(Studi Kasus Pada Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas
Pelabuhan Kelas III Tanjung Wangi Banyuwangi)
Dosen Pembimbing :
AYUSTITA RAMADHANI
NIM : 1702020082
FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA 2018 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbagai instansi, perusahaan, organisasi, dan lembaga tentunya ingin
mendapatkan kinerja pegawai yang baik dalam setiap bidang masing-masing. Dalam pemeliharaan dan pengelolaan sumber daya manusia sendiri tentu harus mendapat perhatian yang lebih. Sumber daya manusia adalah salah satu faktor yang berperan penting untuk kelangsungan instansi. Menurut kamus umum, kinerja adalah hasil yang dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan seseorang dalam melaksanakan kerja atau tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja merupakan prestasi kerja atau performance, yaitu hasil kerja selama periode tertentu. Pada umumnya orang-orang yang berkecimpungan dalam manajemen sumber daya manusia sependapat bahwa penilaian prestasi kerja para pegawai merupakan bagaian penting dari seluruh proses kekaryaan pegawai yang bersangkutan. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang untuk meningkatkan produktivitas kinerja suatu organisasi atau instansi. Oleh karena itu, diperlukan Sumber Daya Manusia yang mempunyai kompetensi tinggi karena keahlian atau kompetensi akan dapat mendukung peningkatan prestasi kinerja pegawai. Selama ini banyak instansi pemerintahan yang belum mempunyai pegawai dengan kompetensi yang memadai, ini dibuktikan dengan rendahnya produktivitas pegawai dan sulitnya mengukur kinerja pegawai di lingkup instansi pemerintahan seperti contohnya di bagian pelayanan publik. Pelayanan publik adalah proses pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh penyelenggaraan negara dalam hal ini negara didirikan oleh publik (masyarakat) tentu saja dengan tujuan agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pada hakekatnya negara dalam hal ini pemerintah (birokrat) haruslah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Kebutuhan ini harus dipahami bukanlah kebutuhan secaran individual akan tetapi berbagai kebutuhan yang sesungguhnya diharapkan oleh masyarakat. Setiap penyelenggaraan pelayanan publik harus memiliki standar pelayanan dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima pelayanan. Standar pelayanan adalah ukuran yang diberlakukan dalam peyelenggaraan pelayanan yang wajib ditaati oleh pemberi atau penerima pelayanan. Contoh standar pelayanan seperti prosedur pelayanan, waktu penyelesaian, biaya pelayanan, produk pelayanan, sarana dan prasarana, dan kompetensi petugas member pelayanan. Untuk kompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan perilaku yang disiplin. Salah satunya langkah yang dilakukan untuk mendapatkan kinerja pegawai yang memuaskan antara lain dengan melakukan kedisiplinan kerja. Disiplin merupakan tindakan manajemen untuk mendorong para pegawai instansi guna memenuhi berbagai ketentuan. Dalam penerapannya, disiplin lebih ditekankan pada unsur kesadaran individu untuk mengikuti peraturan- peraturan yang berlaku dalam organisasi (Susilaningsih, 2008: 3). Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Raharjo (2012: 7) yang menunjukkan bahwa variabel disiplin kerja berpengaruh terhadap variabel kinerja pegawai. Dalam hal ini, kedisiplinan penting bagi organisasi sebab akan ditaati oleh sebagian besar pegawai dan diharapkan pekerjaan akan dilakukan secara efektif. Penerapan disiplin bagi pegawai diharapkan dapat meningkatkan kinerja pegawai. Disamping itu perlu didukung lingkungan kerja yang baik berupa lingkungan kerja yang dapat menunjang kelancaran, keamanan, keselamatan, kebersihan, serta kenyamanan dalam bekerja dan adanya fasilitas yang memadai sehingga pegawai merasa aman, tenang dan senang dalam menjalankan tugas- tugas yang dibebankan dan menjadi tanggung jawabnya. Salah satu faktor yang mempengaruhi disiplin kerja adalah hubungan kerja yang erat dan saling membantu antar sesama pegawai, dan antara pegawai dengan pimpinan akan mempunyai pengaruh yang baik terhadap kepuasan kerja pegawai dan berujung pada output kinerja yang baik pula. Faktor tersebut inilah yang diharapkan mampu memberikan pelayanan prima sehingga memiliki nilai tambah atas pelayanan dari Instansi tersebut. Semua Instansi pasti memerlukan manajemen yang berkaitan dengan upaya-upaya guna pencapaian tujuan, salah satunya yaitu di Kantor Syahbandar Banyuwangi. Menurut Undang - Undang Nomor 17 Tahun 2008 (pasal 1 ayat 56) tentang pelayaran, yang di maksud dengan Syahbandar adalah pejabat pemerintah di pelabuhan yang di angkat oleh Menteri dan memiliki kewenanagan tertinggi untuk menjalankan dan melakukan pengawasan terhadap di penuhinya ketentuan peraturan perundang - undangan untuk menjamin keselamatan dan keamanan pelayaran. Tugas syahbandar memang tidak mudah, ia harus bisa memastikan bahwa kapal yang hendak meninggalkan pelabuhan laik untuk berangkat. Kelaiklautan berkaitan dengan keselamatan penumpang dan barang selama perjalanan kapal. Syahbandar adalah pejabat pemegang fungsi keselamatan. Keselamatan kapal dalam kamus transportasi laut adalah keadaan kapal yang memenuhi persyaratan material, konstruksi, bangunan, permesinan dan pelistrikan, stabilitas tata susunan serta perlengkapan termasuk radio dan elektronika kapal. Secara terus menerus, keselamatan kapal harus diperiksa oleh Syahbandar sebelum boleh berlayar. Tugas-tugas profesi syahbandar antara lain disinggung dalam PP No. 81 Tahun 2000 tentang Kenavigasian dan PP No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhan. Kedua PP ini merupakan peraturan pelaksanaan UU No. 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran. Berdasarkan pasal 40 wet yang disebut terakhir, setiap kapal yang memasuki pelabuhan diawasi oleh syahbandar. Kalau kapal hendak berlayar, kapal harus terlebih dahulu mendapat Surat Persetujuan Berlayar dari syahbandar. Untuk mengeluarkan Surat Persetujuan tersebut, syahbandar harus memeriksa kelaiklautan kapal. Maka dari itu, dalam hal ini harus adanya sikap disiplin agar meningkatnya kinerja pegawai pelayanan publik di Kantor Kesyahbandaran Banyuwangi. Berdasarkan uraian diatas, maka perlu adanya penelitian lebih lanjutan dengan judul : “Upaya Peningkatan Kinerja Karyawan Pelayanan Publik Melalui Kedisiplinan Kerja (Studi Kasus Pada Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas III Tanjung Wangi Banyuwangi)”