itu benar-benar
menghasilkan keuntungan atau tujuan badan usaha betul-betul tercapai. Jadi, walaupun
tatausaha mewujudkan banyak dan bermacam-macam pekerjaan dalam kantor, tetapi
ada kesatuan dan kesamaan pada semua kegiatan tersebut yaitu sifat pelayanannya
sebagai salah satu ciri yang utama.
Manajemen Perkantoran| 16
BAB IV
FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN PERKANTORAN
Manajemen Perkantoran| 17
B. Fungsi Manajemen Menurut George R. Terry
1. Perencanaan (Planning)
Kegiatan pertama dari pimpinan organisasi/kantor adalah menyusun perencanaan.
Yaitu keseluruhan proses pemikiran dan penentuan cara yang matang dari kegiatan-
kegiatan yang akan dikerjakan di masa yang akan datang, dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang dimaksud, perlu ditentukan
cara mana yang harus ditempuh dengan mempertimbangkan resiko yang mungkin terjadi.
Perencanaan terhadap sumber daya manajemen perkantoran perlu benar-benar
dirumuskan agar sesuai dengan kebutuhan. Berapa jumlah pegawai yang dibutuhkan dan
keahlian yang diharapkan, demikian pula terhadap pengadaan dan pemeliharaan
peralatan, tata ruang kantor biaya dan sarana penunjang lainnya, agar tercipta tata
hubungan yang efisien.
Penentuan tujuan atau sasaran penting bagi setiap organisasi/kantor karena:
a. Tujuan atau sasaran bersifat memberikan arah;
b. Dengan adanya tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan akan membantu orang-
orang dalam organisasi untuk memotivasi diri;
c. Tujuan atau sasaran akan memfokuskan usaha pelaksanaan organisasi;
d. Sebagaimana disadari bahwa keberadaan sumber daya untuk tujuan atau sasaran
yang telah ditetapkan
e. Tujuan atau sasaran menjadi pedoman bagi penyusunan rencana strategis maupun
rencana operasional organisasi serta pemilihan alternatif keputusannya;
f. Tujuan atau sasaran membantu mengevaluasi kemajuan yang akan dicapai menjadi
pedoman bagi penyusunan. Ini berarti bahwa tujuan atau sasaran yang ingin dicapai
itu bisa dipakai sebagai standardisasi.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah keseluruhan proses pengelompokan orang, alat-alat,
tugas-tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk menciptakan organisasi yang dapat
digerakkan sebagai suatu kesatuan dan kekuatan dalam rangka pencapaian tujuan yang
telah ditentukan. Pengorganisasian merupakan salah satu dari berbagai tugas pimpinan,
sebagai langkah yang harus dilakukan dalam proses manajemen perkantoran.
Langkah pertama yang sangat penting dalam pengorganisasian, yang umumnya
dilakukan sesudah perencanaan adalah proses mendesain organisasi, yaitu penentuan
struktur organisasi dan unit-unit kerja, serta bagaimana mengkoordinasikan aktivitas
organisasi tersebut.
Manajemen Perkantoran| 18
3. Penggerakan (Actuating)
Penggerakan adalah keseluruhan proses memberikan mo- tif bekerja kepada para
pegawai agar mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi.
Rencana yang telah dirumuskan harus dilaksanakan oleh orang-orang (para pegawai)
yang terkait dalam suatu kerja sama. Untuk maksud tersebut, para pegawai perlu
dirangsang untuk bekerja menurut petunjuk/sistem yang telah digariskan sehingga
memerlukan penggerakan. Dalam rangka penggerakan tersebut, maka kegiatan yang
perlu dilakukan oleh pimpinan, antara lain:
a) Mendorong atau memberi semangat kerja.
b) Memberi pengarahan dan bimbingan kepada seluruh pegawai.
c) Bertindak sebagai motivator, insfirator dan fasilitator bagi setiap pelaksanaan tugas
organisasi.
4. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan yaitu proses pengamatan dari pelaksanaan seluruh kegiatan
organisasi guna menjamin agar pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai
rencana yang telah ditentukan objek pengawasan dalam bidang manajemen perkantoran
meliputi:
a) Kualitas pekerjaan kantor
b) Waktu pekerjaan kantor
c) Metode-metode dan standardisasi pekerjaan kantor
d) Biaya perkantoran
e) Alat peralatan dan perabotan kantor
f) Pelayanan kantor
g) Dokumentasi.
Manajemen Perkantoran| 19
a. Mengembangkan tujuan dan sasaran dari masing-masing fungsi serta layanan
kantor, termasuk layout, lingkungan, telekomunikasi, arsip, dan lain-lain.
b. Selalu mengikuti perkembangan terbaru dalam bidang perkantoran dengan
melakukan perubahan-perubahan yang diperlukan untuk menciptakan layanan
dan fungsi kantor yang efektif dan efisien.
c. Menganalisis kebutuhan guna mendesain serta mengimplementasikan secara total
fungsi dan layanan kantor yang baru.
d. Mengembangkan kebijakan yang menjamin tercapainya tujuan dan sasaran
perusahaan.
e. Menjelaskan apa yang dimaksud kantor yang efektif dengan mengimpelentasikan
perubahan yang dianggap perlu pada sistem kantor.
f. Merencananakan anggaran bagi pelaksanaan layanan kantor.
g. Menjelaskan kebutuhan akan personel yang tepat.
h. Menjelaskan kebutuhan akan ruang dan peralatan yang diperlukan.
i. Mendesain sistem dan prosedur administrasi baru.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Tujuan Pengorganisasian adalah untuk mengelompokkan kegiatan sumber daya
manusia dan sumber daya lainnya yang dimiliki agar pelaksanaan dari suatu rencana
dapat dicapai secara efektif dan efisien. Pengorganisasian dimaksudkan untuk tidak
terjadi tumpang tindih dalam pekerjaan kantor atau saling mengandalkan sehingga
pekerjaan tidak dilakukan.
Tanggung jawab yang menyertai fungsi pengordinasian adalah:
a. Mendeskripsikan fungsi dan tugas masing-masing pegawai atau karyawan.
b. Mendeskripsikan cara yang paling efektif bagi pegawai atau karyawan dalam
mengerjakan tugas-tugasnya.
c. Mendesain metode dan prosedur kerja yang efisien
d. Menetapkan sistem operasi prosedur masing-masing bagian/departemen, serta
saling berkoordinasi antar bagian-bagian/departemen sehingga tidak ada
pekerjaan yang saling tumpang tindih.
e. Mengembangkan metode dan teknik yang paling efektif agar segala perubahan
dapat segera diatasi.
f. Mendesain prosedur kerja yang efektif dalam penggunaan peralatan atau mesin-
mesin kantor dan sarana prasarana kantor.
Manajemen Perkantoran| 20
3. Penempatan Pegawai (Staffing)
Dalam penempatan pegawai prinsip the right man on the right place adalah hal
mutlak. Kebutuhan pegawai ini didasarkan kepada job analysis, kemudian job
spesification untuk memilih siapa yang berhak untuk menempati suatu jabatan.
Tanggung jawab yang menyertai fungsi penempatan pegawai adalah:
a. Menjamin efisiensi dan efektivitas perekrutan pegawai/karyawan baru melalui
penempatan yang tepat pada posisi yang tepat.
b. Melakukan proses seleksi yang tepat, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
perusahaan.
c. Mendeskripsikan pekerjaan yang akan dilakukan secara jelas dan realistis.
d. Mendeskripsikan tujuan pekerjaan (target) yang realistis.
e. Menyediakan program pelatihan dan training yang tepat.
f. Menyediakan peluang karier dan pengalaman yang jelas.
g. Melakukan sistem penilaian kinerja pegawai yang efektif dan obyektif.
4. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan pekerjaan kantor dimaksudkan untuk dapat mengawasi agar seluruh
pekerjaan kantor dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Pengawasan ini tidak
hanya dilakukan pada produk/hasil kerja, melainkan pula pada proses kerja.
Tanggung jawab pengawasan ini meliputi:
a. Menggunakan teknik yang efektif dalam mengawasi pegawai/karyawan.
b. Mengembangkan prosedur yang efisien dalam mengontrol kuantitas dan kualitas
yang dilakukan pegawai/karyawan.
c. Mengembangkan prosedur yang efisien dalam menjalankan kerja.
d. Mengembangkan prosedur yang efisien dalam mendeskripsikan pekerjaan yang
tidak terselesaikan.
e. Mengelola unit anggaran dengan tepat dan efisien.
f. Menjamin terlaksananya metode dan prosedur pengawasan secara efektif dan
efisien.
g. Memotivasi pegawai tentang perlunya kesadaran akan biaya yang ditimbulkan.
h. Mengembangkan penilian kinerja yang efektif dan efisien dalam menjelaskan hasil
pekerjaan aktual dengan harapan yang direncanakan.
i. Mengembangkan strategi yang efektif dalam melakukan tindakan koreksi yang
diperlukan.
j. Menggunakan sistem penghargaan yang objektif.
Manajemen Perkantoran| 21
D. Fungsi-Fungsi Pendukung Kantor (Office Support Functions)
Manajemen Perkantoran| 22
2. Komunikasi (Communication)
Komunikasi meliputi pengiriman surat; pelayanan pesuruh; telepon; susunan kabel;
sistem telepon antar kantor; papan pengumuman; pelayanan terima tamu.
3. Kepegawaian Perkantoran (Office Personnel)
Kepegawaian perkantoran meliputi pemilihan; perkenalan; latihan; pengujian;
kenaikan pangkat; pergantian; sistem saran; keterlambatan; wawancara
pemberhentian; fasilitas ruang; semangat kejasama dan disiplin.
4. Perabotan dan Perlengkapan (Furniture and Equipment)
Perabotan dan perlengkapan meliputi meja kerja; kursi; meja panjang; perlengkapan
arsip; ruang dan peti besi; perabotan fungsional; perabotan gudang; pemeliharaan
dan perbaikan; lemari perbekalan dan penempatan rak dan perabotan perpustakaan.
5. Peralatan dan Mesin (Appliances and Machines)
Peralatan dan mesin meliputi mesin tik; mesin hitung; perlengkapan kirim surat;
perlengkapan kebersihan; pemeliharaan dan perbaikan; penilaian peralatan dan
mesin baru.
6. Perbekalan dan Keperluan Tulis (Supplies and Stationary)
Perbekalan dan keperluan tulis meliputi barang-barang keperluan tulis; kertas surat;
formulir; perbekalan kebersihan; perbekalan penggandaan; penilaian perbekalan
baru.
7. Metode (Methods)
Metode meliputi pengolahan bahan keterangan; penyelidikan perkantoran;
pengukuran hasil kerja tulis; penjadwalan prosedur rutin.
8. Warkat (Records)
Warkat meliputi pengkoordinasian formulir; perancangan formulir; pelayanan surat-
menyurat; pola surat; peninjauan surat menyurat; pusat pengetikan (typing tools);
metode pelaporan; jadwal penyimpanan; praktik kearsipan dan penyimpanan.
9. Kontrol Pimpinan Pelaksana (Executive Controls)
Kontrol pimpinan pelaksana meliputi perencanaan organisasi pemusatan atau
pemencaran pelayanan; perencanaan anggaran; perkiraan (forecasting); pedoman
petunjuk kerja; latihan pemindahan tugas; dan analisis tugas pekerjaan.
Manajemen Perkantoran| 23
BAB V
PERAN MANAJEMEN PERKANTORAN DALAM MENYELENGGARAKAN
PELAYANAN
Manajemen Perkantoran| 24
7. Duplicating and addressing work (Pekerjaan memperbanyak warkat dan
membubuhkan alamat)
8. Miscellaneous, such as telephone, receiving visitors, messenger (macam-macam
pekerjaan seperti menelepon, menerima tamu, pekerjaan pesuruh).
9. Special tasks. Objectives; simplication of system; elimination of unnecessary work
(Tugas-tugas khusus dengan maksud untuk menyederhanakan sistem,
menghapuskan pekerjaan yang tidak perlu).
10. Making records: noting down desired data (membuat warkat-warkat: mencatat data
yang diinginkan).
Manajemen Perkantoran| 25
Fungsi kantor adalah untuk memberikan pelayanan komunikasi dan catatan-
catatan. Secara terinci fungsi kantor itu adalah sebagai berikut :
Untuk menerima keterangan.
Misalnya : surat-surat, harga-harga, dan sebagainya
Untuk mencatat keterangan.
Misalnya: catatan –catatan tentang pegawai, harga, dan sebagainya.
Untuk menyusun keterangan.
Misalnya: dalam pembiayaan, pembukuan, dan sebagainya
Untuk memberikan keterangan
Misalnya: Daftar barang-barang dagangan, taksiran-taksiran, dan sebagainya
Untuk menjamin aktiva.
Misalnya: pemeliharaan uang kontan, pengadaan persediaan, dan sebagainya.
Manajemen Perkantoran| 27
BAB VI
PEKERJAAN DAN PELAYANAN MANAJEMEN PERKANTORAN
2. Korespondensi
Komunikasi tidak selalu dapat dilakukan secara lisan. Dalam hal ini, jika tidak dapat
dilakukan secara lisan, komunikasi itu tentu dilakukan secara tertulis. Salah satu sarana
komunikasi tertulis yang umum dikenal adalah surat. Dengan demikian, surat pada
dasarnya dapat dipandang sebagai salah satu jenis alat atau sarana komunikasi.
Sebagai sarana komunikasi tertulis, surat paling tidak melibatkan dua pihak, yaitu
pihak pertama sebagai pengirim surat dan pihak kedua sebagai penerima surat. Pihak
pertama atau pengirim surat dapat berupa perorangan atau instansi dan demikian pula
halnya dengan pihak kedua atau penerima surat. Oleh karena itu, segala sesuatu yang
tertulis di dalam surat tersebut dapat dinilai sebagai cermin pribadi, organisasi, ataupun
instansi pengirimnya.
Korespondensi (correspondence) berarti surat-menyurat atau komunikasi dengan
surat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) korespondensi berarti hal surat-
menyurat. Ini berarti bahwa korespondensi adalah kegiatan komunikasi dengan
menggunakan media surat. Orang yang berkomunikasi dengan surat disebut
koresponden.
Manajemen Perkantoran| 29
Arti dan Fungsi Surat
Bila ditinjau dari sifat isinya, surat adalah jenis karangan eksposisi (paparan).
Didalam paparan, penulisan mengutarakan maksudnya, menjelaskan sesuatu yang
dipikirkannya dan dirasakannya.
Bila ditinjau dari bentuk tuturannya, surat adalah percakapan yang tertulis. Jadi,
sejenis dengan bentuk percakapan (dialog) seperti yang biasa dipakai di dalam kehidupan
sehari-hari.
Bila ditinjau dari segi fungsinya, surat merupakan suatu alat atau sarana komunikasi
tertulis. Surat dapat dipandang sebagai alat komunikasi tertulis yang paling efisien,
efektif, ekonomis dan praktis. Apa yang dikomunikasikan kepada orang lain secara
tertulis, misalnya berupa pengumuman, pemberitahuan, keterangan, dan sebagainya
akan sampai pada alamat yang dituju sesuai dengan sumber aslinya. Tidak demikian
halnya dengan penyampaian secara lisan, sering terjadi perubahan, terutama tentang
isinya, mungkin ditambah atau dikurangi walaupun mungkin tidak disadari, (Sugono,
1997)
Peranan surat sangat jelas, terutama dalam surat resmi, surat perjanjian, surat
sewa menyewa rumah, surat jual beli, surat wasiat dan surat-surat resmi lainnya. Surat-
surat tersebut, selain resmi sifatnya juga mempunyai kekuatan hukum yang dapat
digunakan digunakan sebagai alat bukti tertulis, atau bukti nyata yang sah, “hitam di atas
putih”.
Surat itu dapat juga mencerminkan corak keadaan mentalis, jiwa, dan nilai penulis
surat tersebut. Oleh karena itu, dalam menyusun surat hendaklah selalu berhati-hati dan
berfikir secara cermat agar tidak menimbulkan kesan yang tidak menyenangkan. Dalam
hal ini surat berfungsi sebagai duta organisasi.
Surat resmi yang berisi ketentuan-ketentuan tentang cara-cara melaksanakan
peraturan-peraturan, misalnya surat keputusan atau instruksi, dapat dipakai sebagai
pedoman kerja oleh lembaga atau pejabat yang bersangkutan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa surat-surat resmi berfungsi sebagai:
1) Alat komunikasi
2) Alat bukti tertulis
3) Alat historis
4) Duta organisasi, dan
5) Pedoman kerja. (Tarigan, 1986)
Surat yang dikirimkan oleh pihak pertama kepada pihak kedua ada kalanya perlu
dibalas. Kegiatan berkomunikasi balas membalas yang dilakukan oleh pihak pertama
kepada pihak kedua dengan alat surat disebut surat menyurat atau korespondensi.
Manajemen Perkantoran| 30
Hubungan surat menyurat itu mungkin terjadi antara orang-orang/pejabat-pejabat dalam
satu kantor/organisasi perusahaan (korespondensi intern), mungkin juga terjadi
antaraorang-orang/pejabat suatu kantor dengan pihak luar (korespondensi ekstern),
(Tarigan, 1990)
Permasalahan Korespondensi
Permasalahan teknis dalam korespondensi ada tujuh hal, yaitu:
a. Susunan redaksi surat tidak menentu
b. Penggunaan bentuk surat tidak menentu
c. Penulisan alamat kurang tepat
d. Kalimat yang digunakan bertele-tele
e. Kalimat yang digunakan tidak sesuai dengan ketatabahasaan
f. Penulisan kata atau istilah tidak tepat
g. Penulisan tidak sesuai kaidah-kaidah Ejaan yang Disempurnakan (EYD), terutama
dalam hal pemakaian huruf capital, pemakaian tanda baca, dan pemenggalan kata
atau suku kata.
Manajemen Perkantoran| 31
Disamping ketiga syarat diatas, ada hal penting lainnya yang perlu diperhatikan
sehubungan dengan menyusun surat yang baik dan benar, yaitu:
1. Memahami kedudukan masalah yang dihadapi dan akan dikemukakan.
2. Memahami peraturan-peraturn yang berkaitan dengan masalah itu.
3. Mengetahui posisi dan bidang tugasnya.
4. Hal-hal lainnya yang berkaitan dengan ketata usahaan.
Bagian-bagian Surat
Menurut Finoza (2010), bagian-bagian surat resmi pada umumnya adalah:
1. Kepala Surat (Kop)
Hal-hal yang terdapat pada kepala surat, yaitu:
a. Nama organisasi atau lembaga
b. Alamat kantor
c. Nomor telepon
d. Nomor faksimili
e. Nomor kotak pos atau tromol pos
f. Alamat kawat/e-mail
g. Lambang (logo)
2. Nomor
Rangkaian nomor surat umumnya terdiri dari nomor urut, kode intern organisasi,
bulan dan tahun pembuatan surat. Contoh penomoran surat: 12/BS/XI/2014,
menunjukkan bahwa surat tersebut dapat diurai sebagai berikut:
12/BS/XI/2014,
Nomor Urut
Kode Intern Organisasi
Bulan Pembuatan Surat
Tahun Pembuatan Surat
3. Tanggal
Cara penulisan tanggal selalu diikuti oleh bulan dan tahun, ditulis secara lengkap,
contoh: 20 Agustus 2014. Tanggal dalam surat pribadi sebaiknya diawali dengan
alamat pengirim surat, contoh: Jakarta, 20 Agustus 2014, sedangkan untuk surat
resmi yang memakai kepala surat tidak wajib diawali oleh nama kota, karena nama
kota sudah tercantum pada kepala surat, contoh: 20 Agustus 2014. Kecuali untuk kop
surat yang mencantumkan beberapa alamat/kota (dalam hal kantor pusat dan
cabang), maka perlu mencantumkan nama kota untuk mengetahui dari kota mana
surat tersebut berasal.
Manajemen Perkantoran| 32
4. Lampiran
Lampiran adalah sesuatu yang melengkapi surat. Kelengkapan itu umumnya berupa
dokumen yang merupakan kesatuan dengan surat pengantarnya. Lampiran memiliki
dua fungsi, yaitu untuk menyampaikan maksud dan pengantar untuk lampirannya.
Penulisan lampiran dapat ditulis hanya jumlahnya saja atau menyebutkan satu
persatu setiap dokumen yang dilampirkan. Jika surat tidak memiliki lampiran, maka
notasi lampiran tidak perlu dituliskan.
5. Hal atau Perihal
Perihal berfungsi untuk membeikan petunjuk kepada pembaca tentang masalah
pokok surat. Perihal surat sama fungsinya dengan judul pada karangan.
Perihal surat ditulis dengan huruf biasa, gabungan antar huruf kapital dan huruf
kecil, huruf awal setiap kata adalah huruf kapital, kecuali untuk kata depan atau kata
penghubung dituls dengan huruf kecil, dan pada akhir perihal tidak diberi tanda titik.
Contoh: Permohonan Izin untuk Mendirikan Sekolah
6. Alamat Tujuan
Alamat surat tidak wajib diawali dengan kata “kepada” dan sejenisnya asalkan alamat
tujuan ditempatkan pada posisi yang tepat. Penulisan alamat tujuan dapat langsung
diawali Yth., jika ditujukan kepada orang, tetapi tidak dipakai dalam alamat tujuan,
jika surat ditujukan kepada organisasi atau lembaga.
Contoh: Yth. Direktur….
Kepada PT. Bisnis Sejahtera
Manajemen Perkantoran| 33
Assalamualaikum Wr. Wb.
Salam Sejahtera;
8. Isi Surat
Isi surat terdiri dari alenia pembuka, alenia isi atau alenia transisi dan alenia penutup.
9. Salam Penutup
Seperti halnya salam pembuka, pemakaian salam penutup di dalam surat sifatnya
tidak wajib. Dalam praktik, surat berperihal dan surat niaga selalu memakai salam
penutup, sedangkan dalam surt dinas pemerintah jarang memakai salam penutup.
Berikut ini beberapa contoh salam penutup yang dapat dipakai dalam surat resmi:
a. Hormat kami,
b. Salam kami,
c. Salam hormat,
d. Teriring salam,
e. Disertai salam,
f. Salam takzim,
g. Wasalam,
10. Nama Organisasi yang Mengeluarkan Surat
Nama organisasi tidak perlu dicantumkan jika menggunakan kop surat, kecuali jika
menggunakan lebih dari satu lembar kertas, lembar kedua, ketiga dan seterusnya
tidak lagi memakai kertas berkepala surat sehingga pada bagian akhir surat, nama
organisasi perlu dicantumkan lagi. Pencantuman ini memang bukan merupakan
keharusan karena nama organisasi telah ada pada kepala surat.
11. Jabatan Penanda tangan
Cara penempatan jabatan penanda tangan surat antara surat niaga dan surat dinas
pemerintah dan berbeda karena dua alasan berikut:
a. Dalam surat niaga, di bawah nama penanda tangan jarang dicantumkan nomor
pokok anggota organisasi atau nomor registrasi karyawan. Yang dicantumkan
adalah jabatan penanda tangan.
b. Dalam surat dinas pemerintah, di bawah nama penanda tangan dicantumkan
Nomor Induk Pegawai (NIP).
Contoh penulisan jabatan penanda tangan organisasi, lembaga, atau perusahaan
swasta:
Manajemen Perkantoran| 34
Hormat kami,
Dr. Saputra
NIP. ………………………
Manajemen Perkantoran| 35
Contoh:
BI/MS/ok
Baari Isam = Pengonsep atau pemberi perintah membuat surat
Muhamad Saputra = Pengonsep
Ophie Kurniawan = Pengetik
Beberapa instansi ada yang menambahkan sifat surat, seperti surat biasa, segera,
atau rahasia. Notasi sifat surat banyak dipakai dalam surat bentuk resmi Indonesia. notasi
ini umumnya ditempatkan satu kelompok dengan notasi Nomor, Lampiran, dan Perihal.
Jenis-jenis Surat
Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengenal bermacam-macam jenis surat. Surat-surat itu
dapat dikelompokkan berdasarkan hal-hal berikut.
1) Berdasarkan Wujud Surat / Cara Pengiriman
Berdasarkan wujud surat, pada umumnya, surat dapat dikelompokkan menjadi:
Kartu Pos
Kartu pos adalah surat terbuka yang terbuat dari kertas berukuran10 × 15 cm.
Lembaran kertas surat ini, biasanya, tebal sehinggaberbentuk kartu. Kegunaan
surat ini untuk menyampaikan berita yangsingkat. Akan tetapi, pesan yang tertulis
dapat diketahui oleh orang lainyang bukan haknya sebab berada pada halaman
terbuka.
Warkat Pos
Warkat pos adalah surat tertutup yang terbuat dari sehelai kertas. Surat seperti ini
dapat dilipat menjadi abemplop. Jadi, lembaran surat ini dapatdipakai sekaligus
sebagai amplop. Kegunaan surat jenis ini adalah untukmenyampaikan berita yang
agak panjang dalam sehelai kertas, namun pesannya tidak layak untuk diketahui
oleh orang lain.
Telegram
Telegram disebut juga surat kawat. Surat jenis ini adalah surat yang berisikan
pesan yang relatif singkat. Surat ini dikirim dengan bantuan pesawat telegram.
Surat ini akan sampai ke tangan penerima dalam waktu yang singkat. Jenis
telegram terdiri atas telegram umum, telegram dinas, telegram kilat, dan telegram
biasa. Jenis surat ini dapat dibuat di kantor pos atau warung telekomunikasi.
Surat Bersampul
Surat bersampul adalah surat yang dikirimkan kepada seseorangdengan
menggunakan sampul surat. Berita yang dikirimkandengansurat bersampul ini,
Manajemen Perkantoran| 36
biasanya, berpesan panjang dan tidak layakdiketahui oleh pihak lain. Isi surat
dapat menyangkut rahasia seseorangyang tidak boleh diketahui oleh orang lain.
Surat bersampul memilikikelebihan dibandingkan dengan jenis surat lain, yaitu:
lebih terjamin kerahasiaan isinya
lebih leluasa dalam menulis isi surat
lebih santun dalam surat menyurat
2) Berdasarkan Pembuat Surat
Surat dapat dikelompokkan berdasarkan pembuatnya atau penulisnya. Jenis-jenis
surat berdasarkan pembuat surat dapat dibedakan menjadi:
Surat Pribadi
Jenis surat ini ditulis atas nama pribadi seseorang serta berisi masalah pribadi
penulis, baik yang ditujukan kepada teman, keluarga, sahabat, kenalan. Karena
sifatnya pribadi, dalam surat pribadi terasa hubungan santai, akrab, dan mesra.
Dengan demikian bahasa yang digunakan pun bersifat santai, akrab dan mesra.
Kadang-kadang uraian isi surat diselingi canda dan senda gurau yang menarik
dan mengasyikkan.
Surat Resmi
Surat resmi dibuat oleh suatu instansi, organisasi, atau lembaga perusahaan
tertentu yang ditujukan kepada seseorang atau lembaga tertentu
lainnya.Keberadaan instansi, lembaga, organisasi, dan perusahaan tersebut
disahkan secara hukum. Contoh surat resmi adalah pengumuman, surat edaran,
surat permohonan, surat laporan, surat pengantar, surat keputusan, surat
instruksi, surat tugas, surat kuasa, surat lamaran pekerjaan, surat undangan, surat
perjanjian, dan surat nota dinas.
3) Berdasarkan Pesan Surat
Berdasarkan pesan yang terkandung di dalam surat, jenis surat dapat dibedakan
menjadi:
Surat Keluarga
Surat Setengah Resmi
Surat Sosial
Surat Niaga
Surat Dinas
Surat Pengantar
Manajemen Perkantoran| 37
4) Berdasarkan Kerahasiaan Pesan Surat
Berdasarkan keamanan/kerahasiaan pesan surat, surat dapat dikelompokkan
menjadi:
Surat Sangat Rahasia
Surat ini berisi pesan dokumen penting yang berkaitan denganrahasia atau
keamanan suatu negara. Jenis surat ini dikirim denganmenggunakan tiga buah
sampul. Pada sampul pertama dituliskan kode SR yang merupakan singkatan dari
"Sangat Rahasia". Pada sampul keduadituliskan kode SRS, yaitu singkatan dari
"Sangat Rahasia Sekali" sertadibubuhi segel atau lak untuk membuktikan
keutuhan pesan surat. Pada sampul terakhir (luar) dibuat biasa agar tidak
mengundang kecurigaanorang lain. Surat jenis ini, misalnya, surat dari
kementerian luar negeri,surat untuk negara-negara tetangga, dan surat dokumen
kemiliteran.
Surat Rahasia
Jenis surat ini berisi dokumen ringan yang pesannya hanya pantasdiketahui oleh
satu atau beberapa pejabat tertentu atau yang berwenangpada sebuah instansi.
Pengiriman surat ini menggunakan dua buahsampul. Sampul pertama dituliskan
kode R atau RS, yaitu singkatandari "Rahasia" atau "Rahasia Sekali" serta disegel,
sedangkan sampulkedua tidak diberi kode apapun. Surat jenis ini, misalnya surat
tentangkonduite pejabat dan surat dokumen suatu instansi.
Surat Konfidensial
Surat yang isinya hanya layak diketahui oleh beberapa pejabat tertentu sebab
pesannya memerlukan tindakan kebijaksanaan dari para pejabat tersebut.
Misalnya, surat hasil rapat pimpinan dan usulankenaikan pangkat seseorang.
Surat Biasa
Surat biasa adalah surat yang pesannya dapat diketahui oleh oranglain tanpa
mengakibatkan kerugian bagi pihak manapun. Misalnya,surat edaran dan surat
undangan.
Manajemen Perkantoran| 38
5) Berdasarkan Ruang Lingkup Surat
Jika dikelompokan berdasarkan pada ruang lingkup pemakaiansurat, pada umumnya,
surat dapat dibedakan atas:
Memorandum
Memorandum adalah surat yang dibuat oleh atasan kepada bawahan atau kepada
pejabat yang setingkat dengan pejabat pembuat memo. Memorandum ini hanya
ingin dikomunikasikan.
Nota
Nota adalah surat yang dibuat oleh atasan kepada bawahan dalam satu kantor
Surat Biasa
Surat biasa adalah surat yang dikirimkan kepada orang lain, baik yang berada di
Berdasarkan jumlah pembaca yang dikehendaki oleh surat tersebut, pada umumnya,
Pengumuman
Pengumuman adalah surat yang ditujukan kepada beberapa orang, instansi, atau
pihak lain yang namanya terlalu banyak untuk disebutkan satu per satu.
Pengumuman ini dapat digunakan dalam ruang lingkup yang terbatas maupun
Surat Edaran
Surat edaran adalah surat yang dikirimkan kepada beberapa orang, baik di dalam
maupun di luar kantor yang bersangkutan. Kadangkadang, surat ini hanya berisi
sesuatu yang hanya diketahui oleh para pejabat tertentu. Ada pula surat edaran
Manajemen Perkantoran| 39
Surat Biasa
Surat biasa adalah surat yang khusus dikirimkan kepada seseorang yang
namanya tertera pada alamat surat dan hanya untuk diketahui oleh orang yang
dituju.
Surat Kilat
Surat kilat adalah surat yang pesannya harus dapat disampaikan kepada
penerima surat secepat mungkin. Tanggapan yang diharapkan dari surat tersebut
Surat Segera
Pesan dalam jenis surat ini perlu segera disampaikan kepada penerima surat,
tetapi tidak harus dikerjakan atau ditanggapi dengan cepat seperti pada surat kilat.
Surat Biasa
Jenis surat ini, baik cara pembuatan atau pengirimannya, tidak harus
Surat berdasarkan pengertian umum dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, antara
Surat Terbuka
Surat terbuka adalah surat yang ditujukan kepada pihak lain, baik perorangan
maupun kelompok yang, biasanya, dimuat di media massa atau diedarkan secara
terbuka.
Surat Tertutup
Surat tertutup adalah surat yang cara pengirimannya diberi sampul karena isinya
Manajemen Perkantoran| 40
Surat Kaleng
Surat kaleng adalah surat yang pengirimannya tidak mencantumkan nama dan
alamat pengirim secara jelas. Pengirim surat ini tidak bertanggung jawab terhadap
isi surat. Akan tetapi, untuk beberapa hal, perlu juga diperhatikan oleh penerima
surat pesan dalam surat itu.
Bahasa Surat
Keberhasilan suatu surat yang utama terletak pada bagian isi. Di bagian ini pula
akan menimbulkan kesan positif atau negative bagi pembaca atau penerima surat.
Kalimat dalam isi surat sebaiknya pendek tetapu jelas dan lengkap. Penggunaan tanda
baca juga harus diperhatikan. Komposisi isi surat harusmenyebabkan dapat dimengerti
dengan cepat oleh pembaca. Meskipun dalam satusurat dikemukakan beberapa pokok
pikiran, tetapi secara keseluruhan haruslah ada hubungan sehingga merupakan satu
kesatuan yang lengkap.
Manajemen Perkantoran| 41
e. Mengoreksi
Diharapkan, konsep surat dibuat tidak berulang kali. Oleh sebab itu, adalah
merupakan suatu keharusan untuk dapat melakukan tindakan koreksi atas kesalahan
mengetik, susunan kalimat, atrau pengetikan dalamarti bentuk suratnya.
f. Menandatangani
Langkah terakhir dari kegiatan mempersiapkan surat adalah penandatanganan surat
yang telah sesuai konsep oleh pimpinan. Pimpinanakan bersedia menandatangani
surat yang telah sempurna atau yang tidak mengalami kesalahan.
g. Menggandakan
Yaitu suatu kegiatan untuk memperbanyak atau memproduksi suatu naskah. Untuk
melaksanakan kegiatan ini maka perlu pula mengetahui tentang cara pengoperasian
mesin stensil, photocopy, mencetak dengan menggunakan computer dan lain-lain.
h. Menghitung
Kegiatan penunjang yang berupa penghitungan-penghitunganyang dapat
membantu kelancaran kegiatan lainnya. Dalam melaksanakan bermacam-
macam kegiatan kantor, menghitung merupakan kegiatan yangsaling menunjang dan
tidak berdiri sendiri.
B. Pengurusan Surat
Dalam suatu perusahaan surat dibedakan menjadi dua macam, yaitu surat masuk
dan keluar.
1. Surat Masuk
Surat masuk sarana komunikasi tertulis yang diterima dari instansi lain atau dari
perorangan. Dapat pula diberikan pengertian surat masuk yang diterimadari
instansi lain, baik yang diterima melalui pos maupun yang diterima dari kurir.
Manajemen Perkantoran| 42
2. Surat Keluar
Surat keluar adalah surat yang dikirimkan oleh suatu organisasi kepada pihak
lain. Surat keluar biasanya dikirimkan untuk mejawab dari surat masuk, dan akan
memberikan sesuatu hal.
Manajemen Perkantoran| 43
b. Persortiran Surat
Surat-surat yang telah diberi tanggal penerimaan tadi disortir berdasarkan
tujuannya. Misalnya yang untuk direktur dan untuk bagian-bagian yang ada pada
organisasi yang bersangkutan.
c. Pembukaan Surat
Setelah disortir surat-surat tersebut dibuka satu persatu sambil ditelititentang
kelengkapan-kelengkapan yang ada.Disini tidak semua surat boleh dibuka, tetapi ada
beberapa jenis surat yang tidak boleh dibuka oleh petugas, hanya orang yang dituju
sajalah yang mempunyai hak untuk membuka surat-surat tersebut. Surat-surat
tersebut adalah yang berjenis rahasia dan surat pribadi atau private atau prive.
Untuk membedakan surat-surat tersebut dengan surat yang lain dapat dilihat
dari amplop dan alamatnya. Untuk surat rahasia pada amplopnya akan dibubuhi
tulisan RAHASIA atau RHS. Sedangkan untuk surat pribadi dapat dilihat dari cara
penulisan alamatnya. Surat-surat pribadi alamatnya biasanya tanpa menggunakan
jabatan, tetapi hanya namanya saja. Seperti misalnya:
Yth. Bapak Ir. Sudirman
Kantor Depdiknas Malang
Jalan Veteran 7
Malang 63245
Atau biasanya pada sampulnya ditulis PRIVATE atau PRIVE atau yang lainnya
yang menunjukkan bahwa surat tersebut surat pribadi. Sedangkan untuk yang surat
dinas atau bisnis, biasanya hanya disebutkan jabatannya saja seperti misalnya:
Yth. Direktur PT. SEMBADA
Jalan Arjuna 505
Purwokerto 53181
Setelah surat dibuka isinya dikeluarkan, jangan lupa untuk tetap menyertakan
amplopnya. Jadi isi suratnya tetap menyatu dengan amplopnya, misalnya saja
dengan distaples. Tujuan menyertakan amplopnya adalah untuk:
1. mengetahui alamat si pengirim, apabila pada suratnya tidak ada alamat
pengirimannya
2. menghindari hilangnya sesuatu, apabila misalnya ada lampiran yang teringgal
didalam amplop.
3. Mengetahui tanggal pembuatan surat, apabila pada surat tidak tercantum tanggal
pembuatan surat.
Manajemen Perkantoran| 44
4. Mengetahui tanggal pengiriman surat, khususnya apabila dikirim melalui pos, ini
dapat dijadikan bukti apabila ada protes tentang keterlambatan datangnya surat.
e. Pengklasifikasian Surat
Surat-surat diklasifikasikan menurut jenisnya dan tingkat kepentingannya,
misalnya surat rahasia, surat pribadi, surat dinas yang harus segera ditanggapi,
surat dinas biasa, surat yang hanya berupa informasi.
f. Pendistribusian Surat
Aktifitas disini adalah menyampaikan surat-surat ke alamat yang dituju.
Tentang alamat yang dituju ada dua kemungkinan, yaitu perorangan, seperti untuk
direktur/pimpinan, dan beberapa orang lainnya.
Untuk surat-surat yang ditujukan kepada pimpinan, sebaiknya dalam
penyampaiannya disusun berdasarkan pengklasifikasian. Susunannya dimulai
dyang paling penting sampai ke yang kurang penting dan ditrmpatkan pada
sebuah map khusus.
Untuk mendistribusikan surat kepada bagian-bagian yang ada pada suatu
organisasi, biasanya ditempuh dengan cara menggunakan Buku Ekspedisi
Intern. Buku ini mencatat tentang identitas surat, tujuan surat, tanda tangan/paraf
penerima surat dan tanggal penerimaan surat. Contoh Buku Ekspedisi Intern
adalah sebagai berikut:
Manajemen Perkantoran| 45
BUKU EKSPEDISI INTERN
No Tanggal Tanggal Nomor Perihal Tujuan Tanda
Terima Surat Surat Tangan
Penerima
1 18 15 15/PJK/I Pajak Direktur
September September X/2014 Penjualan
2014 2014
Sering terjadi sebuah surat perlu diketahui oleh beberapa pihak. Untuk
surat yang semacam ini cara pendistribusiannya ada beberapa cara yaitu:
a. Diperbanyak
Surat tersebut diperbanyak sejumlah pihak yang harus mendapatkan surat
tersebut,kemudian didistribusikan dengan menggunakan Buku Ekspedisi Intern.
b. Menggunakan Slip Edaran
Yang dimaksud slip edaran adalah lembaran kertas yang memuat pihak-pihak
yang akan dituju oleh surat tertentu. Slip edaran ini nantinya dilampirkan pada
surat yang akan diedarkan.Setiap orang yang telah membaca surat tadi harus
membubuhkan tanda tangan/parafnya dan diberi tanggal, kemudian diedarkan
ke orang berikutnya. Orang yang paling akhir bertugas mengembalikan surat
tersebut ke tempat yang telah ditentukan atau akan ada petugas yang
mengambil surat tersebut.
Jadi disini suratnya tidak diperbanyak, tetapi diedarkan ke pihak-pihak yang
dituju, dengan dilampiri slip edaran. Pada kolom catatan biasanya diisi tentang
perlunya surat tersebut dibaca oleh pihak-pihak yang dituju. Misalnya: “Hanya
sebagai informasi” atau “Hanya untuk diketahui”.
Manajemen Perkantoran| 46
c. Menggunakan Slip Tindakan (Action Slip)
Dengan cara ini surat tadi diperbanyak sebanyak yang diperlukan. Kemudian
masing-masing copy surat tadi dilampiri Slip Tindakan atau sering juga disebut
Slip Penugasan. Bentuk slip tersebut biasanya adalah seperti yang tercantum di
bawah ini. Slip ini diberi tanda pada salah satu atau beberapa perintah yang
harus dilakukan sehubungan dengan surat yang diedarkan.
Untuk melakukan prosedur pengurusan surat masuk system buku agenda,
diperlukan peralatan seperti : Kotak sortir, stempel tanggal, buku agenda,
lembar disposisi, buku ekspedsi intern,dan odner.
Manajemen Perkantoran| 47
b. Persetujuan konsep
Setelah konsep selesai dibuat harus terlebih dahulu disetujui oleh pihak yang
bertanggungjawab terhadap surat tersebut. Dalam hal ini biasanya adalah orang
yang akan menandatangani surat.
Untuk surat yang isinya menyangkut lebih dari satu pihak/departeman dalam
suatu organisasi biasanya konsep tersebut akan dikonsultasikan terlebih dahulu
kepada pihak-pihak/departemen-departemen tadi. Sebagai tanda persetujuan
terhadap konsep tadi, maka pejabat yang berkepentingan terhadap surat itu akan
membubuhkan parafnya pada konsep surat.
c. Pemberian nomor surat
Setelah konsep disetujui, konsep tersebut akan dilengkapi atau diberi nomor
surat. Salah satu yang perlu diperhatikan dalam pembuatan/pemberian nomor surat
hendaknya yang jelas, sederhana dan mudah dimengerti serta tetap bentuknya.
Nomor surat biasanya merupakan gabungan dari nomor-nomor dan kode-kode
tertentu, misalnya 231/K/Ps/IX/2014, yang artinya:
- 231 = nomor urut surat
- K = surat keluar
- Ps = kode untuk surat pesanan
- IX = bulan pembuatan surat
- 2014 = tahun pembuatan surat
d. Pengetikan konsep
Setelah konsep surat diberi nomor surat, kemudian diketik. Dalam proses
pengetikan ini, biasanya akan dilakukan hal-hal sebagai berikut;
diteliti apakah semua persyaratannya telah lengkap
dilihat berapa jumlah tembusan yang diperlukan
memprioritaskan pengetikan surat yang lebih penting dahulu, dilihat dari segi
waktu pengirimannya dan isinya
Setelah kegiatan hal tersebut di atas diteliti, berulang mulai proses pengetikan.
Dalam proses pengetikan surat ini perlu diperhatikan bahwa bentuknya harus
seragam, sesuai dengan aturan yang ada pada organisasi yang bersangkutan. Selain
itu sudah barang tentu harus rapi dan tidak boleh ada kesalahan pengetikan.
Kemudian perlu diperhatikan juga, apabila surat tersebut akan dibuat dalam
jumlah yang banyak, maka perlu dipikirkan cara memperbanyak.
Manajemen Perkantoran| 48
e. Penanda tanganan surat
Setelah konsep surat diketik dan dilengkapi dengan semua kelengkapan surat
tersebut siap untuk ditandatangani. Yang dimaksud kelengkapan disini adalah antara
lain: amplop, lampiran-lampiran, dan sebagainya.
Yang berhak menandatangani adalah orang yang akan bertanggungjawab
terhadap isi surat tersebut. Jadi diserahkan kembali kepada orang yang telah
memberikan parafnya pada konsep surat tersebut.
f. Pemberian cap stempel organisasi
Setelah surat ditanda-tangani langkah berikutnya adalah diberi cap stempel
organisasi, yaitu disebelah kiri atas tanda-tangan dan mengenai sebagian tanda-
tangan orang yang bertanggung jawab langsung terhadap surat yang bersangkutan.
g. Pencatatan surat keluar
Langkah berikutnya adalah pencatatan surat pada Buku Agenda Surat Keluar.
Yang dicatat adalah nomor urut, tanggal, tujuan surat, perihal, nomor surat, lampiran,
asal surat, dan keterangan.
Semua surat keluar perlu dicatat padaBuku Agenda Surat Keluar, tujuannya adalah:
1. untuk mengetahui banyaknya surat yang telah dibuat
2. untuk mengontrol surat yang keluar
3. untuk mengetahui jumlah surat-surat yang telah keluar
h. Pengiriman surat
Proses pengiriman surat secara umum ada dua macam, yaitu;
1. dikirim oleh petugas pengiriman surat
2. dikirim melalui jasa pengiriman surat
Oleh karenanya surat-surat yang akan dikirim perlu dipisah-pisahkan terlebih
dahulu, mana yang akan dikirim oleh petugas dan mana yang akan dikirim melalui
jasa pengiriman. Untuk yang dikirim melalui jasa pengiriman perlu dipisah-pisahkan
lagi menurut jenis jasa pengirimannya,yaitu didasarkan kepada tingkat
kepentingannya dan lama waktu pengirimannya. Seperti misalnya apabila akan
menggunakan jasa pos, apakah menggunakan jenis kiriman biasa, kilat, kilat khusus,
Manajemen Perkantoran| 49
tercatat dan sebagainya. Jadi harus dapat menentukan jenis jasa pengiriman yang
tepat sesuai dengan kebutuhan surat yang akan dikirim.
Adapun jasa-jasa pengiriman surat yang dapat dipergunakan adalah ada 3
kemungkinan, yaitu;
1. Perum Pos dan Giro
Jasa yang diberikan oleh PerumPos dan Giro sehubungan dengan
pengiriman surat adalah mengirimkan Surat Pos. Yang dimaksud dengan Surat
Pos adalah nama himpunan umtuk surat, warkat pos, barang cetakan, surat kabar,
dan bungkusan kecil.
Tentang jenis pelayanan yang disediakan antara lain adalah;
1. Biasa, jenis pengiriman ini memakan waktu antara 3 hari -7 hari atau lebih,
tergantung jauh dekatnya alamat tujuan.
2. Kilat, jenis pengiriman ini memakan waktu antara 1 hari – 1 minggu.
3. Kilat khusus, jenis pengiriman ini memakan waktu 24 jam. Tetapi belum semua
kota di Indonesia terjangkau oleh jenis jasa ini.
4. POSPATAS, yaitu singkatan dari Pos Cepat Antar Kota Terbatas, Jasa jenis ini
membutuhkan waktu maksimal 12 jam. Pelayanannya hanya antara jam 07.00
– 23.00 dan untuk kota-kota tertentu saja
5. EMS (Express Mail Service), yaitu merupakan sarana yang terpercaya untuk
kecepatan dan ketepatan kiriman pos ke luar negeri. Jenis pelayanannya ada 2
macam, yaitu:
On Schedule Service (EMS/OS) ,yaitu pelayanan pengiriman EMS dengan
alamat dan jadwal pengiriman tertentu sesuai dengan kontrak yang dibuat
antara pengirim dengan Kantor Pos dan Giro
On Demand Service (EMS/OD), yaitu pelayanan pengiriman EMS yang
dapat dilakukan setiap saat selama loket masih buka.
2. Perum Telekomunikasi
Jenis jasa yang diberikan olah Perumtel antara lain adalah:
Telegram
Telex
Teletex, yaitu suatu jasa teleks dengan kemampuan pengiriman yang lebih
cepat
Telefax (Facsimile), yaitu suatu jasa fotokopi jarak jauh yang dikirimkan melalui
media telekomunikasi dengan kemampuan lebih cepat dan lebih murah.
Manajemen Perkantoran| 50
Electronic Mail (E-Mail), pengiriman berita baik tertulis maupun bentuk suara
yang memakai fasilitas gabungan telekomunikasi dan computer sehingga berita
tersebut dapat disimpan dan diakses dari seluruh penjuru dunia bagi mereka
yang berkepentingan.
3. Jasa Pengiriman Swasta
Yang dimaksud disini adalah biro-biro jasa pengiriman yang disediakan oleh
pihak swasta seperti ELTEHA dan berbagai biro jasa pengiriman yang lain.
Untuk semua surat-surat yang akan dikirimkan, baik oleh petugas sendiri
maupun melalui jasa pengiriman, biasanya dibuatkan atau dicatat pada buku
Ekspedisi Ekstern. Buku ini mencatat surat-surat yang dikirim, kemana tujuannya,
dan siapa yang menerima surat-surat tersebut. Penerima surat akan
membubuhkan tanda tangan atau paraf pada buku tersebut sebagai bukti bahwa
suratnya telah diterima. Untuk surat yang dikirim melalui jasa pengiriman, yang
tanda tangan atau paraf adalah petugas di tempat jasa pengiriman.
Surat keluar yang ditujukan untuk organisasi lain dapat dikirim melalui pos
atau kurir, sedangkan yang ditujukan untuk organisasi sendiri dapat dikirim sendiri
dengan menggunakan buku ekspedisi ekstern.
C. Sistem Kearsipan
Secara etimologi “Arsip” berasal dari bahasa yunani yaitu “Archea” kemudian
berubah menjadi “Archeon” yang berarti catatan atau dokumen mengenai masalah
pemerintah. Dan “Felum” (latin) berarti bendel/kumpulan dari warkat atau dokumen.
Bukti-bukti kegiatan kantor di dalam Ilmu Kearsipan dinamakan arsip. Proses pekerjaan
yang berhubungan dengan pengelolaan arsip disebut dengan kearsipan atau filing.
Tujuan Kearsipan
1. Supaya arsip terpelihara dengan baik, teratur dan aman.
2. Jika diperlukan dapat ditemukan dengan cepa dan tepat.
3. Menghilangkan pemborosan waktu dan tenaga.
4. Penghematan tempat penyimpanan.
5. Menjaga rahasia arsip.
6. Menjaga kelestarian arsip.
7. Menyelamatkan pertanggung jawaban perencanaan, pelaksanaan dan
penyelenggaraan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan.
Manajemen Perkantoran| 51
Asas Kearsipan
Asas kearsipan ada 3 macam, yaitu:
1. Asas Sentralisasi
Asas Sentralisasi adalah penyelenggaraan/penanganan arsip dilakukan dengan
cara di pusatkan ke satu unit yang khusus menangani tentang arsip.
Keuntungan asas Sentralisasi:
1. Pengawasan akan lebih efektif dan efisien.
2. Penghematan dalam biaya, alat maupun sarana lainnya.
Kelemahan asas Sentralisasi:
1. Jika dalam waktu bersamaan tiap unit membutuhkan arsip akan kesulitan
terpenuhi dalam waktu cepat.
2. Prosedur di pusat belum tentu sama dengan yang ada di masing-masing unit.
2. Asas Desentralisasi
Asas Desentralisasi adalah cara penanganan arsip dengan
disebarkan/dideledasikan/ditimpahkan ke masing-masing unit yang ada dalam
organisasi.
Keuntungan asas Desentralisasi:
1. Tiap unit yang ada dalam organisasi bebas menerapkan sistem kearsipan
yang diinginkan.
2. Pengawasan arsip tiap-tiap unit lebih mudah.
Kelemahan asas Desentralisasi:
1. Pimpinan unit sedikit kehilangan waktu karena untuk menangani arsip.
2. Tidak dapat menghemat tenaga, alat maupun sarana lain untuk menyimpan
arsip.
3. Asas Gabungan
Asas Gabungan adalah penyelenggaraan kearsipan dengan memadukan
kebaikan asas sentralisasi dengan kebaikan asas desentralisasi.
Fungsi Arsip
Menurut Drs. Anhar, fungsi arsip dari segi kegiatan yang dilakukan adalah:
1. Sebagai alat penyimpanan warkat.
2. Sebagai alat bantuan perpustakaan.
3. Penyimpanan warkat-warkat keputusan yang telah diambil, kadang-kadang
merupakan bantuan yang berguna bagi pejabat dalam menentukan kebijaksanaan
perusahaan.
Manajemen Perkantoran| 52
Kearsipan berarti menhimpan secara teratur tetap warkat-warkat penting
mengenai kemajuan perusahaan.
Records is written knowns facts of events and transactions of the organization.
Records may be in the form of correspondence, data; executed printed forms; and
cards, sheets, or books to which facts are posted.
(Fakta-fakta tertulis yang diketahui tentang peristiwa-peristiwa dan kegiatan-
kegiatan dari organisasi. Warkat-warkat itu dapat terwujud dalam bentuk surat-surat,
data; barang-barang cetakan; kartu-kartu, lembaran-lembaran atau buku-buku dalam
mana dicantumkan fakta-fakta).
Nilai Warkat
A – Administrative value (nilai administrasi)
L – Legal value (nilai hukum)
F – Fiscal value (nilai di bidang keuangan)
R – Research value (nilai penelitian)
E – Educational value (nilai pendidikan)
D – Documentary value (nilai dokumentasi).
Masalah-masalah pokok di bidang kearsipan yang umumnya dihadapi oleh
instansi:
1. Tidak dapat menemukan kembali secara cepat dari bagian arsip sesuatu surat
yang diperlukan oleh pimpinan instansi atau satuan organisasi lainnya.
2. Peminjaman atau pemakaian sesuatu surat oleh pimpinan atau satuan organisasi
lainnya yang jangka waktunya sangat lama, bahkan kadang-kadang tidak
dikembalikan.
3. Bertambahnya terus-menerus surat-surat ke dalam bagian arsip tanpa ada
penyingkirannya sehingga tempat dan peralatan tidak lagi mencukupi.
4. Tata kerja dan peralatan kearsipan yang tidak mengikuti perkembangan dalam
ilmu kearsipan modern sebagai akibat dari pegawai-pegawai arsip yang tak cakap
dan kurangnya bimbingan yang teratur.
Manajemen Perkantoran| 53
5 (lima) macam sistem penyimpanan warkat
1. Penyimpanan menurut abjad
2. Penyimpanan menurut subyek
3. Penyimpanan menurut wilayah
4. Penyimpanan menurut nomor
5. Penyimpanan menurut tanggal
Masing-masing sistem dapat digunakan sesuai dengan jenis arsip, atau surat
pada suatu organisasi atau perusahaan.Sistem pengarsipan adalah cara pengaturan
atau penyimpanan arsip secara logis dan sistematis dengan memakai abjad,
numerik/nomor, huruf ataupun kombinasi huruf dan nomor sebagai identitas arsip yang
terkait.
1. Sistem Abjad (Alphabetical Filling System)
Sistem Abjad adalah sistem penyimpanan arsip dengan memakai metode
penyusunan menurut abjad. Umumnya dipakai untuk arsip yang dasar
penyusunannya dilakukan terhadap nama orang, nama perusahaan/organisasi, nama
tempat, nama benda dan subjek masalah. Nama-nama diambil dari nama si pengirim
(surat masuk) dan nama alamat yang dituju (surat keluar). Cara menemukan dan
menentukan ciri / tanda dari suatu dokumen yang akan dijadikan petunjuk atau tanda
pengenal (caption) untuk memudahkan mengetahui tempat dokumen disimpan.
Adapun kata tangkap dapat berupa:
Nama orang
Nama perusahaan / organisasi
Nama tempat / daerah
Nama benda / barang
Istilah subyek atau angka (tergantung sistem pengarsipan yang dipakai).
Menentukan ciri / tanda dengan cara menentukan urutan unit-unit atau bagian
dari kata tangkap yang akan disusun menurut abjad. Indeks adalah sarana untuk
menemukan kembali dengan cara mengidentifikasi surat tersebut melalui penunjukan
suatu tanda pengenal yang dapat membedakan surat satu dengan surat yang lainnya,
atau bagian dari suatu nama yang dijadikan tanda pengenal surat. Unit adalah bagian
kata dari kata tangkap yang memiliki pengertian sendiri, atau bagian terkecil dari
suatu nama. Sedangkan nama, merupakan judul/caption. Jadi setiap judul memiliki
bagian yang disebut unit. Kode adalah suatu tanda atau simbol yang diberikan atau
yang dibubuhkan pada lembaran arsip yang dapat dipakai untuk tanda penyimpanan
Manajemen Perkantoran| 54
arsip. Koding adalah suatu kegiatan memberikan tanda atau simbol pada arsip.
Adapun fungsi dari kode atau simbol adalah menunjukkan isi yang terkandung didalam
arsip yang bersangkutan. Petunjuk silang adalah alat petunjuk dari indeks yang tidak
dipakai kepada indeks yang dipakai, atau petunjuk hubungan antara indeks yang
dipakai dengan indeks lain yang dipakai.
Manajemen Perkantoran| 55
2. Sistem Perihal (Pokok Isi Surat)
Sistem perihal adalah cara penyimpanan dan penemuan kembali surat
berpedoman pada perihal surat atau pokok isi surat.
Yang perlu dipersiapkan untuk sistem perihal adalah:
Daftar Indeks; adalah daftar yang memuat seluruh kegiatan / masalah / hal-hal
yang dilakukan diseluruh kantor dimana sistem ini diterapkan.
Masalah-masalah tersebut kemudian diuraikan lagi. Masalah-masalah pokok
tersebut dalam pembagian utama, sedangkan uraian masalahnya disebut dalam
pembagian pembantu, apabila uraian masalah masih dibagi lagi menjadi masalah
yang lebih kecil, disebut sub pembagian pembantu.
Perlengkapan menyimpan surat
– Filling Cabinet
– Guide
– Folder
– Kartu kendali
Pemberian kode surat
Penyimpanan surat, dengan cara
– Membaca surat untuk mengetahui isi surat
– Memberi kode surat
– Mencatat surat dalam kartu kendali
Menyimpan kartu kendali.
3. Sistem Numerical (Nomor)
Di dalam sistem nomor ada 4 macam sistem, yaitu:
a. Sistem nomor menurut Dewey (Sistem Desimal / Klasifikasi)
Sistem ini menetapkan kode surat berdasarkan nomor yang ditetapkan untuk
surat yang bersangkutan.
Yang diperlukan dalam sistem ini adalah
a. Perlengkapan yang diperlukan adalah
Filing Cabinet
Guide
Folder
b. Daftar klasifikasi nomor
c. Kartu kendali.
Dalam klasifikasi, nomor adalah daftar yang memuat semua kegiatan / masalah
yang terdapat dalam kantor. Setiap masalah diberi nomor tertentu.
Dalam daftar ini terdapat tiga pembagian yaitu
Manajemen Perkantoran| 56
Pembagian utama, memuat kegiatan / masalah pokok dari kantor
Pembagian pembantu, memuat uraian masalah yang terdapat pada pembagian
utama
Pembagian kecil memuat uraian masalah yang terdapat pada pembagian
pembantu.
Manajemen Perkantoran| 57
Cara mengindeks nomor kode sebagai berikut:
a. Dua angka dari belakang sebagai unit 1, yaitu menunjukkan nomor laci dan nomor
guide.
b. Satu angka setelah unit 1 sebagai unit 2 yaitu menunjukkan nomor folder
Sisa seluruh angka sesudah unit 2 sebagai unit 3 yaitu menunjukkan surat yang
kesekian dalam folder.
Cara penyimpanan surat; surat dengan nomor kode 55317, berarti surat tersebut
disimpan dalam laci 10-19, dibelakang guide 17, didalam folder nomor 3, surat yang ke
55.
Manajemen Perkantoran| 58
sistem ini harus dibantu dengan sistem abjad atau sistem tanggal. Yang perlu
dipersiapkan dalam menerapkan sistem ini adalah perlengkapan yang diperlukan
dalam menerapkan sistem ini adalah; filling cabinet, guide, folder, dan kartu kendali.
Penyimpanan surat melalui prosedur
Melihat tanda pembebas dalam surat, yaitu tanda yang menyatakan bahwa surat
tersebut telah selesai diproses dan boleh disimpan.
Membaca surat
Memberi kode surat
Mencatat surat pada kartu kendali
Menggolongkan surat menurut wilayahnya masing-masing
Menyimpan surat
Menyimpan kartu kendali
Penemuan kembali; cara menemukan kembali adalah sama seperti sistem-sistem
lainnya.
Manajemen Perkantoran| 59
D. Pencatatan dan Laporan
Laporan merupakan bentuk komunikasi yang dapat dilakukan secara tertulis atau
lisan mengenai suatu hal tertentu sesuai dengan tujuan penulisannya. Laporan adalah
dokumen ini menganalisis dan mengevaluasi semua aktivitas organisasi dan
menyediakan informasi yang penting berkaitan dengan pengambilan keputusan. Langkah
yang perlu dilakukan dalam menulis laporan adalah merencanakan apa yang dilaporkan,
mengumpulkan data, mengorganisasikan data, dan menulis draft awal sebuah laporan.
Fungsi Laporan
Laporan memiliki berbagai fungsi yang saling berkaitan satu sama lain. Adapun beberapa
manfaat tersebut (Locker 2000) antara lain:
1. Sebagai sarana komunikasi vertical.
Salah satu sarana komunikasi antara atasan dengan bawahan adalah laporan.
Melalaui laporan, pihak bawahan dapat menginformasikan berbagai kegiatan dan
masukan berupa idea tau gagasan terhadap suatu permasalahan. Sedangkan pihak
pimpinan dapat memperoleh beerbagai data dan informasi yang kemudian diolah,
dikembangkan, dan digunakan sebagai pertimbangan pengambilan keputusan serta
perencanaan lebih lanjut. Selain itu, pimpinan juga dapat memberikan penilaian
terhadap permasalahan dan kinerja bawahan. Dengan demikian, laporan menciptakan
komunikasi antara atasan dengan bawahan maupun sebaliknya.
2. Sebagai alat pertanggungjawaban.
Laporan merupakan manifestasi dari bentuk komunikasi vertical dari atas ke bawah.
Sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap tanggung jawab dan wewenang yang
telah diberikan oleh atasan, laporan merupakan alat yang paling tepat untuk
mempertanggungjawabkan kepercayaan dan wewenang yang telah diterimanya.
3. Memberikan informasi penting.
Laporan harus berisi informal factual dan pemikiran-pemikiran yang rasional,
argumental, serta objektif sebagai tanggapan terhadap fenomena factual tersebut.
Oleh karena itu, suatu laporan dapat digunakan sebagai sumber informasi yang
penting dalam pengambilan keputusan manajerial.
4. Sebagai bahan untuk pengambilan keputusan.
Laporan merupakan suatu susunan dan kajian informasi yang dituangkan secara
lengkap, jelas, komprehensif, benar, objektif, dan sitematis. Sehubungan dengan hal
itu, laporan dapat digunakan sebagai sumber pertimbangan untuk pengambilan
kebijakan atau keputusan bagi unit kerja dan organisasi secara keseluruhan. Oleh
karena itu, suatu laporan harus disusun sebagaimana diisyaratkan di atas, karena
Manajemen Perkantoran| 60
apabila dalam laporan disajikan data yang tidak objektif, maka keputusan yang diambil
mungkin menyimpang dan tidak tepat. Dalam penyusunan laporan harus dihindarkan
praktek “ABS” (Asal Bapak Senang), karena hal ini justru akan menghasilkan
keputusan yang tidak tepat dan lambut laun akan menghancurkan organisasi.
Ada beberapa syarat kualitas yang harus dipenuhi sebuah laporan manajerial
(Gie, 2000), yaitu;
1. Kecermatan (accuracy). Laporan manajerial merupakan salah satu bahan yang
akan digunakan oleh seorang pimpinan untuk mengambil keputusan berkaitan
dengan operasi perusahaan yang menjadi wewenangnya.
2. Ketetapan waktu (timelines). Faktor waktu merupakan salah satu factor penting
dalam pengambilan keputusan.
3. Kecukupan (adequacy). Factor ini berkaitan dengan cakupan masalah yang akan
disajikan dalam laporan.
4. Kesederhanan (simplicity). Laporan juga harus dapat menyederhanakan
permasalahan dan pemecahannya dalam bahasa yang mudah dimenegerti dan
mengurangi penggunaan istilah teknis.
5. Kejelasan (clarity). Penggunaan bahasa yang jelas dan tepat harus dilakukan
sebab waktu manajer terbatas dan penyajian data yang telah menjadi informasi
akan mempermudah manajemen mengambil keputusan.
Jenis Laporan
1. Berdasarkan Waktu Penyampaian
Laporan Rutin. Laporan ini sering pula disebut sebagai laporan berkala atau
periodic. Laporan rutin merupakan laporan yang dibuat secara rutin menurut
periode waktu tertentu, misalnya mingguan, bulanan atau triwulan. Laporan ini
biasanya memuat informasi yang berhubungan dengan pelaksanaan aktivitas
organisasi atau tugas individu dalam organisasi.
Laporan Insidential. Laporan ini merupakan laporan yang dibuat dan
disampaikan dengan waktu tidak terjadwal secara tetap. Laporan ini disusun
bila ada sesuatu hal yang dipandang sangat penting untuk disampaikan atau
ada kegiatan yang bersifat khusus dan mendadak.
2. Berdasarkan Cara Penyampaian
Laporan Lisan. Laporan ini memerlukan bentuk penulisan khusus, karena
pelapor mengungkapkan isi laporannya secara lisan kepada pimpinan, baik
bertatap muka secara langsung maupun melalui telepon. Tetapi penting
diperhatikan bahwa menyampaikan laporan melalui telepon, menurut etika
Manajemen Perkantoran| 61
perkantora, dianggap kurang sopan. Laporan lisan disampaikan bila hal-hal
yang dilaporkan hanya bersifat informative dan singkat, tidak memerlukan
perincian yang mendetail.
Laporan Tertulis. Laporan yang disampaikan dalam bentuk tulisan biasanya
diketik di computer, yang memberikan keleluasaan penggunaan data yang
mendukung dalam bentuk diagram maupun gambar yang men dukung isi
laporan. Laporan ini bias berbentuk laporan formal atau informal.
Laporan Visual. Laporan ini merupakan laporan yang disajikan dalam bentuk
gambar, entah itu lukisan, foto, film atau slide. Laporan ini biasa ditemui pada
berita yang ditayangkan dalam televise atau film dokumentasi.
3. Berdasarkan Bentuk
Laporan Berbentuk Surat. Laporan ini dibuat dalam bentuk surat dengan isi
yang terbatas, biasanya hanya poin-poin terpenting yang ditulis didalamnya.
Laporan Berbentuk Formulir. Laporan ini disajikan dalam format yang tetap.
Dengan demikian, yang berubah hanya isi laporan, tetapi materi yang
dilaporkan tetap.
Laporan Berbentuk Karangan atau Naskah. Laporan yang dibuat dalam
bentuk karangan, karena informasi yang disampaikan cukup banyak. Laporan
ini biasanya untuk menulis laporan formal, misalnya skripsi atau thesis
maupun disertasi.
4. Berdasarkan Sifat Penyajian
Laporan Informal. Laporan ini biasanya diwujudkan dalam bentuk e-mail,
memo, atau surat yang dibuat dengan tidak mengikuti aturan pembuatan
laporan pada umumnya. Pembuat laporan dapat membuat bentuk yang
sesuai dengan keinginannya sendiri dan sering tanpa disertai dokumen-
dokumen yang mendukung laporan.
Laporan Formal. Laporan ini sifatnya analitis yang dibuat dengan mengikuti
aturan resmi dalam pembuatan laporan dan didukung oleh dokumen-
dokumen resmi. Salah satu hal yang paling penting adalah pembuat laporan
harus mampu menginterpretasikan data dengan benar. Karena jika keliru
akan berdampak pada kesalahan dalam pembuatan kesimpulan dan
rekomendasi. Dalam kesimpulan, unsure subjektivitas pembuat laporan tidak
boleh dimasukan agar laporan bersifat benar dan objektif.
Manajemen Perkantoran| 62
5. Berdasarkan Maksudnya
Laporan Informatif. Laporan ini biasanya dibuat untuk menginformasikan
tentang sesuatu hal. Karean hanya bersifat member informasi, pelapor tidak
diharuskan untuk member analisis atau rekomendasi terhadap fenomena
yang dilaporkan.
Laporan Rekomendasi. Laporan ini merupakan laporan yang selain
menyampaikan informasi juga menyertakan pendapat si pelapor berupa
penilaian atau tindak lanjut dari penilaian terhadap suatu hal atas dasar
pengamatan sekilas, bukan atas dasar penilitian yang mendalam.
Laporan Pertanggungjawaban. Laporan ini memberikan informasi kepada
atasan mengenai pelaksanaan program kerja tertentu, baik dilihat dari segi
proses, keberhasilan atau kegagalan suatu program, factor penghambat, dan
pendukungnya.
Laporan Analitis. Laporan ini selain memberikan informasi kepada pimpinan,
juga dimaksudkan memberikan sumbangan pemikiran sehubungan dengan
informasi yang dilaporkan berdasarkan analisi yang mendalam.
Laporan Perkembangan. Laporan perkembangan merupakan laporan yang
dibuat untuk menginformasikan perkembangan atau kemajuan mengenai
pelaksanaan suatu kegiatan, program, atau perkembangan organisasi secara
keseluruhan.
Laporan Studi Kelayakan. Laporan ini dibuat atas dasar adanya
permasalahan khusus terhadap suatu program yang dijalankan dan
diupayakan pemecahannya. Laporan ini menganalisis permasalahan khusus
tersebut secara mendalam guna pengambilan keputusan atas dasar penilaian
layak atau tidak layak.
Manajemen Perkantoran| 63
Tahap Persiapan
Pada tahap awal ini harus terjawab beberapa pertanyaan penting seperti hal apa
yang akan dilaporkan? Mengapa hal itu dilaporkan? Kapan laporan akan disimpulkan?
Data apa yang penting, baik sebagai data utama maupun data pendukung? Dengan
terjawabnya beberapa pertanyaan ini, maka dapat dirumuskan secara jelas latar dan
masalah laporan, tujuan laporan, target waktu laporan, data yang relavan untuk disajikan,
dan sumber-sumber data.
Sistematika Laporan
Tahap berikutnya adalah menentukan bagian-bagian utama laporan atau lazim
disebut sistematika laporan, kemudian su-subbagian laporan yang nantinya akan
dijabarkan lebih lanjut dalam kalimat-kalimat.
Secara umum laporan terdiri dari beberapa bagian, yaitu pendahuluan, isi laporan
dan pembahasan, serta penutup atau kesimpulan.
1. Pendahuluan
Pendahuluan memuat latar belakang masalah dan rumusan masalahnya, tujuan
penulisan laporan (harus berkaitan dengan permasalahan), ruang lingkup, dan
sistematika laporan.
2. Isi Laporan dan Pembahasan
Isi laporan sering disebut tubuh laporan, yaitu bagian yang memuat isi utama. Isi
laporan ini akan ditentukan oleh masalah dan maksud laporan. Isi laporan pada
Manajemen Perkantoran| 64
laporan informative akan berbeda apabila dibandingkan dengan laporan rekomendasi,
laporan analitis, laporan pertanggungjawaban, ataupun laporan studi kelayakan.
Apabila pada laporan informative isi laporan berupa informasi tertentu yang mengacu
pada permasalahan, maka laporan yang bersifat analitis atau laporan studi kelayakan
harus berisi informasi yang didukung dengan data yang valid dan terpecaya untuk
mendukung rekomendasi yang diberikan.
3. Penutup
Bagian penutup menandai berakhirnya suatu laporan yang tidak mengandung analisis.
Tetapi jika suatu laporan mengandung analisis, bagian akhir suatu laporan akan
berupa kesimpulan yang berisi penilaian positif atau negative, baik atau buruk, berhasil
atau tidak berhasil, untung atau rugi, ataupun gabungan dari semua itu. Pelapor dapat
menarik kesimpulan jika mereka melakukan analisis atau sebalikanya, tanpa
melakukan analisis, pelapor tidak merumuskan kesimpulan. Apabila pada bagian
kesimpulan menyebutkan kekurangan, pelapor harus memberikan solusi atau saran,
dan saran yang diberikan harus jelas dan bersifat operasional serta diungkapkan
beberapa konsekuensinya.
Penulisan Laporan
Pada tahap penulisan laporan harus mengacu pada sistematika yang telah
ditetapkan sehingga laporan tersebut dapat tersaji secara runtut, mudahan dipahami dan
dibaca.
Manajemen Perkantoran| 65
E. Rapat dan Notulen Rapat
Rapat ialah pertemuan atau kumpulan dalam suatu organisasi, perusahaan, instansi
pemerintah baik dalam situasi formal maupun nonformal untuk membicarakan,
merundingkan, dan memutuskan suatu masalah berdasarkan hasil kesepakatan bersama.
Dalam organisasi, secara luas rapat didefinisikan sebagai sebuah pertemuan yang
dihadiri oleh beberapa kumpulan orang untuk membicarakan sesuatu hal penting yang
menyangkut kepentingan bersama di dalam organisasi ataupun kepentingan bersama
dengan pihak internal lainnya guna menghasilkan keuntungan yang optimum.
Fungsi Rapat
Menyebarkan informasi.
Mendapatkan feedback yang diharapkan.
Melahirkan gagasan-gagasan baru yang inovatif dan kreatif.
Memberi solusi bagi permasalahan yang ada.
Membangun kesepakatan terhadap suatu keputusan dan alur tindakan.
Tujuan Rapat
Untuk mencari solusi atas masalah yang menjadi topik, agar peserta rapat dapat ikut
berpartisipasi kepada masalah-masalah yang sedang terjadi.
Untuk menyampaikan perintah, pernyataan, ataupun menginformasikan keputusan-
keputusan yang sudah diambil sebelumnya kepada pihak yang berkepentingan.
Untuk menjalin kerja sama di bidang bisnis beserta ketentuannya.
Untuk menjembatani segala bentuk perselisihan yang ada secara kekeluargaan.
Sebagai alat koordinasi antarintern atau antar ekstern. Mempersiapkan suatu acara
atau kegiatan.
Menampung semua permasalahan dari arus bawah (para peserta rapat).
Manajemen Perkantoran| 66
Macam - Macam Rapat
Berdasarkan Tujuan
1) Rapat perundingan; bertujuan menghindari timbulnya suatu perselisihan, mencari jalan
tengah agar tidak merugikan kedua belah pihak.
2) Rapat konfirmasi/penjelasan; tujuannya menyampaikan penjelasan/ konfirmasi
mengenai hal apa saja yang sudah ditetapkan sehingga bisa dijadikan sebagai
pedoman bagi langkah kerja selanjutnya.
3) Rapat pemecahan masalah; untuk menemukan pemecahan tentang suatu masalah
yang sedang terjadi atau dihadapi.
4) Rapat kerja sama; bertujuan untuk menghasilkan kerja sama antara kedua belah
pihak, khususnya dalam berniaga sehingga tercapai kesepakatan bersama yang saling
memberikan laba yang optimum.
Berdasarkan Sifat
1) Rapat formal (formal meeting); Rapat yang bersifat formal, yang dilaksanakan
dengan suatu perencanaan terlebih dahulu sesuai dengan aturan yang berlaku dan
semua peserta rapat memperoleh undangan.
2) Rapat informal (informal meeting); Rapat yang dilaksanakan secara tidak resmi dan
tidak berdasarkan suatu rencana yang bersifat resmi.
3) Rapat terbuka; rapat yang dapat dihadiri oleh semua kalangan yang berkepentingan,
baik internal maupun eksternal.
4) Rapat tertutup; rapat yang diselenggarakan untuk kalangan tertentu dalam suatu
organisasi, biasanya yang dibahas hal-hal yang menyangkut masalah yang sifatnya
rahasia.
Manajemen Perkantoran| 67
Berdasarkan Media rapat
1). Teleconference
Adalah rapat yang diikuti oleh peserta yang tidak berhadapan secara langsung (tidak
bertatap muka) karena peserta rapat berada ditempat yang berlainan. Untuk
memfasilitasi agar rapat dapat berlangsung dibutuhkan telepon yang memiliki fasilitas
untuk pembicaraan lebih dari dua orang sekaligus. Biasanya maksimal peserta rapat
adalah 50 orang.
2). Videoconference
Hampir seperti teleconference, tetapi para peserta rapat dapat saling melihat,
sehingga seolah-oleh mereka saling berhadapan. Rapat seperti ini dapat diterapkan
bila ada fasilitas penunjangnya. Biasanya fasilitas penunjang ini berupa audio-visual.
Syarat-Syarat Rapat
Rapat akan menghasilkan tujuan yang diharapkan, jika pelaksanaannya memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut :
1) Suasana terbuka
Suasana rapat yang terbuka berarti setiap peserta rapat siap untuk menerima
informasi dari siapa pun.
2) Tidak ada monopoli
Dalam suatu rapat, monopoli pembicaraan oleh seorang peserta rapat atau oleh
pimpinan rapat harus dihindari. Hal ini akan menghambat jalannya rapat karena rapat
menjadi kaku dan peserta rapat menjadi pasif (tidak berpartisipasi). Dalam rapat
semua pihak yang terlibat mempunyai hak yang sama dalam mengeluarkan pendapat.
a. Partisipasi aktif dari peserta rapat
Rapat yang baik apabila para peserta rapat turut aktif dalam memecahkan
permasalahan yang dibahas dalam rapat.
b. Bimbingan dan pengawasan dari pimpinan. Pimpinan rapat harus dapat
memberikan bimbingan kepada seluruh peserta rapat agar mau berperan aktif
dalam pelaksanaan rapat.
c. Perdebatan berdasarkan argumentasi bukan emosi, Dalam sebuah rapat terjadi
perdebatan adalah hal yag biasa, namun jika perdebatan menjadi berkepanjangan
dan tidak berdasarkan argumentasi yang benar akan mengakibatkan suasana rapat
menjadi panas dan tegang, dan akhirnya rapat akan dimonopoli oleh peserta yang
saling berdebat.
Manajemen Perkantoran| 68
d. Pertanyaan singkat dan jelas, Pertanyaan–pertanyaan yang diajukan dalam rapat
hendaknya cukup singkat, padat, dan jelas sehingga mudah dimengerti oleh seluruh
peserta rapat.
e. Disiplin waktu, Membiasakan pelaksanaan rapat sesuai waktu yang telah ditentukan
akan membuat para peserta rapat menjadi lebih disiplin dan pelaksanaan rapat
menjadi lebih tertib.
Manajemen Perkantoran| 69
5. Membuat susunan acara rapat
a. Susunan acara rapat adalah tahapan kegiatan yang akan dilalui dalam rapat. Acara
rapat harus tersusun dengan jelas karena akan mempengaruhi kegiatan lainnya
seperti: bahan apa yang harus disiapkan, Apakah perlu disiapkan akomodasinya,
perlu makan siang dll.
b. Susunan acara rapat juga dapat digunakan sebagai pedoman baik oleh peserta
rapat ataupun penyelenggara. Melalui susunan acara rapat ini pula keberhasilan
rapat dapat diukur dengan jelas.
6. Menyiapkan bahan rapat
Bahan-bahan yang akan dibahas dalam rapat harus disiapkan dengan baik. Dengan
bahan ini peserta rapat akan lebih mudah mengikuti rapat dengan lebih fokus.
7. Mempersiapkan ruang rapat
Ruangan yang akan digunakan untuk rapat harus ditata sedemikian rupa agar rapat
dapat berlangsung dengan lancar dan sesuai dengan tujuan rapat sehingga peserta
rapat dapat mengikuti jalannya rapat dengan nyaman. Selain itu perlu dipikirkan
tentang kenyamanan ruangan dan lingkungan rapat yang dipilih. Ruang lingkup
penyiapan ruang rapat meliputi:
a. Memilih ruangan
Ruang yang akan digunakan untuk rapat harus memadai. Luas ruangan rapat harus
diperhitungkan dengan baik. Ruangan yang terlalu sempit akan membuat peserta
merasa kurang nyaman karena gerakan para peserta tidak akan dapat leluasa.
Sedangkan ruangan yang luas dapat menyebabkan peserta menjadi tidak fokus.
Luas ruang akan terasa nyaman bila setiap orang diberi ruang minimal 1.5 – 2
meter persegi.
b. Mengatur penerangan
Penerangan harus disesuaikan dengan kebutuhan. Tidak boleh terlalu terang,
tetapi juga tidak remang-remang. Penerangan dianggap cukup bila peserta dapat
memiliki pandangan yang jelas untuk membaca tulisan yang ada dilayar atau
papan tulis. Selain itu perlu dipilih jenis lampu yang memiliki warna putih dengan
penempatan yang menyebar diruangan.
c. Mengatur tempat duduk
Pengaturan tempat duduk yang baik akan mendorong keberhasilan rapat. Untuk
mengatur tempat duduk yang baik, seorang sekretaris harus mengetahui jenis rapat
dan tujuannya. Apakah dalam rapat tersebut akan terjadi tukar menukar ide
(diskusi) ataukah peserta rapat hanya datang menerima informasi saja. Selain
bagaimana mengaturnya, tempat duduk (kursi) harus dipilih yang ergonomik,
Manajemen Perkantoran| 70
sehingga membuat peserta dapat duduk dengan nyaman. Berikut ini ada beberapa
model tempat duduk yang dapat dipilih sesuai dengan jenis rapat yang akan
diadakan.
Manajemen Perkantoran| 71
Tempat Duduk model U
Cocok untuk Rapat Direksi dan tukar pikiran
Sangat bagus untuk presentasi
Memfasilitasi kelompok kecil sampai dengan 20 orang
Manajemen Perkantoran| 72
Bentuk Kelas/Teather
Cocok untuk kegiatan pelatihan dan pendidikan atau seminar
Cocok untuk rapat penyampaian informasi
Komunikasi dalam rapat lebih banyak searah
Dapat memfasilitasi lebih dari 40 orang
Manajemen Perkantoran| 73
Bentuk meja bundar (Round Table)
Manajemen Perkantoran| 74
Bentuk Tulang Ikan
Cocok untuk Rapat Direksi, pelatihan dan seminar serta tukar pikiran
Sangat bagus untuk presentasi
Memfasilitasi kelompok kecil sampai dengan 20 orang
8. Penyiapan konsumsi
Konsumsi rapat harus dipersiapkan bila menurut agenda rapat akan melewati
waktu istirahat. Konsumsi rapat biasanya berhubungan dengan pengadaan snack,
makan dan minum.
9. Mempersiapkan Peralatan Rapat
Selain penerangan dan tempat duduk, masih ada beberapa peralatan yang perlu
disiapkan, antara lain :
Manajemen Perkantoran| 75
1) Papan tulis dan perlengkapannya
Papan tulis dapat dipilih dari bentuk yang paling sederhana (white board)
sampai dengan yang electronik. Tentu saja pemilihan ini tergantung dari
fasilitas yang tersedia. Selain itu spidol dan penghapus juga harus tersedia.
Usahakan bila perlu ada spidol warna.
2). LCD/OHP dan perangkatnya
LCD/OHP akan sangat membantu peserta rapat untuk lebih memahami apa
yang disampaikan oleh pemimpin rapat (pembicara). Bila alat tersebut
digunakan maka sediakan pula perangkat penunjangnya, yaitu :
a. Meja tempat meletakkan LCD/OHP dengan kabel listrik yang
dibutuhkan.
b. Layar/screen tempat menampilkan tayangan melalui LCD/OHP.
c. Laptop/notebook bila menggunakan LCD. Dan plastik transparan serta
spidol transparan bila menggunakan OHP
d. Chart (kertas untuk menulis yang dibentuk seperti papan tulis)
3). Sound sistem
Bila peserta rapat diatas 20 orang atau ruang yang dipilih sangat luas (lebih
dari keperluan) perlu disiapkan soaund sistem untuk membantu memperkeras
suara. Dengan alat ini bagi pembicara tidak harus capai karena berteriak, dan
bagi peserta akan dapat menyimak pembicaraan dengan baik, sehingga tidak
terjadi kesalahan komunikasi.
4). AC atau Kipas angin
Bila ruangan yang dipilih tidak memiliki ventilasi udara yang cukup dan berada
di lokasi yang cukup panas, maka perlu ditambahkan AC atau kipas angin.
Alat ini akan dapat membantu peserta rapat dapat mengikuti jalannya rapat
dengan nyaman tanpa diganggu rasa gerah yang mengakibatkan peserta
menjadi kurang konsentrasi.
5). Hiasan ruangan
Untuk membantu menyegarkan suasana rapat agar tidak terkesan terlalu kaku
sehingga dapat membantu mencairkan suasana perlu diberikan hiasan
berupa bunga-bunga. Bunga dapat dipih dari plastik atau asli. Yang penting
penempatan bunga tersebut jangan mengganggu pemandangan antar peserta
rapat.
Manajemen Perkantoran| 76
10. Administrasi rapat
Mempersiapkan hal-hal yang akan berhubungan dengan kelancaran rapat, seperti
menyiapkan daftar hadir, kertas-kertas rapat, cek list, rapat dan lain-lain, termasuk
penyiapan penerima tamu.
Notulen
Dalam pelaksanaan rapat diperlukan adanya seorang notulis untuk menulis
notulen atau ringkasan tentang hasil pembicaraan dalam suatu rapat yang telah
dilaksanakan, berikut adalah penjelasan tentang notulen rapat dan menyiapkan
notulen. Notulen Rapat Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (618), notulen atau
notula bermakna catatan singkat mengenai jalannya persidangan (rapat) serta hal
yang dibicarakan dan diputuskan. Jadi, notulen adalah sebuah ringkasan tentang
hasil pembicaraan dalam rapat yang bersifat ringkas, padat, sistematis, dan secara
menyeluruh. Notulen selalu memiliki keterkaitan dengan notulis.
Notulis
Notulis merupakan orang yang bertugas untuk membuat notulen. Untuk
menghasilkan notulen yang baik, maka dibutuhkan seorang notulis yang baik pula.
Notulis hendaknya memiliki keterampilan menyimak dan menulis sehingga mampu
menangkap seluruh isi pokok pembicaraan dan menuliskannya dalam notulen secara
sistematis.
Manajemen Perkantoran| 77
Untuk menjadi notulis yang handal, diperlukan beberapa keahlian yang harus
dimiliki seorang notulis. Seorang notulis harus terampil atau mampu:
1. Mendengarkan dan menulis
2. Memilah dan memilih hal yang penting dan yang tidak penting
3. Konsentrasi yang tinggi
4. Menulis cepat
5. Bersikap obyektif dan jujur
6. Menguasai bahsa teknis baku dan menguasai materi pembahasan
7. Mengetahui dan memenuhi kebutuhan pembaca notula
8. Menguasai metode pencatatan secara sistematis
9. Menguasai metode pengolahan data
10. Menguasai berbagi hal yang berhubungan dengan rapat.
11. Menyimpulkan hasil rapat
Bagian-Bagian Notulen
Kepala Notulen Sama halnya dengan surat resmi, dalam notulen resmi terdapat
kepala notulen yang berisi alamat instansi tempat diadakannya rapat.
Judul Notulen Bagian ini mencakup judul rapat yang bersangkutan.
Pemimpin rapat (Ketua dan Sekretaris) Pembuatan notulen oleh Sekretaris, dan
pengesahan notulen oleh Ketua.
Jumlah yang diundang Hadir : Tidak hadir : (Nama sebutkan dalam daftar hadir)
Waktu Pelaksanaan Rapat (mulai dan berakhir). Bagian ini mencakup hari,
tanggal, serta jam dilaksanakannya rapat.
Tempat Pelaksanaan Rapat Berisi tentang tempat diadakannya rapat tersebut.
Manajemen Perkantoran| 78
Susunan Acara (Sebutkan secara berurutan) Bagian ini berisi susunan kegiatan
rapat tersebut, dimulai daripembukaan hingga penutup.
Jalannya meeting (acara 1sampai dengan penutup).
Hasil Rapat, Hasil rapat berisi tentang beberapa keputusan yang telah dimufakati
dalam rapat tersebut, dapat berisi tentang persetujuan hasil rapat pada umumnya
seperti kesimpulan, susunan kepanitiaan, usulanpara peserta rapat, dan jadwal
kegiatan. Tergantung kepada jenisrapat yang dilaksanakan.
Pengesahan notulen oleh ketua (disebelah kiri).
Tamu Kantor
Tamu kantor adalah seseorang atau kelompok orang yang ingin mengunjungi
perusahaan atau instansi tempat kita bekerja dengan kepentingan dinas maupun pribadi.
Tamu kantor adalah seseorang atau kelompok yang datang ke suatu perusahaan untuk
kepentingan tertentu. Salah satu tugas sekretaris adalah mengatur pertemuan antara
pimpinan dengan tamu-tamu yang akan bertemu dengan pimpinan, mulai dari membuat
janji, konfirmasi, sampai menerima kedatangan tamu di kantor. Dalam menerima tamu,
ada aturan dan etiket yang harus diketahui, untuk menciptakan suasana aman dan
nyaman kepada tamu dan menimbulkan kesan baik ketika melakukan kerja sama.
Manajemen Perkantoran| 79
a.Tamu yang datang untuk minta dana/sumbangan
Tamu yang datang untuk minta dana atau sumbangan biasanya ingin bertemu
langsung dengan pimpinan.berbagai macam alasan dikemukakan bahwa sumbangan
yang diminta itu untuk kegiatan sosial, untuk HUT, untuk bantuan kamanusiaan dan lain
sebagainya. Tamu tipe ini biasanya tidak mau perduli apakah pimpinan punya waktu
untuk menemuinya atau tidak, pokoknya harus bertemu.
Cara terbaik untuk menghadapi tamu bertipe demikian, sekretaris melayani dengan
sabar dan ramah, sambil menyodorkan formulir isian yang harus diisi oleh tamu tersebut.
Formulir itu memuat nama, alamat, dari instansi mana, atau maksud sumbangan yang
diminta, untuk kepentingan apa. Beritahukan bahwa pengisian formulir bagi para tamu
adalah merupakan peraturan. Jadi sang tamu harus mengisinya. Apabila tamu memang
minta sumbangan, maka tamu tersebut di persilahkan untuk menghubungi bagian lain
yang memang khusus menangani dana (sumbangan). Jadi harus bertemu dengan
pimpinan.
b. Tamu yang datang untuk menawarkan barang atau jasa.
Pada umumnya tamu semacam ini sangat sopan dan menyenangkan. Mereka
telah mendapat pelatihan keterampilan sebagai penjual barang atau jasa. Namun
demikian tak jarang para penjual(salesman dan salesgirl) ini meminta untuk bertemu
muka dengan pimpinan. Mereka ingin bicara langsung dengan orang yang mempunyai
wewenang membuat keputusan dalam tawar menawar. Seringkali mereka sendiri
menawarkan"komisi khusus" yang hanya pantas dibicarakan empat mata dengan
pimpinan. Biasanya dalam hal pembelian di suatu perusahaan ada unit khusus yang
manangani, sehingga tidak akan menemui kesulitan. Setelah mereka mengetahui
mengenai hal tersebut, mereka tidak akan mendesak untuk bertemu dengan pimpinan.
c. Tamu yang ingin membeli barang
Tamu yang ingin membeli barang biasanya banyak bertingkah. Mereka minta
diperhatikan, diistimewakan, minta ingin dipertemukan dangan pimpinan dan sebagainya.
Umumnya pembelian barang di tangani oleh bagian penjualan atau pemasaran. Untuk hal
tersebut bawalah tamu kebagian pembelian. Jangan lupa, perlu menawarkan minuman
kepada tamu.
Menerima Tamu
Ada etika dan aturan tersendiri dalam menerima tamu. Dalam dunia kerja, tentunya
kita sering menerima tamu atau bertamu ke kantor rekan karena adanya suatu urusan
seperti rapat atau lainnya. Ketika bertamu tentunya kita menginginkan perlakuan yang
baik dari tuan rumah, begitu pula ketika rekan kerja bertamu ke kantor kita, tentunya
Manajemen Perkantoran| 81
menginginkan perlakuan yang sopan dan beretika baik. Agar tamu terkesan dengan
sambutan yang diberikan, berikut adalah etika menerima tamu dalam kantor.
1. Sambut Dengan Tulus
Sambutlah tamu dengan ramah, sopan dan bersemangat secara tulus, buang
semua kepura – puraan, karena umumnya tamu akan mengetahui jika kita hanya
berpura – pura tulus.
Jika kita berada di ruang tertutup, beranjaklah untuk membukakan pintu untuk tamu.
Lakukan sesegera mungkin sebagai tanda penghormatan kita terhadap tamu yang
datang berkunjung.
Sebenarnya tak salah jika kita menerima tamu sambil duduk, tapi akan lebih sopan
jika kita menerima tamu sambil berdiri kemudian memberikan salam dan berjabat
tangan.
2. Cara Duduk
Jika di kantor tersedia ruangan khusus untuk menerima tamu, segera persilahkan
tamu untuk ke ruang tamu dan mempersilahkan duduk.
Jika kita menerima di kursi atau sofa panjang, tempatkan tamu di sebelah kanan
kita, barulah kemudian kita menanyakan identitas dan maksud tujuan tamu tersebut.
3. Janji Temu
Namun jika kita sudah mengetahui identitas tamu dan sudah memiliki janji temu,
maka tak perlu lagi menanyakan hal tersebut.
Sebaiknya kita langsung menunjukan bahwa kita sudah menunggu kehadirannya
dan langsung mempersilahkan masuk ke ruangan yang dituju.
Bila posisi kita adalah sekretaris atau asisten pimpinan, sebaiknya hubungin
pimpinan terlebih dahulu sebelum mempersilahkan tamu masuk untuk mengetahui
apakah pimpinan sudah siap untuk menerima tamu.
Jika tamu diharuskan menunggu sebentar dan kita memiliki beberapa pekerjaan
yang harus dikerjaan, ungkapan dengan baik dan sopan.
4. Perlakuan Baik
Perlakukan tamu dengan baik, bahkan jika tamu salah alamat sekalipun atau datang
hanya untuk mengajukan complaint terhadap perusahaan kita.
jika tamu diharuskan menunggu, bila kondisinya memungkinkab, berikan tamu
suguhan baik berupa majalah, secangkir kopi atau makanan ringan.
5. Mengantar Tamu
Selalu ucapakan terima kasih kepada tamu yang datang karena sudah berkunjung ke
kantor kita. Jika memungkinkan antarkan tamu hingga ke pintu keluar.
Manajemen Perkantoran| 82
Melayani Tamu
Menurut Sedarmayanti, hal – hal yeng perlu dipahami dan dilaksanakan oleh
penerima tamu untuk diterapkan, antara lain:
1. Memberi salam dan menyapa tamu dengan ramah, sopan, dan menanyakan
keperluan tamu serta mempersilahkan tamu mengisi buku tamu.
2. Penerima tamu harus mampu menjaga pambicaraan dan mampu membedakan hal –
hal yang perlu dan tidak perlu untuk dibicarakan dengan tamu.
3. Penerima tamu harus dapat mengarahkan tamu, memberikan informasi yang
dibutuhkan oleh tamu, dan membantu pimpinan dalam melayani dan membuat
perjanjian dengan tamu.
4. Penerima tamu harus memberikan penjelasan dengan baik dan sopan apabila
pimpinan tidak dapat menerima tamu pada waktu yang telah disepakati, dengan
demikian tidak menyinggung perasaan tamu.
5. Usahakan agar tamu merasa senang dan nyaman apabila tamu harus menunggu.
Jika memungkinkan disediakan bahan bacaan (koran, majalah, dan lain- lain) di
ruang tamu.
6. Berikan perhatian kepada setiap tamu dan segera ambil keputusan dengan
pertimbangan tertentu apabila tamu ternyata harus bertemu dengan pejabat atau
bagian lain.
Sedangkan menurut Bendeich, ada sebelas poin yang harus terkandung dalam
menerima tamu, yaitu:
1. Welcome callers pleasantly
Misal:
Tamu baru : “Selamat pagi, ada yang bisa saya bantu?”
Tamu rutin : “Selamat pagi, Ibu Jihan. Bagaimana kabarnya? Kebetulan Pak Johan
sedang menerima tamu, tapi beliau tidak akan membiarkan Ibu
menunggu terlalu lama. Apakah Ibu ingin membaca koran sambil
menunggu beliau?
2. Pay attention
Tamu baru ataupun tamu lama harus diperhatikan dengan baik. Dengarkan terlebih
dahulu apa yang mereka inginkan lalu usahakan untuk membantu mereka.
3. Obtain relevant information
Jika menanyakan tujuan tamu/ klien untuk bertemu dengan seorang pegawai (baik
atasan atau bukan), tunjukkan dengan antusias dan ramah.
Manajemen Perkantoran| 83
4. Help clients wait
Jika ada keterlambatan, segera komunikasikan keterlambatan terseut kepada tamu.
Tawarkan majalah, koran, dan sebagainya. Jika dalam perusahaan terdapat cafe,
maka tamu dapat ditawarkan untuk menikmati minuman ringan.
5. Care for the reception area
Area penerimaan tamu harus teratur, rapi, dan bersih. Akan lebih baik jika disediakan
asbak bersih, koran, atau majalah. Ruangan dapat diperindah dengan pot bunga,
tanaman, dan sebagainya.
6. Establish an executive file
Berguna untuk membantu menghubungi para eksekutif secara tepat dan
menghubungkan klien pada orang yang tepat pula, maka penerima tamu harus
mengetahui jadwal atau lokasi para eksekutifnya.
7. Don’t prejudge
Penerima tamu harus bijaksana dalam menghadapi siapapun tamu yang datang. Jika
tamu yang datang berpenampilan kurang meyakinkan, bukan berarti kita
menganggap mereka tidak penting.
8. Deal with problems
Tamu yang tidak sopan, pemarah, dan lain – lain, harus ditanggapi dengan bijaksana
dan tetap berusaha untuk menjalin kerjasama yang baik dan menerangkan sebaik –
baiknya informasi yang diperlukan oleh tamu tersebut. Jangan mudah terpancing
emosi atau agresif.
9. Satisfy caller’s needs
Jika orang yang berkepentingan sedang tidak ada di tempat, cari alternatif dengan
menghubungkan tamu dengan pihak lain yang lebih tepat untuk menanganinya,
sehingga tamu tidak perlu datang berulang kali. Berika saran agar tamu menelpon
dan membuat janji terlebih dahulu sebelum datang ke perusahaan.
10. Say goodbye
Misalnya: “sampai jumpa, terima kasih atas kunjungan Anda.”
11. Keep an up to date client file and accurate appointment records
Arsip dari setiap klien perlu dijaga dengan baik. Selain itu, setiap tamu yang datang
perlu dibuat pencatatan karena harus di-follow up oleh perusahaan. Dengan
demikian, tidak seorangpun pegawai perkantoran yang mengetahui siapa dan apa
maksud kedatangan tamu yang masuk dan keluar perusahaan, apalagi jika tamu
tersebut tamu yang penting bagi kelangsungan hidup perusahaan.
Manajemen Perkantoran| 84
Setiap perkantoran harus melayani tamu yang datang ke perusahaan dengan baik,
baik tamu yang sudah membuat janji terlebih dahulu maupun tamu yang tidak membuat
janji terlebih dahulu. Penanganan tamu yang baik sangat diperlukan agar tamu merasa
terpuaskan, terutama bagi para stakeholders yang memiliki kepentingan langsung
terhadap perusahaan, dan juga untuk memberikan kesan yang positif terhadap
perusahaan secara keseluruhan.
Kesan pertama yang positif penting dicapai karena selanjutnya dapat
mempermudah hubungan kerjasama yang saling menguntungkan di masa – masa yang
akan datang serta mendukung terciptanya hubungan yang lebih kondusif di antara mitra
bisnis perusahaan.
Manajemen Perkantoran| 85
7. Berhati-hatilah dalam berbicara, agar nada kesal, tidak sabar tidak kentara pada
suara.
8. Pergunakan kalimat yang jelas dan sistematis.
Manajemen Perkantoran| 86
c. Cara Menelepon
Gunakanlah waktu untuk menelepon dengan sebaik-baiknya. Pembicaraan yang
berkepanjangan, berarti pemakaian pulsa telepon lebih banyak dan pada akhirnya
biaya telepon yang tinggi. Berikut dijelaskan tata cara menelepon, yaitu:
1. Rencanakan terlebih dahulu apa tujuan menelepon
Bila ingin menelepon, harus mengetahui terlebih dahulu nomor telepon yang
akan dihubungi. Jangan mengangkat pesawat telepon, jika masih mencari nomor
telepon yang akan dihubungi.
2. Perhatikan telepon yang digunakan
Apabila yang digunakan telepon langsung maka langsung memutar nomor yang
dikehendaki.
3. Mendapat sambungan telepon
Ada dua kemungkinan dalam hal ini, langsung diterima penerima atau diterima
oleh operator.
4. Katakan dengan siapa akan berbicara
Katakan dengan jelas siapa yang akan dituju, dan gunakan kata-kata yang sopan
dan tepat.
5. Identifikasi diri atau nama pimpinan dan perusahaan
Melakukan kegiatan ini apabila berbicara dengan orang yang dituju.
6. Kemukakan maksud menelepon
Apabila saat menelepon langsung berbicara dengan orang yang dituju, maka
jangan lupa tanyakan apakah si penerima mempunyai waktu untuk
membicarakan masalah yang akan dibicarakan.
7. Tinggalkan pesan dan ucapkan terima kasih
Apabila tidak bertemu dengan orang yang dituju, maka jangan lupa
meninggalkan pesan dan sampaikan terima kasih apabila sudah selesai
berbicara.
d. Etika Bertelepon
Dalam berkomunikasi melalui telepon, ada beberapa etika yang harus dilakukan,
diantaranya :
1. Jangan membicarakan informasi rahasia di telepon. Karena sistem telepon yang
kurang bagus, memungkinkan pembicaraan dapat didengar oleh pihak lain.
2. Jangan berbicara terlalu keras. Atur suara pada saat bertelepon, karena suara yang
keras dapat mengganggu ketenangan pimpinan dan karyawan lain.
Manajemen Perkantoran| 87
3. Jangan berbicara dengan orang ketiga pada saat anda bertelepon.
4. Batasi pembicaraan pribadi di telepon. Banyak sekretaris yang diberi tanggung jawab
untuk mengontrol pemakaian telepon.
5. Jangan biarkan telepon dalam posisi terbuka sehingga orang di telepon dapat
mendengar suara-suara yang ada di kantor. Apabila berada di dalam ruangan
tersendiri, maka jangan mengguankan speakerphone.
Jangan memberikan nomor Direct Line pimpinan kepada sembarang orang. Telepon
direct pimpinan berlaku, seperti telepon pribadi.
Untuk menghindari salah paham atau lupa akan pesan telepon yang diterima, maka
diperlukan lembar pesan telepon/ kartu pesan telepon. Berikut ini contoh lembar pesan
telepon secara umum:
Untuk :
Dari :
Nama Perusahan :
Nomor Telepon :
ISI PESAN
Manajemen Perkantoran| 88
BAB VII
PERAN DAN FUNGSI PERKANTORAN
A. Peran Perkantoran
Seperti telah disebutkan di bab sebelumnya bahwa istilah kantor dapat diartikan
dalam arti statis yaitu tempat, dalam arti dinamis yaitu proses, dan dalam arti fungsional
yaitu sarana. Berikut ini peranan kantor sebagai tugas ketatausahaan (Gie, 2000) adalah:
1. Melayani pelaksanaan pekerjaan operasional guna membantu pelaksanaan
perkerjaan pokok untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Menyediakan keterangan bagi pimpinan organisasi untuk membuat keputusan atau
membuat tindakan yang tepat.
3. Membantu melancarkan kehidupan dan perkembangan organisasi secara
keseluruhan.
Manajemen Perkantoran| 89
d. Hindari politik kantor, apalagi bergosip. Untuk yang satu ini lebih cocok ditujukan bagi
yang memang suka bergosip. Hati-hati gosip pun bisa membawa dalam bahaya.
Usahakan tidak memihak kelompok manapun jika ada yang bersitegang.
e. Bersikap ramah. Selalu tersenyum dan ramah terhadap semua rekan kerja baik
bawahan maupun atasan.
f. Selalu tampil percaya diri dengan segala suasana. Yakinlah kalau bisa melakukan
segala hal yang berkaitan dengan pekerjaan kantor.
g. Selalu bertanya kepada diri sendiri apa yang bisa saya lakukan lebih hari ini. Dengan
adanya pertanyaan ini, memacu untuk lebih berkreatifitas lagi.
h. Jangan pernah menunda-nunda pekerjaan Tuntaskanlah pekerjaan yang memang
seharusnya diselesaikan. Menunda pekerjaan berarti membuat pekerjaan semakin
banyak.
B. Fungsi Perkantoran
Fungsi kantor adalah untuk memberikan pelayanan komunikasi dan catatan-catatan.
Secara terinci fungsi kantor itu adalah sebagai berikut :
Untuk menerima keterangan.
Misalnya : surat-surat, laporan-laporan, harga-harga baik dari intern maupun dari
ekstern organisasi/perusahaan/instansi.
Untuk mencatat keterangan.
Misalnya: catatan –catatan tentang pegawai, harga, dan kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan organisasi/perusahaan/instansi.
Untuk menyusun keterangan.
Misalnya: menyusun pembiayaan (RAB), pembukuan, dan laporan keuangan.
Untuk memberikan keterangan
Misalnya: Daftar barang-barang dagangan, taksiran-taksiran, dan rekapitulasi hasil
kegiatan.
Untuk menjamin aktiva.
Misalnya: pemeliharaan uang kontan, pengadaan barang dan persediaan barang.
Selain fungsi-fungsi di atas, kantor masih memiliki empat fungsi lain, yaitu:
Pusat syaraf administrasi dan perencanaan kebijaksanaan
Sebagai badan eksekutif, kantor harus bertindak sebagai pusat administrasi.
Administrasi dalam hal ini adalah segenap proses penyelenggaraan dalam setiap
usaha kerja sama sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. Unsur-unsur
dari administrasi: pengorganisasian, personalia, keuangan, komunikasi, tata usaha,
dan humas.
Perantara
Kantor bertindak sebagai pusat pelayanan yang menghubungkan antar bagian
dalam organisasi.
Koordinator
Mengawasi dan mengkoordinir seluruh kegiatan organisasi.
Penghubung dengan publik
Mengadakan hubungan dengan pihak luar organisasi dan memberikan dukungan
terhadap organisasi.
Manajemen Perkantoran| 91
BAB VIII
ORGANISASI KANTOR
A. Organisasi Kantor
Organisasi merupakan berasal dari kata “organon” dalam Bahasa Yunani yang
berarti alat. Beberapa pengertian organisasi menurut para ahli:
1. James D. Mooney mengatakan bahwa “organization is the form of every human
association for the attainment of common purpose”.
(organisasi adalah setiap bentuk kerja sama untuk mencapai tujuan bersama).
2. Chester I. Barnard dalam bukunya The Executive Functions mengemukkakan bahwa
“I define organization as a system of cooperatives of two more persons”.
(organisasi adalah setiap bentuk kerja sama untuk mencapai tujuan bersama).
3. Stephen P. Robbins mengemukakan bahwab “organization is a consciously
coordinated social units, composed of two or more people, that function on a
relatively continuous basis to achieve a common goal or set of goals”.
(organisasi adalah suatu sistem yang terdiri atas pola aktivitas kerja sama yang
dilakukan secara teratur dan berulang-ulang oleh sekolompok orang untuk mencapai
suatu tujuan)
4. Dimock, mengatakan organisasi adalah “the systematic bringing together of
interdependent part to form a unified whole thorugh which authority, coordination and
control may be exercised to achive a given purpose”.
(perpaduan secara sistematis daripada bagian-bagian yang saling
bergantung/berkaitan untuk membentuk kesatuan yang bulat melalui kewenangan,
koordinasi, dan pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan).
5. Menurut Kenneth C. Laudon, organisasi adalah “a stable, formal social structure that
takes resources from the environment and process them to produce outputs”.
(struktur sosial/masyarakat yang tetap yang mengambil sumber-sumber daya dari
lingkungannya dan kemudian memprosesnya untuk menghasilkan keluaran).
Organisasi merupakan kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. Tiga unsur
dalam organisasi yaitu sekelompok orang, kerjasama dan tujuan tertentu.
Manajemen Perkantoran| 92
Berdasarkan definisi di atas, Sopiah (Umam, 2014) menyimpulkan bahwa
sekumpulan orang dapat dikatakan sebagai organisasi jika memenuhi empat unsur
pokok, yaitu:
a. Organisasi itu merupakan sistem;
b. Pola aktivitas;
c. Sekelompok orang;
d. Tujuan yang telah ditetapkan.
Organ umum organisasi adalah setiap sistem kerjasama yang dijalankan oleh
sanisasi dapat ditinjau dari dua sudut, yaitu sebagai kelompok orang yang bekerja sama
dan wadah dari kerjasama tersebut. Organisasi mengandung 5 unsur, yaitu kelompok
orang, kerja sama, tujuan, keterikatan formal dan susunan hierarki.
Lima bagian dasar dari sebuah organisasi menurut Henry Mintzberg (Priansa dan
Garnida, 2013) adalah:
1. The Operating Core
Yang termasuk di sini adalah para pegawai yang melaksanakan pekerjaan dasar
yang berhubungan dengan produksi barang dan jasa.
2. The Strategic Apex
Yang termasuk di dalam bagian ini adalah manajer tingkat puncak (top management)
3. The Middle Line
Yang termasuk di dalam bagian ini adalah para manajer yang menjembatani manajer
tingkat atas dengan bagian operasional.
4. The Technostructure
Yang termasuk dalam bagian ini adalah mereka yang diserahi tugas untuk
menganalisa dan bertanggung jawab terhadap bentuk standarisasi dalam organisasi.
5. The Support Staff
Yang termasuk di sini adalah orang-orang yang memberi jasa pendukung tidak
langsung terhadap organisasi (orang-orang yang mengisi unit staf).
Manajemen Perkantoran| 93
B. Struktur Organisasi
Menurut Littlefield dan Peterson, 1956 (Gie, 2000) pola pembagian kerja dibagi
menjadi 2 macam rencana:
1. Rencana urutan (serial plan)
Dengan pola ini setiap pekerjaan tatausaha dibagi-bagi menjadi unit-unit yang lebih
kecil secara berurutan dan setiap unit ditugaskan kepada seorang juru tata usaha.
2. Rencana Sejajar (Paralel plan)
Dalam hal ini volume pekerjaanlah yang dibagi-bagi kepada para pegawai yang
masing-masing mengerjakannya dari awal sampai selesai.
Gie (2000:43) menyatakan bahwa suatu kerangka yang mewujudkan pola tetap dari
hubungan-hubungan di antara bidang-bidang kerja maupun orang-orang yang
menunjukkan kedudukan, wewenang, dan tanggungjawab masing-masing dalam suatu
sistem kerjasama disebut tata raga organisasi (organization structure). McShane dan
Glinow (2006:233) menyatakan bahwa struktur organisasi merujuk pada pembagian
pegawai dan pola koordinasi, komunikasi, aliran krja, dan kekuasaan formal yang
langsung pada aktivitas organisasi. Semua struktur organisasi meliputi dua keperluan
dasar, yaitu pembagian tugas dan pekerjaan; serta koordinasinya sehingga pekerja dapat
bekerja sama untuk mencapai tujuan organisasi.
Struktur organisasi harus dirancang dan dibangun sesuai dengan perkembangan
organisasi dan sumber-sumber kemampuannya, biasanya oleh pihak pimpinan.
Enam elemen struktur menurut Robbins dan Judge (2007:478) terdiri dari
spesialisasi pekerjaan, rantai, komando, rentang kendali, sentralisasi dan desentralisasi,
formalisasi, serta departementalisasi.
Menurut pola hubungan kerja, serta lalu lintas wewenang dan tujuan, maka bentuk
organisasi dapat dibedakan, sebagai berikut:
1. Struktur organisasi garis (Line Organization)
Tipe organisasi garis atau line yaitu bentuk/struktur organisasi yang paling tua dan
paling sederhana diciptakan oleh Henry Fayol.
Ciri-ciri tipe organisasi garis ini adalah
Organisasi masih kecil
Struktur organisasi stabil
Spesialisasi kerja masih kecil
Hubungan antara atasan dan bawahan secara langsung
Manajemen Perkantoran| 94
Kelebihannya adalah :
Koordinasi lebih mudah dilaksanakan.
Ada bagian kekuasaan dan tanggung jawab yang jelas
Proses pengambilan keputusan berjalan dengan cepat
Pengawasannya sangat efektif
Kekurangannya adalah :
Seluruh orang terlalu bergantung pada satu orang
Bersifat otokratis dan dapat menjadi diktatoris
Kesempatan karyawan untuk berkembang sangat terbatas
Sulit dilaksanakan dalam suatu organisasi yang besar
Direktur
Utama
Manajemen Perkantoran| 95
Kekurangan Tipe ini adalah :
Perintahnya suka membingungkan anggota organisasi
Suka mengabaikan gagasan dari staff
Suka mengabaikan nasehat dari para staff
Direktur
Staff
Manajemen Perkantoran| 96
Pandangan para pekerja yang merasa terlalu banyak atasan.
KARYAWAN
Manajemen Perkantoran| 97
Gambar Struktur Organisasi Komite
Ada 4 tahap:
1) Piramid Tradisional
2) Harapan Sementara (Temporary)
3) Harapan Tetap (Temporary)
4) Matriks Dewasa
Ciri-cirinya:
Beberapa karyawan mempunyai dua pimpinan dan perintah bisa berasal dari dua
pimpinan tersebut
Bagan organisasinya berbentuk pyramid
Terdapat beberapa karyawan yang merupakan anggota bagian tertentu yang
menjadi anggota bagian yang lain.
Kelebihan tipe ini adalah:
Peran karyawan bersifat fleksibel dalam menangani tugas
Kegiatan tugas-tugas dapat ditangani oleh orang-orang yang sudah memiliki keahlin
sesuai dengan spesialisasi pimpinan
Kekurangan tipe ini adalah:
Membutuhkan banyak keterampilan antar pribadi karyawan
Memerlukan koordinasi yang tinggi dan sangat berhati-hati baik secara vertical
maupun horizontal.
Manajemen Perkantoran| 98
Gambar Struktur Organisasi Matriks
Manajemen Perkantoran| 99
5. Prinsip Wewenang Sepadan dan Tanggung Jawab
Setiap orang dalam organisasi perkantoran mesti diberi wewenang yang sesuai
dengan tugas tanggung jawabnya sehingga dapat bertanggungjawab atas
pelaksanaan tugasnya tersebut.
6. Prinsip Laporan kepada Pimpinan Tunggal
Agar tiap personalia mengetahui dengan jelas kepada siapa melapor, maka tiap
yang bertugas dalam organisasi perkantoran tersebut harus menerima perintah dari
dan bertanggung jawab hanya kepada satu orang atasan.
7. Prinsip Kepemimpinan dan Pengawasan
Kepemimpinan dan pengawasan yang efektif mesti ditegakkan sehingga tujuan
organisasi perkantoran itu dapat tercapai. Pengawasan yang efektif akan mencegah
perubahan arah dalam mencapai tujuan. Sementara itu, pengawasan yang efektif
pun merupakan proses belajar bagi organisasi di waktu yang akan datang.
8. Prinsip Jangkauan Pengawasan
Agar kepemimpinan dan pengawasan dalam organisasi perkantoran efektif,
jangkauan pengawasan di bawah pengawasan langsung dari seorang manajer
kantor atau seorang pengawas sebaiknya dibatasi, semakin jauh pengawasan
manajer kantor, maka semakin besar kemungkinan menurunnya pertambahan
kemampuan pengawasan.
Apabila dirinci maka manfaat tata ruang kantor antara lain adalah:
1. Mencegah penghamburan tenaga dan waktu para pegawai karena prosedur kerja
dapat dipersingkat.
2. Menjamin kelancaran proses pekerjaan yang bersangkutan.
3. Memungkinkan pemakaian ruang kerja secara efisien.
4. Mencegah para pegawai di bagian lain terganggu oleh publik yang akan menemui
suatu bagian tertentu, atau oleh suara bising lainnya.
5. Menciptakan kenyamanan bekerja bagi para pegawai.
6. Memberikan kesan yang baik terhadap para pengunjung.
7. Mengusahakan adanya keleluasaan bagi:
a. Gerakan pegawai yang sedang bekerja.
b. Kemungkinan pemanfaatan ruangan bagi keperluan lain pada waktu
waktu tertentu.
c. Kemungkinan perkembangan dan perluasan kegiatan di kemudian hari.
Dalam menyusun ruang untuk kerja perkantoran, ada beberapa tujuan yang perlu
dicapai. Tujuan itu merupakan pula syarat-syarat yang hendaknya dipenuhi dalam setiap
tata ruang kantor yang baik. Tujuan yang hendaknya dijadikan pedoman ialah:
1. Pekerjaan di kantor itu dalam proses pelaksanannya dapat menempuh jarak yang
sependek mungkin.
2. Rangkaian aktivitas tata usaha dapat mengalir secara lancar.
3. Segenap ruang dipergunakan secara efisien untuk keperluan pekerjaan.
4. Kesehatan dan kepuasan bekerja para pegawai dapat terpelihara.
5. Pengawasan terhadap pekerjaan dapat berlangsung secara memuaskan.
6. Pihak luar yang mengunjungi kantor yang bersangkutan mendapat kesan yang baik
tentang organisasi itu.
7. Susunan tempat kerja dapat dipergunakan untuk berbagai pekerjaan dan mudah
diubah sewaktu-waktu diperlukan.
Dalam proses perencanaan tata ruang kantor menurut Quible (2001), ada beberapa
faktor yang harus diperhatikan, antara lain:
1. Tugas pegawai
Mengetahui sifat pekerjaan (rahasia atau tidak rahasia) dan dengan segenap
pekerjaan, tentukan urut-urutan pekerjaan, serta ketahui jumlah pegawai yang terlibat:
a. Satuan pekerjaan yang melayani publik ditempatkan pada tempat yang mudah
didatangi orang luar tanpa mengganggu satuan kerja lainnya.
b. Satuan-satuan yang satu sama lain saling berhubungan erat, diupayakan untuk
dikelompokkan pada satu tempat.
c. Satuan yang mengerjakan semua kegiatan administrasi, diupayakan ditempatkan di
tengah-tengah (strategis).
d. Satuan yang tugas pekerjaannya menimbulkan suara gaduh, diletakkan jauh dari
satuan kerja yang membutuhkan ketenangan.
2. Arus Kerja
Analisis arus kerja (work-flow) dengan mengacu pada pergerakan informasi dan
tugas horizontal atau vertikal. Menurut Gie (2000), arus kerja yang efisien akan
menempatkan pegawai dan peralatan dengan pola garis lurus informasi, sehingga akan
mengeliminasi backtracking maupun crisscrossing pekerjaan.
9. Pertimbangan keamanan
Pada dasarnya, tata ruang kantor memfasilitasi pergerakan pegawai dari satu area
ke area yang lain. Tata ruang kantor yang baik dapat membuat pegawai bergerak secara
mudah tanpa terhambat, dan sebaiknya lorong tempat pegawai bergerak tidak ditempati
oleh furniture atau peralatan yang dapat menghalangi.
10. Pembiayaan ruang perkantoran
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam tata ruang kantor adalah biaya
pemeliharaan, pajak, asuransi, kebutuhan akan peralatan kantor, lisensi dan antisipasi
pengembangan kantor.
b. Sistem pencahayaan
Menurut McShane menyatakan bahwa 80 – 85 % informasi yang diterima karyawan
di kantor adalah mengguna indera penglihatan (mata), seperti membaca surat atau
memeriksa nota tagihan.
Ada empat jenis penerangan yang dapat digunakan oleh perusahaan, yaitu :
Direct
Dengan mengarahkan cahaya 90-100% secara langsung ke area kerja.
Semi direct
Dengan pencahayaan 60-90% cahaya diarahkan ke bawah dan sisanya diarahkan ke
atas, lalu dipantulkan kembali kebawah.
Indirect
Dengan pencahayaan 90-100% cahaya pertama diarahkan ke atas, menyebar dan
memantul kebawah ke area kerja.
Semi indirect
Dengan pencahayaan 60-90% ke atas kemudian di pantulkan kebawah dan sisanya ke
area kerja.
General diffuse
Dengan pencahayaan 40-60% ke arah area kerja dan sisanya ke arah bawah.
c. Pengaturan Udara
Faktor lingkungan kantor yang dapat mempengaruhi kondisi fisik dan psikologia
karyawan adalah kondisi udara didalam kantor. Beberapa faktor udara yang perlu
diperhatikan adalah temperatur, kelembaban, ventilasi dan kebersihan udara.
d. Kontrol Suara
Tingkat kebisingan pada kantor merupakan faktor lingkungan yang
harus dipertimbangkan untuk mengelola tingkat kinerja karyawan yang diinginkan.
Beberapa teknik yang dapat digunakan dalam mengontrol kebisingan pada ruang kantor,
yaitu :
e. Musik
Musik menghasilkan beberapa keuntungan, diantaranya membantu meningkatkan
kepuasan kerja dan kinerja karyawan dengan menghilangkan rasa bosan dan monoton
dalam melakukan pekerjaan kantor. Sebaiknya program pemutaran musik hanya
diberikan dalam jangka waktu 10-15 menit setiap jam.
A. Pengertian Kepemimpinan
Berdasarkan berbagai pengertian tentang kepemimpinan maka dalam hal ini dapat
diambil suatu kesimpulan pemimpin adalah pribadi yang memiliki kecakapan khusus,
dengan atau tanpa pengangkatan resmi dapat mempengaruhi individu dan kelompok
yang dipimpinnya untuk melakukan usaha bersama mengarah pada pencapaian sasaran-
sasaran atau tujuan tertentu.
2. Variabel-Variabel Situasional
Fidler mengidentifikasikan tiga macam elemen dalam situasi kerja yang dapat
membantu menentukan perilaku kepemimpinan yang efektif.
1. Model Fiedler
Menurut penelitian Fiedler di dalam situasi kerja ada tiga macam elemen penting yang
akan menentukan gaya atau perilaku kepemimpinan efektif
a. Hubungan antara pemimpin dengan bawahan (leader-member relations).
Maksudnya bagaimana tingkat kualitas hubungan yang terjadi antara atasan
dengan bawahan. sikap bawahan terhadap kepribadian, watak dan kecakapan
1. Menstimulasi semangat para kolega dan pengikutnya untuk melihat pekerjaan mereka
dari beberapa perspektif baru.
2. Menurunkan visi dan misi kepada tim dan organisasinya.
3. Mengembangkan kolega dan pengikutnya pada tingkat kemampuan dan potensial
yang lebih tinggi.
Memotivasi kolega dan pengikutnya untuk melihat pada kepentingannya masing-
masing, sehingga dapat bermanfaat bagi kepentingan organisasinya.
C. Fungsi Kepemimpinan
Fungsi kepemimpinan berhubungan dengan situasi sosial dalam kehidupan
kelompok/organisasi dimana fungsi kepemimpinan harus diwujudkan dalam interaksi
antar individu. Menurut Rivai (2005:53) secara operasional fungsi pokok kepemimpinan
dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Fungsi Instruktif
Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai komunikator merupakan
pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana, dan dimana perintah
itudikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif. Kepemimpinan yang
efektif memerlukan kemampuan untuk menggerakkan dan memotivasi orang lain
agar mau melaksanakan perintah.
2. Fungsi Konsultatif
Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama dalam usaha
menetapkan keputusan, pemimpin kerapkali memerlukan bahan pertimbangan yang
mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya yang dinilai
mempunyai berbagai bahan informasi yang diperlukan dalam menetapkan
keputusan. Tahap berikutnya konsultasi dari pimpinan pada orang-orang yang
dipimpin dapat dilakukan setelah keputusan ditetapkan dan sedang dalam
pelaksanaan.
D. Gaya Kepemimpinan
2. Tipe Paternalistik.
Dilihat dari indikator-indikator kepemimpinan maka:
a. Persepsi
Organisasi merupakan keluarga besar
Pemimpin adalah seorang bapak
Bawahan dianggap belum dewasa.
4. Tipe Demokratik
Tipe ini dianggap sebagai tipe kepemimpinan yang ideal. Pandangan ini dapat dilihat dari
indikator-indikator tipe kepemimpinan di bawah ini.
a. Persepsi
Bahwa organisasi sebagai totalitas
Pemimpin berperan sebagai Koordinator dan Integrator.
Bawahan sebagai makhluk yang unik.
b. Nilai
Political value yang manusiawi yang menjunjung harkat dan martabat manusia.
c. Sikap
Adalah pendekatan yang bersifat korektif dan edukatif bagi bawahan yang
melanggar/melakukan kesalahan.
d. Perilaku
Selalu melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan.
Terbuka dalam menerima kritik dari bawahan.
Selalu tanggap untuk memberi pengalaman kepada bawahan.
e. Gaya
Pendelegasian wewenang yang praktis dan realistik tanpa kehilangan kendali
organisasional.
Kesungguhan dalam memperlakukan bawahan sebagai manusia.
F. Kekuatan/Power
1. Pendahuluan
Kepemimpinan merupakan suatu proses mempengaruhi orang lain, sedangkan
kekuatan merupakan alat yang digunakan sang pemimpin untuk mendapatkan
kepatuhan dari para bawahan/pengikutnya. Seorang pemimpin tidak dengan
sendirinya dapat mempengaruhi orang lain, ia harus menggunakan kekuatan agar
berhasil dalam upaya mempengaruhi orang lain.
2. Dasar-Dasar Kekuatan (Bases of Power)
Menurut Hersey dan Goldsmith (1979) ada 7 (tujuh) dasar kekuatan yang dapat
mempengaruhi orang lain, yaitu:
Coercive Power
Merupakan kekuatan yang diperoleh dengan menciptakan rasa takut dalam diri
bawahan.
Connection Power
Merupakan kekuatan yang diperoleh karena pemimpin memiliki koneksi atau hubungan
dengan orang-orang penting dan berpengaruh di dalam maupun di luar organisasi.
Reward Power
Merupakan kekuatan yang diperoleh karena kemampuan pemimpin memberikan
imbalan (reward) bagi orang lain.
Legitimate Power
Merupakan kekutan yang diperoleh karena posisi atau jabatan.
Referent Power
Merupakan kekuatan yang diperoleh karena pemimpin memiliki beberapa ciri
kepribadian.
Manager Leadership
Building and maintaining an organizational Building and maintaining an organizational
structure (membangun dan culture (membangun dan mengembangkan
mengembangkan struktur organisasi) kultur organisasi)
Path- following (merujuk pada alur Path- finding (merujuk pada alur penemuan)
kepengikutan)
Doing thing right (mengerjakan sesuatu Doing the right thing (mengerjakan sesuatu
yang benar) dengan benar)
The manager maintains, relies and control The leader develops, inspires trust
(mengedepankan pemeliharaan dan (mengembangkan dan menginspirasi
pengendalian) kepercayaan)
A preoccupation with the here-and-now of Focused on the creation of a vision about a
goal attainment (beranjak dengan “disini dan desired future state (berfokus pada upaya
sekarang” dari pencapaian tujuan) mengkreasi tentang masa depan yang
diinginkan)
Managers maintain a low level of emotional Leaders have empathy with other people and
involvement (memelihara level rendah give attention to what event and action means
keterlibatan emosional) (mempunyai empati terhadap orang lain dan
memberi perhatian pada setiap peristiwa dan
makna tindakan)
Designing and carry out plant, getting things Establishing a mission, giving a sense of
done, working effectively with people direction (memantapkan misi dan
(mendesain dan membawa rencana, membangkitkan rasa untuk mencapai arah
mendorong tindakan, dan bekerja efektif tertentu)
dengan orang)
Being taught by the organization Learning from the organization (belajar dari
(mengembangkan pikiran dari organisasi) organisasi)
Penataan terhadap sistem kerja harus selalu berkiblat pada efisiensi. Efisiensi
sangat perlu untuk dijadikan satu – satunya dasar pemikiran, ukuran baku, dan tujuan
pokok bagi semua pelaksanaan kerja ketatausahaan. Efisiensi adalah suatu asas dasar
tentang perbandingan terbaik antara suatu usaha dengan hasilnya. Perbandingan ini
dapat dilihat dari 2 segi yaitu :
a) Segi Usaha
Suatu kegiatan dapat dikatakan efisien kalau sesuatu hasil tertentu tercapai dengan
usaha yang sekecil – kecilnya. Pengertian “usaha” dapat dikembalikan pada 5 unsur yang
dapat juga disebut sumber– sumber kerja yakni : pikiran, tenaga, ruang dan benda
(termasuk uang).
Usaha Biasa A
Usaha Terkecil C
Usaha huruf C adalah yang efisien karena memberikan perbandingan yang terbaik, dilihat
dari sudut usaha, yaitu paling sedikit mengeluarkan 5 sumber kerja untuk mencapai hasil
tertentu yang diharapkan.
b) Segi Hasil
Suatu kegiatan dapat disebut efisien kalau dengan suatu usaha tertentu memberikan hasil
yang sebanyak banyaknya, baik yang mengenai mutunya ataupun jumlah satuan hasil
itu. A Hasil Biasa
C
Hasil Terbesar
Jika dilihat dari segi usaha yang meliputi 5 unsur tersebut, maka suatu cara bekerja yang
efisien ialah cara yang tanpa sedikitpun mengurangi hasil yang hendak dicapai
merupakan :
Cara yang paling mudah (tidak sulit akibat memakai banyak pikiran)
Cara yang paling ringan (artinya tidak berat karena memerlukan banyak tenaga
jasmani manusia)
Cara yang paling cepat (tidak lama dikarena memakan banyak waktu)
Cara yang paling dekat (tidak jauh jaraknya dan menghamburkan ruang kerja)
Cara yang paling murah (tidak mahal akibat terlampau boros penggunaan bendanya)
Dalam setiap bidang kerja dan pelaksanaan rangkaian cara – caranya biasanya dapat
disimpulkan sesuatu asas yang menjadi petunjuk dalam melakukan tindakan- tindakan.
Demikian pula dalam sistem perkantoran, ada 5 asas – asas efisiensi bagi tata usaha
yaitu : perencanaan, penyederhanaan, penghematan, penghapusan dan penggabungan.
Asas Perencanaan
Merencanakan berarti menggambarkan di muka mengenai tindakan-tindakan yang
akan dilaksanakan dalam rangka mencapai sesuatu tujuan. Perwujudan asas ini dalam
bidang tatausaha dapat berupa pedoman-pedoman berikut:
a. Pedoman tentang maksud warkat
Setiap warkat yang diciptakan dan dipelihara harus mempunyai maksud yang jelas dan
kegunaan yang nyata. Kegunaan yang mungkin ada ialah nilai-nilai warkat dalam
bidang penerangan, hukum, administrasi, keilmuan atau dokumentasi. Bila tidak bisa
dijawab untuk apa suatu warkat dibuat, maka warkat itu sesungguhnya tidak perlu
diciptakan.
b. Pedoman tentang penetapan prosedur
Lalu lintas keterangan-keterangan yang merupakan berbagai prosedur berbagai
ketatausahaan tidak boleh dibiarkan tumbuh sendiri, melainkan harus selalu
direncakan dan diatur dengan mempertimbangkan corak pekerjaaan yang berjalinan
dengan prosedur itu. Selanjutnya semua prosedur dalam suatu organisasi hendaknya
dihimpun secara tertulis dalam buku pedoman (manual).
Asas Penyederhanaan
Menyederhanakan berarti membuat suautu sistem yang ruwet atau pekerjaan yang
sukar menjadi lebih mudah atau ringan. Pelaksanaan asas ini adalah sebagai berikut:
a) Pedoman tentang tatacara
Tatacara dari suatu kerja perkantoran hendaknya dipilih yang benar-benar menghemat
sumber-sumber kerja, yaitu cara-cara yang termudah (menghemat pikiran), yang
teringan (menghemat gerak dan tenaga), yang tercepat (menghemat waktu), yang
terdekat (menghemat jarak atau ruang kerja), dan yang termurah (menghemat benda).
b) Pedoman tentang perlengkapan tatausaha
Segenap perlengkapan tatausaha dari material sampai mesin dan perabot kantor
sejauh mungkin hendaknya diusahakan standarisasi untuk memudahkan pengadaan,
pengurusan, dan perawatannya.
c) Pedoman tentang pengorganisasian tatausaha
Berbagai kerja perkantoran yang bersifat umum sebaiknya dipersatukan dan
dipusatkan pada suatu bagian tatusaha yang melayani semua satuan operatif, dan
rancangan formulir. Selanjutnya kerja-kerja perkantoran lainnya yang agak khusus
dapat dilakukan dalam masing-masing satuan operatif yang berhubungan dengan
suatu pekerjaan induk atau menyusun laporan dari suatu tugas.
Asas Penghapusan
Menghapuskan berarti meniadakan langkah-langkah atau kegiatan-kegiatan dalam
pelaksanaan sesuatu pekerjaan yang dianggap kurang perlu atau tidak berhubungan
dengan hasil kerja yang ingin dicapai. Pelaksanaan asas ini dapat diwujudkan dalam
pedoman-pedoman yang berikut:
a) Pedoman tentang Peniadaan Gerak-gerak dalam Pekerjaan
Dalam pelaksanan kerja perkantoran dilakukan gerak-gerak tangan atau bagian
tubuh lainnya oleh para pegawai. Gerak-gerak yang berlebihan atau langkah-langkah
pekerjaan yang mengeluarkan tenaga jasmani tetapi sesungguhnya kurang perlu
hendaknya ditiadakan.
Asas Penggabungan
Menggabungkan berarti mempersatukan pekerjaan-pekerjaan yang mempunyai
persamaan atau benda-benda yang mungkin dikerjakan sekaligus dalam 1 langkah
sehingga dapat menghemat waktu kerja. Pedoman-pedoman pelaksanaan asas ini
adalah sebagai berikut:
a) Pedoman tentang Kerja Sekali Jalan
Kekembaran kerja dalam tatausaha hendaknya dihindarkan dengan jalan sebanyak
mungkin menggabungkan pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang sejenis. Misalnya
dalam pembuatan macam-macam formulir, penstensilan sekaligus 2 model atau lebih
pada helai sit akan menghemat tenaga dan waktu.
b) Pedoman tentang Pemakaian Alat-alat Serbaguna
Dalam pengadaan perbekalan tatausaha hendaknya dibeli alat-alat kerja yang
serbaguna atau setidak-tidaknya yang merupakan penggabungan antara 2 satuan
yang lebih sederhana. Ini misalnya ialah potlot merah-biru, karet pengapus
kombinasi, atau mesin hitung yang dapat dipakai untuk macam-macam cara
berhitung.
Pemakaian Pikiran
1) Pekerjaan mental yang memakai banyak pikiran sedapat-dapatnya diubah menjadi
pekerjaan semi mental atau pekerjaan yang semata-mata dapat diselesaikan dengan
tenaga jasmani saja.
Contoh:
Untuk pekerjaan-pekerjaan menghitung yang berulang kembali seperti misalnya upah
buruh harian atau harga pembelian bahan bangunan hendaknya disiapkan tabel-tabel
jumlah atau perkalian sehingga tinggal membacanya dan tidak usah setiap kali
menghitung. Ini akan menghemat pikiran dan mengurangi kemungkinan membuat
kesalahan di sampingnya pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih cepat.
2) Pekerjaan yang terdiri dari banyak kegiatan visual hendaknya memakai sarana yang
memudahan pembacaan atau penangkapan mata itu.
Contoh:
Dalam menulis bilangan-bilangan hendaknya dinyatakan dengan angka-angka dan
bukan huruf sehingga lebih mudah ditangkap oleh mata. Dalam menyalin naskah
dengan mesin tik, hendaknya dletakkan mistar dibawah garis-garis kalimat sehingga
memudahkan pembacaan dan tidak kehilangan jejak pada naskah itu.
3) Pada pekerjaan yang tersusun atas beberapa langkah dan cukup ruwet sedapat-
dapatnya langkah-langkah permulaanya disiapkan atau diselesaikan terlebih dahulu
untuk memudahkan penyelesaian seluruh pekerjaan tersebut.
Contoh:
Dalam mendaftar suatu rangkaian keterangan yang diberi nomor urut itu ditulis dulu
semuanya sampai selesai sehingga tidak ada nomor yang ketinggalan. Dalam
membuat suatu formuir pada sit stensil, kolom-kolom mendatar dan tegak dari formulir
itu dapat digaris lebih dulu dengan mistar di atas meja sebelum sit dipasang pada
mesin tik untuk dibubuhi kata-katanya. Demikian pula label-label menegnai berbagai
keterangan dapat disiapkan lebih dulu sehingga kelak tinggal menempelkan secara
secara gampang.
4) Pekerjaan-pekerjaan yang mempunyai sifat-sifat yang berlainan atau yang memerlukan
pengerjaan yang berbeda-beda hendaknya digolong-golongkan secara jelas. Bila
pekerjaan-pekerjan ini akan diajukan kepada atasan hendaknya diajukan secara
terpisah-pisah sehingga mempermudah penyelesainnya.
Pemakaian Waktu
1) Hari, bulan dan tahun hendaknya direncanakan pemakaiannya dengan sebaik-baiknya
sehingga tidak ada pekerjaan yang tertunda, terlambat, atau terbengkalai.
2) Waktu kerja hendaknya selalu produktif, yaitu tidak ada waktu yang hampir tanpa
memberikan suatu hasil kerja betapa pun kecilnya.
Contoh:
Setiap pejabat hendaknya menyusun acara dan jadwal kerja untuk setiap hari, setiap
minggu atau setiap bulan ataupun jangka waktu yang lebih panjang. Umpamanya
merencanakan setiap pagi pada satu jam yang pertama setelah tiba dikantor
mempelajari persoalan-persoalan/urusan-urusan yang sulit, 1 jam terakhgir
menandatangi surat-surat, minggu pertama dari setiap bulan menyusun laporan, akhir
bulan mengadakan pemeriksaan atau melakukan perhitungan. Dengan demikian,
waktu kerja dipakai dengan sebaik-baiknya.
Unsur-unsur Sistem
Terselenggaranya suatu proses kerja dalam suatu organisasi perusahaan (kantor)
memerlukan berbagai unsur. Secara umum unsur-unsur sistem itu adalah:
Input
Dalam proses kerja, input adalah sumber daya, baik sumber daya manusia maupun
sumber daya non manusia seperti peralatan, perbekalan, dan perlengkapan yang
digunakan untuk berjalannya kegiatan organisasi/perusahaan.
Karakteristik Sistem
Komponen Sistem (Components)
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya
saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen system atau
elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem.
Setiap sistem tidak perduli betapapun kecilnya, selalu mengandung komponen-komponen
atau subsistem-subsistem. Setiap subsistem mempunyai sifat sifat dari sistem untuk
menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.
Jadi, dapat dibayangkan jika dalam suatu sistem ada subsistem yang tidak
berjalan/berfungsi sebagaimana mestinya. Tentunya system tersebut tidak akan berjalan
mulus atau mungkin juga sistem tersebut rusak sehingga dengan sendirinya tujuan sistem
tersebut tidak tercapai.
Batas Sistem (Boundary)
Batas sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu system
dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini
memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batas suatu system
menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
Lingkungan Luar Sistem (Environments)
Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang
mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan
dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan
merupakan energi dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara.
Sedang lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak
maka akan menggangu kelangsungan hidup dari sistem.
Manajemen Perkantoran| 147
Penghubung (Interface)Sistem
Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan
subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir
dari satu subsistem ke yang lainnya. Keluaran (output) dari satu subsistem akan menjadi
masukan (input) untuk subsistem lainnya dengan melalui penghubung. Dengan
penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya
membentuk satu kesatuan.
Masukan (Input) Sistem
Masukan sistem adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat
berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input).
Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat
beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Sebagai
contoh didalam sistem komputer, program adalah maintenance input yang digunakan
untuk mengoperasikan komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi
informasi.
Keluaran (Output) Sistem
Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi
keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan
untuk subsistem yang lain atau kepada supersistem. Misalnya untuk system komputer,
panas yang dihasilkan adalah keluaran yang tidak berguna dan merupakan hasil sisa
pembuangan, sedang informasi adalah keluaran yang dibutuhkan.
Pengolah (Process) Sistem
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah
masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa
bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi. Sistem
akuntansi akan mengolah data-data transaksi menjadi laporan-laporan keuangan dan
laporan-laporan lain yang dibutuhkan oleh manajemen.
Sasaran (Objectives) atau Tujuan (Goal)
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Kalau suatu sistem tidak
mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari system
sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan
dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.
Perbedaan suatu sasaran (objectives) dan suatu tujuan (goal) adalah, goal biasanya
dihubungkan dengan ruang lingkup yang lebih luas dan sasaran dalam ruang lingkup
yang lebih sempit. Bila merupakan suatu sistem utama, seperti misalnya sistem bisnis
perusahaan, maka istilah goal lebih tepat diterapkan. Untuk sistem akuntansi atau sistem-
Manajemen Perkantoran| 148
sistem lainnya yang merupakan bagian atau subsistem dari sistem bisnis, maka istilah
objectives yang lebih tepat. Jadi tergantung dari ruang lingkup mana memandang sistem
tersebut. Seringkali tujuan (goal) dan sasaran (objectives) digunakan bergantian dan tidak
dibedakan
Alat-alat Sistem
Beberapa alat disediakan guna memodifikasi sistem atau mengembangkan suatu sistem
baru. Pemilihan alat yang tepat untuk tujuan yang ingin dicapai sangat diperlukan. Secara
umum ada 4 alat sistem yang digunakan, yaitu:
1. Bagan Beban Kerja (Workload Chart)
Tujuan penggunaan alat ini adalah untuk menyederhanakan proses kerja. Bagan ini
dapat dianalisis dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut:
Hasil penyusunan prosedur kerja ini dapat ditulis dalam “buku pedoman organisasi”
atau “daftar tugas” yang memuat lima hal penting, yaitu:
1. Garis-garis besar organisasi (tugas-tugas tiap jabatan);
2. Sistem-sistem atau metode-metode yang berhubungan dengan pekerjaan;
3. Formulir-formulir yang dipergunakan dan bagaimana menggunakannya;
Setelah prosedur kerja dan buku pedoman kerja selesai, selanjutnya pihak
manajemen wajib mengesahkan SOP dan juga menentukan pemakaian SOP tersebut,
yang harus berlandaskan pada buku pedoman yang telah ditetapkan. SOP dan buku
pedoman ini merupakan dasar untuk mengevaluasi kinerja karyawan.
SOP sangat diperlukan, karena bukan hanya sebagai panduan dalam bekerja,
namun sebagai ukuran atau alat evaluasi untuk melihat kinerja para karyawan atau
semua orang yang menunaikan tugasnya, baik dalam kaitan langsung dengan langganan,
maupun kegiatan internal rutin organisasi. Karena SOP merupakan panduan bekerja
semua orang dalam organisasi dan sebagai alat penting untuk melihat rekam jejak dalam
bekerja, maka sepatutnya pihak manajemen organisasi menyiapkan SOP dan
mengevaluasi pemakaiannya dari waktu ke waktu untuk mendapatkan efektifitas dan
efisiensi kerja pada tingkat yang maksimal.
Jadi dapat disimpulkan bahwa informasi adalah sekumpulan data yang diolah,
dimanipulasi dan ditata untuk menjadi sesuatu yang berguna bagi penerimanya, untuk
pengambilan keputusan.
Pengertian Teknologi Informasi yang mudah dipahami adalah: “perolehan,
pemrosesan, penyimpanan dan penyebaran informasi baik yang berbentuk angka, huruf,
gambar, maupun suara dengan suatu alat electrinics berdasarkan kombinasi antara
perhitungan (computing) dan komunikasi jarak jauh (telecomunications)”.
Perlu diketahui apabila pada masa lalu penanganan informasi mengandalkan pada
kertas, artinya semakin banyak informasi semakin banyak kertas dibutuhkan atau
disimpan, sedangkan sekarang, hal itu beralih kepada “impulses” elektrik yang berukuran
Secara implisit dan eksplisit teknologi informasi tidak sekedar berupa teknologi komputer,
tetapi juga mencakup teknologi komunikasi. Dengan kata lain, yang disebut Teknologi
Informasi adalah gabungan antara Teknologi Komputer dan Teknologi Telekomunikasi.
Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data,
termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam
berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang
relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan
pemerintahan dalam pengambilan keputusan.
Kantor adalah tempat dan proses penanganan informasi. Dari pengertian ini dapat
dipahami bahwa pekerjaan kantor adalah semua kegiatan yang bertalian dengan
penanganan informasi yang berkaitan dengan bidang tugas dari kantor/instansi yang
bersangkutan. Pengertian teknologi Informasi yang mudah dipahami adalah: “perolehan,
pemprosesan, penyimpanan dan penyebaran informasi baik yang berbentuk angka, huruf,
gambar, maupun suara dengan suatu alat electronics berdasarkan kombinasi antara
perhitungan (computing) dan komunikasi jarak jauh (telecomunications)”.
Ada tiga komponen utama teknologi informasi, yaitu komputer, mikro elektronik, dan
telekomunikasi.
1. Komputer, yakni mesin elektronik yang mampu untuk membuat kalkulasi dengan
kapasitas yang besar dan sangat cepat.
2. Mikro elektronik, yaitu rancang bangun (design) penerapan dan produksi dari peralatan
elektronik yang berukuran sangat kecil, terdiri atas komponen-komponen yang rumit.
3. Telekomunikasi adalah transmisi informasi melalui kabel atau gelombang radio.
2. Komunikasi Perkantoran
Komunikasi dapat diartikan sebagai proses penyampaian pesan dari seseorang
kepada orang lain melalui saluran. Komunikasi merupakan sarana yang menghubungkan
orang-orang dalam organisasi untuk mencapai tujuan bersama. Dengan pesatnya
kemajuan teknologi modern, alat-alat komunikasi beraneka-ragam, sarana komunikasi
semakin canggih yang kita kenal dengan telekomunikasi (telecommunication) berasal dari
kata tele artinya pemindahan jarak jauh dan communication yang berarti hubungan.
Dalam pengertian yang sederhana, telekomunikasi adalah cara penyampaian informasi
jarak jauh melalui kabel/kawat listrik atau melalui gelombang radio. Telepon dan telegram
merupakan telekomunikasi yang cukup tua.
Dengan kemajuan teknologi informasi, maka telekomunikasi makin dipermudah dan
dipercepat.Informasi tidak saja dapat dikirimkan dalam bentuk kata-kata dan sandi-sandi
seperti halnya dapat dilakukan melalui telepon dan telegram, tetapi dapat dikirim dalam
bentuk tulisan, angka, maupun gambar. Berkat kemajuan teknologi informasi tersebut,
sekarang jenis komunikasi yang termasuk ke dalam telekomunikasi makin bertambah
jumlahnya.
Jadi secara keseluruhan keuntungan yang dapat dperoleh perusahaan atau kantor
dengan adanya teknologi perkantoran adalah :
Penghematan biaya untuk gaji karena berkurangnya pegawai yang dibutuhkan.
Harga teknologi baru ini relatif murah.
Penghematan biaya ketatausahaan sebagai akibat penyimpangan data di-disk tidak
memerlukan ruang seluas filing cabinet .
Untuk pengambilan keputusan, data dapat diperoleh, diproses, disimpan, dan dicari
secara cepat.
Produktivitas meningkat secara cepat.
Keluwesan dalam bekerja karena adanya berbagai variasi peralatan untuk berbagai
keperluan.
Meningkatnya komunikasi antara para eksekutif secara individual dari kantornya.
Kantor Maya atau kantor virtual (Virtual Office) pertama kali muncul pada tahun
1970-an, memungkinan seseorang untuk bekerja di rumah. Pada saat itu istilah
“teleprocessing” digunakan untuk menjelaskan komunikasi data, dan isitlah
“telecommuting” diperkenalkan untuk menggambarkan bagaimana pegawai bolak-balik
(commute) ke tempat kerja secara elektronik.
Keuntungan yang dapat diambil bila menggunakan kantor maya adalah :
Mengurangi biaya fasilitas. Dalam hal ini adalah fasilitas kantor seperti ruang,
furniture, dan AC. Ruang kantor nantinya dapat hanya sebuah ruang tamu kecil, untuk
sekali-sekali orang bertatap muka.
Mengurangi biaya peralatan. Peralatan kantor dapat dikurangi jumlahnya seiring
dengan sedikitnya kebutuhan tenaga kerja administratif.
Mempunyai jaringan komunikasi formal. Dengan terhubung dalam saluran
komunikasi formal maka seluruh relasi usaha, rekan bisnis maupun konsumen, dapat
berhubungan dengan perusahaan setiap saat tanpa terputus. Meningkatnya perhatian
pada kebutuhan telecommuter berpotensi menghasilkan komunikasi yang lebih baik
dari pada, jika semua pegawai/karyawan di lokasi tetap.
Mengurangi pekerjaan-pekerjaan yang tertunda. Kantor maya tidak mengenal jam
kerja maupun lembur, seluruh waktu yang ada adalah jam kerja, sehingga sebuah
pekerjaan tidak harus dihentikan karena jam kerja telah selesai. Bila terjadi cuaca
ekstrim seperti hujan atau badan, membuat pegawai tidak memungkinka untuk pergi
ke tempat kerja, kegiatan organisasi akan terhenti, namun dengan adanya kantor
maya, sebagian besar pekerjaan dapat dilanjutkan.
Mendukung kegiatan sosial. Kantor maya memungkinkan organisasi mempekerjakan
pegawai yang tidak memiliki peluang bekerja untuk bekerja dengan baik dan orang-
orang yang tidak dapat meninggalkan rumah menjadi bisa bekerja dengan tidak harus
pergi ke kantor.
B. Otomatisasi Perkantoran
Sistem Informasi Perkantoran (Office Information System) atau disingkat OIS
biasanya disebut dengan otomatisasi perkantoran. Otomatisasi perkantoran merupakan
sebuah konsep penggabungan teknologi tinggi melalui perbaikan proses pelaksanaan
pekerjaan demi meningkakan produktivitas kerja. Konsep ini mulai dikenal pada tahun
1964, ketika IBM menciptakan istilah Word Processing untuk menjelaskan kegiatan divisi
mesin tik listriknya. Produk IBM yang disebut MT/ST singkatan dari Magnetic
Tape/Selectric Typewriter mampu menyimpan hasil pengetikan pada pita magnetik, untuk
membuat surat juru ketik tinggal mengetikkan nama dan alamat penerima surat, hasilnya
berupa ketikkan surat yang sama dalam jumlah yang banyak untuk berbagai penerima
surat secara otomatis.
Otomatisasi memiliki makna yaitu:
1. Peralatan Otomatis
Penggunaan peralatan otomatis untuk menghemat pikiran dan tenaga (the use of
automatic equipment to save mental and manual labour).
Selain itu sebagai pemecah masalah dalam suatu organisasi, sistem informasi
manajemen dan subsistem-subsistem organisasi di dalamnya memiliki andil dalam
pemecahan masalah dalam dua hal sebagai berikut :
1. Sumber daya informasi organisasi. sistem informasi manajemen merupakan usaha
organisasi untuk menyediakan informasi pemecahan masalah. sistem informasi
manajemen menentukan tingkat pencapaian di tingkat lain seperti Decission Support
System (sistem pengambilan keputusan), kantor virtual, dan sistem berbasis
pengetahuan.
Rancangan sistem
Perancangan aplikasi sistem informasi ini dimulai dari perancangan diagram
konteks. Diagram konteks akan menggambarkan sebuah proses yang berinteraksi
dengan lingkungannya, selanjutnya dibuat perancangan DFD (Data Flow Diagram) yang
menggambarkan sistem sebagai jaringan kerja antar fungsi yang berhubungan satu sama
lain dengan aliran dan penyimpanan data. Tahap perancangan selanjutnya adalah dibuat
diagram entitas (Diagram E- R) dari sistem tersebut yang merupakan gambaran relasi
antar entitas yang ada dalam sistem, kemudian dibuat perancangan basis datanya
termasuk didalamnya adalah proses normalisasi data agar terbentuk basis data yang
efektif.
Contoh Perancangan DFD
Sumber : Perancangan dan Pembuatan Sistem Informasi Manajemen Fakultas Teknologi Industri
Universitas Kristen Petra (UKP)
Manajemen Perkantoran| 185
Contoh Perancangan Diagram E- R
dalam bentuk Conceptual Data Model
Sumber : Perancangan dan Pembuatan Sistem Informasi Manajemen Fakultas Teknologi Industri
Universitas Kristen Petra (UKP)
Pelaksanaan Sistem
Dalam Sistem informasi manajemen perkantoran, yang menggunakan sistem
tersebut bisa kita sebut sebagai pengguna sistem,diantaranya adalah pengelola Sistem,
sumberinformasi atau pemberi informasi dan pemakai atau pemerima informasi. Dalam
Perkantoran pengelola Sistem biasa di dilakukan oleh personil Teknologi informasi (TI),
sedangkan sumber atau pemberi informasi dilakukan oleh siapa saja yang beraktifitas
Manajemen Perkantoran| 186
didalam perkantoran tersebut,begitu juga untuk penerima informasi.Batasan-batasan atau
garis wewenang pengguna Sistem informasi manajemen perkantoran,tidak bisa diuraikan
secara mendetil kerena pengaturanya disesuaikan dengan tugas dan tanggungjawab
pengguna sistem tersebut,dalam hal ini ditentukan oleh manajemen dari organisasi
perkantoran tersebut.
Dalam era saat ini perkembangan teknologi informasi external (diluar lingkungan
perkantoran) harus selau diikuti oleh perkembangan teknologi yang ada atau yang
sedang dikembangkan didalam internal perkantoran. Perkembangan dalam teknologi
informasi sangat berperan penting dalam mendukung pengembangan Sistem informasi
Manajemen Perkantoran| 187
manajemen perkantoran, dalam pengembanganya melibatkan beberapa faktor yaitu,
pelaku Sistem dan media/sarana pendukung yang memadai untuk mampu memenuhi
kebutuhan infrastruktur d idalam sistem yang akan dikembangkan. Misalnya
menggunakan Hardware dan Software yang tepat guna untuk mencapai tujuan dari pada
Sistem tersebut dikembangkan.
Decision Support System adalah salah satu aplikasi Sistem Informasi yang
menyediakan informasi yang mendukung pengambilan keputusan kepada penggunanya.
Jika pengguna DSS adalah seorang manajemen, maka program ini disebut Executive
Information System (EIS). DSS fokus pada penyediaan informasi yang berguna untuk
mendukung pengambilan keputusan. DSS menyediakan alat bagi pengguna untuk meng-
akses data dan menganalisisnya untuk pengambilan keputusannya. Beberapa
pertimbangan yang diberikan oleh DSS adalah sebagai berikut:
Identifikasi masalah dengan mengidentifikasi beberapa alternatif solusi;
Akses informasi yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah atau pengambilan
keputusan;
4. Expert Systems
Expert system merupakan perluasan dari decision support system. Expert system
adalah suatu sistem informasi pengambilan keputusan yang mengambil dan meniru
pengetahuan serta keahlian dari seorang expert problem solving atau decision maker dan
kemudian berpikir dan bereaksi sesuai dengan seorang expert tadi.
Expert system ditujukan untuk menduplikasi keahlian dari seorang problem solver,
manajer, profesional dan para teknisi. Para tenaga ahli ini sering menguasai pengetahuan
dan keahlian yang tidak bisa dengan mudah diikuti dan digantikan oleh sembarang orang
dalam sebuah organisasi. Expert system meniru logika dan pemikiran dari seorang ahli
dalam bidang mereka masing-masing. Hal itu dibutuhkan agar orang lain yang bukan
seorang ahli dapat mengetahui pengetahuan dan keahlian yang dimiliki oleh seorang ahli.
Website
http://alamtekno.blogspot.com
http://fportfolio.petra.ac.id/user_files/03-023/Paper%20Seminar%20SENTIA%2009.pdf
http://www.edrawsoft.com/example-service-workflow.php
http://www.edrawsoft.com/images/graphic%20and%20chart/cycle-process-flow.png
http://www.personal.psu.edu/tgr5018/Project 1/Preparation
http://www.teamquest.com/products/cmis/workloads/