0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
6 tayangan13 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang bantuan hukum bagi PNS, dimana pemerintah wajib memberikan perlindungan hukum kepada ASN, termasuk bantuan hukum dalam perkara yang dihadapi terkait pelaksanaan tugas. Bantuan hukum dapat berupa bantuan litigasi maupun non litigasi, dan penanganannya dilakukan oleh biro hukum pemerintah sesuai tingkatannya.
Dokumen tersebut membahas tentang bantuan hukum bagi PNS, dimana pemerintah wajib memberikan perlindungan hukum kepada ASN, termasuk bantuan hukum dalam perkara yang dihadapi terkait pelaksanaan tugas. Bantuan hukum dapat berupa bantuan litigasi maupun non litigasi, dan penanganannya dilakukan oleh biro hukum pemerintah sesuai tingkatannya.
Dokumen tersebut membahas tentang bantuan hukum bagi PNS, dimana pemerintah wajib memberikan perlindungan hukum kepada ASN, termasuk bantuan hukum dalam perkara yang dihadapi terkait pelaksanaan tugas. Bantuan hukum dapat berupa bantuan litigasi maupun non litigasi, dan penanganannya dilakukan oleh biro hukum pemerintah sesuai tingkatannya.
BAGI PNS Oleh: DWI ARIES SUDARTO, SH., MH KEPALA BIRO HUKUM SETDAPROVSU
Disampaikan pada Acara e-Learning Sistem SiBermartabat
BPSDM Provinsi Sumatera Utara, Medan, 4 Agustus 2022 UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN
# Pemerintah wajib memberikan perlindungan
kepada Pegawai ASN antara lain berupa Bantuan hukum (Pasal 92) # Bantuan hukum berupa pemberian bantuan hukum dalam perkara yang dihadapi di pengadilan TERKAIT PELAKSANAAN TUGASNYA (Pasal 106) PEDOMAN PENANGANAN PERKARA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH PEMBERI BANTUAN HUKUM Penanganan perkara hukum di lingkungan Kementerian Dalam Negeri dilaksanakan Biro Hukum Kementerian Dalam Negeri . Penanganan perkara hukum di lingkungan Provinsi dilaksanakan Biro Hukum Provinsi. Penanganan perkara hukum di lingkungan Kabupaten/Kota dilaksanakan Bagian Hukum JENIS BANTUAN HUKUM Bantuan Hukum Litigasi (Perkara Hukum di Pengadilan) : Perkara Tata Usaha Negara (sampai inkracht) Perkara Perdata (sampai inkracht) Perkara Pidana Perkara Badan Peradilan lainnya (Mahkamah Konstitusi, Pengadilan Pajak, dll) Bantuan Hukum Non Litigasi (Perkara Hukum di Luar Pengadilan): Pengaduan Hukum Konsultasi Hukum Pananganan Unjuk Rasa Bantuan Hukum dalam Perkara Tata Usaha Negara Biro Hukum dapat bertindak sebagai Penerima Kuasa; Menghadiri sidang di Pengadilan Tata Usaha Negara; Menyiapkan dan menyampaikan surat kuasa, jawaban, duplik, alat bukti, saksi, kesimpulan; Menyatakan dan mengajukan Banding, menyampaikan Memori Banding/Kontra Memori Banding; Menyatakan dan mengajukan Kasasi, menyampaikan Memori Kasasi/Kontra Memori Kasasi, Memori Peninjauan Kembali/Kontra Memori Peninjauan Kembali kepada Mahkamah Agung Bantuan Hukum dalam Perkara Perdata Biro Hukum dapat bertindak sebagai Penerima Kuasa; Menghadiri sidang di Pengadilan Negeri; Menyiapkan dan menyampaikan surat kuasa, jawaban, duplik, alat bukti, saksi, kesimpulan; Menyatakan dan mengajukan Banding, menyampaikan Memori Banding/Kontra Memori Banding; Menyatakan dan mengajukan Kasasi, menyampaikan Memori Kasasi/Kontra Memori Kasasi, Memori Peninjauan Kembali/Kontra Memori Peninjauan Kembali kepada Mahkamah Agung Bantuan Hukum dalam Perkara Pidana
Biro Hukum dapat melakukan
pendampingan dalam proses penyelidikan dan penyidikan; Pendampingan hukum untuk memberikan pemahaman hukum antara lain: mengenai hak dan kewajiban saksi dalam setiap tahapan pemeriksaan, ketentuan hukum acara pidana, mengenai materi delik pidana yang disangkakan, dan hal-hal lain yang dianggap perlu dan terkait dengan perkara yang dihadapi. Pengaduan Hukum Mempelajari dan memberikan 10 kajian pertimbangan hukum mengenai objek pengaduan hukum; Menyiapkan jawaban terkait pengaduan hukum; Mengirimkan surat berupa pemberitahuan atau teguran kepada bupati/walikota yang berisi perintah untuk memfasilitasi atau menyelesaikan permasalahan dengan tembusannya kepada pihak bersangkutan. 11
Melayani/menangani konsultasi hukum atau
pertimbangan hukum Penanganan Unjuk Rasa
Menerima pengunjuk rasa dan
mendengarkan aspirasi terkait tuntutan yang diharapkan; Meminta perwakilan koordinator unjuk rasa untuk menyampaikan tuntutan dengan melaksanakan pertemuan; Melaksanakan kajian/telaah dan pertimbangan hukum mengenai tuntutan; Menyiapkan jawaban dalam penyelesaian tuntutan yang diharapkan. TERIMA KASIH 13