TAHUN 2023
1
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN.............................................................................................................. 3
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
BAB VI
BAB VII
BAB VIII
STANDAR FASILITAS..................................................................................................... 25
BAB IX
TATALAKSANA PELAYANAN..................................................................................... 27
BAB X
BAB XI
BAB XII
PENGENDALIAN MUTU................................................................................................. 35
2
BAB I
PENDAHULUAN
Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas kesehatan merupakan sumber daya kesehatan
yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di rumah sakit mempunyai karakteristik dan organisasi
yang sangat kompleks. Berbagai jenis kegiatan dan jenis tenaga kesehatan dengan perangkat
keilmuan yang beragam berinteraksi satu sama lain.
Isu globalisasi mengisyaratkan bahwa mekanisme pasar akan semakin didominasi oleh
perusahaan atau organisasi yang mampu memberikan pelayanan atau menghasilkan produk
unggulan yang memiliki daya saing tinggi dalam memanfaatkan peluang pasar. Kondisi
tersebut berlaku pula bagi industri jasa kesehatan khususnya rumah sakit.
Rumah Sakit Umum Avisena sebagai salah satu rumah sakit swasta yang berada di
wilayah Cimahi Selatan, memiliki pelayanan berbasis medis dan keperawatan. Sebagai
fasilitas pelayanan publik, orientasi Rumah Sakit Umum Avisena diarahkan kepada kepuasan
konsumen dengan berusaha memberikan pelayanan semaksimal mungkin bagi masyarakat.
Rumah Sakit Umum Avisena sebagai instansi pelayanan masyarakat diharapkan mampu
mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan yang memadai.
Keuntungan baik dalam aspek sosial yang merupakan visi yang melekat dalam peran rumah
3
sakit dan keuntungan dalam aspek finansial agar Rumah Sakit Umum Avisena dapat terus
bertahan dan mengembangkan diri. Dalam usaha mencapai tujuan, Rumah Sakit Umum
Avisena diharapkan dapat mengaplikasikan manajemen strategis pada tahun 2018. Melalui
manajemen strategis, diharapkan Rumah Sakit Umum Avisena dapat menyiapkan diri untuk
menghadapi tantangan di masa mendatang.
4
BAB II
GAMBARAN UMUM
1. Sejarah Rumah Sakit
Rumah Sakit Avisena berawal dari sebuah praktik dokter bersama atas prakarsa dr.
Lia Yuliana Elsis Yunda selaku pemilik yang dimulai sejak tahun 2007 dan
dikembangkan menjadi Rumah Sakit Umum tahun 2010 sampai dengan tahun 2012
dibawah pengelolaan Yayasan Avisena Mandiri Sejahtera.
Seiring dengan perubahan waktu dan pengelolaan rumah sakit awalnya dikelola oleh
Yayasan Avisena Mandiri Sejahtera dialihkan pengelolaannya kepada PT Avisena
Mandiri Sejahtera dan adanya tuntutan dari masyarakat agar rumah sakit memberikan
pelayanan kesehatan yang lebih.
Berangkat dari latar belakang tersebut PT Avisena Mandiri Sejahtera selaku pemilik
Rumah Sakit Umum Avisena berkeinginan untuk meningkatkan status menjadi Rumah
Sakit Umum Kelas D yang pengembangannya dilaksanakan secara bertahap. Dengan
dikeluarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.03/I/0527/2015
mengenai Penetapan Kelas Rumah Sakit Umum Avisena menjadi Rumah Sakit Kelas D
tertanggal 2 Maret 2015 dan Surat Izin Walikota Cimahi Nomor
503.37/002/1392/KPPT/2015 tentang Izin Operasional Tetap Rumah Sakit Umum Kelas
D tertanggal 23 Juni 2015, maka sejak tanggal dikeluarkannya izin operasional tetap
tersebut Rumah Sakit Umum Avisena dapat melayani kasus-kasus umum dengan
kapasitas 50 tempat tidur ditambah fasiltas-fasilitas pendukung pelayanan lainnya.
Pada tahun 2020 tipe Rumah Sakit Umum Avisena berubah menjadi Rumah Sakit
Tipe Kelas C berdasarkan Surat Izin Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu Kota Cimahi Nomor 503.43/001/0507/DPMPTSP/2020 tentang Izin
Operasional Rumah Sakit Tipe C.
Rumah Sakit Umum Avisena berlantai tiga, berdiri di atas tanah seluas 2.164,9 m2
dengan bangunan seluas 1.533,1 m2. Lantai satu digunakan untuk kebutuhan IGD, Rawat
Jalan, Hemodialisa, Rekam Medik, Farmasi, Laboratorium, Radiologi, Gizi , Ruang
Kebidanan, Rehabilitasi medis dan Administrasi kantor. Lantai dua digunakan untuk
kebutuhan, Kamar Operasi, ICU, Logistik Farmasi, IT, Kantor Keuangan, Rekam Medik
dan Binatu. Lantai tiga digunakan untuk ruang Rawat Inap. Total tempat tidur Rumah
5
Sakit Umum Avisena saat ini adalah 101 tempat tidur ditambah dengan fasilitas lain yang
mendukung pelayanan.
Dengan motto “Melayani Dengan Sepenuh Hati”, kami senantiasa bekerja dengan
sopan santun, rendah hati, dan penuh tanggung jawab untuk kebaikan dunia dan akhirat.
Sesuai dengan visi dan misinya Rumah Sakit Umum Avisena mencoba menjadi rumah
sakit swasta tipe C terbaik di Cimahi dalam hal pelayanan dan kunjungan pasien, tanpa
membedakan ras, agama maupun sosial ekonominya.
6
BAB III
VISI MISI TUJUAN & BUDAYA KERJA
RUMAH SAKIT UMUM AVISENA
7
3) Meningkatkan produktivitas karyawan Rumah Sakit Umum Avisena dengan
pelatihan untukmenlngkatkan keterampilan, pengetahuan serta menciptakan
suasana kerja yang harmonis dengan memperbaiki/menyempurnakan peraturan
ketenagakerjaan yang sudah ada.
4. BUDAYA KERJA RUMAH SAKIT UMUM AVISENA
a. Budaya kerja yang terdapat di Rumah Sakit Avisena adalah :
1) Amanah
2) Visioner
3) Empati
b. Janji Hati Rumah Sakit Umum Avisena dalam pelaksanaan dan pengamalan budaya
kerja :
8
BAB IV
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
9
10
BAB V
RSU AVISENA
A. TUGAS POKOK
Instalasi Rawat Inap Garnet berada di bawah Direktur Pelayanan Medis dan Keperawatan.
Instalasi ini memiliki tugas pokok membantu Direktur Pelayanan Medis dan Keperawatan
dalam memimpin pelaksanaan kegiatan pengelolaan urusan operasional pada Instalasi Rawat
Inap Berlian RSU Avisena.
A. Tujuan
a. Tujuan umum
1. Memberikan jasa pelayanan rawat inap yang optimal dan berkualitas
2. Terwujudnya suatu pelayanan yang sistematis, akurat efisian dan efktif
3. Meningkatkat mutu pelayanan dan sarana dan prasarana
b. Tujuan Khusus
1. Memudahkan di dalam pendelegasian tugas
2. Memudahkan pengontrolan kinerja di Instalasi Rawat Inap Garnet
3. Menetapkan tugas, wewenang dan tanggung jawab di Instalasi Rawat Inap Garnet
4. Landasan hukum
Pedoman pengorganisasian di Instalasi Rawat Inap Garnet dibuat dengan merujuk
kepada peraturan perundang – undangan yang berlaku seperti :
1) Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia nomor :
129/MENKES/SK/II/2008 tentang standar pelayanan minimal rumah sakit ‘
2) Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia nomor :
1295/MENKES/PER/XII/2007 tentang organisasi dan tata kerja departemen
kesehatan RI.
3) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 340/
Menkes/Per/III/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit dibedakan sesuai Dengan
Jenis Penyelenggaraan Pelayanan
11
B. FUNGSI
b. Pengorganisasin Sumber Daya dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Instalasi Rawat
Inap Garnet
f. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya berdasarkan arahan atasan dalam lingkup tugasnya.
C. STRUKTUR ORGANISASI
Untuk mengetahui lebih detail struktur organisasi Instalasi Rawat Inap Garnet, berikut
dijabarkan dalam gambar di bawah ini.
12
STRUKTUR ORGANISASI
INSTALASI RAWAT INAP GARNET
RSU AVISENA
DIREKTUR
Manager Ranap
Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana
Rahma A.Md.Kep. Milania S A.Md.Kep. Prisinta A.Md.Kep. Silva A.Md.Kep. Tiara A.Md.Kep.
13
BAB VI
URAIAN JABATAN
A. Nama Jabatan
Uraian Tugas
15
19. Mementau dan memberi rekomendasi pelaksanaan cuti tenaga perawatan yang ada di
instalasi
20. Menyusun tata tertib palayanan / asuhan keperawatan sesuai dengan peraturan dan tata
tertib rumah sakit RSU Avisena
21. Berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan program lain yang diselenggarakan di RSU
Avisena.
22. Membuat laporan berkala dan laporan khusus bidang keperawatan dengan
menganalisa data pelaksanaan informasi, dokumen/laporan yang dibuat oleh Kasie/Ka
Instalasi untuk disampaikan kepada Wakil Direktur RSU Avisena.
23. Memberikan saran dan bantuan pertimbangan yang berkaitan dengan pelaksanaan
pelayanan keperawatan kepada Pelayanan Medik/Direktur RSU Avisena.
24. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Wakil Direktur Medik /Direktur rumah
sakit dalam rangka kelancaran pelaksanaan pelayanan keperawatan
25. Membimbing tenaga keperawatan dalam hal pendayagunaan dan pemeliharaan alat.
1. Mengawasi mengendalikan dan menilai penerapan kebijakan pelayanan tata tertib dan
etika profesi keperawatan koordinasi dengan Kepala seksi perawatan, koordinator
ruangan.
d. Syarat Jabatan
Persyaratan Jabatan
Tanggung jawab
Uraian Tugas
1. Melaksanakan fungsi perencanan meliputi :
a. Menyusun rencana kerja Koordinator Ruangan
b. Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan keperawatan di ruang
rawat bersangkutan
c. Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari segi jumlah
d. maupun kualifikasi untuk di ruang rawat,koordinasi dengan supervisor
keperawatan
2. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan meliputi:
a. Mengatur & mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan di ruang
rawatnya.
18
Keadaan siap pakai.
j. Mendampingi visite dokter dan mencatat instruksi dokter, khususnya bila ada
perubahan program pengobatan pasien.
k. Mengelompokan pasien dan mengatur penempatanya di ruang rawat
ditentukan.
19
c. Melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan yang berbeda dibawah tanggung
jawabnya.
d. Mengawasi,mengendalikan & menilai pendayagunaan tenaga keperawatan,
peralatan dan obat-obatan
e. Mengawasi dan menilai mutu asuhan keperawatan sesuai standar yang
berlaku secara mandiri atau koordinasi dengan Tim Pengendalian Mutu Asuhan
Keperawatan
A. Perawat Pelaksana
Pengertian
Uraian Tugas
1. Memelihara kebersihan ruang rawat dan lingkungannya
2. Menerima pasien baru sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku
3. Memelihara peralatan keperawatan dan medis agar selalu dalam keadaan siap pakai
20
4. Melakukan pengkajian keperawatan dan menentukan diagnose keperawatan, sesuai batas
kewenangannya.
5. Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan kemampuannya
6. Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai kebutuhan dan batas
kemampuannya antara lain:
- Melaksanakan tindakan pengobatan sesuai program pengobatan.
- Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarganya mengenai
penyakitnya.
7. Melatih/ membantu pasien untuk melakukan latihan gerak
8. Melakukan tindakan darurat kepada pasien (antara lain panas tinggi, kolaps, pendarahan,
keracunan, nafas & henti jantung) sesuai protap yang berlaku selanjutnya segera
melaporkan tindakan yang telah dilakukan kepada dokter ruang rawat/ dokter jaga.
9. Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan sesuai batas kemampuan.
10. Mengobservasi kondisi pasien, selanjutnya melakukan tindakan yang tepat berdasarkan
hasil observasi tersebut, sesuai bats kemampuannya.
11. Berperan serta dengan anggota tim kesehatan dalam membahas kasus dalam upayah
meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
12. Melaksanakan tugas pagi, sore, malam dan hari libur secara bergilir sesuai jadwal dinas
13. Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh kepala ruang rawat.
14. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dibidang keperawatan antara lain melaui
pertemuan ilmiah dan penataran atas izin / persetujuan atasan
15. Melaksanakan system pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan yang tepat dan
benar sesuai standar asuhan keperawatan
16. Melaksnakan serah terima tugas kepada petugas pengganti kepada lisan maupun tertulis
pada saat pergantian dinas.
17. Memberikan penyuluhan keehatan kepada kepada paien dan keluarganya sesuai dengan
keadaan dan kebutuhan pasien mengenai :
a. Program diet
b. Pengobatan yang perlu dilanjutkan dan cara penggunaannya.
c. Pentingnya pemeriksaan ulang di Rumah sakit, Puskesmas atau Institusi kesehatan
lainnya.
d. Cara hidup sehat, seperti pengaturan istirahat, makanan yang bergizi atau bahan
pengganti sesuai dengan keadaan social ekonomi
e. Melatih pasien menggunakan alat abntu yang dibutuhkan seperti :
- Rollstoel
- Tongkat penyangga
- Protesa
18. Melatih pasien untuk melaksanakan tindakan keperawatan di rumah misalnya.
- Merawat luka
- Melatih anggota gerak.
21
19. Menyiapkan pasien yang akan pulang.
20. Menyediakan formulir untuk penyelesaian administrasi, seperti :
- Surat ijin pulang
- Surat keterangan istirahat sakit.
- Petunjuk diet
- Resep obat untuk di rumah, jika diperlukan Surat rujukan atau pemeriksaan ulang
(Kontrol)
22
BAB VII
Tata kerja Manager Rawat inap di dasarkan kepada Organisasi dan Tata Kerja Manager
Rawat Inap serta Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Avisena yang menjalankan
fungsi penyediaan, pemeliharaan, pengendalian, pemantauan dan penilaian terhadap SDM
Keperawatan dan standar pelayanan keperawatan
Secara operasional hubungan kerja dengan kepala unit. dan instalasi lain dalam
melaksanakan kegiatan di lingkungan keperawatan, dapat diselesaikan secara struktural atau
fungsional yang melibatkan seluruh unsur yang terkait.Untuk hal-hal yang berhubungan dengan
lintas sektor yang melibatkan bidang dan instalasi yang ada di lingkungan Rumah Sakit Umum
Avisena dapat diselesaikan melalui jalur koordinasi sesuai dengan kewenangannya
23
BAB VIII
STANDAR FASILITAS
24
NO NAMA ALAT
BAB XI
25
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Penerimaan Pasien Rawat Inap
1. Pasien datang bersama perawat pengantar baik dari unit IGD maupun unit Poli
2. Operan pasien dilakukan di kamar pasien
3. Perawat rawat inap cuci tangan, sambut pasien, ucapkan salam, perkenalan diri,
antar dan bantu hingga pasien menempati tempat tidurnya dengan nyaman
4. Lakukan Identifikasi pasien dan cocokkan dengan gelang identitas pasien dan
nomor tempat tidur dengan tempat tidur/ kamar yang dipesan
5. Perhatikan kondisi pasien secara keseluruhan
6. Bila pasien menggunakan infus, letakkan infus pada tiang infus atur tetesannya
sesuai program dokter yang merawat.
7. Pastikan pasien sudah merasa nyaman dan beritahu saat perawat akan
meninggalkan pasien untuk melakukan serah terima
8. Lakukan serah terima dengan teliti antara perawat yang mengantar dengan perawat
yang menerima pasien
9. Baca dengan teliti dan jelas program dokter yang ditulis pada catatan dokter ,
tanyakan ke perawat pengantar tindakan atau pemeriksaan yang sudah dilakukan
sebelumnya dan yang direncanakan.
10. Tulis terapi yang sudah diberikan di UGD/ Poli pada daftar obat pasien rawat inap
dan diparaf oleh perawat yang memberikan/ mengantar
11. Setelah serah terima selesai, tuliskan terapi obat pada daftar obat sesuai dengan
instruksi dokter.
12. Hubungi bagian gizi untuk memesan makan pasien sesuai dengan dietnya dan
buatkan form pemesanan diet, berikan ke petugas gizi
13. Lakukan pengkajian rawat inap, observasi tanda-tanda vital dan orientasi pasien
baru
14. Beri kesempatan kepada pasien atau keluarganya untuk bertanya sebelum perawat
meninggalkan pasien.
15. Apabila semua sudah selesai tinggalkan ruangan dengan mengucap salam kepada
pasien
16. Perawat cuci tangan, hubungi dokter jaga ruangan memberitahu ada pasien baru
bila perlu
17. Lakukan pengisian BRM secara lengkap
26
Pengontrolan rutin pasien oleh perawat dilakukan minimal 3 kali dalam satu shift
diluar pengontrolan infus dan pemberian obat
Kunjungan DPJP satu kali sehari. Apabila DPJP tidak dapat visit, akan digantikan
sementara oleh dokter dengan kompetensi yang sama atau dokter jaga Rawat inap
Pada hari ke tiga perawatan pasien sudah harus ditegakkan diagnosa pasti. Pada
hari kelima perawatan sudah harus ada perkembangan dan tindak lanjut apakah
pasien sudah layak dipulangkan/ rujuk/ tetap dirawat. apabila target yang
diharapkan tidak sesuai, maka pj shift koordinasi dengan kepala Unit Rawat Inap
untuk berkomunikasi denga DPJP
Apabila ada keluhan pasien di luar visit DPJP, akan ditangani oleh dokter jaga
ruangan
Jam kunjung pasien pukul :
12.00 – 13.00
17.00 – 18.00
Pengunjung Anak dibawah 12 tahun tidak diperkenankan masuk ruang perawatan
Pasien baru di wajibkan untuk Ro torax terlebih dahulu sblm masuk ruan rawat
inap
Pasien dengan hasil Ro thorax Pneumonia akan di lakukan pemeriksaan swab PCR
C. Pemulangan Pasien Rawat Inap
1. Setelah pasien dinyatakan boleh pulang oleh DPJP perawat meminta DPJP untuk :
membuat resume medis, resep pulang obat, pengisian assuransi bila ada, dan
tanyakan waktu kontrol pasien kembali
2. Bila pasien minta pulang sebelum DPJP mengijinkan , pasien / keluarga pasien
menandatangani surat pernyataan Pulang Atas Permintaan Sendiri
3. Beritahukan dokter spesialis lain / konsulen bila pasien dirawat oleh lebih dari satu
dokter
4. Pastikan memberikan edukasi ke pasien atau keluarga tentang perawatan dirumah
5. Bila pasien / keluarga sudah menyatakan siap, perawat melakukan persiapan :
resep pulang, obat/cairan infus yang di retur, laporan pemakaian alkes, sisa obat
pasien, penisian biling tindakan dan surat ijin pulang dari DPJP atau dokter jaga
yang memberikan wewenang ,lalu antarkan berkas tersebut ke unit yang
bersangkutan yaitu unit Biling
6. Untuk pasien yang masih membutuhkan perawatan lanjutan di rumah , pastikan
juga keluarga sudah mempersiapkan yang baik seperti peralatan dan berikan
edukasi sesuai kebutuhan
7. Lakukan skreening transportasi untuk pulang apakah bisa melakukan kendaraan
pribadi atau harus menggunakan ambulance
27
8. Setelah persiapan pasien selesai, tanyakan ke unit biling apakah pasien sudah bisa
menyelesaikan administrasi
9. Tuliskan semua persiapan pulang pada surat control pulang dengan lengkap dan
jelas : obat yang dilanjutkan, diet perawatan dirumah , hasil, pemeriksaan bila ada
dan lain - lain
10. Bila dari unit biling sudah siap anjurkan kelurga pasien untuk menyelesaikan
administrasi unit biling
11. Setelah ada bukti pelunasan, lakukan identifikasi pasien kemudian serah terima
obat pulang dll sesuai dengan persiapan yang sudah dituliskan di formulir
persiapan pulang.
12. Lakukan tanda tangan dan tulisakan nama jelas perawat yang melakukan serah
terima dengan pasien / keluarga yang menerima
13. Berikan survey kepuasan kepada pasien / kelurga untuk di isi
14. Lakukan penguntingan gelang identitas pasien sebelum pasien pulang
15. Tanyakan apakah pasien ada keluhan, kemudian antar pasien sampai ke kendaraan
yang di gunakan bila diperlukan
16. Beritahu ke bagian pendaftaran kapan pasien kontrol kembali untuk di daftarkan
17. Lakukan dokumentasi
18. Lapor unit gizi terkait kepulangan pasien
19. Dan lapor petugas kebersihan untuk kebersihan ruangan
D. Rujukan Pasien Rawat Inap
1. Setelah pasien dilakukan pemeriksaan dan evaluasi, rencana tindakan yang akan
dilakukan maka dokter jaga berhak untuk menentukan apakah pasien tersebut perlu
dirujuk atau terlebih dahulu konsultasi ke dokter DPJP
2. Membuat surat rujukan dengan melengkapi keterangan terapi yang telah dilakukan
3. Perawat memberitahukan ke keluarga pasien rumah sakit yang fasilitasnya sesuai
dengan kebutuhan pasien
4. Hubungi RS yang akan dituju melalui sisrute/Telp/WA RS yg dituju beritahukan
diagnosa medis pasien, keadaanumum, kesadaran, ruangan / alat yang dibutuhkan
5. Sampaikan ke keluarga pasien tentang prosedur rumah sakit rujukan
6. Perawat segera memberi tahu petugas transportasi untuk menyiapkan ambulance
7. Perhatikan kondisi pasien selama menunggu proses administrasi
8. Laporkan perubahan / perkembangan kondisi selama pasien menunggu proses
rujukan
9. kepala ruangan menunjukan minimal satu orang perawat sebagai pendamping
pasien : dalam keadaan tertentu pendamping pasien
10. Perawat yang bersangkutan mempersiapkan peralatan dan obat - obatan yang
diperlukan selama dalam perjalanan atas seijin dokter yang merujuk atau dokter
jaga
28
11. Hubungi RS rujukan apakah kamar dan dokter yang di butuhkan pasien sudah ada,
dan apakah keluarga pasien sudah melakukan persetujuan di Rumah Sakit rujukan
12. Bila sudah, tanyakan apakah pasien sudah bisa diantar dan diberitahukan kondisi
terakhir saat pasien akan berangkat
13. Perawat memastikan penanggung jawab pasien telah menyelesaikan administrasi di
rumah sakit umum avisena
14. Setelah proses administrasi selesai pasien boleh diantar rujuk
15. Apabila pasien menolak untuk dirujuk dibuatkan surat pernyataan menolak untuk
dirujuk
16. Membuat laporan berkala pasien yang dirujuk setiap bulan dan dievaluasi
E. Transportasi pasien rawat Inap
Pasien yang dirujuk ke RS lain harus sesuai dengan SPO pasien rujuk
Pasien yang akan dirujuk untuk pemeriksaan penunjang karena fasilitas
pemeriksaan yang tidak ada
Pemindahan pasien antar ruangan sesuai SPO pemindahan pasien
Pasien yang diantar dari UGD ke rawat inap harus sudah dapat dipastikan bahwa
kondisi pasien/ hemodinamik sudah stabil
29
BAB X
KESELAMATAN PASIEN
A. PENGERTIAN
Keselamatan pasien ( pastient safety) merupakan suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi : assessmen risiko, identifikasi
dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau idak
melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.
B. TUJUAN
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
2. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakiot terhadap pasien dan masyarakat.
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) dirumah sakit.
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian
tidak diharapkan.
1. Keselamatan pasien merupakan hal yang terutama dlam pelayanan Instalasi Rawat
Inap
2. Terdapat petugas Instalasi Rawat Inapyang memahami mengenai keselamatan
pasien.
3. Terdapat sistem pelayanan yang komprehensif, baik medis maupun keperawatan
sehingga meminimalkan terjadinya kasus yang tidka diharapkan (KTD).
4. Setiap pasien yang masuk melalui Instalasi Rawat Inapharus mendapat penilaian
langsung oleh dokter jaga, untuk menyatakan kondisi kedaruratannya.
5. Pasien yang mengalami kondisi yang darurat, yaitu mengancam keselamatan
pasien, harus ditatalaksana dengan lengkap di Instalasi Rawat Inap.
6. Identifikasi pasien harus dilakukan secara lengkap, baik berupa status maupun
gelang identitas
7. Segala bentuk pemindahan pasien, baik ke ruang perawatan atau kamar operasi
harus sudah teridentifikasi dengan baik, dan diketahui oleh kepala perawat jaga
saat itu.
8. Sarana dan prasarana harus mengindahkan keselamatan pasien : sterilitas alat,
tabung oksigen, tempat tidur dorong, privacy, dll.
9. Terdapat evaluasi berkala kelengkapan sarana dan prasarana.
30
10. Terdapat pelaporan kasus yang tidak diharapkan, yaitu :
31
BAB XI
KESELAMATAN KERJA
A. PENGERTIAN
Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat kerja / aktifitas
karyawan lebih aman. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan pribadi ataupun rumah sakit.
B. TUJUAN
1. Terciptanya budaya keselamatan kerja di RSU Avisena
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
3. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya.
4. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
32
Kewaspadaan standar karyawan / petugas Instalasi Rawat Inap dalam
menghadapi penderita dengan dugaan Pnemonia/covid19 adalah :
Cuci tangan
Cuci tangan dilakukan dibawah air mengalir dengan menggunakan sikat selama + 5
menit, yaitu dengan menyikat seluruh telapak tangan maupun punggung tangan.
Hal ini dilakukan sebelum dan sesudah memriksa penderita.
Memakai masker N95 atau minimal masker medis
Menggunkan pelindung wajah / kacamata goggle
Menggunakan apron
Menggunakan sarung tangan
Menggunakan pelindung kaki.
Hepatitis B/ C( sesuai prinsip pencegahan infeksi)
TBC
33
BAB XII
PENGENDALIAN MUTU
A. PENGERTIAN
1. Indikator adalah suatu perangkat yang dapat digunakan dalam pemantauan suatu
proses tertentu
2. Mutu
Philip B. Crosby berpendapat bahwa :
1.1 Mutu adalah derajat dipenuhinya persyaratan yang ditentukan
1.2 Mutu adalah kesesuaian terhadap kebutuhan, bila mutu rendah merupakan
hasil dari ketidaksesuaian.
1.3 Suatu sistem yang berorientasi pada pada peningkatan mutu akan dapat
mencegah kesalahan dalam penilaian.
1.4 Kata kunci mutu: kerjakan sesuatu dengan benarsejak awal dan kerjakan
tugasyang benar dengan baik.
1.5 Mutu adalah gambaran total sifat dari suatu produk jasa pelayanan yang
berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan kebutuhan kepuasan
( american society for quqlity control ) .
3. Mutu Pelayanan Kesehatan adalah penampilan yang pantas dan sesuai (yang
berhubungan dengan standar) dari suatu intervensi yang diketahui aman, yang
dapat memberikan hasil kepada masyarakat yang bersangkutan dan telah
mempunyai kemampuan untuk menghasilkan dampak pada kematian, kesakitan,
ketidakmampuan dan kekurangan gizi.
4. Indikator mutu pelayanan kesehatan adalah suatu ukuran penatalaksanaan pasien
atau keluaran dari layanan kesehatan. Indikator dibuat untuk memantau bagian
kritis dari layanan kesehatan.
B. TUJUAN
1. Terukurnya mutu pelayanan di unit Garnet
2. Meningkatnya pelayanan yang dilaksanakan di unit Garnet
3. Mempertahankan capaian yang telah mencapai target
4. Meningkatkan capaian yang belum mencapai target.
34
C. PELAKSANAAN INDIKATOR MUTU
Indikator Mutu yang dilaksanakan di unit Garnet adalah :
Indicator Mutu
35
BAB XIII
PROGRAM KERJA
A.PENGERTIAN
Program kerja merupakan bagian dari pengelolaan rawat inap secara keseluruhan. Rawat
Inap melakukan berbagai tindakan dan kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan yang
berasal dari manusia maupun bukan manusia. Sehingga petugas rawat inap harus memberikan
pelayanan yang bekualitas dan profesional . Petugas rawat inap mempunyai sikap dan
kemampuan untuk melakukan tugas sesuai SOP serta mengontrol bahan atau alat secara baik .
Untuk memberikan pelayanan yang berkualitas profesional tersebut maka perlu disusun program,
sebagai acuan pelaksanaan
B.TUJUAN
Terselenggaranya pelayanan rumah sakit secara optimal sesui dengan visi dan misi rumah sakit.
36
KEHADIRAN STAF
37