Anda di halaman 1dari 28

JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)

Vol. 6 No. 1, 2022

ANALISIS MANAJEMEN SISTEM PENGAWASAN SUMBER


DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN OLEH KANTOR SATKER
PSDKP TANJUNG BALAI KARIMUN
Tri Mardalena1; Sri Langgeng Ratnasari2; Mey Krisselni3;
Widi. S. Ashari4; Rahmiyana5
Universitas Karimun1,3,4,5; Universitas Riau Kepulauan2
Email : mardalena.tri@gmail.com1; sarisucahyo@yahoo.com2;
meykrisselni.uk@gmail.com3; wd.ashari@gmail.com4; rahmiy655@gmail.com5
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana manajemen sistem
pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan oleh Kantor SATKER PSDKP
Tanjung Balai Karimun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa
manajemen sistem pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan yang diterapkan di
Kantor SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun sudah sesuai dengan teori tentang
pengawasan menurut M. Manullang (2012), dimana dalam melaksanakan kegiatan
controlling, pimpinan mengadakan pemeriksaan, pencocokan, serta mengupayakan agar
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan serta
tujuan yang ingin dicapai. Dari hasil analisis SWOT diperoleh beberapa strategi, yaitu:
1). Strategi SO (Strengths-Opportunities) diantaranya meningkatkan kualitas dan
kuantitas pengawasan serta produksi perikanan mengacu pada perjanjian kinerja Pangkalan
PSDKP Batam; 2) Strategi ST (Strengths-Threats) diantaranya meningkatkan jumlah kegiatan
pemantauan kekayaan laut dengan melakukan kerjasama antar pihak-pihak terkait terutama Dinas
Kelautan dan Perikanan.; 3). Strategi WO (Weaknesses-Opportunities) dengan cara
meningkatkan mutu kegiatan pengawasan dengan menyusun berbagai program yang
bervariasi, inovatif, efektif, dan efisien terkait sistem manajemen PSDKP sesuai dengan
SDM dan fasilitas yang dimiliki SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun; dan 4).
Strategi WT (Weaknesses-Threats) diantaranya manajemen/pimpinan Kantor SATKER
PSDKP Tanjung Balai Karimun harus mampu menyusun rencana kerja sebelum
melaksanakan kegiatan pengawasan ke lapangan seefisien mungkin sesuai dengan SDM
dan fasilitas yang tersedia dengan tidak menyimpang dari perjanjian kinerja yang telah
ditetapkan oleh Kantor Pangkalan PSDKP Batam. Penelitian ini sebagai kontribusi
untuk membentuk jaminan mutu sistem manajemen PSDKP oleh Kantor SATKER
PSDKP Tanjung Balai Karimun.
Kata Kunci : Manajemen; Sistem Pengawasan; Sumber Daya Kelautan dan Perikanan

ABSTRACT
This research aims to find out how the resources of Marine and Fisheries’s
controlling system are done by SATKER PSDKP office, Tanjung Balai Karimun. The
research used a qualitative descriptive method. The result of research shown that
management controlling system the resources of Marine and Fisheries that was applied
by SATKER PSDKP office, Tanjung Balai Karimun, it’s been consistent with the theory
about controlling by M. Manullang (2012), of which in controlling process, the leader
does the inspection, calibration and see to those activities are carried out according to
the established plan and objectives to be attained. SWOT analysis came up with several

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 83


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 6 No. 1, 2022

strategies, that are: 1). SO strategy (Strengths-Opportunities), increasing in quality,


quantity of controlling and production of fisheries reffering to the work agreement with
PSDKP Base Batam; 2). ST strategy (Strengths-Threats), the following are increasing
number of activities monitoring for the rich of sea by doing cooperation with the
relevant parties involved, particularly Marine and Fisheries Dept; 3). WO strategy
(Weaknesses-Opportunities), improving the quality of controlling activities by
composing diversity, innovative, effective, and efficient programs associated with
management system of resources of marine and fisheries, human resources and
facilities of SATKER PSDKP office, Tanjung Balai Karimun; 4) WT strategy
(Weaknesses-Threats), leadership/ management of SATKER PSDKP office, Tanjung
Balai Karimun, should be able to work out a plan before doing surveillance into the
field as efficient as possible, according to human resources and available facilities by
not deviating from work agreement that has been set forth by PSDKP Base office,
Batam. This research contributes to the quality assurance in controlling system of
PSDKP by SATKER PSDKP office, Tanjung Balai Karimun.
Keyword : Management; Controlling System; Resources of Marine and Fisheries.

PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara kepulauan dimana sebagian besar wilayahnya
terdiri dari lautan yang meliputi laut territorial seluas 0,3 km2, perairan kepulauan 2,8
km2 dan perairan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) dengan luas 2,7 km2. Keadaan yang
demikian sangat menguntungkan bagi bangsa Indonesia karena fungsi laut sebagai
sumber kekayaan alam yang berlimpah dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat
Indonesia (Alhalaz, 2017)
Sumber daya alam di bidang perikanan yang dimiliki negara harus
dipergunakan dan dimanfaatkan serta dikelola secara optimal tanpa eksploitasi diluar
batas ketentuan. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945 Pasal 33 Ayat (3). Disamping itu, kekayaan laut tersebut harus
dapat dipergunakan bagi kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia. Untuk
mewujudkan kawasan maritim maju, mandiri, kuat dan berbasis nasional, maka
dibutuhkan satuan kerja untuk melakukan pengawasan dalam menjaga kekayaan laut
tersebut.
Kabupaten Karimun merupakan bagian dari Negara Indonesia yang
mempunyai kekayaan laut berpotensi tinggi, dengan 245 pulau yang tersebar di Pulau
Karimun, Pulau Kundur dan Pulau Moro. Dari 245 pulau tersebut 73 pulau berpenghuni,
172 pulau tidak berpenghuni, 200 pulau bernama, dan 45 pulau tidak bernama. Potensi
sumber daya kelautan dan perikanan di perairan Kabupaten Karimun dari data sumber
daya ikam mencapai 12.684,60 ton/tahun (PSDKP, 2017)

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 84


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 6 No. 1, 2022

Dilihat dari beberapa permasalahan yang pernah terjadi, seperti masih dijumpai
kegiatan illegal fishing oleh nelayan asal Karimun dalam hal izin usaha, izin
pengangkutan ikan, izin penangkapan ikan serta jenis pelanggaran lainnya yang
melanggar ketentuan yang telah ditetapkan. Untuk itu perlu dilakukan pengawasan agar
pelanggaran dapat dicegah dan diberantas.
KAJIAN PUSTAKA
Konsep Manajemen dan Pengawasan
Di dalam buku karangan (Manullang, 2012) yang berjudul “Dasar-Dasar
Manajemen” mengungkapkan, bahwa definisi manajemen dapat diartikan sebagai: 1).
Suatu proses; 2). Sekumpulan orang yang melakukan kegiatan manajemen; dan 3).
Suatu seni dan ilmu. Berdasarkan ketiga definisi tersebut di dalam buku yang sama,
para ahli memberikan definisi yang berbeda-beda, seperti yang dikemukan pada
Encylopedia of the Social Sciense dimana manajemen diartikan sebagai suatu proses
yang memerlukan pengontrolan dalam mencapai tujuannya. Berdasarkan definisi kedua,
yaitu sekumpulan orang yang melakukan kegiatan manajemen. Biasanya seorang
manajer bertanggung jawab dalam mencapai tujuan unit dibantu oleh anggota unit
bersangkutan.
Sementara dari definisi manajemen berikutnya dapat dijelaskan dengan
pendapat George R. Terry, yang mengatakan manajemen merupakan ilmu yang
berperan juga sebagai seni. Pengertian seni adalah tercapainya hasil serta manfaat yang
benar-benar berwujud, sementara pengertian ilmu menjelaskan semua kondisi yang
terjadi secara detil.
Penjelasan terkait makna manajemen, yaitu pekerjaan, dimana seorang manajer
bekerja dengan menerapkan fungsi-fungsi manajemen yang terdiri dari: Planning
(menetapkan apa yang menjadi tujuan dan bagaimana cara mencapainya), Organizing
(membagi berbagai kegiatan dan pelaksanaannya secara kelompok), Staffing
(menentukan kebutuhan sumber daya manusia dari berbagai aspek), Motivating
(memberi dorongan agar tercapai tujuan), dan Controlling (tindakan akhir yang diambil
agar kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dalam
perencanaan (Terry, R, George, Rue, W, 2010)
Istilah lain dari pengawasan adalah pengendalian, yaitu penilaian terhadap hasil
kerja orang-orang yang ada dalam tanggung jawabnya guna dilakukan evaluasi untuk

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 85


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 6 No. 1, 2022

perbaikan ke depannya. Jika dalam melaksanakan kegiatan tersebut ditemukan


pelanggaran atau tidak sesuai tujuan maka diambil tindakan sesuai ketentuan. Sebagai
manajer yang perlu dilakukan adalah memeriksa, mencocokkan, dan berusaha mencapai
tujuan sesuai rencana semula (Manullang, 2012).
Selanjutnya definisi pengawasan menurut (Effendi, 2014) adalah pengendalian
sebagai proses-proses memantau suatu kegiatan guna memastikan bahwa kegiatan
tersebut diselesaikan sesuai rencana, dan proses mengoreksi setiap terdapat temuan dan
penyimpangan. Teori pengawasan yang lain dikemukakan oleh (Hadibroto, 2012),
dimana pengawasan diartikan sebagai suatu proses memberikan penilaian bagi unit yang
bertujuan untuk memenuhi tujuan semula dari unit tersebut.
Secara umum dapat diartikan, bahwa pengawasan merupakan langkah atau
tahapan dalam mencapai tujuan. Menurut (S. Siagian, 2015) peran pengawasan sangat
penting di dalam melaksanakan kegiatan organosasi..
Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (SDKP)
Makna SDKP adalah kekayaan alam yang meliputi aktivitas biota laut dan
habitatnya dengan cakupan wilayah yang luas, dapat diusahakan kembali maupun tidak
serta mempunyai daya saing yang tinggi dalam jangka waktu yang lama (Undang-
Undang Tentang Perikanan, 2004).
Undang-Undang No. 31 Pasal 66 tahun 2004 tentang Perikanan telah mengatur
tugas dari PSDKP, selain itu menurut Rencana Strategi KKP tahun 2015-2019 bidang
PSDKP berperan penting terhadap 3 (tiga) pokok pengembangan kekayaan hayati laut
terutama menjaga keutuhan sumber daya tersebut serta upaya pencegahan dan
pengamanan illegal fishing.
Penelitian Terdahulu
Adapun hasil penelitian/riset terdahulu yang memiliki kemiripan dan menjadi
pedoman bagi peneliti adalah:
1).(Umanailo, Almikdam, Darmawati, Taeran, 2020). Analisis Kinerja Satuan
Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Di Pelabuhan
Perikanan Nusantara Ternate. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kualitas
pelayanan PSDKP Ternate. Menggunakan analisis Servquak dan Diagram Kartesius.
Metode penelitian adalah penelitian deskriptif. Sampel yang diambil dengan cara
purposive sampling dimana jumlah sampel sebanyak 30 responden. Hasil penelitian

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 86


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 6 No. 1, 2022

menunjukkan kualitas pelayanan secara keseluruhan sebesar 17,88% merupakan


rasio antara skor harapan dan persepsi yang digunakan untuk menentukan prioritas
yang mempengaruhi kepuasan pelanggan. Analisis skor Servqual menunjukkan skor
persepsi sebesar 1391, sedangkan harapan pengguna jasa PSDKP Ternate sebesar
1240, sehingga skor Servqual adalah › 151, ini menunjukkan kinerja PSDKP Ternate
pada kategori sangat baik. Analisis Diagram Kartesius menunjukkan bahwa dimensi
kehandalan berada pada kuadran A.
2).(Aji et al., 2016). Intensitas Kerja Pengawas Perikanan Pada Aktivitas Patroli Laut
Pengawasan Sumber Daya Kelautan Dan Perikanan Di Jakarta. Pengawasan terhadap
kegiatan penangkapan ikan di laut merupakan bagian dari pengelolaan perikanan
yang juga merupakan pekerjaan yang memiliki potensi bahaya tinggi. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi aktivitas dan mengetahui intensitas kerja
pengawas perikanan dalam patrol pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan
di laut menggunakan speedboat pengawasan yang berpotensi untuk menimbulkan
terjadinya kecelakaan kerja di laut. Metode penelitian ini adalah deskriptif numeric.
Data dianalisis dengan mengidentifikasi aktivitas dengan Hierarchical Task Analysis
(HTA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas patrol PSDKP di laut adalah 5
tahap dengan jumlah 84 aktivitas. Jumlah awak kapal patrol sebanyak 12 orang
dengan porsi tanggung jawab terbesar adalah Pengawas Perikanan. Intensitas kerja
total pada patrol laut PSDKP yaitu 244 OA, yang artimya bahwa dalam
melaksanakan patrol PSDKP dari tahap awal sampai dengan akhir membutuhkan
usaha kerja atau keterlibatan awak speedboat pengawasan setara 244 orang. Tahap 3
berupa aktivitas pelayaran dan pengawasan di laut merupakan sub goal dari patrol
laut PSDKP yang memiliki potensi terjadinya risiko kecelakaan kerja terbesar akibat
intensitas kerja yang tinggi.
3) (Saputri, 2019). Pelaksanaan Pengawasan Satuan Kerja Pengawasan Sumber Daya
Kelautan Perikanan (SATKER PSDKP) Di Wilayah Kecamatan Meral Kabupaten
Karimun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pelaksanaan pengawasan kapal
nelayan terhadap sumber daya kelautan dan perikanan di SATKER PSDKP di
wilayah Kecamatan Meral. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengawasan
meliputi penggunaan sistem pemantauan kapal perikanan, patroli kapal, menerbitkan
SLO dan pembinaan masyarakat, dan verifikasi kapal perikanan.

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 87


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 6 No. 1, 2022

4).(Masturi, Sari, 2020). Pelaksanaan Penanganan Serta Peran Pengawasan Sumber


Daya Kelautan Dan Perikanan (PSDKP) Di Tanjung Balai Karimun Terhadap Illegal
Fishing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya pelaksanaan penanganan
terhadap illegal fishing pada wilayah kerja PSDKP Tanjung Balai Karimun serta
mengetahui peran PSDKP Tanjung Balai Karimun terhadap illegal fishing. Metode
yang digunakan adalah deskriptif melalui hasil observasi dan wawancara. Dari hasil
penelitian diperoleh bahwa pelaksanaan penanganan dilakukan dengan cara
monitoring, controlling dan surveillance. Sedangkan peran PSDKP yaitu
pemantauan, pengawasan, pengendalian dan penindakan. Prosedur kedatangan kapal
perikanan atau izin bongkar ikan, kapal harus melapor kepada pengawas perikanan
terkait muatan yang dibawa dan pengawas perikanan melakukan pengecekan
kesesuaian data yang diberikan oleh pihak kapal dengan muatan yang dibawanya di
kapal perikanan.
METODE PENELITIAN
Metode adalah suatu cara kerja yang dapat digunakan untuk memperoleh sesuatu.
Sedangkan metode penelitian dapat diartikan sebagai tata cara kerja di dalam proses
penelitian, baik dalam pencarian data ataupun pengungkapan fenomena yang ada
(Zulkarnaen, W., et al., 2020:229).
Pendekatan Penelitian
Metode deskriptif digunakan dalam penelitian ini melalui pendekatan
kualitatif. Metode deskriptif tidak menjabarkan tentang perbandingan maupun
hubungan antar variabel yang diteliti, (Sugiyono, 2013). Sementara pendekatan
kualitatif dilakukan dengan menggunakan penjelasan berupa narasi atau bahasa verbal
terkait kondisi yang nyata di lapangan, (J.Moleong, 2017).
Jenis dan Sumber Data
Jenis yang pertama (primer) didapatkan dari observasi di lapangan, wawancara
dengan responden, dan dokumentasi baik berupa foto kegiatan maupun file/surat yang
diperlukan. Sumber referensi yang mendukung dalam penelitian ini menjadi data
sekunder, seperti jurnal-jurnal terkait, buku, dan lain-lain sehingga masalah yang
diangkat dapat diselesaikan didukung oleh data sekunder tersebut.
Populasi dan Sampel

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 88


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 6 No. 1, 2022

Yang menjadi target populasi diantaranya pimpinan, staf Kantor SATKER


PSDKP Tanjung Balai Karimun dan nelayan/pelaku usaha yang melakukan
penangkapan/pengangkutan ikan yang berada di bawah pengawasan Kantor SATKER
PSDKP Tanjung Balai Karimun. Sampel ditentukan dengan cara menghitung populasi
yang ada, jika diatas 100 diambil 10-15% atau 20-25% sebaliknya apabila dibawah 100
semua populasi dijadikan sampel (Arikunto, 2010). Adapun jumlah sampel yang
peneliti gunakan disesuaikan kondisi saat ini dimana jumlah sampel tetap mewakili
populasi target penelitian.
Instrumen Penelitian
Untuk dapat mengumpulkan data diperlukan sarana atau Instrumen penelitian,
sehingga tujuan dari penelitian terpenuhi secara optimal. (Arikunto, 2010). Sebagai cara
untuk mendapatkan data tersebut digunakan beberapa pilihan, yaitu::
a. Wawancara; berupa interaksi timbal balik antara peneliti dengan responden atas
kuesioner yang disampaikan secara lisan (J.Moleong, 2017). Kuesioner tersebut
diajukan kepada penanggung jawab dan staf Kantor SATKER PSDKP Tanjung Balai
Karimun serta pengurus dokumen kapal yang mewakili pemilik kapal.
b. Observasi; meliputi aktivitas peneliti dalam mengumpulkan data dengan melihat serta
memahami segala sesuatu yang berlangsung dalam kegiatan terkait topik penelitian
yang diangkat (J.Moleong, 2017). Adapun yang menjadi objek pengamatan di Kantor
SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun adalah aktivitas pimpinan dan stafnya.
c. Dokumentasi; bisa berupa dokumen atau surat serta foto kegiatan selama penelitian
berlangsung.
Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian dikumpulkan melalui pendekatan kualitatif, dimana perolehan
data melalui komunikasi lisan peneliti bersama nara sumber yang telah ditetapkan
sesuai kebutuhan, namun harus tetap berpegang pada standar yang ada, sesuai pendapat
(Sugiyono, 2019).
Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, maka data tersebut dianalisis menggunakan SWOT
untuk mengetahui strategi terkait manajemen sistem PSDKP yang dilakukan oleh
Kantor SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun. Analisis ini berkaitan erat dengan
faktor internal dan eksternal organisasi yang meliputi kekuatan, kelemahan, peluang

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 89


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 6 No. 1, 2022

serta ancaman. (Fahmi, 2016). Adapun pola pikir analisis SWOT tergambarkan seperti
pada Gambar 1.
Berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut akan dirumuskan strategi apa yang
tepat dalam melakukan kontrol terhadap SDKP oleh SATKER PSDKP Tanjung Balai
Karimun.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Profil Kantor Satuan Kerja Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan
Tanjung Balai Karimun
Instansi ini memiliki Visi “Lestari Lautku”, artinya dalam menggunakan
kekayaan alam yang terkandung di lautan secara terus menerus perlu ditingkatkan
kesadaran masyarakat. Sedangkan Misi yang ditetapkan adalah “Melaksanakan dan
Mengaplikasikan Peraturan Perundangan Atas Alat Angkutan Laut yang Datang ke
Perairan Umum Kabupaten Karimun untuk selanjutnya Menginstruksikan kearah
Penjagaan Alam Sekitar supaya Proses atau Kegiatan Perikanan Dilaksanakan
Berdasarkan Ketentuan yang Ditetapkan oleh Pemerintah.. Pengendalian Sumber Daya
Perikanan serta Habitatnya Dilaksanakan dengan Maksud supaya Kegiatan Perikanan
dapat Berlangsung Terus Menerus, dapat Dipertanggung Jawabkan serta Terjaga
Kelestarian Alam Hayati Lautnya.”
Manajemen Sistem Pengawasan Sumber Daya Kelautan Dan Perikanan Kantor
SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun
Sesuai dengan fungsinya sebagai seorang pimpinan atau manajer di suatu
organisasi, Kepala Kantor SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun juga menerapkan
fungsi-fungsi tersebut di dalam kegiatannya selaku penanggung jawab di kantor tersebut.
Dalam hal penyusunan rencana (Planning) telah ditetapkan oleh Kantor Pangkalan
PSDKP Batam yang dituangkan dalam bentuk Perjanjian Kinerja tahun 2021. Adapun
Perjanjian Kinerja SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun meliputi:
1). Pengoperasian Kapal Pengawas terdiri dari:
a. Melaksanakan dan melaporkan hasil operasi Speed Boat/Rigid Inflatable
Boat/Rubber Boat pengawas (target 44 hari).
b. Jumlah kapal Pelaku TPKP yang ditindaklanjuti (target 1 kapal).
2). Pengawasan kepatuhan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan terhadap ketentuan
Perundang-undangan diantaranya:

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 90


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 6 No. 1, 2022

a. Pengawasan produk kelautan (pasir laut) (target 6 pelaku usaha).


b. Pengawasan pelaku usaha pengelolaan mangrove dan terumbu karang (target 1
pelaku usaha).
3). Pengawasan kepatuhan Sumber Daya Perikanan terhadap ketentuan Perundang-
undangan meliputi:
a. Pengawasan ketaatan kapal perikanan melalui HPK dan SLO (target 450 kapal).
b. Pengawasan usaha pengolahan hasil perikanan (target 3 pelaku usaha).
c. Pengawasan usaha pembudidayaan ikan (target 2 pelaku usaha).
d. Menginput setiap hasil pengawasan Sumber Daya Perikanan ke Aplikasi
SIMWASKAN.
4). Pertumbuhan keterlibatan pimpinan serta realisasi operasional Direktur Jenderal
PSDKP, yaitu:
a. Mengumpulkan rekapitulasi dan laporan mingguan secara tepat waktu (batas akhir
adalah hari kelima tepat pukul 9 pagi disetiap minggunya) kepada Kepala
Pangkalan PSDKP Batam (target 12 bulan).
b. Mengumpulkan rekapitulasi dan laporan bulanan secara tepat waktu (paling
lambat pada tanggal 4 disetiap bulannya) kepada Kepala Pangkalan PSDKP
Batam (target 12 bulan).
c. Mengumpulkan dan mengirimkan Surat Pertanggung Jawaban (SPJ) Penggunaan
Anggaran (paling lambat 3 hari) sebelum pengajuan Ganti Uang Persediaan (GUP)
berikutnya (target 12 bulan).
d. Melaksanakan layanan administrasi persuratan, keuangan, BMN dan
menyelenggarakan operasional perkantoran secara prima (target 12 bulan).
e. Realisasi penyerapan anggaran minimal 97 % dari pagu anggaran yang telah
ditetapkan (target 97 persen).
f. Tingkat ketaatan kehadiran dalam presensi minimal 98 % (target 98 persen).
g. Ketaatan dan ketertiban pengisian capaian SKP-online secara tepat waktu (paling
lambat pada tanggal 5 disetiap bulannya) (target 12 bulan).
Dengan adanya Perjanjian Kinerja sebagaimana dijelaskan di atas, maka
menjadi mudah bagi SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun untuk melaksanakan
kewajibannya sebagai tugas pengawas SDKP.. Apalagi disetiap kegiatan telah
ditetapkan target yang harus dicapai, sehingga lebih mudah dalam menyusun strategi

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 91


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 6 No. 1, 2022

yang akan diambil untuk memenuhi target tersebut. Dalam kegiatan pelaksanaan dan
pelaporan hasil operasi kapal pengawas yang semula direncanakan sebanyak 44 hari,
namun karena satu dan lain hal hanya dapat terlaksana sebanyak 22 hari. Walaupun
demikian tidak menjadi masalah dalam pelaksanaannya karena kondisi saat ini tidak
terlalu mengkhawatirkan sehingga pengawasan masih cukup memadai dengan jumlah
yang demikian.
Sesuai dengan jumlah pelaksanaan pengawasan di lapangan, dibutuhkan waktu
selama 5 jam kerja di laut (sesuai ketetapan dari pangkalan PSDKP Batam), sedangkan
waktunya ditetapkan oleh pimpinan Kantor SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun,
sehingga dalam satu tahun dapat dilakukan sebanyak 110 jam. Adapun orang-orang
yang terlibat dalam kegiatan pengawasan di lapangan adalah pimpinan dan staf, kecuali
staf dibidang administrasi perkantoran, hal ini dikarenakan minimnya tenaga kerja atau
karyawan SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun. Jumlah pegawai negeri yang ada
di SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun hanya 1 (satu) orang, yaitu pimpinannya.
Sedangkan yang lainnya masih berstatus sebagai Tenaga Honor Kontrak (THK) yang
berjumlah 4 orang. Adapun data pegawai dan staf dijelaskan pada Tabel 1.
Sesuai data yang telah dipaparkan disimpulkan, bahwa SDM SATKER PSDKP
Tanjung Balai Karimun didominasi oleh laki-laki, hanya 1 (satu) orang perempuan, hal
ini terkait dengan pekerjaan yang dilakukan dimana untuk melaksanakan pengawasan di
lapangan lebih dibutuhkan tenaga laki-laki, sedangkan yang perempuan lebih banyak
bekerja di kantor sebagai tenaga administrasi, namun bila diperlukan staf yang
perempuan juga ikut turun ke lapangan terutama saat tidak ada pelayanan di bagian
administrasi karena tidak ada yang mengurus dokumen kapal pada saat itu.
Disamping itu, dilihat dari segi umur hasilnya bervariasi, mulai dari 26 sampai
50 tahun. Dapat disimpulkan, bahwa SDM di SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun
tergolong dalam umur produktif (20-40 tahun), dimana umur kurang dari 20 tahun
tenaga kerja pada umumnya memiliki keterampilan dibawah rata-rata , disamping itu
biasanya mereka masih melanjutkan studinya. Pendidikan terakhir SDM SATKER
PSDKP Tanjung Balai Karimun semuanya tamatan Sekolah Menengah Tingkat Atas
baik SMA maupun SMK, kecuali pimpinannya merupakan seorang Sarjana (S1)
Perikanan.

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 92


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 6 No. 1, 2022

Terkait dengan jumlah SDM yang minim tersebut (5 orang) menjadi salah satu
kendala dalam kegiatan di Kantor SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun, baik
dalam hal pengurusan administrasi maupun kegiatan pengawasan di lapangan. Kantor
SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun merupakan tempat pengurusan dokumen
sebagai syarat kelayakan untuk melaksanakan kegiatan perikanan/ operasinal kapal ikan.
Dasar hukum penerbitan SLO kapal perikanan adalah PERMEN KP No: 01/PERMEN-
KP/2017.
SLO diterbitkan berdasarkan UU No. 31 tahun 2004 sebagaimana telah diubah
dengan UU No.45 tahun 2009 Pasal 43. Data atau informasi yang harus diisi pada
dokumen SLO meliputi: 1). Nama Kapal Perikanan; 2). Jenis Kapal Perikanan; 3).
Nama Perusahaan/Pemilik; 4). Tonase Kotor; 5). Bendera; 6). Nomor Surat Izin Kapal
Perikanan; 7). Masa Berlaku Surat Izin Kapal Perikanan; 8). Alat Tangkap; 9). Nomor
Hasil Pemeriksaan Kapal; dan 10). Tujuan.
Dokumen SLO diterbitkan di wilayah kerja (wilker) PSDKP, dalam hal ini
untuk wilayah pengawasan Kabupaten Karimun diterbitkan oleh SATKER PSDKP
Tanjung Balai Karimun atau SATKER PSDKP Moro. Dokumen tersebut ditandatangani
oleh Pengawas Perikanan tanpa dikenai biaya. Selanjutnya sebagai arsip dokumen akan
disampaikan kepada: 1). Nakhoda Kapal Perikanan; 2). Syahbandar; 3). Pengawas
Perikanan; 4). Kepala UPT/Satuan Pengawasan SDKP; dan 5). Direktur Jenderal
PSDKP. Adapun alur pengurusan SLO di Kantor PSDKP Tanjung Balai Karimu dapat
dilihat pada Gambar 2.
Berdasarkan Data Frekuensi Kedatangan dan Keberangkatan Kapal Perikanan
bulan Oktober tahun 2021 UPT Pangkalan PSDKP Batam diperoleh, bahwa jenis kapal
perikanan (tangkap dan angkut) yang melakukan kedatangan dan keberangkatan
berjumlah 560 buah kapal (dengan lebih dari satu perusahaan/pemilik). Dari jumlah
tersebut terdapat sebanyak 45 kapal pengangkut ikan dan 515 buah kapal penangkap
ikan. Kapasitas/tonase kapal yang digunakan baik kapal penangkap maupun pengangkut
ikan mulai dari 4 GT sampai dengan 292 GT.
Terdapat beberapa pelanggaran terkait illegal, unreported maupun unregulated
(IUU) fishing dalam 3 (tiga) tahun terakhir baik yang ditangani oleh SATKER PSDKP
Tanjung Balai Karimun (atas rekomendasi Pangkalan PSDKP Batam) maupun oleh
Pangkalan PSDKP Batam sendiri, dapat dijelaskan di bawah ini:

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 93


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 6 No. 1, 2022

1. Tindak pidana bidang perikanan melakukan kegiatan penambangan pasir laut pada
tanggal 15 Februari 2019 yang dilakukan oleh kapal KM. ABADI 3 dan KM.
KARYA SAKTI. Hal ini melanggar Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27
tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil.
2. Bentuk pelanggaran berupa membangun dan/atau merubah alat angkut ikan tanpa
perizinan Menteri Kelautan dan Perikanan sebagaimana tercantum dalam Keputusan:
KEP.58/DJ-PT/2017 Tentang Petunjuk Teknis Persetujuan Pengadaan Kapal
Perikanan. Pelanggaran terjadi pada tanggal 16 Maret 2019 oleh Pemilik Kapal.
3. Pemeriksaan pemilik kapal dilakukan di kantor Pangkalan PSDKP Batam dan
Wilker/SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun terhadap 5 (lima) buah kapal
dengan 5 (lima) pemilik kapal yang berbeda, terjadi pada tanggal 19 Maret 2019.
Indikasi pelanggaran adalah masuknya kapal ke wilayah konservasi perairan Nasional
Kepulauan Anambas. Hasil pemeriksaan diperoleh informasi, bahwa pemilik maupun
pengurus kapal tidak mengetahui lokasi wilayah konservasi Nasional, untuk itu
setelah dilakukan pemeriksaan, maka pemilik maupun pengurus kapal diberi
dokumen Kepmen KP Nomor 37/kepmen-Kp/2014 Tentang Kawasan Konservasi
Perairan Nasional Kepulauan Anambas dan Laut Sekitarnya di Provinsi Kepulauan
Riau, serta menandatangani surat pernyataan untuk tidak memasuki kawasan
konservasi.
4. Pelanggaran terkait Sistem Pemantauan Kapal Perikanan (VMS/Vessel Monitoring
System) yang dilakukan oleh pemilik kapal KM. Bina Samudra. Pemeriksaan
dilakukan di Kantor WILKER/SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun pada
tanggal 15 Oktober 2019.
5. Pada tanggal 20 Januari 2021 telah dilaksanakan pemeriksaan terhadap Nakhoda
kapal KM. Latifah Selend di kantor WILKER/SATKER PSDKP Tanjung Balai
Karimun terkait pelanggaran mengoperasikan kapal perikanan tanpa dilengkapi
dengan Surat Laik Operasi (SLO).
6. Telah dimintai keterangan terkait pelanggaran Pelabuhan Pangkalan terhadap
Nakhoda, Pemilik Kapal, dan Manajer Operasional kapal KM. Nasib Jaya Baru, dan
KM. Nasib Jaya Baru 1 (tanggal 22 Februari 2021) serta kapal KM. Rezeki Bintang
Jaya (tanggal 03 September 2021). Dari hasil pemeriksaan diperoleh informasi,
bahwa kapal masuk ke pulau terdekat karena angin kencang sehingga tidak bisa

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 94


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 6 No. 1, 2022

melaksanakan kegiatan penangkapan ikan dan harus berlindung di pulau terdekat


tersebut, namun tidak melakukan kegiatan bongkar ikan. Pada kasus yang lain, kapal
merapat ke pulau terdekat karena ada Anak Buah Kapal (ABK) yang sakit, jadi
membutuhkan pertolongan medis secepat mungkin, tetapi kapal tidak melakukan
kegiatan bongkar ikan.
Dari kasus pelanggaran yang telah diuraikan di atas menunjukkan, bahwa
kesadaran masyarakat terutama pelaku usaha penangkapan ikan telah meningkat dengan
semakin berkurangnya kasus yang terjadi. Hal ini sehubungan dengan semakin
seringnya dilakukan penyuluhan dan sosialisasi bagi masyarakat terkait pemanfaatan
kekayaan laut perairan Kabupaten Karimun oleh pihak-pihak terkait terutama dari Dinas
Kelautan dan Perikanan. Tidak terlepas karena adanya kerjasama dengan Kantor
SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun selaku pihak yang bertanggung jawab dalam
bidang pengawasan.
Berkaitan dengan target kapal pelaku TPKP yang ditindaklanjuti oleh pihak
SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun masih terdapat kendala, yaitu apabila
didapati kapal perikanan yang dianggap melakukan illegal fishing harus dilakukan
penangkapan terhadap kapal tersebut, tetapi belum ada tempat parkir kapal tersendiri
milik SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun melainkan masih menumpang di
tempat lain. Dengan kondisi seperti ini menjadi kendala dalam melakukan pengawasan
terhadap kapal yang ditangkap tersebut, menjadi kurang efisien, untuk itu dibutuhkan
penambahan sarana dan prasarana berupa pelabuhan milik SATKER PSDKP Tanjung
Balai Karimun.
Kegiatan pengawasan sumber daya perikanan meliputi:
I. Pengawasan Budidaya.
Pengawasan kegiatan budidaya ikan mengacu pada Surat Keputusan Dirjen
Pengawasan SDKP Nomor: 154/DJ-PSDKP/V/2010 Tentang Petunjuk Teknis
Operasional Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan. Pengawasan budidaya
dimaksudkan agar pelaku usaha budidaya ikan taat terhadap ketentuan dan peraturan
dibidang pembudidayaan ikan. Output dari kegiatan pengawasan budidaya adalah
jumlah unit usaha budidaya yang sesuai ketentuan.
Pengawasan usaha budidaya dilakukan dengan cara memeriksa:
1). Kelengkapan dokumen perijinan.

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 95


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 6 No. 1, 2022

2). Kecocokan bidang bisnis budidaya ikan dengan surat perijinan.


3). Kecocokan pemakaian alat operasional produk dengan ketentuan pemerintah.
4). List logo/entitas produk makanan ikan yang dibenarkan seperti dijelaskan di
urutan sebelumnya.
Untuk melihat kesesuaian data pada surat izin perikanan dan data hasil
pemeriksaan, maka dibuat dokumen Hasil Pemeriksaan Usaha Pembudidayaan Ikan.
II. Pengawasan usaha pengangkutan dan penjualan produk ikan dan Unit
Pengolahan Ikan (UPI).
Pengawasan UPI berskala industri sasaran kegiatannya meliputi:
1). Pemeriksaan kelengkapan dan kesesuaian dokumen Unit Pengolahan Ikan (UPI).
2). Kapasitas terpasang Unit Pengolahan Ikan (UPI).
3). Materi dasar, materi penggabung, materi pembantu serta sarana produksi yang
merugikan bagi kelangsungan hidup setiap orang.
4). Tenaga kerja UPI.
5). Pemasaran produk hasil pengolahan.
Untuk mengetahui kesesuaian data pada surat izin perikanan dan data hasil
pemeriksaan, maka dibuat dokumen Hasil Pemeriksaan Pengawasan Pengolahan,
Pengangkutan, dan Pemasaran.
III. Pengawasan Kegiatan Penangkapan Ikan
1).Pengendalian Kedatangan Alat Angkut Ikan.
Pengendalian kedatangan Alat Angkut Ikan bermaksud mengetahui kesesuaian
hasil tangkapan ikan dengan alat penangkapan ikan serta jumlah hasil tangkapan
ikan yang didaratkan melalui pemeriksaan Buku/Laporan Pangkalan yang
bertujuan untuk mengetahui tingkat ketaatan kapal perikanan dalam berpangkalan
sesuai SIPI atau SIKPI yang dimiliki oleh kapal perikanan tersebut.
2). Pengawasan Keberangkatan Kapal Perikanan.
Pengawasan keberangkatan kapal ikan berdasarkan pada Peraturan Menteri
Kelautan dan Perikanan Nomor: PER.1/MEN/2017 Tentang SLO Kapal
Perikanan dan Surat Keputusan Direktur Jenderal PSDKP Nomor: KEP.143/DJ-
PSDKP/2012 Tentang Petunjuk Teknis Operasional Pengawasan Kapal Perikanan.
Dari hasil pengawasan dibuatlah dokumen Berita Acara Pemeriksaan yang

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 96


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 6 No. 1, 2022

dilakukan oleh Kapal Pengawas (dalam hal ini adalah Kapal pengawas milik
SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun) Dolphin 015.
3). Penerbitan Surat Laik Operasi (SLO)
Pengawasan usaha penangkapan ikan di SATKER PSDKP Tanjung Balai
Karimun dilaksanakan dengan meningkatkan pengawasan penangkapan ikan
sesuai dengan Prosedur Tetap (Protap) dan dilaksanakan analisis data Surat Laik
Operasi (SLO) di SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun serta membuat
laporan pelaksanaan kegiatan pengawasan penangkapan ikan di lingkup SATKER
PSDKP Tanjung Balai Karimun.
IV. Pengawasan Ekosistem Perairan
Obyek pengawasan yang dilakukan terhadap ekosistem perairan, yaitu:
1). Hutan Mangrove.
2). Terumbu Karang.
3). Padang Lamun.
Faktor Internal
Biasanya berpengaruh di dalam terbentuknya faktor kekuatan (strengths/S)
serta kelemahan (weaknesses/W), meliputi keadaan di dalam organisasi yang memiliki
pengaruh terhadap pengambilan keputusan bagi pihak manajemen (Fahmi, 2016).
Beberapa faktor internal yang berpengaruh terdiiri dari: pemasaran, keuangan, operasi,
sumber daya manusia, penelitian dan pengembangan, sistem informasi manajemen,
serta budaya organisasi.
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, ditetapkan sebagai kekuatan (Strengths)
dilihat dari segi operasional dan manajemennya, sedangkan kelemahan (weaknesses)
dari segi SDM dan fasilitas dari Kantor SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun
sebagai berikut:
a. Kekuatan (Strenghts) yang terdiri dari:
(1). Kantor SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun bekerja sesuai dengan SK
Dirjen Pengawasan SDKP Tentang Pembentukan Satuan Tugas (SATGAS)
Pengawas Perikanan Bidang Penangkapan Ikan dan Peraturan Menteri Kelautan
dan Perikanan No. PER.04/MEN/2006 tanggal 12 Januari 2006 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis.

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 97


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 6 No. 1, 2022

(2). Kantor SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun didalam pelaksanaan tugas di
wilayah lingkup kerjanya berdasarkan perjanjian kinerja yang telah ditentukan
oleh Pangkalan PSDKP Batam.
b. Kelemahan (weaknesses) meliputi:
(1). Jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) yang belum memadai terkait cakupan
ruang lingkup tugas Kantor SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun yang
harus diawasi. Hal ini diungkapkan langsung oleh pimpinan SATKER PSDKP
Tanjung Balai Karimun, dimana saat ini beliau sendiri yang merupakan pegawai
ASN, sementara yang lainnya masih berstatus tenaga honor kontrak. Dalam
pengurusan SLO sangat jelas terlihat masalah kekurangan SDM tersebut, dimana
hanya 1 orang yang bertugas di bagian itu, sementara pihak yang berkepentingan
mengurus SLO sangat banyak (jumlah kapal yang memerlukan SLO setiap
bulannya sekitar 500 buah kapal). Dengan kondisi yang demikian sangat
diharapkan adanya penambahan tenaga kerja yang sesuai kebutuhan, karena
sudah beberapa kali diajukan ke Kantor Pangkalan PSDKP Batam terkait hal
tersebut, tapi belum dapat dipenuhi.
(2). Fasilitas pada saat melakukan pengawasan di perairan terhadap kapal
penangkap/pengangkut ikan, terutama jumlah kapal pengawas yang sangat
minim (1 buah/Dolphin 015)). Sedangkan target kapal yang harus diawasi sangat
banyak, sehingga dirasa masih kurang. Selain itu, fasilitas untuk menambatkan
kapal pengawas juga belum ada, masih numpang di tempat lain.
Faktor Eksternal
Sedangkan yang berpengaruh di dalam membentuk peluang (opportunities /O)
dan kelemahan (threats/T), yakni faktor keadaan di luar organisasi Kantor SATKER
PSDKP Tanjung Balai Karimun. Faktor ini mencakup lingkungan industri, ekonomi,
politik, hukum, teknologi, kependudukan, dan sosial budaya (Fahmi, 2016). Untuk
faktor eksternal ini penulis mengambil dari 3 (tiga) parameter, yaitu hukum, letak
geografi, dan hasil perikanan Kabupaten Karimun
Terkait masalah hukum atau peraturan yang berlaku, SATKER PSDKP
Tanjung Balai Karimun menemui kendala dalam hal belum adanya peraturan/ketentuan
yang jelas terkait batas wilayah bagi nelayan penangkap ikan untuk menangkap ikan di

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 98


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 6 No. 1, 2022

perairan Karimun, apalagi dengan banyaknya perusahaan industri yang beroperasi di


sepanjang wilayah pesisir pantai Pulau Karimun, sulit untuk menentukan batas tersebut.
Letak Kabupaten Karimun yang strategis serta status Free Trade Zone (FTZ)
yang dimiliki sangat berperan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi daerah. Adapun
batas-batas wilayahnya menurut (Badan Pusat Statistik Kabupaten Karimun, 2019)
adalah:
1. Selat Philip Singapura dan Semenanjung Malaysia di bagian Utara.
2. Kecamatan Kateman Kabupaten Indragiri Hilir di bagian Selatan.
3. Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Bengkalis dan Kecamatan Kuala Kampar
Kabupaten Pelalawan di bagian Barat.
4. Serta Kota Batam di bagian Timur.
Volume produksi perikanan tangkap di Kabupaten Karimun tahun 2018 dari
seluruh Kecamatan diperoleh sebesar 60.358,28 ton, dengan total nilai produksi
perikanan sebesar Rp. 1.194.342.000,59 (Badan Pusat Statistik Kabupaten Karimun,
2019). Produksi perikanan budidaya Kabupaten Karimun tahun 2019 sebesar 8.011 tom,
sedangkan pengolahan hasil perikanannya sebesar 46.110,88 ton, dengan nilai produksi
perikanan budidaya sebesar Rp. 157.601.698 dan Rp. 9.072.850. untuk pengolahan hasil
perikanan (Badan Pusat Statistik Kabupaten Karimun, 2020). Sedangkan volume
produksi perikanan tangkap Kabupaten Karimun tahun 2020 sebesar 52.520,89 ton,
hasil usaha pembudidayaan ikan sebesar 431,82 ton, dengan nilai hasil perikanan
tangkap sebesar Rp. 1.864.502.759 serta Rp. 10.293.065 untuk nilai produksi perikanan
budidaya (Badan Pusat Statistik Kabupaten Karimun, 2021).
Berdasarkan data kapal penangkap ikan dari (Badan Pusat Statistik Kabupaten
Karimun, 2021) diperoleh informasi, bahwa jumlah kapal perikanan yang digunakan
tidak jauh berbeda untuk jenis kapal motor, sedangkan untuk jenis kapal perahu tanpa
motor berkurang sejak tahun 2018 hingga tahun 2020. Diduga karena pelaku usaha
penangkapan ikan telah memilih jenis kapal yang lebih cepat dalam kegiatan operasi
yang mereka lakukan agar dapat menghemat waktu dan tenaga.
Dari uraian terkait faktor eksternal di atas, maka faktor eksternal yang
mempengaruhi kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh Kantor SATKER PSDKP
Tanjung Balai Karimun adalah:
a. Peluang (Opportunities) yang terdiri dari:

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 99


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 6 No. 1, 2022

(1). Kekayaan laut Karimun masih memadai untuk dieksploitasi bila dilihat dari
semakin berkurangnya hasil tangkapan tahun 2018 dan 2020, dimana diperoleh
60.358,28 ton (2018) dan 52.520,89 ton (2020), Produksi perikanan budidaya
Kabupaten Karimun tahun 2019 sebesar 8.011 tom, sedangkan pengolahan hasil
perikanannya sebesar 46.110,88 ton. Sedangkan volume produksi perikanan
budidaya tahun 2020 sebesar 431,82 ton. Dengan kondisi seperti itu SATKER
PSDKP Tanjung Balai Karimun masih berpeluang untuk tetap menjalankan
tugasnya sebagai pengawas perikanan dengan melakukan evaluasi bidang
perikanan mana yang perlu ditingkatkan lagi apakah penangkapan, budidaya
ataupun pengolahan hasil perikanan sehingga kekayaan laut dapat termanfaatkan
secara optimal.
(2). Semakin berkurangnya pelanggaran yang terjadi dalam kegiatan perikanan (data
pelanggaran dari SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun tahun 2019-2021),
berarti kesadaran masyarakat sudah bertambah baik akan perlunya mentaati
peraturan perundang-undangan yang berlaku terkait penangkapan, pengangkutan,
maupun pengolahan, dan pemasaran serta pendistribusian hasil ikan. Dengan
demikian SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun akan terbantu tugasnya
menjadi lebih ringan dan mudah.
(3). Dari segi letak geografi Kabupaten Karimun yang strategis memberikan peluang
bagi SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun untuk melaksanakan tugas
pengawasan lebih intensif lagi agar SDKP yang ada di kawasan KEPRI
khususnya Kabupaten Karimun tetap terjaga/lestari, serta hasil produksi
perikanan dapat ditingkatkan melalui usaha budidaya perikanan. Disamping itu
dengan posisi yang strategis diantara negara tetangga merupakan peluang untuk
meningkatkan nilai ekspor bidang perikanan tangkap, budidaya maupun
pengolahan hasil perikanan.

b. Ancaman (Threats) meliputi:


(1). Masih terjadi kegiatan illegal fishing di kawasan laut Karimun (data 2019-2021),
misalnya tindak pidana bidang perikanan melakukan kegiatan penambangan
pasir laut (2019), pelanggaran berupa membangun dan/atau memodifikasi kapal

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 100


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 6 No. 1, 2022

perikanan tanpa mendapat persetujuan Menteri Kelautan dan Perikanan (2019),


kasus masuknya kapal ke Wilayah Konservasi Perairan Nasional Kepulauan
Anambas (2019), pelanggaran terkait Sistem Pemantauan Kapal Perikanan/VMS
(2019), pelanggaran terkait mengoperasikan kapal perikanan tanpa dilengkapi
dengan Surat Laik Operasi/SLO (2021), dan indikasi pelanggaran Pelabuhan
Pangkalan (2021).
(2). Kondisi perairan yang terkadang kurang mendukung untuk melakukan kegiatan
pengawasan, sehingga akan menghambat dalam pelaporan hasil pemeriksaan
dan pengawasan di laut. Disamping itu fasilitas kapal pengawas yang hanya 1
(satu) buah dan ukuran yang kurang memadai untuk kondisi perairam laut di
Karimun, sering menjadi kendala dalam melaksanakan pengawasan perikanan.
(3). Belum adanya peraturan/ketentuan yang jelas terkait batas wilayah bagi nelayan
penangkap ikan untuk menangkap ikan di perairan Karimun, apalagi dengan
banyaknya perusahaan industri yang beroperasi di sepanjang wilayah pesisir
pantai Pulau Karimun.
Analisis SWOT
Strategi yang diperoleh dari analisis SWOT dalam penelitian ini dapat
digunakan untuk melakukan strategi pengawasan oleh Kantor SATKER PSDKP
Tanjung Balai Karimun melalui analisis Matrik SWOT (Tabel 2). Diharapkan dari hasil
analisis tersebut dapat diperoleh gambaran yang sedetil mungkin tentang peluang dan
ancaman dari luar sehingga dapat diminimalisir atau bahkan dimanfaatkan sesuai
kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.
Dari Tabel. 3 dapat disimpulkan, melalui matrik SWOT berbagai strategi
dalam menghadapi kendala atau permasalahan di Kantor SATKER PSDKP Tanjung
Balai Karimun dapat disusun sesuai dengan kondisi yang ada di dalam kantor terkait
berupa kekuatan dan kelemahannya, serta kondisi yang ada di luar kantor bersangkutan
yang meliputi peluang dan ancaman. Adapun strategi yang dimaksud dapat diuraikan
seperti di bawah ini:
1).Strategi SO (Strengths-Opportunities)
Strategi ini disusun didasarkan pada jalan pemikiran manajemen/pimpinan Kantor
SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun melalui upaya pemanfaatan faktor
strengths yang ada agar dapat meraih serta menggunakan factor opportunities

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 101


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 6 No. 1, 2022

semaksimal mungkin. Dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi yang telah
peneliti laksanakan, maka strategi yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan tugas pemantauan serta pengontrolan terhadap pemanfaatan
kekayaan laut berdasarkan ketentuan yang berlaku
b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pengawasan serta produksi perikanan
perikanan mengacu pada perjanjian kinerja Pangkalan PSDKP Batam.
c. Meningkatkan pelaksanaan sosialisasi dan penyuluhan terkait illegal fishing.
2). Strategi ST (Strengths-Threats)
Strategi ST adalah strategi memanfaatkan faktor strengths guna menghadapi faktor
threats yang ada. Bersumber dari hasil penelitian berupa observasi, wawancara dan
dokumentasi, maka dapat disusun strategi ST sebagai berikut:
a. Tetap melaksanakan tugasnya sesuai perencanaan yang telah ditetapkan oleh
Kantor Pangkalan PSDKP Batam, namun disesuaikan dengan kondisi perairan
dan fasilitas yang tersedia.
b. Meningkatkan jumlah kegiatan pemantauan kekayaan laut dengan melakukan kerjasama antar
pihak-pihak terkait terutama Dinas Kelautan dan Perikanan.

c. Meningkatkan jumlah kegiatan penyuluhan dan sosialisasi terkait pelanggaran di


bidang perikanan kepada masyarakat .
d. Mengajukan permohonan ditetapkannya peraturan/ketentuan yang jelas terkait
batas wilayah bagi nelayan penangkap ikan untuk menangkap ikan di perairan
Karimun oleh Kantor SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun ke Kantor Pusat
di Jakarta melalui Kantor Pangkalan PSDKP Batam.
3). Strategi WO (Weaknesses-Opportunities)
Strategi ini digunakan dengan memanfaatkan faktor opportunities melalui usaha
menekan sekecil mungkin faktor-faktor weaknesses. Bersumberkan dari data dan
informasi yang diperoleh selama penelitian, maka disusunlah strategi WO berikut ini:
“Meningkatkan mutu kegiatan pengawasan dengan menyusun berbagai program
yang bervariasi, inovatif, efektif, dan efisien terkait sistem manajemen pengawasan
SDKP sesuai dengan SDM dan fasilitas yang dimiliki SATKER PSDKP Tanjung
Balai Karimun.”
4). Strategi WT (Weaknesses-Threats)

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 102


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 6 No. 1, 2022

Strategi WT ini disusun dengan mengurangi sekecil mungkin faktor weaknesses dan
mencegah faktor threats dari luar. Sesuai dengan data dan informasi yang didapatkan
selama penelitian, maka strategi WT yang dapat diajukan adalah sebagai berikut:
a. Manajemen/pimpinan Kantor SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun harus
mampu menyusun rencana kerja sebelum melaksanakan kegiatan pengawasan ke
lapangan seefisien mungkin sesuai dengan SDM dan fasilitas yang tersedia
dengan tidak menyimpang dari perjanjian kinerja yang telah ditetapkan oleh
Kantor Pangkalan PSDKP Batam.
b. Meningkatkan kegiatan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat terkait
illegal, unreported, dan unregulated fishing melalui kerjasama dengan pihak-
pihak terkait terutama Dinas Kelautan dan Perikanan.
c. Sebelum diterbitkannya peraturan terkait batas wilayah bagi nelayan untuk
melakukan penangkapan ikan, maka pihak SATKER PSDKP Tanjung Balai
Karimun diharapkan tetap melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap
kegiatan nelayan tersebut sesuai dengan SDM dan fasilitas yang tersedia agar
kekayaan laut tetap termanfaatkan dengan baik dan benar.
KESIMPULAN
Beberapa kesimpulan terkait manajemen sistem pengawasan SDKP oleh
Kantor SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun diantaranya:
a. Perencanaan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan Kantor SATKER
PSDKP Tanjung Balai Karimun berpedoman pada Perjanjian Kinerja yang telah
ditetapkan oleh Kantor Pangkalan PSDKP Batam.
b. Melaksanakan kegiatan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan yang
meliputi:
1). Pengawasan Budidaya.
2). Pengawasan usaha pengangkutan dan pemasaran hasil perikanan dan Unit
Pengolahan Ikan (UPI).
3). Pengawasan Kegiatan Penangkapan Ikan.
4). Pengawasan Ekosistem Perairan.
c. Melakukan evaluasi terhadap hasil pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan,
dimana hasil evaluasi tersebut dilaporkan kepada Kantor Pangkalan PSDKP Batam
sebagaimana yang telah disepakati.

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 103


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 6 No. 1, 2022

d. Sebagai bentuk kelanjutan dari hasil evaluasi, maka dilakukan koreksi atas hasil
evaluasi yang telah disepakati, untuk selanjutnya ditetapkan tindakan yang harus
diambil guna memperbaiki masalah atau kekurangan yang ada sebelumnya.
e. Dari analisis SWOT diperoleh hasil berupa strategi seperti di bawah ini:
1).Strategi SO (Strengths-Opportunities) diantaranya meningkatkan kualitas dan
kuantitas pengawasan serta produksi perikanan mengacu pada perjanjian kinerja
Pangkalan PSDKP Batam.

2). Strategi ST (Strengths-Threats) diantaranya meningkatkan jumlah kegiatan pemantauan


kekayaan laut dengan melakukan kerjasama antar pihak-pihak terkait terutama Dinas Kelautan dan
Perikanan.

3). Strategi WO (Weaknesses-Opportunities) dengan cara meningkatkan mutu


kegiatan pengawasan dengan menyusun berbagai program yang bervariasi,
inovatif, efektif, dan efisien terkait sistem manajemen PSDKP sesuai dengan
SDM dan fasilitas yang dimiliki SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun.
4). Strategi WT (Weaknesses-Threats) diantaranya Manajemen/pimpinan Kantor
SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun harus mampu menyusun rencana kerja
sebelum melaksanakan kegiatan pengawasan ke lapangan seefisien mungkin
sesuai dengan SDM dan fasilitas yang tersedia dengan tidak menyimpang dari
perjanjian kinerja yang telah ditetapkan oleh Kantor Pangkalan PSDKP Batam.
REFERENSI
Aji, S. P., Iskandar, B. H., Purwangka, F., Pemanfataan, D., & Perikanan, S. (2016).
Pengawasan Sumberdaya Kelautan Dan Perikanan Di Jakarta Work Intensity of
Fisheries Inspector on Marine and Fisheries. 7(2), 163–178.
Umanailo, Almikdam, Darmawati, Taeran, I. (2020). Analisis Kinerja Satuan
Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perkanan (PSDKP) di Pelabuhan
Perikanan Nusantara Ternate. 1(1), 58–72.
Alhalaz. (2017). Upaya Pemerintah Indonesia Dalam Mengatasi Illegal Fishing Di
Wilayah Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia.
Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (VI). Rineka Cipta.
Effendi. (2014). Asas-Asas Manajemen (2nd ed.). Rajawali Pers.
Fahmi, I. (2016). Manajemen Pengambilan Keputusan: Teori Dan Aplikasi (Revisi).
Alfabeta.
Hadibroto. (2012). Pengaruh Pengawasan Intern Pemerintah Terhadap Kinerja. Rineka
Cipta.
J.Moleong, L. (2017). Metodologi Penelitian Kualitatif (Revisi). Remaja Rosda Karya.
Manullang, M. (2012). Dasar-Dasar Manajemen. Gajah Mada University Press.
S. Siagian. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara Jakarta.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 104


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 6 No. 1, 2022

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


dan R&D. Alfabeta.
Terry, R, George, Rue, W, L. (2010). Dasar-Dasar Manajemen. Bumi Aksara Jakarta.
Masturi, Sari, N. (2020). Pelaksanaan Penanganan Serta Peran Pengawasan Sumber
Daya Kelautan Dan Perikanan (PSDKP) Di Tanjung Balai Karimun Terhadap
Illegal Fishing.
Saputri, J. (2019). Pelaksanaan Pengawasan Satuan Kerja Pengawasan Sumber Daya
Kelautan Perikanan (SATKER-PSDKP) Di Wilayah Kecamatan Meral Kabupaten
Karimun.
Zulkarnaen, W., Fitriani, I., & Yuningsih, N. (2020). Pengembangan Supply Chain
Management Dalam Pengelolaan Distribusi Logistik Pemilu Yang Lebih Tepat
Jenis, Tepat Jumlah Dan Tepat Waktu Berbasis Human Resources Competency
Development Di KPU Jawa Barat. Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, &
Akuntansi), 4(2), 222-243. https://doi.org/10.31955/mea.vol4.iss2.pp222-243.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Karimun. (2019).
Badan Pusat Statistik Kabupaten Karimun. (2020).
Badan Pusat Statistik Kabupaten Karimun. (2021).
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. PER.04/MEN/2006 tanggal 12 Januari
2006 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Bidang
Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perkanan.
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 01/PERMEN-KP/2017 Tentang Surat
Laik Operasi Kapal Perikanan.
PSDKP, S. (2017). Profil SATKER-PSDKP Tanjung Balai Karimun.
Renstra KKP tahun 2015-2019
SK Dirjen Pengawasan SDKP No. 154/DJ-PSDKP/V/2010 Tentang Petunjuk Teknis
Operasional Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan.
SK Dirjen PSDKP No. KEP.143/DJ-PSDKP/2012 Tentang Petunjuk Teknis
Operasional Pengawasan Kapal Perikanan.
Undang-Undang Tentang Perikanan, Pub. L. No. 31 Pasal 66, 1 (2004).
Undang-Undang Tentang Kelautan, No. 32 (2014).

GAMBAR DAN TABEL

ANALISIS SWOT

Faktor Internal Faktor Eksternal

Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman

Gambar 1. Pola Pikir Analisis SWOT

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 105


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 6 No. 1, 2022

Nakhoda/Agen/Pengurus
Kapal

Tidak Lengkap Pengawas


2
Perikanan

Surat Laik Operasi Lengkap


(SLO)
3

Gambar 2. Alur Pengurusan SLO


Sumber: Pangkalan PSDKP Batam

Tabel 1. Data Pegawai dan Staf Kantor SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun
No Nama Jenis Umur Pendidikan Jabatan/
Kelamin (tahun) Status
1 Andi Irvan Taufan Laki-laki 39 Sarjana (S1) Pimpinan/
Amal, S.Pi ASN
2 Daeng Katab Laki-laki 50 SMA Staf/THK
3 Dedi Ismail Laki-laki 34 SMA Staf/THK
4 Sri Wulandari Perempuan 32 SMA Staf/THK
5 Rizal Taufik Laki-laki 26 SMK Staf/THK
Sumber: SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun (2021).

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 106


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 6 No. 1, 2022

Tabel.2 Matrik SWOT

INTERNAL KEKUATAN (STRENGTHS)


1.Kantor SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun
bekerja sesuai dengan Surat Keputusan Direktur
Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan
Perikanan Tentang Pembentukan Satuan Tugas
(SATGAS) Pengawas Perikanan Bidang
Penangkapan Ikan dan Peraturan Menteri Kelautan
dan Perikanan No. PER.04/MEN/2006 tanggal 12
Januari 2005 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Unit Pelaksana Teknis.
2.Kantor SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun
di dalam pelaksanaan tugas di wilayah
lingkup kerjanya berdasarkan perjanjian kinerja
yang telah ditentukan oleh Pangkalan PSDKP
Batam

EKSTERNAL

STRENGTHS + OPPORTUNITIES (SO)


PELUANG (OPPORTUNITIES)
1. Letak geografi Kabupaten 1. Melaksanakan tugas pemantauan serta
Karimun yang strategis pengontrolan terhadap pemanfaatan kekayaan laut
berdasarkan ketentuan yang berlaku
memberikan peluang bagi (S1+O1+O2).
SATKER PSDKP Tanjung 2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pengawasan
Balai Karimun untuk serta produksi perikanan mengacu pada perjanjian
melaksanakan tugas kinerja Pangkalan PSDKP Batam. (S2+O1+O2).
pengawasan lebih intensif lagi 3. Meningkatkan pelaksanaan sosialisasi dan
penyuluhan terkait illegal fishing. (S2+O3).
agar SDKP yang ada di
kawasan KEPRI khususnya
Kabupaten Karimun tetap
terjaga/lestari, serta hasil
produksi perikanan dapat
ditingkatkan melalui usaha
budidaya perikanan.
Disamping itu dengan posisi
yang strategis diantara negara
tetangga merupakan peluang
untuk meningkatkan nilai
ekspor bidang perikanan
tangkap, budidaya maupun
pengolahan hasil perikanan.

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 107


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 6 No. 1, 2022

2. Kekayaan laut Karimun masih


memadai untuk dieksploitasi.
Dengan kondisi seperti itu
SATKER PSDKP Tanjung
Balai Karimun masih
berpeluang untuk tetap
menjalankan tugasnya sebagai
pengawas perikanan dengan
melakukan evaluasi bidang
perikanan mana yang perlu
ditingkatkan lagi apakah
penangkapan, budidaya
ataupun pengolahan hasil
perikanan, sehingga kekayaan
laut dapat termanfaatkan
secara optimal.
3. Semakin berkurangnya
pelanggaran yang terjadi
dalam kegiatan penangkapan
ikan (data pelanggaran dari
SATKER PSDKP Tanjung
Balai Karimun tahun 2019-
2021), berarti kesadaran
masyarakat sudah bertambah
baik akan perlunya mentaati
peraturan perundang-
undangan yang berlaku terkait
penangkapan, pengangkutan,
maupun pengolahan, dan
pemasaran serta
pendistribusian hasil ikan.
Dengan demikian SATKER
PSDKP Tanjung Balai
Karimun akan terbantu
tugasnya menjadi lebih ringan
dan mudah.
ANCAMAN (THREATS) STRENGTHS + THREATS (ST)
1..Kondisi perairan yang terkadang 1.Tetap melaksanakan tugasnya sesuai
kurang mendukung untuk perencanaan yang telah ditetapkan oleh
melakukan kegiatan pengawasan,
sehingga akan menghambat dalam
Kantor Pangkalan PSDKP Batam, namun
pelaporan hasil pemeriksaan dan disesuaikan dengan kondisi perairan dan
pengawasan di laut. Disamping itu fasilitas yang tersedia.
fasilitas kapal pengawas yang (S1+S2+T1).
hanya 1 (satu) buah dan ukuran 2.Meningkatkan jumlah kegiatan pemantauan
yang kurang memadai untuk kekayaan laut dengan melakukan kerjasama antar
kondisi perairam laut di Karimun, pihak-pihak terkait terutama Dinas Kelautan dan
sering menjadi kendala dalam Perikanan. (S1+S2+T2)
melaksanakan pengawasan 3.Meningkatkan jumlah kegiatan penyuluhan dan
perikanan. sosialisasi terkait pelanggaran di bidang perikanan

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 108


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 6 No. 1, 2022

2. Masih terjadi kegiatan illegal kepada masyarakat (S1+T2).


fishing di kawasan laut 4.Mengajukan permohonan ditetapkannya
Karimun (data 2019-2021), peraturan/ketentuan yang jelas terkait batas
misalnya tindak pidana bidang wilayah bagi nelayan penangkap ikan untuk
perikanan melakukan kegiatan menangkap ikan di perairan Karimun oleh Kantor
penambangan pasir laut (2019), SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun ke
pelanggaran berupa membangun Kantor Pusat di Jakarta melalui Kantor Pangkalan
dan/atau memodifikasi kapal PSDKP Batam. (S2+T3).
perikanan tanpa mendapat
persetujuan Menteri Kelautan dan
Perikanan (2019), kasus masuknya
kapal ke Wilayah Konservasi
Perairan Nasional Kepulauan
Anambas (2019), pelanggaran
terkait Sistem Pemantauan Kapal
Perikanan/VMS (2019),
pelanggaran terkait
mengoperasikan kapal perikanan
tanpa dilengkapi dengan Surat Laik
Operasi/SLO (2021), dan indikasi
pelanggaran Pelabuhan Pangkalan
(2021).
1. Belum adanya
peraturan/ketentuan yang jelas
terkait batas wilayah bagi
nelayan penangkap ikan untuk
menangkap ikan di perairan
Karimun, apalagi dengan
banyaknya perusahaan
industri yang beroperasi di
sepanjang wilayah pesisir
pantai Pulau Karimun.
KELEMAHAN (WEAKNESSES) WEAKNESSES + OPPORTUNITIES (WO)
1. Jumlah Sumber Daya Manusia 1. Meningkatkan mutu kegiatan pengawasan dengan
(SDM) yang belum memadai menyusun berbagai program yang bervariasi,
inovatif, efektif, dan efisien terkait sistem
terkait cakupan ruang lingkup manajemen PSDKP sesuai dengan SDM dan
tugas Kantor SATKER fasilitas yang dimiliki SATKER PSDKP Tanjung
PSDKP Tanjung Balai Balai Karimun.
Karimun yang harus diawasi. (W1+W2+O1+O2+O3)
2. Fasilitas pada saat melakukan
pengawasan di perairan terhadap
kapal penangkap/pengangkut ikan,
terutama jumlah kapal pengawas
yang sangat minim.

WEAKNESSES - THREATS (WT)


1. Manajemen/pimpinan Kantor SATKER
PSDKP Tanjung Balai Karimun harus
mampu menyusun rencana kerja sebelum
melaksanakan kegiatan pengawasan ke
lapangan seefisien mungkin sesuai dengan

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 109


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 6 No. 1, 2022

SDM dan fasilitas yang tersedia dengan


tidak menyimpang dari perjanjian kinerja
yang telah ditetapkan oleh Kantor
Pangkalan PSDKP Batam. (W1+W2+T1).
2. Meningkatkan kegiatan sosialisasi dan
penyuluhan kepada masyarakat terkait
illegal, unreported, dan unregulated
fishing melalui kerjasama dengan pihak-
pihak terkait terutama Dinas Kelautan dan
Perikanan. (W1+W2+T2).
3. Sebelum diterbitkannya peraturan terkait
batas wilayah bagi nelayan untuk
melakukan penangkapan ikan, maka pihak
SATKER PSDKP Tanjung Balai Karimun
diharapkan tetap melaksanakan
pengawasan dan pengendalian terhadap
kegiatan nelayan tersebut sesuai dengan
SDM dan fasilitas yang tersedia agar
kekayaan laut tetap termanfaatkan dengan
baik dan benar. (W1+W2+T3).

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 110

Anda mungkin juga menyukai