Anda di halaman 1dari 11

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah terdapat pegaruh mengajar menggunakan Audio
Visual terhadap hasil pukulan servis Continental Grip dalam permainan tenis
lapangan di Engku Putri Tenis Club Tanjung Pinang.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat : Lapangan Engku Putri Tenis Club Tanjung Pinang
2. Waktu : 1 September 2017 – 1 Oktober 2017 (1 bulan)
C. Metode Penelitian
Penelitian yang diajukan ini bertujuan untuk mengungkapkan pengaruh Audio
Visual terhadap hasil tes servis Continental Grip di Engku Putri Tenis Club
Tanjung Pinang. Pada penelitian ini, akan dilakukan Treatment dengan
menggunakan Audio Visual sebagai media dalam latihan untuk meningkatkan
teknik servis Continental Grip. Sehingga, metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode One Shot Case Study. Menurut Sugiyono “Penelitian
eksperimen diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari
pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali”95
Kemudian bentuk penelitian ini menggunakan One Shot Case Study.
Metode itu sendiri adalah proses dalam mencapai suatu tujuan, tujuan
penelitian ini untuk menggambarkan dan menjelaskan serta menyimpulkan hasil
pemecahan masalah melalui cara-cara tertentu sesusai dengan prosedur penelitian.
Pengertian penelitian yaitu “Penelitian dapat diartikan sebagai proses
pengumpulan dan menganalisis data atau informasi secara sistematis sehingga
menghasilkan kesimpulan yang sah”.96
Berdasarkan pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa metode
eksperimen adalah suatu metode untuk mengetahui suatu hasil dari suatu
perlakuan yang diuji cobakan, sehingga segala masalah yang terkandung dalam
penelitian dapat terungkap.
95
Sugiyono,”Metode Penelitian Pendidikan”. Bandung, Alfabeta, cv (2011). Hlm: 107.
96
M. Toha Anggoro.”Metode Penelitian”. Universitas Terbuka (2006). Hlm: 1.1

1
2

Desain Penelitian, Menurut Sugiyono desain penelitian yang dipakai


dalam penelitian ini adalah One Shot Case Study , Berikut gambaran desainnya:

X O

Gambar 3.1

One Shot Case Study97

Keterangan:
X : Treatment yang diberikan (variabel independen)
O : Post-test untuk kelompok eksperimen (tes akhir)

D. Populasi, Teknik Sampling dan Sampel


1. Populasi
Dalam setiap penelitian, seorang peneliti terlebih dahulu perlu menentukan
subjek atau populasi yang dapat dijadikan sebagai sumber data untuk keperluan
penelitiannya, populasi tersebut dapat berbentuk manusia, nilai-nilai, dokumen
dan peristiwa yang dijadikan obyek dalam penelitian. Sebagaimana Sugiyono
menjelaskan “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.98
Populasi dalam penelitian ini adalah atlet kelas pemula sebanyak 15 orang
di Tenis Club Tanjung Pinang, karena peneliti sedang melakukan pelatihan di
Engku Putri Tenis Club Tanjung Pinang.
2. Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan untuk menentukan sampel dalam
penelitian ini adalah Total Sampling. Artinya sampel diambil dari jumlah
keseluruhan populasinya yaitu seluruh atlet pemula di Engku Putri Tenis Club
Tanjung Pinang.99
3. Sampel

97
Sugiyono,”Metode Penelitian Pendidikan”. Bandung, Alvabeta, cv (2013). Hlm: 110.
98
Ibid.
99
Sugiyono,”Metode Penelitian Pendidikan”. Bandung, Alvabeta, cv (2013). Hlm: 110 Sugiyono,”Metode
Penelitian Pendidikan”. Bandung, Alvabeta, cv (2013). Hlm: 121.
3

Setelah populasi ditentukan maka kita menentukan sampel penelitian.


Sampel diambil bila populasi penelitian dipandang terlalu banyak untuk diteliti.
Sugiyono mengatakan bahwa “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut”.100 Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto
“sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti”.101 Sample yang
akan digunakan dalam penelitian ini adalah atlet kelas pemula di Engku Putri
Tenis Club Tanjung Pinang sebanyak 15 orang.
Sehubungan dengan besarnya sampel, ada beberapa pendapat ahli yang
kiranya perlu diperhatikan. Pertama, pendapat Fraenkel & Wallen. Mereka
berpendapat, tidak ada ukuran yang pasti berapa jumlah sampel yang representatif
itu. Meskipun demikian mereka merekomendasikan sejumlah petunjuk sebagai
berikut.102
Tabel 3.1
Jumlah Sampel103
Jenis Penelitian Minimal Jumlah Sampel
Deskriptif/Survei 100 Subjek
Kolerasional 50 Subjek
Eksperimen/Kausal-Komparatif 30 Subjek

Adapun pendapat lain menurut Ali Maksum menyatakan bahwa minimal


jumlah sampel dalam jenis penelitian Eksperimen/Kausal-Komparatif berjumlah
15 orang.104
Kedua, pendapat Ary, Jacobs & Razavieh. Mereka juga menyatakan bahwa
tidak ada aturan yang berlaku terkait dengan ukuran sampel. Mereka
merekomendasikan sedikitnya 30 subjek untuk eksperimen pada setiap
kelompoknya, dan lebih dari 30 subjek untuk penelitian deskriptif, apalagi

100
Ibid at 118.
101
Id at 174.
102
li Maksum, “Metodologi Penelitian Dalam Olahraga”. Unesa University Press-2012, Universitas Negeri
Surabaya, Surabaya. Hlm: 62.
103
Ibid.
104
Ibid.
4

populasinya relatif heterogen.105 Ketiga, pendapat Kerlinger ia pada dasarnya


menekankan bahwa “semakin banyak jumlah sampel, semakin kecil tingkat
kesalahan yang terjadi”. Ini sejalan dengan konsep hubungan “jumlah sampel-
kesalahan” sebagaimana dipaparkan pada gambar diatas. Namun pada akhirnya ia
juga merekomendasikan jumlah minimal sampel sebesar 30 subjek. Jika kurang
dari itu, peluang terjadinya kesalahan dianggap cukup besar. 106 Keempat, pendapat
yang dikemukakan oleh Borg dan Gall, mereka menyatakan:
In correlational research it is generally desirable to have a minimum of
cases. In casual-comparative and experimental research, it is desirable to
have a minimum of 15 cases in each group to be compared. For survey
research, there be a least 100 subjects in each major sub group and 20 to
50 in each minor subgroup whose responeses are to be analyzed.107

Jadi, pada dasarnya jumlah sampel mempengaruhi hasil dari penelitian,


Semakin banyak jumlah dari sampel maka akan semakin kecil tingkat kesalahan
yang terjadi, Namun beberapa ahli berpendapat bahwa tidak adanya batasan
jumlah dari sampel penelitian.
E. Rancangan Perlakuan
Perlakuan dilakukan sebanyak 12 kali pertemuan dengan 11 kali materi
dan 1 kali tes akhir, banyaknya jumlah pertemuan, mengacu kepada hasil dari
Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia Volume 5. Nomor 1. Edisi Juli 2015.
ISSN: 2088-6802. Adapun perlakuan dilakukan 3x dalam 1 minggu, sehingga
perlakuan akan dilaksanakan mulai dari 1 September 2017 – 1 Oktober 2017
Tabel 3.2
PERTEMUAN MATERI WAKTU
1 Memberikan video audio visual (tahap persiapan) dan 25 menit
melakukan tahapan persiapan yang benar sesuai dengan video
audio visual
2 Mempraktikkan tahapan persiapan yang telah di perlihatkan 25 menit
oleh video audio visual
3 Memberikan video audio visual (mengangkat bola) dan 25 menit

105
Ali Maksum, “Metodologi Penelitian Dalam Olahraga”. Unesa University Press-2012, Universitas Negeri
Surabaya, Surabaya. Hlm: 62
106
Ibid.
107
Ibid.
5

melakukan mengangkat bola yang benar sesuai dengan video


4 Mempraktikkan mengangkat bola yang telah di perlihatkan 25 menit
oleh video audio visual
5 Memberikan video audio visual (Loading) dan melakukan 25 menit
gerakan Loading yang benar sesuai dengan video
6 Mempraktikkan gerakan Loading yang telah diperlihatkan oleh 25 menit
video audio visual
7 Memberikan video audio visual (memukul bola) dan 25 menit
melakukan gerakan memukul bola yang benar sesuai dengan
video audio visual
8 Mempraktikkan gerakan memukul bola yang telah 25 menit
diperlihatkan oleh video audio visual
9 Memberikan video audio visual (Contact Point) dan melakukan 25 menit
gerakan Contact Point yang benar sesuai dengan video audio
visual
10 Mempraktikkan gerakan Contact Point yang telah 25 menit
diperlihatkan oleh video audio visual
11 Mengulangi seluruh gerakan dari awal materi tentang audio 25 menit
visual hingga akhir gerakan lanjutan (Follow through)
12 Tes Akhir

F. Teknik Pengumpulan Data


1. Jenis Intrumen
Instrumen dalam sebuah penelitian merupakan alat untuk menentukan atau
mendapatkan data penelitian. Oleh karena itu instrumen penelitian haruslah sesuai
dengan masalah penelitian yang hendak diteliti. Mengenai instrumen ini, Arikunto
menerangkan sebagai berikut:

Berbicara tentang jenis-jenis metode dan instrumen pengumpulan data


sebenarnya tidak ada bedanya dengan berbicara masalah evaluasi. Mengevaluasi
tidak lain adalah memperoleh data tentang status sesuatu dibandingkan dengan
standar atau ukuran yang telah ditentukan, karena mengevaluasi juga adalah
pengadaan pengukuran.108

Untuk memperoleh data yang sesuai dengan yang diharapkan yaitu


mengenai pengaruh media Audio Visual terhadap hasil pukulan servis Continental
108
Suharsimi Arkunto,”Prosedur Penelitian”. PT RINEKA CIPTA, Jakarta (2010). Hlm: 193.
6

Grip dalam permianan tenis lapang atlet pemula Engku Putri Tenis Club Tanjung
Pinang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar
servis.
2. Definisi Konseptual
Hasil adalah sesuatu yang diadakan atau dibuat oleh hasil usaha (Dendy
Sugono).109 Servis menurut Lucas Loman adalah pukulan bola yang paling penting
dalam pertandingan tenis dan merupakan satu-satunya pukulan bola yang harus
dikuasai maupun dikendalikan oleh pemain yang melakukannya, serta tidak
dipengaruhi atau tergantung dari pukulan bola lawannya.110
3. Definisi Operasional
Servis dalam permainan tenis lapangan merupakan teknik dasar yang
harus dikuasai oleh individu karena sangat penting dalam memulai sebuah
permainan dalam permainan tenis lapangan. Tes servis tenis lapangan digunakan
untuk mengukur tingkat keberhasilan servis. Adapun ketentuan tesnya yaitu:
a) Tujuan :
Tes ini bertujuan untuk mengukur keterampilan Service.
Service dari dibawah lihat gambar.
Angka dibuat 1 sampai 6 pada kotak di lapangan, lihat gambar.
Diatas net direntangkan tali setinggi 24 cm.
b) Pelaksanaan :
Berikan waktu 10 menit untuk pemanasan di lapang lain. Testee melakukan
Service 10x diarahkan ke lapangan servis sebelah kanan.
Testee harus melakukan Service diantara tali dengan bibir net (yang sah)
Service yang tidak sah :
1) Kalau bola tidak melewati net.
2) Bola yang melewati di atas tali.
c) Cara menskor :
Jumlahkan bola yang jatuh pada sasaran yang diberi angka 1,2,3,4,5, dan 6.

109
Dendy Sugono. “Kamus besar bahasa indonesia”. edisi keempat.Jakarta: Gramedia Pustaka Umum, 2008.
Hlm: 486.
Lucas, Loman. “Petunjuk Praktis Bermain Tenis”. Bandung: Angkasa (2008). Hlm: 81
110
7

tali

n
X tastee
e
6 5
t 1
3 4
2

Gambar 3.2
Diagram Lapangan Tes Service111

Tabel 3.3
Kriteria Penilaian Servis Tenis Lapangan112
Presentasi Rentang Skor Nilai Produk Servis
80 – 100 % 38 – 48 Baik Sekali
66 – 79% 30 – 37 Baik
56 – 65% 27 – 29 Cukup
41 – 55% 20 – 26 Kurang
0 – 40% 0 – 19 Kurang Sekali
d) Uji Validitas Instrumen dan Reliabilitas
1) Uji Validitas

Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau


kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai
validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki
validitas rendah. (Arikunto).113
Hasil dari uji validitas dengan menggunakan SPSS yaitu:
Tabel 3.4
Item-Total Statistics

111
Drs. H. Nurhasan, M.Pd, “Modul Tes Dan Pengukuran”. Bandung, Universitas Pendidikan Indonesia
(2007). Hlm: 258.
112
Drs. H. Nurhasan, “Tes Dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani”. STKIP Pasundan Cimahi, Cimahi
(2013). Hlm: 214
113
Arikunto S, “Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik”. (Edisi Revisi). Jakarta : Rineka Cipta. Hlm
: 211.
8

Scale Mean if Scale Variance Corrected Squared Cronbach’s

Deleted if Item Deleted Item-Total Multiple Alpha if Item

Correlation Correlation Deleted

Data Awal 29.27 47.210 .736 .568 .а

Data Akhir 22.00 46.143 .736 .568 .а

a. The value is negative due to a negative average covariance among item. This violates
reliability model assumptions. You may want to check item codings.

Valid atau tidaknya butir adalah sama dengan fungsi yang dinyatakan oleh
daya butir. Penggunaan patokan 0,2 untuk menyatakan bahwa butir telah valid
dapat dilihat pada beberapa rujukan kriteria empirik. Berikut yang telah
dirangkum oleh Prof. Dali S. Naga.

Tabel 3.5
Kriteria Koefisien Validitas114
Penulis Kriteria Validitas
Crocker And Algina piA = 0,2
Nunnally piA = 0,2
Aiken piA = 0,2
Mahrens And Lehmans piA = 0,2
Henning piA = 0,25

Pada kolom Corrected Item-Total Correlation menunjukkan angka .736


yang artinya = 0,736, sehingga dapat dikatakan instrumen dari penelitian uji
validitas ini “Valid”.
2) Uji Reliabilitas
Setelah dilakukan uji validitas, selanjtnya dilakukan uji reliabilitas untuk
mengetahui suatu instrumen dapat dipercaya. Suatu instrumen dinyatakan reliabel

114
Muhammad Nisfiannoor, M.Si, P.Si, “Pendekatan Statistika Modern Untuk Ilmu Sosial”. Jakarta : Salemba
Humanika (2009). Hlm: 230.
9

apabila instrumen tersebut dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan
hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, Arikunto.115
Reliabilitas suatu tes adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu
menunjukkan konsisten hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf
ketetapan dan ketelitian hasil. Reliabel tes berhubungan dengan ketetapan hasil
tes. Hasil dari uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS:
Tabel 3.6
Uji Reliabilitas

Cronbach’s Alpha
Based on
Standardized Item N of items
Cronbach’s Alpha
.848 .860 2

Penentuan reliabilitas suatu instrumen penelitian dapat diterima bila


memiliki koefisien alpha (Cronbach’s Alpha) lebih besar dari 0,60. Adapun
kriteria reliabilitas instrumen dapat dibagi menjadi 5 kelas yaitu:

Tabel 3.7
Kategori Koefisien Reliabilitas
Koefisiensi Kolerasi Kriteria Reliabilitas
0,00 – 0,20 Kurang Reliabel
0,21 – 0,40 Agak Reliabel
0,41 – 0,60 Cukup Reliabel
0,61 – 0,80 Reliabel
0,81 – 1,00 Sangat Reliabel
Pada kolom Cronbach’s Alpha Based On Standardized Item menunjukkan
angka .860 yang artinya = 0,860 Sedangkan kriteria penilaian uji reliabilitas yaitu
0,6 sehingga dapat dikatakan instrumen dari penelitian uji validitas ini “Sangat
115
Arikunto S, “Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik”. (Edisi Revisi). Jakarta : Rineka Cipta.
Hlm : 245.
10

Reliabel”.
G. Teknik Analisis Data
langkah berikutnya adalah menyusun, mengolah dan menganalisis data
tersebut.
1. Rumus Persentase
Jumlah Peserta Kategori X 100
n

Adapun rumus yang dipergunakan adalah sebagai berikut :


2. Mencari rata-rata, dengan rumus :
∑x
X =
n

Keterangan :
X : rata-rata hitung yang dicari
∑ : jumlah dari
Xi : rata-rata data kuantitatif
n : jumlah sampel
3. Mencari simpangan baku dengan rumus :
S = √∑ ¿ ¿ ¿ ¿

4. Menguji normalitas. Langkah selanjutnya adalah melakukan uji normalitas


data dengan menggunakan rumus uji Lilifors, dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a) Pengamatan X1, X2, ....., Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ....., Zn
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
X− X
Z=
S
Keterangan :
Zi : nilai pengamatan yang dicari
Xi : nilai kuantitatif yang dicari
X : rata-rata hitung
s : standar deviasi
11

b) Untuk setiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal


baku, lalu hitung peluang F (Zi) = P (Z i).
c) Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, ....., Zn yang lebih kecil atau sama
dengan Zi. Jika proporsi ini dinyatakan dengan S (Zi), maka :
S (Zi) = banyaknya Z1, Z2, ....., Zn yang Zi
N
d) Hitung selisih F (Zi) – S (Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya
e) Ambil harga yang terbesar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut.
Sebutlah harga terbesar itu Lo.
Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, kita bandingkan nilai Lo
dengan nilai L yang diambil dari daftar atlet pemula tenis club Tanjung Pinang
untuk taraf nyata yang dipilih. Kriterianya adalah tolak hipotesis nol bahwa
populasi berdistribusi normal jika Lo yang diperoleh dari data pengamatan
melebihi L dari daftar.

Anda mungkin juga menyukai