KOMUNIKASI PENDIDIKAN BAGI KELUARGA TKI, Teknologi Komunikasi Sebagai Media Dalam Pembentukan Karakter Anak (Titik Purwati, Harun Ahmad, Dino Sudana)
KOMUNIKASI PENDIDIKAN BAGI KELUARGA TKI, Teknologi Komunikasi Sebagai Media Dalam Pembentukan Karakter Anak (Titik Purwati, Harun Ahmad, Dino Sudana)
i
Komunikasi Pendidikan bagi Keluarga TKI
ii
Titik Purwati, Harun Ahmad & Dino Sudana
Titik Purwati
Harun Ahmad
Dino Sudana
iii
Komunikasi Pendidikan bagi Keluarga TKI
xiv + 80 halaman; 15 x 23 cm
ISBN: 978-623-6658-08-6
Penerbit:
BILDUNG
Jl. Raya Pleret KM 2
Banguntapan Bantul Yogyakarta 55791
Telpn: +6281227475754 (HP/WA)
Email: bildungpustakautama@gmail.com
Website: www.penerbitbildung.com
Anggota IKAPI
iv
Titik Purwati, Harun Ahmad & Dino Sudana
PENGANTAR
v
Komunikasi Pendidikan bagi Keluarga TKI
Penulis
vi
Titik Purwati, Harun Ahmad & Dino Sudana
DAFTAR ISI
Pengantar v
Daftar Isi vii
Daftar Diagram xi
Daftar Gambar xiii
BAB I Pendahuluan 1
A. Latar Belakang 1
B. Perumusan Penulisan 3
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan 3
D. Urgensi Penulisan 4
vii
Komunikasi Pendidikan bagi Keluarga TKI
D. Karakter Anak 9
E. Komunikasi Melalui Media Teknologi Komunikasi 11
F.
Tulisan-Tulisan Terdahulu 13
G. Alur Penulisan 14
viii
Titik Purwati, Harun Ahmad & Dino Sudana
BAB VI Penutup 57
Daftar Pustaka 63
Glosarium 69
Indeks 71
Biodata Penulis 73
ix
Komunikasi Pendidikan bagi Keluarga TKI
x
Titik Purwati, Harun Ahmad & Dino Sudana
DAFTAR DIAGRAM
xi
Komunikasi Pendidikan bagi Keluarga TKI
xii
Titik Purwati, Harun Ahmad & Dino Sudana
DAFTAR GAMBAR
xiii
Komunikasi Pendidikan bagi Keluarga TKI
xiv
Titik Purwati, Harun Ahmad & Dino Sudana
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
DI ERA GLOBAL, hubungan antar bangsa seperti tanpa
batas (borderless). Mobilitas penduduk telah menjadi suatu
keniscayaan. Mobilitas terjadi tidak sekedar dalam lintas batas
antar wilayah dalam suatu negara namun terjadi pula dalam skala
lintas antar negara. Bentuk mobilitas penduduk yang terjadi saat
ini, tidak saja karena dampak meningkatnya kegiatan bisnis dan
perdagangan tetapi juga bidang bidang lainnya, demikian pula
yang terjadi dalam bidang ketenagakerjaan.
Badan Pusat Statistik (BPS, 2010) melaporkan, hasil sensus
penduduk Indonesia tahun 2010 telah mencapai 237.5 juta orang.
Jumlah penduduk yang demikian besar mendorong munculnya
permasalahan ketenagakerjaan. Salah satu solusi yang ditawarkan
pemerintah Indonesia adalah melalui kebijakan pengiriman tenaga
kerja ke berbagai negara yang dikenal dengan sebutan Tenaga
Kerja Indonesia (TKI) (Apriliana, 2013). Menurut Soepomo:
(2001) TKI adalah warga Negara Indonesia baik laki-laki maupun
wanita yang melakukan kegiatan di bidang perekonomian, sosial,
keilmuan, kesehatan dan olahraga professional serta mengikuti
pelatihan kerja di luar negeri baik di darat, laut maupun udara
dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian kerja
1
Komunikasi Pendidikan bagi Keluarga TKI
2
Titik Purwati, Harun Ahmad & Dino Sudana
B. Perumusan Penulisan
Berdasarkan paparan latar belakang maka rumusan masalah
dalam penulisan ini adalah (1). Bagaimana pemahaman keluarga
TKI terhadap teknologi komunikasi di Kabupaten Indramayu?
(2). Bagaimana intensitas dan isi komunikasi keluarga TKI
melalui teknologi komunikasi? (3). Bagaimana komunikasi
pendidikan keluarga TKI melalui teknologi komunikasi dalam
pembentukan karakter anak? (4). Bagaimana kemampuan
adaptasi dan penguasaan terhadap fitur-fitur aplikasi komunikasi
yang terdapat pada teknologi komunikasi?.
3
Komunikasi Pendidikan bagi Keluarga TKI
D. Urgensi Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan dalam penulisan
ini maka urgensinya diharapkan dapat memberikan kontribusi
secara teoritis, praktis dan bernilai ekonomis. Secara teoritis
diharapkan penulisan ini dapat mengembangkan teori-teori
komunikasi pendidikan khususnya pendidikan dalam keluarga
yang terkait dengan kebutuhan perhatian anak oleh orang tua
sebagai TKI. Di lain pihak, secara finansial bagi para TKI dan
keluarganya dapat memahami fitur-fitur dari berbagai aplikasi
teknologi komunikasi dapat menghemat biaya komunikasi
dengan tetap mengedepankan kepentingan dalam pembentukan
karakter anak. Kepentingan lainnya adalah menyangkut implikasi
atas pemenuhan kebutuhan perhatian anak terhadap daya minat
belajar menuju ke arah yang positif. Perhatian dalam kepentingan
untuk proses belajar, memiliki suatu nilai sebagai interaksi sosial
yang dapat membangkitkan minat belajar (Suyanto, 2004).
4
Titik Purwati, Harun Ahmad & Dino Sudana
BAB II
KOMUNIKASI DALAM KONSTRUKSI
PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK KELUARGA TKI
5
Komunikasi Pendidikan bagi Keluarga TKI
6
Titik Purwati, Harun Ahmad & Dino Sudana
7
Komunikasi Pendidikan bagi Keluarga TKI
8
Titik Purwati, Harun Ahmad & Dino Sudana
D. Karakter Anak
Kata karakter berasal dari bahasa Yunani yakni charassein
yang berarti membuat tajam/mendalam. (Gunawan: 2012).
Mendalam berarti sebagai ciri khas yang dimiliki suatu benda atau
individu (manusia) menjadi berbeda dengan lainnya. Karakter
sebagai suatu penilaian subyektif terhadap kepribadian seseorang
9
Komunikasi Pendidikan bagi Keluarga TKI
10
Titik Purwati, Harun Ahmad & Dino Sudana
11
Komunikasi Pendidikan bagi Keluarga TKI
F. Tulisan-Tulisan Terdahulu
Tulisan-tulisan yang khusus menelaah pemanfaatan
teknologi komunikasi oleh para orang tua yang berstatus TKI
atau sebagai tenaga kerja migran sebagaimana studi yang
dilakukan oleh Center for Information and Documentation
on Child Rights (CIDCR) di Moldavia (Adumietroaie, 2010).
Perangkat komunikasi sangat membantu bagi para orang tua
yang bekerja saling berjauhan tempat tinggal. Pemanfaatan
teknologi komunikasi bermakna untuk kepentingan dan
kemaslahatan pembentukan karakter anak. Teknologi telah
terbukti meningkatkan sarana komunikasi para orang tua dan
guru (Bernstein, 1998; Davenport & Eib, 2004).
Sehubungan dengan tujuan penulisan itu, maka komunikasi
yang wajar dalam situasi yang normal sangat berpengaruh
terhadap pembentukan watak dan perilaku anak. Secara
keseluruhan kehangatan yang ditunjukkan oleh ayah akan
berpengaruh besar bagi kesehatan dan kesejahteraan psikologis
anak, dan meminimalkan masalah perilaku yang terjadi pada
anak (Rohner & Veneziano dalam Hidayati, F, 2011). Intensitas
yang tinggi dalam berkomunikasi antara orang tua dan anak
yang disertai dengan pola hubungan tertentu yang dikondisikan
oleh orang tuanya maka dapat melahirkan karakter anak yang
diharapkan. Penulisan Baumrind & Black (1967), menunjukkan
bahwa anak-anak dari orang tua otoritatif menunjukkan hasil
yang paling positif. Mereka adalah anak-anak yang percaya diri
dalam menyelesaikan tugas-tugas baru dan dalam penyesuaian
emosional dan sosial. Remaja yang diasuh orang tua dengan
pendekatan otoritatif menunjukkan perkembangan yang positif,
mereka memiliki harga diri yang tinggi, kemandirian, kematangan
moral dan sosial, keterlibatan dalam pembelajaran sekolah, nilai-
nilai yang lebih baik, kepercayaan diri, berpikir dan bertanya
dengan keyakinan diri.
13
Komunikasi Pendidikan bagi Keluarga TKI
G. Alur Penulisan
Penulisan ini dimaksudkan untuk mencari temuan
komunikasi keluarga yang dijalankan oleh para orang tua yang
hidup terpisah dengan anak-anaknya yang masih memerlukan
proses pembentukan karakternya. Sebuah keluarga, lazimnya
hidup dalam satu rumah. Sehingga proses pembentukan karakter
relatif mudah. Mudah mendidik, mudah mengontrol, mudah
mengarahkan dll. Namun, oleh karena keadaan yang memaksa
demi pemenuhan kebutuhan ekonomi maka orang tua harus
meninggalkan anak-anaknya. Terdapat media komunikasi yang
diharapkan dapat menjadi jembatan diantara keduanya.
Alur penulisan berikut menggambarkan perkembangan
hubungan komunikasi dalam keluarga. Berikut bangunan
komunikasi dan interaksi antara orang tua dan anak yang
berlangsung selama ini. Pada sisi lain, terdapat kehidupan
keluarga yang terpisah antara orang tua dan anak-anaknya.
Teknologi komunikasi sesungguhnya dapat menjadi jalan keluar
agar tetap tercipta suatu bangunan komunikasi antara orang tua
dan anak-anaknya yang hidup saling berjauhan.
Telah banyak pilihan teknologi komunikasi maupun program-
program aplikasi-aplikasi untuk membangun komunikasi tetap
berjalan baik. Namun demikian, akankah kemajuan teknologi
komunikasi yang ada sekarang berkembang ini termanfaatkan
oleh para orang tua untuk kepentingan membangun komunikasi
dalam rangka pembentukan karakter anak-anaknya. Sebagaimana
peta jalan penulisan pada diagram 3.1. berikut.
14
Titik Purwati, Harun Ahmad & Dino Sudana
Karakter Anak
ORANG
Culas, Sulit dikendalikan, Pendiam,
TUA Intensitas Interaksi &
SERUMA Liar, Pecandu obat, Prestasi belajar
Komunikasi Rendah
H rendah.
ORANG
TUA Intensitas Interaksi & Karakter Anak
TIDAK Komunikasi Tinggi Jujur, Disiplin, Bermotivasi tinggi,
SERUMA dengan pesan-pesan Bertanggung jawab, Terbuka,
H konstruktif Menghargai, Menghornati, Rajin
membaca, Dialogis, Berprestasi
(Solihat, 2005)
Diagram 2.1. Alur Penulisan Komunikasi Pendidikan dalam Keluarga dan Teknologi
Komunikasi untuk Pendidikan
15
Komunikasi Pendidikan bagi Keluarga TKI
16
Titik Purwati, Harun Ahmad & Dino Sudana
BAB III
TELAAH UNTUK MEMBANGUN KOMUNIKASI
DALAM KELUARGA TKI
17
Komunikasi Pendidikan bagi Keluarga TKI
B. Langkah-langkah Penulisan
Dalam perumusan langkah-langkah dalam penulisan
diawali dengan melalui tindakan survey. Sebab melalui survey
ini akan dapat memetakan telaah model komunikasi yang sesuai
dan memahami media komunikasi yang relevan serta sejumlah
program aplikasinya:
1. Program aplikasi dalam melakukan komunikasi antara para
orang tua yang menjadi TKI dengan anak-anaknya yang
masih bersekolah. Diharapkan pada tahap ini akan diperoleh
peta pola komunikasi yang digunakan diantara dua pihak
yakni orang tua berprofesi TKI dengan anak-anaknya yang
masih berusia sekolah.
2. Mendiskripsikan isi, intensitas serta aplikasi-aplikasi yang
digunakan dalam berkomunikasi antara orang tua berprofesi
TKI dengan anak-anaknya yang masih berusia sekolah.
D. Sumber Data
Populasi penulisan ini adalah keluarga TKI di Kabupaten
Indramayu yang memiliki anak usia masa pertumbuhan (sekolah).
Karena jumlahnya sangat banyak maka dilakukan penyampelan
dengan menggunakan teknik random sampling dengan jumlah
hingga memenuhi ketentuan untuk mencapai validitas dan
realibelitas sampel. Sampel ditarik secara simple random sampling
18
Titik Purwati, Harun Ahmad & Dino Sudana
E. Perangkat Penulisan
Dalam penulisan ini akan menggunakan perangkat penulisan
berupa angket, lembar observasi dan pedoman wawancara.
Perangkat penulisan ini digunakan untuk mengetahui (1) peta
pola komunikasi antara orang tua berprofesi TKI dengan anak-
anaknya yang masih berusia sekolah. (2) data akurat tentang
pemahaman media komunikasi dan program-program aplikasi
yang digunakannya untuk berkomunikasi. (3) data akurat tentang
isi, intensitas dan aplikasi yang digunakan dalam berkomunikasi
antara orang tua berprofesi TKI dengan anak-anaknya yang masih
berusia sekolah.
Fakta
n Kajian Teoritik dan Hasil Riset
Intensitas Interaksi & Komunikasi Tinggi dengan pesan- 1. Kondisi ekonomi masyarakat.
pesan konstruktif (Solihat, 2005) 2. Lapangan kerja terbatas.
Anaknya. Tanpa Isi Pesan Positif (Soros
Komunikasi 3. Tenaga Kerja Migrant (TKI) yang
Foundation,2007) tinggi.
(National Agency for the Protection Children’s Right 2006) 4. Latar belakang pendidikan TKI
Komunikasi Dgn Isi Pesan Positif (Eipstein, 2005; rendah.
Constantino, 2003; Fehrmann, Keith and Reimers, 5. Anak-anak dalam masa peprtumbuhan
dan pembentukan karakter.
Hasil Penulisan
1. Pemahaman terhadap Teknologi Komunikasi
L
2. Intensitas dan Isi komunikasi. u
3. Informasi ttg kemampuan adaptasi & Pengusaaan terhadap a
program aplikasi dan teknologi komunikasi. r
a
n
Diagram 3.2: Alur Kerja dan Perlakuan Komunikasi Pendidikan Keluarga TKI
19
Komunikasi Pendidikan bagi Keluarga TKI
F. Pengumpulan Data
Dalam penulisan ini teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah ini juga ditujukan kepada beberapa orang tua
yang bertugas di luar negeri maupun di dalam negeri. Ketiga teknik
pengumpulan data tersebut dengan cara observasi, angket dan
wawancara mendalam. Wawancara yang mendalam dimaksudkan
untuk mengetahui: (1) Pola dan intensitas komunikasi antara orang
tua berprofesi TKI dengan anak-anaknya yang masih berusia
sekolah. Aspek ini meliputi: rutinitas komunikasi/pola, inisiator
komunikasi, frekuensi dan durasi komunikasi; (2) Data akurat
tentang pemahaman media komunikasi dan program-program
aplikasi yang digunakannya. Data yang digali menyangkut: alat
komunikasi, jenis handphone, penggunaan aplikasi android,
kelebihan dan kelemahan dari aplikasi; (3) Data akurat tentang
isi dalam komunikasi dan karakter yang terbentuk pada diri anak-
anak pada orang tua berprofesi TKI dengan anak-anaknya yang
masih berusia sekolah. Isi komunikasi meliputi: pendidikan,
ekonomi, kesehatan, agama dan sosial. Sedangkan data karakter
anak diukur dari aspek religius, tanggungjawab & kemandirian,
gemar belajar, kepedulian dan kedisiplinan.
Untuk membantu memberikan pemahaman yang baik
terhadap angket yang akan diisi maka penulis mendampingi
pengisiannya. Dengan tindakan ini informasi yang diperoleh dapat
menekan tingkat kesalahan dan prosentase pengembalian angket
jawaban menjadi tetap utuh. Sedangkan wawancara dilakukan
secara informal. Dengan cara seperti ini diharapkan dapat
diperoleh informasi yang mendalam dan dapat menggambarkan
keadaan yang sesungguhnya.
20
Titik Purwati, Harun Ahmad & Dino Sudana
21
Komunikasi Pendidikan bagi Keluarga TKI
22
Titik Purwati, Harun Ahmad & Dino Sudana
BAB IV
INTENSITAS, ISI, TEKNOLOGI DAN KARAKTER
ANAK DALAM KOMUNIKASI PENDIDIKAN
23
Komunikasi Pendidikan bagi Keluarga TKI
24
Titik Purwati, Harun Ahmad & Dino Sudana
25
Komunikasi Pendidikan bagi Keluarga TKI
B. Intensitas Berkomunikasi
Kemajuan teknologi komunikasi sangat membantu
ketersalinghubungan antar manusia tanpa ada pembatas.
Program aplikasi masih terbatas ketersediaannya, baru aplikasi
SMS (Short Massage Service). TKI (TKW dan TKL) telah
mampu memanfaatkan hasil kemajuan teknologi komunikasi
tersebut. Sebagian besar para TKI menggunakan kemajuan
teknologi komunikasi ini sangat membantu mempermudah
26
Titik Purwati, Harun Ahmad & Dino Sudana
27
Komunikasi Pendidikan bagi Keluarga TKI
C. Isi Komunikasi
Komunikasi menjadi bermakna manakala isi komunikasi
mengandung pesan-pesan tertentu. Intensitas komunikasi yang
tinggi apabila tidak dibarengi dengan isi komunikasi yang berupa
nasehat-nasehat, berarti komunikasi itu tidak mengandung
pesan-pesan tertentu maka yang terjadi adalah sebuah kegiatan
komunikasi yang memboroskan. Dari kajian yang dilakukan
dalam konteks komunikasi untuk membangun karakter anak
oleh keluarga TKI, ternyata, komunikasi yang terjadi kurang
memberikan arah dan pesan tertentu yang mengandung pesan
dalam upaya pembentukan karakter anak di kampung halaman.
Bahkan dalam komunikasi yang dilakukan, masih ada yang
tidak memberikan nasehat sama sekali. Artinya komunikasi
yang terjadi hanya berisi hal-hal lain dan atau komunikasi yang
bertujuan untuk kepentingan pemenuhan ekonomi keluarga di
kampung halaman.
Namun demikian masih terdapat sejumlah TKI yang peduli
terhadap kegiatan belajar setelah pulang sekolah atau kegiatan
belajar di malam hari anak-anaknya yang di kampung halaman.
Terdapat sejumlah TKI manakala berlangsung komunikasi
menanyakan juga kegiatan belajar di rumah anak-anaknya.
28
Titik Purwati, Harun Ahmad & Dino Sudana
29
Komunikasi Pendidikan bagi Keluarga TKI
D. Teknologi Komunikasi
Media komunikasi yang digunakan untuk berkomunikasi
telah menggunakan telepon genggam (handphone/HP). Masih
terdapat sejumlah penggunaan HP yang memiliki dengan
kemampuan komunikasi yang terbatas. Fasilitas yang murah
dengan melalui fasilitas SMS. Sedangkan sebagian lagi HP yang
telah memiliki berkemampuan dengan basis android dan masih
cukup mahal. Terhadap HP dengan kemampuan dan fasilitas
layanan yang masih terbatas pilihan aplikasi komunikasi yang
dilakukan oleh para TKI dengan menggunakan fasilitas SMS
Penggunaan aplikasi untuk berkomunikasi yang dioperasikan
oleh TKI, yang di luar negeri dan anak atau orang tua pengasuh
anak di kampung halaman dengan menggunakan dua fasilitas saja
(telepon dan SMS) sesuai kepemilikan terkait dengan kemampuan
dan fasilitas yang tersedia dalam HP yang dimilikinya. Fasilitas
itu yakni fasilitas audio call dan fasilitas SMS Sedangkan yang
sebagian lagi yang penggunaan berbasis sistim android dengan
sekian banyak layanan fitur/aplikasi. WhaatsApp, Instagram,
Facebook, line, telegram dan lainnya. Namun kepemilikan
smartphone terkait langsung dengan kemampuan keluarga yang di
kampung halaman. Alasan yang dikemukakan oleh keluarga TKI
yang masih menggunakan teknologi komunikasi berbasis analog,
di samping harga yang mahal juga pengguasaan aplikasi-aplikasi
komunikasi yang lemah. Meskipun diketahui bahwa dengan
menggunakan teknologi komuniasi berbasis android/smartphone
itu lebih murah namun mindset yang ada dalam keluarga para
TKI juga karena belum familiar dalam mengoperasikannya.
30
Titik Purwati, Harun Ahmad & Dino Sudana
E. Karakter
Karakter terbentuk karena proses pembiasakan. Hal itu
terbentuk karena faktor internal atau faktor eksternal. Faktor
internal terdorong karena kehendak yang muncul dari diri sendiri
dan faktor eksternal terbentuk karena pembiasaan yang dibentuk
atau dicipta oleh lingkungan diri anak berada.
Lingkungan tempat tinggal anak berada, meskipun di
rumah orang tua kandung tidak lengkap karena berstatus TKI
ke luar negeri maka kebiasaan anak mengikuti kegiatan mengaji
al-Qur’an di Mushalla atau di rumah sendiri tetap dijalankan
oleh anak yang bersangkutan. Kegiatan mengaji di Mushalla
merupakan kegiatn yang baik karena itu perlu dipertahankan oleh
pengasuh yang tinggal bersamanya, baik itu ibu atau bapaknya
yang bertindak sebagai pengasuh. Sebagian besar anak-anak
TKI telah memiliki kebiasaan mengaji sebagaimana kebiasaan
kampung tempat tinggalnya. Aktifitas mengaji merupakan salah
satu isi ketika ada kesempatan proses komunikasi. Namun
demikian, ada sebagian kecil yang tidak memiliki kebiasaan
mengaji. Demikian halnya kegiatan keagamaan lain, dalam urusan
menjalankan shalat lima waktu, Sebagian besar putra-putri TKI
yang masih dalam pertumbuhan kurang rajin dalam menunaikan
kewajiban shalat lima waktu. Di sini diperlukan peran orang
tua sebagai pendamping untuk mengingatkan dan membimbing
anak-anak secara teratur dan kontinu agar anak-anak menyenangi
untuk menjalankan sholat lima waktu dengan tertib.
Dalam pembentukan karakter kegiatan kebiasaan setelah
bangun tidur, Sebagian besar kurang terlatih untuk dibiasakan
membereskan tempat tidurnya. Sedikit sekali anak-anak TKI
yang memiliki kebiasaan membereskan tempat tidurnya. Tempat
tidur yang ada merupakan tempat tidur bersama dengan adik atau
kakaknya sehingga rasa memiliki terhadap tempat tidur yang
telah digunakan tidak ada tanggungjawabnya.
31
Komunikasi Pendidikan bagi Keluarga TKI
32
Titik Purwati, Harun Ahmad & Dino Sudana
Apalagi setelah ditinggal salah satu orang tua maka malas belajar
semakin menjadi jadi. Walaupun tetap ada yang masih rutin dan
rajin belajar sendiri di rumah namun justru mereka yang sejak
keberadaan orang tua masih lengkap, untuk melakukan kegiatan
belajar di rumah itu sangat terpaksa untuk belajar, malah setelah
ditinggal oleh salah satu orang tuanya bahkan semakin malas.
Kehadiran untuk sekolah, dari hasil kajian bahwa anak-
anak dengan stanstus orang tua sebagai TKI, hanya separuh saja
yang rajin bersekolah separuhnya suka membolos dan bahkan
tidak mau hadir ke sekolah. Meskipun didorong-dorong betul
untuk bersekolah. Bahkan ada yang sampai sering membolos
tidak hadir ke sekolah sama sekali. Karena itulah Sebagian besar
kegiatan belajar hanya terbatas di sekolah saja. Kesediaan belajar
untuk membuka buku-buku pelajaran hanya terkait dengan tugas-
tugas dari sekolah. Bahkan seringkali harus dibantu oleh orang-
orang dewasa.
Pergaulan di rumah dengan teman sebaya sebagaian besar
biasa saja. Sama seperti ketika orang tua masih lengkap. Pada
Sebagian kecil kemudian menjadi minder namun Sebagian kecil
lain justru menjadi semakin tak mampu mengendalikan diri.
Segala tindakan senantiasa ingin menang sendiri baik itu dengan
saudara sekandung maupun dengan sebaya di sekitar rumah
tinggalnya. Perilaku lain setelah ditinggal oleh salah satu orang
tuanya dan bahkan ada yang ditinggal oleh kedua orang tuanya,
terutama anak-anak yang masih Balita (Bawah Lima Tahun),
mereka kemudian senantiasa bertanya-tanya tentang keberadaan
Ayah atau Ibunya atau bahkan sering mempertanyakan kedua
orang tuanya saat di awal-awal kepergiannya. Kemudian ada
yang jadi pendiam atau sering murung, jumlahnya 18,03%
bahkan ada yang kemudian menjadi berperilaku nakal, mereka
yang berperilaku nakal seperti ini jumlahnya sedikit yaitu 2,46%.
Setelah ditinggal oleh Ibu atau Ayahnya sebagian besar
anak-anak masih tetap memiliki perhatian dan kepedulian dengan
33
Komunikasi Pendidikan bagi Keluarga TKI
34
Titik Purwati, Harun Ahmad & Dino Sudana
35
Komunikasi Pendidikan bagi Keluarga TKI
36
Titik Purwati, Harun Ahmad & Dino Sudana
37
Komunikasi Pendidikan bagi Keluarga TKI
38
Titik Purwati, Harun Ahmad & Dino Sudana
BAB V
PEMBERDAYAAN DAN PENDAMPINGAN
KELUARGA TKI UNTUK KOMUNIKASI
PENDIDIKAN
1. Desa Sukaurip
Desa yang terbanyak jumlah penduduknya yakni mencapai
6.545 jiwa dari 10 desa yang ada di wilayah kecamatan Balongan
sebanyak 40.334 jiwa. Terletak di tengah wilayah administratif
kecamatan Balongan. Kondisi perekonomian relatif paling mapan
diantara desa-desa di sekitarnya. Setiap bulan remmittan (kiriman
uang dari luar negeri) berjumlah milyaran rupiah masuk ke desa
Sukaurip. Sebagai konsekuensi profesi penduduk desa Sukaurip
sebagian besar menjadi tenaga migran, khususnya bagi laki-laki
dengan profesi yang menangani pekerjaan-pekerjaan sipil di
39
Komunikasi Pendidikan bagi Keluarga TKI
3. Desa Rawadalem
Kondisi desa Rawadalem hampir sama dengan desa
Tegal Sembadra. Mayoritas penduduk hidup dari bertani,
memiliki areal persawahan yang luas. Areal persawahan yang
luas kurang dilengkapi dengan irigasi yang memadai, sehingga
untuk memenuhi kebutuhan air di areal persawahan banyak
mengandalkan air di saat musim hujan atau disebut sebagai sawah
tadah hujan. Bagi TKI berprofesi PRT, rata-rata lulusan SD/MI
dan SMP/MTs.
4. Desa Balongan
Desa Balongan terletak di pesisir pantai utara pulau Jawa
di wilayah Kabupaten Indramayu. Lebih dari separuh wilayah
desa Balongan menjadi kawasan proyek instalasi PT. (persero)
Pertamina. Sebagian besar mata pencaharian penduduk desa
Balongan sebagai nelayan. Diantara istri-istri nelayan di desa
Balongan banyak yang menjalani profesi sebagai penatalaksana
40
Titik Purwati, Harun Ahmad & Dino Sudana
41
Komunikasi Pendidikan bagi Keluarga TKI
sebagian besar isi komunikasi para orang tua TKI dengan anak-
anaknya, belum secara sengaja mengandung pesan-pesan yang
bermakna dalam rangka pembentukan karakter yang diharapkan
sebagaimana rumusan yang merujuk pada panduan dari
Kementrian Pendidikan Nasional tahun 2011. Sehingga penulisan
tahun kedua dilakukan untuk menjawab permasalahan tahun
pertama. Pada penulisan tahun kedua dirumuskan tindakan (1).
Perumusan model pemahaman terhadap teknologi komunikasi
dan, (2) Melakukan pemberdayaan terhadap keluarga TKI yang
ada di kampung halaman maupun para orang tuanya yang berada
di luar negeri. (3) Melakukan pendampingan kepada para keluarga
TKI.
Data diperoleh setelah melalui serangkaian kunjungan
kepada para keluarga TKI yang ditinggalkan di kampung halaman.
Rumusan hasil kajian Tim peneliti berupa kerangka tindakan yang
applicable dan reliable.
42
Titik Purwati, Harun Ahmad & Dino Sudana
43
Komunikasi Pendidikan bagi Keluarga TKI
44
Titik Purwati, Harun Ahmad & Dino Sudana
Keluarga TKI
Ber- Pendampingan
Smartphone Oleh Tim Peneliti
Isi Komunikasi
Pemberdayaan
1. Pelatihan Karakter
2. Pendampingan
Materi: Anak
Media
Komunikasi 1. Teknologi Komunikasi
2. Pendidikan Karakter
Pendidikan
Metode
1. Role Playing
2. Simulation
1. Media
Komunikasi
2. Isi Komunikasi
Pendampingan
Keluarga TKI Peneliti bersama
Handphone seorang model
(Keluarga TKI yg bersmartphone}
45
Komunikasi Pendidikan bagi Keluarga TKI
46
Titik Purwati, Harun Ahmad & Dino Sudana
47
Komunikasi Pendidikan bagi Keluarga TKI
Karakter
Anak
Isi Isi Komunikasi
Komunikasi
Keluarga TKI
Pendampingan
Handphone Biasa
Oleh Tim Peneliti
(Kampung halaman)
Isi Pesan Pendidikan:
Versus
1. Short Calling Voice
Ibu/Bpk Sebagai TKI
2. Short Massage Service
(Luar Negeri)
48
Titik Purwati, Harun Ahmad & Dino Sudana
Gambar 5.1. Penggalian data dengan kuisioner & wawancara kepada suami/isteri TKI
di desa Balongan dan desa Dadap
2. Memetakan kebutuhan keluarga TKI tentang gambaran
keadaan pemahaman keluarga TKI terhadap teknologi
komunikasi yang berkembang.
• Terdapat keluarga TKI yang sudah familiar teknologi
komunikasi pada jenis smartphone.
• Terdapat keluarga TKI yang masih familiar dengan
teknologi komunikasi pada jenis handphone biasa.
49
Komunikasi Pendidikan bagi Keluarga TKI
2.b. Pelaksanaan
Kegiatan pemberdayaan dilaksanakan di 3 (tiga) lokasi,
meliputi:
1. 1).Tanggal 23 Juli, di balai desa Sukaurip, Kecamatan
Balongan, Indramayu. Sasaran peserta dari desa Sukaurip
dan Tegal Sembadra. Diikuti sebanyak 33 peserta. Peserta
lelaki 12 orang dan perempuan 21 orang. Peserta pemilik
Smartphone berjumlah 25 orang sedangkan handphone biasa
8 orang.
2. 2).Tanggal 24 Juli, di balai desa Rawadalem, Kecamatan
Balongan, Indramayu. Sasaran peserta dari desa Rawadalem
dan Balongan. Diikuti sebanyak 31 peserta. Peserta lelaki
berjumlah 19 orang sedangkan yang perempuan 12 orang.
Pemilik smartphone terdapat 14 orang. Pemilik handphone
biasa berjumlah 17 orang.
50
Titik Purwati, Harun Ahmad & Dino Sudana
51
Komunikasi Pendidikan bagi Keluarga TKI
52
Titik Purwati, Harun Ahmad & Dino Sudana
2.c. Evaluasi
Bagian akhir dari kegiatan pelatihan adalah dilakukan
evaluasi kegiatan sekaligus mengukur tingkat kepuasan dalam
penyelenggaraan kegiatan. Dari hasil responsi dengan peserta
pelatihan diperoleh hasil bahwa penyelenggaraan kegiatan
pelatihan dirasakan memberi manfaat dan memperoleh
wawasan baru tentang teknologi komunikasi, khususnya tentang
perkembangan telepon genggam. Selama memiliki telepon
genggam, sejak tipe handphone biasa dan smartphone (bagi
53
Komunikasi Pendidikan bagi Keluarga TKI
3. Pendampingan
Pendampingan merupakan langkah lanjut setelah kegiatan
pelatihan. Tindakan-tindakan dalam kegiatan pendampingan
antara lain memantau implementasi dari apa yang sudah
disampaikan dalam kegiatan pelatihan untuk dapat digunakan
sehari-hari. Di samping itu hal yang menjadi perhatian khusus
dalam kegiatan pendampingan yakni tentang sisi-sisi khusus
dalam berkomunikasi yang memiliki muatan pendidikan
dan adanya keputusan dari beberapa keluarga TKI pengguna
handphone biasa untuk memilih smartphone.
Terhadap mereka yang masih memiliki persepsi bahwa
menggunakan smartphone itu ruwet dan njlimet, maka diberikan
perlakuan khusus melalui pendekatan personal figure sebagai
seorang modeling. Personal figure ini mendampingi peneliti
berkunjung ke rumah tiap keluarga TKI yang sudah dalam catatan.
54
Titik Purwati, Harun Ahmad & Dino Sudana
55
Komunikasi Pendidikan bagi Keluarga TKI
56
Titik Purwati, Harun Ahmad & Dino Sudana
BAB VI
PENUTUP
57
Komunikasi Pendidikan bagi Keluarga TKI
58
Titik Purwati, Harun Ahmad & Dino Sudana
59
Komunikasi Pendidikan bagi Keluarga TKI
60
Titik Purwati, Harun Ahmad & Dino Sudana
61
Komunikasi Pendidikan bagi Keluarga TKI
62
Titik Purwati, Harun Ahmad & Dino Sudana
DAFTAR PUSTAKA
63
Komunikasi Pendidikan bagi Keluarga TKI
64
Titik Purwati, Harun Ahmad & Dino Sudana
65
Komunikasi Pendidikan bagi Keluarga TKI
66
Titik Purwati, Harun Ahmad & Dino Sudana
______, http://id.wikipedia.org/wiki.internet.
______ http://nasional. viva.co.id /news/read/,2011, 50% TKI
Berpendidikan SD. 14 Juli 2011.
67
Komunikasi Pendidikan bagi Keluarga TKI
68
Titik Purwati, Harun Ahmad & Dino Sudana
GLOSARIUM
Fishbone Diagram
Tampilan diagram yang menggambarkan seperti tulang-tulang
ikan. Rangkaian tulang belulang yang menggambarkan arah
untuk menuju suatu tujuan.
Good Fathering
Perilaku kebapakan (orang tua) yang sejalan dengan norma-
norma yang berlaku dalam keluarga dan di masyarakat dengan
dipertontonkan kepada anak-anaknya sebagai contoh agar ditiru.
Habbitual
Pola perilaku yang menjadi kebiasaan sehari-hari dalam suatu
komunitas. Perilaku ini perlu upaya melalui tindakan yang
disengaja maupun tidak disengaja untuk dijalankan.
69
Komunikasi Pendidikan bagi Keluarga TKI
Homogen
Keadaan yang dimiliki oleh sekelompok komunitas yang relatif
sama karakteristiknya.
Intensitas
Suatu perilaku/keadaan yang senantiasa berulang-ulang dengan
banyak sekali.
Media
Perangkat yang digunakan atau menjadi sarana untuk
mengantarkan suatu pesan dari satu pihak tertentu kepada pihak
lainnya.
Mindset
Kerangka berpikir seseorang yang telah terbentuk sedemikian
lama pada dirinya.
Nada Minor
Sebuah pernyataan sumbang/kurang menghargai dari seseorang
terhadap objek atau pihak tertentu tentang sebuah keadaan.
Sikap Resisten
Perilaku seseorang atau dalam sebuah komunitas yang cenderung
menolak terhadap informasi/perubahan baru yang masuk dalam
dirinya.
70
Titik Purwati, Harun Ahmad & Dino Sudana
INDEKS
B K
Balongan 16, 37, 53, 54, 63, KARAKTER 19, 37
64, 65 komunikan 19
komunikasi 5, 6, 11, 13, 16,
D
17, 18, 19, 20, 21, 22,
data 5, 13, 16, 26, 32, 33, 34, 23, 25, 26, 27, 28, 31,
35, 48, 49, 50, 51, 63 32, 33, 34, 35, 37, 38,
40, 41, 42, 43, 44, 45,
F
48, 49, 50, 51, 55, 56,
Fishbone 11, 31, 83 57, 58, 60, 61, 62, 63,
64, 67, 71, 72, 73, 74,
H
75, 83
habitual 25 komunikator 19
I kreatif 25
Individu 24 P
inovatif 25 physical 21
intelektual 21 psychological 21
intensitas 17, 18, 32, 33, 34,
41, 42, 50, 72, 73
interchange 26
71
Komunikasi Pendidikan bagi Keluarga TKI
72
Titik Purwati, Harun Ahmad & Dino Sudana
BIODATA PENULIS
73
Komunikasi Pendidikan bagi Keluarga TKI
74
Titik Purwati, Harun Ahmad & Dino Sudana
HARUN AHMAD
PERSONAL PROFILE:
Anak petani kepulauan di Halma-
hera Selatan, Maluku Utara, yang se-
jak 1995 menjadi dosen di IKIP Budi
Utomo Malang dalam jabatan Lektor
Kepala.
EXPERIENCE : Sekretaris UPT PPL & KKN, 1996
– 1999
: Ketua UPT PPL & KKN, 1999 –
2010
: Kepala Pusat Pengembangan Profesi
dan Praktik Keguruan (P3G), 2010 –
2017
: Redaktur Pelaksana PARADIGMA:
Jurnal Ilmiah Pendidikan Teori dan
Penelitian, 1997 - 2015
: Kepala Pusat Pengembangan Sum-
ber Daya Manusia & MKU (P2SDM-
MKU), 2017 – sekarang
ACADEMIC HIS- : Universitas Muhammadiyah Malang,
TORY Pendidikan Bahasa dan Sastra Indo-
nesia, 1989
: Universitas Negeri Malang, Pendi-
dikan Luar Sekolah, 2008
: Universitas Muhammadiyah Malang,
Doktor Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
2018
75
Komunikasi Pendidikan bagi Keluarga TKI
DINO SUDANA.
Riwayat Pekerjaan :
1. Lembaga Manajemen MULTIMA Jakarta. 1988 s.d. 1991
2. General Manajer pada Lembaga Pendidikan El-Rahma,
Malang. 1991 s.d. 2000
3. Staf Pengajar di IKIP Budi Utomo. 2000.
4. Direktur Politeknik Kota Malang, sejak 2020.
76
Titik Purwati, Harun Ahmad & Dino Sudana
Lain-lain :
1. Sekretaris Umum (Org. Profesi) Ikatan Sarjana Manajemen
Pendidikan Indonesia (ISMAPI) Jawa Timur. 2006 s.d.
sekarang.
2. Ketua Umum Yayasan Al-Fatih Insan Muda, Kota Malang.
2014 s.d sekarang.
(Organisasi Nirlaba yang menaungi Lembaga Pendidikan Non
formal dan Penggagas penyelenggaraan Kuttab al-Fatih, Kota
Malang. Fillial Kuttab al-Fatih, Kota Depok).
77