Anda di halaman 1dari 44

TUGAS RESIDENSI I

RSUD INCHE ABDOEL MOEIS SAMARINDA


WAKTU RESIDENSI 18-30 JANUARI 2016

OLEH :
Dwi Susanto (NIM P1806215058)
Fauziah Andriyani (NIM P1806215059)
Riries Choiru Pramulia Yudia (NIM P1806215062)
Dwi Ida Puspitasari (NIM P1806215067)

PROGRAM STUDI PASCASARJANA MANAJEMEN RUMAH SAKIT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASSANUDIN
MAKASSAR
2016

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat
.Rumah Sakit diselenggarakan berasaskan Pancasila dan didasarka kepada nilai kemanusiaan, etika dan
profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan hak dan anti diskriminasi, pemerataan, perlindungan dan
keselamatan pasien, serta mempunyai fungsi social (Undang-undang no 44 tentang Rumah Sakit, 2009)
Berbagai jenis tenaga kesehatan dengan perangkat keilmuan masing-masing berinteraksi satu sama
lain. Ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran yang berkembang sangat pesat yang harus diikuti oleh
tenaga kesehatan dalam rangka pemberian pelayanan yang bermutu membuat semakin kompleksnya
permasalahan dalam Rumah Sakit (Manajemen Sumber Daya Manusia, 2012).
Wujud dari pelaksanaan Otonomi Daerah, dalam rangka meningatkan pemenuhan kebutuhan
masyarakat dalam hal pelayanan kesehatan ditingkat kota Samarinda, maka pemerintah kota Samarinda
membangun Rumah Sakit Umum Daerah I.A.MOEIS. Berdasarkan PERDA No 8 Tahun 2007. RSUD
merupakan bagian dari Perangkat Daerah berupa Lembaga Teknis Daerah. Sebagai unsur pendukung
tugas Kepala Daerah yang diberikan wewenang otonomi menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan
masyarakat yang diberikan kewenangan memberikan pelayanan pada semua jenis penyakit dan sesuai
dengan bidang manejemen rumah sakit kelas C sesuai surat keputusan menteri kesehataan
No.1216/Menkes/SK.XI/2007.
Rumah Sakit Umum Daerah Inche Abdoel Moeis milik Pemerintah Kota Samarinda yang
dibangun pada awal 2006 di wilayah Samarinda Seberang. Dioperasionalkan oleh Pemerintah Kota
Samarinda pada tanggal 24 Januari tahun 2007 diawali dengan pelayanan Unit Gawat Darurat dan
Poliklinik Rawat Jalan dengan kualifikasi kelas C terletak di atas tanah seluas 12,4 Ha dengan
bangunan yang didirikan seluas 12.175,06 M2. Pembukaan secara resmi dilakukan oleh bapak Walikota
pada tanggal 1 September 2007. Merupakan bangunan gedung berlantai dua,

berlokasi di jalan

H.A.M.M Rifaddin Samarinda Seberang, Kelurahan Harapan Baru, Kecamatan Samarinda Seberang.
Memiliki jumlah tempat tidur 112 buah, dengan tingkat hunian 55% pertahun. Wilayah jangkauan
pelayanan Rumah sakit meliputi Samarinda Seberang sampai dengan Palaran hingga perbatasan
Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Kutai Timur.

Berlakunya Undang-undang Sistem Jaminan Sosial Nasional serta penerapan Jaminan Kesehatan
Nasional pada 1 Januari 2014 berhubungan dengan perubahan kebijakan sistem pembiayaan kesehatan
dan rujukan pelayanan kesehatan secara berjenjang. Hal ini memberikan dorongan untuk
mengembangkan Rumah Sakit menuju Rumah Sakit kelas B ,mengingat posisi Rumah Sakit Inche
Abdoel Moeis secara geografis terletak di poros jalan utama Trans Kalimantan maka dapat
dikembangkan menjadi Rumah Sakit Rujukan Regional Provinsi Kalimantan Timur yang mengampu
tiga wilayah yaitu Samarinda, Kutai Kartanegara, Kutai Barat.Sesuai dengan Permenkes nomor 56 tahun
2014 tentang kalsifikasi Rumah sakit penulis tertarik dengan dua unit yaitu pelayanan di kamar Operasi
dan laboratorium patologi klinik di RS I A Moeis ,
Unit bedah memiliki 19 orang tenaga perawat dan dibawahi oleh dokter spesialis bedah,rata-rata
tindakan operasi 10 kali perhari, data tindakan operasi tahun 2013, 855 kasus, 2014, 1560 kasus dan
2015, 2057 kasus. Dengan pertumbuhan operasi 1,32 maka termasuk dalam criteria baik `A` hal ini
menurut PP direktur jendral perbendaharaan kemenkeu nomor 54/PB/2013 tentang Pedoman Penilaian
kinerja satuan kerja Badan Layanan Umum bidang layanan kesehatan. Namun dari hasil komunikasi
dengan petugas masih merasa belum optimal terutama terkait dengan Sumber daya manusia di unikt
Bedah ini, jumlah kamar bedah yang sedikit, dan banyaknya operasi yang harus dirujuk ke RS lain
terkait tipe RS di Era JKN.
Instalasi laboratorium patologi klinik memiliki 10 orang petugas analis laboratorium dibawah
kepala ruangan satu orang.data pemeriksaan tahun 2013, 19611, tahun 2014 , 27573 , dan tahun 2015 ,
26268, terjadi penurunan pemeriksaan laboratorium patologi klinik di RS I A Moeis, dengan
pertumbuhan laboratorium 0,46 yaitu criteria `C`,Dengan latar belakang ini maka penulis akan
mempelajari dan menemukan permasalah yang terjadi di 2 unit ini dan menawarkan solusi kepada pihak
RSUD Inche Abdul Moeis Kota Samarinda.
2. TUJUAN RESIDENSI
2.1 Tujuan Umum
Agar dengan adanya residensi di RS IA Moeis Mahasiswa dapat gambaran yang utuh mengenai
manajemen rumah sakit.di RS IA Moeis Pemahaman ini menjadi titik tolak yang sangat penting bagi
Mahasiswa untuk dapat menerapkan ilmu yang didapatkannya dibangku kuliah ke dalam realitas yang
terjadi dilapangan.
2.2 Tujuan Khusus

a) Menganalisis visi, misi, tugas, fungsi, tujuan dan struktur organisasi serta job deskripsi
bagian-bagian yang ada di Rumah Sakit,
b) Membuat dan menganalisis mapping rumah sakit, dan Mengenal dan memahamai kegiatan
pengelolaan kegiatan di Rumah Sakit meliputi: Rawat jalan, Rawat Inap, Instalasi Gawat
Darurat, Instalasi Bedah (OK), penunjang medis, bagian logistic, bagian keuangan, bagian
SDM dan bagian lainnya.
c) Mengetahui mekanisme hubungan kerja antar bagian dalam organisasi rumah sakit dan
menggambarkannya dalam alur proses.
3. MANFAAT RESIDENSI
3.1 BAGI MAHASISWA
Manfaat Residensi yang Penulis rasakan adalah :
a) Memahami alur proses bisnis yang terjadi di rumah sakit terutama di unit tempat residensi. Pada
Residensi ini Penulis mengambil unit Kamar operasi (bedah) dan Laboratprium Patologi Klinik
RSUD I A Moeis Samarinda.
b) Memahami dan mampu melakukan problem solving cycle sehingga menjadi bekal yang sangat
berguna dalam mengatasi setiap permasalahan yang timbul pada proses menajemen di rumah
sakit I A Moeis Samarinda.
4. BAGI PIHAK RS
a) Bisa memanfaatkan Mahasiswa FKM UH yang sedang melakukan residensi untuk membantu
memecahkan masalah yang dihadapi rumah sakit.
b) Mendapatkan gambaran tentang FKM UH yang memiliki Program menejemen Perumah Sakitan
yang memiliki SDM memiliki kompetensi.

BAB II
GAMBARAN UMUM RSUD I.A. MOEIS
I.

Sejarah, visi, misi dan tujuan Rumah Sakit I.A.Moeis


A. Sejarah
Rumah Sakit Umum Daerah Inche Abdoel Moeis milik Pemerintah Kota Samarinda yang
dibangun pada awal 2006 di wilayah Samarinda Seberang. Dioperasionalkan oleh Pemerintah
Kota Samarinda pada tanggal 24 Januari tahun 2007 diawali dengan pelayanan Unit Gawat
Darurat dan Poliklinik Rawat Jalan dengan kualifikasi kelas C terletak di atas tanah seluas
12,4 Ha dengan bangunan yang didirikan seluas 12.175,06 M2.

Pembukaan secara resmi

dilakukan oleh bapak Walikota pada tanggal 1 September 2007. Merupakan bangunan gedung
berlantai dua, berlokasi di jalan H.A.M.M Rifaddin Samarinda Seberang, Kelurahan Harapan
Baru, Kecamatan Samarinda Seberang. Memiliki jumlah tempat tidur 112 buah, dengan tingkat
hunian 55% pertahun. Wilayah jangkauan pelayanan Rumah sakit meliputi Samarinda Seberang
sampai dengan Palaran hingga perbatasan Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Kutai
Timur.
Rumah Sakit Inche Abdoel Moeis sebagai lembaga teknis daerah Pemerintah Kota
Samarinda di bidang pelayanan kesehatan dan merupakan satu satunya rumah sakit milik
Pemerintah Kota Samarinda sehingga memiliki peran strategis dalam meningkatkan derajat
kesehatan melalui pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya.
Sebagai institusi pemberi pelayanan kesehatan dalam menjalankan tugas pokok dan
fungsinya perlu menetapkan Rencana Strategis yang akan digunakan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan program dan kegiatan selama periode tertentu dengan memperhitungkan potensi,

peluang dan kendala yang ada atau timbul sehingga dapat secara realistis mengantisipasi
perkembangan masa depan.
Adanya perubahan lingkungan, khususnya di wilayah kerja Rumah Sakit, termasuk
diantaranya Kebijakan Otonomi Daerah, Ketentuan perijinan Rumah Sakit termasuk akreditasi
RS, Perkembangan pada sektor kesehatan, dan sektor lain yang terkait, dan atau Peningkatan
kompetisi bisnis antar Rumah Sakit. Harapan adanya peningkatan kinerja Rumah Sakit, yang
ditunjukan oleh indikator kinerja Rumah Sakit, indikator mutu klinik, atau adanya potensi pasar
yang bisa diraih.
Berlakunya Undang-undang Sistem Jaminan Sosial Nasional serta penerapan Jaminan
Kesehatan Nasional pada 1 Januari 2014 berhubungan dengan perubahan kebijakan sistem
pembiayaan kesehatan dan rujukan pelayanan kesehatan secara berjenjang. Hal ini memberikan
dorongan untuk mengembangkan Rumah Sakit menuju Rumah Sakit kelas B ,mengingat posisi
Rumah Sakit Inche Abdoel Moeis secara geografis terletak di poros jalan utama Trans
Kalimantan maka dapat dikembangkan menjadi Rumah Sakit Rujukan Regional Provinsi
Kalimantan Timur yang mengampu tiga wilayah yaitu Samarinda, Kutai Kartanegara, Kutai
Barat.
B. Visi
Visi Rumah Sakit I.A.Moies yaitu: Menjadi Rumah Sakit yang Unggul Pilihan
Masyarakat.
.Tabel 1
Uji Checklist Visi RSUD I A Moeis SamarindaTahun 2016
No
1
2
3
4
5

Pernyataan Uji
Apakah pernyataan visi memberikan gambaran yg jelas dari kondisi
ideal organisasi di masa datang ?
Apakah pernyataan visi memiliki pengaruh & menantang ?
Apakah pernyataan visi bersifat singkat & mudah dimengerti ?
Apakah pernyataan visi bersifat menarik bagi karyawan,
pelanggan, &stakeholders ?
Apakah pernyataan visi bersifat tetap sepanjang waktu, selalu up to
date ?

Ya

Tidak

(sumber data primer tahun 2016)


B.1.Analisis visi
Menjadi Rumah Sakit yang Unggul pilihan masyarakat adalah pilihan visi RSUD Inche Abdoel
Moeis maka upaya untuk meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan menjadi skala
prioritas, sehingga perlu dilakukan perbaikan dan pengembangan manajemen dengan standar pelayanan
minimal Rumah Sakit .Peningkatan profesionalisme SDM serta kemampuan sistem pelayanan yang
dapat menghasilkan produk sesuai standar yang diartikan dalam frase yaitu :
Unggul memiliki arti menjadi rumah sakit rujukan, sebagai pusat pendidikan, terakreditasi dan
memberikan pelayanan prima. Juga memberikan pelayanan kesehatan rumah sakit yang berkualitas dan
profesional dalam memberikan pelayanan kesehatan yang adil bagi seluruh masyarakat tanpa
membedakan suku, agama maupun status sosial.
C. Misi
Misi rumah sakit I.A.moeis adalah ;
1. Mengembangkan kompetensi sumber daya manusia Rumah Sakit dalam pengembangan
knowledge, skill, dan attitude.
2. Memberikan pelayanan yang berstandar mutu dan dikemas santun yang berdampak kepada
peningkatan kesejahteraan karyawan.
3. Mengembangkan bangunan RS yang menarik, nyaman, dan berfungsi secara optimal untung
mendukung vsi Samarinda.
4. Menyediakan peralatan medis yang canggih dan mutahir sesuai ilmu pengetahuan dan teknologi
kedokteran agar mempunyai daya saing sehingga dapat meningkatkan kelas RS menjadi kelas B.
5. Mengembangkan perangkat manajemen yang inovatif dan responsive yang mampu menjawab
tantangan RS dimasa akan dating dalam rangka peningkatan good govermance yang dinamis.
6. Berperan aktif dalam menurunkan kematian ibu dan bayi di Kota Samarinda menuju percepatan
pencapaian millennium development goals.
Tabel 2
Uji Checklist Misi RSUD I A Moeis SamarindaTahun 2016
No
1

Pernyataan Uji
Apakah pernyataan misi menyatakan secara jelas tentang manfaat
kehadiran organisasi ?

Ya

Tidak

Apakah pernyataan misi telah jelas sehingga semua karyawan

dalam organisasi dapat melihat bagaimana mereka dapat


3

berkontribusi ?
Dapatkah misi itu bertahan terhadap perubahan-perubahan

dalam administrasi ?
Apakah pernyataan misi itu mampu menjawab pertanyaan

tentang : siapa kita, apa & untuk siapa kita melakukan itu, &
5

mengapa itu penting ?


Apakah pernyataan misi itu mampu memberikan jawaban

terhadap alasan mengapa kita membelanjakan dana pada


usaha-usaha organisasi, program atau sub program ?
(Sumber : Data Primer Tahun 2016)
C.1.Analisis misi :
a. Misi RSUD I A Moeis sangat konsisten untuk pengembangan Rumah Sakit yang unggul sesuai
dengan misi memerlukan SDM yang handal maka sangat konsisten dan selalu mengutamakan
kemampuan dan kompetensi SDM.
b. Misi RSUD I A Moeis sangat jelas memperhatikan kesejahteran organisasi dan karyawan nya.
c. Misi RSUd I A Moeis dapat bertahan dari perubahan administrasi karena bersifat fleksibel dan
dapat dilaksanakan dalam jangka waktu yang lama sehingga tidak terjadi perubahan
administrative.
d. Misi RSUD I A Moeis sudah menjelaskan secara gambling apa,siapa dan apa yang akan dituju
oleh organisasi.
e. Misi RSUD I A Moeis dapat diaplikasikan dalam program kerja yang terstruktur dalam
tercantum dalam rencana kerja organisasi.
D. Tujuan
Tujuan Rumah Sakit Umum Daerah Inche Abdoel Moeis, yaitu :
1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia rumah sakit.
2. Meningkatkan sarana dan prasarana pendukung kerja rumah sakit.
3. Mengembangkan Sistem Informasi Managemen Rumah Sakit.
4. Meningkatkan kualitas manajemen yang inovatif, responsif dan akuntabel.
5. Teraihnya peningkatan status rumah sakit menjadi kelas B pendidikan.

Tabel 3

Uji Checklist Penyataan Tujuan


Rumah Sakit Umum Daerah Inche Abdoel Moeis Samarinda
No

Pernyataan Uji

Ya

Apakah tujuan yang ditetapkan mendukung misi dan

sasaran ?
Apakah tujuan yang ditetapkan itu merefleksikan secara

Tidak

spesifik pencapaian yang diinginkan?


3

Apakah kemajuan menuju pencapaian suatu tujuan dapat

diukur ?
4

Apakah tujuan yang ditetapkan bersifat agresif menantang,

namun realistis dan dapat dicapai dalam periode


5

perencanaan dan sumber-sumber daya yang tersedia?


Apakah tujuan yang ditetapkan menyatakan suatu hasil,

bukan aktivitas ?
6

Apakah ada batas waktu untuk pencapaian tujuan tersebut?

Apakah telah ditetapkan penanggung jawab pencapaian

tujuan ?
8

Apakah pencapaian tujuan akan memimpin kepada

pencapaian sasaran ?
9

Apakah telah ditetapkan paling sedikit satu tujuan untuk

setiap sasaran yang dirumuskan ?


10

Apakah seseorang yang tidak akrab dengan unit anggaran

(atau program/atau subprogram) memahami maksud dari


tujuan yang telah ditetapkan ?
(Sumber : Data Primer Tahun 2016)
Tujuan merupakan penjabaran dari pernyataan misi, tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau
dihasilkan dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Penetapan tujuan pada umumnya didasarkan pada
faktor-faktor kunci keberhasilan yang dilakukan setelah penetapan visi dan misi. Tujuan tidak harus
dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, akan tetapi harus dapat menunjukkan kondisi yang ingin dicapai
dimasa mendatang. Tujuan akan mengarahkan perumusan sasaran, kebijaksanaan, program dan kegiatan

dalam rangka merealisasikan misi, oleh karena itu tujuan harus dapat menyediakan dasar yang kuat
untuk menetapkan indikator.
II.

STRUKTUR ORGANISASI

Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI PERDA NO 08 TAHUN 2007

DIREKTUR

DEWAN PENGAWAS

KELOMPOK JABWATAN
FUNGSIONAL
BAGIAN TATA USAHA

SATUAN PENGAWAS
INTREN

SUB BAGIAN
KEPEGAWAIAN
HUKUM &
PERENCANAAN

SUB BAGIAN
KEUANGAN &
AKUNTANSI

SUB BAGIAN
UMUM HUMAS
PERLENGKAPA
N

KOMITE KLINIK
UPS-RS
SUB KOMITE
KEPERAWATAN

SUB KOMITE
FARMASI & TERAPI

SUB KOMITE
ETIKOLOGI

BIDANG
PELAYANA MEDIK
LITBANG &
DIKLAT

BIDANG PENUNJANG MEDIK

SUB BIDANG PENUNJANG

MEDIK
SUB BIDANG
PELAYANAN
MEDIK

SUB BIDANG
LITBANG &
DIKLAT

UNIT :
- FARMASI
- RADIOLOGI
- GIZI
- LABOLATORIUM
- REKAM MEDIK DARURAT

SUB BIDANG INFORMASI


KESEHATAN

BIDANG PELAYANAN

KEERAWATAN

SUB BIDANG ASUHAN


KEPERAWATAN & ETIKA

SUB BIDANG SARANA &


PRASARANA

Bagan Analisis struktur organisasi RSUd I. A Moeis


No

Struktur
organisasi
RSUD IA Moeis

Kep mendagri omor


1 tahun 2002

Kedudukan
kepala bagian
tata usaha
seolah-olah
sebagai wadir
karena
dibawah
direkjtur dan
diatas bagian
pelayanan
medic

Pasal 6 tentang
susunan organisasi
rumah sakit
sekurangkurangnya
direktur,wakil
direktur,sekretaris,
bidang,komite
medic,staf medic
fungsional, komite
keperawatan,
instalasi,, susunan
pengawas intern

Bagian
penunjang
medic berada
dibawah
kepala bagian
tata usaha
Kelompok
jabatan
fungsional
tepat di kanan
direktur
seolah-olah
membawahi
komite-komite
dan SPI

PMK menteri
kesehatan
nomor 1045
tahun 2006
Pasal 13 bahwa
RSUD kelas C
dipimpin oleh
seorang kepala
disebut
direktur,direktur
membawahi
paling banyak 2
(dua) bidang dan
1 (satu) bagian.
Masing-masing
bidang terdiri
paling banyak 3
(tiga) seksi,
masing-masing
bagian terdiri
paling banyak 3
(tiga) su bagian.

Peraturan
Presiden
nomor 77
tahun 2015
Pasal 6
organisasi
rumah sakit
paling sedikit
terdiri atas :
direktur
rumah sakt,
unsur
pelayanan
medis, unsur
keperawatan,
unsur
penunjang
medis, unsur
administrasi
umum dan
keuangan,
komite medis,
dan satuan
pemeriksa
internal (SPI)

keterang
an

Tidak
sesuai
dengan
standar

Tidak
sesuai
standar

Tidak
sesuai
standar

Saran struktur organisasi sesuai dengan standar PMK no


1045/MENKES/PER/XI/20016

STRUKTUR ORGANISASI SESUAI DENGAN STANDAR KELAS C


DIREKTUR

KOMIT
E

KOMIT
E

BIDANG
PELAYANA
N MEDIK

SUB BID.
PELAYANAN
MEDIK

SUB BID.
LITBANG
DAN

INSTALA
SI
SMF

BIDANG
KEPERAWAT
AN

BIDANG
PENUNJA
NG

SUB BID.
PENUNJANG
MEDIS

INSTALA
SI

BIDANG
TATA
USAHA

SUB BID.
INFORMASI
KESEHATA
N

SUB
BAG.
A

SUB
BAG.
B

SPI

SUB
BAG.
C

2. Uraian Tugas , Fungsi dan Tata Kerja Rumah Sakit


2.1.Unsur Pimpinan.
Susunan Organisasi RSUD Inche Abdoel Moeis terdiri dari :
Unsur Pimpinan

: Direktur

Pembantu Pimpinan terdiri dari

a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)

Bagian Tata Usaha


Bidang Pelayanan Medik, Litbang dan Diklat
Bidang Penunjang Medik
Bidang Pelayanan Keperawatan
Kelompok Jabatan Fungsional
Komite Klinik
Unit/ Instalasi
Satuan Pengawas Intern

2.2.Kelompok Struktural terdiri dari

a. Kepala Bagian Tata Usaha, membawahi :


1. Ka.Sub Bagian Kepegawaian, Hukum dan Perencanaan
2. Ka.Sub Bagian Keuangan dan Akutansi
3. Ka.Sub Bagian Umum, Humas dan Perlengkapan
b. Kepala Bidang Pelayanan Medik, Litbang, dan Diklat, membawahi :
1. Ka.Sub Bidang Pelayanan Medik
2. Ka.Sub Bidang Litbang dan Diklat
c. Kepala Bidang Penunjang Medik, membawahi :
1. Ka.Sub Bidang Penunjang Medik
2. Ka.Sub Bidang Informasi Kesehatan
d. Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan, membawahi:
1. Ka.Sub Bidang Asuhan Keperawatan dan Etika Keperawatan
2. Ka.Sub Bidang Sarana dan Logistik Keperawatan

1. Deskripsi fisik dan bangunan disertai outline RS

III.

SARANA FISIK & PRASARANA RSUD I.A.MOEIS

Luas Tanah

: 12,4 Ha

Luas Bangunan

: 12.175,06 M2

Daya Listrik

: 240.000 VA

Pengelolaan Limbah

: IPAL Incenerator

Sumber Air

: PDAM

Sarana Komunikasi

: Telepon Central 2 induk dengan

100 Pesawat
1. Sarana bangunan Terdiri dari :
Luas tanah : 12,4 Ha
Luas bangunan
I.

: 12.175,06 m2

Ruang Medikal Record yang berada dilantai 1.

II.

Ruang Poliklinik berada dilantai 1 dengan 11 ruangan.

III.

Ruang UGD berada dilantai 1.

IV.

Ruang Perawatan terdiri dari 50 Ruangan.

V.

Ruang Jenazah berada dilantai 1.

VI.

Ruang Laundry berada dilantai 1.

VII.

Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

VIII.

Incenerator.

IX.

Ruang Dapur (Instalasi Gizi)

X.

Ruang Kesling.

XI.

Musholla

XII.

Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS).

XIII.

Rumah Dokter Spesialis 4 (empat) unit.

XIV. Rumah Dinas Direktur


XV.

Ruang Direksi RS

XVI. Ruang Pertemuan


XVII. Ruang Rapat

2. Sarana Tempat Tidur

Rumah Sakit Umum Daerah Inche Abdoel Moeis Samarinda mempunyai


kapasitas tempat tidur sebanyak 160 buah, dengan rincian :
Ruang Bangsal 62 tempat tidur
Ruang Kelas III 20 tempat tidur
Ruang Kelas II 16 tempat tidur
Ruang Kelas I 16 tempat tidur
Ruang VIP 9 tempat tidur
Ruang UGD
Ruang ICU / NICU 10 tempat tidur
Ruang Thalasemia 7 tempat tidur
Ruang Kebidanan (VK) 8 tempat tidur
Ruang Isolasi 8 tempat tidur

3. Fasilitas Lain terdiri dari :

Listrik PLN

: 240 Kva

Generator

: 450 Kva dan 750 Kva

Air Bersih (tampungan)

: Tandon atas 2.000 L


: Groundteng 320.000 Kubik

Telepon

: 2 saluran External

: 52 saluran Internal (PABX)

Incenerator

: 1 M3

4. Sarana Transportasi terdiri dari :


a. Kendaraan Roda 4 (empat) ada 11 (sebelas) unit, terdiri :

1 Buah kendaraan operasional direktur

9 Buah kendaraan operasional

1 Buah kendaraan bak terbuka

4 Buah kendaraan Ambulance

b. Kendaraan Roda 2 (dua) ada 5 Buah.

FASILITAS PELAYANAN YANG DISEDIAKAN


A. Pelayanan Rawat Jalan

Poli Spesialis Penyakit Dalam.


Poli Spesialis Bedah.
Poli Spesialis Anak.
Poli Spesialis Kandungan.
Poli Spesialis Gigi.
Poli Spesialis Kulit dan Kelamin.
Poli Spesialis Bedah Orthopedi (sejak awal 2016).
Poli Spesialis Mata (setiap kamis).
Poli Psykiatri (setiap jumat).
Poli Rehabilitasi Meedik.
Poli Obgyn.
Poli Fisiotherapi,

B. Pelayanan Gawat Darurat


C. Pelayanan Persalinan
D. Pelayanan Perawatan Intensif ICU/ICCU
E. Kamar Operasi
F. Sarana Penunjang Medik

Instalasi Farmasi
Laboratorium
Unit Radiologi
Instalasi Gizi

H. Sarana Non Medis

Komputerisasi Billing System


Kandaraan Ambulance
Incenator
Unit Pengelolaan Limbah
Security/ Satpam
Lahan Parkir yang Luas

JENIS LAYANAN RSUD I.A.MOEIS


Unsur Pelaksana Pelayanan, terdiri dari 23 (dua puluh tiga) unit (SK Direktur
RSUD I.A Moeis Nomor 445.1/ 673/ RSUD-IAM/ VI/ 2015 ),

Pelayanan Gawat Darurat


Pelayanan Rawat jalan
Pelayanan Rawat Inap
Pelayanan Bedah Sentral
Pelayanan Persalinan
Pelayanan Intensif Care unit
Pelayanan Radiologi
Pelayanan laboratoriom Patlogi Klinik

Pelayanan Fisiotrapi
Pelayanan Farmasi
Pelayanan Gizi
Pelayanan Keluarga Miskin
Pelayanan Rekam Medis
Pengeloalaan Limbah
Pelayanan Administrasi Manajemen
Pelayanan Ambulan/Kereta Jenazah
Pelayanan Sanitasi
Pelayanan Laundry

Analisis jenis pelayanan


RSUD I A Moeis adalah Rumah Sakit Umum daerah kelas C, dimana jenis
layanan yang ada sesuai dengan Permenkes nomor 56 tahun 2014 tentang
klasifikasi Rumah Sakit.
Kinerja Pelayanan RSUD Inche Abdoel Moeis
Untuk menilai tingkat keberhasilan atau memberikan gambaran tentang
keadaan pelayanan di rumah sakit biasanya dilihat dari berbagai segi, yaitu :
tingkat pemanfaatan sarana pelayanan, mutu pelayanan dan tingkat efisiensi
pelayanan.
Pelayanan Rawat Jalan
Kinerja pelayanan Rawat Jalan sampai dengan tahun 2014
sudah baik. Jumlah kunjungan pasien rawat jalan sejak dibukanya
poliklinik tahun 2014 cukup banyak. Gambaran kunjungan pasien
rawat jalan terlihat pada tabel berikut :

Tabel 3

Jumlah
kunjungan Pasien Rawat Jalan Tahun 2014.

Pelayanan Rawat Jalan


a. Bed Occupation Rate (BOR).
Angka tingkat pemanfaatan tempat tidur di Rumah Sakit. Ratarata 49.68 % ,angka ini masih berada dibawah nilai parameter ideal,
masih perlu didorong untuk mendapat utilisasi yang ideal.

b. Lenght Of Stay (LOS).


Angka tingkat lamanya perawatan pasien. Rata-rata lama
rawatan pasien adalah 3,8 hari, yang artinya lama hari rawat rata-rata
masih kurang effisien. Beberapa faktor yang mengganggu seperti
tempat tinggal yang jauh, dan pasien yang masih mau dirawat
meskipun sudah dinyatakan boleh pulang.

c. Bed Turn Over (BTO).


Angka frekuensi pemakaian tempat tidur rumah sakit. Rata rata
frekuensi pemakaian tempat tidur 4,6 per tahun. Angka ini BTO ideal
adalah 45 per tahun, dengan melihat angkat capaian rata rata selama
3 tahun terakhir, bisa disimpulkan bahwa capaian pemakaian tempat
tidur mendekati nilai ideal. Gambaran rinci BTO terlihat pada tabel
berikut:

d. Turn Over Interval (TOI).


Angka Tingkat hari tempat tidur tidak ditempati dari saat ke saat
sampai terisi berikutnya, atau yang lazim dikenal dengan istilah jedah/
jarak lamanya tempat tidur terisi kembali. Nilai idealnya adalah 1-3
hari. Sementara capaian nilai TOI selama 3 tahun terkahir rata ratanya
sebesar 4,14 hari. Angka ini melebihi nilai ideal, salah satu faktor yang
menyebabkan hal ini terjadi karena masih kurangnya kegiatankegiatan yang bersifat promosi kesehatan yang bertujuan untuk lebih
mengenalkan jenis-jenis pelayanan

TABEL TINGKAT PEMANFAATAN TEMPAT TIDUR TAHUN 2012


Jumla
h hari
(A)

Jml TT
tersedia
(B)

Jml Hari
Rawat
(C)

Jml
Pasien
Pulang (D)

LOS
C /D

TOI
( B x A) - C/D

BOR %
Cx100/B x A

BTO
D/B

366

133

26255

7658

3.43

2.93

53.94

57.58

TINGKAT PEMANFAATAN TEMPAT TIDUR TAHUN 2013


JML hari

Jml TT

Jml Hr Rwt

Jml Pasien

LOS

TOI

BOR

BTO

365

141

20170

6010

3.36

5.21

39%

43

TINGKAT PEMANFAATAN TEMPAT TIDUR TAHUN 2014


JML hari

Jml TT

Jml Hr Rwt

Jml Pasien

LOS

TOI

BOR

BTO

360

156

29031

6205

4.68

4.37

52%

40

TINGKAT PEMANFAATAN TEMPAT TIDUR TAHUN 2015


JML
hari

Jml TT

Jml Hr
Rwt

Jml
Pasien

LOS

TOI

BOR

BTO

365

160

32117

9209

3.49

2.85

55%

2641

BTO
57.6

Kinerja Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal di Rumah Sakit


1. Penyediaan Sumber Daya
1.1.

Penyediaan Peralatan

No

Indikator Kinerja

Tahun
2013

Tahun 2014

Standar
Minimal

1.1

Kelengkapan Alat

60%

70%

100%

1.2

Kalibrasi Alat

40%

40%

100%

No
1.3
1.2.

Indikator Kinerja
Kondisi Alat yang Baik

Tahun
2013

Tahun 2014

Standar
Minimal

85%

85%

100%

Penyediaan Ruangan

No

Indikator Kinerja

Tahun 2013

Tahun 2014

Standar
Minimal

2.1

Kapasitas setiap jenis ruangan


yang harus ada

60%

75%

100%

Tahun
2013

Tahun 2014

Standar
Minimal

80%

90%

100%

1.3.

Penyediaan Sumber Daya Manusia

No
3.1

Indikator Kinerja
Kecukupan tenaga medik dan
paramedic

2. Pemanfaatan Sumber Daya


2.1.

Pemanfaatan Alat Diagnosa

1.1

Pemanfaatan Alat Laboratorium

Tahun
2013
100%

1.2

Pemanfaatan Alat Radiologi

1.3
1.4

No

2.2.

100%

Standar
Minimal
100%

100%

100%

100%

Pemanfaatan Unit Farmasi

100%

100%

100%

Pemanfaatan Alat Elektromedik

100%

100%

100%

Indikator Kinerja

Pemanfaatan Alat Tindakan

Tahun 2014

2.1

Pemanfaatan Unit Bedah Sentral

Tahun
2013
100%

2.2

Pemanfaatan Unit Rawat Inap

100%

2.3

Pemanfaatan Alat Rehabilitasi


Medik

100%

2.4

Pemanfaatan Alat Hemodialisa

0%

No

Indikator Kinerja

100%

Standar
Minimal
100%

100%

100%

Tahun 2014

100%
0%

100%
100%

3. Standar Mutu Pelayanan Rumah Sakit


3.1.

Mutu Profesionalisme Penanganan Penyakit dan Tindakan Medik

3.1.1. Profesionalisme Penanganan Penyakit

No
1.1

Indikator Kinerja
Audit Medik Paripurna atas
Penanganan Penyakit dan
Tindakan Medik

Tahun
2013
100%

Tahun 2014

Standar
Minimal
1 Laporan

100%

3.2. Pelayanan Medik dan Non Medik


3.2.1. Pelayanan Gawat Darurat
No

Indikator Kinerja

Cakupan
2013

Cakupan
2014

Standar
Minimal

1.1

Kemampuan menangani life


saving

100%

100%

100%

1.2

Jam Buka Pelayanan Gawat


Darurat

24 jam

24 jam

24 jam

1.3

Pemberian pelayanan

100%

100%

100%

kegawatdaruratan yang
bersertifikat yang masih berlaku
ATLS/ BTLS/ ACLS/PPDG
1.4

Ketersediaan Tim
penanggulangan bencana

1.5

Waktu tanggap pelayanan dokter


di gawat darurat

1.6

Kepuasan pelanggan gawat


darurat

1.7

Kematian pasien 24 jam di


gawat darurat

1.8

Tidak adanya keharusan untuk


membayar uang muka

1 Tim

1 Tim

1 Tim

3menit

5 menit

80%

90%

70%

1% (10/1000)

0.2%
(2/1000)

100%

100%

Cakupan
2014

Standar
Minimal

3 menit

100%

3.2.2. Pelayanan Rawat Jalan


No

Indikator Kinerja

2.1

Pemberian pelayanan di klinik


spesialis

2.2

Ketersediaan pelayanan Rawat


Jalan

Cakupan
2013
100%

100%

Lengkap

100%
Klinik Anak
Klinik P. Dalam

Lengkap

Klinik
Kebidanan
Klinik Bedah

2.3

Buka pelayanan sesuai


ketentuan

2.4

Waktu tunggu di rawat jalan

100%
30 / < 60
mnt

100%

100%

30 / < 60 mnt

60 menit

No

Indikator Kinerja

Cakupan
2013

2.5

Kepuasan pelanggan di
pelayanan rawat jalan

90%

2.6

Penegakan diagnosis TB
melalui pemeriksaan
mikroskopis TB

60%

Kegiatan Pencatatan dan


pelaporan Tuberkulosis (TB) di
RS

60%

2.7

Cakupan
2014

Standar
Minimal

90%

90%

60%

60%

60%

60%

Cakupan
2014

Standar
Minimal

3.2.3. Pelayanan Rawat Inap


No
3.1

Indikator Kinerja

Cakupan
2013

Pemberi pelayanan di rawat


inap

Dr. Spesialis

Dr. Spesialis

Dr. Spesialis

Perawat D3

Perawat D3

Perawat D3

3.2

Dokter penanggung jawab


pasien rawat inap

100%

3.3

Ketersediaan pelayanan rawat


inap

3.4

Jam visite dokter spesialis

3.5

Kejadian infeksi pasca operasi

3.6

Angka kejadian infeksi


nosokomial

3.7

Tidak adanya kejadian pasien


jatuh yang berakibat

100%

100%

Anak

Anak

Anak

P. Dalam

P. Dalam

P. Dalam

Kebidanan

Kebidanan

Kebidanan

Bedah

Bedah

Bedah

08.00-14.00

08.00-16.00

08.00-14.00

1.5%

1.5%

2%

1.5%

100%

100%

kecatatan/kematian
3.8

Kematian pasien 48 jam

3.9

0.24%

0.24%

0.24%

Kejadian pulang paksa

5%

5%

5%

3.10

Kepuasan pelanggang di
pelayanan rawat inap

80%

80%

90%

3.11

Penegakan diagnosis TB
melalui pemeriksaan
mikroskopis TB

100%
100%

100%

Terlaksananya kegiatan
Pencatatan dan pelaporan
Tuberkulosis (TB) di RS

100%
100%

100%

Cakupan
2013

Cakupan 2014

Standar
Minimal

2 hari

2 hari

2 hari

0%

1%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

0%

6%

3.12

3.2.4. Pelayanan Bedah


No

Indikator Kinerja

4.1

Waktu tunggu operasi elektif

4.2

Kejadian kematian di meja


operasi

4.3

Tidak ada kejadian operasi salah


sisi

100%

4.4

Tidak ada kejadian operasi salah


orang

100%

4.5

Tidak ada kejadian salah


tindakan pada operasi

100%

4.6

Tidak ada kejadian tertinggalnya


benda asing pada tubuh pasien
setelah operasi

100%

4.7

Komplikasi anestesi karena


overdosis, reaksi anestesi, dan
salah penempatan endotracheal

0%

0%

tube

3.2.5. Pelayanan Persalinan dan perinatologi

No
5.1

5.2

5.3

5.4

5.5

Indikator
Kinerja

Cakupan 2013

Cakupan 2014

Standar Minimal

Kejadian
kematian ibu
karena
persalinan

Perdarahan1%

Perdarahan1%

Perdarahan1%

Preeklampsi30%

Preeklampsi30%

Preeklampsi30%

Sepsis 0.2%

Sepsis 0.2%

Sepsis 0.2%

Pemberi
pelayanan
persalinan
normal

Dr. SpOG

Dr. SpOG

Dr. SpOG

Dr. Umum

Dr. Umum

Dr. Umum

Bidan

Bidan

Bidan

Pemberi
pelayanan
persalinan
dengan
penyulit

Tim Ponek

Pemberi
pelayanan
persalinan
dengan
tindakan
operasi

Dr. SpOG

Dr. SpOG

Dr. SpOG

Dr. Sp An

Dr. Sp An

Dr. Sp An

Dr. Sp A

Dr. Sp A

Kemampuan
menangani
BBLR <

Tim Ponek
Tim Ponek

100%

100%

100%

1500 gr
5.6

5.7

Pertolongan
Persalinan
melalui
seksio
cesaria

13%

KB

100%

Tubek &
Vasek o/ Dr.
Sp
5.8

Konseling KB
oleh Bidan

100%

5.9

Kepuasan
pelanggan
g di
pelayanan
persalinan

80%

15%

20%

100%

100%

100%

100%

80%

80%

3.2.6. Pelayanan Intensif


No
6.1

6.2

Indikator Kinerja

Cakupan
2013

Cakupan 2014

Standar
Minimal

1%

3%

Rata-rata Pasien yang kembali


ke perawatan intensif dengan
kasus yang sama < 72 jam

1%

Pemberi pelayanan Unit Intensif

25%

25 %

100%

`cakupan
2013

Cakupan 2014

Standar
Minimal

1 jam

1 jam

3 jam

3.2.7. Pelayanan Radiologi


No
7.1

Indikator Kinerja
Waktu tunggu hasil pelayanan

thorax foto
7.2

Pelaksana ekspertisi hasil


pemeriksaan rontgen

7.3

Kejadian kegagalan pelayanan


rontgen

7.4

Kepuasan pelanggan di
pelayanan radiologi

60%

Dr. Sp R

1%

2%

86

80%

Cakupan 2014

Standar
Minimal

3.2.8. Pelayanan Patologi Klinik


No

Indikator Kinerja

Cakupan
2013

8.1

Waktu tunggu hasil pelayanan


laboratorium

140 menit

140 menit

140 menit

8.2

Pelaksana ekspertisi hasil


pemeriksaan laboratorium

Dr. SpPK

Dr. SpPK

Dr. SpPK

8.3

Tidak ada kesalahan


penyerahan hasil pemeriksaan
laboratorium

100%

Kepuasan pelanggan di
pelayanan laboratorium

80%

8.4

100%

100%

80%

80%

Cakupan 2014

Standar
Minimal

50%

50%

99%

100%

3.2.9. Pelayanan Rehabilitasi Medik


No
9.1

9.2

Indikator Kinerja

Cakupan
2013

Kejadian Drop Out pasien


terhadap pelayanan Rehabilitasi
Medik yang direncanakan

50%

Tidak adanya kejadian


kesalahan tindakan rehabilitasi
medik

99%

9.3

3.2.10.
No

Kepuasan Pelanggan di
pelayanan Rehabilitasi Medik

80%

80%

80%

Cakupan 2014

Standar
Minimal

8 mnt

30 menit

14 mnt

60 menit

99%

100%

98%

100%

80%

80%

Cakupan 2014

Standar
Minimal

99%

90%

14%

20%

100%

100%

Pelayanan Farmasi
Indikator Kinerja

Cakupan
2013

10.1

Waktu tunggu pelayanan Obat


Jadi

10 mnt

10.2

Waktu tunggu pelayanan Obat


Racikan

20 menit

10.3

Tidak adanya Kejadian


kesalahan pemberian obat

99%

10.4

Penulisan resep sesuai


formularium

90%

10.5

Kepuasan pelanggan di
pelayanan farmasi

80%

3.2.11.Pelayanan Gizi
No

Indikator Kinerja

Cakupan
2013

11.1

Ketepatan waktu pemberian


makanan kepada pasien

100%

11.2

Sisa makanan yang tidak


termakan oleh pasien

16%

11.3

Tidak adanya kejadian


kesalahan pemberian diet

100%

3.2.12.

Pelayanan Transfusi Darah

No

Indikator Kinerja

Cakupan
2013

12.1

Pemenuhan kebutuhan darah


bagi setiap pelayanan transfusi

100%

12.2

Kejadian reaksi transfusi

3.2.13.
No
13.1

3.2.14.
No
14.1

14.2

14.3

14.5

3.2.15.

Cakupan 2014

Standar
Minimal

100%

100%

0,01%

0,01%

0,01%

Cakupan
2013

Cakupan 2014

Standar
Minimal

100%

100%

Cakupan
2014

Standar
Minimal

79%

100%

100%

100%

7 mnt

10 menit

15 mnt

15 menit

Pelayanan Keluarga Miskin


Indikator Kinerja
Pelayanan terhadap pasien
GAKIN yang datang ke RS
pada setiap unit pelayanan

100%

Pelayanan Rekam Medis


Indikator Kinerja

Cakupan
2013

Kelengkapan pengisian rekam


medik 2 x 24 jam setelah selesai
pelayanan

70%

Kelengkapan informed concent


setelah mendapatkan informasi
yang jelas

68%

Waktu penyediaan dokumen


rekam medik pelayanan rawat
jalan

7 mnt

Waktu penyediaan dokumen


rekam medik pelayanan rawat
inap

20 mnt

Pengelolaan Limbah

No

Indikator Kinerja

15.1

Cakupan
2013
BOD < 30
mg/l

Baku mutu limbah cair

COD < 80
mg/l
TSS < 30
ml/l
pH 6 - 9

15.2

3.2.16.
No

Pengelolaan limbah padat


infeksius sesuai dengan aturan

100%

Cakupan 2014

Standar
Minimal

BOD < 50
mg/l

BOD < 30
mg/l

COD < 100


mg/l

COD < 80
mg/l

TSS < 30 ml/l

TSS < 30 ml/l

pH 6 7

pH 6 - 9

100%

100%

Cakupan
2013

Cakupan
2014

Standar
Minimal

Pelayanan Administrasi Manajemen


Indikator Kinerja

16.1

Tindak lanjut penyelesaian hasil


pertemuan direksi

80 %

80 %

100%

16.2

Kelengkapan laporan
akuntabilitas kinerja

80 %

80 %

100%

16.3

Ketepatan waktu pengusulan


kenaikan pangkat

100 %

100 %

100%

16.4

Ketepatan waktu pengurusan


gaji berkala

100 %

100 %

100%

16.5

Karyawan yang mendapat


pelatihan minimal 20 jam
setahun

50 %

50 %

60%

16.6

Cost recovery

50 %

50 %

40%

16.7

Ketepatan waktu penyusunan

90 %

90 %

100%

laporan keuangan
16.8

16.9

Kecepatan waktu pemberian


informasi tentang tagihan pasien
rawat inap

1 jam

1 jam

2 jam

Ketepatan waktu pemberian


imbalan (insentif) sesuai
kesepakatan waktu

70 %

70 %

100%

Cakupan
2013

Cakupan
2014

Standar
Minimal

24 jam

24 jam

24 jam

20 menit

20 menit

30 menit

60 menit

60 menit

Ketentuan
daerah

Cakupan
2013

Cakupan
2014

Standar
Minimal

1 jam

2 jam

3.2.17.

Pelayanan Ambulance

No

Indikator Kinerja

17.1

Waktu pelayanan
ambulance/Kereta Jenazah

17.2

Kecepatan memberikan
pelayanan ambulance /Kereta
Jenazah di Rumah Sakit

17.3

Respon Time pelayanan


ambulan oleh masyarakat yang
membutuhkan

1.2.18 Pelayanan Pemulasaraan Jenazah


No
18.1

3.2.19.

Indikator Kinerja
Waktu tanggap pelayanan
pemulasaran jenazah

60 menit

Pelayanan Pemeliharaan Sarana RS

No

Indikator Kinerja

Cakupan
2013

19.1

Ketepatan waktu menanggapi


kerusakan alat

86%

19.2

Ketepatan waktu pemeliharaan


alat

100%

19.3

Peralatan laboratorium dan alat


ukur yang digunakan dalam
pelayanan terkalibrasi tepat
waktu sesuai dengan ketentuan
kalibrasi

75%

3.2.20.

No

Indikator Kinerja

Cakupan
2013

Tidak adanya kejadian linen


yang hilang

80%

20.2

Ketepatan waktu penyediaan


linen untuk ruang rawat inap

100%

No
21.1

Standar
Minimal

80%

80%

100%

100%

80%

100%

Cakupan 2014

Standar
Minimal

90%

100%

100%

100%

Cakupan
2014

Standar
Minimal

50%

75%

58 %

60%

65%

75%

Pelayanan Laundry

20.1

3.2.21.

Cakupan
2014

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi


Indikator Kinerja

Cakupan
2013

Tersedianya anggota Tim


Pencegahan Pengendalian
Infeksi (PPI) yang terlatih

40%

21.2

Tersedianya APD (Alat


Pelindung Diri)

50 %

21.3

Terlaksananya kegiatan

50%

pencatatan dan pelaporan


infeksi nosokomial di RS

Analisis pelayanan di RSUD I A Moeis


Berdasarkan Permenkes No. 56 tahun 2014,

Rumah Sakit

kelas C pasal 36, menyatakan: pelayanan yang diberikan oleh Rumah


Sakit Umum kelas C paling sedikit meliputi:
a. pelayanan medik;
b. pelayanan kefarmasian;
c. pelayanan keperawatan dan kebidanan;
d. pelayanan penunjang klinik;
e. pelayanan penunjang nonklinik; dan
f. pelayanan rawat inap.

Hasil analisis: Pelayanan yang dilakukan telah memenuhi pesyaratan


sebagai RS kelas C

Dari permenkes yang sama pada pasal 37, menyatakan :

(1)

Pelayanan medik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf a,


paling sedikit terdiri dari:

a. pelayanan gawat darurat;


b. pelayanan medik umum;
c. pelayanan medik spesialis dasar;
d. pelayanan medik spesialis penunjang;
e. pelayanan medik spesialis lain;
f. pelayanan medik subspesialis; dan
g. pelayanan medik spesialis gigi dan mulut.
(2)

Pelayanan gawat darurat, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,


harus diselenggarakan 24 (dua puluh empat) jam sehari secara terus
menerus.

(3)

Pelayanan medik umum, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,


meliputi pelayanan medik dasar, medik gigi mulut, kesehatan ibu dan
anak, dan keluarga berencana.

(4)

Pelayanan medik spesialis dasar, sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


huruf c, meliputi pelayanan penyakit dalam, kesehatan anak, bedah, dan
obstetri dan ginekologi.

(5)

Pelayanan medik spesialis penunjang, sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) huruf d, meliputi pelayanan anestesiologi, radiologi, dan patologi
klinik.

(6)

Pelayanan medik spesialis gigi dan mulut, sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) huruf g, paling sedikit berjumlah 1 (satu) pelayanan.

Hasil Analisis: Dari segi pelayanan, maka RSUS I A Moeis sudah sesuai
dengan melaksanakan pelayanan untuk RS kelas C
E. SUMBER DAYA MANUSIA.
Berikut adalah Tabel ketersediaan SDM di RSUD I.A. Moeis.

Analisis SDM di RSUD I A Moeis


Masih berdasarkan Pemenkes No. 56 Tahun 2014 tentang klasifikasi
dan perijinan RS, pada Pasal 43, dinyatakan:

(1)

Sumber daya manusia Rumah Sakit Umum kelas C terdiri atas:


a. tenaga medis;
b. tenaga kefarmasian;
c. tenaga keperawatan;
d. tenaga kesehatan lain;
e. tenaga nonkesehatan.

(2) Tenaga medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a paling
sedikit terdiri atas:
a. 9 (sembilan) dokter umum untuk pelayanan medik dasar;
b. 2 (dua) dokter gigi umum untuk pelayanan medik gigi mulut;
b. 2 (dua)
c. 2 (dua) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik
spesialis dasar;
d. 1 (satu) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik
spesialis penunjang; dan
e. 1 (satu) dokter gigi spesialis untuk setiap jenis pelayanan
medik spesialis gigi mulut.
Hasil Analisis : semua SDM telah memenuhi syarat kecuali pada
pelayanan spesialis dasar terdapat dua klinik yang baru
mempunyai tenaga spesialis satu orang yaitu kninik anak dan
klinik penyakit dalam.

Anda mungkin juga menyukai