Anda di halaman 1dari 2

Darul Islam ataupun Negara Islam Indonesia dapat dikatakan menjadi salah

satu peristiwa yang mengiringi Indonesia pada masa pasca kemerdakaan, 17


Agustus 1945. Gerakan yang muncul oleh adanya Perjanjian Renville dan
memaksa Tentara Indonesia hijrah dari Jawa Barat oleh karena kekalahan
Indonesia dari pihak Belanda. Gerakan ini memberi dampak besar bagi
pemerintahan Indonesia merdeka yang masih belia bukan hanya di Jawa
Barat namun juga telah menyebar ke provinsi lain di Jawa bahkan di luar
Jawa.

1. Sebab Umum Pemberontakan DI/TII


1. Kekosongan kekuatan di Jawa Barat.
2. Kartosuwirjo / rakyat menolak kalau Jawa Barat itu diserahkan kepada
belanda begitu saja.
3. Rasa tdk puas dg keputusan perjanjian yg mengharuskan TNI keluar dr
daerah kantong dan masuk ke wilayah RI .

2. Sebab Khusus Pemberontakan DI/TII


Pemerintah RI menandatangani Perjanjian Renville yang mengharuskan
pengikut RI mengosongkan wilayah Jawa Barat dan pindah ke Jawa Tengah ,
hal ini dianggap Kartosuwirjo sebagai bentuk pengkhianatan Pemerintah RI
terhadap perjuangan rakyat Jawa Barat (karena ada beberapa komandan TNI
yang menjanjikan akan meninggalkan  semua persenjataannya di Jawa Barat
jika mereka hijrah nanti. ). Bersama kurang lebih 2000 pengikutnya yang
terdiri atas laskar Hizbullah dan Sabilillah, Kartosuwirjo menolak hijrah dan
mulai merintis usaha mendirikan Negara Islam Indonesia (NII).
a. Jawa Barat

Negara Islam Indonesia (NII) atau yang juga disebut Darul Islam (DI) dipimpin oleh Kartosuwiryo
pada 7 Agustus 1949.  Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (TII) terjadi di
beberapa daerah salah satunya Jawa Barat.  Tokoh pemimpin pemberontakan DI/TII Jawa Barat
adalah Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo. 

Latar belakang
Terjadinya pemberontakan DI/TII di Jawa Barat ini dilandasi ketidakpuasan dari Kartosoewirjo
terhadap kemerdekaan Republik Indonesia.  Waktu itu, kemerdekaan RI dibayang-bayangi
kehadiran Belanda yang masih ingin berkuasa atas Indonesia.  Di awal tahun 1948, terjadi
pertemuan antara SM Kartosoewirjo dengan Panglima Laskar Sabilillah dan Raden Oni Syahroni. 

Anda mungkin juga menyukai