PENDAHULUAN
Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas kesehatan merupakan sumber daya kesehatan yang
sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan. Penyelenggaraan
pelayanan kesehatan di rumah sakit mempunyai karakteristik dan organisasi yang sangat
kompleks. Berbagai jenis kegiatan dan jenis tenaga kesehatan dengan perangkat keilmuan
yang beragam berinteraksi satu sama lain.
Isu globalisasi mengisyaratkan bahwa mekanisme pasar akan semakin didominasi oleh
perusahaan atau organisasi yang mampu memberikan pelayanan atau menghasilkan produk
unggulan yang memiliki daya saing tinggi dalam memanfaatkan peluang pasar. Kondisi
tersebut berlaku pula bagi industri jasa kesehatan khususnya rumah sakit.
Dampak globalisasi terhadap kegiatan pelayanan kesehatan di Indonesia semakin marak dan
menjadi semakin nyata dengan berdirinya rumah sakit pemodal asing. Jasa pelayanan
kesehatan telah berubah menjadi bentuk industri pelayanan kesehatan yang menimbulkan
persaingan dalam memberikan jasa pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelanggan
sebanyak-banyaknya.
Rumah Sakit Umum Avisena sebagai salah satu rumah sakit swasta yang berada di wilayah
Cimahi Selatan, memiliki pelayanan berbasis medis dan keperawatan. Sebagai fasilitas
pelayanan publik, orientasi Rumah Sakit Umum Avisena diarahkan kepada kepuasan
konsumen dengan berusaha memberikan pelayanan semaksimal mungkin bagi masyarakat.
Usaha untuk meningkatkan kualitas pelayanan dilakukan melalui penyediaan tenaga-tenaga
yang profesional dan kompeten di bidangnya, peralatan yang memadai dan standar pelayanan
yang tinggi. Strategi pengembangan Rumah Sakit Umum Avisena diarahkan untuk dapat
mengantisipasi tuntutan kebutuhan masa kini dan tantangan masa depan yang harus dipenuhi.
Rumah Sakit Umum Avisena sebagai instansi pelayanan masyarakat diharapkan mampu
mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan yang memadai.
Keuntungan baik dalam aspek sosial yang merupakan visi yang melekat dalam peran rumah
sakit dan keuntungan dalam aspek finansial agar Rumah Sakit Umum Avisena dapat terus
bertahan dan mengembangkan diri. Dalam usaha mencapai tujuan, Rumah Sakit Umum
Avisena diharapkan dapat mengaplikasikan manajemen strategis pada tahun 2018. Melaui
manajemen strategis, diharapkan Rumah Sakit Umum Avisena dapat menyiapkan diri untuk
menghadapi tantangan di masa mendatang.
1
Manajemen strategis merupakan kegiatan kolektif yang menyangkut pemahaman tentang
hakekat dan implikasi dari perubahan eksternal, kemampuan untuk mengembangkan strategi
yang efektif dalam menghadapi perubahan dan kemauan serta kemampuan untuk
mengelola secara aktif momentum organisasi. Adalah merupakan suatu keharusan bagi
manajer rumah sakit, untuk memahami perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya.
Seorang manajer tidak hanya responsif terhadap perubahan tetapi harus mampu menciptakan
masa depan. Rumah Sakit Umum Avisena harus semakin berusaha meningkatkan dan
mengembangkan pelayanan kesehatan yang diiringi dengan pengembangan fasilitas-fasilitas
pendukung. Untuk menentukan kegiatan atau program yang akan dilakukan, diperlukan suatu
rencana yang disusun secara sistematis yang mencakup rencana pengembangan serta dana
yang diperlukan. Perencanaan yang sistematis merupakan langkah awal untuk menetapkan
tujuan dan sasaran yang diinginkan serta langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai
tujuan tersebut.
2
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Rumah Sakit
Rumah Sakit Avisena berawal dari sebuah praktek dokter bersama atas prakarsa dr.
Lia Yuliana Elsis Yunda selaku pemilik yang dimulai sejak tahun 2007 dan
dikembangkan menjadi Rumah Sakit Umum tahun 2010 sampai dengan tahun 2012
dibawah pengelolaan Yayasan Avisena Mandiri Sejahtera.
Seiring dengan perubahan waktu dan pengelolaan rumah sakit awalnya dikelola oleh
Yayasan Avisena Mandiri Sejahtera dialihkan pengelolaannya kepada PT Avisena
Mandiri Sejahtera dan adanya tuntutan dari masyarakat agar rumah sakit memberikan
pelayanan kesehatan yang lebih.
Berangkat dari latar belakang tersebut PT Avisena Mandiri Sejahtera selaku pemilik
Rumah Sakit Umum Avisena berkeinginan untuk meningkatkan status menjadi Rumah
Sakit Umum Kelas D yang pengembangannya dilaksanakan secara bertahap. Dengan
dikeluarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.03/I/0527/2015
mengenai Penetapan Kelas Rumah Sakit Umum Avisena menjadi Rumah Sakit Kelas D
tertanggal 2 Maret 2015 dan Surat Izin Walikota Cimahi Nomor
503.37/002/1392/KPPT/2015 tentang Izin Operasional Tetap Rumah Sakit Umum Kelas
D tertanggal 23 Juni 2015, maka sejak tanggal dikeluarkannya izin operasional tetap
tersebut Rumah Sakit Umum Avisena dapat melayani kasus-kasus umum dengan
kapasitas 50 tempat tidur ditambah fasiltas-fasilitas pendukung pelayanan lainnya.
Pada tahun 2020 tipe Rumah Sakit Umum Avisena berubah menjadi Rumah Sakit
Tipe Kelas C berdasarkan Surat Izin Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu Kota Cimahi Nomor 503.43/001/0507/DPMPTSP/2020 tentang Izin
Operasional Rumah Sakit Tipe C.
Rumah Sakit Umum Avisena berlantai tiga, berdiri di atas tanah seluas 2.164,9 m2
dengan bangunan seluas 1.533,1 m2. Lantai satu digunakan untuk kebutuhan IGD, Rawat
Jalan, Hemodialisa, Rekam Medik, Farmasi, Laboratorium, Radiologi, Gizi dan
Administrasi kantor. Lantai dua digunakan untuk kebutuhan Ruang Kebidanan, Kamar
Operasi, ICU, Logistik Farmasi, IT, Kantor Keuangan, Rekam Medik dan Binatu. Lantai
tiga digunakan untuk ruang Rawat Inap. Total tempat tidur Rumah Sakit Umum Avisena
saat ini adalah 106 tempat tidur ditambah dengan fasilitas lain yang mendukung
pelayanan.
3
Dengan motto “Melayani Dengan Sepenuh Hati”, kami senantiasa bekerja dengan
sopan santun, rendah hati, dan penuh tanggung jawab untuk kebaikan dunia dan akhirat.
Sesuai dengan visi dan misinya Rumah Sakit Umum Avisena mencoba menerapkan nilai-
nilai keislaman dalam aspek pelayanan serta manajemennya dengan harapan semua
pasien yang berobat ke Rumah Sakit Umum Avisena dapat sembuh dengan baik secara
jasmani maupun rahani, tanpa membedakan ras, agama maupun sosial ekonominya.
4
BAB III
VISI MISI TUJUAN & BUDAYA KERJA
RUMAH SAKIT UMUM AVISENA
C. TUJUAN
1. TUJUAN JANGKA PANJANG
a. Mengusahakan standar kualitas pelayanan yang bermutu kepada pasien sebagai
prioritas utama dan SDM yang bekerja di Rumah Sakit Umum Avisena.
b. Mengusahakan terbentuknya SDM yang unggul sebagai tenaga profesional yang
beriman dan bertaqwa.
c. Secara bertahap meningkatkan kesejahteraan karyawan rumah sakit.
d. Menjadikan total quality management sebagai jiwa Rumah Sakit Umum Avisena
dalam meningkatkan kinerja dan kualitas secara berkesinambungan.
e. Ikut serta melaksanakan program pemerintah untuk meningkatkan mutu
kesehatan masyarakat.
Janji Hati Rumah Sakit Umum Avisena dalam pelaksanaan dan pengamalan budaya
kerja :
(A) Amanah penuh kesungguhan adalah jiwa kami.
(V) Visioner, maju dan berkembang adalah langkah kami.
(I) Iman dan taqwa melandasi kerja kami.
(S) Semangat, kreatif dan terampil adalah identitas kami.
(E) Empati dan memuliakan orang lain adalah karakter kami.
(N) Nyaman dan kepuasan pelanggan adalah tujuan kami.
(A) Antusias dan berkarya adalah keseharian kami.
6
BAB IV
Bagan Struktur Organisasi
Rumah Umum Avisena
7
BAB V
Struktur Organisasi Unit
Perawat pelaksana
Cisilia dia amd kep
Perawat pelaksana
Fitri indah lestari
Perawat pelaksana
Neng ayu amd.kep
Perawat pelaksana
Kurniasih amd.kep
Perawat pelaksana
Robiatul amd.kep
Perawat pelaksana
Anisya amd.kep
Perawat pelaksana
Tenia amd.kep
8
BAB VI
Tata Hubungan Kerja
interna
interna
Dokter
Administrasi
poliklinik Pasien
Rawat inap
externa
Laboratorium dan
IGD
Rumah sakit lain radiologi
Instalasi rekam
Biliing medic
2. HUBUNGAN KERJA
Hubungan Intern : ➢ Instalasi rawat Jalan memberikan pelayanan yang komprehensip
terhadap kebutuhan pasien baik secara langsung yang berkaitan dengan pemeriksaan
penunjang diagnostik, perawatan khusus maupun yang tidak langsung terkait dengan
penunjang non diagnostik, dokumen rekam medik, dan SIM RS.
Hubungan Ektern : ➢ Instalasi rawat Jalan berkolaborasi dengan rumah sakit lain dalam
hal rujukan pasien yang memerlukan perawatan tingkat yang lebih tinggi/lanjut.
9
I. KEPALA UNIT POLIKLINIK
10
j. Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat kesehatan, obat dan
barang lain yang dibutuhkan di ruang rawat jalan.
k. Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar selalu dalam
keadaan siap pakai.
l. Mempertanggung jawabkan pelaksanaan inventarisasi peralatan.
m. Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien yang dirawat,
untukmengetahui keadaannya dan menampung keluhan serta
membantumemecahkan masalah yang dihadapinyal.Menjaga perasaan pasien
agar merasa aman dan terlindung selamapelaksanaan pelayanan
berlangsungm.Memelihara, mengembangkan, dan mengawasi sistem
pencatatan danpelaporan asuhan keperawatan dan kegiatan lain yang
dilakukan, secaratepat dan benarn.Mengadakan kerjasama yang baik
dengan instalasi rawat lain,
n. Menyelenggarakan pertemuan kerja berkala dalam upaya memperbaiki dan
meningkatkan mutu pelayanan keperawatans
o. Melaporkan pertanggungjawaban dan evaluasi seluruh kegiatan di ruang
rawat jalan secara berkala.
11
II. URAIAN TUGAS PERAWAT PELAKSANA DAN BIDAN PELAKSANA UNIT
RAWAT JALAN
12
a. merapihkan , membersihkan dan menyiapkan , stempel, resep dan
formulir lainnya
b. identifikasi pasien seperti nama, tempat tanggal lahir dan status pasien
c. mengukur tekanan darah dan mencacat di dalam status pasien .
d. mmelihara kelengkapan alat medis agar selalu siap.
e. Menciptakan suasana kerja yang baik antar petugas, pasien dan
keluarga.
13
a. merapihkan , membersihkan dan menyiapkan , stempel, resep dan formulir
lainnya
b. identifikasi pasien seperti nama, tempat tanggal lahir dan status pasien
c. mengukur tekanan darah dan mencacat di dalam status pasien .
d. mmelihara kelengkapan alat medis agar selalu siap.
e. Menciptakan suasana kerja yang baik antar petugas, pasien dan keluarga.
14
URAIAN TUGAS BIDAN DI POLI KEBIDANAN
i. Tanggung jawab
Bertanggung jawab terhadap pelayanan keperawatan di poliklinik kebidanan
ii. Tugas pokok
Memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien dan kelurga dengan sikap
ramah dan sopan
iii. Uraian tugas
a. merapihkan , membersihkan dan menyiapkan , stempel, resep dan formulir
lainnya
b. identifikasi pasien seperti nama, tempat tanggal lahir dan status pasien
c. melayani pemasangan IUD, aff IUD serta control IUD
d. melakukan perawatan post operasi
e. melengkapi data untuk pasien yang akan melakukan operasi dan kuret.
f. Asisten dokter untuk melengkapi data pasien serta bila ada tindakan terhadap
pasien.
15
URAIAN TUGAS BIDAN DI POLI BEDAH
i. Tanggung jawab
Bertanggung jawab terhadap pelayanan keperawatan di poliklinik bedah
iv. Tugas pokok
Memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien dan kelurga dengan sikap
ramah dan sopan
v. Uraian tugas
a. merapihkan , membersihkan dan menyiapkan , stempel, resep dan formulir
lainnya
b. identifikasi pasien seperti nama, tempat tanggal lahir dan status pasien
c. melakukan perawatan post operasi
d. melengkapi data untuk pasien yang akan melakukan operasi
e. Asisten dokter untuk melengkapi data pasien serta bila ada tindakan terhadap
pasien.
16
d. mmelihara kelengkapan alat medis agar selalu siap.
e. Menciptakan suasana kerja yang baik antar petugas, pasien dan
keluarga.
17
g. merapihkan , membersihkan dan menyiapkan , stempel, resep dan
formulir lainnya
h. identifikasi pasien seperti nama, tempat tanggal lahir dan status pasien
i. mengukur tekanan darah dan mencacat di dalam status pasien .
j. mmelihara kelengkapan alat medis agar selalu siap.
k. Membuat perencanaan rencana operasi
l. Menciptakan suasana kerja yang baik antar petugas, pasien dan
keluarga.
18
BAB VII
Pola Ketenagaan
19
BAB VIII
Standar FAsilitas
20
BAB IX
Tatalaksana Pelayanan
a. Ketika Pasien datang dilakukan skrinning visual terhadap semua pasien sehingga
pasien yang membutuhkan bantuan atau pasien dengan ketergantungan dapat
dikenali dengan segera.
b. Pasien dengan kondisi khusus akan dimasukan kedalam pasien fast track (kriteria
fast track terlampir) dan pasien fast track akan mendapatkan prioritas dalam
pelayanan mulai dari registrasi hingga pendapatkan obat
c. Pasien datang menuju Poliklinik Rawat Jalan dengan membawa kelengkapan
berkas (Ex. Rujukan, kartu jaminan/kartu BPJS)
d. Pasien menuju mesin antrian untuk mengambil nomor antrian
e. Pasien menuju loket dimana nomor antriannya terpanggil dan menyerahkan
berkas (rujukan, kartu jaminan/kartu BPJS) kepada petugas
f. Petugas membuatkan SEP pasien dan registrasi Medical Record.
g. Setelah pasien mendapatkan SEP dan kartu registrasi MR, pasien menuju ke
Poliklinik yang dituju.
21
2. Pasien BPJS , pasien yang mendapatkan pelayanan kesehatan medis dengan
membawa surat rujukan dari Puskesmas/ Klinik dan semua pembayarannya
ditanggung oleh BPJS sesuai dengan haknya.
3. Pasien Asuransi.
BAB X
KESELAMATAN PASIEN
A. PENGERTIAN
Keselamatan pasien ( pastient safety) merupakan suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi : assessmen risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan
dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut
diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau idak melakukan tindakan yang seharusnya
dilakukan.
B. TUJUAN
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
2. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakiot terhadap pasien dan masyarakat.
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) dirumah sakit.
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak diharapkan.
22
b. Membangun komitmen dan fokus yang kuat dan jelas tentang
keselamatan pasien
c. Mengintegrasikan aktivitas pengolahan resiko. Membangun system dan
proses pengelolahan resiko, serta melakukan identifikasi dan asesmen hal
potensial bermasalah
d. Mengembangkan sistem pelaporan. Memastikan karyawan agar dengan
mudah dapat melaporkan kejadian atau insiden, serta rumah sakit
mengatur pelaporan kepada Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
e. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien. Mengembangkan cara-cara
komunikasi yang terbuka dengan pasien.
f. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien. Mendorong
karyawan untuk melakukan analis akar masalah untuk belajar bagaimana
dan mengapa kejadian itu timbul.
g. Mencegah cidera melalui implementasi system keselamatan pasien.
Menggunakan informasi yang ada tentang kejadian atau masalah untuk
melakukan perubahan pada system pelayanan. Dalam melaksanakan
keselamatan pasien standard keselamatan pasien harus diterapkan. Standar
tersebut adalah :
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan
evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. Mendidik karyawan tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi yang merupakan kunci bagi karyawan untuk mencapai
keselamatan pasien, Langkah-langkah penerapan keselamatan pasien:
Menetapkan unit kerja yang bertanggung jawab mengelolah
program keselamatan pasien rumah sakit
Menyusun program keselamatan pasien rumah sakit jangka
pendek 1-2 tahun.
23
Mensosialisasikan konsep dan program keselamatan pasien
rumah saki.
Mengadakan pelatihan keselamatan pasien rumah sakit
bagi jajaran manajemen dan karyawan.
Menetapkan sistem pelaporan insiden (peristiwa
keselamatan pasien)
Menerapkan tujuh langkah menuju keselamatan pasien
rumah sakit seperti diatas.
Menerapkan standard keselamatan pasien rumah sakit
(seperti tersebut diatas) dan melakukan self assessment
dengan instrument akreditasi pelayanan keselamatan pasien
rumah sakit.
Program khusus keselamatan pasien
Mengevaluasi secara periodik pelaksanakan program
keselamatan pasien rumah sakit dan kejadian tidak
diharapkan Sasaran Keselamatan pasien di Instalasi Rawat
Jalan :
Ketetapan Identifikasi Pasien Ketetapan
identifikasi pasien adalah ketetapan
penentuan identifikasi pasien sejak awal
pasien masuk sampai dengan pasien keluar
terhadap semua pelayanan yang diterima
oleh pasien.
Peningkatan Komunikasi yang Efektif
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi
lisan yang menggunakan prosedur TBaK
(Tulis, Baca kembali, Konformasi)
Pengurangan Resiko Infeksi Terkait
Pelayanan Kesehatan Infeksi biasa dijumpai
dalam semuan bentuk pelayanan kesehatan
termaksud infeksi saluran kemih, Pokok
24
eliminasi ini maupun infeksi lain adalah cuci
tangan (hand hygiene) yang tepat
BAB XI
KESELAMATAN KERJA
A. PENGERTIAN
Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat kerja /
aktifitas karyawan lebih aman. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan pribadi ataupun rumah sakit.
B. TUJUAN
1. Terciptanya budaya keselamatan kerja di RSU Avisena
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
3. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya.
4. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
Program peningkatan rumah sakit, khususnya rawat jalan baik pada struktur,
prosedur, Untuk memperbaiki proses pelayanan, Menyusun rencana pelayanan yang
komprehensif dengan melibatkan pasien, dikenal dengan istilah keselamatan pasien (Patient
Safety). Dengan meningkatnya keselamatan pasien di rumah sakit, diharapkan kepercayaan
terhadap pelayanan juga akan meningkat
25
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadinya
pengulangan kejadian tidak diharapkan Standar Keselamatan Pasien ,
Hak pasien
Mendidik pasien dan keluarga
Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
Penggunaan metoda & peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi
& program peningkatan keselamatan kerja
Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
Mendidik staf tentang keselamatan pasien
Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan
pasien Pasien yang berkunjung ke Rawat Jalan, disediakan
pengamanan yang melindungi pasien dari KTD, baik dari desain
bangunan ataupun petugas. Tangga gedung hendaknya dilengkapi
dengan pegangan tangan dan bagian yang bisa dilalui oleh kereta
dorong. Pasien yang turun dari mobil, dibantu oleh satpam atau
petugas parkir. Dibagian teras depan, disediakan petugas kursi roda,
pasien lemah & cacat dibantu dengan kursi roda. Kemudian petugas
rumah sakit bagian informasi menjelaskan lokasi dan bagaimana
prosedur serta alur di Rawat Jalan. Untuk pelayanan pasien klinik
dilantai dua pasien bisa naik menggunakan tangga didampingi oleh
satpam. Pelayanan dimasing-masing Poliklinik disediakan kursi
tunggu yang nyaman bagi pasien.
1. Keselamatan Kerja
2. Pemeriksaan kesehatan berkala
3. Pengadaan sarana kewaspadaan standar
4. Pencegahan penularan petugas kesehatan
5. Penatalaksanaan penularan petugas kesehatan
26
6. Penatalaksanaan penularan/paparan luka tusuk jarum B. Strategi pencegahan
resiko infeksi/kecelakaan kerja
7. Cuci tangan (Hand hygiene) yang benar dengan 5 momen
8. Menggunakan alat pelindung diri (APD) sesuai dengan spesifik kegiatan
9. Baca informasi /etiket obat sebelum digunakan
10. Membuang sampah sesuai penempatannya (sampah infeksius, sampah umum non
infeksius)
11. Memperhatikan 5R, Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin
12. Menjaga lantai tetap bersih dan kering
13. Penanganan Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana Kebakaran dan kewaspadaan
bencana yang mungkin bisa terjadi di ruang seperti, kebakaran, kebocoran gas,
mati lampu atau gempa bumi dengan ,Menyiapkan ruangan bila terjadi kebakaran
dan kewaspadaan bencana , Setiap petugas rawat jalan dapat bertindak dengan
cepat dan tepat bila terjadi kebakaran dan kewaspadaan bencana
27
BAB XII
PENGENDALIAN MUTU
A. PENGERTIAN
1. Indikator adalah suatu perangkat yang dapat digunakan dalam pemantauan suatu
proses tertentu
2. Mutu
Philip B. Crosby berpendapat bahwa :
1.1 Mutu adalah derajat dipenuhinya persyaratan yang ditentukan
1.2 Mutu adalah kesesuaian terhadap kebutuhan, bila mutu rendah merupakan
hasil dari ketidaksesuaian.
1.3 Suatu sistem yang berorientasi pada pada peningkatan mutu akan dapat
mencegah kesalahan dalam penilaian.
1.4 Kata kunci mutu: kerjakan sesuatu dengan benarsejak awal dan kerjakan
tugasyang benar dengan baik.
1.5 Mutu adalah gambaran total sifat dari suatu produk jasa pelayanan yang
berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan kebutuhan kepuasan
( american society for quqlity control ) .
3. Mutu Pelayanan Kesehatan adalah penampilan yang pantas dan sesuai (yang
berhubungan dengan standar) dari suatu intervensi yang diketahui aman, yang
dapat memberikan hasil kepada masyarakat yang bersangkutan dan telah
mempunyai kemampuan untuk menghasilkan dampak pada kematian, kesakitan,
ketidakmampuan dan kekurangan gizi.
4. Indikator mutu pelayanan kesehatan adalah suatu ukuran penatalaksanaan pasien
atau keluaran dari layanan kesehatan. Indikator dibuat untuk memantau bagian
kritis dari layanan kesehatan.
28
B. TUJUAN
1. Terukurnya mutu pelayanan di unit Poliklinik
2. Meningkatnya pelayanan yang dilaksanakan di unit Poliklinik
3. Mempertahankan capaian yang telah mencapai target
4. Meningkatkan capaian yang belum mencapai target.
29
DENAH POLIKLINIK
POLI POLI
POLI POLI POLI
DALAM POLI SYARAF
MATA DALAM I ANAK
II
POLI
POLI GIGI
KULIT
POLI
THT
POLI
PERAWA
T
PLI
BEDAH
POLI
JANTUN
G
POLI
MATA
POLI
JIWA
30