Anda di halaman 1dari 37

PEDOMAN PELAYANAN UNIT

INSTALASI RAWAT INAP GARNET

RUMAH SAKIT UMUM AVISENA

TAHUN 2023

1
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN.............................................................................................................. 3

BAB II

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKT ........................................................................... 5

BAB III

VISI,MISI,TUJUAN DAN BUDAYA KERJA.................................................................. 7

BAB IV

BAGAN STRUKTUR ORANISASI ................................................................................ 10

BAB V

STRUKTUR ORGANISASI UNIT.................................................................................... 12

BAB VI

URAIAN JABATAN ......................................................................................................... 15

BAB VII

TATA HUBUNGAN KERJA............................................................................................. 24

BAB VIII

STANDAR FASILITAS..................................................................................................... 25

BAB IX

TATALAKSANA PELAYANAN..................................................................................... 27

BAB X

KESELAM ATAN PASIEN.............................................................................................. 31

BAB XI

KESELAMATAN KERJA ................................................................................................ 33

BAB XII

PENGENDALIAN MUTU................................................................................................. 35

2
BAB I
PENDAHULUAN

Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas kesehatan merupakan sumber daya kesehatan
yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di rumah sakit mempunyai karakteristik dan organisasi
yang sangat kompleks. Berbagai jenis kegiatan dan jenis tenaga kesehatan dengan perangkat
keilmuan yang beragam berinteraksi satu sama lain.

Isu globalisasi mengisyaratkan bahwa mekanisme pasar akan semakin didominasi oleh
perusahaan atau organisasi yang mampu memberikan pelayanan atau menghasilkan produk
unggulan yang memiliki daya saing tinggi dalam memanfaatkan peluang pasar. Kondisi
tersebut berlaku pula bagi industri jasa kesehatan khususnya rumah sakit.

Dampak globalisasi terhadap kegiatan pelayanan kesehatan di Indonesia semakin marak


dan menjadi semakin nyata dengan berdirinya rumah sakit pemodal asing. Jasa pelayanan
kesehatan telah berubah menjadi bentuk industri pelayanan kesehatan yang menimbulkan
persaingan dalam memberikan jasa pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelanggan
sebanyak-banyaknya.

Rumah Sakit Umum Avisena sebagai salah satu rumah sakit swasta yang berada di
wilayah Cimahi Selatan, memiliki pelayanan berbasis medis dan keperawatan. Sebagai
fasilitas pelayanan publik, orientasi Rumah Sakit Umum Avisena diarahkan kepada kepuasan
konsumen dengan berusaha memberikan pelayanan semaksimal mungkin bagi masyarakat.

Usaha untuk meningkatkan kualitas pelayanan dilakukan melalui penyediaan tenaga-


tenaga yang profesional dan kompeten di bidangnya, peralatan yang memadai dan standar
pelayanan yang tinggi. Strategi pengembangan Rumah Sakit Umum Avisena diarahkan untuk
dapat mengantisipasi tuntutan kebutuhan masa kini dan tantangan masa depan yang harus
dipenuhi.

Rumah Sakit Umum Avisena sebagai instansi pelayanan masyarakat diharapkan mampu
mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan yang memadai.
Keuntungan baik dalam aspek sosial yang merupakan visi yang melekat dalam peran rumah

3
sakit dan keuntungan dalam aspek finansial agar Rumah Sakit Umum Avisena dapat terus
bertahan dan mengembangkan diri. Dalam usaha mencapai tujuan, Rumah Sakit Umum
Avisena diharapkan dapat mengaplikasikan manajemen strategis pada tahun 2018. Melalui
manajemen strategis, diharapkan Rumah Sakit Umum Avisena dapat menyiapkan diri untuk
menghadapi tantangan di masa mendatang.

Manajemen strategis merupakan kegiatan kolektif yang menyangkut pemahaman


tentang hakekat dan implikasi dari perubahan eksternal, kemampuan untuk mengembangkan
strategi yang efektif dalam menghadapi perubahan dan kemauan serta kemampuan untuk
mengelola secara aktif momentum organisasi. Adalah merupakan suatu keharusan bagi
manajer rumah sakit, untuk memahami perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya.
Seorang manajer tidak hanya responsif terhadap perubahan tetapi harus mampu menciptakan
masa depan. Rumah Sakit Umum Avisena harus semakin berusaha meningkatkan dan
mengembangkan pelayanan kesehatan yang diiringi dengan pengembangan fasilitas-fasilitas
pendukung. Untuk menentukan kegiatan atau program yang akan dilakukan, diperlukan suatu
rencana yang disusun secara sistematis yang mencakup rencana pengembangan serta dana
yang diperlukan. Perencanaan yang sistematis merupakan langkah awal untuk menetapkan
tujuan dan sasaran yang diinginkan serta langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai
tujuan tersebut.

4
BAB II
GAMBARAN UMUM
1. Sejarah Rumah Sakit
Rumah Sakit Avisena berawal dari sebuah praktik dokter bersama atas prakarsa dr.
Lia Yuliana Elsis Yunda selaku pemilik yang dimulai sejak tahun 2007 dan
dikembangkan menjadi Rumah Sakit Umum tahun 2010 sampai dengan tahun 2012
dibawah pengelolaan Yayasan Avisena Mandiri Sejahtera.

Seiring dengan perubahan waktu dan pengelolaan rumah sakit awalnya dikelola oleh
Yayasan Avisena Mandiri Sejahtera dialihkan pengelolaannya kepada PT Avisena
Mandiri Sejahtera dan adanya tuntutan dari masyarakat agar rumah sakit memberikan
pelayanan kesehatan yang lebih.

Berangkat dari latar belakang tersebut PT Avisena Mandiri Sejahtera selaku pemilik
Rumah Sakit Umum Avisena berkeinginan untuk meningkatkan status menjadi Rumah
Sakit Umum Kelas D yang pengembangannya dilaksanakan secara bertahap. Dengan
dikeluarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.03/I/0527/2015
mengenai Penetapan Kelas Rumah Sakit Umum Avisena menjadi Rumah Sakit Kelas D
tertanggal 2 Maret 2015 dan Surat Izin Walikota Cimahi Nomor
503.37/002/1392/KPPT/2015 tentang Izin Operasional Tetap Rumah Sakit Umum Kelas
D tertanggal 23 Juni 2015, maka sejak tanggal dikeluarkannya izin operasional tetap
tersebut Rumah Sakit Umum Avisena dapat melayani kasus-kasus umum dengan
kapasitas 50 tempat tidur ditambah fasiltas-fasilitas pendukung pelayanan lainnya.

Pada tahun 2020 tipe Rumah Sakit Umum Avisena berubah menjadi Rumah Sakit
Tipe Kelas C berdasarkan Surat Izin Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu Kota Cimahi Nomor 503.43/001/0507/DPMPTSP/2020 tentang Izin
Operasional Rumah Sakit Tipe C.

Rumah Sakit Umum Avisena berlantai tiga, berdiri di atas tanah seluas 2.164,9 m2
dengan bangunan seluas 1.533,1 m2. Lantai satu digunakan untuk kebutuhan IGD, Rawat
Jalan, Hemodialisa, Rekam Medik, Farmasi, Laboratorium, Radiologi, Gizi , Ruang
Kebidanan, Rehabilitasi medis dan Administrasi kantor. Lantai dua digunakan untuk
kebutuhan, Kamar Operasi, ICU, Logistik Farmasi, IT, Kantor Keuangan, Rekam Medik
dan Binatu. Lantai tiga digunakan untuk ruang Rawat Inap. Total tempat tidur Rumah
5
Sakit Umum Avisena saat ini adalah 101 tempat tidur ditambah dengan fasilitas lain yang
mendukung pelayanan.

Dengan motto “Melayani Dengan Sepenuh Hati”, kami senantiasa bekerja dengan
sopan santun, rendah hati, dan penuh tanggung jawab untuk kebaikan dunia dan akhirat.
Sesuai dengan visi dan misinya Rumah Sakit Umum Avisena mencoba menjadi rumah
sakit swasta tipe C terbaik di Cimahi dalam hal pelayanan dan kunjungan pasien, tanpa
membedakan ras, agama maupun sosial ekonominya.

2. Tugas Pokok Dan Fungsi Rumah Sakit


Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan paripurna,
pendidikan dan pelatihan, pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan.

Dalam melaksanakan tugasnya Rumah Sakit menyelenggarakan fungsi:

a. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan


paripurna di wilayah Cimahi Selatan;
b. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan dalam rangka
meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam pemberian pelayanan
kesehatan melalui unit diklat yang ada;
c. Melaksanakan administrasi rumah sakit;
d. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pemilik Rumah Sakit Umum
Avisena melalui Rapat yang dilakukan oleh pemilik yang nantinya di sampaikan
melalui direktur rumah sakit.

6
BAB III
VISI MISI TUJUAN & BUDAYA KERJA
RUMAH SAKIT UMUM AVISENA

1. VISI RUMAH SAKIT UMUM AVISENA


Menjadi Rumah Sakit Swasta Tipe C terbaik di Cimahi dalam hal pelayanan dan
kunjungan pasien.

2. MISI RUMAH SAKIT UMUM AVISENA


a. Menjadikan Rumah Sakit Umum Avisena Sebagai pusat pelayanan pasien yang
mengutamakan kenyamanan pasien sehingga merasa dirumah
b. Memberi Pendidikan kepada karyawan untuk mempunyai jiwa yang melayani,
Empati, Ikhlas, Jujur, Amanah dan professionalMenjadikan Rumah Sakit Umum
Avisena merupakan pilihan pertama pasien untuk berobat di Cimahi
3. TUJUAN
a. TUJUAN JANGKA PANJANG
1) Mengusahakan standar kualitas pelayanan yang bermutu kepada pasien sebagai
prioritas utama dan SDM yang bekerja di Rumah Sakit Umum Avisena.
2) Mengusahakan terbentuknya SDM yang unggul sebagai tenaga profesional yang
beriman dan bertaqwa.
3) Secara bertahap meningkatkan kesejahteraan karyawan rumah sakit.
4) Menjadikan total quality management sebagai jiwa Rumah Sakit Umum Avisena
dalam meningkatkan kinerja dan kualitas secara berkesinambungan.
5) Ikut serta melaksanakan program pemerintah untuk meningkatkan mutu
kesehatan masyarakat.
b. TUJUAN JANGKA PENDEK
1) Memantapkan kesiapan semua instalasi di Rumah Sakit Umum Avisena dalam
menghadapi akreditasi.
2) Memperbaiki dan menyempurnakan mutu kualitas pelayanan kepada pasien,
baik pasien rawat jalan maupun rawat inap dengan memperbaiki prosedur
pelayanan. Melengkapi sarana pengobatan dan meningkatkan kualitas sumber
daya manusia.

7
3) Meningkatkan produktivitas karyawan Rumah Sakit Umum Avisena dengan
pelatihan untukmenlngkatkan keterampilan, pengetahuan serta menciptakan
suasana kerja yang harmonis dengan memperbaiki/menyempurnakan peraturan
ketenagakerjaan yang sudah ada.
4. BUDAYA KERJA RUMAH SAKIT UMUM AVISENA
a. Budaya kerja yang terdapat di Rumah Sakit Avisena adalah :
1) Amanah
2) Visioner
3) Empati
b. Janji Hati Rumah Sakit Umum Avisena dalam pelaksanaan dan pengamalan budaya
kerja :

(A) Amanah penuh kesungguhan adalah jiwa kami.

(V) Visioner, maju dan berkembang adalah langkah kami.

(I) Iman dan taqwa melandasi kerja kami.

(S) Semangat, kreatif, kerjasama dan terampil adalah identitas kami.

(E) Empati dan memuliakan pelanggan adalah karakter kami.

(N) Nyaman dan kepuasan pelanggan adalah tujuan kami.

(A) Antusias dan berkarya adalah keseharian kami.

8
BAB IV
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI

9
10
BAB V

STRUKTUR ORGANISASI UNIT GARNET

RSU AVISENA
A. TUGAS POKOK

Instalasi Rawat Inap Garnet berada di bawah Direktur Pelayanan Medis dan Keperawatan.
Instalasi ini memiliki tugas pokok membantu Direktur Pelayanan Medis dan Keperawatan
dalam memimpin pelaksanaan kegiatan pengelolaan urusan operasional pada Instalasi Rawat
Inap Berlian RSU Avisena.
A. Tujuan
a. Tujuan umum
1. Memberikan jasa pelayanan rawat inap yang optimal dan berkualitas
2. Terwujudnya suatu pelayanan yang sistematis, akurat efisian dan efktif
3. Meningkatkat mutu pelayanan dan sarana dan prasarana
b. Tujuan Khusus
1. Memudahkan di dalam pendelegasian tugas
2. Memudahkan pengontrolan kinerja di Instalasi Rawat Inap Garnet
3. Menetapkan tugas, wewenang dan tanggung jawab di Instalasi Rawat Inap Garnet
4. Landasan hukum
Pedoman pengorganisasian di Instalasi Rawat Inap Garnet dibuat dengan merujuk
kepada peraturan perundang – undangan yang berlaku seperti :
1) Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia nomor :
129/MENKES/SK/II/2008 tentang standar pelayanan minimal rumah sakit ‘
2) Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia nomor :
1295/MENKES/PER/XII/2007 tentang organisasi dan tata kerja departemen
kesehatan RI.
3) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 340/
Menkes/Per/III/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit dibedakan sesuai Dengan
Jenis Penyelenggaraan Pelayanan

11
B. FUNGSI

a. Penyusunan rencana operasional di Instalasi Rawat Inap Garnet

b. Pengorganisasin Sumber Daya dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Instalasi Rawat
Inap Garnet

c. Penydiiaan terhadap SDM dilingkungan Instalasi Rawat Inap Garnet

d. Pelaksanaan pengendalian, pengawasan, evaluasi program dan kegiatan Instalasi Rawat


Inap Garnet

e. Penyampaian laporan kegiatan dan hal-hal lainnya yang dianggap perlu

f. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya berdasarkan arahan atasan dalam lingkup tugasnya.

C. STRUKTUR ORGANISASI

Untuk mengetahui lebih detail struktur organisasi Instalasi Rawat Inap Garnet, berikut
dijabarkan dalam gambar di bawah ini.

12
STRUKTUR ORGANISASI
INSTALASI RAWAT INAP GARNET
RSU AVISENA

DIREKTUR

Dr.Antiono Hajji Ishak

Manager Ranap

Rosdiana Megasanti S.Kep.Ners

Dokter Jaga Ruangan


Dr.Nurazmi

Kepala Unit Garnet


Isti Indriani Putri A.Md.Kep

Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana
Rahma A.Md.Kep. Milania S A.Md.Kep. Prisinta A.Md.Kep. Silva A.Md.Kep. Tiara A.Md.Kep.

13
BAB VI

URAIAN JABATAN

A. Nama Jabatan

Manager Rawat Inap

B. Tugas Pokok dan Fungsi


1. Manager Rawat Inap
Wewenang
1. Memberikan pengarahan dan bimbingan pelaksanaan tugas keperawatan
2. Melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan (sesuai kebijakan Rumah Sakit)
3. Mengkoordinasikan, mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan dan penggunaan
peralatan keperawatan
4. Meminta informasi dan pengarahan kepada atasan
5. Menandatangani surat dan dokumen yang di tetapkan menjadi wewenang Kepala
Bidang Perawatan
6. Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan, khususnya yang berkaitan dengan
pelayanan keperawatan

Uraian Tugas

a. Melaksanakan fungsi perencanaan meliputi:

1. Merencanakan program kerja Manager Keperawatan


2. Merencanakan kebutuhan tenaga keperawatan baik jumlah dan kulaifikasi di seluruh
ruang perawatan
3. Merencanakan sistem seleksi, orientasi, bimbingan dan pengawasan tenaga
keperawatan di seluruhruang keperawatan .
4. Merencanakan program pengembangan staf tenaga keperawatan (mutasi/rotasi, diklat,
uji kompetensi)
5. Merencanakan sistem pembinaan etik profesi perawat dan bidan.
6. Merencanakan program sosialisasi dan bimbingan standar asuhan keperawatan dan
kebidanan dan sistem pendokumentasian & SOP keperawatan.
7. Merencanakan program pengendalian & peningkatan mutu asuhan keperawatan dan
kebidanan serta keselamatan pasien.
8. Merencanakan sistem pengawasan dan penilaian pelaksanaan asuhan keperawatan dan
kebidanan sesuai standar di seluruh ruang keperawatan .
9. Merencanakan standar logistik keperawatan dan kebidanan di seluruh ruang
keperawatan .
10. Merencanakan program efisiensi di seluruh ruang keperawatan
14
b. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan :

1. Membimbing Kepala Ruangan untuk terlaksananya asuhan keperawatan paripurna


dalam mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di rumah
sakit
2. Melaksanakan program orientasi bagi perawat baru yang akan bekerja di rumah sakit
3. Melaksanakan program orientasi bagi siswa/mahasiwa pendididkan keperawatan yang
menggunakan rumah sakit sebagai lahan praktek
4. Melaksanakan rapat koordinasi dengan Manager dan Kepala Ruangan secara berkala
atau sewaktu-waktu diperlukan
5. Melaksanakan koordinasi dengan Manager dan Kepala Unit untuk kelancaran
pelaksanaan pelayanan di rumah sakit
6. Melaksanakan koordinasi dengan institusi pendidikan keperawatan untuk menunjang
kelancaran program bimbingan khususnya yang menggunakan rumah Sakit sebagai
lahan praktek.
7. Menganalisa dan mengkaji usulan kebutuhan tenaaga perawatan dan peralatan yang
diajukan Ka Sie / Koordinator ruangan. Hasil analisa tersebut untuk menyusun
perencanaan tahunan/semester kebutuhan tenaga maupun peralatan.
8. Mengatur jadwal di BVHnas, pengawas hari libur sore dan malam hari sebagai
pengganti Kepala Bidang
9. Berperan serta dalam kegiatan ilmiah dan penelitian yang dilakukan di rumah sakit.
10. Mendelegasikan tugas kepada Ka shif Keperawatan bila berhalangan hadir
11. Mengumpulkan dan menyimpan berkas kepegawaian tenaga keperawatan untuk
kepentingan penilaian dalam rangka promosi
12. Bekerja sama dengan bidang Diklat rumah sakit untuk menyelenggarakan kegiatan
program pengembangan staf (PKB)
13. Menyusun instrument penilaian pendayagunaan tenaga keperawatan dan peralatan
14. Melaksanakan penempatan tenaga keperawatan melalui KaSie Perawatan atas dasar
usulan Koordinator ruangan /Ka instalasi terkait
15. Melaksanakan mutasi baik pengelola maupun pelaksana keperawatan koordonasi
dengan tenaga keperawatan, Koordinator Ruangan /Ka instalasi terkait
16. Melaksanakan bimbingan kepada tenaga keperawatan terhadap penerapan SPO dan
tata tertib palayanan keperawatan
17. Memotivasi kepada tenega keperawatn untuk meningkatkan semangat kerja, dengan
membuat usulan penghargaan atas prestasi kerja kepada Direktur (reward system) ,
berupa piagam penghargaan , kesempatan study banding ke Dalam / Luar Negeri
18. Mengumpulkan dan menganalisa data tantang pelaksanaan asuhan keperawatan,
ketenagaan dan peralatan untuk bahan informasi bagi pengembangan pelayanan
keperawatan

15
19. Mementau dan memberi rekomendasi pelaksanaan cuti tenaga perawatan yang ada di
instalasi
20. Menyusun tata tertib palayanan / asuhan keperawatan sesuai dengan peraturan dan tata
tertib rumah sakit RSU Avisena
21. Berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan program lain yang diselenggarakan di RSU
Avisena.
22. Membuat laporan berkala dan laporan khusus bidang keperawatan dengan
menganalisa data pelaksanaan informasi, dokumen/laporan yang dibuat oleh Kasie/Ka
Instalasi untuk disampaikan kepada Wakil Direktur RSU Avisena.
23. Memberikan saran dan bantuan pertimbangan yang berkaitan dengan pelaksanaan
pelayanan keperawatan kepada Pelayanan Medik/Direktur RSU Avisena.
24. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Wakil Direktur Medik /Direktur rumah
sakit dalam rangka kelancaran pelaksanaan pelayanan keperawatan
25. Membimbing tenaga keperawatan dalam hal pendayagunaan dan pemeliharaan alat.

c. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian :

1. Mengawasi mengendalikan dan menilai penerapan kebijakan pelayanan tata tertib dan
etika profesi keperawatan koordinasi dengan Kepala seksi perawatan, koordinator
ruangan.

2. Mengawasi mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga keperawatan secara


efektip dan efisien.

3. Melaksanakan penilaian kinerja staf tenaga keperawatan koordinasi dengan Kepala


Instalasi Perawatan dan koordinator ruangan.

4. Berperan serta dalam penilaian pelaksanaan program bimbingan system/mekanisme


pendidikan keperawatan /pendidikan tenaga kesehatan lain yang menggunakan rumah
sakit sebagai lahan praktek.

5. Mengawasi mengendalikan dan menilai pendayagunaan peralatan secara efektif dan


efisien.

6. Berperan serta dalam pelaksanaan penilaian mutu pelayanan asuhan keperawatan


koordinasi dengan komite keperawatan/ panitia keperawatn di rumah sakit.

7. Melaksanakan supervisi secara berkala/sewaktu-waktu ke ruang rawat agar tujuan


pelayanan keperawatan yang di inginkan dapat tercapai. Supervisi ini dilakukan secara
mandiri atau bersama dengan Koordinator ruangan.

d. Syarat Jabatan

1. Lulusan S1 Keperawatan dengan pengalaman kerja minimal 2 tahun


2. Pernah menduduki jabatan structural
16
3. Mempunyai pengetahuan di bidang manajemen dan perumahsakitan
4. Mempunyai sertifikat Manajemen Keperawatan dan kursus kepemimpinan
5. .Mempunyai kemampuan kepemimpinan
6. Mampu melaksanakan koordinasi dengan semua Bidang, Bagian dan sataf dibawahnya
7. Berstatus pegawai tetap Rumah Sakit Umum Bina Sehat
8. Mempunyai Loyalitas tinggi
9. Berkepribadian baik, berwibawa
10. Sehat jasmani dan rohani

A. Koordinator Rawat inap


B. Nama Jabatan : Koordinator Rawat inap

Atasan Langsung : Manager Ranap

Pengertian : Seorang tenaga keperawatan yang diberi tanggung Jawab dan


wewenang dalam mengatur dan mengendalikan kegiatan
pelayanan keperawatan di ruang rawat.

Persyaratan Jabatan

1. Lulusan D 3 Keperawatan dengan pengalaman kerja minimal 3 tahun


2. Pengalaman sebagai penanggung jawab shif atau ketua tim
3. Mempunyai pengetahuan di bidang pengelolaan ruangan
4. Mempunyai sertifikat Manajemen Pelayanan Keperawatan Ruang/Bangsal dan PPGD
5. Mampu koordinasi dengan semua koordinator ruangan, supervisor dan staf dibawahnya
6. Berstatus pegawai tetap RSU Avisena.
7. Berdisiplin tinggi, mau terus belajar dan menjunjung tinggi kompetensi
dan profesionalisme
8. Berwibawa dan mampu sebagai role model bagi rekan sejawatnya
9. Sehat jasmani dan rohani

Tanggung jawab

1. Kebenaran & ketetapan rencana kebutuhan tenaga keperawatan


2. Kebenaran & ketepatan program pengembangan pelayanan keperawatan
3. Keobyektifan & kebenaran penilaian kinerja tenaga keperawatan
4. Kelancaran kegiatan orientasi perawat baru
5. Kebenaran & ketetapanlaporan berkala pelaksanaan pelayanan keperawatan
6. Kebenaran & ketetapan SAK/SPO pelayanan keperawatan
7. Kebenaran & ketetapan kebutuhan & Penggunaan alat
8. Kebenaran & ketepatan pelaksanaan program bimbingan siswa/mahasiswa institusi
pendidikan keperawatan Wewenang
17
9. Meminta informasi dan penghargaan kepada atasan
10. Memberi petunjuk dan bimbingan pelaksanaan tugas staf keperawatan
11. Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga keperawatan, peralatan
dan mutu asuhan keperawatan di ruang rawat
12. Menanda tangani surat & dokumen yang ditetapkan menjadi wewenang Kepala Ruangan
13. Menghadiri rapat berkala dengan kepala bidang Keperawatan/Kepala seksi/direktur
rumah untuk kelancaran pelaksanaan pelayanan keperawatan

Uraian Tugas
1. Melaksanakan fungsi perencanan meliputi :
a. Menyusun rencana kerja Koordinator Ruangan
b. Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan keperawatan di ruang
rawat bersangkutan
c. Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari segi jumlah
d. maupun kualifikasi untuk di ruang rawat,koordinasi dengan supervisor
keperawatan
2. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan meliputi:
a. Mengatur & mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan di ruang

rawat,melalui kerja sama dengan petugas lain yang bertugas di ruang

rawatnya.

b. Menyusun jadwal/daftar dinas tenaga keperawatan & tenaga lain sesuai

kebutuhan pelayanan dan peraturan yang berlaku di rumah sakit.

c. Melaksanakan orientasi kepada tenaga keperawatan baru/tenaga lain yang akan


kerja di ruang rawat.
d. Memberikan orientasi kepada siswa/mahasiswa keperawatan yang

menggunakan ruang rawatnya sebagai lahan praktek.

e. Membimbing tenaga keperawatan untuk melaksanakan pelayanan/asuhan


keperawatan sesuai standar
f. Mengadakan pertemuan berkala/insidentil dengan staf keperawatan atau petugas
lain yang bertugas di ruang rawatnya.
g. Memberi kesempatan/ijin kepada staf keperawatan untuk mengikuti Kegiatan
ilmiah/penatarandengan koordinasi kepala instalasi/kepala bidang keperawatan.
h. Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat-obatan sesuai kebutuhan

berdasarkan ketentuan/kebijakan rumah sakit.

i. Mengatur dan mengkoordinasikanpemeliharaan alat agar selalu dalam

18
Keadaan siap pakai.

j. Mendampingi visite dokter dan mencatat instruksi dokter, khususnya bila ada
perubahan program pengobatan pasien.
k. Mengelompokan pasien dan mengatur penempatanya di ruang rawat

menurut tingkat kegawatan, infeksi/non infeksi, untuk kelancaran pemberian


asuhan keperawatan.

l. Mengendalikan kualitas system pencatatan dan pelaporan asuhan

keperawatan dan kegiatan lain secara tepat dan benar.

m. Memberi motivasi kepada petugas dalam memelihara kebersihan

lingkungan ruang rawat.

n. Mengecek kelengkapan pengisian formulir sensus harian pasien di ruang rawat.


o. Meneliti/memeriksa pengisian daftar permintaan makanan pasien berdasarkan
macam dan jenis makan pasien.
p. Meneliti/memeriksa ulang pada saat penyajian makanan pasien sesuai

dengan program dietnya.

q. Menyimpan berkas catatan medik pasien dalam masa perawatan di ruang


rawatnya & selanjutnya mengembalikan berkas tersebut kebagian Medical Record
bila pasien keluar/pulang dari ruang rawat tersebut.
r. Membuat laporan harian mengenai pelaksanaan asuhan keperawatan serta
keinginan lainnya di ruang rawat, disampaikan kepada atasannya.
s. Membimbing siswa/mahasiswa keperawatan yang menggunakan ruang

rawatnya sebagai lahan praktek

t. Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien/keluarga sesuai kebutuhan dasar


dalam batas wewenangnya.
u. Melakukan serah terima pasien dan lain-lain pada saat pergantian dinas

3. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian meliputi:


a. Mengendalikan & menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah

ditentukan.

b. Mengawasi & menilai siswa/mahasiswa keperawatan untuk memperoleh

pengalaman belajar sesuai tujuan program bimbingan yang telah ditentukan

19
c. Melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan yang berbeda dibawah tanggung
jawabnya.
d. Mengawasi,mengendalikan & menilai pendayagunaan tenaga keperawatan,
peralatan dan obat-obatan
e. Mengawasi dan menilai mutu asuhan keperawatan sesuai standar yang

berlaku secara mandiri atau koordinasi dengan Tim Pengendalian Mutu Asuhan
Keperawatan

A. Perawat Pelaksana

Nama Jabatan : Perawat Pelaksana

C. Atasan Langsung : Koordinator Rawat inap

Pengertian

Seorang tenaga keperawatan yang diberi wewenang untuk melaksana pelayanan/asuhan


keperawatan di ruang perawatan.
Persyaratan
1. Pendidikan:
Berijazah pendidikan formal keperawatan/kebidanan dan semua jenjang pendidikan yang
disahkan oleh pemerintah/yang berwenang

2. Kondisi fisik: sehat jasmani rohani


Tanggung Jawab
Dalam melaksanakan tugasnya perawat pelaksana di ruang perawatan bertanggung jawab
kepada Kepala Ruangan/ Kepala Instalasi terhadap hal-hal sebagai berikut
a. Kebenaran dan ketepatan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai standar.
b. Kebenaran dan ketepatan dalam mendokumentasi pelaksanaan asuhan
keperawatan / kegiatan lain yang dilakukan.
Wewenang
Dalam melaksanakan tugasnya perawat pelaksana di ruang perawatan mempunyai
wewenang sebagai berikut:

1. Meminta informasi dan petunjuk kepada atasan.


2. Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien/keluarga pasien sesuai
kemampuan dan batas kewenangannya.

Uraian Tugas
1. Memelihara kebersihan ruang rawat dan lingkungannya
2. Menerima pasien baru sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku
3. Memelihara peralatan keperawatan dan medis agar selalu dalam keadaan siap pakai

20
4. Melakukan pengkajian keperawatan dan menentukan diagnose keperawatan, sesuai batas
kewenangannya.
5. Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan kemampuannya
6. Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai kebutuhan dan batas
kemampuannya antara lain:
- Melaksanakan tindakan pengobatan sesuai program pengobatan.
- Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarganya mengenai
penyakitnya.
7. Melatih/ membantu pasien untuk melakukan latihan gerak
8. Melakukan tindakan darurat kepada pasien (antara lain panas tinggi, kolaps, pendarahan,
keracunan, nafas & henti jantung) sesuai protap yang berlaku selanjutnya segera
melaporkan tindakan yang telah dilakukan kepada dokter ruang rawat/ dokter jaga.
9. Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan sesuai batas kemampuan.
10. Mengobservasi kondisi pasien, selanjutnya melakukan tindakan yang tepat berdasarkan
hasil observasi tersebut, sesuai bats kemampuannya.
11. Berperan serta dengan anggota tim kesehatan dalam membahas kasus dalam upayah
meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
12. Melaksanakan tugas pagi, sore, malam dan hari libur secara bergilir sesuai jadwal dinas
13. Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh kepala ruang rawat.
14. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dibidang keperawatan antara lain melaui
pertemuan ilmiah dan penataran atas izin / persetujuan atasan
15. Melaksanakan system pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan yang tepat dan
benar sesuai standar asuhan keperawatan
16. Melaksnakan serah terima tugas kepada petugas pengganti kepada lisan maupun tertulis
pada saat pergantian dinas.
17. Memberikan penyuluhan keehatan kepada kepada paien dan keluarganya sesuai dengan
keadaan dan kebutuhan pasien mengenai :
a. Program diet
b. Pengobatan yang perlu dilanjutkan dan cara penggunaannya.
c. Pentingnya pemeriksaan ulang di Rumah sakit, Puskesmas atau Institusi kesehatan
lainnya.
d. Cara hidup sehat, seperti pengaturan istirahat, makanan yang bergizi atau bahan
pengganti sesuai dengan keadaan social ekonomi
e. Melatih pasien menggunakan alat abntu yang dibutuhkan seperti :
- Rollstoel
- Tongkat penyangga
- Protesa
18. Melatih pasien untuk melaksanakan tindakan keperawatan di rumah misalnya.
- Merawat luka
- Melatih anggota gerak.
21
19. Menyiapkan pasien yang akan pulang.
20. Menyediakan formulir untuk penyelesaian administrasi, seperti :
- Surat ijin pulang
- Surat keterangan istirahat sakit.
- Petunjuk diet
- Resep obat untuk di rumah, jika diperlukan Surat rujukan atau pemeriksaan ulang
(Kontrol)

22
BAB VII

TATA HUBUNGAN KERJA

Tata kerja Manager Rawat inap di dasarkan kepada Organisasi dan Tata Kerja Manager
Rawat Inap serta Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Avisena yang menjalankan
fungsi penyediaan, pemeliharaan, pengendalian, pemantauan dan penilaian terhadap SDM
Keperawatan dan standar pelayanan keperawatan

Setiap permasalahan yang terjadi di lingkungan keperawatan berusaha diselesaikan sesuai


dengan jenis permasalahan yang ada, jika tidak bisa diselesaikan di struktur paling bawah dapat
diselesaikan secara berjenjang sampai ke level Manager .

Secara operasional hubungan kerja dengan kepala unit. dan instalasi lain dalam
melaksanakan kegiatan di lingkungan keperawatan, dapat diselesaikan secara struktural atau
fungsional yang melibatkan seluruh unsur yang terkait.Untuk hal-hal yang berhubungan dengan
lintas sektor yang melibatkan bidang dan instalasi yang ada di lingkungan Rumah Sakit Umum
Avisena dapat diselesaikan melalui jalur koordinasi sesuai dengan kewenangannya

HUBUNGAN KERJA DENGAN UNIT LAIN

23
BAB VIII

STANDAR FASILITAS

1. Denah Ruang (terlampir)

A. Standar Fasilitas Pelayanan


1. Pemberian pelayanan di rawat inap
2. Dokter penaggung jawab pasien rawat inap
3. Ketersediaan pelayanan rawat inap
4. Standar Pelayanan Minimal Instalasi Rawat Inap
B. Standar Fasilitas Pelaporan
1. Pelaporan adanya kejadian pasien resiko jatuh / jatuh yang berakibat kecacatan/
kematian
2. Pelaporan dan pencatatan kematian pasien >48 jam setelah masuk rawat inap
3. Pelaporan pasien TBC di rawat inap yang di tangani dengan strategi DOTS
4. Pelaporan angka kejadian infeksi nosokomial di rawat inap
5. Standar Minimal Sarana dan Prasarana Instalasi Rawat Inap

24
NO NAMA ALAT

Standar Minimal Sarana dan Prasarana Jumlah


Instalasi Rawat Inap
1 Tempat tidur 16

2 Over bed table 16


3 Bed side 16
4 AC 7
5 Televisi 7
6 Lemari linen 1
7 Ruang dispensing obat 1
8 kulkas 1
9 Tabun oksigen 6
10 Kursi roda 1 1
11 Syring pump 1
12 Spignomanometer 1
13 stetoskop 2
14 Saturasi oksigen 1
15 Thermometer digital 1
16 Set gv 2
17 Tromol 1
18 Bak instrument 1
19 Timbanan berat badan 1
20 Nebulizer 2
21 Suction 1
22 Emergency kit 1
23 Cool box 1
24 Troli alat 1
25 EKG 1
26 Alat Tulis Kantor
27 Accu chek 1
28 Komputer 1
29 Print label 1
30 Meja nurse station 3
31 Monitor set 1

BAB XI
25
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Penerimaan Pasien Rawat Inap

1. Pasien datang bersama perawat pengantar baik dari unit IGD maupun unit Poli
2. Operan pasien dilakukan di kamar pasien
3. Perawat rawat inap cuci tangan, sambut pasien, ucapkan salam, perkenalan diri,
antar dan bantu hingga pasien menempati tempat tidurnya dengan nyaman
4. Lakukan Identifikasi pasien dan cocokkan dengan gelang identitas pasien dan
nomor tempat tidur dengan tempat tidur/ kamar yang dipesan
5. Perhatikan kondisi pasien secara keseluruhan
6. Bila pasien menggunakan infus, letakkan infus pada tiang infus atur tetesannya
sesuai program dokter yang merawat.
7. Pastikan pasien sudah merasa nyaman dan beritahu saat perawat akan
meninggalkan pasien untuk melakukan serah terima
8. Lakukan serah terima dengan teliti antara perawat yang mengantar dengan perawat
yang menerima pasien
9. Baca dengan teliti dan jelas program dokter yang ditulis pada catatan dokter ,
tanyakan ke perawat pengantar tindakan atau pemeriksaan yang sudah dilakukan
sebelumnya dan yang direncanakan.
10. Tulis terapi yang sudah diberikan di UGD/ Poli pada daftar obat pasien rawat inap
dan diparaf oleh perawat yang memberikan/ mengantar
11. Setelah serah terima selesai, tuliskan terapi obat pada daftar obat sesuai dengan
instruksi dokter.
12. Hubungi bagian gizi untuk memesan makan pasien sesuai dengan dietnya dan
buatkan form pemesanan diet, berikan ke petugas gizi
13. Lakukan pengkajian rawat inap, observasi tanda-tanda vital dan orientasi pasien
baru
14. Beri kesempatan kepada pasien atau keluarganya untuk bertanya sebelum perawat
meninggalkan pasien.
15. Apabila semua sudah selesai tinggalkan ruangan dengan mengucap salam kepada
pasien
16. Perawat cuci tangan, hubungi dokter jaga ruangan memberitahu ada pasien baru
bila perlu
17. Lakukan pengisian BRM secara lengkap

B. Perawatan pasien Rawat Inap

26
 Pengontrolan rutin pasien oleh perawat dilakukan minimal 3 kali dalam satu shift
diluar pengontrolan infus dan pemberian obat
 Kunjungan DPJP satu kali sehari. Apabila DPJP tidak dapat visit, akan digantikan
sementara oleh dokter dengan kompetensi yang sama atau dokter jaga Rawat inap

 Pada hari ke tiga perawatan pasien sudah harus ditegakkan diagnosa pasti. Pada
hari kelima perawatan sudah harus ada perkembangan dan tindak lanjut apakah
pasien sudah layak dipulangkan/ rujuk/ tetap dirawat. apabila target yang
diharapkan tidak sesuai, maka pj shift koordinasi dengan kepala Unit Rawat Inap
untuk berkomunikasi denga DPJP
 Apabila ada keluhan pasien di luar visit DPJP, akan ditangani oleh dokter jaga
ruangan
 Jam kunjung pasien pukul :
 12.00 – 13.00
 17.00 – 18.00
 Pengunjung Anak dibawah 12 tahun tidak diperkenankan masuk ruang perawatan
 Pasien baru di wajibkan untuk Ro torax terlebih dahulu sblm masuk ruan rawat
inap
 Pasien dengan hasil Ro thorax Pneumonia akan di lakukan pemeriksaan swab PCR
C. Pemulangan Pasien Rawat Inap

1. Setelah pasien dinyatakan boleh pulang oleh DPJP perawat meminta DPJP untuk :
membuat resume medis, resep pulang obat, pengisian assuransi bila ada, dan
tanyakan waktu kontrol pasien kembali
2. Bila pasien minta pulang sebelum DPJP mengijinkan , pasien / keluarga pasien
menandatangani surat pernyataan Pulang Atas Permintaan Sendiri
3. Beritahukan dokter spesialis lain / konsulen bila pasien dirawat oleh lebih dari satu
dokter
4. Pastikan memberikan edukasi ke pasien atau keluarga tentang perawatan dirumah
5. Bila pasien / keluarga sudah menyatakan siap, perawat melakukan persiapan :
resep pulang, obat/cairan infus yang di retur, laporan pemakaian alkes, sisa obat
pasien, penisian biling tindakan dan surat ijin pulang dari DPJP atau dokter jaga
yang memberikan wewenang ,lalu antarkan berkas tersebut ke unit yang
bersangkutan yaitu unit Biling
6. Untuk pasien yang masih membutuhkan perawatan lanjutan di rumah , pastikan
juga keluarga sudah mempersiapkan yang baik seperti peralatan dan berikan
edukasi sesuai kebutuhan
7. Lakukan skreening transportasi untuk pulang apakah bisa melakukan kendaraan
pribadi atau harus menggunakan ambulance

27
8. Setelah persiapan pasien selesai, tanyakan ke unit biling apakah pasien sudah bisa
menyelesaikan administrasi
9. Tuliskan semua persiapan pulang pada surat control pulang dengan lengkap dan
jelas : obat yang dilanjutkan, diet perawatan dirumah , hasil, pemeriksaan bila ada
dan lain - lain
10. Bila dari unit biling sudah siap anjurkan kelurga pasien untuk menyelesaikan
administrasi unit biling
11. Setelah ada bukti pelunasan, lakukan identifikasi pasien kemudian serah terima
obat pulang dll sesuai dengan persiapan yang sudah dituliskan di formulir
persiapan pulang.
12. Lakukan tanda tangan dan tulisakan nama jelas perawat yang melakukan serah
terima dengan pasien / keluarga yang menerima
13. Berikan survey kepuasan kepada pasien / kelurga untuk di isi
14. Lakukan penguntingan gelang identitas pasien sebelum pasien pulang
15. Tanyakan apakah pasien ada keluhan, kemudian antar pasien sampai ke kendaraan
yang di gunakan bila diperlukan
16. Beritahu ke bagian pendaftaran kapan pasien kontrol kembali untuk di daftarkan
17. Lakukan dokumentasi
18. Lapor unit gizi terkait kepulangan pasien
19. Dan lapor petugas kebersihan untuk kebersihan ruangan
D. Rujukan Pasien Rawat Inap

1. Setelah pasien dilakukan pemeriksaan dan evaluasi, rencana tindakan yang akan
dilakukan maka dokter jaga berhak untuk menentukan apakah pasien tersebut perlu
dirujuk atau terlebih dahulu konsultasi ke dokter DPJP
2. Membuat surat rujukan dengan melengkapi keterangan terapi yang telah dilakukan
3. Perawat memberitahukan ke keluarga pasien rumah sakit yang fasilitasnya sesuai
dengan kebutuhan pasien
4. Hubungi RS yang akan dituju melalui sisrute/Telp/WA RS yg dituju beritahukan
diagnosa medis pasien, keadaanumum, kesadaran, ruangan / alat yang dibutuhkan
5. Sampaikan ke keluarga pasien tentang prosedur rumah sakit rujukan
6. Perawat segera memberi tahu petugas transportasi untuk menyiapkan ambulance
7. Perhatikan kondisi pasien selama menunggu proses administrasi
8. Laporkan perubahan / perkembangan kondisi selama pasien menunggu proses
rujukan
9. kepala ruangan menunjukan minimal satu orang perawat sebagai pendamping
pasien : dalam keadaan tertentu pendamping pasien
10. Perawat yang bersangkutan mempersiapkan peralatan dan obat - obatan yang
diperlukan selama dalam perjalanan atas seijin dokter yang merujuk atau dokter
jaga

28
11. Hubungi RS rujukan apakah kamar dan dokter yang di butuhkan pasien sudah ada,
dan apakah keluarga pasien sudah melakukan persetujuan di Rumah Sakit rujukan
12. Bila sudah, tanyakan apakah pasien sudah bisa diantar dan diberitahukan kondisi
terakhir saat pasien akan berangkat
13. Perawat memastikan penanggung jawab pasien telah menyelesaikan administrasi di
rumah sakit umum avisena
14. Setelah proses administrasi selesai pasien boleh diantar rujuk
15. Apabila pasien menolak untuk dirujuk dibuatkan surat pernyataan menolak untuk
dirujuk
16. Membuat laporan berkala pasien yang dirujuk setiap bulan dan dievaluasi
E. Transportasi pasien rawat Inap

 Pasien yang dirujuk ke RS lain harus sesuai dengan SPO pasien rujuk
 Pasien yang akan dirujuk untuk pemeriksaan penunjang karena fasilitas
pemeriksaan yang tidak ada
 Pemindahan pasien antar ruangan sesuai SPO pemindahan pasien
 Pasien yang diantar dari UGD ke rawat inap harus sudah dapat dipastikan bahwa
kondisi pasien/ hemodinamik sudah stabil

29
BAB X

KESELAMATAN PASIEN

A. PENGERTIAN
Keselamatan pasien ( pastient safety) merupakan suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi : assessmen risiko, identifikasi
dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau idak
melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.

B. TUJUAN
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
2. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakiot terhadap pasien dan masyarakat.
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) dirumah sakit.
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian
tidak diharapkan.

C. TATA LAKSANA KESELAMATAN PASIEN

1. Keselamatan pasien merupakan hal yang terutama dlam pelayanan Instalasi Rawat
Inap
2. Terdapat petugas Instalasi Rawat Inapyang memahami mengenai keselamatan
pasien.
3. Terdapat sistem pelayanan yang komprehensif, baik medis maupun keperawatan
sehingga meminimalkan terjadinya kasus yang tidka diharapkan (KTD).
4. Setiap pasien yang masuk melalui Instalasi Rawat Inapharus mendapat penilaian
langsung oleh dokter jaga, untuk menyatakan kondisi kedaruratannya.
5. Pasien yang mengalami kondisi yang darurat, yaitu mengancam keselamatan
pasien, harus ditatalaksana dengan lengkap di Instalasi Rawat Inap.
6. Identifikasi pasien harus dilakukan secara lengkap, baik berupa status maupun
gelang identitas
7. Segala bentuk pemindahan pasien, baik ke ruang perawatan atau kamar operasi
harus sudah teridentifikasi dengan baik, dan diketahui oleh kepala perawat jaga
saat itu.
8. Sarana dan prasarana harus mengindahkan keselamatan pasien : sterilitas alat,
tabung oksigen, tempat tidur dorong, privacy, dll.
9. Terdapat evaluasi berkala kelengkapan sarana dan prasarana.

30
10. Terdapat pelaporan kasus yang tidak diharapkan, yaitu :

 Insidens kesalahan identifikasi kedaruratan pasien


 Insidens pasien jatuh.
 Insidens kejadian infus blong.
 Insiden infeksi nosokomial/ plebitis
 Insidens kesalahan pemberian obat.
 Insidens kesalahan cara pemberian obat.
 Insidens kesalahan persiapan operasi.
 Insidens kesalahan persiapan pemeriksaan penunjang.

11. Membangun kesadaran atau budaya akan nilai keselamatan pasien.

31
BAB XI

KESELAMATAN KERJA

A. PENGERTIAN
Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat kerja / aktifitas
karyawan lebih aman. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan pribadi ataupun rumah sakit.

B. TUJUAN
1. Terciptanya budaya keselamatan kerja di RSU Avisena
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
3. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya.
4. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

C. TATA LAKSANA KESELAMATAN KARYAWAN


1. Setiap petugas medis maupun nonmedis menjalankan prinsip pencegahan
infeksi,yaitu:
 Menganggap bahwa pasien maupun dirinya sendiri dapat menularkan infeksi.
 Menggunakan alat pelindung (sarung tangan, kacamata, sepatu boot/ alaskaki
tertutup, celemk, dll) terutama bila terdapat kontak dengan spesimen pasien,
yaitu: darah, urin, dll.
 Melakukan perasat yang aman bagi petugas maupun pasien, sesuai prosedur yang
ada, mis :
memasang kateter, menyuntik menjahit luka, memasang infus, dll
 Mencuci tangan enam langkah dengan sabun antiseptik sebelum dan sesudah
menangani pasien.
1. Terdapat tempat sampah infeksius dan non infeksius
2. Mengelola alat dengan mengindahkan prinsip sterilitas yaitu :
 Dekontaminasi dengan larutan klorin
 Pencucian dengan sabun
 Pengeringan
3. Menggunakan baju kerja yang bersih
4.Melakukan upaya-upaya medis yang tepat dalam menangani kasus :
 HIV / AIDS (sesuai prinsip pencegahan infeksi)
 Pneumonia/Covid-19

32
Kewaspadaan standar karyawan / petugas Instalasi Rawat Inap dalam
menghadapi penderita dengan dugaan Pnemonia/covid19 adalah :
 Cuci tangan
Cuci tangan dilakukan dibawah air mengalir dengan menggunakan sikat selama + 5
menit, yaitu dengan menyikat seluruh telapak tangan maupun punggung tangan.
 Hal ini dilakukan sebelum dan sesudah memriksa penderita.
 Memakai masker N95 atau minimal masker medis
 Menggunkan pelindung wajah / kacamata goggle
 Menggunakan apron
 Menggunakan sarung tangan
 Menggunakan pelindung kaki.
 Hepatitis B/ C( sesuai prinsip pencegahan infeksi)
 TBC

33
BAB XII

PENGENDALIAN MUTU

A. PENGERTIAN
1. Indikator adalah suatu perangkat yang dapat digunakan dalam pemantauan suatu
proses tertentu
2. Mutu
Philip B. Crosby berpendapat bahwa :
1.1 Mutu adalah derajat dipenuhinya persyaratan yang ditentukan
1.2 Mutu adalah kesesuaian terhadap kebutuhan, bila mutu rendah merupakan
hasil dari ketidaksesuaian.
1.3 Suatu sistem yang berorientasi pada pada peningkatan mutu akan dapat
mencegah kesalahan dalam penilaian.
1.4 Kata kunci mutu: kerjakan sesuatu dengan benarsejak awal dan kerjakan
tugasyang benar dengan baik.
1.5 Mutu adalah gambaran total sifat dari suatu produk jasa pelayanan yang
berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan kebutuhan kepuasan
( american society for quqlity control ) .
3. Mutu Pelayanan Kesehatan adalah penampilan yang pantas dan sesuai (yang
berhubungan dengan standar) dari suatu intervensi yang diketahui aman, yang
dapat memberikan hasil kepada masyarakat yang bersangkutan dan telah
mempunyai kemampuan untuk menghasilkan dampak pada kematian, kesakitan,
ketidakmampuan dan kekurangan gizi.
4. Indikator mutu pelayanan kesehatan adalah suatu ukuran penatalaksanaan pasien
atau keluaran dari layanan kesehatan. Indikator dibuat untuk memantau bagian
kritis dari layanan kesehatan.

B. TUJUAN
1. Terukurnya mutu pelayanan di unit Garnet
2. Meningkatnya pelayanan yang dilaksanakan di unit Garnet
3. Mempertahankan capaian yang telah mencapai target
4. Meningkatkan capaian yang belum mencapai target.

34
C. PELAKSANAAN INDIKATOR MUTU
Indikator Mutu yang dilaksanakan di unit Garnet adalah :

Target Sumber data

Indicator Mutu

Kepatuhan identifikasi 100% Sensus pada saat


pasien (rawat inap) pengambilan data/observasi
pasien rawat inap

Kepatuhan Assesmen Risiko 100% Data di ambil dari rekam


jatuh (rawat Inap) medis pasien di rawat inap

Kepatuhan prosedur 100% Data di ambil dari rekam


pemberian instruksi verbal medis pasien di rawat inap
(lisan/via telp) dengan
prinsiptulbakon dari petugas
rawat inap kepada dpjp di
tandatangani dalam waktu
24 jam

35
BAB XIII

PROGRAM KERJA

A.PENGERTIAN

Program kerja merupakan bagian dari pengelolaan rawat inap secara keseluruhan. Rawat
Inap melakukan berbagai tindakan dan kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan yang
berasal dari manusia maupun bukan manusia. Sehingga petugas rawat inap harus memberikan
pelayanan yang bekualitas dan profesional . Petugas rawat inap mempunyai sikap dan
kemampuan untuk melakukan tugas sesuai SOP serta mengontrol bahan atau alat secara baik .
Untuk memberikan pelayanan yang berkualitas profesional tersebut maka perlu disusun program,
sebagai acuan pelaksanaan

B.TUJUAN

Terselenggaranya pelayanan rumah sakit secara optimal sesui dengan visi dan misi rumah sakit.

C.PROGRAM KERJA UNIT GARNET

NO KEGIATAN PELAKSANA WAKTU PELAKSANAAN


KEGIATAN

1 PENETAPAN KANIT TIAP BULAN


INDIKATOR MUTU

2 PERENCANAAN KANIT SESUAI KEBUTUHAN


KEBUTUHAN
SARANA DAN
PRASARANA

3 PERENCANAAN KANIT JANUARI (AWAL TAHUN)


KEBUTUHAN
PERAWAT

4 PENGEMBANGAN STAF YANG SESUAI KEBUTUHAN


SDM DITUNJUK

5 MELAKUKAN KANIT DAN SETIAP BULAN


PERTEMUAN STAF
BULANAN

6 PELAKSANAAN KANIT SETIAP ADA PERAWAT BARU


ORIENTASI TENAGA
BARU

7 MONITORING KANIT SETIAP HARI


KETEPATAN

36
KEHADIRAN STAF

37

Anda mungkin juga menyukai