ABSTRACT
This research aims to find out how the resources of Marine and Fisheries’s
controlling system are done by SATKER PSDKP office, Tanjung Balai Karimun. The
research used a qualitative descriptive method. The result of research shown that
management controlling system the resources of Marine and Fisheries that was applied
by SATKER PSDKP office, Tanjung Balai Karimun, it’s been consistent with the theory
about controlling by M. Manullang (2012), of which in controlling process, the leader
does the inspection, calibration and see to those activities are carried out according to
the established plan and objectives to be attained. SWOT analysis came up with several
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara kepulauan dimana sebagian besar wilayahnya
terdiri dari lautan yang meliputi laut territorial seluas 0,3 km2, perairan kepulauan 2,8
km2 dan perairan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) dengan luas 2,7 km2. Keadaan yang
demikian sangat menguntungkan bagi bangsa Indonesia karena fungsi laut sebagai
sumber kekayaan alam yang berlimpah dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat
Indonesia (Alhalaz, 2017)
Sumber daya alam di bidang perikanan yang dimiliki negara harus
dipergunakan dan dimanfaatkan serta dikelola secara optimal tanpa eksploitasi diluar
batas ketentuan. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945 Pasal 33 Ayat (3). Disamping itu, kekayaan laut tersebut harus
dapat dipergunakan bagi kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia. Untuk
mewujudkan kawasan maritim maju, mandiri, kuat dan berbasis nasional, maka
dibutuhkan satuan kerja untuk melakukan pengawasan dalam menjaga kekayaan laut
tersebut.
Kabupaten Karimun merupakan bagian dari Negara Indonesia yang
mempunyai kekayaan laut berpotensi tinggi, dengan 245 pulau yang tersebar di Pulau
Karimun, Pulau Kundur dan Pulau Moro. Dari 245 pulau tersebut 73 pulau berpenghuni,
172 pulau tidak berpenghuni, 200 pulau bernama, dan 45 pulau tidak bernama. Potensi
sumber daya kelautan dan perikanan di perairan Kabupaten Karimun dari data sumber
daya ikam mencapai 12.684,60 ton/tahun (PSDKP, 2017)
Dilihat dari beberapa permasalahan yang pernah terjadi, seperti masih dijumpai
kegiatan illegal fishing oleh nelayan asal Karimun dalam hal izin usaha, izin
pengangkutan ikan, izin penangkapan ikan serta jenis pelanggaran lainnya yang
melanggar ketentuan yang telah ditetapkan. Untuk itu perlu dilakukan pengawasan agar
pelanggaran dapat dicegah dan diberantas.
KAJIAN PUSTAKA
Konsep Manajemen dan Pengawasan
Di dalam buku karangan (Manullang, 2012) yang berjudul “Dasar-Dasar
Manajemen” mengungkapkan, bahwa definisi manajemen dapat diartikan sebagai: 1).
Suatu proses; 2). Sekumpulan orang yang melakukan kegiatan manajemen; dan 3).
Suatu seni dan ilmu. Berdasarkan ketiga definisi tersebut di dalam buku yang sama,
para ahli memberikan definisi yang berbeda-beda, seperti yang dikemukan pada
Encylopedia of the Social Sciense dimana manajemen diartikan sebagai suatu proses
yang memerlukan pengontrolan dalam mencapai tujuannya. Berdasarkan definisi kedua,
yaitu sekumpulan orang yang melakukan kegiatan manajemen. Biasanya seorang
manajer bertanggung jawab dalam mencapai tujuan unit dibantu oleh anggota unit
bersangkutan.
Sementara dari definisi manajemen berikutnya dapat dijelaskan dengan
pendapat George R. Terry, yang mengatakan manajemen merupakan ilmu yang
berperan juga sebagai seni. Pengertian seni adalah tercapainya hasil serta manfaat yang
benar-benar berwujud, sementara pengertian ilmu menjelaskan semua kondisi yang
terjadi secara detil.
Penjelasan terkait makna manajemen, yaitu pekerjaan, dimana seorang manajer
bekerja dengan menerapkan fungsi-fungsi manajemen yang terdiri dari: Planning
(menetapkan apa yang menjadi tujuan dan bagaimana cara mencapainya), Organizing
(membagi berbagai kegiatan dan pelaksanaannya secara kelompok), Staffing
(menentukan kebutuhan sumber daya manusia dari berbagai aspek), Motivating
(memberi dorongan agar tercapai tujuan), dan Controlling (tindakan akhir yang diambil
agar kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dalam
perencanaan (Terry, R, George, Rue, W, 2010)
Istilah lain dari pengawasan adalah pengendalian, yaitu penilaian terhadap hasil
kerja orang-orang yang ada dalam tanggung jawabnya guna dilakukan evaluasi untuk
serta ancaman. (Fahmi, 2016). Adapun pola pikir analisis SWOT tergambarkan seperti
pada Gambar 1.
Berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut akan dirumuskan strategi apa yang
tepat dalam melakukan kontrol terhadap SDKP oleh SATKER PSDKP Tanjung Balai
Karimun.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Profil Kantor Satuan Kerja Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan
Tanjung Balai Karimun
Instansi ini memiliki Visi “Lestari Lautku”, artinya dalam menggunakan
kekayaan alam yang terkandung di lautan secara terus menerus perlu ditingkatkan
kesadaran masyarakat. Sedangkan Misi yang ditetapkan adalah “Melaksanakan dan
Mengaplikasikan Peraturan Perundangan Atas Alat Angkutan Laut yang Datang ke
Perairan Umum Kabupaten Karimun untuk selanjutnya Menginstruksikan kearah
Penjagaan Alam Sekitar supaya Proses atau Kegiatan Perikanan Dilaksanakan
Berdasarkan Ketentuan yang Ditetapkan oleh Pemerintah.. Pengendalian Sumber Daya
Perikanan serta Habitatnya Dilaksanakan dengan Maksud supaya Kegiatan Perikanan
dapat Berlangsung Terus Menerus, dapat Dipertanggung Jawabkan serta Terjaga
Kelestarian Alam Hayati Lautnya.”
Manajemen Sistem Pengawasan Sumber Daya Kelautan Dan Perikanan Kantor
SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun
Sesuai dengan fungsinya sebagai seorang pimpinan atau manajer di suatu
organisasi, Kepala Kantor SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun juga menerapkan
fungsi-fungsi tersebut di dalam kegiatannya selaku penanggung jawab di kantor tersebut.
Dalam hal penyusunan rencana (Planning) telah ditetapkan oleh Kantor Pangkalan
PSDKP Batam yang dituangkan dalam bentuk Perjanjian Kinerja tahun 2021. Adapun
Perjanjian Kinerja SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun meliputi:
1). Pengoperasian Kapal Pengawas terdiri dari:
a. Melaksanakan dan melaporkan hasil operasi Speed Boat/Rigid Inflatable
Boat/Rubber Boat pengawas (target 44 hari).
b. Jumlah kapal Pelaku TPKP yang ditindaklanjuti (target 1 kapal).
2). Pengawasan kepatuhan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan terhadap ketentuan
Perundang-undangan diantaranya:
yang akan diambil untuk memenuhi target tersebut. Dalam kegiatan pelaksanaan dan
pelaporan hasil operasi kapal pengawas yang semula direncanakan sebanyak 44 hari,
namun karena satu dan lain hal hanya dapat terlaksana sebanyak 22 hari. Walaupun
demikian tidak menjadi masalah dalam pelaksanaannya karena kondisi saat ini tidak
terlalu mengkhawatirkan sehingga pengawasan masih cukup memadai dengan jumlah
yang demikian.
Sesuai dengan jumlah pelaksanaan pengawasan di lapangan, dibutuhkan waktu
selama 5 jam kerja di laut (sesuai ketetapan dari pangkalan PSDKP Batam), sedangkan
waktunya ditetapkan oleh pimpinan Kantor SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun,
sehingga dalam satu tahun dapat dilakukan sebanyak 110 jam. Adapun orang-orang
yang terlibat dalam kegiatan pengawasan di lapangan adalah pimpinan dan staf, kecuali
staf dibidang administrasi perkantoran, hal ini dikarenakan minimnya tenaga kerja atau
karyawan SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun. Jumlah pegawai negeri yang ada
di SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun hanya 1 (satu) orang, yaitu pimpinannya.
Sedangkan yang lainnya masih berstatus sebagai Tenaga Honor Kontrak (THK) yang
berjumlah 4 orang. Adapun data pegawai dan staf dijelaskan pada Tabel 1.
Sesuai data yang telah dipaparkan disimpulkan, bahwa SDM SATKER PSDKP
Tanjung Balai Karimun didominasi oleh laki-laki, hanya 1 (satu) orang perempuan, hal
ini terkait dengan pekerjaan yang dilakukan dimana untuk melaksanakan pengawasan di
lapangan lebih dibutuhkan tenaga laki-laki, sedangkan yang perempuan lebih banyak
bekerja di kantor sebagai tenaga administrasi, namun bila diperlukan staf yang
perempuan juga ikut turun ke lapangan terutama saat tidak ada pelayanan di bagian
administrasi karena tidak ada yang mengurus dokumen kapal pada saat itu.
Disamping itu, dilihat dari segi umur hasilnya bervariasi, mulai dari 26 sampai
50 tahun. Dapat disimpulkan, bahwa SDM di SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun
tergolong dalam umur produktif (20-40 tahun), dimana umur kurang dari 20 tahun
tenaga kerja pada umumnya memiliki keterampilan dibawah rata-rata , disamping itu
biasanya mereka masih melanjutkan studinya. Pendidikan terakhir SDM SATKER
PSDKP Tanjung Balai Karimun semuanya tamatan Sekolah Menengah Tingkat Atas
baik SMA maupun SMK, kecuali pimpinannya merupakan seorang Sarjana (S1)
Perikanan.
Terkait dengan jumlah SDM yang minim tersebut (5 orang) menjadi salah satu
kendala dalam kegiatan di Kantor SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun, baik
dalam hal pengurusan administrasi maupun kegiatan pengawasan di lapangan. Kantor
SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun merupakan tempat pengurusan dokumen
sebagai syarat kelayakan untuk melaksanakan kegiatan perikanan/ operasinal kapal ikan.
Dasar hukum penerbitan SLO kapal perikanan adalah PERMEN KP No: 01/PERMEN-
KP/2017.
SLO diterbitkan berdasarkan UU No. 31 tahun 2004 sebagaimana telah diubah
dengan UU No.45 tahun 2009 Pasal 43. Data atau informasi yang harus diisi pada
dokumen SLO meliputi: 1). Nama Kapal Perikanan; 2). Jenis Kapal Perikanan; 3).
Nama Perusahaan/Pemilik; 4). Tonase Kotor; 5). Bendera; 6). Nomor Surat Izin Kapal
Perikanan; 7). Masa Berlaku Surat Izin Kapal Perikanan; 8). Alat Tangkap; 9). Nomor
Hasil Pemeriksaan Kapal; dan 10). Tujuan.
Dokumen SLO diterbitkan di wilayah kerja (wilker) PSDKP, dalam hal ini
untuk wilayah pengawasan Kabupaten Karimun diterbitkan oleh SATKER PSDKP
Tanjung Balai Karimun atau SATKER PSDKP Moro. Dokumen tersebut ditandatangani
oleh Pengawas Perikanan tanpa dikenai biaya. Selanjutnya sebagai arsip dokumen akan
disampaikan kepada: 1). Nakhoda Kapal Perikanan; 2). Syahbandar; 3). Pengawas
Perikanan; 4). Kepala UPT/Satuan Pengawasan SDKP; dan 5). Direktur Jenderal
PSDKP. Adapun alur pengurusan SLO di Kantor PSDKP Tanjung Balai Karimu dapat
dilihat pada Gambar 2.
Berdasarkan Data Frekuensi Kedatangan dan Keberangkatan Kapal Perikanan
bulan Oktober tahun 2021 UPT Pangkalan PSDKP Batam diperoleh, bahwa jenis kapal
perikanan (tangkap dan angkut) yang melakukan kedatangan dan keberangkatan
berjumlah 560 buah kapal (dengan lebih dari satu perusahaan/pemilik). Dari jumlah
tersebut terdapat sebanyak 45 kapal pengangkut ikan dan 515 buah kapal penangkap
ikan. Kapasitas/tonase kapal yang digunakan baik kapal penangkap maupun pengangkut
ikan mulai dari 4 GT sampai dengan 292 GT.
Terdapat beberapa pelanggaran terkait illegal, unreported maupun unregulated
(IUU) fishing dalam 3 (tiga) tahun terakhir baik yang ditangani oleh SATKER PSDKP
Tanjung Balai Karimun (atas rekomendasi Pangkalan PSDKP Batam) maupun oleh
Pangkalan PSDKP Batam sendiri, dapat dijelaskan di bawah ini:
1. Tindak pidana bidang perikanan melakukan kegiatan penambangan pasir laut pada
tanggal 15 Februari 2019 yang dilakukan oleh kapal KM. ABADI 3 dan KM.
KARYA SAKTI. Hal ini melanggar Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27
tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil.
2. Bentuk pelanggaran berupa membangun dan/atau merubah alat angkut ikan tanpa
perizinan Menteri Kelautan dan Perikanan sebagaimana tercantum dalam Keputusan:
KEP.58/DJ-PT/2017 Tentang Petunjuk Teknis Persetujuan Pengadaan Kapal
Perikanan. Pelanggaran terjadi pada tanggal 16 Maret 2019 oleh Pemilik Kapal.
3. Pemeriksaan pemilik kapal dilakukan di kantor Pangkalan PSDKP Batam dan
Wilker/SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun terhadap 5 (lima) buah kapal
dengan 5 (lima) pemilik kapal yang berbeda, terjadi pada tanggal 19 Maret 2019.
Indikasi pelanggaran adalah masuknya kapal ke wilayah konservasi perairan Nasional
Kepulauan Anambas. Hasil pemeriksaan diperoleh informasi, bahwa pemilik maupun
pengurus kapal tidak mengetahui lokasi wilayah konservasi Nasional, untuk itu
setelah dilakukan pemeriksaan, maka pemilik maupun pengurus kapal diberi
dokumen Kepmen KP Nomor 37/kepmen-Kp/2014 Tentang Kawasan Konservasi
Perairan Nasional Kepulauan Anambas dan Laut Sekitarnya di Provinsi Kepulauan
Riau, serta menandatangani surat pernyataan untuk tidak memasuki kawasan
konservasi.
4. Pelanggaran terkait Sistem Pemantauan Kapal Perikanan (VMS/Vessel Monitoring
System) yang dilakukan oleh pemilik kapal KM. Bina Samudra. Pemeriksaan
dilakukan di Kantor WILKER/SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun pada
tanggal 15 Oktober 2019.
5. Pada tanggal 20 Januari 2021 telah dilaksanakan pemeriksaan terhadap Nakhoda
kapal KM. Latifah Selend di kantor WILKER/SATKER PSDKP Tanjung Balai
Karimun terkait pelanggaran mengoperasikan kapal perikanan tanpa dilengkapi
dengan Surat Laik Operasi (SLO).
6. Telah dimintai keterangan terkait pelanggaran Pelabuhan Pangkalan terhadap
Nakhoda, Pemilik Kapal, dan Manajer Operasional kapal KM. Nasib Jaya Baru, dan
KM. Nasib Jaya Baru 1 (tanggal 22 Februari 2021) serta kapal KM. Rezeki Bintang
Jaya (tanggal 03 September 2021). Dari hasil pemeriksaan diperoleh informasi,
bahwa kapal masuk ke pulau terdekat karena angin kencang sehingga tidak bisa
dilakukan oleh Kapal Pengawas (dalam hal ini adalah Kapal pengawas milik
SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun) Dolphin 015.
3). Penerbitan Surat Laik Operasi (SLO)
Pengawasan usaha penangkapan ikan di SATKER PSDKP Tanjung Balai
Karimun dilaksanakan dengan meningkatkan pengawasan penangkapan ikan
sesuai dengan Prosedur Tetap (Protap) dan dilaksanakan analisis data Surat Laik
Operasi (SLO) di SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun serta membuat
laporan pelaksanaan kegiatan pengawasan penangkapan ikan di lingkup SATKER
PSDKP Tanjung Balai Karimun.
IV. Pengawasan Ekosistem Perairan
Obyek pengawasan yang dilakukan terhadap ekosistem perairan, yaitu:
1). Hutan Mangrove.
2). Terumbu Karang.
3). Padang Lamun.
Faktor Internal
Biasanya berpengaruh di dalam terbentuknya faktor kekuatan (strengths/S)
serta kelemahan (weaknesses/W), meliputi keadaan di dalam organisasi yang memiliki
pengaruh terhadap pengambilan keputusan bagi pihak manajemen (Fahmi, 2016).
Beberapa faktor internal yang berpengaruh terdiiri dari: pemasaran, keuangan, operasi,
sumber daya manusia, penelitian dan pengembangan, sistem informasi manajemen,
serta budaya organisasi.
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, ditetapkan sebagai kekuatan (Strengths)
dilihat dari segi operasional dan manajemennya, sedangkan kelemahan (weaknesses)
dari segi SDM dan fasilitas dari Kantor SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun
sebagai berikut:
a. Kekuatan (Strenghts) yang terdiri dari:
(1). Kantor SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun bekerja sesuai dengan SK
Dirjen Pengawasan SDKP Tentang Pembentukan Satuan Tugas (SATGAS)
Pengawas Perikanan Bidang Penangkapan Ikan dan Peraturan Menteri Kelautan
dan Perikanan No. PER.04/MEN/2006 tanggal 12 Januari 2006 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis.
(2). Kantor SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun didalam pelaksanaan tugas di
wilayah lingkup kerjanya berdasarkan perjanjian kinerja yang telah ditentukan
oleh Pangkalan PSDKP Batam.
b. Kelemahan (weaknesses) meliputi:
(1). Jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) yang belum memadai terkait cakupan
ruang lingkup tugas Kantor SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun yang
harus diawasi. Hal ini diungkapkan langsung oleh pimpinan SATKER PSDKP
Tanjung Balai Karimun, dimana saat ini beliau sendiri yang merupakan pegawai
ASN, sementara yang lainnya masih berstatus tenaga honor kontrak. Dalam
pengurusan SLO sangat jelas terlihat masalah kekurangan SDM tersebut, dimana
hanya 1 orang yang bertugas di bagian itu, sementara pihak yang berkepentingan
mengurus SLO sangat banyak (jumlah kapal yang memerlukan SLO setiap
bulannya sekitar 500 buah kapal). Dengan kondisi yang demikian sangat
diharapkan adanya penambahan tenaga kerja yang sesuai kebutuhan, karena
sudah beberapa kali diajukan ke Kantor Pangkalan PSDKP Batam terkait hal
tersebut, tapi belum dapat dipenuhi.
(2). Fasilitas pada saat melakukan pengawasan di perairan terhadap kapal
penangkap/pengangkut ikan, terutama jumlah kapal pengawas yang sangat
minim (1 buah/Dolphin 015)). Sedangkan target kapal yang harus diawasi sangat
banyak, sehingga dirasa masih kurang. Selain itu, fasilitas untuk menambatkan
kapal pengawas juga belum ada, masih numpang di tempat lain.
Faktor Eksternal
Sedangkan yang berpengaruh di dalam membentuk peluang (opportunities /O)
dan kelemahan (threats/T), yakni faktor keadaan di luar organisasi Kantor SATKER
PSDKP Tanjung Balai Karimun. Faktor ini mencakup lingkungan industri, ekonomi,
politik, hukum, teknologi, kependudukan, dan sosial budaya (Fahmi, 2016). Untuk
faktor eksternal ini penulis mengambil dari 3 (tiga) parameter, yaitu hukum, letak
geografi, dan hasil perikanan Kabupaten Karimun
Terkait masalah hukum atau peraturan yang berlaku, SATKER PSDKP
Tanjung Balai Karimun menemui kendala dalam hal belum adanya peraturan/ketentuan
yang jelas terkait batas wilayah bagi nelayan penangkap ikan untuk menangkap ikan di
(1). Kekayaan laut Karimun masih memadai untuk dieksploitasi bila dilihat dari
semakin berkurangnya hasil tangkapan tahun 2018 dan 2020, dimana diperoleh
60.358,28 ton (2018) dan 52.520,89 ton (2020), Produksi perikanan budidaya
Kabupaten Karimun tahun 2019 sebesar 8.011 tom, sedangkan pengolahan hasil
perikanannya sebesar 46.110,88 ton. Sedangkan volume produksi perikanan
budidaya tahun 2020 sebesar 431,82 ton. Dengan kondisi seperti itu SATKER
PSDKP Tanjung Balai Karimun masih berpeluang untuk tetap menjalankan
tugasnya sebagai pengawas perikanan dengan melakukan evaluasi bidang
perikanan mana yang perlu ditingkatkan lagi apakah penangkapan, budidaya
ataupun pengolahan hasil perikanan sehingga kekayaan laut dapat termanfaatkan
secara optimal.
(2). Semakin berkurangnya pelanggaran yang terjadi dalam kegiatan perikanan (data
pelanggaran dari SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun tahun 2019-2021),
berarti kesadaran masyarakat sudah bertambah baik akan perlunya mentaati
peraturan perundang-undangan yang berlaku terkait penangkapan, pengangkutan,
maupun pengolahan, dan pemasaran serta pendistribusian hasil ikan. Dengan
demikian SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun akan terbantu tugasnya
menjadi lebih ringan dan mudah.
(3). Dari segi letak geografi Kabupaten Karimun yang strategis memberikan peluang
bagi SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun untuk melaksanakan tugas
pengawasan lebih intensif lagi agar SDKP yang ada di kawasan KEPRI
khususnya Kabupaten Karimun tetap terjaga/lestari, serta hasil produksi
perikanan dapat ditingkatkan melalui usaha budidaya perikanan. Disamping itu
dengan posisi yang strategis diantara negara tetangga merupakan peluang untuk
meningkatkan nilai ekspor bidang perikanan tangkap, budidaya maupun
pengolahan hasil perikanan.
semaksimal mungkin. Dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi yang telah
peneliti laksanakan, maka strategi yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan tugas pemantauan serta pengontrolan terhadap pemanfaatan
kekayaan laut berdasarkan ketentuan yang berlaku
b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pengawasan serta produksi perikanan
perikanan mengacu pada perjanjian kinerja Pangkalan PSDKP Batam.
c. Meningkatkan pelaksanaan sosialisasi dan penyuluhan terkait illegal fishing.
2). Strategi ST (Strengths-Threats)
Strategi ST adalah strategi memanfaatkan faktor strengths guna menghadapi faktor
threats yang ada. Bersumber dari hasil penelitian berupa observasi, wawancara dan
dokumentasi, maka dapat disusun strategi ST sebagai berikut:
a. Tetap melaksanakan tugasnya sesuai perencanaan yang telah ditetapkan oleh
Kantor Pangkalan PSDKP Batam, namun disesuaikan dengan kondisi perairan
dan fasilitas yang tersedia.
b. Meningkatkan jumlah kegiatan pemantauan kekayaan laut dengan melakukan kerjasama antar
pihak-pihak terkait terutama Dinas Kelautan dan Perikanan.
Strategi WT ini disusun dengan mengurangi sekecil mungkin faktor weaknesses dan
mencegah faktor threats dari luar. Sesuai dengan data dan informasi yang didapatkan
selama penelitian, maka strategi WT yang dapat diajukan adalah sebagai berikut:
a. Manajemen/pimpinan Kantor SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun harus
mampu menyusun rencana kerja sebelum melaksanakan kegiatan pengawasan ke
lapangan seefisien mungkin sesuai dengan SDM dan fasilitas yang tersedia
dengan tidak menyimpang dari perjanjian kinerja yang telah ditetapkan oleh
Kantor Pangkalan PSDKP Batam.
b. Meningkatkan kegiatan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat terkait
illegal, unreported, dan unregulated fishing melalui kerjasama dengan pihak-
pihak terkait terutama Dinas Kelautan dan Perikanan.
c. Sebelum diterbitkannya peraturan terkait batas wilayah bagi nelayan untuk
melakukan penangkapan ikan, maka pihak SATKER PSDKP Tanjung Balai
Karimun diharapkan tetap melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap
kegiatan nelayan tersebut sesuai dengan SDM dan fasilitas yang tersedia agar
kekayaan laut tetap termanfaatkan dengan baik dan benar.
KESIMPULAN
Beberapa kesimpulan terkait manajemen sistem pengawasan SDKP oleh
Kantor SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun diantaranya:
a. Perencanaan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan Kantor SATKER
PSDKP Tanjung Balai Karimun berpedoman pada Perjanjian Kinerja yang telah
ditetapkan oleh Kantor Pangkalan PSDKP Batam.
b. Melaksanakan kegiatan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan yang
meliputi:
1). Pengawasan Budidaya.
2). Pengawasan usaha pengangkutan dan pemasaran hasil perikanan dan Unit
Pengolahan Ikan (UPI).
3). Pengawasan Kegiatan Penangkapan Ikan.
4). Pengawasan Ekosistem Perairan.
c. Melakukan evaluasi terhadap hasil pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan,
dimana hasil evaluasi tersebut dilaporkan kepada Kantor Pangkalan PSDKP Batam
sebagaimana yang telah disepakati.
d. Sebagai bentuk kelanjutan dari hasil evaluasi, maka dilakukan koreksi atas hasil
evaluasi yang telah disepakati, untuk selanjutnya ditetapkan tindakan yang harus
diambil guna memperbaiki masalah atau kekurangan yang ada sebelumnya.
e. Dari analisis SWOT diperoleh hasil berupa strategi seperti di bawah ini:
1).Strategi SO (Strengths-Opportunities) diantaranya meningkatkan kualitas dan
kuantitas pengawasan serta produksi perikanan mengacu pada perjanjian kinerja
Pangkalan PSDKP Batam.
ANALISIS SWOT
Nakhoda/Agen/Pengurus
Kapal
Tabel 1. Data Pegawai dan Staf Kantor SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun
No Nama Jenis Umur Pendidikan Jabatan/
Kelamin (tahun) Status
1 Andi Irvan Taufan Laki-laki 39 Sarjana (S1) Pimpinan/
Amal, S.Pi ASN
2 Daeng Katab Laki-laki 50 SMA Staf/THK
3 Dedi Ismail Laki-laki 34 SMA Staf/THK
4 Sri Wulandari Perempuan 32 SMA Staf/THK
5 Rizal Taufik Laki-laki 26 SMK Staf/THK
Sumber: SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun (2021).
EKSTERNAL