Anda di halaman 1dari 5

Apa itu DI/TII?

Negara Islam Indonesia (disingkat NII; juga dikenal dengan nama Darul
Islam atau DI) yang artinya adalah "Rumah Islam" adalah kelompok Islam di Indonesia
yang bertujuan untuk pembentukan negara Islam di Indonesia. Ini dimulai pada 7 Agustus
1942 oleh sekelompok milisi Muslim, dikoordinasikan oleh seorang politisi Muslim
radikal karismatik, Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo di Desa Cisampah,
Kecamatan Ciawiligar, Tasikmalaya, Jawa Barat. Kelompok ini mengakui syariat
islam sebagai sumber hukum yang valid. Kelompok ini memiliki tujuan untuk
menjadikan Negara Republik Indonesia menjadi negara dengan Hukum Islam sebagai
pedomannya.

Pada dasarnya, gerakan DI/TII di satu daerah tidak memiliki hubungan langsung
dengan gerakan di daerah lainnya.
0

Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat

Pemberontakan DI/TII di Aceh

DI/TII
Jawa Barat
0 Pada tanggal 14 Agustus 1947 setelah Agresi Militer Belanda I,
Kartosuwiryo menyatakan perang suci melawan Belanda. Gerakan
Kartosuwiryo semakin tidak sejalan dengan pemerintah RI ketika
berdasarkan perjanjian Renville pasukan TNI di daerah kantong-kantong
Gerilya harus hijrah ke wilayah yang dikuasai RI tetapi Kartosuwiryo
menolak melakukan hijrah ke wilayah RI. Kartosuwiryo bersama 4.000
orang pengikutnya memilih tetap tinggal di Jawa Barat.
0 Februari 1948 kegiatan Masyumi di Jawa Barat dibekukan dan diganti
dengan Majelis Umat Islam dan mengangkat Kartosuwiryo sebagai imam
dari Negara Islam Indonesia (NII). Kartosuwiryo juga membentuk Tentara
Islam Indonesia(TII). Tanggal 7 Agustus 1949 secara resmi Kartosuwiryo
memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) yang
berlandaskan kanun azasi. (Menjadikan Negara Republik Indonesia
menjadi negara dengan Hukum Islam sebagai pedomannya.)

0 Operasi militer untuk menumpas gerakan DI/TII dimulai tanggal 27


Agustus 1949. Munculnya DI/TII mengakibatkan penderitaan rakyat
Jawa Barat karena rakyat sering mendapat teror dari DI/TII bahkan
untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka merampok. Operasi ini
menggunakan taktik pagar betis dengan menggunakan tenaga
rakyat untuk mengepung gunung tempat gerombolan bersembunyi.
Tujuan taktik ini adalah untuk mempersempit ruang gerak DI/TII. Selain
itu digunakan juga Operasi tempur Bharatayudha dengan sasaran
menuju basis pertahanan DI/TII. Operasi tersebut berhasil pada tanggal
4 Juni 1962 dengan tertangkapnya Kartosuwiryo di daerah Gunung
Geber, Majalaya oleh pasukan Siliwangi.

DI/TII
Aceh
0 Setelah terbentuknya kembali NKRI pada bulan Agustus 1950 maka pemerintah
mengadakan penyederhanaan administrasi pemerintahan sehingga beberapa daerah
mengalami penuruan status. Salah satunya adalah Aceh yang semula sebagai Daerah
Istimewa selanjutnya menjadi daerah karisidenan di bawah propinsi Sumatera Utara.
Pemberontakan DI/TII di Aceh dimulai dengan "Proklamasi" Daud Beureueh bahwa
Aceh merupakan bagian "Negara Islam Indonesia" di bawah pimpinan Imam
Kartosuwirjo pada tanggal 20 September 1953. Sejak itu mereka berhasil menguasai
sebagian besar wilayah Aceh dan beberapa kota lainnya.

0 Sesudah bantuan datang dari Sumatera Utara dan Sumatera Tengah, operasi pemulihan
keamanan ABRI ( TNI-POLRI ) segera dimulai. Setelah didesak dari kota-kota besar,
Daud Beureuh meneruskan perlawanannya di hutan-hutan. Penyelesaian terakhir
Pemberontakan Daud Beureuh ini dilakukan dengan suatu " Musyawarah Kerukunan
Rakyat Aceh" pada bulan Desember 1962 atas prakarsa Panglima Kodam I/Iskandar
Muda, Kolonel Jendral Makarawong Jasin. Dan Daud Beureuh mendapat amnesti dari
pemerintah Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai